INF RMASI KAJIAN ILMU KOMUNIKASI Diterbitkan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Volume 47. Nomor 2. Desember 2017 ISSN (p) 0126-0650 ISSN (e) 2502-3837 i Mitra Bestari Suranto Aw (Universitas Negeri Yogyakarta) Novi Kurnia (Universitas Gadjah Mada) Inaya Rakhmani (Universitas Indonesia) Adi Nugroho (Universitas Diponegoro) Taufiqur Rahman (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) Edwi Arief Sosiawan (Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta) Nina Mutmainah (Universitas Indonesia) Pemimpin Redaksi Benni Setiawan Dewan Redaksi Pratiwi Wahyu Widiarti Dyna Herlina Suwarto Chatia Hastasari Sekretaris Redaksi Siti Machmiyah Staf Redaksi Ratih Wahyuningrum Alamat Redaksi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Karangmalang, G.01. Lantai 2 FIS (0274) 548820 Psw. 450 Email: s1komunikasi@uny.ac.id, informasi.ilkomuny@gmail.com INFORMASI adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media publikasi, penelitian, pertukaran ide, dan kajian, di samping sebagai penyalur informasi dan pengembangan ilmu komunikasi. INFORMASI mengangkat tema-tema khusus dan memuat tulisan ilmiah yang ditujukan untuk kalangan akademisi, praktisi, dan masyarakat pada umumnya. Tulisan yang dimuat dalam jurnal INFORMASI telah melalui mekanisme penyuntingan seperlunya tanpa mengubah substansi naskah asli. Isi tulisan yang dimuat dalam jurnal ini merupakan pendapat personal dan menjadi tanggung jawab penulisnya. INF RMASI KAJIAN ILMU KOMUNIKASI Volume . Nomor . 201747 2 Desember ISSN 0126-0650ISSN (p) 0126-0650 ISSN (e) 2502-3837 ii iii DAFTAR ISI EDITORIAL ........................................................................................................................... v-vi PETA GERAKAN LITERASI DIGITAL DI INDONESIA: STUDI TENTANG PELAKU, RAGAM KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN MITRA Oleh Novi Kurnia dan Santi Indra Astuti .......................................................................... 149-166 PEMETAAN PROGRAM LITERASI DIGITAL DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh Theresia Amelia Jordana dan Dyna H. Suwarto ...................................................... 167-180 JARI SELAYAK DURI Oleh Aulia Puspaning Galih .............................................................................................. 181-196 TIPE MEDIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP KESELAMATAN BERINTERNET ANAK DAN REMAJA Oleh Inasari Widiyastuti .................................................................................................... 197-212 MAPPING DIGITAL FLUENCY IN DIVERSE SOCIO-ECONOMIC STATUS OF CITIZENS OF DKI JAKARTA 2017 Oleh Gilang Desti Parahita ............................................................................................... 213-228 PEPERANGAN GENERASI DIGITAL NATIVE MELAWAN DIGITAL HOAX MELALUI KOMPETISI KREATIF Oleh Yanti Dwi Astuti ....................................................................................................... 229-242 DIGITAL LITERACY AMONG SRIWIJAYA UNIVERSITY LECTURERS Oleh Alamsyah dan Dadang Hikmah Purnama ...............................................................243-254 PEMAHAMAN LITERASI MEDIA DI LINGKUNGAN PENGURUS PIMPINAN WILAYAH AISYIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2015-2020 Oleh Maria Ulfah, Choirul Fajri & Dani Fadillah ............................................................ 255-270 LITERASI MEDIA SOSIAL HUMAS PEMERINTAH DAERAH Oleh Novian Anata Putra .................................................................................................. 271-284 INF RMASI KAJIAN ILMU KOMUNIKASI Volume . Nomor . 201747 2 Desember ISSN 0126-0650ISSN (p) 0126-0650 ISSN (e) 2502-3837 iv WATCHING SELF FROM A DISTANCE: THE WHY’S OF WATCHING SINETRONS AMONG MALAY-JAVANESE WOMEN IN MALAYSIA Oleh Lily El Ferawati Rofil .................................................................................................285-295 v EDITORIAL LITERASI UNTUK BANGSA Hoax seakan menjadi hal lumrah di era saat ini. Padahal hoax akan menggiring opini dan pandangan masyarakat pada kesesatan. Kesesatan itu pun mendorong seseorang benci dan atau tidak suka terhadap orang. Mereka pun mempunyai pandangan yang negatif terhadap sebuah peristiwa. Padahal apa yang digambarkan dalam sebuah informasi itu ternyata adalah berita bohong. Berita bohong juga mendorong masyarakat terbelah. Berita bohong tanpa klarifikasi misalnya, telah membelah dua kekuatan media sosial pada blok pro pemerintah dan kontra pemerintah. Saling ejek dan bahkan serang antar pendukung pun telah jamak terjadi. Bahkan sebutan tidak bisa “move on” pun sering tersemat dalam luapan emosi di media sosial. Kondisi itu perlu disudahi. Artinya, masyarakat perlu cerdas dan sehat dalam menggunakan media sosial. Media sosial bukanlah ruang kosong yang dapat diisi oleh penyebar hoax. Media sosial adalah ruang publik—meminjam istilah Habermas. Ruang publik itu mencipta sebuah dialog dan wajah masyarakat. Dialog perlu dibangun dari trust (kepercayaan). Dialog tanpa kepercayaan tentu hanya menghasilkan ikatan semu tanpa makna. Dialog ruang publik di media sosial itu perlu diinisiasi oleh orang-orang yang mempunyai kecakapan bermedia. Salah satunya dengan menggiatkan literasi. Literasi merupakan kecakapan membaca, menulis, dan mewarnai di ruang publik. Kecakapan ini merupakan wajah bangsa. Saat warga bangsa mempunyai kecakapan literasi, maka kebangsaan akan dipenuhi oleh penanda keadaban. Sebaliknya, saat masyarakat sembrono menggunakan media sosial, tanpa pemaknaan yang jelas tentang sebuah realitas, maka itulah wajah bopeng kebangsaan dan kenegaraan. Mendorong masyarakat untuk terliterasi tentu bukan perkara mudah. Masyarakat dengan ragam latar belakang pendidikan, sosial, dan budaya ini perlu mempunyai inisiatif sendiri dalam mengembangkan kehidupan literasi. Artinya, masyarakat perlu mempunyai kesadaran bahwa literasi media menjadi sebuah keniscayaan di era ini. Literasi media yang kemudian mengarah pada literasi digital perlu menjadi sebuah gerakan sadar dan terencana dalam proses keadaban. Keadaban tidak mungkin mewujud saat masyarakat masih suka menyebarkan hoax. Keadaban pun tidak akan pernah muncul saat masyarakat tidak mempunyai kepekaan dalam bermedia. Artinya, masyarakat tanpa sadar menikmati hoax. Hoax yang mudah tersebar (viral) tanpa verifikasi itu akan menjadi penyakit masyarakat di era baru ini. Oleh karena itu, kepekaan INF RMASI KAJIAN ILMU KOMUNIKASI Volume . Nomor . 201747 2 Desember ISSN 0126-0650ISSN (p) 0126-0650 ISSN (e) 2502-3837 vi bermedia media modal dasar dalam membangun proyek literasi. Literasi mensaratkan semua orang mampu berpikir kritis. Literasi mendorong masyarakat untuk melakukan kroscek sebuah informasi. Verifikasi informasi menjadi sebuah keniscayaan sebelum seseorang menyebarkan berita itu kepada orang lain. Menahan untuk tidak menyebarkan informasi sebelum yakin kebenaran berita itu menjadi pilihan bijak berliterasi saat ini. Mental verifikasi dan keengganan untuk menghentikan informasi yang telah tersebar dengan cepat membutuhkan keberanian. Keberanian itu perlu dipupuk dari kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan membaca yang baik mendorong seseorang untuk tidak gegabah menyebarkan berita yang tidak jelas sumbernya. Kebiasaan membaca pun menjadikan seseorang akan dengan mudah melakukan verifikasi terhadap sebuah informasi. Informasi yang janggal dan dirasa tidak pas, tidak akan disebarkan. Pasalnya, informasi itu hanya akan menimbulkan tafsir yang keliru—yang kemudian berujung hoax—saat sudah diterima oleh orang ke sekian. Mendorong masyarakat gemar membaca, bukan sekadar copy paste ini perlu piranti pendukung. Salah satu piranti itu adalah kesiapan dan kesigapan masyarakat terdidik (terliterasi) untuk ambil bagian dalam mengurai masalah kebangsaan ini. Masyarakat terliterasi tanpa henti terus menyuarakan “suara kebenaran”. Suara kebenaran itu selayaknya tersuara dengan lantang walaupun gemuruh suara sumbang lebih nyaring. Suara kebenaran akan menembus ruang gelap dan menjadi sinar terang masyarakat. Literasi media digital telah menjadi keniscayaan di era ini. Literasi digital akan mendorong masyarakat terselamatkan dari informasi sesat dan menyesatkan. Melalui literasi digital seseorang akan mampu menangkap dan memverifikasi informasi dan menjadikannya sebuah pilihan dalam bersikap. Sikap dan pilihan itu kini belum terlambat. Artinya, bangsa ini masih dapat diselamatkan dalam berita hoax. Kader dan jejaring literasi digital perlu disiapkan. Merekalah yang akan mengawal kebangsaan hari ini dari berita bohong. Merekalah yang akan mencipta sebuah generasi baru. Sebuah generasi emoh berita hoax dan menyeru pada kebenaran dan verifikasi informasi. Desember 2017 Benni Setiawan Cover depan saja.pdf Page 1 Page 2