Analisis Hubungan antara Berbagai Model Gabungan Proksi Investment Opportunity Set dan Real Growth dengan Menggunakan Pendekat


Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

ISSN: 1411-6227 
 

168 

 

Analisis Hubungan antara Berbagai Model 

Gabungan Proksi Investment Opportunity Set 
dan Real Growth dengan Menggunakan 

Pendekatan Confirmatory Factor Analysis” 
 

 

Muhammad Yusuf & Erick Firdauz 
Email : Muhammadyusuf@gmail.com 

Universitas Trisakti 

Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti 

 

 
ABSTRACT 

This study develops and makes composite observed variables from individual 
Investment Opportunity Set (IOS) proxies into one latent variable using 
structural equation models with a confirmatory factor analysis approach. Six 
composite investment opportunity set proxies are then created based on 
some individual proxies, namely price related IOS and investment related 

IOS. These composite IOS proxies are correlated with the real growth to 
prove that the model has consistency and ability to predict the real growth. A 
confirmatory factor analysis results in all observed variables that make latent 
variables for each model show different result in every model. At model 1, 
the CFA result show   that every price related IOS proxies at model 1 have 
significant measurement model fit. At model 2, the Confirmatory Factor 

Analysis (CFA) result show that every price related IOS proxies at model 2 
have significant measurement model fit, except for one proxies named Rasio 
Capital Expenditure to Total Book Asset (RACTE). At model 3, the CFA 
result show that every price related IOS proxies at model 2 have significant 
measurement model fit, except for one proxies named Book Value of 

Property, Plant and Equipment to Book Value of Asset(BVPPEBVA). At 
model 4, the CFA result show   that every price related IOS proxies at model 
1 have significant measurement model fit. At model 5, the CFA result show   
that every price related IOS proxies at model 1 have significant measurement 
model fit. At model 6, the CFA result show that there is no significant 

measurement model fit for every investment related IOS proxies. Correlation 
test for all models show almost different result in every models. At model 1, 
the correlation test show that there is a weak, not significant-positive 
correlation between price related IOS proxies as latent variable, and real 
growth proxies. At model 2, the correlation test shows that there is a weak, 

significant negative correlation between price related IOS proxies as a latent 
variable, and real growth proxies. At model 3, the correlation test shows that 
there is weak positive significant correlation between price related IOS 



Muhammad Yusuf & Erick Firdauz, Analisis Hubungan antara..... 

169 

 

proxies as latent variables and real growth. At model 4, the correlation test 
shows that a weak negative significant correlation between prices related IOS 
as latent variable, and real growth. At model 5, the correlation test shows that 

there is a weak positive significant correlation between price related IOS 
proxies as latent variables, and real growth. At model 6, the correlation test 
shows that there is a weak-positive significant correlation between investment 
related IOS and real growth. 
 

Key words :  Investment Opportunity Set (IOS), Confirmatory Factor 
Analysis (CFA), Book Value of Property, Plant and 
Equipment to Book Value of Asset (BVPPEBVA) and 
Rasio Capital Expenditure to Total Book Asset (RACTE).  

 
 

ABSTRAK 

Penelitian ini mengembangkan dan membuat komposit diamati variabel dari 

individu Peluang Investasi Set (IOS) proxy ke dalam satu variabel laten 

menggunakan model persamaan struktural dengan pendekatan analisis faktor 

konfirmatori. Enam peluang investasi komposit mengatur proxy kemudian 

dibuat berdasarkan beberapa proxy individu, yaitu harga IOS terkait dan 

investasi terkait IOS. Ini proxy IOS komposit berkorelasi dengan 

pertumbuhan riil untuk membuktikan bahwa model memiliki konsistensi 

dan kemampuan untuk memprediksi pertumbuhan riil. Sebuah konfirmasi 

hasil analisis faktor dalam semua variabel yang diamati yang membuat 

variabel laten untuk setiap model menunjukkan hasil yang berbeda di setiap 

model. Pada model 1, hasil menunjukkan CFA bahwa setiap harga terkait 

IOS proxy pada model 1 memiliki model pengukuran fit signifikan. Pada 

model 2, yang Confirmatory Factor Analysis (CFA) Hasil penelitian 

menunjukkan bahwa setiap harga terkait IOS proxy pada model 2 memiliki 

model pengukuran fit signifikan, kecuali untuk satu proxy bernama Belanja 

Rasio Modal terhadap Total Asset Book (RATE). Pada model 3, hasil 

menunjukkan CFA bahwa setiap harga proxy IOS terkait di model 2 

memiliki model pengukuran fit signifikan, kecuali untuk satu proxy bernama 

Nilai Buku Aktiva Tetap to Book Value of Asset (BVPPEBVA). Pada model 

4, hasil menunjukkan CFA bahwa setiap harga terkait IOS proxy pada model 

1 memiliki model pengukuran fit signifikan. Pada model 5, hasil 

menunjukkan CFA bahwa setiap harga terkait IOS proxy pada model 1 

memiliki model pengukuran fit signifikan. Pada model 6, hasil CFA 

menunjukkan bahwa tidak ada model pengukuran fit signifikan untuk setiap 

investasi terkait IOS proxy. Uji korelasi untuk semua model menunjukkan 

hasil yang hampir berbeda di setiap model. Pada model 1, tes menunjukkan 

korelasi yang ada lemah, tidak hubungan yang signifikan positif antara harga 

terkait proxy IOS sebagai variabel laten, dan proxy pertumbuhan riil. Pada 

model 2, tes korelasi menunjukkan bahwa ada yang lemah, korelasi negatif 

yang signifikan antara harga terkait proxy IOS sebagai variabel laten, dan 

proxy pertumbuhan riil. Pada model 3, uji korelasi menunjukkan bahwa ada 

hubungan yang signifikan positif lemah antara harga proxy IOS terkait 



Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

 

170 

 

sebagai variabel laten dan pertumbuhan riil. Pada model 4, uji korelasi 

menunjukkan bahwa korelasi yang signifikan negatif lemah antara harga 

terkait IOS sebagai variabel laten, dan pertumbuhan riil. Pada model 5, tes 

korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara 

harga yang lemah terkait proxy IOS sebagai variabel laten, dan pertumbuhan 

riil. Pada model 6, tes korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang 

lemah-positif yang signifikan antara IOS investasi terkait dan pertumbuhan 

riil. 

 

Kata kunci: Peluang Investasi Set (IOS), Confirmatory Factor Analysis 

(CFA), Nilai Buku Aktiva Tetap to Book Value of Asset 

(BVPPEBVA) dan Belanja Modal Rasio Total Book Asset 

(RACTE). 

 

 

PENDAHULUAN 

Latar Belakang 

Prospek perusahaan yang bertumbuh bagi investor merupakan suatu 

prospek yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan diharapkan 

akan memberikan return yang tinggi. Penelitian Vogt (1997) menunjukkan bahwa 

perusahaan yang bertumbuh akan direspon positif oleh pasar. Menurut Smith 

dan Watts (1992), peluang pertumbuhan perusahaan tersebut terlihat pada 

kesempatan investasi yang diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai 

set kesempatan investasi, atau yang sering diistilahkan sebagai IOS (Investment 
Opportunity Set). 

Penelitian ini menguji bentuk alternative model gabungan variabel-variabel 

terukur dari proksi IOS individual menjadi satu variabel laten dan hubungannya 

dengan realisasi pertumbuhan, menggunakan structural equation models dengan 

pendekatan confirmatory factor analysis, yang merupakan metodologi yang relatif 
baru pada pengembangan proksi IOS. Gabungan konsistensi proksi IOS akan 

dikorelasikan dengan realisasi pertumbuhan untuk melihat kemampuan dan 

konsistensi proksi IOS dalam memprediksi pertumbuhan perusahaan. 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif gabungan 

proksi IOS yang dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan perusahaan 

di masa yang akan datang, serta dapat menjelaskan fenomena berbagai proksi 

IOS sesuai dengan klasifikasinya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan 

kontribusi pada pengembangan model gabungan proksi IOS di masa yang akan 

datang, terutama untuk pengembangan ilmu akuntansi keuangan dan pasar modal 

di Indonesia yang berkaitan dengan proksi IOS. 

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan 

beberapa permasalahan sebagai berikut: 

(1) Apakah gabungan proksi individual  IOS berbasis harga memiliki korelasi 
positif dengan realisasi pertumbuhan perusahaan? 



Muhammad Yusuf & Erick Firdauz, Analisis Hubungan antara..... 

171 

 

(2) Apakah gabungan proksi individual IOS berbasis investasi memiliki korelasi 
positif dengan realisasi pertumbuhan perusahaan? 

 

Batasan Masalah 

Populasi dari penelitian adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di 

Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1997. Sampel dari penelitian diperoleh dengan 

metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: 

(1) Perusahaan termasuk ke dalam kategori perusahaan yang bergerak di bidang 
manufaktur menurut klasifikasi Indonesian Capital Market Directory. 

(2) Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1997 atau 
sebelumnya. 

(3) Mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara konsisten dari tahun 
1997 sampai dengan tahun 2003. 

(4) Perusahaan menggunakan periode laporan per 31 Desember. 
(5) Perusahaan tidak pernah mengalami ekuitas negatif selama periode 

penelitian dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2002. 

 

 

KERANGKA TEORITIS 

Konsep IOS (Investment Opportunity Set) 

Investment Opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi adalah 

tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi suatu perusahaan (Hartono, 

1999). Myers (1977) dalam Gaver dan Gaver (1993) memperkenalkan istilah 

“Investment Opportunity Set” (IOS) yang menggambarkan tentang luasnya 

peluang investasi. Dalam hal ini perusahaan tergantung pada pilihan 

pembelanjaan (expenditure) perusahaan di masa yang akan datang. Jadi IOS tidak 
hanya menunjuk pada peluang investasi tradisional seperti eksplorasi mineral, 

tetapi juga pada pilihan pembelanjaan lainnya, seperti periklanan yang akan 

digunakan di masa depan untuk menjamin keberhasilan perusahaan (Prasetyo, 

2000). 

 

Karakteristik  IOS  

Menurut Chun dan Charoenwong (1991), IOS merupakan suatu akibat dari 

apa yang dilakukan oleh perusahaan yang bervariasi antar perusahaan dalam 

rangka mempercepat terbentuknya barrier bagi pesaing atau menunda terjadinya 

persaingan di pasar. Perbedaan keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan 

dalam rangka menghadapi perusahaan pesaing yang hendak memasuki pasar 

serta variasi pilihan-pilihan strategi perusahaan dalam rangka memperoleh 

keunggulan kompetitif mengakibatkan IOS sangat bervariasi antar perusahaan. 

 

Berbagai Alternatif Proksi IOS (Investment Opportunity Set) 

Proksi IOS dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe (Kallpur dan Trombley, 

2001), yaitu  : Proksi berbasis saham  dan  Proksi berbasis pada Investasi 



Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

 

172 

 

   Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham 

MVEBVE =  

Total Ekuitas 

Proksi berbasis harga saham 
Proksi ini mendasar pada perbedaan antara aset dan nilai perusahaan, oleh 

karena itu proksi ini sangat bergantung kepada harga saham (Hartono, 1999). 

Beberapa proksi berbasis pada harga saham yang pernah digunakan dalam 

berbagai penelitian mengenai IOS sampai saat ini adalah: 

Rasio Market to Book Value of Equity (MVEBVE) 
Rasio ini merupakan perbandingan antara total nilai saham beredar (outstanding 

stock’s value) dengan keseluruhan ekuitas perusahaan. Rumus perhitungannya 
sebagai berikut: 

 

 

 

 

 

Rasio Tobins’q (TOBINS’ q) 
Tobins’q didefinisikan sebagai nilai pasar dari perusahaan dibagi dengan 

replacement cost dari aset. Badrianath dan Kini (1991) menjelaskan tentang rasio 
ini sebagai berikut: 

“Tobins’q is defined as the ratio of the market value of the firm to the 

replacement cost of its asset and was first introduced by Tobin (1969). He 
argues that if at the margin q exceed unity, then firms have an incentive to 

invest since the cost is less than the new capital investment. If such 
investment opportunities are widely exploited, the marginal value of q such 
tend towards unity.” 

 
Replacement cost yang digunakan pada penelitian ini sama dengan yang 
digunakan pada penelitian Skinner (1993) dan Kallapur dan Trombley (1999). 

Rumusan perhitungan rasio Tobins’q adalah sebagai berikut: 

 

Rasio Firm Value to Property, Plant and Equipment (VPPE) 

Rasio firm value to property ,plant and equipment (VPPE) digunakan dengan 
didasari alasan bahwa property, plant and equipment (PPE) dapat menunjukkan 

adanya investasi aktiva tetap yang produktif (Subekti, 2000). Rasio ini 

menunjukkan investasi masa lalu pada PPE yang ditunjukkan sebagai asset in 
place (Skinner, 1993). Perhitungan rasio ini adalah sebagai berikut: 

    
                         Total Aset – Total Ekuitas + (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham) 

TOBINS’ q ═  
       Aktiva Tetap Gross – Aktiva Tetap Net 

    Aktiva Tetap Net  x                                      + (Total Aset – Aktiva   
            Biaya Depresiasi             Tetap Net ) 
 

 
 
 



Muhammad Yusuf & Erick Firdauz, Analisis Hubungan antara..... 

173 

 

 

Rasio Firm Value to Depreciation (VDEP) 

Rasio firm value to depreciation (VDEP) menunjukkan besarnya pengurangan 
asset in place. Semakin besar rasio ini menunjukkan adanya kesempatan investasi 
(Smith dan Watts, 1992). Perhitungan rasio ini dilakukan menurut rumusan: 

 

Rasio Market Value of Firm to Book Value of Asset (MVFBVA) 

Rasio market value of firm to book value of asset (MVFBVA) menunjukkan 
perbandingan antara apresiasi investor terhadap perusahaan dengan keseluruhan 

nilai buku investasi perusahaan yang tercermin dari total aktivanya (Prasetyo, 

2000). Nilai pasar dari perusahaan didapat dengan mengurangkan total asset 

perusahaan dengan nilai total ekuitasnya yang terdapat pada laporan keuangan, 

dan selanjutnya ditambahkan dengan hasil perkalian jumlah saham perusahaan 

yang beredar dikalikan dengan harga penutupan sahamnya. perhitungan rasio ini 

dilakukan menurut rumus: 

 

Rasio Book Value to Market Value of Asset (BVAMVA). 
Rasio Book Value to Market Value of Asset adalah perbandingan antara nilai 
buku asset perusahan dengan nilai pasar dari asset perusahaan tersebut. Penilaian 

harga pasar dari asset dilakukan dengan asumsi bahwa nilai pasar asset 

merupakan juga nilai pasar dari perusahaan itu sendiri, sehingga rumusan nilai 

pasar asset sama dengan rumusan nilai pada perusahaan, yaitu nilai buku total 

asset dikurangi dengan nilai buku ekuitas, ditambah dengan perkalian antara 

jumlah lembar saham beredar dengan harga penutupan saham (Kallapur dan 

Trombley, 1993). Dengan demikian, rumusan rasio ini adalah: 

 

     
                        Aset  Total Ekuitas (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham) 
VPPE  = 

Aktiva Tetap Net 

 
 
 

 
 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
                   Total Aset-Total Ekuitas + (Lembar Saham Beredar X Harga Penutupan Saham) 
VDEP  = 

                                                                         Biaya Depresiasi 

 
                   Total Aset-Total Ekuitas + (Lembar Saham Beredar X Harga Penutupan Saham) 
MVFBVA  = 

                                                                         Total Aset 

                        Total Aset 
BVAMVA  = 

                     Total Aset-Total Ekuitas + (Lembar Saham Beredar X Harga Penutupan Saham) 



Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

 

174 

 

                       Closing Price 
     PER      =

 
 

                      Earning Per Share 

Price to Earning Ratio 
Rasio harga saham terhadap pendapatan perusahaan per saham merupakan 

perbandingan antara apresiasi dari investor untuk menginvestasikan dananya pada 

saham suatu perusahaan dengan kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan 

laba. Rumusan dari rasio ini adalah sebagai berikut: 

 

 

 

 

 

 

Rasio Depreciation to Firm Value (DTFV) 
Rasio ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana sensitivitas penilaian pasar atas 

aktiva perusahaan, ditinjau dari nilai susut atas aktiva yang dimilikinya (Julianto, 

2000). Perhitungan rasio ini adalah : 

 

 

 

 

Dimana:  

Firm Value =Total asset–Total Ekuitas x (Lbr saham beredar x Hrg Penutupan 

saham) 

                                                       

Earning to Price Ratio 

Rasio ini merupakan kebalikan dari PER (Price to Earning Ratio). Namun rasio 
EPR dinilai lebih mencerminkan tingkat kinerja perusahaan, karena lebih 

mengedepankan sisi pendapatan per saham, yang merupakan kinerja perusahaan,  

Rumusannya adalah: 

 

 

 

 

 

Rasio Book Value of Property, Plant and Equipment to Book Value of Asset 
(BVPPEBVA). 

Rasio ini menunjukkan besarnya alokasi investasi perusahaan untuk membeli 

aktiva tetap dibandingkan seluruh investasinya.  

Perhitungan rasio ini adalah  sebagai berikut: 

 

 

 

 

 

                        Depresiasi 
DTBVA  =

 
 

                           Firm value 

                             Earning per Share 
EPR   = 

                           Closing Price 

                             Fixed asset-Net 
   BVPPEBVA  = 

                                     Total asset 



Muhammad Yusuf & Erick Firdauz, Analisis Hubungan antara..... 

175 

 

     Total ekuitas 
    BVEMVE ═  
   Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan saham 

     Total aktiva tetap 

     VPPEFV =  

Total Aset-Total Ekuitas + (Lbr Saham Beredar x Harga Penutupan 

Saham) 

Rasio Capital Expenditure to Book Total Asset 
Rasio ini digunakan untuk melihat alokasi investasi perusahaan pada aktiva tetap 

perusahaan, yang merupakan sarana utama perusahaan untuk menghasilkan 

keuntungan usaha (Prasetyo, 2000). Rumusan dari rasio ini sebagai berikut:  

 

 

 

 
Rasio Book to Market Value of Equity (BVEMVE). 
Rasio nilai buku ekuitas pemegang saham terhadap nilai pasarnya merupakan 

suatu perbandingan antara nilai tercatat saham perusahaan pada par value  
dengan apesiasi masyarakat yang tercermin dari tingkat harga saham perusahaan 

yang beredar di pasar modal (Kallapur dan Trombley, 1999). Perhitungan rasio 

ini adalah: 

 

  

 

 

 

Rasio Value of Property,Plant and Equipment to Firm Value 
Rasio Nilai bersih aktiva tetap, yang terhadap nilai pasar perusahaan (Firm Value) 

merupakan suatu ukuran antara tingkat alokasi investasi perusahaan terhadap 

prasarana usahanya dengan tingkat apresiasi investor terhadap nilai perusahaan 

tersebut (Kallapur dan Trombley, 1999). 

Perhitungan rasio ini adalah: 

 

Rasio Gross Property, Plant and Equipment to Firm Value (GVPPEFV) 
Rasio nilai kotor dari aktiva tetap terhadap nilai perusahaan merupakan suatu 

pengukuran untuk melihat perbandingan antara alokasi investasi perusahaan pada 

sarana usaha dan juga pada aktiva lain-lain diluar usaha perusahaan, dengan 

apresiasi investor yang dicerminkan melalui tingkat penilaian pasar atas nilai 

ekonomis perusahaan. Digunakannya kedua rasio dengan metode perhitungan 

yang hampir serupa (VPPEFV dan GVPPEFV) dalam satu model persamaan 

terstruktur dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya suatu kondisi luar biasa 

dimana investor lebih melihat aktiva lain yang dimiliki perusahaan diluar aktiva 

tetap yang digunakannya untuk operasional usahanya (Kallapur dan Trombley, 

1999). Perhitungan rumusan ini adalah sebagai berikut: 

                                  Fixed asset-Net t  - Fixed asset-Net t-1 
RACTE     = 

                             Total asset 



Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

 

176 

 

    Total aktiva tetap + Aktiva lain-lain 

    GVPPEFV =  

Total Aset-Total Ekuitas + (Lbr Saham Beredar x Harga Penutupan 

Saham) 

   Depresiasi Aktiva 
   DTVBA    =  

Total Aset 

 

 

 Rasio Depreciation to Book Value of Asset (DTBVA) 
Rasio nilai depresiasi aktiva terhadap total aktiva merupakan suatu pengukuran 

untuk melihat perbandingan antara penurunan investasi perusahaan, yang berupa 

depresiasi, dengan total keseluruhan investasi perusahaan pada aktivanya. Angka 

rasio yang tinggi menandakan bahwa investasi perusahaan berpotensi menyusut 

dengan cepat dari tahun ke tahun, sehingga menyebabkan berinvestasi di 

perusahaan tersebut menjadi lebih beresiko (Sami dkk, 1999). Perhitungan rasio 

ini adalah sebagai berikut: 

 

 

 

 

Proksi berbasis pada investasi 

Proksi berbasis pada investasi menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi 

secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan (Kallapur dan Trombley, 

1999). Perusahaan dengan IOS yang tinggi juga akan mempunyai tingkat investasi 

yang sama tinggi, yang dikonversi menjadi asset yang dimiliki (Kallapur dan 

Trombley, 2001). Proksi IOS berbasis investasi yang digunakan  dalam penelitian 

ini ialah: 

Rasio Capital Expenditure to Book Value Asset (CAPBVA) 
 

 

 

 

 
 
Rasio Capital Expenditure to Market Value of Firm 

 

Rasio Investment to Total Sales 
 

 

 

 
                                          Nilai Buku Aktiva Tetapt -Nilai Buku Aktiva Tetapt -1 
 CAPBVA   = 

                                                                            Total Aset 

                                      Nilai Buku Aktiva Tetapt -Nilai Buku Aktiva Tetapt -1 

  CAPMVA    =   

Total Aset-Total Ekuitas + (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham) 

                                       Total Aktiva 
IONS = 

                                   Penjualan Bersih 



Muhammad Yusuf & Erick Firdauz, Analisis Hubungan antara..... 

177 

 

Proksi gabungan dari proksi IOS individual 

Alternatif proksi gabungan IOS dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi 

measurement error yang ada pada proksi dengan rasio individual, sehingga akan 
menghasilkan pengukuran yang baik untuk IOS (Smith dan Watts, 1992; Gaver 

dan Gaver, 1993). Alternatif proksi gabungan yang pernah dilakukan adalah 

dengan menggunakan analisis sensitivitas seperti yang telah dilakukan oleh Gaver 

dan Gaver (1993), Smith dan Watts (1992), Kallapur dan Trombley (1999), 

Hartono (1999), dan Fijriyanti (2000) dan dengan menggunakan common factor 
analysis untuk memperoleh factor score sebagai indeks umum IOS (Gaver dan 
Gaver, 1993; Sammy dkk, 1999; Kallapur dan Trombley, 1999; Fijriyanti, 2000; 

Subekti, 2000; Prasetyo, 2000). 

 

Realisasi Pertumbuhan 

Realisasi pertumbuhan sebagai basis pengujian proksi IOS adalah realisasi 

pertumbuhan, penjualan, laba, nilai buku total ekuitas dan nilai buku aset.  

Pertumbuhan Penjualan (GROWSAL) 

 

 

 

 

 

Pertumbuhan Laba (GROWEAR) 
 

 

 

 

 

Pertumbuhan Nilai Buku Ekuitas (GROWEQ) 
 

 

 

 

 

Pertumbuhan Aset (GROWAS) 
 

 

 

 

 

 

Perumusan Hipotesis 

Hipotesis penelitian ini disusun sebagai berikut: 

Total Penjualan Bersih t – Total Penjualan Bersih t – 1 

   GROWSAL = 

  Total Penjualan Bersih t - 1 

Laba t – Laba t – 1 

   GROWEAR = 

          Laba t - 1 

Total Ekuitas t – Total Ekuitas t – 1 

GROWEQ = 

  Total Ekuitast - 1 

      Total Aset t – Total Aset t – 1 

    GROWAS = 

     Total Asett - 1 



Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

 

178 

 

Ho1 : gabungan proksi individual  IOS berbasis harga memiliki korelasi  positif 

dengan gabungan proksi realisasi pertumbuhan . 

 

Ho2 : gabungan proksi individual  IOS berbasis investasi memiliki korelasi  

positif dengan gabungan proksi realisasi pertumbuhan  

  

(hipotesis 2 hanya untuk model 6 (proksi IOS berbasis investasi)). 

 

 

METODA PENELITIAN 

Tahapan analisis yang dilakukan adalah penyiapan path diagram,uji statistik 
data (uji normalitas dan korelasional) uji asumsi, model pengukuran, uji 

kesesuaian dan uji hipotesis. 

Penelitian ini akan menggunakan analisis data pooled seperti yang dilakukan 
Smith dan Watts(1992). Analisis data pooled dilakukan karena dapat 
meningkatkan daya uji empiris (Sami dkk, 1999; Gaver dan Gaver, 1993).  

Tahapan analisis terhadap data sampel adalah sebagai berikut: 

Asumsi Structural Equation Models (SEM) 
Asumsi – asumsi SEM yang dianalisis adalah: 

(1) Ukuran sampal yang cukup besar.  
(2) Asumsi data terdistribusi normal didasarkan pada central limit theory,  
(3) Uji multivariate outliers . 
(4) Uji multikolinearitas. 

  

Model Pengukuran dan Confirmatory Factor Analysis 
Analisis yang dilakukan pada model pengukuran adalah analisis faktor, 

tetapi dengan mengkonfirmasi apakah variabel-variabel terukur yang digunakan 

dapat mendefinisikan atau memberikan makna pada sebuah faktor (Hair, 1995; 

Ferdinand, 2000). Dengan demikian, CFA menunjukkan model pengukuran 

dimana variabel terukur mendefinisikan variabel laten. CFA dilakukan dengan 

mengevaluasi koefisien yang disebut dengan construct loadings atau factor 
loadings atau lamda value. Construct loadings digunakan untuk menilai 
kecocokan dan kesesuaian variabel terukur dalam membentuk sebuah variabel 

laten. 

 

Uji Kesesuaian  

Uji ini digunakan untuk mengukur kesesuaian antara input sesungguhnya 

atau data dengan model yang digunakan (Hair, 1995). Ukuran kesesuaian yang 

digunakan dalam penelitian ini adalah: 

(1) Chi Square (X²).  
(2) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation).  
(3) CMIN/DF.  the minimum sample discrepancy function (CMIN) dengan   

degree of freedom (DF).  



Muhammad Yusuf & Erick Firdauz, Analisis Hubungan antara..... 

179 

 

(4) Goodness of Fit Index (GFI).  
(5) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI).   
(6) Normal Fit Index (NFI) dan Tucker Lewis Index (TLI).  

Uji Hipotesis 

Uji hipotesis yang dilakukan adalah uji korelasi (Corelational Test). Uji 

korelasi ini dilakukan sebanyak satu tahap, yaitu: 

(1) Uji Korelasi Gabungan Proksi IOS Berbasis Harga dengan Realisasi 
pertumbuhan (model 1 s.d 5) 

(2) Uji Korelasi Gabungan Proksi IOS Berbasis Investasi dengan Realisasi 
pertumbuhan (model 6). 

 

Uji hipotesis ini dilakukan pada setiap model persamaan terstruktur 

(Structural Equation Model) yang dibentuk berdasarkan bagan kerangka 

pemikiran. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat korelasi pada setiap model yang 

dibentuk dari proksi-proksi individual IOS, dengan gabungan proksi realisasi 

pertumbuhan. 

 

 

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 

Analisis Model Satu 

Hasil confirmatory factor analysis pada model satu menunjukkan bahwa 

setiap variabel terukur yang menjadi proksi Investment Opportunity Set (IOS) 
berbasis harga memiliki kecocokan yang signifikan dengan variabel latennya. Hal 

ini berarti pengklasifikasian variabel terukur yang membentuk variabel laten pada 

gabungan proksi IOS berbasis harga telah benar dilakukan dan sesuai dengan 

berbagai penelitian mengenai IOS sebelumnya. Namun dalam confirmatory 
factor analysis terhadap gabungan proksi realisasi pertumbuhan, seluruh proksi 

realisasi pertumbuhan memiliki kecocokan yang signifikan dengan gabungan 

proksi realisasi pertumbuhan, kecuali variabel Real Growth of Earning 
(GROWEAR), atau pertumbuhan laba. Penelitian ini menunjukkan bahwa 

pertumbuhan laba tidak begitu baik untuk mewakili realisasi pertumbuhan 

perusahaan pada umumnya. Hasil ini bertentangan dengan penelitian 

sebelumnya (Julianto, 2003), yang menyatakan bahwa variabel pertumbuhan laba 

dapat mewakili realisasi pertumbuhan pada umumnya secara signifikan. 

Hasil uji kesesuaian dari model satu menunjukkan hasil yang fit, meskipun 

tidak mencapai perfect fit. Hal ini menunjukkan terdapat kesesuaian antara data 
yang sesungguhnya dengan model yang dikembangkan. Dengan demikian model 

ini dapat digunakan untuk penelitian yang berkaitan mengenai IOS selanjutnya, 

terutama sebagai alternatif penggabungan proksi IOS sebagai upaya untuk 

mengurangi measurement error. 
Hasil uji korelasi antara gabungan proksi IOS berbasis harga dengan 

gabungan proksi realisasi pertumbuhan pada model satu menunjukkan hasil yang 

positif yang relatif lemah dan tidak signifikan. Hal ini terlihat dari nilai korelasi 



Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

 

180 

 

yang amat kecil, yaitu 0,017; dan tingkat kemungkinan kesalahan estimasi sebesar 

0,275. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya (Julianto, 2003), yang 

menunjukkan bahwa hubungan korelasi antara gabungan proksi ini relatif kuat 

dan signifikan. 

 

Analisis Model Dua 

Hasil confirmatory factor analysis (CFA) terhadap model dua menunjukkan 

bahwa seluruh variabel terukur (proksi IOS berbasis harga) yang membentuk 

variabel laten gabungan proksi IOS berbasis harga pada model dua memiliki 

kecocokan hubungan yang signifikan, kecuali variabel Rasio Capital Expenditure 

to Book Total Asset (RACTE). Hal ini berarti pengklasifikasian variabel terukur 
yang membentuk variabel laten tidak begitu baik, apalagi tingkat kemungkinan 

kesalahan estimasi untuk variabel RACTE sangat tinggi, yaitu 0,997. Dengan 

demikian, variabel RACTE tidak dapat mewakili proksi IOS berbasis harga pada 

model dua. 

Dalam confirmatory factor analysis (CFA) untuk gabungan proksi realisasi 

pertumbuhan, seluruh variabel terukur yang merupakan proksi realisasi 

pertumbuhan  memiliki kecocokan yang signifikan kecuali variabel GROWEAR 

atau pertumbuhan laba. Dengan demikian variabel GROWEAR tidak baik untuk 

dijadikan proksi realisasi pertumbuhan. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian 

pada model satu, yang juga menyatakan hal yang sama untuk variabel ini. 

Hasil uji kesesuaian dari model dua menunjukkan hasil yang fit, meskipun 
tidak mencapai perfect fit. Hal ini menunjukkan terdapat kesesuaian antara data 
yang sesungguhnya dengan model yang dikembangkan. Dengan demikian model 

ini dapat digunakan untuk penelitian yang berkaitan mengenai IOS selanjutnya, 

terutama sebagai alternatif penggabungan proksi IOS sebagai upaya untuk 

mengurangi measurement error. 

Hasil uji korelasi antara gabungan proksi IOS berbasis harga dengan   

gabungan proksi realisasi pertumbuhan pada model dua menunjukkan hasil yang 

negatif relatif lemah  (-0,144) dan signifikan pada level  5%. Hasil ini berbeda 

dengan penelitian sebelumnya (Prasetyo, 2002), yang menyatakan bahwa korelasi 

antara proksi IOS berbasis harga (model dua) dan realisasi pertumbuhan bersifat 

kuat dan signifikan. 

 

Analisis Model Tiga 

Hasil confirmatory factor analysis terhadap model tiga menunjukkan bahwa 

seluruh variabel terukur (proksi IOS berbasis harga) yang membentuk variabel 

laten gabungan proksi IOS berbasis harga pada model dua memiliki kecocokan 

hubungan yang signifikan, kecuali variabel Book Value of Property, Plant and 

Equipment to Book Value of Asset (BVPPEBVA). Hal ini berarti 
pengklasifikasian variabel terukur yang membentuk variabel laten tidak begitu 

baik, apalagi tingkat kemungkinan kesalahan estimasi untuk variabel BVPPEBVA 



Muhammad Yusuf & Erick Firdauz, Analisis Hubungan antara..... 

181 

 

lebih tinggi dari batas toleransi, yaitu 0,123. Dengan demikian, variabel 

BVPPEBVA tidak dapat mewakili proksi IOS berbasis harga pada model tiga. 

Dalam confirmatory factor analysis untuk gabungan proksi realisasi 
pertumbuhan, seluruh variabel terukur yang merupakan proksi realisasi 

pertumbuhan  memiliki kecocokan yang signifikan kecuali variabel Real Growth 

to Earning (GROWEAR) atau pertumbuhan laba. Dengan demikian variabel 
GROWEAR tidak baik untuk dijadikan proksi realisasi pertumbuhan. Hal ini 

konsisten dengan hasil penelitian pada model satu dan model dua, yang juga 

menyatakan hal yang sama untuk variabel ini. 

Hasil uji kesesuaian dari model tiga menunjukkan hasil yang fit, meskipun 

tidak mencapai perfect fit. Hal ini menunjukkan terdapat kesesuaian antara data 
yang sesungguhnya dengan model yang dikembangkan. Dengan demikian model 

ini dapat digunakan untuk penelitian yang berkaitan mengenai IOS selanjutnya, 

terutama sebagai alternatif penggabungan proksi IOS sebagai upaya untuk 

mengurangi measurement error. 
Hasil uji korelasi antara gabungan proksi IOS berbasis harga dengan   

gabungan proksi realisasi pertumbuhan pada model tiga menunjukkan hasil 

korelasi positif relatif lemah  (0,199) dan signifikan pada level  5%. Hasil ini 
berbeda dengan penelitian sebelumnya (Subekti, 2003), yang menyatakan bahwa 

korelasi antara proksi IOS berbasis harga (model tiga) dan realisasi pertumbuhan 

bersifat kuat dan signifikan. 

 

Analisis Model Empat 

Hasil confirmatory factor analysis pada model empat menunjukkan bahwa 
setiap variabel terukur yang menjadi proksi IOS berbasis harga memiliki 

kecocokan yang signifikan dengan variabel latennya. Hal ini berarti 

pengklasifikasian variabel terukur yang membentuk variabel laten pada gabungan 

proksi IOS berbasis harga telah benar dilakukan dan sesuai dengan berbagai 

penelitian mengenai IOS sebelumnya. Namun dalam confirmatory factor analysis 
terhadap gabungan proksi realisasi pertumbuhan, seluruh proksi realisasi 

pertumbuhan memiliki kecocokan yang signifikan dengan gabungan proksi 

realisasi pertumbuhan, kecuali variabel GROWEAR, atau pertumbuhan laba. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba tidak begitu baik untuk 

mewakili realisasi pertumbuhan perusahaan pada umumnya. Hasil ini 

bertentangan dengan penelitian sebelumnya (Kallapur, Sanjaya dan Trombley, 

1998), yang menyatakan bahwa variabel pertumbuhan laba dapat mewakili 

realisasi pertumbuhan pada umumnya secara signifikan. 

Penyimpangan dari hasil penelitian sebelumnya terhadap pertumbuhan laba 

dimungkinkan dikarenakan data perusahaan sampel diambil dengan 

mengikutsertakan saat krisis moneter, suatu hal yang sebelumnya selalu dihindari 

dalam penelitian-penelitian mengenai IOS. Namun, dengan demikian hasil 

penelitian ini juga membuktikan bahwa  pada saat krisis moneter  terjadi suatu 

fenomena dimana pertumbuhan laba perusahaan tidak selalu sejalan dengan 



Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

 

182 

 

realisasi pertumbuhan perusahaan secara umum. Tidak signifikannya kecocokan 

antara variabel pertumbuhan laba dengan realisasi pertumbuhan pada umumnya 

konsisten dengan penelitian terhadap model-model sebelumnya pada penelitian 

ini. 

Hasil uji kesesuaian dari model empat menunjukkan hasil yang fit, 

meskipun tidak mencapai perfect fit. Hal ini menunjukkan terdapat kesesuaian 
antara data yang sesungguhnya dengan model yang dikembangkan. Dengan 

demikian model ini dapat digunakan untuk penelitian yang berkaitan mengenai 

IOS selanjutnya, terutama sebagai alternatif penggabungan proksi IOS sebagai 

upaya untuk mengurangi measurement error. 

Hasil uji korelasi antara gabungan proksi IOS berbasis harga dengan   

gabungan proksi realisasi pertumbuhan pada model empat menunjukkan hasil 

yang negatif relatif lemah  (-0,113) dan signifikan pada level  5%. Hasil ini 
berbeda dengan penelitian sebelumnya (Kallapur, Sanjay dan Trombley, 1998), 

yang menyatakan bahwa korelasi antara proksi IOS berbasis harga (model empat) 

dan realisasi pertumbuhan bersifat kuat dan signifikan. 

 

Analisis Model Lima 

Hasil confirmatory factor analysis pada model lima menunjukkan bahwa 

setiap variabel terukur yang menjadi proksi IOS berbasis harga memiliki 

kecocokan yang signifikan dengan variabel latennya. Hal ini berarti 

pengklasifikasian variabel terukur yang membentuk variabel laten pada gabungan 

proksi IOS berbasis harga telah benar dilakukan dan sesuai dengan berbagai 

penelitian mengenai IOS sebelumnya. Namun dalam confirmatory factor analysis 
terhadap gabungan proksi realisasi pertumbuhan, seluruh proksi realisasi 

pertumbuhan memiliki kecocokan yang signifikan dengan gabungan proksi 

realisasi pertumbuhan, kecuali variabel GROWEAR, atau pertumbuhan laba. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba tidak begitu baik untuk 

mewakili realisasi pertumbuhan perusahaan pada umumnya. Hasil ini 

bertentangan dengan penelitian sebelumnya (Gaver dan Gaver, 1993), yang 

menyatakan bahwa variabel pertumbuhan laba dapat mewakili realisasi 

pertumbuhan pada umumnya secara signifikan. 

Penyimpangan dari hasil penelitian sebelumnya terhadap pertumbuhan laba 

dimungkinkan dikarenakan data perusahaan sampel diambil dengan 

mengikutsertakan saat krisis moneter, suatu hal yang sebelumnya selalu dihindari 

dalam penelitian-penelitian mengenai IOS. Namun, dengan demikian hasil 

penelitian ini juga membuktikan bahwa  pada saat krisis moneter  terjadi suatu 

fenomena dimana pertumbuhan laba perusahaan tidak selalu sejalan dengan 

realisasi pertumbuhan perusahaan secara umum. Tidak signifikannya kecocokan 

antara variabel pertumbuhan laba dengan realisasi pertumbuhan pada umumnya 

konsisten dengan penelitian terhadap model-model sebelumnya pada penelitian 

ini. 



Muhammad Yusuf & Erick Firdauz, Analisis Hubungan antara..... 

183 

 

Hasil uji kesesuaian dari model lima menunjukkan hasil yang fit, meskipun 
tidak mencapai perfect fit. Hal ini menunjukkan terdapat kesesuaian antara data 

yang sesungguhnya dengan model yang dikembangkan. Dengan demikian model 

ini dapat digunakan untuk penelitian yang berkaitan mengenai IOS selanjutnya, 

terutama sebagai alternatif penggabungan proksi IOS sebagai upaya untuk 

mengurangi measurement error. 
Hasil uji korelasi antara gabungan proksi IOS berbasis harga dengan   

gabungan proksi realisasi pertumbuhan pada model lima menunjukkan hasil 

korelasi positif relatif lemah  (0,144) dan signifikan pada level  5%. Hasil ini 
berbeda dengan penelitian sebelumnya (Gaver dan Gaver, 1993), yang 

menyatakan bahwa korelasi antara proksi IOS berbasis harga (model lima) dan 

realisasi pertumbuhan bersifat kuat dan signifikan.  

 

Analisis Model Enam 

Hasil confirmatory factor analysis terhadap semua variabel terukur yang 
membentuk variabel laten gabungan proksi IOS berbasis investasi menunjukkan 

tidak adanya kecocokan yang signifikan diantara variabel terukur dengan variabel 

latennya. Variabel terukur IONS yang menjadi proksi IOS berbasis investasi 

memiliki critical ratio (CR)  -1,106, lebih rendah dari t tabel untuk df = 13,  10% 
sebesar 1,350. Hal ini berarti variabel IOS tidak memiliki kecocokan yang 

signifikan. Begitu pula dengan variabel Capital Expenditure to Market value of 
Asset (CAPMVA), yang kendatipun memiliki CR 1,539 yang lebih tinggi dari t 

tabel df =13,  10% sebesar 1,350, namun memiliki tingkat kemungkinan 
kesalahan estimasi sebesar 0,124 (12,4 %), lebih besar dari batas toleransi yang 

diperbolehkan ( 10%). Sedangkan variabel CAPBVA dalam model enam 
dijadikan parameter, sehingga regression weightnya dianggap 1 dan tidak 

disertakan dalam perhitungan. 

Hasil confirmatory factor analysis terhadap proksi dan gabungan proksi 
realisasi pertumbuhan pada model enam juga menunjukkan ketidaksesuaian 

proksi-proksi realisasi pertumbuhan dengan gabungan proksinya. variabel Real 
Growth to Asset (GROWSAL) memiliki CR 0,535, variabel Real Growth to 
Equity (GROWEQ) memiliki critical ratio (CR) 0,497 dan variabel Real Growth 

to Earning (GROWEAR) memiliki  CR –0,401. Keseluruhan CR yang dimiliki 
oleh variabel-variabel terukur sebagai proksi realisasi pertumbuhan tersebut 

berada di bawah t hitung pada tingkat signifikansi terendah  10%. Hal ini 

menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut tidak memiliki kecocokan yang 

signifikan dengan gabungan proksi realisasi pertumbuhan. Penyimpangan hasil 

confirmatory factor analysis yang sangat mengejutkan, mengingat proksi realisasi 

pertumbuhan yang digunakan pada penelitian ini sama pada setiap modelnya, 

dan selalu menunjukkan konsistensi hasil penelitian dari model satu sampai 

model lima. 

Hasil uji kesesuaian untuk model enam ini menunjukkan bahwa model ini 

termasuk perfect fit. Pengambilan kesimpulan ini dikarenakan keseluruhan 



Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

 

184 

 

indeks kesesuaian model ini lebih baik daripada nilai yang direkomendasikan. 

Hal ini menunjukkan terdapat kesesuaian antara data yang sesungguhnya dengan 

model yang dikembangkan. Dengan demikian model ini dapat digunakan untuk 

penelitian yang berkaitan mengenai IOS selanjutnya, terutama sebagai alternatif 

penggabungan proksi IOS sebagai upaya untuk mengurangi measurement error.  

Hasil uji korelasi antara gabungan proksi IOS berbasis investasi dengan   

gabungan proksi realisasi pertumbuhan pada model enam menunjukkan hasil 

korelasi positif relatif lemah  (0,196) dan signifikan pada level  5%. Hasil ini 
berbeda dengan penelitian sebelumnya (Julianto, 2003), yang menyatakan bahwa 

korelasi antara proksi IOS berbasis harga (model enam) dan realisasi 

pertumbuhan bersifat kuat dan signifikan. 

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada 

pengembangan model gabungan proksi IOS di masa yang akan datang, terutama 

untuk pengembangan ilmu akuntansi keuangan dan pasar modal di Indonesia 

yang berkaitan dengan IOS. Penelitian penggabungan proksi IOS dengan 

structural equation models ini merupakan penelitian awal yang perlu didukung 

dengan penelitian berikutnya untuk memperkuat eksistensi model IOS ini.  

Terjadinya penyimpangan terhadap hasil penelitian sebelumnya, terutama 

terhadap hasil penyimpangan confirmatory factor analysis terhadap variabel 

GROWEAR yang terjadi secara konsisten dari model satu sampai model enam, 

mangisyaratkan adanya fenomena unik dimana pertumbuhan laba tidak secara 

signifikan memiliki kesesuaian dengan realisasi pertumbuhan secara umum. 

Namun demikian diharapkan adanya penelitian yang secara spesifik meneliti 

tentang hal tersebut, sehingga fenomena ini dapat dijelaskan secara lebih 

terperinci. 

Hasil confirmatory factor analysis terhadap model enam yang menghasilkan 
nilai yang “mengejutkan” juga diharapkan dapat merangsang adanya penelitian 

lebih lanjut mengenai IOS, sehingga fenomena ini nantinya dapat dijelaskan 

secara lebih terperinci lagi, mengingat hasil ini sangat menyimpang dengan 

penelitian sebelumnya. 

Pada penelitian berikutnya dapat dikembangkan model dengan 

memasukkan variabel IOS yang belum digunakan pada penelitian ini seperti rasio 

R&D expense to firm value,  rasio R & D expense to total sales, rasio R & D to 

total asset dan variance of asset-deflated sales. Penelitian berikutnya juga dapat 
menggabungkan dengan variabel-variabel gabungan proksi IOS yang dibentuk 

dengan variabel instrumental dan skor faktor.   

 

 

 



Muhammad Yusuf & Erick Firdauz, Analisis Hubungan antara..... 

185 

 

DAFTAR PUSTAKA 

Abbot, Lawrence J. (2001). Financing, Dividend and Compensation Policies 

Subsequent to a Shift in and the Investment Opportunity Set. Managerial 
Finance, 31-47. 

 

Adam, Tim dan Vidhan K.Goyal. (1999). The Investment Opportunity Set and 

its Proxy Variables: Theory and Evidence. Financial Workshop Hongkong 

University of Science and Technology: 1-52. 
 

Barber, Wilham R, Surya N. Jakarimanan dan Sok Hyon Kang (1996). 

Investment Opportunity Set and The Structure of Executive Compensation. 

Journal of Accounting and Economics. 297-318. 
 

Bardianath, S.G. dan Omesh Kini (1994). The Relationship Between Securities 

Yields, Firm Size, Earning/Price Ratios and Tobin’s Q. Journal of Business 

Finance and Accounting, 109-131. 

 

Baker, George P., (1993). Growth Corporate Policies and The Investment 

Opportunity Set. Journal of Accountung and Economics, 161-165. 

 

Bollen, Kenneth A. dan J. Scott Long (1993). Testing Structural Equation 

Models. Sage Publications, USA. 
 

Cahan, Steven F., dan Mahmud Hossain (1996), The Investment Opportunity 

Set and Disclosure Policy: Some Malaysian Evidence. Asia Pacific Journal of 
Management, 65-85. 

 

Chung, Kee H. dan Charlie Charoenwong (1991). Investment Option, Asset in 

Place and Risk of Stock. Financial Management, 21-23. 
 

Collin, D.W. dan S.P. Kothari (1989). An Analysis of Intertemporal and Cross-

Sectional Determinants of Earning Response Coeffiecients. Journal of 
Accounting and Economics, 143-181. 

 

Christie, A. (1989). Equity, Risk, The Opportunity Set, Production Cost and 

Debt. Working Paper. University of Rochester. 
 

Dielman, Terry E. (1991). Applied Regression Analysis for Business and 

Aconomics. PWS-KENT Publishing Company, Boston. 
 

Dillon, W.R. dan Matthew, G. (1984). Multivariate Analysis, Method and 

Applications, New York: John Wiley & Son, Inc. 
 



Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 168-186, Juli 2005 

 

186 

 

Ferdinand, Agusty (2000). Structural Equation Model dalam Penelitian 
Manajemen: Aplikasi Model-Model Rumit dalam Penelitian untuk Tesis S2 

dan Disertasi S3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.