Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 107 Received : 12-12-2020 Revised : 01-01-2021 Published : 15-01-2021 PEMANFAATAN MEDIA FOTO KARIKATUR UNTUK MENAIKKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X MAN 1 PIDIE Nanda Saputra1, Miswar Saputra2 1STIT Al-Hilal Sigli, 2IAI Al-Aziziyah Samalanga, Indonesia nandasaputra680@gmail.com Abstrak: Riset ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pendidikan menulis bacaan anekdot dengan media foto karikatur pada siswa kelas X MAN 1 Pidie serta kenaikan keterampilan menulis bacaan anekdot pada siswa kelas X MAN 1 Pidie sesudah mendapatkan pendidikan dengan media foto karikatur. Riset ini ialah riset aksi kelas (PTK), yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, ialah perencanaan, penerapan, observasi, serta refleksi. Subyek riset ini merupakan siswa kelas X MAN 1 Pidie dengan jumlah siswa 34 orang yang terdiri dari 15 siswa wanita serta 19 siswa pria. Metode pengumpulan informasi dicoba dengan uji, observasi, serta catatan lapangan. Metode analisis informasi yang digunakan merupakan analisis kualitatif serta kuantitatif. Hasil analisis informasi menampilkan kalau kenaikan keahlian menulis bacaan anekdot pada siswa kelas X MAN 1 Pidie terjalin sesudah memakai media foto karikatur. Perolehan nilai rata- rata pada siklus I: 62, 35%, siklus II: 78, 8%, serta siklus III: 88, 9%. Dengan demikian bisa disimpulkan, pemakaian media foto karikatur dapat meningkatkan keahlian menulis bacaan anekdot, serta guru tetap tingkatkan keahliannya dalam memakai media foto karikatur. Perihal ini nampak dari siklus yang diperoleh siswa pada tiap- tiap siklus. Abstract: This research aims to describe the application of anecdotal reading writing education using caricature photo media in class X MAN 1 Pidie students and the increase in anecdotal reading writing skills in class X MAN 1 Pidie students after receiving education using caricature photo media. This research is a classroom action research (CAR), which is carried out in 3 cycles. Each cycle consists of 4 stages, namely planning, implementing, observing, and reflecting. The research subjects were students of class X MAN 1 Pidie with a total of 34 students consisting of 15 female students and 19 male students. The method of collecting information was tried by testing, observation, and field notes. The information analysis method used is qualitative and quantitative analysis. The results of the information analysis show that the increase in anecdotal reading writing skills in class X MAN 1 Pidie was intertwined after using caricature photo media. The average value obtained in cycle I: 62, 35%, cycle II: 78, 8%, and cycle III: 88, 9%. Thus, it can be concluded that the use of caricature photo media can improve writing skills for anecdotal reading, and teachers can continue to improve their skills in using caricature photo media. This matter can be seen from the cycle that students get in each cycle. Kata kunci: keahlian menulis bacaan; anekdot; media foto karikatur https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 mailto:nandasaputra680@gmail.com Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 108 PENDAHULUAN Pengembangan Kurikulum 2013 menuntut pergantian berpikir siswa dalam proses pendidikan. Kurikulum 2013 sudah memakai pendidikan bahasa berbasis bacaan, maksudnya partisipan didik dituntut buat sanggup memproduksi suatu bacaan, salah satunya merupakan bacaan anekdot. Cocok dengan KD mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkatan SMA/ MA kelas X semester gasal, pendidikan menulis bacaan anekdot ialah salah satu macam keahlian menulis yang wajib dilaksanakan. Basiran (2015:2) menerangkan jika bacaan anekdot ialah bacaan berjenis narasi yang relatif pendek yang memiliki kelucuan, dapat berbentuk ketololan, kesalahpahaman, kesalahdengaran, ketidaktahuan, kesombongan, musibah akibat ulah sendiri, serta lain-lain. Tarigan (2014:22) menerangkan jika menulis merupakan menyusutkan ataupun melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan sesuatu bahasa yang dimengerti seseorang sehingga orang lain bisa membaca lambang-lambang grafik tersebut jika mereka menguasai bahasa serta cerminan grafik. Basiran (2015:2) menerangkan kalau anekdot merupakan (cerita pendek yang lucu) yang bermakna kerangka berjenis narasi yang relatif pendek yang memiliki kelucuan. Arsyad (2014:3) mengemukakan kalau penafsiran media dalam proses belajar mengajar cenderung dimaksud bagaikan alat-alat grafis, photografis, ataupun elektonis buat menangkap, memproses, serta menyusun kembali data visual ataupun vernal. Sufanti (2015:63) melaporkan kalau foto karikatur merupakan foto simpel yang dilengkapi dengan tulisan yang berisi sindiran, pesan, olok-olok, kritik, serta sebagainya. Pemakaian media foto yang efisien, wajib memiliki tujuan yang jelas, tentu serta terperinci. Dalam perihal ini media foto yang dapat digunakan merupakan media foto yang terdapat hubungannya dengan pelajaran yang lagi dibahas ataupun permasalahan yang dialami. Media visual dalam proses belajar mengajar bisa meningkatkan keahlian visual, meningkatkan imajinasi anak, menolong membangkitkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang abstrak ataupun kejadian yang tidak bisa jadi didatangkan di dalam kelas, dan bisa menolong meningkatkan karakter siswa (Angkowo serta Kosasih, 2017:28). Media foto merupakan penyajian visual 2 ukuran yang menggunakan rancangan foto bagaikan fasilitas pertimbangan menimpa kehidupan tiap hari, misalnya yang menyangkut manusia, kejadian, benda-benda, tempat serta sebagainya (Angkowo serta Kosasih, 2017: 26). Karikatur ataupun kartun merupakan media grafis untuk memberikan pemikiran terhadap seorang, keadaan, peristiwa ataupun suasana tertentu. Foto yang disajikan lewat kartun umumnya berupa simpel serta terkesan lucu. Suatu foto karikatur yang baik bukan cuma bisa mengantarkan pesan tertentu melainkan dapat memengaruhi perilaku serta tingkah laku orang yang melihatnya (Sanjaya, 2016:163). Sejalan dengan teori tersebut, Pamungkas (2016:225) berkata kalau humor bisa terbentuk lewat foto semacam karikatur serta novel. Realitas di lapangan, pendidikan bahasa Indonesia sepanjang ini kurang melatih siswa dalam keahlian berbahasa tulis. Pendidikan cuma ditekankan pada pengetahuan berbahasa saja. Sementara itu keahlian menulis ialah keahlian yang sangat produktif serta dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pendidikan bahasa Indonesia apalagi dalam mata pelajaran lain. Perihal ini membuat aktivitas menulis sangat berkurang karena menulis berkaitan erat dengan kegiatan berpikir yang menuntut terdapatnya keahlian berpikir yang mencukupi yang menggambarkan keluasan pengetahuan serta menuntut bermacam aspek terpaut yang lain, semacam kemampuan modul tulisan, pengetahuan bahasa tulis, serta motivasi yang kokoh buat menulis. https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 109 Keberhasilan pendidikan menulis banyak didapatkan oleh seberapa jauh kedudukan guru dalam mengantarkan modul tentang menulis. Aktif serta pasifnya siswa dalam pendidikan menulis pula sangat tergantung pada model serta media yang digunakan oleh guru. Pelaksanaan metode ceramah dalam pendidikan menulis bacaan anekdot yang dilakukan oleh guru dengan alasan kepraktisan dan efisiensi kenyataannya cuma sebatas penyampaian konsep-konsep teori saja. Pendidikan menulis lebih cenderung beriorientasi pada guru sehingga kurang menumbuhkembangkan kemampuan berpikir serta kreatifitas siswa. Pendidikan menulis sepatutnya menekankan pada aktivitas aplikasi sebab hendak bisa menggali ide-ide yang terdapat dalam benak penulis. Bersumber pada hasil wawancara dengan guru bidang riset bahasa Indonesia ialah Muhammad iqbal, M.Pd, diperoleh informasi jika keahlian menulis bacaan anekdot masih di dasar Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang disepakati oleh guru bidang riset bahasa Indonesia ialah 70. Pemicu rendahnya keahlian siswa dalam menulis bacaan anekdot dalam proses pendidikan ialah, 1) Proses pendidikan masih terpaku pada guru (konvensional), 2) guru masih menekankan keahlian kognitif siswa, 3) guru tidak memakai media pendidikan, 4) siswa kurang aktif, 5) banyak siswa yang tidak mencermati guru, serta 6) Siswa merasa jenuh serta bosan. Bersumber pada latar balik di atas, hingga tujuan dari riset ini merupakan buat tingkatkan motivasi belajar serta keahlian menulis bacaan anekdot siswa kelas X MAN 1 Pidie. METODE Riset ini ialah riset aksi kelas (classroom action research). Riset aksi kelas (PTK) dilaksanakan untuk membetulkan keadaan sesuatu pelajaran yang bisa diamati secara langsung pada saat pembelajaran di kelas. Riset ini dilaksanakan di kelas X MAN 1 Pidie yang terdiri dari 34 siswa, wanita berjumlah 15 serta 19 siswa pria. Riset ini dilaksanakan dalam 3 siklus ialah; siklus I, siklus II serta aksi siklus III. Langkah penerapan PTK diseleksi model spiral ialah siklus yang dilaksanakan secara berulang-ulang serta berkepanjangan (semacam bundaran spiral). PTK model ini dikemukakan Kemmis serta Mc. Taggart (Arikunto, 2015:104). PTK memiliki 4 tahapan yang silih berhubungan ialah: 1) Sesi Perencanaan (planning), 2) Sesi Penerapan Aksi (action), 3) Sesi Observasi (observation), 4) Sesi Refleksi (reflection). Sumber informasi riset ini merupakan kejadian ialah proses belajar mengajar di dalam kelas, informan ialah siswa serta guru, serta dokumen ialah fitur pendidikan serta hasil pendidikan. Informasi riset ini terdiri dari catatan lapangan hasil observasi, catatan lapangan hasil analisis dokumen serta catatan lapangan hasil wawancara. Tidak hanya itu, metode pengumpulan informasi dalam riset ini meliputi metode kuesioner (angket), metode observasi, hasil wawancara, catatan lapangan, metode uji, serta dokumentasi gambar. Periset memakai metode analisis informasi secara kuantitatif serta metode kualitataif. Buat mengecek keabsahan informasi dalam riset ini, periset memakai metode keabsahan bersumber pada komentar Moloeng (2015:331) berbentuk triangulasi lewat sumber, tata cara riset, serta teori yang terdapat. Metode analisis informasi riset ini merupakan metode analisis kritis yang menganalisis informasi kualitatif serta metode deskriptif komparatif yang menganalisis informasi kuantitatif. Penanda kinerja riset ini menargetkan 80% kelulusan keahlian menulis bacaan anekdot siswa kelas X MAN 1 Pidie. https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 110 Instrumen evaluasi yang digunakan merupakan: (1) lembar penerapan pembelajaran; (2) lembar uji hasil belajar siswa; (3) lembar catatan lapangan. Lembar penerapan pembelajaran digunakan buat mendapatkan informasi tentang pelaksaanan pembelajaran serta ketercapaian. Lembar uji hasil belajar siswa digunakan buat mendapatkan informasi tentang hasil belajar siswa. Catatan lapangan dicoba buat mencatat kendala-kendala yang terjalin pada waktu berlangsungnya pendidikan. Berikutnya informasi yang diperoleh hendak diolah serta dianalisis secara kualitatif serta kuantitatif. Data pelaksanaan pembelajaran dianalisis secara kuantitatif menggunakan rumus: %100x N F P = Keterangan: P = Angka persentase F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Jumlah frekuensi/ banyak individu Untuk menghitung nilai rata-rata (mean) dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan rumus sebagai berikut: N x X  = Keterangan : X = Rata-Rata (Mean)  x = Jumlah seluruh skor N = Jumlah Individu (Sudjana, 2009:109) Tiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan orang) bila proporsi jawaban benar siswa ≥ 65, serta sesuatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) bila di dalam kelas tersebut ada ≥ 85% siswa yang tuntas belajarnya. Serta nilai KKM pada MAN 1 Pidie merupakan 70. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I Adapun perolehan hasil evaluasi pada Siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Perolehan Nilai Hasil Evaluasi pada Siklus I No. Nama Siswa Nilai Evaluasi Keterangan 1 Ajurni 90 Tuntas 2 Aula Nazira 70 Tuntas 3 Hasna Naura 90 Tuntas 4 Azis Fahrezi 60 Belum Tuntas 5 Alfi Ramadhani 60 Belum Tuntas 6 Khairan Nur 60 Belum Tuntas 7 Muhammad Raziq 45 Belum Tuntas 8 Muhammmad Fadlun 60 Belum Tuntas 9 Muhammad Asra 70 Tuntas 10 Faizul Kamal 65 Belum Tuntas 11 Ihsan 80 Tuntas https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 111 12 Habibi 90 Tuntas 13 Sahar 60 Belum Tuntas 14 Nailatun Izza 90 Tuntas 15 Naila Al Aura 60 Belum Tuntas 16 Nasyithatul Adzkia 45 Belum Tuntas 17 Nisa Salsabila 30 Belum Tuntas 18 Raisya Jahira 75 Tuntas 19 Raisya Dinia 90 Tuntas 20 Reza Alfian 60 Belum Tuntas 21 Syifaul Azkia 50 Belum Tuntas 22 Ulfa Rafika 85 Tuntas 23 Wildan Zafiri 75 Tuntas 24 Abdul Azis 90 Tuntas 25 Zacky Maulana 60 Belum Tuntas 26 Afdhal Maulidin 60 Belum Tuntas 27 Aprilia Vonna 60 Belum Tuntas 28 Melani Soleha Vonna 45 Belum Tuntas 29 Miftahul Jannah 60 Belum Tuntas 30 Muhammad Nabil 60 Belum Tuntas 31 Muhammad Raihan 60 Belum Tuntas 32 Muhammad Subhanallah 60 Belum Tuntas 33 Muhammad Haikal 45 Belum Tuntas 34 Qayla Aryesti 60 Belum Tuntas JUMLAH NILAI RATA- RATA 2.120 62,35 Bersumber pada hasil table 3.1 di atas, sehingga diperoleh nilai terendah 30 serta nilai paling tinggi 90 dengan rincian yang menemukan nilai 30 sebanyak 1 orang, berikutnya nilai 45 sebanyak 4 orang, 50 sebanyak 2 orang, nilai 60 sebanyak 15 orang, nilai 65 sebanyak 1 orang, nilai 70 sebanyak 2 orang, nilai 75 sebanyak 2 orang, nilai 85 sebanyak 1 orang serta 90 sebanyak 5 orang, sehingga memiliki nilai rata- rata sebesar 62, 35. Ada pula jenis nilai yang diperoleh tiap-tiap siswa bisa dilihat dari tercapainya siswa dengan nilai kriteria ketuntasan secara minimun serta ketuntasan secara klasikal yang penulis tabulasikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2. Kriteria nilai yang dicapai siswa MAN 1 Pidie pada siklus I Siklus Nilai Frekuensi Tuntas Tidak tuntas Ket I >70 <70 12 22 √ √ 45,83% 54,16% Total 34 100% Bersumber pada hasil tabel 3.2 di atas, sehingga hasil belajarnya memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) cuma 12 orang siswa dengan memeroleh nilai 45,83% sebaliknya siswa yang hasil belajarnya tidak memenuhi KKM merupakan 22 orang siswa dengan memeroleh nilai 54,16%. https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 112 2. Tindakan Pembelajaran Siklus II Tabel 3. Nilai Hasil Evaluasi Siklus II No. Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 Ajurni Aula Nazira 60 60 Belum tuntas Belum tuntas 3 4 Hasna Naura Azis Fahrezi 60 60 Belum tuntas Belum tuntas 5 6 Khairan Nur Muhammad Raziq 100 100 Tuntas Tuntas 7 8 Fadlun Muhammad Asra 90 90 Tuntas Tuntas 9 10 Faizul Kamal Ihsan 100 100 Tuntas Tuntas 11 12 Habibi Sahar 60 60 Belum tuntas Belum tuntas 13 14 Nailatul Izza Naira Al Aura 60 60 Belum tuntas Belum tuntas 15 16 Nasyithatul Adzkia Nisa Salsabila 85 85 Tuntas Tuntas 17 18 Raisya Jahira Raisya Dinia 80 80 Tuntas Tuntas 19 20 Reza Alfian Syifaul Azkia 85 85 Tuntas Tuntas 21 22 Ulfa Rafika Wildan Zafir 90 90 Tuntas Tuntas 23 24 Alfi Rahmadani Abdul Azis 90 90 Tuntas Tuntas 25 26 Zacky Maulana Afdhal Maulidin 65 65 Belum tuntas Belum tuntas 27 28 Aprilia Vonna Melani Soleha Vonna 60 60 Belum tuntas Belum tuntas 29 30 Miftahul Jannah Muhammad Nabil 70 70 Tuntas Tuntas 31 32 Muhammad Raihan Muhammad Subhanallah 75 75 Tuntas Tuntas 33 34 Muhammad Haikal Qayla Aryesti 60 60 Belum tuntas Belum tuntas JUMLAH NILAI RATA-RATA 2.280 Sangat memuaskan 78,8 Tabel di atas menampilkan keahlian siswa dalam menulis bacaan, para siswa mendapatkan peninngkatan perihal itu nampak dari hasil yang diperoleh siswa pada siklus II, pada siklus II ini cuma sebagian kelompok yang terdiri dari 14 orang yang memeroleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimun) seluruh siswa yang telah dipecah dalam 20 kelompok mendapatkan nilai yang sangat bagus. https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 113 Tabel 4. Kriteria nilai yang dicapai siswa MAN 1 Pidie pada siklus II Siklus Nilai Frekuensi Tuntas Tidak tuntas Keterangan II >70 <70 20 14 √ √ 58,82% 41,17% Total 34 100% Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 3.4 di atas, maka jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar meningkat menjadi 20 siswa dengan persentase nilai 58,82, sedangkan siswa yang hasil belajarnya tidak tuntas menurun menjadi 14 siswa dengan persentase nilai 41,17. 3. Tindakan Pembelajaran Siklus III Tabel 5. Perolehan Hasil Kelmpok Siswa Siklus III No. Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 Ajurni Aula Nazira 85 85 Tuntas Tuntas 3 4 Hasna Naura Azis Fahrezi 85 85 Tuntas Tuntas 5 6 Khairan Nur Muhammad Raziq 85 100 Tuntas Tuntas 7 8 Muhammad Fadlun Muhammad Asra 100 100 Tuntas Tuntas 9 10 Faizul Kamal Ihsan 100 100 Tuntas Tuntas 11 12 Habibi Sahar 80 80 Tuntas Tuntas 13 14 Nailatul Izza Naira Al Aura 80 80 Tuntas Tuntas 15 16 Nasyithatul Adzkia Nisa Salsabila 80 90 Tuntas Tuntas 17 18 Raisya Jahira Raisya Dinia 90 90 Tuntas Tuntas 19 20 Reza Alfian Syifaul Azkia 90 90 Tuntas Tuntas 21 22 Ulfa Rafika Wildan Zafiri 100 100 Tuntas Tuntas 23 24 Alfi Rahmadani Abdul Azis 100 100 Tuntas Tuntas 25 26 Zacky Maulana Afdhal Maulidin 85 85 Tuntas Tuntas 27 28 Aprilia Vonna Melani Soleha Vonna 85 85 Tuntas Tuntas 29 30 Miftahul Jannah Muhammad Nabil 95 95 Tuntas Tuntas 31 32 Muhammad Raihan Muhammad Subhanallah 80 80 Tuntas Tuntas 33 34 Muhammad Haikal Qayla Aryesti 80 80 Tuntas Tuntas JUMLAH NILAI RATA-RATA 3.025 Sangat memuaskan 88,9 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 114 Berdasarkan tabel di atas jumlah siswa 34 orang, adapun nilai yang diperoleh siswa pada siklus III nilai terendah 80 dan nilai tertinggi 100. Tabel 6. Nilai yang dicapai Siswa Kelas X MAN 1 Pidie Siklus III Siklus Nilai Frekuensi Tuntas Tidak tuntas Ket III >70 <70 34 0 √ 100% 0 Total 34 100% Berdasarkan hasil yang terlihat pada tabel di atas, maka terlihat semua siswa telah menuntaskan belajarnya dengan mendapatkan nilai memenuhi KKM. B. Pembahasan 1. Siklus I Riset PTK pada siklus I yang dilaksanakan di X MAN 1 Pidie pada modul menulis bacaan anekdot. Pembelajaran dilaksanakan dengan memakai tata cara konvensional dengan jumlah siswa 34 orang. Pada siklus I mayoritas siswa masih kurang paham tentang modul yang dianjurkan perihal itu dapat dilihat dari pemerolehan nilai penilaian yang dilaksankan sesudah pembelajaran ialah nilai terendah 30 serta nilai paling tinggi 90 dengan rincian yang menemukan nilai 30 sebanyak 1 orang, berikutnya nilai 45 sebanyak 4 orang, 50 sebanyak 2 orang, nilai 60 sebanyak 15 orang, nilai 65 sebanyak 1 orang, nilai 70 sebanyak 2 orang, nilai 75 sebanyak 2 orang, nilai 85 sebanyak 1 orang serta 90 sebanyak 5 orang, sehingga memiliki nilai rata-rata sebesar 62, 35. Sehingga periset bisa merumuskan pendidikan pada siklus I kurang sukses serta belum tuntas, akan tetapi kekurangan pada proses pendidikan siklus I wajib diperbaiki pada aksi berikutnya yang hendak dilaksanakan pada siklus II sehingga periset butuh mempersiapkan rencana yang lebih baik. 2. Siklus II Pada siklus II modul yang disajikan tentang menulis bacaan anekdot, pembelajaran yang dilaksanakan dengan memakai media foto karikatur. Bersumber pada tabel 3.2, dikemukakan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, perihal itu dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa pada siklus II keahlian siswa dalam menulis bacaan anekdot, para siswa mengalami peningkatan hal itu nampak dari hasil yang diperoleh siswa pada siklus II, pada siklus ke II ini cuma sebagian kelompok yang terdiri dari 2 orang yang menemukan nilai di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimun) seluruh siswa yang telah dibagi ke dalam sebagian kelompok mendapatkan nilai yang sangat bagus. Pada siklus II nilai rata-rata siswa diperoleh 78,8 sehingga periset merumuskan pendidikan dengan memakai media foto karikatur dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebab nilai pada siklus II lebih baik dibanding nilai yang diperoleh siswa pada siklus I, akan tetapi kekurangan pada siklus II dapat diperbaiki pada siklus III, untuk membetulkan pada siklus III periset melaksanakan bermacam upaya serta pendekatan dalam proses belajar mengajar pada modul menulis bacaan anekdot di MAN 1 Pidie. https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 115 3. Siklus III Pada siklus III menggunakan media gambar karikatur pada materi menulis teks anekdot. Pada siklus ini peneliti melakukan beberapa perubahan untuk melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Perubahannya adalah peneliti mengajar siswa dengan menggunakan media gambar karikatur beberapa siswa sehingga membuat siswa lebih cepat dalam memahami materi yang diajarkan guru. Pada siklus ini suasana belajar sangat aktif dan menyenangkan, tidak ada lagi siswa yang pasif mereka berlomba-lomba dalam pembelajaran karena pembelajaran dengan menggunakan media gambar karikatur dan setiap siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran serta bertukar informasi dengan sesama teman kelompoknya, hal ini sangat memudahkan peneliti dalam menjelaskan materi pembelajaran karena para peserta didik sudah saling membantu satu sama lain dalam kelompok, mereka mengajari kawan yang belum memahami pembelajaran dan berdiskusi untuk menjawab soal yang diajukan peneliti serta aktif dalam menjawab soal dalam LKS. Pada siklus III memakai media foto karikatur pada modul menulis bacaan anekdot. Pada siklus ini periset melaksanakan sebagian pergantian untuk mengaitkan siswa lebih aktif dalam pendidikan. Perubahannya merupakan periset mengajar siswa dengan memakai media foto karikatur sebagian siswa sehingga membuat siswa lebih cepat dalam menguasai modul yang dianjurkan guru. Pada siklus ini atmosfer belajar sangat aktif serta mengasyikkan, tidak terdapat lagi siswa yang pasif mereka berlomba-lomba dalam pendidikan sebab pendidikan dengan memakai media foto karikatur serta tiap siswa bisa berfungsi aktif dalam proses pendidikan dan bertukar informasi dengan sesama sahabat kelompoknya, perihal ini sangat mempermudah periset dalam menarangkan modul pendidikan sebab para siswa telah silih menolong satu sama lain dalam kelompok, mereka mengajari kawan yang belum menguasai pendidikan serta berdiskusi buat menanggapi soal yang diajukan periset dan aktif dalam menanggapi soal dalam LKS. SIMPULAN Berdasarkan kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menulis teks anekdot menggunakan media gambar karikatur pada siswa kelas X MAN 1 Pidie. Proses peningkatan pembelajaran menulis teks anekdot dengan menggunakan media gambar karikatur yaitu: 1) siswa mempelajari materi unsur-unsur teks anekdot, 2) siswa mempelajari materi kebahasaan, 3) siswa mempelajari cara menyusun kerangka cerita pendek berdasarkan media gambar karikatur, dan 4) siswa menulis teks anekdot menggunakan media gambar karikatur. Peningkatan keterampilan menulis teks anekdot ditunjukkan pada siklus I mendapatkan nilai rata-rata siswa 62,35, siklus II mendapatkan nilai rata-rata siswa 78,8 dan siklus III mendapatkan nilai rata-rata siswa 88,9. Aktivitas siswa lebih aktif dalam belajar dengan menggunakan media gambar karikatur pada pembelajaran menulis teks anekdot di kelas X MAN 1 Pidie. Bersumber pada aktivitas riset aksi kelas yang sudah dilaksanakan, hingga bisa disimpulkan kalau terjalin kenaikan keahlian menulis bacaan anekdot memakai media foto karikatur pada siswa kelas X MAN 1 Pidie. Proses kenaikan pendidikan menulis bacaan anekdot dengan memakai media foto karikatur ialah: 1) siswa menekuni modul unsur- unsur bacaan anekdot, 2) siswa menekuni modul kebahasaan, 3) siswa menekuni metode menyusun https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77 116 kerangka cerita pendek bersumber pada media foto karikatur, serta 4) siswa menulis bacaan anekdot memakai media foto karikatur. Kenaikan keahlian menulis bacaan anekdot ditunjukkan pada siklus I memperoleh nilai rata-rata siswa 62,35, siklus II memperoleh nilai rata- rata siswa 78,8 serta siklus III memperoleh nilai rata-rata siswa 88,9. Kegiatan siswa lebih aktif dalam belajar dengan memakai media foto karikatur pada pendidikan menulis bacaan anekdot di kelas X MAN 1 Pidie. DAFTAR RUJUKAN Angkowo, R dan Kosasih, A. 2017. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo. Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafinfo Persada. Arikunto. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Basiran, M., dkk. 2015. Bahasa Indonesia 1A SMK/MAK dan SMA/MA. Yogyakarta: LP2IP. Moleong, Lexy. 2015. Metodologi Penelitian Kualititatif. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya. Pamungkas, Sri. 2016. Bahasa Indonesia dalam berbagai Perspektif dilengkapi dengan Teori, Aplikasi dan Analisis Penggunaan Bahasa saat ini. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Sanjaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Pendidikan Jakarta: Kencana. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil prose Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sufanti, Main. 2015. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka. Tarigan, H.G. 2014. Menulis sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa. https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.77