Microsoft Word - 07-Lutfia.docx Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 213 Received : 22-12-2020 Revised : 28-01-2021 Published : 15-02-2021 PENINGKATAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT SUNAH DENGAN STRATEGI PEMODELAN DI KELAS VII MTS AL-IHSAN TANAH GROGOT Lutfiati MTs Al-Ihsan Tanah Grogot, Indonesia klutfiati@gmail.com Abstrak Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan alasan utama, yakni masih rendahnya prestasi siswa pada mata pelajaran Fiqih, khususnya untuk materi shalat sunah di kelas terteliti, yakni kelas VII MTs Al- Ihsan Tanah Grogot. Rendanya hasil belajar ini salah satu penyebabnya adalah tidak tepat dan tidak bervariasinya strategi belajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan secara kolaboratoris antara guru sebagai peneliti dengan teman sejawat sebagai observer. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, yakni teknik tes perbuatan dan observasi. Dari pembahasan hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan strategi pemodelan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih di kelas terteliti. Berdasarkan hasil tersebut disarankan 1) kepada para guru Mata Pelajaran Fiqih untuk dapat menerapkan strategi pemodelan dalam meningkatkan prestasi pada mata pelajaran fiqih, 2) kepada kepala sekolah agar memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para guru untuk berinovasi dan selalu memberikan dukungan, baik materiil dan moril, dan 3) kepada pemegang kebijakan bidang pendidikan, baik Kantor Kementrian Agama Kabupaten Paser, maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Paser agar memfasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui berbagai pelatihan. Kata Kunci: peningkatan; prestasi; fiqih shalat; pemodelan Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 214 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses perubahan yang dilakukan secara terencana dan terus menerus untuk mengubah dan menjadikan insan manusia menjadi lebih baik. Pendidikan di era moderen ini merupakan keharusan yang harus dimiliki oleh setiap anak usia sekolah di Indonesia. Hal ini sangat mendasar dikarenakan kualitas hidup manusia ditentukan oleh kualitas pendidikan sebagai salah satu tolak ukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Tinggi rendahnya kualitas kesejahteraan suatu peradaban masyarakat ditentukan dan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kualitas pendidikan massyarakat tersebut. Pendidikan merupakan proses yang dilakukan antarindividu dan antarkelompok. Proses pendidikan itu merupakan proses berkelanjutan di dalam menanamkan nilai-nilai pengetahuan, sikap, maupun keterampilan di dalam diri manusia untuk dapat dimanfaatkan di dalam kehidupannya. Proses yang berkelanjutan ini dilakukan sebagai upaya eksplorasi tumbuh dan kembang anak menuju proses yang lebih baik, baik pada aspek pengetahuan, sikap, maupun keperibadian. Selain itu, pendidikan pada dasarnya juga merupakan proses yang dilakukan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat manusia melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Mujadalah ayat 11. Yang berbunyi: َنیِذَّلاُ zَِّ َعفَْری اوُزُشْنَاف اوُزُشْنا َلیِق َاذِإَو ۖ ْمَُكلُ zَِّ حَسَْفی اوُحَسْفَاف ِسِلاَجَمْلا يِف اوُحََّسَفت ْمَُكل َلیِق َاذِإ اُونَمآ َنیِذَّلا اَھَُّیأ َای ٌریِبَخ َنُولَمَْعت اَمِبُ zََّو ۚ ٍتاَجََرد َمْلِعْلا اُوتُوأ َنیِذَّلاَو ْمُكْنِم اُونَمآ Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di MTS adalah Mata pelajaran Fiqih. Mata pelajaran Fiqih merupakan rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Di dalam buku Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (Standar Kompetensi) (Depag RI, 2005) dijelaskan bahwa tujuan mata pelajaran Fiqih diajarkan di MTs adalah untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok dalam hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli, sebagai pedoman hidup bagi kehidupan pribadi dan sosial; dan melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar, sehingga dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Pelaksanaan pembelajaran Fiqih berdasarkan kurikulum Madrasah Tsanawiyah menggunakan dua pendekatan. Pendekatan yang pertama untuk pembelajaran pada siswa kelas VII dan VIII menggunakan pendekatan tematik. Sedangkan untuk pembelajaran pada siswa kelas IX dilaksanakan dengan pendekatan mata pelajaran. Dalam satu minggu alokasi waktu yang diberikan adalah dua jam pelajaran dengan alokasi waktu 40 menit setiap satu jam pelajaran. Secara umum mata pelajaran Fiqih memiliki peran yang sangan penting dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik agar dapat mempraktekkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari- hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dan Allah, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, serta makhluk lainnya ataupun lingkungannya. Sebagai salah satu rumpun dari Pendidikan Agama Islam, mata pelajaran ini dulaksanakan dengan maksud untuk menumbuhkembangkan keimanan melalui penanaman dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 215 tinggi. Hal itu sejalan dengan tujuan pendidikan nasional seperti termaktub pada Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 yang berbunyi, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Tim Pustaka Merah Putih, 2007) Madrasyah Tsanawiyah merupakan lembaga pendidikan kedua yang bertugas membantu keluarga dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan serta pendayagunaan potensi tertentu yang dimiliki anak, agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat ataupun sebagai individu. Sebagai satuan pendidikan, Madrasyah melaksanakan pendidikan secara formal artinya terkait oleh peraturan-peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilaksanakan. Serta bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yang diharapkan dapat menjadi insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil, memiliki budi pekerti luhur, berkepribadian yang kuat serta memiliki semangat yang tinggi. Namun kondisi yang terjadi di kelas masih banyak masalah dalam pembelajaran yang perlu dibenahi sehingga banyak kendala untuk mencapai impian dan harapan. Salah satunya adalah proses pembelajaran Fiqih itu sendiri. Pembelajaran masih banyak dilakukan dengan model-model konvensional sehingga sulit untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam belajar. Pembelajarann juga kurang menarik dan menyenangkan sehingga pembelajaran Fiqih cenderung membosankan dan kurang begitu menarik minat para siswa. Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru, siswa kurang aktif bertanya, dan tidak semua siswa dapat mempraktikkan materi yang telah di ajarkan. Hasil identifikasi yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran Fiqih di kelas VII Mts Al-Ihsan Tanah Grogot menunjukkan bahwa hasil pembelajaran masih rendah dan belum memuaskan. Identifikasi yang dilakukan melalui observasi dan tes awal menunjukkan bahwa, kemampuan siswa pada mata pelajaran Fiqih pada kompetensi dasar Mengetahui cara melakukan salat sunah belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal tersebut dilihat dari tingkat ketercapaian KKM untuk mata pelajaran Fiqih yang dicapai siswa. Dengan KKM mata pelajaran yang ditetapkan untuk mata pelajaran Fiqih di kelas VII Mts Al-Ihsan Tanah Grogot yakni, 7,0 ternyata masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM tersebut. Kondisi di atas, berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru pengajar lebih banyak disebabkan pembelajaran yang monoton dan tidak banyak menuntut keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Artinya, dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya pada materi praktik shalat, guru lebih banyak memberikan penjelasan secara klasikal kepada siswa. Padahal materi tersebut membutuhkan keterampilan psikomotorik yang akan lebih mudah dikuasai oleh siswa jika siswa benyak melihat dan mencoba melakukannya. Untuk itu, dibutuhkan metode dalam proses belajar mengajar yang dapat memberikan kepada siswa fasilitas untuk dapat memahami secara jelas bagaimana suatu pekerjaan/shalat itu dapat dilakukan dengan benar. Salah satu metode atau strategi belajar yang diharapkan dapat memenuhi tujuan tersebut adalah strategi pemodelan. Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 216 Strategi pemodelan adalah suatu cara mengajar dalam bentuk proses yang ditunjukkan oleh guru kepada siswanya tentang bagaimana melakukan Sesutu tugas sehingga siswa tersebut mampu membangun pemahaman sendiri tentang bagaimana menyelesaikan tugasnya. Tujuannya agar siswa dapat mengetahui, melihat, dan dapat melakukan dengan baik hal yang dicontohkan oleh si pemodel atau membuat sesuatu seperti yang dicontohkan sesuai dengan kreativitasnya. Tanpa ada contoh atau model, siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajarannya. Berdasarkan analisa tersebut, melalui diskusi bersama yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran kelompok mata pelajaran pendidikan Agana Islam yang lain sebagai teman sejawat, disepakati untuk menerapkan strategi pemodelan dalam mengatasi permasalahan, yakni untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan shalat sunah di kelas VII MTs Al-Ihsan Tanah Grogot tahun pelajaran 2019/2020. METODE PENELITIAN Waktu pelaksanaan penelitian kurang lebih tiga bulan, yakni sejak bulan Agustus sampai dengan bulai Oktober 2019. Penelitian dilaksanakan di MTS Al-Ihsan Tanah Grogot yang terletak di Desa Senaken, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser. Subjek penelitianya adalah siswa kelas VII yang berjumlah 15 orang siswa dengan KD “Mengetahui cara melakukan salat sunah”. Sementara itu strategi yang digunakan adalah strategi pemodelan Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian tindakan merujuk pada model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1992:11), yang meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Alur pelaksanaan tindakan diaparlan pada gambar berikut. Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Diadaptasi dari Model Kemmis dan Taggart Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 217 Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan Tindakaan Pada tahap ini, peneliti bersama teman sejawat, melakukan diskusi bersama untuk mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan penelitian. Hal-hal yang disiapkan adalah sebagai berikut. a. Menyusun RPP yang menggunakan strategi pemodelan b. Menyiapkan intrumen penelitian c. Menyiapkan meteri pelajaran d. Mengembangkan media pembelajaran e. Menyiapkan model 2. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan tindakan, yang dilakukan guru sebagai peneliti adalah melaksanakan pembelajaran mata pelajaran Fiqih dengan menggunakan strategi pemodelan. Pelaksanaan pembelajaran dibantu oleh teman sejawat yang juga bertindak sebagai oserver. Dalam pelaksanaan pembelajaran Fiqih dengan strategi pemodelan, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru diuraikan pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Langkah Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Fiqih dengan strategi pemodelan NO TAHAP DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU 1 Pendahuluan a. Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama b. Guru melakukan presensi c. Guru berinteraksi dengan dengan siswa dengan melakukan apersepsi d. Guru menyajika, tujuan pembelajaran kepada siswa e. Pembagian kelompok kecil yang dilakukan guru secara heterogen 10 Menit 2 Inti a. Guru memberikan contoh model bacaan dan cara /gerakan shlatshalat b. Siswa diminta untuk memperhatikan dan mengamati pemodelan yang dilakukan oleh guru c. Guru memfasilitasi siswa untuk mencoba memptaktikkan tatacara shalat sunnah seperti yang dimodelkan d. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mempraktikkan gerkaan shalat e. Guru melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam melaksanakan praktik shalat secara individual. 60 Menit 3 Penutup a. Guru dan siswa melakuka refleksi b. Guru dan siswa membuat simpulan c. Guru memberikan tugas 10 Menit 3. Observasi dan Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan sejalan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru sebagai peneliti dibantu oleh teman sejaat sebagai observer melakukan pengamatan dan pencatatan secara detil terhadap semua tindakan dan perilaku yang terjadi di kelas, baik yang dilakukan guru maupun siswa. Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 218 4. Refleksi dan Interpretasi Setelah tindakan pembelajaran dilakukan, diakhir siklus dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi oleh peneliti dan guru mata pelajaran. Pada tahap ini, dilakukan pencocokan terhadap perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Diskusi juga membahas kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam setiap siklus. Pada tahap refleksi juga digunakan sebagai sarana interpretasi terhadap keberhasilan dan kekurangan tindakan penelitian setiap siklus. Hasil refleksi akan menjadi acuan bago peneliti untuk untuk melakukan perbaikan tindakan siklus pada berikutnya. Data dalam penelitian dikumpulkaan dengan menggunakan teknik observasi dan tes perbuatan. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan yakni (1) pedoman observsi dan (2) panduan penilaian praktik shalat. Penggunaan teknik observasi dilakukan untuk memperoleh data dengan cara mengamati latar kelas dan semua aktivitas berlangsungnya proses belajar mengajar dengan pemodelan. Pengamatan dilakukan pada aktivitas belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah pedoman observasi. Tes perbuatan digunakan untuk memperoleh gambaran prestasi atas kemampuan siswa dalam melaksanakan shalat. Instrumen yang digunakan adalah panduan penilaian praktik shalat sunnah. Sementara itu, data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif “model alir”. Teknik ini merupakan pendapat Milles dan Huberman (1992). Pada model analisis data ini, data penelitian dianalisis melalui empat tahap, yakni (1) menelaah data, (2) reduksi data, (3) Penyajian data, (4) penyimpulan data. Adapun prosedur yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian adalah sebagai berikut. 1. Pengumpulan data-data penelitian dengan menggunakan instrumen yang tersedia. 2. Mengelompokkan data berdasarkan klasifikasinya. 3. Mereduksi data, yakni peneliti melakukan pemilahan dan penyeleksian atas data-data yang sudah ada. 4. Menyajikan data dalam bentuk narasi maupun tabel. 5. Membuat kesimpulan atas hasil penelitan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan pembelajaran Siklus 1 diadakan pada hari Selasa tanggal 4 dan 11 Agustus 2019. Sedangkan sikus II pada hari Selasa, tanggal 1 dan 8 September 2019. Dari hasil observasi dan penilaian yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat dipaparkan hasil sebagai berikut. Pada awal pertemuan ini guru mengadakan berbagai kegiatan atau tindakan untuk mengkondisikan siswa agar lebih siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, mengabsen siswa, dan berinteraksi terhadap semua siswa. Hal ini dilakukan untuk mengkondisikan kesiapan belajar siswa terhadap materi yang akan dipelajarinya. Kemudian guru menberikan informasi tentang tujuan dan manfaat mempelajari seputar wudhu. Di tambah lagi dengan penyampaian materi pokok dan kompetensi dasar yang akan dibahas, yaitu materi pada KD “Mengetahui cara melakukan salat sunah”. Adapun indicator Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 219 yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah 1) siswa dapat menjelaskan syarat syah dan rukun shalat sunah, dan 2) dapat mempraktikkan shalat sunah. Setelah itu, guru terlebih mencoba untuk memancing schemata siswa tentang materi yang akan disampaikan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan seputar shalat. Guru menjembatani pengetahuan siswa dengan mengingatkan kembali tentang pelajaran shalat fardhu yang pernah dipelajari sebelumnya. Setelah guru mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa tentang materi shalat sunah kemudian barulah dilanjutkan dengan penyampaian dan penjelasan materi shalat sunah oleh guru kepada siswa. Aktivitas yang dilakukan guru selanjutnya adalah guru mulai menerapkan strategi pemodelan yaitu dengan memberikan contoh atau model secara langsung tentang tatacara shalat sunah di depan kelas. Yang pertama dilakukan adalah guru memodelkan pelafalan bacaan niat dan doa shalat sunah dan memodelkan gerakan dalam praktik shalat secara benar sesuai dengan rukun dan syarat syahnya. Setelah itu, guru menunjuk salah seorang siswa untuk memodelkan tatacara shalat di depan kelas dan siswa yang lain diminta memperhatikan dan mencatat pokok- pokok penting dari hasil pengamatan terhadap pemodelan yang dilakukan. Langkah selanjutnya, memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk mempraktikkan cara shalat sesuai dengan pengetahuan yang telah diperolehnya dari model yang diberikan oleh guru maupun teman sekelasnya. Pada tahap ini, ketika siswa mempraktikkan cara shalat siswa lain memperhatikan dan memberikan koreksi ketika terjadi kesalahan atau kekurangsempurnaan. Setelah itu, secara individual guru meminta kepada siswa untuk mempraktikkan shalat dan dilakukan penilaian dengan menggunakan pedoman penilaian yang telah dibuat sebelumnya oleh guru. Materi pelajaran diakhiri dengan kegiatan refleksi, yakni guru meminta umpan balik dari siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan serta hal-hal yang harus diperbaiki dan menjadi kesulitan belajar bagi siswa. Kemudian dilanjutkan dengan penyimpulan hasil pembelajaran dan pemberian tugas yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap aktivitas pembelajaran, baik yang dilakukanoleh guru maupun siswa serta hasil penilaian kemampuan praktik shalat sunah. Ada perkembangan yang siknifikan setiap siklusnya. Perkembangan aktivitas siswa dalam melaksanakan proses beljar megajar setiap sikulus disajikan pada tabel berikut. Tabel 2. Data Perkembangan aktivitasbelajar siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan strategi pemodelan pada setiap siklus No Aktivitas yang Diamati Siklus I Siklus II 1 Keberanian mengemukakapendapat(bertanya, menjawab merespon, menanggapi). 65,00 70,00 2 Memperhatikan model 55,00 75,00 3 Mencatat materi penting 75,00 90,00 4 Menghargai pendapat teman 60,00 70,00 Rata-Rata Nilai Aktivitas 63,75 78,76 Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa di atas menggambarkan adanya peningkatan yang signifikan dalam aktivitas belajar yang dilkukan siswa setiap siklusnya. Perkembangan rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat dari 63,75 menjadi 78,76. Peningkatan juga terjadi pada aktivyras pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap empat aspek yang diamati terjadi perkembangan yang cukup significant. Hasil ini disajikan pada tabel berikut ini. Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 220 Tabel 3. Data hasil observasi terhadap pembelajaran guru setiap siklus No Aspek Yang Dinilai Siklus I Siklus II 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pemberian Motivasi Belajar v v 2 Kejelasan dan sistematika penyampaian materi v v 3 Pengelolaan pembelajaran v v 4 Kejelasan suara v v 5 Penguasaan bahan v v 6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa v v v 7 Memberikan evaluasi v v 8 Ketepatan penerapan strategi pemodelan v v Skala Nilai 1: Kurang/rendah 2: cukup/sedang 3: baik/tinggi 4: sangat baik/sangat tinggi Berdasarkan data yang tersaji pada tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar pada siklus II mengalami perkembangan, siswa yang memperoleh nilai 1 (kurang/rendah) sudah tidak ada lagi. Sementara itu, aktivitas guru dalam mengajar yang memperoleh nilai 2 (cukup/sedang) ada 4, yakni Pemberian Motivasi Belajar. Selebuhnya mendapatkan nilai 3 (baik/tinggi) dan 4 (sangat baik/sangat tinggi). Perkembangan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa berdampak pada peningkatan hasil belajar, yakni praktik melaksanakan shalat. Berdasarkan hasil tes perbuatan yang dilakukan oleh guru pada akhir sikklus tergambar perkembangan kemampuan siswa dalam memprktikkan bacaan dan gerakan shalat sesuai dengan rukun dan syarat syahnya. Tes pebuatan praktik shalat sunah dilakukan dengan menggunakan pedoman penilaian praktik shalat, Rekapitulasi hasil penilaian terhadap praktik shalat sunah siswa disajikan pada tabel berikut. Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 221 Tabel 4. Data rekapitulasi nilai praktik shalat sunah siswa No Indikator Hasil 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Niat 6 4 5 0 10 5 0 0 2 Berdiri jika yang mampu 15 0 0 0 15 0 0 0 3 Takbiratul Ihram 6 4 5 0 10 3 2 0 4 Membaca Surat Al-Fatihah 6 4 5 0 13 2 0 0 5 Rukuk disertai tuma’ninah 6 4 5 0 10 3 2 0 6 Iktidal disertai tuma’ninah 5 4 6 0 11 3 1 0 7 Sujud dua kali disertai tuma’ninah 6 4 5 0 10 3 2 0 8 Duduk diantara dua sujud disertai tuma’ninah 6 4 5 0 13 1 1 0 9 Duduk akhir 6 5 4 0 11 2 2 0 10 Membaca tasyahud akhir 6 4 5 0 12 3 0 0 11 Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW 5 5 5 0 10 3 2 0 12 mengucapkan salam 10 5 0 0 13 2 0 0 13 Menertibkan Rukun 6 5 4 0 10 3 2 0 Jumlah skor 620 719 Skor Maksimal 780 780 Nilai = Jumlah Skor: Skor Maksimal x 100% 78.90 92.20 Skala Nilai 4 = A 3 = B 2 = C 1 = D Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan kemampuan siswa dalam melaksanakan praktik shalat sunah sesuai dengan indicator yang dibuat dengan mengacu pada rukun dan syarat shalat. Peningkatan kemampuan siswa dalam melaksanakan praktik shalat berimbah pada peningkatan prestasi dan ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan data-data hasil penilaian guru menunjukkan perkembangan yang siknifikant terhadap ketuntasan belajar dan peningkatan prestasi belajar siswa, seperti yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 5. Data nilai/prestasi siswa dalam melaksanakan praktik shalat sunnah NO NAMA SISWA HASIL TINDAKAN S I HASIL TINDAKAN S II KET. NILAI KUALIFIKASI NILAI KUALIFIKASI 1 S1 60 Cukup 75 Baik T 2 S2 60 Cukup 78 Baik T 3 S3 60 Cukup 75 Baik T 4 S4 70 Baik 80 Amat Baik T 5 S5 75 Baik 90 Amat Baik T 6 S6 72 Baik 85 Amat Baik T 7 S7 70 Baik 76 Baik T 8 S8 70 Baik 77 Baik T 9 S9 70 Baik 83 Amat Baik T 10 S10 61 Cukup 75 Baik T 11 S11 60 Cukup 76 Baik T 12 S12 60 Cukup 75 Baik T 13 S13 70 Balk 81 Amat Baik T 14 S14 70 Baik 83 Amat Baik T 15 S15 60 Cukup 82 Amat Baik T Jumlah Nilai 988 1191 Nilai Rata-rata 6.5 Cukup 8.0 Cukup Prosentase Ketuntasan 53% KKM=70 100% KKM=70 Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 222 Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII MTs Al Ihsan Tanah Grogot dalam memahami materi shalat sunah mengalami peningkatan rerata nilai yang diperoleh siswa, yakni dari 6,5 pada siklus I menjadi 8,0 pada siklus II dengan tingkat ketuntasan maksimal 100%. Penerapan strategi pemodelan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Fiqih di kelas VII MTs Al Ihsan Tanah Grogot bukan saja meningkatkan proses atau aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa maupun guru. Akan tetapi, penerapan strategi pemodelan dapat meningkatkan prestasi siswa pada materi shalat sunnah. Meningkatnya prestasi belajar siswa itu dilihat dari perkembangan hasil belajar siswa dalam mempraktikkan shalat sunah. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan guru yang dilakukan dengan menggunakan pedoman penilaian kemampuan praktik shalat pada siklus I tingkat ketuntasan siswa secara klasikal hanya 53 % atau dari 15 siswa yang diberi tindakan, hanya ada 8 siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM yang ditetapkan, yakni 7,0. Sementara 7 siswa lainnya (47%) mendapat nilai masih di bawah KKM. Sementara itu, pada siklus II terjadi peningkatan yang siknifikant, tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah mencapai 100%. Artinya, dari 15 siswa semua siswa yang mendapat nilai sama atau melebihi KKM. Perkembangan ketuntasan belajar siswa itu disajikan pada diagram berikut. Gambar 1. Perkembangan rata-rata nilai dan tingkat ketuntasan belajar siswa Peningkatan kemampuan siswa dalam shalat sunah di atas, baik perkembangan individual maupun perkembangan secara klasikal merupakan dampak langsung penerapan strategi pemodelan. Melalui strategi pemodelan siswa lebih mudah memahami materi karana dapat melihat secara langsung urutan dan tatacara berwudhu yang benar serta dapat secara langsung mempraktiikannya. Hal itu sesuai dengan pendapat Collins (dalam Rasyad, 2002) menyatakan bahwa pemodelan dapat juga diartikan sebagai proses yang ditunjukkan oleh guru kepada siswanya tentang bagaimana melakukan suatu tugas sehingga para siswa tersebut mampu membangun pemahaman sendiri tentang bagaimana menyelesaikan tugasnya. SIMPULAN DN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan starategi pemodelan bisa menumbuhkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas VII MTs Al Ihsan Tanah Grogot. Peningkatan hasil belajar tersebut diuraikan sebagai berikut. Pertama, Penerapan strategi pemodelan dalam pembelajaran mata pelajaran Fiqih di kelas VII MTs Al Ihsan Tanah Grogot dilakukan dengan menjadikan guru dan siswa yang memiliki 0 20 40 60 80 100 siklus 1 siklus 2 tuntas tidak tuntas rata-rata Vol.2 No.2 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.88 223 kecakapan dalam belajar sebagai model yang dapat memberikan contoh cara shalat yang benar kepada siswa lainnya. Dengan strategi ini, aktivitas dan intensitas siswa dalam belajar semakin meningkat. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang tercipta tidak monoton dan menjenuhkan. Siswa merasa ada yang berbeda dalam belajar. Kedua, penerapan strategi pemodelan dapat meningkatkan prestasi siswa pada materi shalat. Dari hasil penilaian yang dilakukan guru, pada tindakan siklus I rerata prestasi siswa adalah 6,5 dengan ketuntasan sebesar 53%. Kemudian pada siklus II rerata pretasi belajar yang diperoleh siswa mencapai 8,0 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 100%. Artinya, penerapan strategi pemodelan pada pelajaran Fiqih efektif meningkatkan aktivitas dan prestasi siswa pada mata pelajaran Fiqih, khususnya materi nshlat sunnah. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut maka disarankan beberapa hal sebagai berikut, 1. Para guru Mata Pelajaran Fiqih untuk dapat menerapkan strategi pemodelan dalam meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran Fiqih. 2. Kepala Madrasah Tsnawiyah disarankan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para guru di sekolah agar berinovasi dan selalu memberikan dukungan, baik materiil dan moril. 3. Pemegang kebijakan bidang pendidikan, baik Kantor Kementrian Agama Kabupaten Paser, maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Paser agar memfasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui berbagai pelatihan. DAFTAR RUJUKAN Al-Quran dan Terjemahan, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, 1978. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, CV.Alfabeta, 2011. Bandura, Social learning Theori. Englewood Cliffs. NJ: Prentice Hall. 1977. Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. 1988. Depag RI. 2005. Kurikulum Mts (Standar Kompetensi) . Jakarta: Depag RI. JJ. Hasibuan dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Rosdakarya. 1998 Karim, Syafi’i. fiqih-Ushul fiqih. Bandung.Pustaka setia. 1997 Muberman B Milles dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. Penterjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : Universitas Indonesia. 1992. Rasyad, Aminuddin. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama. Jakarta. Bumi Aksara.2002.