Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 12 No. 1, halaman: 72-87, Januari 2011 72 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINGKAT PENGGULIRAN DANA BANK SYARIAH Emile Satia Darma & Rita E-mail : Emilesatiadarma@gmail.com Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT The purpose of this research is to find out the factors affecting the financing level of sharia banks. This research uses monthly financial reports Islamic Commercial Bank Foreign Exchange 2006-2009 period as the object of research. To analyze the data used multiple linear regression method. The result showed that all the variables, namely exchange rate, inflation, third party funds (DPK), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) and bank income jointly affect the financing level of sharia banks. The five variables capable of explaining the dependent variable was 31.2% and the remaining 68.8% is explained by other variables outside the research model. Partially, exchange rates (significantly negative), inflation (pos- itive is insignificant), third party funds (positive is insignificant), SWBI (signifi- cantly negative) and the income of the bank (negative not significant) to the level of scrolling funds of Islamic banks. Keywords: Exchange Rates, Inflation, Deposits, SWBI, Bank Earnings. PENDAHULUAN Bank menurut fungsinya adalah se- bagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dalam melakukan usahanya, perbankan di Indonesia berasaskan demo- krasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian, memiliki peran yang strategis dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, meningkatkan pemerataan, partum- buhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Hatta dalam Hasibuan (2005) mengatakan bahwa bank merupakan sendi kemajuan masyarakat dan sekiranya tidak ada bank maka tidak akan terjadi kemajuan seperti saat ini. Menurut Undang-Undang Republik In- donesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan mendefinisikan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat da- lam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka mening-katkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga perantara atau biasa disebut finan- cial intermediary,artinya bank adalah lem- baga yang aktivitasnya berkaitan dengan ma- salah keuangan (Muhammad, 2005). Pada masa krisis, perbankan Islam di Indonesia mulai memperlihatkan eksis- tensinya dimana perbankan nasional yang mengalami krisis berat mendorong per- bankan saat itu beroperasi dengan negatif spread, yaitu bunga yang dibayar kepada na- sabah penabung lebih tinggi dari pada bunga Emile Satia Darma & Rita, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat.... 73 kredit yang diterima. Dampak dari kondisi tersebut, kerugian menggerogoti modal bank hingga Bank Indonesia mewajibkan program rekapitalisasi. Bunga deposito pernah men- capai 60% saat itu hingga bank harus mem- beri kredit dengan bunga tinggi. Sejak krisis ekonomi tersebut, beberapa bank konvensional mulai melihat ke sistem bank syariah, dengan memberikan dan mcnyelenggarakan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi stafnya. Sebagian bank mengkonversi bank konvensionalnya menjadi bank syariah sepenuhnya maupun hanya dengan membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya. Menurut Siamat (2001) salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran dana (kredit) adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat se- hingga secara moral mereka harus menya- lurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan yang di- harapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Semakin besar kredit yang diberi- kan, berbanding lurus dengan resiko yang ha- rus ditanggung oleh bank tersebut. Dana pihak ketiga dibutuhkan oleh bank untuk menjalankan kegiatan operasi bank. Dendawijaya dalam Nandadipa (2010) mendefinisikan dana pihak ketiga sebagai dana simpanan dari masyarakat. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK) meru- pakan sumber dana terbesar yang paling di- andalkan oleh bank. Bank dapat memanfaat- kan dana tersebut agar menjadi pendapatan, yaitu dengan menyalurkan dana. Bank dapat menyalurkan dananya kepada masyarakat da- lam bentuk pembiayaan, selain itu bank dapat juga dapat menitipkan sebagian dananya di Bank Indonesia dalam bentuk SWBI (Sertif- ikan Wadiah Bank Indonesia). Semakin besar pendapatan yang dihasilkan oleh bank, be- rarti semakin besar pula kesempatan bank da- lam menghasilkan keuntungan sehingga bank akan semakin tertarik untuk mening-katkan jumlah penyaluran dana. Kondisi perekonomian sangat ber- pengaruh terhadap aktifitas perbankan. Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai kestabilan ekonomi adalah kurs valuta asing. Hal yang sudah umum terjadi, kurs mata uang suatu negara sering mengalami kenai- kan maupun penurunan. Dampak fluktuatif dari nilai tukar mata uang asing (dalam hal ini dolar AS) mengakibatkan masyarakat cenderung ingin memiliki dolar AS tersebut dengan melakukan penarikan dana dari bank, sehingga mengakibatkan bank mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana ke masyarakat. Selain kurs, perekonomian juga tidak terlepas dari adanya inflasi, dimana inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, dengan kata lain inflasi merupakan penurunan nilai mata uang secara terus- menerus. Menurut Dornbus dan Fischer da- lam Nandadipa (2010) menyebutkan dampak inflasi antara lain: menimbulkan gangguan fungsi uang, melemahkan semangat menabung, meningkatkan kecenderungan untuk belanja, pengerukan tabungan dan penumpukan uang, permainan harga diatas standar kemampuan, penumpukan kekayaan dan investasi non produktif, serta distribusi barang relatif tidak stabil dan terkonsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pada sektor per- bankan syariah bahwa kurs, inflasi, dana pihak ketiga (DPK), SWBI (Sertifikat wadiah bank Indonesia) dan pendapatan bank ber- pengaruh terhadap pengguliran dana bank syariah. Jurnal Akuntansi dan Investasi 12 (1), 72-87, Januari 2011 74 TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pengguliran Dana Bank Syariah Dalam menjalankan fungsinya, bank membutuhkan dana, oleh karena itu bank selalu berusaha untuk memperoleh dana secara optimal. Dana bank digolongkan men- jadi (Hasibuan, 2005): 1) Loanablefunds, yaitu dana-dana yang selain digunakan sebagai secondary re- serves dan surat-surat berharga. 2) Unloanablefunds, yaitu dana-dana yang hanya dapat digunakan sebagai primary reserves. 3) Equity funds, yaitu dana-dana yang yang dialokasikan sebagai aktiva tetap, inven- taris dan penyertaan. Dana bank tersebut berasal dari 2 sumber, yaitu: 1) Dana sendiri adalah dana yang bersumber dari dalam bank seperti setoran modal/ penjualan saham, pemupukan cadangan, laba yang ditahan, serta lainnya yang merupakan dana bersifat tetap. 2) Dana asing merupakan dana yang ber- sumber dari dana pihak ketiga seperti de- posito, giro, call- money, serta lainnya yang merupakan dana bersifat sementara atau harus dikembalikan. Semakin banyak dana yang dihimpun maka semakin banyak kegiatan bank. Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang mem- butuhkannya. Penyaluran dana (kredit) memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Tujuan pemberian kredit (penyaluran dana) menurut Taswan dalam Pratama (2010) adalah mem- berikan manfaat: a. Bagi bank, yaitu dapat digunakan sebagai instrumen bank dalam memelihara likuiditas, solvabilitas dan renta- bilitas serta menjadi pendorong peningkatan penjualan produk bank yang lain dan kredit diharapkan dapat menjadi sumber utama pen- dapatan bank yang berguna bagi kelangsun- gan hidup bank tersebut. 1) Bagi debitur, yaitu bahwa pemberian kredit oleh bank dapat digunakan untuk memperlancar usaha dan selanjutnya meningkatkan gairah usaha sehingga ter- jadi kontinuitas perusahaan. 2) Bagi masyarakat (negara), yaitu bahwa pemberian kredit oleh bank akan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat, peningkatan kegiatan ekonomi masyara- kat akan mampu menyerap tenaga kerja dan pada gilirannya mampu mensejahtera- kan masyarakat. Selain itu, bagi negara kredit dapat digunakan sebagai instrumen moneter. Pemerintah dapat mempengaruhi restriksi maupun ekspansi kredit per- bankan melalui kebijakan moneter dan perbankan. Nilaitukar (Kurs) Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs asing adalah harga yang harus dibayar dengan uang sendiri untuk mem- peroleh satuan mata uang asing. Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang (mata uang asing lebih murah, hal ini berarti nilai mata uang dalam negeri meningkat). Penurunan nilai tu- kar disebut depresiasi mata uang dalam negeri (mata uang asing menjadi lebih mahal, yang berarti mata uang dalam negeri relatif merosot). Dornbusch dan Fisher dalam wibowo dan suhendra mengatakan bahwa pergerakan Emile Satia Darma & Rita, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat.... 75 nilai tukar mempengaruhi daya saing inter- nasional dan posisi neraca perdagangan dan konsekuensinya akan berdampak pada real output dan negara tersebut yang pada gili- rannya akan mempengaruhi cashflow saat ini dan masa yang akan datang dari perusahaan tersebut. Inflasi Secara sederhana inflasi diartikan se- bagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Secara teori inflasi berpengaruh ter- hadap dunia perbankan sebagai salah satu in- stitusi keuangan. Bank merupakan lembaga yang fungsi utamanya sebagai mediasi, oleh karena itu bank sangat rentan dengan resiko inflasi terkait dengan mobilitas dananya. Sa- lah satu teori yang menjelaskan keterkaitan tersebut adalah teori dana yang dipinjamkan (the Loanable Fund Theory). Menurut Dorn- bus dan Fischer dalam Nandadipa (2010), dampak inflasi antara lain: menimbulkan gangguan fungsi uang, melemahkan seman- gat menabung, meningkatkan kecenderungan untuk belanja, pengerukan tabungan dan penumpukan uang, permainan harga diatas standar kemampuan, penumpukan kekayaan dan investasi non produktif, serta distribusi barang relatif tidak stabil dan terkonsentrasi. Dana Pihak Ketiga (DPK) Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah (pasal 1), simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank syariah dan/atau UUS berdasarkan akad wadi'ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan adalah simpanan berdasar- kan akad wadi'ah atau investasi dana ber- dasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip sya- riah yang penarikannya hanya dapat dil- akukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Deposito ada- lah investasi dana berdasarkan akad mudhar- abah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah dan bank syariah dan/atau UUS. Giro adalah simpanan berdasarkan akad wadi'ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip sya- riah yang penarikannya dapat dilakukan se- tiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindah-bukuan. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), yakni sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip Wadiah. Akad wadiah adalah suatu akad penitipan dana antara pemilik dana dengan pihak pen- erima titipan yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut. Dalam hal ini bank syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS) dapat menempatkan kelebihan dananya pada Ser- tifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Bank Indonesia sebagai penerima titipan wajib menjaga dana tersebut hingga jatuh tempo serta mengeluarkan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) sebagai bukti peni- tipan dana wadiah. Jurnal Akuntansi dan Investasi 12 (1), 72-87, Januari 2011 76 Salah satu peran SWBI dalam memen- uhi kebutuhan jangka pendek bagi bank sya- riah yang memilikinya adalah untuk menjaga likuiditas bank syariah terutama jika terjadi kekuarangan likuiditas pada saat tidak terse- dianya dana dari pasar uang maupun dari Bank Indonesia untuk perbankan syariah. SWBI dapat dijadikan sebagai agunan untuk memperoleh Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah (FPJPS). Selain itu bank syariah cenderung menempatkan dananya dalam bentuk SWBI karena menguntungkan dan bisa dikatakan bebas dari resiko. Selain itu dilihat dari jangka waktu penitipannya SWBI lebih likuid jika dibandingkan dengan penyaluran pem- biayaan. Pendapatan Bank Pendapatan adalah kenaikan kotor da- lam aset atau penurunan dalam liabilities atau gabungan dari keduannya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa atau aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan (An- tonio, 2001). Menurut Arifin (2006) secara garis be- sar terdapat empat sumber pendapatan yang diperoleh bank syariah, antara lain: 1) Pendapatan bagi hasil yang berasal dari transaksi penyaluran dana yang didasarkan pada akad mudharabah dan musyarakah. 2) Keuntungan atas kontrak j ual beli. 3) Hasil sewa atas kontrak ijarah. 4) Fee dan biaya adminintrasi atas jasa-jasa lainnya. Perumusan Hipotesis Nandadipa (2010) mengatakan bahwa aktifitas bank tidak dapat terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang domestik. Bank juga melayani nasabah dalam transaksi valas, dalam hal ini bank juga memperoleh keun- tungan. Dampak fluktuatif dari nilai tukar mata uang asing (dalam hal ini dolar AS) mengakibatkan masyarakat cenderung ingin memiliki dolar AS tersebut dengan melakukan penarikan dana dari bank, se- hingga mengakibatkan bank mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana ke masyarakat. Penelitian Lestari & Sugiharto (2007) menunjukkan hasil bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap LDR pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa. Haryati (2007) ex- change rate berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan kredit perbankan na- sional. Penelitian serupa juga dilakukan Nan- dadipa (2010) dengan hasil bahwa exchange rate berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR. Berdasarkan hasil uraian tersebut dapat disimpulkan kurs berpengaruh negatif ter- hadap pengguliran dana bank syariah. Dengan demikian dapat ditarik hipotesis se- bagai berikut: H1: Kurs berpengaruh negatif terhadap tingkat pengguliran dana bank sya- riah. Menurut Maksum dan Earlyanti dalam Supriyanti mendefinisikan inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus atau inflasi merupakan penurunan nilai mata uang secara terus-menerus. Menurut Dornbus dan Fischer dalam Nandadipa (2010), salah satu dampak inflasi antara lain meningkatkan kecende- rungan masayarakat untuk belanja (kon- sumtif) serta pengerukan tabungan dan penumpukan uang. Hal ini dapat mengakibat- kan bank kesulitan dalam menyalurkan dana dikarena-kan banyaknya masyarakat yang menarik dananya. Emile Satia Darma & Rita, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat.... 77 Hasil penelitian Haryati (2007), inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap per- tumbuhan kredit perbankan nasional dan ber- pengaruh tidak siginfikan pada bank asing campuran. Selain itu, inflasi terhadap LDR juga telah diteliti oleh Lestari dan Sugiharto (2007) yang menunjukan bahwa inflasi ber- pengaruh tidak signifikan terhadap LDR pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa. Se- dangkan penelitian Haas dan Lelyved dalam Nandadipa (2010) menunjukan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan kredit. Demikian juga dengan penelitian Nandadipa (2010) menunjukan bahwa Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa jika laju inflasi meningkatkan maka pengguliran dana bank syariah akan menurun, dan sebaliknya jika laju inflasi menurun maka pengguliran dana bank syariah akan meningkatkan. Dengan demikian dapat ditarik hipotesis sebagai beri- kut: H2: Inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat pengguliran dana bank sya- riah. Dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Dana pihak ketiga dibutuhkan bank dalam menjalankan operasinya. Per- tumbuhan dana pihak ketiga akan meningkat- kan pertumbuhan kredit. Hal ini mengindi- kasikan bahwa semakin besar dana pihak ke- tiga akan meningkatkan pengguliran dana. Haryati (2007) menyebutkan bahwa pertumbuhan DPK berpengaruh positif ter- hadap pemberian kredit. Penelitian serupa juga dilakukan Nandadipa (2010) yang menunjukan bahwa pertumbuhan DPK ber- pengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR, Pratama (2010) menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap penyalu- ran kredit, hasil ini serupa dengan Wijaya (2007) dan Nurhasanah (2010) menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap penyaluran pembiayaan. Dengan demikian dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H3: Dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap tingkat pengguliran dana bank syariah. Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka pengen- dalian uang beredar dilakukan dengan operasi pasar terbuka yaitu dengan menam- bah atau mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat melalui bank-bank, termasuk bank syariah. Agar operasi pasar terbuka ber- dasar-kan prinsip syariah dapat dilaksanakan, maka perlu diciptakan suatu piranti yang sesuai dengan prinsip syariah dalam bentuk Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Peraturan Bank Indonesia No. 6/7/PBI/2004 menyebut-kan bahwa Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), yakni sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana ber jangka pendek dengan prinsip Wadiah. Hasil penelitian Adi (2006) menun- jukan bahwa SWBI berpengaruh signifikan terhadap FDR perbankan syariah. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Haryadi (2009) hasilnya menunjukan bahwa SWBI ber- pengaruh negatif signifikan terhadap penya- luran pembiayaan dan Nurhasanah (2010), SWBI berpengaruh negatif signifikan ter- hadap pembiayaan murabahah. Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa SWBI ber- pengaruh negatif terhadap tingkat penggu-li- ran dana bank syariah. Artinya semakin ban- yak dana yang dihimpun dalam bentuk SWBI maka akan mengurangi jumlah penyaluran dana (pembiayaan) perbankan syariah. Jurnal Akuntansi dan Investasi 12 (1), 72-87, Januari 2011 78 Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis: H4: SWBI berpengaruh negatif terhadap tingkat pengguliran dana bank sya- riah. Besarnya pendapatan yang diterima bank jumlahnya tidak pasti, hal ini disebab- kan karena perbedaan akad dalam tiap jenis penyaluran dana. Pendapatan yang diperoleh tergantung pada tingkat margin dan porsi nisbah bagi hasil antara bank dengan nasa- bah. Semakin besar jumlah pendapatan yang diterima bank, maka bank semakin tertarik untuk menyalurkan dananya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya jumlah penda- patan yang diterima oleh bank akan meningkatkan jumlah penyaluran dana pada periode berikutnya. Wijaya (2007) menyatakan bahwa pen- dapatan bank berpengaruh positif terhadap penyaluran pembiayaan. Hasil serupa diungkapkan dalam penelitian Ambarwati (2008) bahwa bonus SWBI dan tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap pembia- yaan. Berbeda dengan hasil penelitian Har- yadi (2009), Equivalent Rate pembiayaan tidak berpengaruh terhadap penyaluran pem- biayaan, serta Pratin dan Adnan (2005) bahwa persentase (%) margin (bagi hasil) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pembiayaan. Dengan demikian dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H5: Pendapatan bank berpengaruh positif terhadap tingkat pengguliran dana bank syariah. MET0DE PENELITIAN Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah bank umum devisa syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time se- ries dalam bentuk laporan keuangan bank umum devisa syariah yang diterbitkan secara bulanan pada periode bulan Januari 2006 hingga Desember 2009. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data kuantitatif atau angka yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi lain yang di- akses melalui internet, penelusuran dokumen atau publikasi informasi. Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Adapun kriteria yang harus dipenuhi antara lain: a. Bank umum devisa syariah yang ada di Indonesia b. Bank umum devisa syariah yang mempub- likasikan laporan keuangan bulanan pada bulan Januari 2006 hingga bulan Desem- ber 2009. c. Laporan keuangan menyediakan infor- masi yang sesuai dengan data yang diper- lukan dalam variabel penelitian. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data informasi dari artikel, jurnal, literatur, dan hasil penelitian terdahulu yang digunakan untuk mempelajari dan me- mahami literatur yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian dan metode dokumentasi yaitu proses pengumpulan data yang diperoleh dari laporan keuangan bank yang menjadi sampel penelitian ini. Definisi Operational dan Pengukuran Variabel Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengguliran dana. Rasio yang Emile Satia Darma & Rita, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat.... 79 digunakan untuk mengukur tingkat pengguli- ran dana bank syariah adalah Financing to Deposite Ratio (FDR). FDR dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: FDR = Pembiayaan yang disalurkan Total Dana Pihak Ketiga x 100 % Variabel independen Penelitian ini menggunakan lima variabel in- dependen yang terdiri dari: 1) Nilai tukar (Kurs) Penelitian ini yang menggunakan nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap dolar AS (US$). Data yang tersedia untuk variabel ini merupakan data harian sepanjang 2006-2009, untuk menjadi- kannya bulanan agar sama dengan var- iabel lainnya maka dihitung dengan merata- rata data harian tersebut (Nan- dadipa, 2010). Kurs mata uang asing diukur dengan menggunakan kurs jual dollar terhadap rupiah (Haryanto, 2007). Dalam penelitian ini kurs diukur dengan kurs (t-1). 2) Inflasi Inflasi adalah suatu proses mening- katnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, dengan kata lain inflasi merupakan penurunan nilai mata uang secara terus-menerus. Laju inflasi Indo- nesia per bulan berdasarkan persen-tase perubahan indeks harga konsumen (IHK) dari tahun ke tahun yang dilaporkan secara bulanan oleh Bank Indonesia dan dinyatakan dalam per- sen. Data mengenai inflasi diperoleh dari www.bi.go.id. Dalam penelitian ini inflasi diukur dengan inflasi (t-1). 3) Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana pihak ketiga merupakan dana simpanan dari masyarakat yang berupa tabungan wadiah,'giro wadiah, ta- bungan mudharabah dan deposito mudharabah. Data mengenai total DPK diperoleh dari laporan neraca yaitu pen- jumlahan tabungan wadiah, giro wadiah, tabungan mudharabah dan de- posito mudharabah. Dalam penelitian ini dana pihak ketiga diukur dengan dana pihak ketiga (t-1). 4) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yakni sertifikat yang diterbit- kan Bank Indonesia sebagai bukti peni- tipan dana berjangka pendek dengan prinsip Wadiah. Data mengenai SWBI diperoleh dari laporan neraca dalam bentuk jumlah SWBI yangdiukur dengan periode (t-1). 5) Pendapatan Bank Pendapatan bank merupakan pendapa- tan yang diperoleh bank dalam men- jalankan kegiatannya. Pendapatan bank syatiah terdiri dari bagi hasil, mar- gin/keuntungan, hasil sewa, fee serta biaya adminintrasi atas jasa-jasa lainnya (Arifin, 2006). Data mengenai pendapatan bank diperoleh dari laporan laba rugi dalam bentuk pendapatan dari penyaluran dana. Dalam penelitian ini pendapatan bank diukur dengan penda- patan bank (t-1). Analisis Data Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik meliputi: uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji het- eroskedastisitas dan uji normalitas. Uji Hipotesis dan Analisis Data Model persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut: http://www.bi.go.id/ Jurnal Akuntansi dan Investasi 12 (1), 72-87, Januari 2011 80 Y1 = α + β1X1(t−1) + β2X2(t−1) + β3X3(t−1) + β4X4(t−1) + β5X5(t−1) + 𝑒 Dimana: Y = Tingkat pengguliran dana X1 = Kurs X2 = Inflasi X3= Dana Pihak Ketiga (DPK) X4 = Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) X5 = Pendapatan Bank α = Konstanta β = Koefisien regresi e = residual Karena data jumlah kurs, DPK, SWBI dan pendapatan bank merupakan data dalam nominal rupiah, sedangkan satuan inflasi dan tingkat pengguliran dana (FDR) dalam satuan persentase maka model tersebut perlu ditransformasi dalam bentuk logaritma natu- ral. Transformasi dalam bentuk logaritma natural dilakukan untuk memperkecil nilai koefisien yang dihasilkan karena adanya perbedaan satuan nilai antar variabel. Penelitian ini menggunakan tingkat signif- ikansi a = 0,05 yang dapat diartikan bahwa tingkat kesalahan yang dapat ditolerir adalah sebesar 5%. Alat bantu yang digunakan da- lam penelitian ini adalah program Ms.excel dan SPSS 11.5 for Windows. Langkah- langkah yang dilakukan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: Koefisien Deteminasi (R2) Koefisien determinasi (R") digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model. Setiap tambahan jumlah var- iabel independen, maka R2 akan tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signif- ikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel ditambahkan kedalam model (Gho2ali, 2002). Uji F Uji statistik F pada dasarnya menun- jukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempu- nyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Uji t Uji statistik t pada dasarnya menun- jukan apakah semua variabel inde- penden/bebas secara individual dapat men- erangkan variasi variabel dependen/terikat. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka hipotesis diterima, sebaliknya jika nilai probabilitas > 0,05 maka hipotesis ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Asumsiklasik Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Dikatakan tidak mengalami multikolonieritas jika nilai toler- ance > 0,10 atau jika nilai VIF <10. Tabel 1 menunjukan bahwa semua var- iabel independen memiliki nilai tolerance > 0,10 serta nilai VIF <10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolo- nieritas atau tidak ada korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Emile Satia Darma & Rita, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat.... 81 Hasil UjiAutokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk me- nguji ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode /dengan kesalahan pengganggu pada periode /-I (sebelumya). Untuk mendeteksi ada atau tid- aknya autokorelasi maka dalam penelitian ini dilakukan uji Durbin- Watson. Tabel 2 menunjukan nilai Durbin-Wat- son sebesar 1,756. Nilai D-W terletak dian- tara -2 dan +2, artinya tidak terjadi autoko- relasi pada model regresi dalam penelitian ini (Santoso, 2002). Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedatisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat varians yang berbeda dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut ho- moskedasdsitas dan jika berbeda disebut het- eroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasdsitas atau tidak ter- jadi heteroskedastisitas. Tabel 2. Tabel Uji Autokorelasi Mode 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .590(a) ,349 ,312 ,08561 1,756 Gambar 1. Grafik Persebaran Variabel Tabel 1. Tabel Uji Multikolonieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF KURS ,959 1,043 INFLASI ,840 1,191 DPK ,307 3,255 SWBI ,580 1,723 Pendapatan Bank ,366 2,732 Jurnal Akuntansi dan Investasi 12 (1), 72-87, Januari 2011 82 Tabel 3. One-Sample Kolomog0rov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 96 Normal Mean ,0000000 Parameters(a,b) Std. Deviation ,08333039 Most Extreme Absolute ,119 Differences Positive ,119 Negative -,103 Kolmogorov-Smirnov Z 1,162 Asymp. Sig. (2-tailed) ,135 Tabel 4. Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,590(a) ,349 ,312 ,08561 1,756 Tabel 5. Tabel Hasil Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression ,353 5 ,071 9,632 ,000(a) Residual ,660 90 ,007 Total 1,013 95 Tabel 6. Hasil Uji Statistik T (Parsial) Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 8,981 1,040 8,639 ,000 KURS -,494 ,115 -,374 -4,305 ,000 INFLASI ,001 ,018 ,007 ,080 ,936 DPK ,011 ,016 ,103 ,671 ,504 SWBI -,010 ,002 -,483 -4,327 ,000 Pendapatan Bank -,002 ,013 -,018 -,131 ,896 Tabel 7. Hasil Rekapitulasi Akhir Uji Hipotesis Hipotesis Koefisien regresi Nilai Sig. Keterangan HI Kurs -> Tingkat pengguliran dana -,494 ,000 Diterima H2 Inflasi-> Tingkat pengguliran dana ,001 ,936 Tidak Diterima H3 DPK -> Tingkat pengguliran dana ,011 ,504 Tidak Diterima H4 SWBI -> Tingkat pengguliran dana -,010 ,000 Diterima H5 Pendapatan Bank -> Tingkat pengguliran dana -,002 ,896 Tidak Diterima Emile Satia Darma & Rita, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat.... 83 Dari grafik scatterplot pada gambar 1 terlihat bahwa ddk-dtik menyebar secara acak serta tersebar dibawah maupun diatas sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak ter- jadi hete-roskedatisitas. UjiNormalitas Uji normalitas bertujuan untuk men- guji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah ber- distribusi normal atau mendekati normal. Tabel 3 menunjukan besarnya klomogorov smirnov (K-S) adalah 1,162 dengan tingkat signifikansi 0,135 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pola residual berdistribusi normal. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4 menunjukan nilai adjusted R Square sebesar 0,312. Artinya kemampuan variabel independen (kurs, inflasi, DPK, SWBI dan pendapatan bank) dalam men- jelaskan variasi variavel dependen (tingkat pengguliran dana) sebesar 31,2%, sedangkan sisanya 68,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Uji F (Simultan) Uji statistik F pada dasarnya menun- jukan apakah semua variabel independen (bebas) yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 5: Tabel 5 menunjukan nilai F hitung sebesar 9,632 dengan nilai signifikasi sebe- sar 0,000. Artinya semua variabel inde- penden (kurs, inflasi, DPK, SWBI dan pen- dapatan bank) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (dngkat penggu- liran dana) karena nilai sig 0,000 < alpha 0,05. Uji t (Parsial) Uji statisdk t pada dasarnya menun- jukan apakah semua variabel independen atau bebas secara individual dapat men- erangkan variasi variabel dependen/terikat. Hasil uji t dapat dilihat Tabel 6. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disusun hasil rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel 7. Kurs Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, nilai tukar (kurs) terbukti ber- pengaruh terhadap tingkat pengguliran dana bank syariah atau hipotesis diterima. Hasi penelitian ini mendukung penelitian Haryati (2007) dan Nandadipa (2010) bahwa nilai tu- kar (kurs) berpengaruh negatif signifikan ter- hadap pengguliran dana bank syariah. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa arah hubungan negatif dan signifikan menunjukan semakin tinggi tingkat nilai tukar (kurs) maka semakin ren- dah tingkat pengguliran dana bank syariah. Hal ini disebabkan karena minat masyarakat terhadap valas (mata uang asing) terutama dolar AS masih cukup tinggi. Selain itu pergerakan nilai tukar juga mempengaruhi daya saing internasional dan posisi neraca perdagangan dan konsekuensinya akan berdampak pada real output dari negara ter- sebut yang pada gilirannya akan mempengaruhi cash flow saat ini dan masa yang akan datang dari perusahaan tersebut (Dornbusch dan Fisher dalam wibowo dan suhendra). Inflasi Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa inflasi tidak terbukti berpengaruh negatif terhadap ting- kat pengguliran dana bank syariah atau Jurnal Akuntansi dan Investasi 12 (1), 72-87, Januari 2011 84 hipotesis ditolak. Hasil penelitian ini ber- beda dengan penelitian Nandadipa (2010), namun sama dengan Lestari dan Sugiharto (2007) yang menunjukan bahwa inflasi ber- pengaruh tidak signifikan terhadap pengguli- ran dana bank syariah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa meningkatnya laju inflasi tidak mengurangi kegiatan bank sya- riah dalam menyalurkan dana yang dihim- punnya. Mahalnya harga barang akibat dari tingginya laju inflasi tidak mempengaruhi bank syariah dalam melakukan pembiayaan kepada masya-rakat. Selain itu, kepercayaan bank syariah terhadap masyarakat masih cukup tinggi dikarenakan bank menganut sistem syariah (syariah minded). Dana pihak ketiga (DPK) Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa dana pihak ke- tiga tidak terbukti berpengaruh positif ter- hadap tingkat pengguliran dana bank syariah atau hipotesis ditolak. Hasil penelitian ini sama dengan Nandadipa (2010) bahwa DPK berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR dan berbeda dengan penelitian Haryati (2007), Wijaya (2007) danPratama (2010). Meningkatnya dana yang dihimpun bank syariah dari masyarakat belum tentu digunakan untuk meningkatkan porsi pem- biayaan yang diberikan, ada kemungkinan bahwa bank tertarik untuk menanamkan dananya pada instrumen keuangan seperti SWBI, PUAS dan sebagainya. Dengan menyalurkan dananya pada instrumen keu- angan tersebut dapat dikatakan bahwa bank memperoleh keuntungan dengan resiko ren- dah atau bahkan tanpa resiko. Pada saat ter- tentu bank tidak menyalurkan seluruh dana yang dihimpunnya untuk menjaga likui- ditasnya agar sewaktu-waktu terjadi penari- kan dari nasabah, bank tidak mengalami kesulitan likuiditas sehingga kesehatan dan kinerjanya ter jaga. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) Berdasarkan hasil pengujian tersebut, SWBI terbukti berpengaruh terhadap tingkat pengguliran dana bank syariah atau hipotesis diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Adi (2006), Haryadi (2009) dan Nurhasanah (2010) bahwa SWBI ber- pengaruh negatif signifikan terhadap pengguliran dana bank syariah. Hasil penelitian tersebut dapat disim- pulkan bahwa arah hubungan negatif dan signifikan menunjukan semakin tinggi dana yang disalurkan dalam SWBI maka semakin rendah tingkat pengguliran dana bank sya- riah. Hal ini disebabkan karena semakin be- sar dana yang disalurkan dalam SWBI men- gurangi jumlah dana yang disalurkan dalam bentuk pembia-yaan, dalam hal ini pem- biayaan merupakan bagian dari FDR (Fi- nance to deposite Ratio) yang mencerminkan kegiatan penyaluran dana ke masyarakat yang digunakan untuk mengukur efektifitas bank syariah dalam menjalankan fungsi in- termediasinya. Pendapatan bank Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa pendapatan bank tidak terbukti berpengaruh positif ter- hadap tingkat pengguliran dana bank sya- riah, dengan demikian hipotesis ditolak. Hasil penelitian ini sama dengan Pratin dan Adnan (2005) dan Haryadi (2009) dengan hasil bahwa pendapatan bank tidak ber- pengaruh terhadap pengguliran dana bank syariah. Pendapatan bank tidak terbukti ber- pengaruh terhadap penyaluran dana bank syariah karena permintaan masyarakat ter- hadap pelayanan pembiayaan masih tinggi dan pendapatan bank dari transaksi tersebut Emile Satia Darma & Rita, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat.... 85 relatif stabil sehingga tidak mempengaruhi keputusan perbankan syariah dalam menya- lurkan dana kepada masyarakat. Bank akan terus menyalurkan dana yang dihimpunnya walaupun pendapatan yang diperoleh rendah karena besarnya pendapatan yang diterima bank jumlahnya tidak pasti. Hal ini disebab- kan karena perbedaan akad dalam tiap jenis penyaluran dana sehingga pendapatan yang diperoleh tergantung pada tingkat margin dan porsi nisbah bagi hasil antara bank dengan nasabah. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data dan pembahasan (interpretasi) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengguliran dana bank syariah dapat disimpulkan pertama, Secara simultan variabel kurs, inflasi, DPK, SWBI dan pendapatan bank berpengaruh ter- hadap tingkat pengguliran dana bank syariah. Kedua, Secara parsial, kurs (negatif signif- ikan), inflasi (positif tidak signifikan), dana pihak ketiga (positif tidak signifikan), SWBI (negatif signifikan) dan pendapatan bank (negatif tidak signifikan) terhadap tingkat pengguliran dana bank syariah. Saran untuk penelitian ini adalah pertama, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada Bank Sya- riah mandiri (BSM) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI), untuk penelitian selanjut- nya sebaiknya menambah jumlah sampael agar hasil penelitian dapat digeneralisir. Kedua, Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebatas pada kurs, inflasi, DPK, SWBI dan pendapatan bank. Pada penelitian selanjutnya diharapkan me- masukan variabel-variabel lain yang ber- pengaruh terhadap tingkat pengguliran dana bank syariah misalnya CAR dan NPF. Terakhir, Periode amatan yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada 2006- 2009, penelitian selanjutnya diharapkan menambah rentang periode agar dapat menunjukan hasil yang lebih akurat. DAFTARPUSTAKA Adi, I. Nurfitri, 2006, Pengaruh Penempatan Dana pada SWBI dan Pasar Uang an- tar Bank Syariah (PUAS) terhadap FDR Perbankan Syariah, Tesis, Pro- gram Studi TimurTengah dan Islam Program Pascasarjana Universitas In- donesia. Ambarwati, Septiana, 2008, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia, Tesis, Program Studi TimurTengah dan Islam Program Pascasarjana Uni- versitas Indonesia. Antonio, M. Syafi'i, 2001, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Sema Insani, Ja- karta. Arifin,Zainul, 2006, Dasar-DasarMana- jemen BankSyariah, Edisi Revisi, Al- vabet, Jakarta. Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV, Badan Penerbit Univer- sitas Diponegoro, Semarang. Haryadi, 2009, Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi penyaluran pem- biayaan pada perbankan syariah di in- donesia (periode 2004:03 - 2009:04), Tesis, Program Studi Timur Tengah Jurnal Akuntansi dan Investasi 12 (1), 72-87, Januari 2011 86 dan Islam Program Pascasarjana Uni- versitas Indonesia. Haryanto, Dedi & Riyatno, 2007, Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indone- sia dan Nilai Kurs Terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan di BEJ, Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 5, No.1, Maret2007, Hal 24-40. Haryati, Sri, 2007, Pertumbuhan Kredit Per- bankan Di Indonesia: Intermediasi Dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi, Jurnal Keuangan dan Per- bankan Vol. 13 No. 2 Hal. 299-310. Hasibuan, Malayu, 2005, Dasar-Dasar Per- bankan, Bumi Aksara, Jakarta. Lestari, Ml & Sugiharto, T, 2007, Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Proceeding PE- SAT (Psikologi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007, Vol, 2. Muhammad, 2005, Manajemen Bank Sya- riah, Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Nandadipa, Seandy, 2010, Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Per- tumbuhan DPK, Dan Exchange Rate Terhadap LDR (Studi Kasus Pada Bank Umum Di Indonesia Periode 2004 - 2008), Universitas Dipone- goro, Semarang. Nurhasanah, Lina, 2010, Pengaruh Kas, Dana Pihak Ketiga, SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia), Margin Keuntungan, dan NPF (Non Perfom- ing Financing) Terhadap Pembiayaan Murabahah, Skripsi Ekonomi Akuntansi UMY, Tidakdipublikasi- kan. Peraturan Bank Indonesia No. 6/7/PBI/2004 tentang Sertifikat Wadiah Bank Indo- nesia Pratama, Billy Arma, 2010, Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ke- bijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005 - 2009), Tesis, Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Pratin dan Akhyar Adnan, 2005, Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan Terhadap Pem- biayaan Pada Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat In- donesia 2(BMI), Kajian Bisnis Dan Manajemen, Edisi Khusus of Fi- nance, Hal. 35-52. Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PTElek Media Komputindo, Jakarta. Siamat, Dahlan, 2001, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universi- tas Indonesia, Jakarta. Supriyanti, Neni, Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Suku Bunga Bl Terhadap Kinerja Keuangan PT, Bank Mandiri, Tbk Berdasarkan Rasio Keuangan, Universitas Gunadarma. Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan Emile Satia Darma & Rita, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat.... 87 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Wibowo, A dan Suhendra, S, Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Devisa Di Indonesia, Universitas Gunadarma. Wijaya, Yudho Adi, 2007, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Mikro Sya- riah, Tesis, Program Studi TimurTen- gah dan Islam Program Pascasarjana Universitas Indonesia.