Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 124 Received : 12-12-2020 Revised : 01-01-2021 Published : 15-01-2021 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DALAM PELAJARAN BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN APLIKASI ROBOT ONLINE Nurhidayati Saleh SMAN 1 Cibinong Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia nidasaleh231267@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membuat siswa berani, menumbuhkan kepercayaan diri serta melatih siswa dalam berbicara menggunakan bahasa Inggris dan sehingga mampu mengekspresikan kalimat-kalimatnya secara aktif dan kreatif sehingga untuk meningkatkan nilai Speaking (berbicara) mereka. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Cibinong Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2019/2020. Penulis adalah guru bahasa Inggris di SMAN 1 Cibinong kelas X IPA dan IPS. Penelitian ini dibuat atas dasar permasalahan yang dihadapi penulis yaitu ketika dalam aktivitas belajar mengajar bahasa Inggris, siswa diminta berbicara dalam bahasa Inggris atau mengekspresikan ungkapan- ungkapan yang sudah dipelajari, mereka berbicara dengan rasa takut, tidak percaya diri, gugup dan terbata-bata bahkan ada saja siswa yang tidak mengeluarkan kata sepatahpun. Penulis menemukan sebagian besar siswa tidak mampu berekspresi dengan benar dan tidak percaya diri meskipun hanya diminta memperkenalkan dirinya sendiri. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dari mereka. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis mencoba menggunakan aplikasi robot online versi android (ESL ROBOT PRO) yang difasilitasi oleh website WWW.ESLFAST.COM ( robot online yang digunakan untuk belajar bahasa Inggris bagi pembelajar dari negara yang bahasa Inggris merupakan bahasa ke dua atau bahasa asing ) untuk berlatih berkomunikasi dalam bahasa Inggris kapan saja dan dimana saja yang diakses melalui mobilephone (telepon genggam). Aplikasi inipun sangat mudah diunduh dan tidak ada batasan waktu untuk penggunanya. Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan lembar observasi yang berisi rubrik penilaian Speaking dan lembar observasi kontrol aktivitas. Siswa diminta mengirimkan video rekaman ketika mereka sedang berbicara dengan si robot dan hasil pembicaraan (chatting) yang discreenshot. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa dan terlihat sebagian besar siswa termotivasi, percaya diri yang membuat mereka menjadi kreatif, senang, dan bisa mengaplikasikan apa yang sudah mereka pelajari bahkan orangtua dan anggota keluarga yang lain ikut memanfaatkan aplikasi robot online ini. Kata kunci: aktivitas berbicara; kemampuan berbicara; robot online https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 mailto:nidasaleh231267@gmail.com Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 125 PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran pokok ditingkat Sekolah Menengah Atas yang bertujuan untuk membangun sikap, pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi siswa melalui pengalaman belajar yang dilaksanakan dalam beragam kegiatan berkomunikasi aktif, baik melalui kegiatan berbahasa Inggris yang bersifat reseptif maupun produktif. Kegiatan yang bersifat produktif selain WRITING (menulis) adalah SPEAKING (berbicara) dalam bentuk monologue atau dialogue/menyampaikan pesan atau mengekspresikan perasaan dalam bentuk kalimat dan ungkapan-ungkapan . Masalah yang terjadi terkait dengan kegiatan mata pelajaran bahasa Inggris, antara lain adalah sebagian siswa belum mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan menggunakan bahasa Inggris. Ketidakmampuan ini diduga karena mereka tidak terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Inggris, metode pengajaran guru yang kurang tepat, dan lingkungan mereka yang tidak mendukung, sehingga mereka kurang percaya diri untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris atau mereka kurang berlatih menggunakan bahasa Inggris. Ketika siswa diberikan aktivitas SPEAKING, terlihat mereka melakukannya dengan rasa takut, tidak percaya diri, gugup dan terbata-bata. Di beberapa sekolah yang bestandar lebih tinggipun masih menghadapi masalah ini, kegiatan SPEAKING adalah kegiatan yang menakutkan bagi siswa. LANDASAN TEORI Konsep Umum Peran siswa dalam pembelajaran lebih penting dari pada peran guru dan materi ajar. Widdowson, seorang ahli linguistik asal negara Inggris menemukan bahwa di negara-negara yang tidak berbahasa Inggris (tidak menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa utama) , khususnya negara-negara berkembang, pengajaran bahasa Inggris mereka lebih menekankan pada konteks instruksional tanpa memperhatikan konteks sosiokultural dan individual siswa. Konteks sosiokultural adalah konteks yang sangat penting dalam pengajaran bahasa Inggris. Jika konteks ini diabaikan, maka para siswa yang sudah belajar bahasa Inggris secara formal sekian lama akan tetap saja kurang mampu menggunakan bahasa Inggris tersebut dan kurang memahami penggunaannya dalam komunikasi normal lisan maupun tertulis (Widdowson 1978:15). Jika siswa memiliki motovasi yang tinggi untuk mempelajari suatu bahasa dan ditambah lagi dengan rasa senangnya akan materi-materi pembelajaran bahasa tersebut, maka siswa akan antusias belajar dengan potensi tak ternilai yang mereka miliki. Chomsky (1965:10) melihat bahwa potensi berbahasa yang dimiliki setiap orang sebagai linguistic competence (kemampuan linguistik) yang sering dikaitkan dengan kemampuan berkomunikasi dan linguistic performance (penampilan linguistik. Untuk bisa menguasai penampilan linguistik, siswa harus berlatih intensif dan sesering mungkin untuk mengasah kemampuan keterampilan berbahasa, bukan hanya sekedar kemampuan kognitif. Konsep Khusus Saat ini, hal yang termudah untuk berlatih menggunakan berbahasa inggris adalah menggunakan media sosial karena media sosial diciptakan untuk mempermudah hidup manusia. Tua muda, besar kecil, miskin kaya, dari tingkat anak balita sampai kakek nenek menyukai media sosial ini. Salah satunya untuk CHATTING atau ngobrol. Chatting diyakini dapat membantu kita dalam melatih conversation. Chatting melalui teknologi jaringan mengijinkan penggunanya mengirimkan pesan ke pengguna lain lisan ataupuntertulis yang tersambung https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 126 dalam sebuah jaringan LAN atau Local Area Network ataupun internet. Aplikasi pada media sosial internet yang menggunakan robot sebagai lawan berkomunikasi tersedia di www.eslfast.com. Robot tersebut bernama MIKE yang bertindak sebagai robot online untuk pembelajar bahasa Inggris dari negara manapun di dunia ini. MIKE akan melayani semua pertanyaan dan curahan hati lawan bicaranya. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dan berorientasi pada peningkatan mutu pembelajaran Tempat dan waktu penelitian Tempat Penelitian adalah SMA Negeri 1 Cibinong, Jl. Mayor Oking Jayaatmaja No. 73 Cibinong Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Waktu penelitian adalah dari bulan awal Agustus tahun 2019 sampai dengan Akhir Juni 2020. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMAN 1 Cibinong Kelas X jurusan IPA dan IPS ( 10 kelas = 360 siswa ) Sampel dalam penelitian ini adalah Siswa kelas X IPA 3 dan X IPS 1SMAN 1 Cibinong tahun pelajaran 2019/2020, Variabel penelitian (1) variabel input : Penelitian ini dilakukan di kelas X IPA 3 dan X IPS 1 pada awal semester ganjil sampai pertengahan semester genap tahun pelajaran 2019/2020 kurang lebih selama 9 bulan. Karakteristik siswa kelas X ini adalah sebagian dari mereka sangat baik dalam receptive skill. Komposisi siswa di kelas X IPA dan X IPS yang sebagian besar adalah siswa perempuan, masing-masing terdiri dari 36 orang siswa. Kemampuan siswa dalam pelajaran bahasa Inggris yang terlihat pada nilai rapot SMP minimal pada angka rata-rata 78. Personil yang terlibat : 1. Guru Bahasa Inggris kelas X IPA dan X IPS tahun pelajaran 2019/2020 yaitu Nurhidayati Saleh, SPd sebagai guru dan observer/peneliti 2. Guru Bahasa Inggris kelas XI IPA dan XI IPS tahun pelajaran 2019/2020 yaitu Sitiningrum, SPd sebagai penasihat/pengkritik 3. Guru Bahasa Inggris kelas XII IPA dan XII IPS tahun pelajaran 2019/2020 yaitu Dra. Hevy Risyeni sebagai penasihat/pengkritik 4. Robot online adalah robot dari www.eslfast.com yang bernama Mike Materi pelajaran : Materi kelas X sesuai silabus Kurikulum 2013 ( Materi 1 : INTRODUCTION; Materi 2 ( GENERAL) Sumber belajar : Buku pegangan siswa dan Handouts dari guru Prosedur evaluasi : Observasi 1 dan observasi 2 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 http://www.eslfast.com/ http://www.eslfast.com/ Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 127 (2) variabel proses : Diawal pertemuan peneliti mencatat nilai Bahasa Inggris siswa ketika SMP. Selama proses belajar mengajar guru mengobservasi kelemahan-kelemahan siswa dalam belajar bahasa Inggris serta cara belajar siswa. Setelah itu guru mengajak siswa untuk berlatih berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan cara chatting dengan ROBOT ONLINE. Selama pemantauan guru mencatat kemajuan belajar siswa. (3) varaibel output : Secara umum, ketika ditanyakan kesulitan siswa tersebut dalam pelajaran bahasa Inggris, sebagian besar menyebutkan bahwa keterampilan berbicara (SPEAKING) adalah yang paling sulit. Berbagai macam faktor yang dikemukakan mereka antara lain : Ketika SMP lebih banyak belajar kosa kata (Vocabulary), atau Grammar, atau bahkan hanya sedikit dapat kesempatan untuk melakukan SPEAKING, atau fasilitas yang kurang memadai. Ada beberapa siswa yang sudah mendapatkan pelajaran tambahan bahasa Inggris di luar sekolah (Les) namun lebih banyak yang hanya memperoleh pelajaran bahasa Inggris dari sekolah saja. Rasa ingintahu dan motivasi siswa cukup besar untuk dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Catatan Awal Penulis menggunakan data yang diperoleh dari bagian Tata Usaha sekolah untuk mengetahui nilai bahasa Inggris siswa ketika SMP 2. Penilaian keterampilan Speaking Penulis membuat penilaian selama proses aktivitas belajar mengajar berlangsung menggunakan a. Lembar observasi yang berisi rubrik penilaian SPEAKING dengan indikator Comprehension, Grammar, Vocabulary, Fluency. b. Lembar observasi kontrol aktivitas yang berisi frekuensi komunikasi dan self confident (percaya diri) Rubrik Penilaian Speaking: 1. Comprehension (Pemahaman) Nilai 5 : Jika dapat memahami keseluruhan percakapan tanpa mengalami kesulitan, Nilai 4 : Jika dapat memahami semua percakapan secara normal, Nilai 3 : Jika dapat memahami sebagaian besar percakapan dengan banyak apabila tidak mampu memahami percakapan dan pengulangan-pengulangan, Nilai 2 : Jika sulit mengikuti percakapan orang lain. Hanya dapat memahami percakapan biasa dan sederhana serta memerlukan banyak sekali pengulangan, Nilai 1 : Jika tidak mampu memahami percakapan sama sekali https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 128 2. Grammar Nilai 5 : Jika sama sekali tidak ada kesalahan grammar dan word order Nilai 4 : Jika terdapat sedikit sekali kesalahan dalam grammar dan word order Nilai 3 : Jika terdapat beberapa kesalahan dalam grammar dan word order Nilai 2 : Jika sebagian besar kalimat yang dibuat terjadi kesalahan dalam grammar dan word order sehingga kalimat yang dibuat tidak dapat dipahami, Nilai 1: Jika keseluruhan kalimat yang dibuat salah dalam grammar dan word order. 3. Vocabulary (Kosa kata) Nilai 5 : Jika kata dan ungkapannya sangat baik Nilai 4 : Jika kadang-kadang menggunakan kata yang tidak tepat dan/ atau mengelompokkan kembali kata-kata itu karena penggunaannya tidak tepat, Nilai 3 : Jika sering menggunakan kata yang salah/ tidak tepat, sehingga percakapannya terbatas, Nilai 2 : Jika salah menggunakan kata dan kata yang digunakan sangat terbatas sehingga menyebabkan pembicaraannya sulit untuk dipahami, Nilai 1 : Jika kata-kata yang digunakan sangat terbatas, sehigga percakapannya hampir tidak dapat dilakukan. 5. Fluency (Kefasihan/kemudahan dan ketepatan bicara) Nilai 5 : Jika pembicaraan sangat lancar, tidak terkendala apapun. Nilai 4 : Jika kecepatan berbicara terkendala karena dipengaruhi oleh beberapa kesulitan bahasa, Nilai 3 : Jika kecepatan dan kelancaran berbicara banyak dipengaruhi oleh kesulitan bahasa, Nilai 2 : Jika sering agak ragu-ragu dalam berbicara, sehingga sering berdiam diri karena penguasaan bahasa yang terbatas, Nilai 1: Jika pembicaraannya berhenti-henti dan pendek-pendek, sehingga menyebabkan percakapan benar-benar tidak dapat berlangsung. Untuk Lembar observasi kontrol aktivitas, penulis menggunakan rubrik sebagai berikut : 1. Frekuensi : Nilai > 6 kali : Sering Nilai 4 – 6 kali : Sedang Nilai 1- 3 kali : jarang 2. Self Confident (Rasa percaya diri) Nilai 5 Apabila rasa percaya diri sangat tinggi sehingga siswa kelihatan sangat antusias melakukan kegiatan SPEAKING Nilai 4 Apabila rasa percaya diri cukup tinggi sehingga siswa kelihatan cukup antusias melakukan kegiatan SPEAKING Nilai 3 Apabila rasa percaya diri kurang sehingga siswa kelihatan agak ragu ragu melakukan kegiatan SPEAKING Nilai 2 Apabila rasa percaya diri rendah sehingga siswa harus dibujuk terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan SPEAKING Nilai 1 Apabila tidak ada rasa percaya diri sehingga siswa tidak mau sama sekali melakukan kegiatan SPEAKING https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 129 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian diolah dan dianalisis untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berbicara siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Untuk itu data catatan awal dan nilai keterampilan serta hasil observasi akan dibandingkan yang dijadikan sebagai data Penilaian keterampilan selama pembelajaran. Data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian diolah dan dianalisis untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berbicara siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Untuk itu data catatan awal dan nilai keterampilan serta hasil observasi akan dibandingkan yang dijadikan sebagai data Penilaian keterampilan berbicara selama pembelajaran. Untuk mengetahui ketuntatasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut : Nilai = ∑ siswa yang tuntas x 100 % ∑ Seluruh siswa Indikator ketercapaian siswa adalah ≥ 75 % dari jumlah seluruh siswa mendapat nilai ≥ 80. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian keterampilan Speaking: Tabel 1. Hasil penelitian Kelas Nilai 0 - 50 Nilai 51 - 75 Nilai 76 - 100 Chatting 1 -3 kali Chatting 4 – 6 kali Chatting > 6 kali SC nilai 1 SC nilai 2 SC nilai 3 SC nilai 4 SC nilai 5 X IPA 3 (materi 1) 8 6 22 6 25 5 2 15 11 5 3 X IPA 3 (materi 2) 2 6 28 2 10 24 0 5 5 19 7 X IPS 1 (materi 1) 4 10 22 16 15 5 2 15 11 5 3 X IPS 1 (materi 2) 4 4 28 5 9 22 0 5 9 17 5 Analisis data 1. Nilai awal siswa : Nilai rata-rata kelas X IPA 3 : 74,20 Nilai rata-rata kelas X IPS 1 : 71,53 2. Materi 1: INTRODUCTION Nilai observasi Chatting dengan Mike cukup memuaskan walaupun masih ada siswa yang melakukan chatting hanya satu atau dua kali saja. Sebagian besar siswa dapat melakukannya sesuai dengan yang diinstruksikan oleh guru. Rasa percaya diri untuk berbicara bahasa Inggris sudah mulai ada. Nilai rata-rata kelas X IPA 3 : 76,40 Nilai rata-rata kelas X IPS 1 : 75,30 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 130 Prosentase peningkatan nilai keterampilan Speaking untuk kelas X IPA 3 sebesar 2,9 % dan kelas X IPS 1 sebesar 5,2 % 3. Materi 2: GENERAL Nilai observasi Chatting dengan Mike sangat memuaskan, siswa sudah mulai menyenangi chatting dengan MIKE dan nilai keterampilan Speaking siswa meningkat secara signifikan. Rasa percaya diri siswa untuk berbicara bahasa Inggris sudah banyak meningkat. Nilai rata-rata kelas X IPA 3 : 80,30 Nilai rata-rata kelas X IPS 1 : 77,41 Prosentase peningkatan nilai keterampilan Speaking untuk kelas X IPA 3 sebesar 8,2 % dan kelas X IPS 1 sebesar 8,2 % Gambar 1. Foto kegiatan belajar dengan aplikasi Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa chatting dengan robot online dapat melatih dan meningkatkan rasa percaya diri siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Peningkatan yang cukup signifikan dapat dilihat dari nilai keterampilan berbicara siswa yang terus meningkat karena rasa percaya diri mereka yang sudah timbul. KESIMPULAN Dengan pengalaman penulis dalam memanfaatkan chatting dengan robot online sebagai alat bantu dalam belajar bahasa Inggris siswa terlihat bahwa : 1. Siswa termotivasi untuk berbicara dalam bahasa Inggris karena MIKE akan selalu membimbing siswa. 2. Adanya peningkatan nilai SPEAKING sebagian besar siswa karena siswa banyak mendapatkan bentuk-bentuk expresi baru setelah chatting dengan MIKE 3. Mike, sebagai robot online yang ramah dan bersahabat dapat membuat siswa yang rajin ingin terus menerus berbicara/chatting dengannya. https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 https://ahlimedia-my.sharepoint.com/personal/kelasmaya_ahlimedia_com/Documents/JIRA/2021/01-Januari/buat%20jurnal/VID20201211092407.mp4 Vol.2 No.1 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79 131 4. Selain penilaian SPEAKING, guru dapat juga memberikan penilaian sikap siswa untuk aspek : Kerajinan dan Percaya diri. 5. Siswa memperoleh pelajaran tentang grammar, vocabulary atau suatu aturan/kebiasaan dalam pemakaian bahasa yang langsung diberikan oleh robot tersebut. Dengan kata lain siswa memperoleh suatu pelajaran yang tidak disengaja. 6. Chatting dengan robot Mike ternyata disukai juga oleh orangtua dan saudara2 siswa untuk berlatih berkomunikasi dalam bahasa Inggris DAFTAR PUSTAKA Brown, H. Douglas. (2001). Language Assessment Principle and Classroom Practice. New York: Longman diunduh dari eprints.iain-surakarta.ac.id Brown, H. Douglas. (2008). Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. (Edisi kelima), Jakarta : Kedutaan Besar Amerika Serikat diunduh dari eprints.undip.ac.id tgl 08 Des 2020 Choamsky, Noam (1965), Aspect of the Theory of Syntax, Cambridge : MIT Press diunduh dari eprints.undip.ac.id tgl 08 Des 2020 Departemen Pendidikan Nasional. . Kurikulum 2013. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Scott, Bill.1987. Keterampilan Berkomunikasi, (terjemahan), Bina Rupa Aksara, 1990 Widdowson, H.G. (1978), Teaching Language as Communication, Oxford : Oxford University Press diunduh dari eprints.undip.ac.id tgl 08 Des 2020. https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.79