Layout Januari 2014 PENDAHULUAN Krisis perbankan yang terjadi pada tahun 1997 membawa risiko likuiditas menjadi isu terpenting dalam agenda para praktisi dan otoritas perbankan. Menurut Basel Committee on Banking Supervision (1997), risiko likuiditas timbul dari ketidakmam- puan pihak bank untuk memenuhi kewajibannya atau untuk memenuhi kebutuhan segera. Kurang- nya likuiditas dapat menghalangi organisasi untuk mendapatkan keuntungan bahkan dapat mengarah pada penjualan investasi dan asset lainnya sehingga Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Syariah dan Konvensional di Indonesia PENI NUGRAHENI* & WHINDA FEBRIANTI ISKANDAR ALAM Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Telp. 0274-387656 (174), D.I. Yogyakarta, Indonesia. *Corresponding Author, E_Mail Address: Peninugraheni@yahoo.com ABSTRACT This research aims to test the influence of liquidity risk to profitability in the Sharia and Conventional Banking empirically, and also to compare the existence of liquidity risk and profitability in the Sharia and Conventional Banking. Financing to Deposit Ratio (FDR), Liquid Asset to Deposit (LAD), and Liquid asset to Total Asset (LTA) as the proxy of liquidity risk. Profitability was proxied by Return on Asset (ROA). The results show that in Sharia Banking, FDR and LTA influence profitability positively and significanly, while the LAD influence negatively to the profitability. In the Conventional Banking, LTA variable effects negative and significant to the profitability and for the FDR and LAD have not significant effect on profitability. The research also finds that variables of FDR and LTA in Conventional and Sharia banking have significant differences, while LAD and ROA in Conven- tional and Sharia Banking have not significant differences.Key words: Sharia Banking; Conventional Banking; Liquidity Risk (FDR, LAD, LTA); Profit- ability. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko likuiditas terhadap profitabilitas pada perbankan syariah dan konvensional secara empiris, dan juga bertujuan untuk membandingkan keberadaan risiko likuiditas dan profitabilitas dalam Syariah dan Konvensional Perbankan. Pembiayaan untuk Deposit Ratio (FDR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Liquid Asset to Deposit (LAD), dan Liquid asset to Total Asset (LTA) sebagai proksi risiko likuiditas. Profitabilitas diproksiian oleh Return on Asset (ROA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Perbankan Syariah, FDR dan LTA berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan LAD ber pengaruh negatif terhadap profitabilitas. Dalam Perbankan Konvensional, efek variabel LTA negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dan untuk FDR dan LAD berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian ini juga menemukan bahwa variabel FDR dan LTA di perbankan konvensional dan syariah memiliki perbedaan yang signifikan, sementara LAD dan ROA dalam perbankan konvensional dan syariah memiliki perbedaan tidak signifikan. Kata kunci: Perbankan Syariah; Perbankan konvensional; Risiko likuiditas (FDR, LAD, LTA); Profitabilitas. akan mempengaruhi profitabilitas dan kelang- sungan hidup jangka panjang perusahaan (Subra- manyam dan Wild, 2011). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa likuiditas yang tinggi seringkali diasumsikan dengan profitabilitas yang rendah, sehingga terjadi trade off (tarik ulur) antara likuiditas dengan profitabilitas. Untuk itu sangat penting bagi manajemen agar mengelola likuiditasnya dengan optimal. Mengelola likuiditas merupakan salah satu ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI2 prioritas dari suatu lembaga keuanganan, termasuk perbankan. Berkaca dari krisis kemarin, Perbankan seharusnya memiliki asset likuid yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya untuk mengurangi kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitaan pen-danaan (Bordeleau and Graham, 2010). Pengelolaan likuiditas yang baik dapat menunjang kesehatan dan kestabilan perbankan, dan mengurangi risiko kebangkrutan (Noraini, 2013). Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya hubungan antara likuiditas dengan profitabilitas (Noraini, 2013; Muharram dan Kurnia, 2012; Hua Shen et al., 2009; Antariksa, 2005; Margaretha dan Aditya, 2013). Ketika perbankan memegang asset berupa kas yang besar, kesempatan untuk memberikan pembiayaan atau kredit dalam rangka memaksimalkan pendapatan menjadi terbatas. Sebaliknya, ketika semua dana disalurkan untuk pembiayaan sehingga dapat menghasilkan profit yang besar, tetapi likuiditas menjadi rendah sehingga bank mungkin menghadapi risiko likuiditas yang tinggi. Oleh karena itu, bagaimana mengelola likuiditas menjadi aspek penting yang harus diperhatikan untuk menjaga kelangsungan hidup perbankan, baik bagi Bank Syariah maupun bank konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas yang diwakili oleh tiga rasio likuiditas yaitu financing deposit ratio (FDR), Liquid Asset to Deposit (LAD) dan Liquid asset to Total Asset (LTA) terhadap profitabilitas di bank syariah dan bank konvensional. Penelitian tentang likuiditas di masing-masing jenis perbankan telah banyak dilakukan, namun masih sedikit yang membandingkan likuiditas antar kedua jenis bank tersebut. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya literatur tentang pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas di bank syariah dan konvensional serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan likuiditas diantara keduanya. Penelitian ini disusun dengan pembagian sebagai berikut: bagian pertama diawali dengan penda- huluan, bagian kedua membahas tentang tinjauan pustaka yang berkaitan dengan perbankan syariah, risiko likuiditas dan profitabilitas. Penjelasan tentang pengolahan data akan dijelaskan pada bagian metodologi penelitian diikuiti dengan pembahasan hasil. Bagian terakhir membahas tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berkembangnya perbankan syariah di Indonesia yang dimulai dari berdirinya Bank Muamalat pada tahun 1992, memberikan alternatif pilihan bagi para nasabah untuk menyimpan dananya. Bank dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bank yang menjalankan usahanya secara konvensional dan bank yang menjalannkan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Menurut Machmud dan Rukmana (2010) perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, penyelesaian sengketa, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja, sedangkan Perbedaan yang paling mendasar antara bank konvensional dan bank syariah sendiri VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 3 dapat dilihat dari pembayaran bunga atau bagi hasil (Muhammad, 2005). Perbedaan tersebut secara langsung akan memengaruhi kom-posisi total pendapatan dan laba perbankan yang nantinya akan bermuara pada ROA (Return On Asset) yang pada penelitian ini dijadikan proksi bagi profitabilitas perbankan. Sementara itu Muham- mad (2010) menyatakan bahwa bank syariah memi- liki karakteristik yang hampir sama dengan bank konvensional karena memiliki bentuk badan hukum yang sama yaitu perseroan terbatas (PT), sedang perbedaan signifikan adalah adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi kegiatan bank syariah agar sesuai dengan prinsip syariah. RISIKO LIKUIDITAS Mengelola likuiditas menjadi prioritas utama suatu lembaga keuangan dan persoalan likuiditas adalah persoalan operasional sehari-hari dalam dunia perbankan. Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan atau kegagalan perbankan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003, risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank sementara likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban segera atau sebelum jatuh tempo (Antariksa, 2005). Penilaian aspek likuiditas menunjukkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai dalam rangka memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Bank juga harus dapat mengelola kegiatannya secara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaan likuiditas yang tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi asetnya secara cepat dengan kerugian yang minimal (SE. Intern BI, 2004). Ketidakmampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya bisa berdampak pada timbulnya kerugian atau kebangkrutan perbankan. Karena itu, manajemen risiko likuiditas menjadi penting untuk menjaga kelangsungan hidup perbankan. Perbedaan sistem antara bank syariah dan konvensional menimbulkan tingkat risiko yang berbeda. Bank konvensional yang menggunakan system bunga untuk memberi imbalan kepada nasabah penabung memiliki cost of fund dan tidak tergantung dengan keuntungan yang diperoleh, sementara bank syariah mengadopsi system bagi hasil untuk nasabah penyimpan. Karena itu, bank konvensional memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan bank syariah (Muharjam dan Penta, 2011). PENGUKURAN RISIKO LIKUIDITAS Aspek likuiditas dapat diukur dengan meng- gunakan rasio likuiditas, diantaranya yaitu financing deposit ratio (FDR), Liquid Asset to Deposit (LAD) dan Liquid asset to Total Asset (LTA). Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang memban- dingkan pembiayaan dengan dana pihak ketiga atau deposit. FDR mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas karena semakin besar rasio ini menan- dakan semakin besar pula pembiayaan yang akan berpe-ngaruh pada kenaikan pendapatan. Mening- katnya laba, maka profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) juga akan meningkat. Liquid Asset to Deposit (LAD) merupa-kan rasio yang menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para deposan dengan aset yang paling likuid yang dimiliki pihak bank. Rasio LAD yang tinggi menunjukkan rendahnya risiko likuiditas, namun tingkat profitabilitas bank juga rendah karena bank tidak mengelola dananya secara optimal untuk menghasilkan laba. Liquid asset to Total Asset (LTA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI4 aset likuid yang ada dari total aset yang dimiliki (Antariksa, 2005). Rasio LTA mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas, karena jika kas yang tersedia pada sebuah bank terlalu besar, menunjukkan tidak efisiennya manajemen bank tersebut dalam menjalankan kegia-tannya sehingga akan berpengaruh pada rendahnya profitabilitas. PENGUKURAN PROFITABILITAS Profitabilitas dapat diukur dengan rasio Return on Asset (ROA). ROA merupakan parameter akuntansi yang paling kompre-hensif dalam mengukur kinerja perbankan (Iqbal, 2001) dan menjadi indicator effisiensi dan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba bersih sebelum pajak dan total aktiva, dan menjadi indicator efisiensi dan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. PENGARUH FDR (FINANCING TO DEPOSIT RATIO) TERHADAP PROFITABILITAS Menurut Muhammad (2005) Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah seberapa besar dana pihak ketiga dilepaskan untuk pembiayaan atau kredit. Pada bank konvensional sendiri FDR dikenal dengan LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio FDR yang tinggi menandakan likuiditas bank yang rendah dan mengakibatkan tingginya risiko likuiditas, karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan atau pemberian kredit semakin besar. Pembiayaan yang cukup besar menandakan bank mengelola sebagian besar dananya dalam bentuk pembiayaan/ kredit, yang berarti pendapatan bagi hasil/bunga dari pembiayaan/ kredit juga meningkat dan hal tersebut secara otomatis membuat profitabilitas bank akan meningkat. Sementara rasio FDR yang rendah menunjukkan bank kurang produktif. Penelitian pada perbankan syariah yang menguji FDR terhadap profitabilitas yang dilakukan Antariksa (2005) menunjukkan bahwa FDR memiliki pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas. Hal tersebut kemung-kinan disebabkan pembiayaan yang disalurkan tidak memberikan keuntungan yang besar bagi bank. Sementara itu, penelitian pada perbankan konvensional yang dilakukan Mahardian (2008) membuktikan bahwa LDR memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut: H 1a : Terdapat pengaruh positif FDR (Financing to Deposit Ratio) terha-dap profitabilitas pada perbankan syariah. H 1b : Terdapat pengaruh positif LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap profita-bilitas pada perbankan konvensi-onal. FDR menunjukkan seberapa besar pembiayan atau pemberian kredit dari dana pihak ketiga yang diperoleh. Perbedaan sistem operasional antara perbankan konvensional dan syariah, terutama pada perbedaan sistem pendanaan dan pembiayaan dimana perbankan syariah dianggap lebih mengutamakan pembiayaan pada sektor riil dibandingkan dengan perbankan konven-sional. Hal tersebut secara langsung akan memengaruhi pendapatan yang merupakan komponen dari laba dan tentunya juga akan membedakan risiko likuiditasnya. Penelitian Rosnia (2011) yang mengambil sampel di Malaysia menunjukkan bahwa rasio LDR bank konvensional lebih tinggi dari bank syariah Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: H 1c : Terdapat perbedaan yang signifikan antara FDR/LDR (Financing/ Loan to Deposit Ratio) pada bank syariah dan konvensional. VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 5 PENGARUH LAD (LIQUID ASSET TO DEPOSIT) TERHADAP PROFITABILITAS Rasio LAD merupakan rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu bank untuk membayar kembali simpanan para deposan menggunakan aset yang paling likuid yang dimiliki pihak bank. Menurut Davis (2008) dalam Hua Shen dkk, (2010), bank dapat terhindar dari risiko likuiditas dengan memiliki proporsi aset likuid yang memadai yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan segera atau sebelum jatuh tempo. Saat ini sudah banyak instrument yang tersedia yang dapat digunakan oleh Perbankan untuk memenuhi kebutuhan dana para nasabah yang ingin menarik dananya dalam bentuk uang tunai maupun kebutuhan segera lainnya (Antariksa, 2005), termasuk perbankan syariah, meskipun instrument keuangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas terbatas karena harus memenuhi ketentuan syariah. Karena itu, likuiditas merupakan masalah yang banyak dihadapi oleh perbankan syariah (Noraini, 2012). Namun demikian, kelebihan aset likuid menandakan bank tidak efisien dalam memanfaatkannya dananya sehingga dapat memengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk pada profitabilitas. Dengan demikian, semakin tinggi LAD maka akan semakin rendah profitabilitas, artinya LAD memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hasil penelitian pada perbankan mengenai pengaruh risiko likuiditas terhadap profitabilitas yang dilakukan Hua Shen dkk (2009) menunjukkan bahwa bahwa rasio LAD memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Dari kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu, maka dapat diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut: H 2a : Terdapat pengaruh negatif LAD (Liquid Asset to Deposit) terhadap profitabilitas pada perbankan syariah. H 2b : Terdapat pengaruh negatif LAD (Liquid Asset to Deposit) terhadap profitabilitas pada perbankan konvensional. LAD mengukur kemampuan suatu bank untuk membayar kembali simpanan para deposan menggunakan aset yang paling likuid yang dimiliki pihak bank. Sistem operasional yang berbeda antara perbankan syariah dan konvensional, terutama perbedaan sistem bunga dan bagi hasil mampu memengaruhi elastisitas permintaan nasabah. Hal tersebut secara otomatis akan memengaruhi pendapatan yang merupakan komponen dari laba, dan juga akan membedakan risiko likuiditasnya. Salim (2001) yang meneliti bank syariah dan konvensional di negara-negara Timur Tengah menyebutkan bahwa rasio likuiditas di bank syariah lebih rendah dari bank konvensional. Dari uraian tersebut maka dapat diturunkan hipotesis: H 2c : Terdapat perbedaan yang signifikan antara LAD (Liquid Asset to Deposit) pada bank syariah dan konvensional. PENGARUH LTA (LIQUID ASSET TO TOTAL ASSET) TERHADAP PROFITABILITAS Rasio LTA merupakan salah satu ukuran risiko likuiditas yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aset likuid yang ada dari total aset yang dimiliki pihak bank (Antariksa, 2005). Rasio LTA yang tinggi, menandakan semakin besar tersedianya jumlah aset yang siap dikonversikan menjadi kas dan menunjukkan likuiditas bank yang cukup baik. Akan tetapi semakin banyak kas yang menganggur di bank karena tidak digunakan untuk operasional mengakibatkan bank kehilangan kesempatan untuk mendapatkan laba dan kondisi tersebut pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas (Machmud dan Rukmana, 2010). Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi rasio LTA maka profitabilitas JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI6 semakin rendah. Penelitian pada perbankan syariah mengenai pengaruh risiko likuiditas terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Antariksa (2005) serta Machmud dan Rukmana (2010) menunjukkan bahwa rasio LTA berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Sementara Faizulayev (2011) menyimpulkan bahwa LTA di 18 bank syariah dan 18 bank konvensional yang tersebar di 5 negara tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Berdasarkan kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu, maka dapat diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut: H 3a : Terdapat pengaruh negatif LTA (Liquid asset to Total Asset) terhadap profitabilitas pada per-bankan syariah. H 3b : Terdapat pengaruh negatif LTA (Liquid asset to Total Asset) terhadap profitabilitas pada per-bankan konvensional. LTA mengukur seberapa besar aset likuid yang ada dari total aset yang dimiliki pihak bank. Sistem operasional yang berbeda antara perbankan syariah dan konvensional, salah satunya pada pemilihan instrumen likuiditas yang mampu memberikan profitabilitas dimana perbankan konvensional dianggap lebih banyak berinvestasi pada instrumen pasar keuangan dibandingkan dengan sektor riil. Keterbatasan bank syariah dalam memilih instru- ment keuangan yang harus sesuai dengan syariah juga merupakan faktor yang memengaruhi likuiditas bank syariah. Hal tersebut secara otomatis akan memengaruhi pendapatan yang merupakan komponen dari laba dan juga akan membedakan risiko likuiditasnya. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: H 3c : Terdapat perbedaan signifikan antara rasio LTA (Liquid asset to Total Asset) pada bank syariah dan konvensional. RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH Berdasarkan jenisnya, bank dibedakan menjadi dua jenis yaitu bank umum konvensional dan bank umum syariah. Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah (Muhammad, 2005). Kegiatan operasional bank syariah meng-gunakan sistem bagi hasil (profit and loss sharing), sedangkan bank konvensional menggunakan sistem bunga. Sistem operasional yang berbeda antara bank konvensional dan syariah tentu saja akan memengaruhi komposisi pendapatannya yang kemudian akan bermuara pada laba masing-masing lembaga keuangan tersebut. Laba yang berbeda secara otomatis akan memengaruhi perbedaan profitabilitas perbankan yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA). Moin (2007) yang meneliti profitabilitas antara bank syariah dan konvensional di Pakistan menemukan bahwa bank konvensional lebih profitable dan secara signifikan berbeda dengan bank syariah. Sementara Faizulayev (2011) juga mengindikasikan perbedaan kinerja keuangan antara bank syariah dan konvensional. Dari teori- teori dan penelitian terdahulu dari, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H 4 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara Return On Assets (ROA) pada perbankan syariah dan konvensional. METODE PENELITIAN OBJEK/SUBJEK PENELITIAN Objek dari penelitian ini adalah bank umum konvensional dan syariah yang telah berdiri lebih dari satu tahun dan memublikasikan laporan keuangannya pada website resmi Bank Indonesia. VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 7 JENIS DATA Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan masing-masing bank yang disampaikan pada Bank Indonesia melalui website resminya. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu dengan mempertimbangan beberapa kriteria tertentu. Kriteria tersebut yaitu; (1) telah berdiri lebih dari 1 (satu) tahun terhitung dari dilakukannya penelitian; (2) memublikasikan laporan keuangannya pada website resmi BI (www.bi.go.id); dan (3) bank umum konvensional yang digunakan sebagai pembanding adalah bank konvensional 1yang pada saat penelitian dilakukan memiliki total aset yang sama dan/atau mendekati bank umum syariah yang dijadikan objek penelitian ini. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan, mencatat, dan menghitung data-data yang diperoleh dan berhubungan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari mengakses situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id). DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah risiko likuiditas yang diukur dengan FDR, LAD dan LTA. FDR (Financing to Deposit Ratio)/ LDR (Loan to Deposit Ratio) FDR merupakan alat ukur risiko likuiditas yang menunjukkan seberapa besar dana pihak ketiga yang digunakan untuk pembiayaan atau pemberian kredit. FDR merupakan proksi dari risiko likuiditas, yang menunjukan perbandingan antara pembiayaan terhadap deposit. FDR dihitung dengan menggunakan rumus: LAD (Liquid Asset to Deposit) LAD digunakan untuk mengukur kemam-puan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas akibat penarikan dana oleh pihak ketiga, dengan menggunakan alat likuid. LAD merupakan perbandingan antara Liquid asset dengan deposit. LAD dihitung dengan menggunakan rumus: LTA (Liquid asset to Total Asset) LTA merupakan alat ukur risiko likuiditas yang menunjukkan besarnya aktiva lancar atas total aktiva yang dimiliki. LTA dihitung menggunakan rumus: Variabel Dependen Profitabilitas Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA. Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisi penggunaan aset. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI8 UJI HIPOTESIS DAN ANALISIS DATA Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan software SPSS Versi 17 dengan beberapa tahapan pengujian. Tahap pertama diuji dengan alat analisis regresi linear berganda dan tahap selanjutnya melakukan pengujian dengan alat independent sample t-test untuk menguji apakah terdapat perbedaan mean antar dua kelompok yang saling independen secara signifikan. Persamaan model regresi yang diajukan adalah sebagai berikut: Y = á + â 1 X 1 + â 2 X 2 + â 3 X 3 + å Y = ROA á = Konstanta â = Koefisien regresi X 1 = FDR X 2 = LAD X 3 = LTA Å = Variabel yang tidak diteliti dalam penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Perusahaan perbankan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang telah berdiri lebih dari 1 tahun dan menerbitkan laporan keuangannya pada website resmi Bank Indonesia per 31 Juni 2011 sampai 31 Juni 2012, yaitu sebanyak 22 perusahaan yang terdiri dari 11 Bank Umum Syariah dan 11 Bank Umum Konvensional yang memiliki total aset yang sama dan atau mendekati total aset Bank Umum Syariah yang dijadikan subjek penelitian, sedangkan objek dari penelitian ini adalah laporan keuangan semesteran sebanyak 33 untuk perbankan syariah 33 untuk perbankan konvensional. Ukuran kinerja keuangan perusahaan diukur dengan proksi Return on Assets (ROA). Nilai rata- rata ROA dari sampel penelitian selama tahun 2011-2012 pada bank umum syariah sebesar 0,0100; artinya bank umum syariah mampu memperoleh laba 1% dari nilai total aset perusahaan. Nilai rata- rata ROA pada bank umum konvensional sebesar 0.0126, artinya bank umum konvensional mampu memperoleh laba hingga 1,26% dari nilai total aset perusahaan. TABEL 1. STATISTIK DESKRIPTIF UJI VALIDITAS DATA Untuk menguji kualitas data sebelum dilaukannya uji hipotesis maka ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi. Pada penelitian ini baik data perbankan syariah maupun perbankan konvensional telah memenuhi asumsi normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinieritas. TABEL 2. HASIL UJI F PADA PERBANKAN SYARIAH VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 9 HASIL UJI HIPOTESIS Uji Regresi Bank Umum Syariah Berdasarkan pengujian statistik F dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah 19,657 dengan nilai signifikan 0,000 yang lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu FDR, LAD, dan LTA berpengaruh signifikan secara simultan (bersama- sama) terhadap Return On Assets (ROA). TABEL 3. HASIL PENGUJIAN REGRESI LINIER PADA PERBANKAN SYARIAH Dari hasil uji statistik yang ditunjukkan Tabel 3, maka persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut: ROA = -0,010 + 0,008FDR – 0,014LAD + 0,078LTA + å Diperoleh bahwa variabel FDR dan LTA memiliki tanda koefisien positif, sedangkan LAD memiliki tanda koefisien negatif. Hasil tersebut berarti bahwa FDR dan LTA yang semakin meningkat akan meningkatkan ROA, sedangkan LAD yang semakin meningkat akan menurunkan ROA. Hasil pengujian signifikansi variabel independen secara individual menunjukkan bahwa variabel FDR terhadap ROA menunjukkan arah positif sebesar 0,008 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 < alpha (0,05). Yang berarti bahwa FDR memiliki pengaruh yang sgnifikan terhadap ROA. Dengan demikian Hipotesis 1a diterima. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel LAD terhadap ROA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,034 < alpha (0,05) dengan koefisien regresi menunjukan arah negatif sebesar 0,014. Hasil tersebut menunjukkan bahwa LAD memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA. Dengan demikian Hipotesis 2a diterima. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel LTA terhadap ROA menunjukkan signifikansi sebesar 0,000 < alpha (0,05) dengan arah positif sebesar 0,078. Hasil tersebut menunjukkan bahwa LTA berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Dengan demikian Hipotesis 3a ditolak. UJI KOEFISIEN DETERMINASI (ADJUSTED R2) Hasil penguian koefesien diterminasi dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat besarnya Adjusted R Square adalah 0,636. Hasil perhitungan statistik ini berarti bahwa kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi perubahan variabel dependen sebesar 63,6%, sedangkan sisanya sebesar 36,4% (100%-63,6%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi yang dianalisis. TABEL 4. HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN DETERMINASI PADA PERBANKAN SYARIAH UJI REGRESI BANK UMUM KONVENSIONAL Dari pengujian statistik F dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah 5,474 dengan nilai signifikan 0,004 yang lebih kecil dari alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu LDR, LAD, dan LTA berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap Return On Assets (ROA). JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI10 TABEL 5. HASIL UJI F TABEL 6. HASIL PENGUJIAN REGRESI LINIER PADA PERBANKAN KONVENSIONAL Dari hasil uji statistik yang ditunjukkan Tabel 6, maka persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut: ROA = 0,030 - 0,011LDR + 0,012LAD - 0,050LTA + e Diperoleh bahwa variabel LDR dan LTA memiliki koefisien dengan tanda negatif yang berarti bahwa LDR dan LTA yang semakin mening- kat akan menurunkan ROA. Sementara itu LAD menunjukkan tanda koefisien positif yang artinya jika LAD meningkat akan meningkatkan ROA. Hasil dari pengujian signifikansi variabel independen secara individual pada perbankan konvensional ditemukan variabel LDR terhadap ROA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,082 > alpha (0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa LDR tidak memiliki pengaruh yang sgnifikan terhadap ROA. Dengan demikian Hipotesis 1 b ditolak. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel LAD terhadap ROA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,053 > alpha (0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa LAD tidak memiliki pengaruh sgnifikan terhadap ROA. Dengan demikian Hipotesis 2 b ditolak. Sedangkan pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel LTA terhadap ROA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.001 < alpha (0,05) dengan arah koefisien regresi menunjukan arah negatif sebesar -0,050. Hasil tersebut menunjukkan bahwa LTA berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Dengan demikian Hipotesis 3 b diterima. UJI KOEFISIEN DETERMINASI (ADJUSTED R2) TABEL. 7 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN DETERMINASI Berdasarkan tabel koefisien determinasi di atas besarnya Adjusted R Square adalah 0,296 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi perubahan variabel dependen sebesar 29,6%, sedangkan sisanya sebesar 70,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi yang dianalisis. UJI INDEPENDENT SAMPLE T-TEST Uji independent sample t-test dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas di pernakan syariah dan konvensional. ANALISIS VARIABEL FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) PADA PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIONAL. Berdasarkan tabel 8 pada kolom levene’s test untuk variabel FDR dapat dilihat bahwa besarnya nilai probabilitas adalah 0,027 < alpha (0,05), maka H o ditolak atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians berbeda, sehingga dalam membandingkan kedua populasi dengan t-test digunakan dasar Equal variance not assumed (diasumsikan kedua varians tidak sama). Terlihat bahwa t hitung untuk FDR pada kolom VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 11 Equal variance not assumed adalah 2,706 dengan nilai probabilitas 0,010 < alpha (0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada risiko likuiditas yang diwakili oleh Financing to Deposit Ratio (FDR) pada perbankan syariah dan konvensional. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 1c diterima. ANALISIS VARIABEL LIQUID ASET TO DEPOSIT (LAD) Berdasarkan tabel 8 pada kolom levene’s test unutk variabel LAD dapat dilihat besarnya nilai probabilitas adalah 0,097 > alpha (0,05), maka H o diterima atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians sama, sehingga dalam membandingkan kedua populasi dengan t-test digunakan dasar Equal variance assumed (diasumsikan kedua varians sama). Terlihat bahwa t hitung untuk LAD pada kolom Equal variance assumed adalah -0,752 dengan nilai probabilitas 0,455 > alpha (0,05), maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan perbankan syariah dan konvensional dalam membayar kembali simpanan para deposan dengan menggunakan aset yang paling likuid. Hasil tersebut bertentangan dengan hipotesis yang diajukan, maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 2 c ditolak. ANALISIS VARIABEL LIQUIT ASSET TO TOTAL ASSET (LTA) Berdasarkan tabel 8 pada kolom levene’s test untuk variabel LTA dapat dilihat bahwa besarnya nilai probabilitas adalah 0,469 > alpha (0,05), maka H o diterima atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians sama, sehingga dalam membandingkan kedua populasi dengan t-test sebaiknya menggunakan dasar Equal variance assumed (diasumsikan kedua varians sama). Terlihat bahwa t hitung untuk LTA pada kolom Equal variance assumed adalah -3,058 dengan nilai probabilitas 0,003 < alpha (0,05), maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada besaran aset likuid dari total aset yang dimiliki perbankan syariah dan konvensional. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 3c diterima. ANALISIS RASIO RETURN ON ASSETS (ROA) Berdasarkan tabel 8 pada kolom levene’s test untuk variabel ROA dapat dilihat besarnya nilai probabilitas adalah 0,752 > alpha (0,05), maka H o diterima atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians sama, sehingga dalam membandingkan kedua populasi dengan t-test sebaiknya meng- gunakan dasar Equal variance assumed (diasumsikan kedua varians sama). Terlihat bahwa t hitung untuk ROA pada kolom Equal variance assumed adalah -1,764 dengan nilai probabilitas 0.083 > alpha (0,05), maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perbankan syariah dan konvensional dalam menghasilkan laba bersih dari total aset yang digunakan. Hasil tersebut bertentangan dengan hipotesis yang diajukan, maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 4 ditolak. PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) Hasil pengujian statistik untuk Hipotesis 1 a menunjukkan tingkat signifikansi FDR sebesar 0,005 yang lebih kecil dari alpha (0,05). Hasil yang berbeda ditunjukkan pada pengujian statistik untuk Hipotesis 1b yang menunjukkan tingkat signifikansi FDR sebesar 0,082 lebih besar dari alpha (0,05). Kedua hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa FDR pada perbankan syariah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, sedangkan FDR pada perbankan konvensional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI12 ROA. Dari hasil pengujian statistik disimpulkan bahwa H 1a diterima dan H 1b ditolak, artinya dalam penelitian ini semakin tinggi FDR bank syariah maka semakin tinggi ROA, sehingga FDR dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan manajemen bank syariah untuk memperoleh laba tinggi. Sebaliknya, semakin tingginya FDR bank konvensional tidak dapat dijadikan tolok ukur dalam keberhasilan manajemen bank untuk memperoleh laba yang tinggi. Hasil penelitian ini pada bank syariah ini menunjukkan bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang berarti semakin besar pembiayaan yang disalurkan maka profitabilitas akan semakin meningkat. Hasil tersebut tidak konsisten dengan Antariksa (2005) yang menunjukkan hasil yang negative. Sementara itu hasil penelitian pada bank konvensional menunjukkan bahwa LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang artinya berlawanan dengan hasil penelitian dari Mahardian (2009). Hasil penelitian tersebut bisa disebabkan karena manajemen penyaluran pembiayaan yang kurang bisa mengoptimalkan pendapatan dari usaha yang dibiayai atau jangka waktu yang pendek dalam penyaluran dibandingkan jangka waktu penghimpunan dana sehingga keuntungan yang didapat tidak maksimal. Selain itu besarnya pemberian pembiayaan tidak didukung dengan kualitas pembiayaan. Kualitas pembiayaan yang buruk akan meningkatkan risiko terjadinya pembiayaan yang bermasalah atau non performing financing terutama bila pemberian pembiayaan dilakukan tidak menggunakan prinsip kehati- hatian, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan laba. PENGARUH LIQUID ASSET TO DEPOSIT (LAD) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) Hasil pengujian statistik untuk Hipotesis 2a menunjukkan nilai probabilitas LAD sebesar 0,034 yang lebih kecil dari alpha (0,05) dengan arah koefisien regresi negatif sebesar -0,014. Hasil yang berbeda ditunjukkan pada pengujian statistik untuk Hipotesis 2b yang menunjukkan tingkat signifikansi LAD sebesar 0,053 lebih besar dari alpha (0,05). Hasil pengujian membuktikan bahwa LAD pada bank syariah berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Semakin tinggi rasio LAD menandakan semakin membaiknya tingkat likuiditas perbankan, dengan membaiknya tingkat likuiditas berarti perbankan mempunyai risiko likuiditas yang rendah, karena banyaknya alat-alat likuid yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan para nasabah penyimpanan dana yang ingin menarik dananya dalam bentuk uang tunai, namun terlalu banyak alat-alat likuid yang tersedia dapat menurunkan profitabilitas bank. Hasil sebaliknya ditunjukkan pada pengujian di bank konvensional, yang menunjukkan bahwa LAD tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya jumlah aset yang siap dikonversikan menjadi kas tidak mampu memberikan keuntungan bagi bank. Perbedaan hasil penelitian pada perbankan syariah dan konvensional tersebut kemungkinan juga disebabkan karena adanya perbedaan elastisitas permintaan pembiayaan yang terjadi antara bank syariah dan bank konvensional (Antariksa, 2005). PENGARUH LIQUID ASSET TO TOTAL ASSET (LTA) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) Hasil pengujian statistik untuk Hipotesis 3a menunjukkan nilai probabilitas LTA sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi (0,05) dengan arah koefisien regresi positif sebesar 0,078. Hasil yang berbeda ditunjukkan pada pengujian statistik untuk Hipotesis 3b yang menunjukkan nilai probabilitas LTA sebesar 0,001 yang lebih kecil VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 13 dari tingkat signifikansi (0,05) dengan arah koefisien regresi negatif sebesar -0,050. Dari kedua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3a ditolak dan hipotesis 3b diterima. Hasil pengujian pengaruh LTA terhadap ROA di bank konvensional membuktikan bahwa semakin tinggi LTA maka profitabilitas suatu bank akan semakin menurun karena semakin besar likuiditas suatu bank berarti bank tersebut tidak memaksimalkan asetnya untuk dilemparkan pada pembiayaan. Sebaliknya, hasil pengujian pada bank syariah membuktikan bahwa semakin tinggi LTA maka semakin tinggi pula profitabilitas bank. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena bank syariah mampu memaksimalkan aset likuid yang dimilikinya untuk memperoleh profitabilitas. FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) PADA PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIONAL Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai t hitung untuk FDR pada kolom Equal variance not assumed adalah 2,707 dengan probabilitas 0,010 < alpha (0,05), maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada risiko likuiditas yang diwakili oleh Financing to Deposit Ratio (FDR) pada perbankan syariah dan konvensional. Sistem operasional yang berbeda antara perbankan syariah dan konvensional mengenai konsep pembiayaan terbukti dapat membedakan risiko likuiditas yang diwakili dengan besaran dana pihak ketiga yang dimanfaatkan kedua jenis bank untuk pembiayaan. LIQUID ASSET TO DEPOSIT (LAD) PADA PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIONAL Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai t hitung untuk LAD pada kolom Equal variance assumed adalah -0,752 dengan probabilitas 0,455 > alpha (0,05), maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan perbankan syariah dan konvensional dalam membayar kembali simpanan para deposan dengan menggunakan aset yang paling likuid (LAD). Berangkat dari total aset yang sebanding diduga memengaruhi kemampuan kedua jenis bank dalam membayar kembali simpanan para deposan menggunakan aset yang paling likuid yang dimiliki. LIQUID ASSET TO TOTAL ASSET (LTA) PADA PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIONAL Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai t hitung untuk LTA pada kolom Equal variance not assumed adalah -3,058 dengan probabilitas 0,003 < alpha (0,05) maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada besaran aset likuid dari total aset yang dimiliki perbankan syariah dan konvensional. Sistem operasional yang berbeda diantara kedua jenis bank mampu membedakan besaran likuid aset dari total keseluruhan aset yang dimiliki bank meskipun kedua jenis bank berangkat dari total aset yang sebanding. Total aset yang sebanding ternyata tidak memengaruhi besaran likuid aset yang terkandung didalamnya. RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIONAL Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai t hitung untuk ROA pada kolom Equal variance as- sumed adalah -1,764 dengan probabilitas 0,083 > alpha (0,05), maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada perbankan syariah dan konvensional dalam menghasilkan laba bersih dari total aset yang digunakan. Berangkat dari total aset yang sebanding dan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap perbankan syariah diduga memengaruhi kemampuan aset yang dimiliki bank dalam menghasilkan laba. Uji koefisien determinasi pada perbankan syariah menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,636 artinya kemampuan risiko likuiditas pada JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI14 perbankan syariah dalam menjelaskan variasi perubahan profitabilitas adalah sebesar 63,6% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model. Sementara itu, uji koefisien determinasi pada perbankan konvensional menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,296 artinya kemampuan risiko likuiditas pada perbankan konvensional dalam menjelaskan variasi perubahan profitabilitas adalah sebesar 29,6% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model. Perbandingan uji koefisien determinasi tersebut menunjukkan nilai Adjusted R2 pada perbankan syariah (0,636) lebih besar dari nilai Adjusted R2 pada perbankan konven-sional (0,296), artinya pengaruh risiko likuiditas terhadap profitabilitas pada perbankan syariah lebih besar dibandingkan dengan perbankan konvensional. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh lebih tingginya FDR pada perbankan syariah (1,0161) dibandingkan dengan FDR pada perbankan konvensional (0,7526) yang menunjukkan lebih besarnya pembiayaan yang dikeluarkan bank syariah yang berdampak pada rendahnya likuiditas perbankan syariah. Selain itu, sistem bagi hasil yang digunakan bank syariah memiliki risiko yang lebih tinggi dari sistem bunga pada perbankan konvensional. Hal tersebut mengakibatkan tingginya risiko likuiditas pada bank syariah. Namun, tingginya risiko likuiditas pada bank syariah mampu memengaruhi tingginya profitabilitas dengan keuntungan yang dihasilkan dari pembiayaan yang dikeluarkan. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan hasil dari pengujian statistik dengan regresi di perbankan syariah menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara FDR terhadap ROA, LAD terhadap ROA, dan LTA terhadap ROA, maka H 3a ditolak. Sedangkan hasil pengujian statistik dengan regresi di perbankan konvensional menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara FDR terhadap ROA, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara LAD terhadap ROA, dan terdapat pengaruh negatif signifikan antara LTA terhadap ROA. maka H 3b diterima. Hasil pengujian statistik dengan independent sample t-test menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Financing/Loan to Deposit Ratio (FDR/LDR) pada perbankan syariah dan konvensional. Namun, dari hasil pengujian statistik dengan independent sample t-test pula ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Liquid Asset to Deposit (LAD) pada perbankan syariah dan konvensional. Selanjutnya, hasil pengujian statistik dengan independent sample t-test menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Liquit Asset to Total Asset (LTA) pada perbankan syariah dan konvensional. Terakhir, Hasil pengujian statistik dengan independent sample t-test menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Return on Assets (ROA) pada perbankan syariah dan konvensional. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah rentang waktu penelitian ini relatif singkat yaitu semseter pertama dan kedua tahun 2011 dan semester pertama tahun 2012. Keterbatasan ini dikarenakan mayoritas Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar pada Bank Indonesia baru memublikasikan laporan keuangannya pada pertengahan 2010. Penelitian ini akan lebih baik apabila data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan yang memiliki tingkat signifikansi yang tinggi. Selain itu, identifikasi terhadap profitabilitas secara umum dapat diukur dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE), tetapi dalam VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 15 penelitian ini hanya menggunakan rasio Return On Asset (ROA) sebagai tolak ukur pengukuran profitabilitas. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dan setelah menyimpulkan hasil penelitian, penulis bermaksud mengajukan saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pihak- pihak yang berkepentingan. Risiko likuiditas menjadi salah satu fokus Bank Indonesia sebagai risiko yang harus diperhitungkan dalam mengelola suatu bank. Risiko likuiditas mencerminkan tingkat suatu bank tidak dapat memenuhi kewajiban segera terhadap nasabah dan kreditur lainnya dengan nilai cash asset yang ada. Hal ini tentu sangat memengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Kepercayaan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting karena bisnis perbankan didasarkan atas kepercayaan masyarakat. Jadi likuiditas harus diperhatikan agar kepercayaan masyarakat terpelihara dan bisnis perbankan dapat berjalan lancar. Adapun saran yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat menambah risiko-risiko perbankan lainnya yang dapat memengaruhi profitabilitas bank. Penelitian selanjutnya diharapkan akan lebih akurat bila sampel diperluas baik periode penelitian maupun jumlah bank yang akan diteliti. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, A.S, dan T. M. Mohammad. How Islamic Banks of Malaysia Managing Liquidity? An Emphasis on Confronting Economic Cycles. International Journal of Business and Social Science, 4 (7) 57-73. Andreas, D. dan W. Gabrielle. 2011. Determinants of bank profitability before and during the crisis: Evidence from Switzerland. Journal of International Financial. Antariksa, R. 2005. Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk). Tesis, Universitas Indonesia. Bank Indonesia. 2009. Manajemen Risiko Likuiditas Bank. Website Bank Indonesia: www.bi.go.id Bank Indonesia. 2011. Laporan Keuangan Publikasi Semesteran. Website Bank Indonesia: www.bi.go.id Bank Indonesia. 2012. Laporan Keuangan Publikasi Semesteran. Website Bank Indonesia: www.bi.go.id Basel Committee on Banking Supervision. 1997. Website:http:// www.bis.org/ publ/bcbs30a.pdf Bordeleau, E, dan C. Graham. 2010. The Impact of Liquidity on Bank Profitability, Bank of Canada Working Paper. Website:http:// www.econstor. eu/bitstream/10419/53928/1/642546703. pdf Faizulayev, A. 2011. Comparative Analysis between Islamic Banking and Conventional Banking Firms in terms of Profitability 2006-2009. Thesis Master of Science in Banking and Finance, Eastern Mediterranean University, Gazimaðusa, North Cyprus. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multi-variate dengan Program SPSS Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Shen, C. H., dan Y. K. Chen, L. F. Kao, dan C. L. Yeh. 2009. Bank Liquidity Risk and performance. Website:http:// www.finance.nsysu.edu.tw/SFM/17thSFM/program/ FullPaper/ 083- 231345511.pdf Iqbal, M. 2001. Islamic and Conventional Banking In The Nineties: A Comparative Study. Islamic Economic Studies, 8 (2). 1-27. Machmud, A. dan Rukmana. 2010. Bank Syariah (Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia). Erlangga: Jakarta. Madishetti, S. dan Rwechungura, K.A. 2013. Determinant of Bank Profitability in a Developing Economy: Empirical Evidence from Tanzania. Asian Journal of Research in Banking and Finance, 3 (11),46-65. Mahardian., P. 2011. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM DAN LDR Terhadap Kinerja Keuangan perbankan (Studi kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007). Thesis Magister Manajemen Program Studi Magister Manajemen Univer-sitas Diponegoro. Margaretha, F. dan K. Aditya. 2013. Pengaruh Resiko Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank Konvensional di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Investasi, 14 (2), 98-110. Meythi. 2005. Rasio Keuangan yang paling baik untuk memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 11 (2) 37-51. Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syari’ah. Penerbit UPP AMP YKPN: Yogyakarta. Muharam, H. Dan H. P. Kurnia. 2012. The Influence of Fundamental Factors to Liquidity Risk on Banking Industry: Comparative Study between Islamic Bank and Conventional Bank in Indonesia. Paper dipresentasikan di Conference In Business, Accounting And Management (CBAM), Sema-rang. Nazaruddin, I. 2009. Modul Praktik Komputer Statistika. Laboratorium Akuntansi Universitas Muhamm-adiyah Yogya-karta: Yogyakarta. Noraini, M. A. 2012. Liquidity Risk Management and Financial Performance in Malaysia: Empirical Evidence From Islamic Banks. Aceh International Journal of Social Sciences. 1 (2), 68-75. Rosnia, M. Norhazlina, I., Elmirina, O. and Hishamuddin, A.W. 2011. Financial Performance of Islamic Banks Versus Conventional Banks in Malaysia. Paper presented at the Asia-Pacific Business Research Conference (APB), Kuala Lumpur. Rosyadi, I. F. 2004. Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Dengan Bank Konvensional Berdasarkan Rasio Keuangan. Tesis, Universi- tas Indonesia. Shaikh, S. S. 2009. Risk Management in Islamic and Conventional JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI16 Banks: A Differential Analysis. Journal of Independent Studies and Research, 7 (2), 67-70. Thamrin., M., Liviawati, dan R. Wiyati. 2011. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional Serta Pengaruhnya Terhadap Analisis Investasi. Pekbis Jurnal, 3 (1), 406-412 Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, 5, 45-57. A AAERs Ability to Detect Fraud Accounting and Auditing Releases Accounting Information System Accrual-Based Information Ahmad, A.S Airlangga University Press An Emphasis on Confronting Economic Cycles Andreas, D. Anti-Corruption Efforts Aparat Pengawasan APIP Asymetry Information Audit Experience Auditor B Badan Pusat Statistik Bank Muamalat Indonesia Bank of Canada Working Paper Bank Umum Bank Umum Syariah Basel Committee on Banking Supervision BPKP Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Jakarta C Cash Expenditure Cash Receipts Cash-Based Information Control Effectiveness D Deposit Ratio E earnings per share Empirical Evidence from Tanzania EPS F Financial Accountability & Management financial leverage Financial Management Financing to Deposit Ratio G go public Government Financial Reporting H Harcourt College Publishers I Initial Public Offering Integritas Internal Decision Making IPSAS Islamic and Conventional Banking In The Nineties J JFA Jurnal Akuntansi dan Investasi Jurnal Informasi Jurnal Riset Akuntansi Indonesia K Kontrol Efektivitas L LAD LDR Level of significant Liquid Asset to Deposit Liquid asset to Total Asset M Machmud, A. Manajemen Bank Syari'ah Manajemen Risiko Likuiditas Bank Masjid Agung Jami' Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Microsoft Excel Muhammad SAW Muharam, H. N Nurdjanah Taufiq O Obyektifitas P Pasar Modal PDAM Penawaran Umum Perdana Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas PER/04/M. PAN/03/2008 PER/04/M.PAN/ 03/2008 Perbankan konvensional Perbankan Syariah PP No. 71/2010 Profitabilitas PSAK R rate of return on total asset Regresi Linier Return on Assets Risiko likuiditas ROA Rukmini Barhana S SAP PP No.24/2005 Signaling Simposium Nasional Akuntansi XII Sistem Informasi Akuntansi SPSS T The Journal of Finance The New Public Management Thesis Master of Science in Banking and Finance trade off U Undang-Undang No. 8 tahun 1995 Undang-undang Nomor. 17 Tahun 2003 underpricing Universitas Diponegoro Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Universitas Riau Universitas Sebelas Maret UU No. 1/2004 UU No.17/2003 V variabel FDR variabel PER W Workload Wulandari, A.