Microsoft Word - 04-Ida.docx Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.99 305 Received : 20-12-2020 Revised : 25-01-2021 Published : 15-03-2021 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI MEMBANDINGKAN BANYAK BENDA MELALUI MEDOT UNTUK SISWA KELAS I SDN NGAGEL I/ 394 SURABAYA Ida Handriyani SDN Ngagel I/ 394 Surabaya, Indonesia ihandriyani@gmail.com Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya siswa kelas I-a SDN Ngangel 1/ 394 belum tuntas belajar Matematika pada materi pelajaran membandingkan banyak benda. Penyebab kelemahan siswa dalam membandingkan banyak benda adalah : 1) siswa kurang menguasai materi perbandingan banyak benda, 2) siswa tidak teliti membandingkan banyak benda, 3) siswa kurang berkonsentrasi saat guru menerangkan materi membandingkan banyak benda. Hal ini disebabkan oleh pola pengajaran selama ini bersifat ceramah dan tanpa menggunakan media pembelajaran konkret sehingga siswa mudah bosan dan jenuh serta kurang terlibat aktif ketika pembelajaran. Tujuan penelitian untuk mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa kelas I SDN Ngagel I/ 394 dengan penerapan medot (media sedotan). Hasil pengolahan data yang telah dilakukan setelah penerapan media sedotan pada pembelajaran Matematika diperoleh hasil Aktivitas guru siklus I sebesar 73,75%, siklus II 85%. Sedangkan aktivitas siswa siklus I 61,90% dan di siklus II 70,78%. Tes hasil belajar siswa juga meningkat, persentase ketuntasan belajar Siklus I 67,86% dan meningkat di siklus II 82,14%. Skor rata-rata siswa siklus I sebesar 76,86, meningkat di siklus II menjadi 81,10. Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan penggunaan media sedotan pada pembelajaran matematika materi membandingkan banyak benda mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Kata kunci: media pembelajaran sedotan; keaktifan; hasil belajar; matematika Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.99 306 PENDAHULUAN “Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan pendidikan memiliki tujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, mandiri, sehat, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berdemokratis.” Dengan pendidikan nasional diharapkan dapat mewujudkan siswa yang mampu memiliki berbagai kemampuan seperti kecerdasan emosi, sosial intelek maupun kecerdasan kinestetik serta kecerdasan spiritual, sehingga mampu memberikan konstribusi yang besar terhadap kemajuan bangsa serta sarana dalam membangun budaya bangsa. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas harus ditanamkan sejak usia sekolah dasar (SD). Upaya membentuk sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya melalui pembelajaran Matematika. Pelajaran matematika menjadi mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah dasar. Pelajaran matematika merupakan dasar pengetahuan berhitung yang harus dikuasai siswa untuk bekal mempelajari matematika di kelas berikutnya. “Menurut Karso (2008: 1.39) Matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, dan formal, hirarkis, abstrak dan bahasa symbol yang banyak arti”. Pendapat yang sama juga disampaikan “Ruseffendi (dalam Karso, 2008: 1.39) menyatakan Matematika terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya dan berlaku secara umum”. Oleh karena itu pelajaran Matematika dianggap siswa pelajaran yang paling sulit. “Menurut Rachman (2011) Matematika merupakan suatu ilmu berpikir. Pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang menggunakan simbol-simbol dan cenderung bersifat abstrak”. Dari hasil diskusi dengan guru sejawat di SDN Ngagel I/394 Surabaya dapat diuraikan penyebab kelemahan siswa dalam belajar matematika pada materi membandingkan banyak benda adalah dalam menyampaikan pembelajaran guru menggunakan ceramah, tanpa menggunakan media pembelajaran atau alat bantu yang dapat membantu meempermudah siswa memahami materi yang diajarkan. Untuk mengatasi masalah perlu difikirkan pemecahan masalah dalam pembelajaran, karena kurikulum 2013 menyampaikan tujuan pembelajaran metematika yang menitik beratkan pada nalar dan cara melatih berfikir, mengembangkan aktifitas kreatifitas, mengembangkan pemecahan masalah dan mengkomunikasikan gagasan. Upaya yang dilakukan mulai dari perbaikan kegiatan pembelajaran, perbaikan dan pemenuhan sarpras, meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Untuk memecahkan masalah di atas penulis lebih mengutamakan pada kegiatan pembelajarannya, sebab kegiatan pembelajaran merupakan tugas dan tanggung jawab utama seorang guru di sekolah dan berdampak pada penguasaan materi ajar siswa di kelas selanjutnya. Proses pembelajaran yang diperlukan dalam memotivasi siswa untuk memecahkan masalah dalam matematika, meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dalam menyusun cara menyelesaikan masalah dan terlibat aktif dalam mengatasi kendala secara mandiri pada materi yang berkaitan dengan perbandingan banyak benda adalah melalui pembelajaran dengan menggunakan media bantu. Media bantu pembelajaran tersebut adalah media sedotan. Media sedotan yang digunakan berbentuk segi empat dilengkapi dengan empat kotak yang menempel yang disebut dengan kantong bilangan. Kantong bilangan yang disiapkan bermanfaat untuk menentukan nilai tempat suatu bilangan, yakni satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan. Dengan menggunakan media sedotan diharapkan siswa mampu bekerja sama menyelesaikan tugas akademik dan menciptakan sesuatu yang inovatif dalam memahami pelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.99 307 METODE Penelitian ini didesain sebagai PTK. Setiap siklus terdiri atas dua pertemuan. Setiap tahapan siklus tersebut terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan refleksi. Untuk itu, prosedur penelitian yang dipakai adalah model sepiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2010:97) Gambar 1. Bagan penelitian model spiral Kemmis & McTaggart Tahapan yang dilalui pada siklus tersebut, dimulai dari perencanaan tindakan, dilanjutkan pelaksanaan, kemudian pemantauan, yang terakhir refleksi. Langkah-langkah tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut. Perencanaan 1. Menyusun atau membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilaksanakan satu pertemuan dengan menggunakan media sedotan. 2. Menyiapkan lembar kerja siswa yang akan dikerjakan kepada siswa diakhir pembelajaran. 3. Menyiapkan media sedotan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran 4. Mempersiapkan instrumen pengumpulan data, yakni lembar pemantauan, angket, kisi-kisi soal, soal evaluasi, dan lembar penilaian. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan ini dilaksanakan berpedoman pada perencanaan yang telah disusun dan dalam penerapannya bersifat terbuka apabila ada kendala yang mungkin terjadi ketika pembelajaran berlangsung. Penelitian yang akan dilakukan rencananya menggunakan 2 (dua) siklus dengan ketentuan setiap siklus 2 kali pertemuan. Berikut adalah garis besar pelaksanaan penelitian di setiap siklus. Refleksi Pemantau an Refleksi Pemantau an Refleksi Pemantau an Rencana awal Rencana yang direvisi Rencana yang direvisi Siklus II Siklus III Siklus I Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.99 308 Observasi/ pemantauan Pemantauan dilaksanakan ketika penerapan tindakan diterapkan. Pada tahap ini peneliti dan guru kelas I-B yang bertindak sebagai pengamat berusaha untuk mengamati, merekam dan mendokumentasikan seluruh kegiatan penelitian dan perubahan maupun kejadian-kejadian yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Pemantauan dimulai sejak awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Hasil pemantauan yang didapat dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan rencana tindakan yang akan diterapkan pada siklus berikutnya. Hasil penemuan ketika pemantauan ini selanjutnya dibahas bersama guru kelas I-B kemudian dijadikan pedoman dasar untuk menyusun rencana yang akan diterapkan pada siklus berikutnya. Refleksi Refleksi dilakukan dengan menganalisis kembali secara intensif temuan atau kejadian yang terjadi ketika pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghambat penelitian yang dilakukan (kelebihan dan kekurangan selama tindakan). Refleksi dianalisis dengan cara berikut: a. Mengkroscek kembali data yang tercatat selama pelaksanaan proses tindakan; b. Mendiskusikan data yang telah terkumpul bersama observer berupa hasil pemantauan, angket, dan hasil evaluasi. c. Membuat rencana tindakan selanjutnya berdasarkan hasil analisis data siklus I untuk siklus 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kelas I-A SDN Ngagel I/ 394 Surabaya. Sekolah ini berada di Jl Ngagel 211 A Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya. Sekolah ini dipilih karena peneliti adalah guru di sekolah tersebut. Subyek Penelitian Subjek penelitian yang dilakukan adalah siswa kelas I-A SDN Ngagel I/ 394 Surabaya tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah 28 siswa (19 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan). Metode Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan penulis, yaitu pemantauan dan tes tulis. Pemantauan dipergunakan untuk melihat kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran dan aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan sedangkan tes tulis digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa diakhir pembelajaran siklus pertama dan siklus berikutnya. Teknik Analisis Data Analisis data pemantauan terdiri dari pemantauan kemampuan guru kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa ketika kegiatan pembelajaran. Sedangkan analisis data tes hasil belajar terdiri dari analisis nilai tes siswa diakhir pembelajaran. Analisis Data Pemantauan Analisis data kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menggunakan rumus : Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.99 309 Analisis data pemantauan aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran menggunakan rumus : Analisis Data Tes Hasil Belajar ‘Untuk menghitung nilai rata-rata siswa menggunakan rumus’: P = ∑" # x 100 ‘Untuk menghitung ketuntasan belajar klasikal menggunakan rumus’: Hasil Belajar Siswa Siklus I Dari 28 siswa kelas I, 19 siswa telah memperoleh nilai di atas KKM dengan nilai rata- rata hasil belajar siswa 76,86. Persentase ketuntasan belajar Siklus I 67,86%. Hasil Pemantauan Aktivitas Siswa Pada Siklus I Hasil pemantauan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran siklus I memperoleh persentase sebesar 61,90% dan berada pada kategori “tinggi“. Hasil Pemantauan Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I Hasil pemantauan aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I sebesar 73,75%. Nilai tersebut dalam kategori “baik”. Hasil Belajar Siswa Siklus II Setelah diadakannya tes hasil belajar di siklus II, 23 siswa tuntas belajar dan 5 siswa tidak tuntas belajar. Nilai rata-rata pada siklus II menjadi 81,10. Persentase ketuntasan belajar siklus II sebesar 82,14%. Hasil Pemantauan Aktivitas Siswa Pada Siklus II Hasil pemantauan aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II sebesar 70,78% termasuk dalam kategori “tinggi“. Hasil Pemantauan Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus II Hasil pemantauan aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II sebesar 85%. Nilai tersebut dalam kategori “baik”. 100´= n r s %100´= jp bt st 100% x (N) siswa (f)belajar tuntasyang siswa p S S = Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.99 310 PEMBAHASAN Tes hasil belajar siklus I dan siklus II disajikan pada table berikut ini. Tabel 1. Hasil Belajar Siklus I dan II’ Pelaksanaan Tuntas belajar Prosentase Tidak tuntas belajar Prosentase Nilai Rata-rata Siklus I 19 76,86% 9 23,14% 67,86 Siklus II 23 82,14% 5 17,86% 81,10 (Sumber: Data analisis diolah peneliti) Dari tabel 1 di atas diketahui 19 siswa telah mencapai nilai KKM dengan Persentase ketuntasan belajar Siklus I 67,86%. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar siklus II sebesar 82,14%. Secara klasikal pembelajaran dikatakan telah tuntas hal ini disebabkan ≥ 70% siswa telah mencapai nilai KKM. Hasil aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah 63%. Sedangkan di siklus II meningkat dari 61,90% menjadi 70,78%. Hasil pemantauan aktivitas siswa siklus I dan siklus II disajikan pada tabel di berikut. Tabel 2.‘Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan II’ No Siklus Persentase Ket 1. Siklus I 61,90% 2. Siklus II 70,78% Meningkat (Sumber : data lapangan) ‘Hasil pemantauan aktivitas guru siklus I dan siklus II dapat disajikan pada tabel berikut.’ Tabel 3. Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I dan II’ No Siklus Persentase Ket 1. Siklus I 73,75% 2. Siklus II 85% Meningkat (Sumber: Data analisis diolah peneliti) Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil pemantauan aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan media sedotan siklus I aktivitas guru mencapai 73,75%. Sedangkan pada siklus II aktivitas guru mencapai 85%. SIMPULAN Berdasar hasil penelitian yang disampaikan di atas dapat ditarik kesimpulan penggunaan media sedotan pada pelajaran matematika materi membandingkan banyak benda dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas I-A SDN Ngagel I/ 394 Surabaya. Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.99 311 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Saiful B. dan Azwan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hamdani. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia Harjanto.(1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta Kustandi , Cecep dan Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran; Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Rachman, Arif. Membuat Anak Cinta Matematika dalam http: //balagu.com/health/?p=78 Karso. 2008. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana Nana dan Rivai Ahmad. 2001. Media Pembelajaran (Penggunaan dn Pembuatannya). Bandung: CV. Sinar Baru Sudjana, Nana. 2010. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sumantri, Mulyani dkk. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama