Microsoft Word - 02_Haryadi S._Evaluasi.doc


Journal The WINNERS, Vol. 5 No. 1, Maret 2004: 8-18 8 

EVALUASI DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN  
DAN PENDAYAGUNAAN PULAU KECIL TAHUN 2003: 

 DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN 
 
 

Haryadi Sarjono1; Budiman Notoatmodjo2 
 
 
 

ABSTRACT 
 
 

The purpose of this article is to establish a program based on the evaluation during 
research on ecosystem rehabilitation, fund and capital help, and the use of human resources of 
local resident on small islands of Puhawang Island (Lampung), Panggang and Pramuka Island 
(Kepulauan Seribu – DKI Jakarta), and Panjang Island (Banten) during the period of 2001-2002 
based on the evolution of programs purpose. 

 
Keywords: management, efficiency, small islands 
 
 

ABSTRAK 
 
 

Tujuan artikel ini diharapkan tersusunnya format dan hasil evolusi program dan kegiatan 
rehabilitasi ekosistem dan bantuan sarana/modal usaha atau pemberdayaan masyarakat pulau 
kecil dilokasi P. Puhawang (Lampung), P. Panggang dan P. Pramuka (Kepulauan Seribu - DKI 
Jakarta), dan P. Panjang (Banten) sejak tahun 2001-2002, mengacu pada tujuan evolusi program.  

 
Kata kunci: pengelolaan, pendayagunaan, pulau kecil 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

                                                 
1  Staf Pengajar, Fakultas Ekonomi, UBiNus, Jakarta  
2  Peneliti Senior Deptan RI & Staf Pengajar Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, 

UBiNus, Jakarta 



Evaluasi Dampak Program Pengelolaan… (Haryadi Sarjono; Budiman 
Notoatmodjo) 

9

PENDAHULUAN 
 
 

Kawasan atau gugusan pulau kecil adalah aset bangsa yang memiliki kekayaan sumber 
daya jasa lingkungan yang sangat potensial untuk pembangunan ekonomi karena didukung adanya 
ekosistem yang nilai ekologis dan produktivitas tinggi seperti terumbu karang, padang lamun (sea 
grass), rumput laut (sea weeds), dan hutan bakau (mangrove). Sumber daya hayati laut pada 
kawasan itu memiliki potensi keragaman dan nilai ekonomis yang tinggi seperti ikan kerapu, 
napoleon, ikan hias, kuda laut, kerang mutiara, kima raksasa (Tridacna Gigas) teripang, dan lain-
lain. Selain itu, keragaman ekosistem dan sumber daya hayati pulau kecil yang tinggi dan khas, 
mempunyai juga daya tarik tersendiri. Keadaan tersebut memberikan jasa lingkungan yang tinggi  
nilai ekonominya, seperti kegiatan kepariwisataan. 

 
Pulau kecil mengalami pembangunan yang tersendat-sendat akibat kesulitan transportasi, 

keterbatasan pengetahuan/kemampuan, dan keterampilan masyarakat. Faktor alam juga 
memberikan pengaruh terhadap kondisi biofisik dan sosial ekonomi masyarakatnya. Hal itu 
diperburuk oleh kebijakan pembangunan nasional yang lebih berorientasi ke darat. Program 
pengelolahan dan pendayagunaan pulau kecil dilakukan berdasarkan data yang ada di DKP: (1) 
Penyusunan rencana induk dan rencana pengelolaan pulau kecil; (2) Penyusunan dan pelaksanaan 
perbaikan ekosistem pada pulau kecil.  

 
Bentuk kegiatan fisik yang telah dilakukan pada kedua kegiatan tersebut adalah (1) 

Rehabilitasi ekosistem terumbu karang; (2) Rehabilitasi hutan mangrove; (3) Pemberian bantuan 
sarana/modal usaha. Pelaksanaan program yang baik memerlukan monitoring dan evaluasi. 
Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang tujuan dan sarana kegiatan yang dapat dicapai, 
dampaknya terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat, kualitas hidup, peningkatan 
pembangunan sektor kelautan dan perikanan, dan pembangunan daerah. Juga bertujuan 
mempelajari kelemahan pelaksanaan kegiatan saat ini untuk umpan balik dalam pelaksanaan 
kegiatan dimasa datang dan memberikan input terhadap pelaksanaan monitoring, serta evaluasi 
format dan teknis pelaksanaannya. 
 
Masalah 
 

Berdasarkan hasil paparan tesebut, terlihat bahwa pemberian bantuan dari pusat dapat 
berguna untuk membantu meningkatkan pendayagunaan pulau kecil pada 3 daerah itu. Namun, 
ada beberapa hal yang mempengaruhi hal itu, seperti berikut ini. 
 
1. Apakah target fisik dan lokasi kegiatan program dapat sesuai dengan master plan. 
2. Apakah sosialisasi dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik sehingga tidak menyebabkan 

konflik. 
3. Apakah keadaan kondisi dan bantuan yang diberikan sudah sesuai. 
 
Kerangka Pemikiran 
 

Dalam pelaksanaan rencana kegiatan evaluasi dampak program pengelolaan dan 
pendayagunaan pulau kecil ini, digunakan berbagai pendekatan dan perkiraan (estimasi). Tahap 
pertama adalah mengidentifikasikan kebijakan, strategi, dan program pengembangan yang telah 



Journal The WINNERS, Vol. 5 No. 1, Maret 2004: 8-18 10 

direncanakan dan direlisasikan pemerintah pusat, sektoral, dan pemerintah daerah. Dalam hal ini 
dapat pula diidentifikasikan potensi dan masalah. 
 

Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis baik internal maupun eksternal Di samping 
mendokumentasikan aspek teknis dan kondisi lingkungan dari program, berdasarkan analisis 
kecenderungan terhadap analisis internal dan eksternal kegiatan akan dirumuskan rencana 
pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap program yang telah dilakukan, termasuk evaluasi 
dampak lingkungannya.  
 
Hipotesis 
 

Dalam penelitian ini, hipotesis yang dikemukakan sebagai berikut. 
 

1. Target lokasi fisik diduga dapat sesuai dengan master plan. 
2. Dengan pendekatan yang  baik, rencana yang ada, dapat disosialisasikan dengan baik. 
3. Lokasi dan bantuan telah dipertimbangkan sebelumnya agar sesuai. 

 
Metode 
 
Metode Analisis dan Evaluasi Data 
 

Untuk mengevaluasi kegiatan program di ketiga lokasi studi, dilakukan dengan beberapa 
teknik, seperti berikut ini. 

 
1. Melakukan pengecekan terhadap program kegiatan rehabilitasi ekosistem dan pelibatan 

masyarakat PPK, apakah telah atau belum dilaksanakan; 
2. melakukan analisis terhadap program rehabilitasi ekosistem yang telah dilaksanakan; 
3. melaksanakan analisis terhadap program yang tertuang di dalam master plan tetapi telah 

dilaksanakan di lokasi; 
4. membandingkan antara kegiatan yang direncanakan pada master plan.  
 
 

PEMBAHASAN 
 
 
Deskripsi Program Pengelolaan dan Pendayagunaan Pulau Kecil 
 

Beberapa program yang telah dilaksanakan berdasarkan data dan informasi di DKP/hasil 
penelusuran data sekunder, digunakan sebagai data awal bahan dasar evaluasi dari kegiatan 
rehabilitasi ekosistem pulau kecil di tiga propinsi (Lampung, DKI Jakarta, dan Banten) yang 
terbagi ke dalam dua kategori berikut ini. 
 
 
 
 
 
 
 



Evaluasi Dampak Program Pengelolaan… (Haryadi Sarjono; Budiman 
Notoatmodjo) 

11

1. Kegiatan Rehabilitasi Ekosistem (Tabel 1) 
 
 

Tabel 1 Perbandingan Hasil Rehabilitasi Ekosistem Pulau Kecil  
di 3 (Tiga) Propinsi (Lampung, DKI, dan Banten) 

 
Lampung  

(P. Puhawang) 
DKI Jakarta (P. Pramuka 

dan P. Panggang) Banten (P. Panjang) Proyek 

I. Kegiatan Pusat    

Penyusunan Rencana 
Pulau Kecil (master 
plan selama lima 
tahun). 

Penyusunan Rencana 
Perbaikan Ekosistem Pulau 
Kecil (master plan selama 
lima tahun). 

 

Penyusunan Rencana 
Perbaikan Ekosistem 
Pulau Kecil (master 
plan selama lima 
tahun). 

Proyek Pengolahan dan 
pendayagunaan Pulau 
Kecil (Pusat). 

Perbaikan ekosistem 
Pulau Puhawang 
melalui penanaman 
Terumbu Buatan (TB) 
sebanyak 26 unit di 
sebelah timur P. 
Puhawang. 

Penyusunan Rencana 
Perbaikan Ekosistem Pulau 
Kecil (master plan selama 
lima tahun). 

 

Perbaikan ekosistem 
Pulau Puhawang 
melalui penanaman 
rehabilitasi kawasan 
mangrove seluas 2,87 
Ha di Utara P. 
Panjang. 

 

II. Kegiatan Propinsi    
Rehabilitasi Ekosistem 
P. Puhawang  
-Pembuatan Terumbu 

Buatan  sebanyak 10 
unit 

- Sosialisasi Terumbu 
Buatan 1 kali 

 

Rehabilitasi Kawasan Pantai 
- Proyek Penanaman 

Mangrove di Pulau 
Pramua seluas 10.00 m². 

- Pilot Proyek Trasportasi   
   Karang di Pulau Pramuka   
   sebanyak  1300 substrat 

dan seluas 200 m² 
 

 PSL P3K 

Pemberdayaan 
Masyarakat Pulau 
Puhawang Melalui : 
- Bantuan Modal 

Usaha Perikanan  
-Bantuan 

Pengembangan 
Keramba Jaring 
Apung 

Pemberdayaan Masyarakat 
P. Panggang melalui 
bantuan untuk: 
- Rakit Rumput Laut 

Kepada 20 orang Petani. 
- Sarana Usaha Budidaya 
  Jaring  Apung 1 Unik 

kepada 20 Orang 
Pembudidaya 

  

Sumber : Hasil Penelitian Penulis 
 
 
 
 
 
 



Journal The WINNERS, Vol. 5 No. 1, Maret 2004: 8-18 12 

2.  Pemberdayaan Masyarakat  
 

Pulau Puhawang-Lampung 
 

1. Bantuan Sarana Budidaya Tambak  
Bantuan sarana budidaya tambak pada tahun 2001 sebanyak 1 Ha yang dialihkan untuk 
bantuan pemberdayaan ikan dengan KJA. 

2. Pengembangan Budidaya Ikan dengan Keramba Jaring Apung (KJA) 
a.   Tahun Anggaran 2001 
  - 1 Unit KJA berukuran 8 x 12 m yang tediri dari atas petak jaring. 
  - Bibit ikan kerapu berukuran 5-7 cm sebanyak 400 ekor. 
  - Dana operasional untuk keperluan pemberian pakan 
b. Tahun Anggaran 2002 

Pemberdayaan masyarakat (PEMP) P. Puhawang melalui bantuan modal berupa uang  
untuk pembelian benih ikan kerapu sebanyak 750 ekor.  

 
Pulau Pramuka dan Pulau Panggang-DKI Jakarta  

  
1. Budidaya dengan Keramba Jaring Apung 

a.  Bantuan sarana budidaya dengan KJA di P. Pramuka sebanyak 1 unit. 
b.  Pelatihan diikuti oleh 20 orang nelayan di UPT. UPMB di P. Pramuka tentang 

budidaya laut. Bantuan sarana usaha budidaya keramba jaring apung 1 unit di P. 
Panggang. 

         
2.    Pelatihan Budidaya Rumput Laut dan Pengolahan Hasil Perikanan Pelatihan  

Dilakukan di Kelurahan Pulau Harapan, diikuti oleh 30 peserta. Sarana pengolahan yang 
diberkan berupa bak perendaman rumput laut. 

             
3.   Bantuan Sarana Rakit Rumput Laut 
      Diberikan kepada petani rumput laut yang sudah dilatih sejumlah  20 orang. 
 
4.  Bantuan Sarana Pengolahan Hasil Perikanan 
     Diberikan kepada 20 orang berupa bak perendaman rumput laut dan peralatan    

             memasak/mengolah ikan. 
 

Pulau Panjang-Banten 
 

1.   Bantuan Sarana Budidaya Rumput laut 
      Seluas 0,9 Ha kepada 2 kelompok dengan anggota masing-masing 3 orang dalam bentuk 

bibit, tali, tambang, dan uang. 
 
2.   Pengadaan alat Tangkap 

a. Jaring panyang 1 unit 
b. Kapal kasko ukuran 12 x 2,5 x 1 dengan mesin penggerak 24 PK. 

             
3.  Alat Bantu Penangkap Ikan (Rumpon) sebanyak 4 unit. 

 
 

 



Evaluasi Dampak Program Pengelolaan… (Haryadi Sarjono; Budiman 
Notoatmodjo) 

13

Kondisi Program yang Dievaluasi pada Saat ini 
 

Pulau Puhawang-Lampung  
 
Rehabilitasi Ekosistem 
 
A. Terumbu Buatan 
 Pada tahun anggaran 2001, dilakukan pembuatan dan penenggelaman terumbu buatan 

sebanyak 26 unit di sebelah timur Pulau Puhawang. Tahun anggaran 2002 dilaksanakan 
pembuatan terumbu karang sebanyak 10 unit. 

 
B. Pembuatan Papan Pelestarian Laut 

Tahun 2001 dilakukan pembuatan papan pelestarian laut sebanyak 30 unit melalui dana 
dekonsentrasi. 

 
C. Pengadaan Sarana Penunjang Kegiatan Rehabilitasi 

Pengadaannya melalui pembelian 2 unit peralatan selam yang meliputi 2 unit masker, snorkel, 
fins, skin short, regulator + pressure gauge, tabung, BCD serta kamera bawah air. Semua 
peralatan ini masih lengkap. 

 
Pemberdayaan Masyarakat 

 
Pemberian bantuan modal untuk budidaya keramba jaring apung sebanyak 2 unit dengan 

jumlah bibit kerapu sebanyak 2000 ekor dan uang tunai untuk pakan sebesar Rp7.500.000,00. 
 
Pulau Panggang dan Pulau Pramuka-DKI Jakarta   
 
Rehabilitasi Ekonomi 
 
A.  Terumbu Buatan 

Pada 2001 dilakukan pembuatan terumbu buatan sebanyak 22  buah, tahun 2002 dilakukan 
pembuatan terumbu karang model hong yang terbuat dari coran dengan jumlah 6 unit dan 
model ban yang terbuat dari ban bekas dengan jumlah 5 unit. 

       
B.   Transplantasi Karang 

Tahun 2001, kegiatan itu dilakukan di Pulau Pramuka sebanyak 1.300 substrat sedang pada 
tahun 2002 kegiatan dilakukan di Pulau Gosong Pramuka sebanyak 325 buah dan di Karang 
Langkah-langkah sebanyak 75 buah substrat. 

       
C.  Penanaman Mangrove 

Pada tahun anggaran 2001, dilakukan penanaman mangrove seluas 10.000m2 di sebelah timur 
dan barat laut Pulau Pramuka. Tahun 2002, seluas 20.000m2 disebelah timur laut dan barat 
laut Pulau Pramuka. 

    
 
 
 
 



Journal The WINNERS, Vol. 5 No. 1, Maret 2004: 8-18 14 

Pemberdayaan Masyarakat 
 

A. Keramba jaring Apung (KJA) 
Tahun 2001, diberikan bantuan berupa keramba jarring apung 1 unit (4 petak) dan 
ditempatkan di dekat TPI Pulau Pramuka. Tahun anggaran 2002 sebanyak 1 unit (18 petak) di 
Pulau Panggang. 

 
B. Budidaya Rumput Laut 

Paket bantuan meliputi: 80 kg tali @ 20 m, bibit jenis Eucheuma cottonii sebanyak 800 kg dan 
sejumlah uang. Lokasi pelaksanaannya di Karang lebar, Pulau Pramuka. 

 
C.  Pengolahan Hasil Perikanan (Rumput laut dan Ikan)  

Pengolahan yang dilakukan adalah pengolahan rumput laut menjadi dodol rumput laut, ikan 
menjadi kerupuk ikan dan ikan asin. 

 
Pulau Panjang-Banten 
 
Rehabilitasi Ekosistem 
 
A. Penanaman Mangrove 

Tahun 2001, dilakukan disebelah utara Pulau Panjang dengan jarak tanam mangrove 1 x 1m 
dengan jenis Rhizopora apiculata dan R.mucronata. Pada tahun 2002, dilakukan di daerah 
rawa sebelah utara Pulau Panjang sebanyak 10.000 batang sedang 10.000 lainnya ditanam di 
Pantai Karang Hantu. 

 
B. Pelatihan Rehabilitasi Ekosistem 

Berupa sosialisasi kegiatan penanaman mangrove dan budidaya rumput laut pada tahun 
anggaran 2001. 

 
Pemberdayaan Masyarakat 
 
A.   Sarana Alat Tangkap Ikan 

Berupa kapal gill net sebanyak 1 unit lengkap dengan jaring payang. Mesin dan baling-baling. 
 
B.   Sarana Penunjang Penangkapan Ikan 

Berupa 4 unit rumpon yang terbuat dari pohon dan daun kelapa, ditempatkan di utara Pulau 
Panjang. 

 
C.   Sarana Budidaya Rumput Laut 

Paket bantuan berupa bibit 1 ton, tali 3 depa, tambang plastic 300 kg, dan uang Rp. 
3.000.000,00. 

 
Analisis dan Evaluasi Program Pengelolaan dan Pendayagunaan Pulau Kecil 
 
            Hasil evaluasi rehabilitasi ekosistem di  Pulau Puhawang Lampung disajikan pada Tabel 2.  
 
 
 

 



Evaluasi Dampak Program Pengelolaan… (Haryadi Sarjono; Budiman 
Notoatmodjo) 

15

Tabel 2 Hasil Evaluasi Program Rehabilitasi Ekosistem di Pulau Puhawang-Lampung 
 
Tahun Program Objek Evaluasi 

Kondisi pada  
Saat Ini 

Analisis  
dan Evaluasi Rencana Perbaikan 

2001 Kegiatan Pusat 
(Dana APBN) 

   

 Perbaikan ekosistem 
pulau Puhawang 
melalui Terumbua 
Buatan (TB) sebanyak 
26 unit si sebelah 
timur P. Puhawang. 

kegiatan ini pernah 
dilakukan:  
- Jumlah TB 

    sebanyak 10 unit. 
  - Lokasi di sebelah  
    timur P. Puhawang 
    kurang melibatkan   
    masyarakat  
    di dalam  
    pelaksanannya. 

  

2001 Kegiatan Propinsi 
(Dana 
Dekonsentrasi) 

   

 1.  Pembuatan  
     Terumbu Buatan 
     sebanyak 10 Unit. 
 

Tidak ada yang 
mengetahui kegiatan 
ini serta laporan 
pelaksanaan kegiatan 
juga tidak ada. 

Lembaga/Pimbagpro 
kurang berperan baik 

Lembaga/ Pimbagpro 
tidak tergantung pada 
orangnya tetapi pada 
sistemnya 

 2. Sosialisasi  
    Terumbu Buatan  
    1 kali 
 

Tidak ada yang 
mengetahui kegiatan 
ini serta laporan 
pelaksanaan kegiatan 
juga tidak ada. 

Sosisalisasi 
diperkirakan haya 
kepada staf dinas, 
dengan tidak 
melibatkan 
masyarakat akibat 
berbagai kendala 
(waktu dan biaya) 

 

2002 Kegiatan Propinsi 
(Dana 
Dekonsentrasi) 

   

 1.  Pembuatan 
terumbu buatan 
sebanyak 10 unit 
dengan biaya  

      Rp48.000.000,00 

kegiatan ini pernah 
dilakukan: 
- Jumlah TB sebanyak 
  20 unit 
- Lokasi di sebelah   
   utara P. Puhawang 

Kurang melibatkan 
masyarakat di dalam 
pelaksanaannya 

 

 2.  Pembelian 2 unit  
     peralatan selam 

  -   Semua peralatan   
      baik jenis maupun    
      jumlah masih    
      lengkap. 
  -   Pengelola adalah   
      Dinas Perikanan   

   dan Kelautan    
    Propinsi 

-  Fungsi dan   
   keberadaan alat   
   nampaknya hanya   
   dirasakkan aparat   
   pemerintah  
- Tidak terjalin   
   koordinasi 

     yang baik 

Pemanfaatan dapat 
dilakukan oleh dinas 
terkait sejauh 
komitmen perawatan 
dan pemeliharaan 
dapat dipegang. 

Sumber: Hasil Penelitian Penulis 
 
 



Journal The WINNERS, Vol. 5 No. 1, Maret 2004: 8-18 16 

PENUTUP 
 
 

Berdasarkan hasil monitoring lapangan, diperoleh bahwa DKP sesuai prosedur yang 
berlaku. Kalaupun timbul masalah, dapat diminimalisasi dengan peningkatan pengawasan 
koordinasi dan komunikasi antarpihak terkait. Bantuan rehabilitasi ekosistem dan pendayagunaan 
pulau kecil ada yang sesuai dan tidak dengan Master Plan, kegiatan yang tidak sesuai merupakan 
kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dan pulau kecil (PEM) berdasarkan pengajuan 
dari daerah. Hasil monitoring, analisis, dan evaluasi di ketiga lokasi studi dalam tahun anggaran 
2001 dan 2002 dapat disimpulkan sebagai berikut. 
 
Pulau Puhawang-Lampung 
 
A.  Rehabilitasi Ekosistem 
 

1. Kegiatan yang sesuai dengan Master Plan adalah program pembuatan terumbu buatan 
sedangkan yang tidak sesuai adalah pembuatan papan pelestarian laut dan pengadaan 
sarana penunjang kegiatan rehabilitasi. 

2. Sosialisasi dan pelibatan masyarakat sekitar untuk semua kegiatan masih kurang. 
 
B.   Pemberdayaan Masyarakat 
 

1. Kegiatan yang sesuai adalah program keramba jaring apung, yang tidak sesuai adalah 
bantuan untuk kegiatan budidaya rumput laut, usaha pengolahan ikan, dan sarana alat 
tangkap ikan. 

2. Kurangnya pembinaan dan pengawasan. 
3. Perkembangan kemajuan usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat penerima 

bantuan, belum tampak secara nyata. 
 

Pulau Panggang dan Pramuka-DKI Jakarta 
 
A.   Rehabilitasi Ekosistem 
 

1. Kegiatan yang sesuai adalah program pembuatan terumbu buatan, yang tidak sesuai 
adalah transplantasi karang dan penanaman mangrove. 

2. Target fisik dan lokasi kegiatan  program yang sesuai tidak tercapai sepenuhnya. 
3. Sosialisasi dan pelibatan masyarakat sekitar masih kurang. 
4. Monitoring dan evaluasi rutin kurang intensif, beberapa program terbengkalai, tidak ada 

perawatan. 
5. Pemilihan lokasi harus dikaji lebih mendalam. 
6.  Sudah tampak perubahan perbaikan ekosistem walau secara nyata dampaknya belum 

dirasakan masyarakat. 
 
B.   Pemberdayaan Masyarakat 
 

1. Kegiatan yang sesuai adalah program pembuatan keramba jaring apung, tidak sesuai  
adalah bantuan prasarana dan sarana untuk budidaya rumput laut dan pengolahan hasil 
perikanan. 



Evaluasi Dampak Program Pengelolaan… (Haryadi Sarjono; Budiman 
Notoatmodjo) 

17

2. Koordinasi dan kerjasama antarkelompok penerima tidak terjalin baik, timbul konflik 
internal. 

3. Kurangnya inisiatif dari penerima bantuan dalam menghadapi kendala. 
4. Secara umum paket bantuan yang diberikan belum mampu meningkatkan taraf hidup 

masyarakat. 
 
Pulau Panjang-Banten 
 
A.   Rehabilitasi Lingkungan 
 

1. Kegiatan yang sesuai adalah penanaman mangrove. 
2. Kondisi lingkungan membaik. 
3. Dampak dari penanaman mangrove masih belum nyata. 

 
B.   Pemberdayaan Masyarakat 
 

1. Kegiatan yang sesuai adalah program bantuan sarana dan prasarana penangkap ikan dan 
usaha budidaya rumput laut. 

2. Ketidaksesuaian beberapa anggota kelompok penerima bantuan terhadap spesifikasi 
sarana penangkap ikan. 

3. Koordinasi dan kerjasama tidak terjalin baik. 
4. Kesesuaian kondisi ekologi untuk budidaya rumput laut sangat mendukung tingkat 

keberhasilan. 
 
Perbandingan ke Tiga Lokasi Kegiatan 
 

Berdasarkan hasil analisis, berdasarkan aspek kesesuaian lokasi, dan lain lain diperoleh 
hasil bahwa kegiatan rehabilitasi ekosistem di pulau panjang lebih berhasil disbanding dua lokasi 
lainnya. 
 
 

DAFTAR PUSTAKA 
 
 
Bappeda DKI Jakarta. 2001. ”KonsepRencana PengembanganWilayah Kabupaten Administratif 

Kepulauan Seribu.” Makalah pada Lokakarya Penyusunan Baku Mutu Air Laut Propinsi 
DKI Jakarta. Bappeda DKI Jakarta. 

 
Biro Pusat Statistik. 1996. Kecamatan Kasemen dalam Angka. Kabupaten Serang. 
 
Biro Pusat Statistik. 1997. Kecamatan Kasemen dalam Angka. Kabupaten Serang. 
 
Departemen  Kelautan dan Perikanan. 2001a.  Penyusunan  Rencana  Perbaikan  Ekosistem 

Melalui Pelibatan Peran Masyarakat Pulau Puhawang Lampung. 
 
 
 
 



Journal The WINNERS, Vol. 5 No. 1, Maret 2004: 8-18 18 

Departemen  Kelautan  dan  Perikanan. 2001b. Penyusunan Rencana Perbaikan  Ekosistem 
Melalui Pelibatan Peran Masyarakat Pulau-Pulau Kecil di Pulau Panjang, Banten. 

 
Departemen  Kelautan  dan  Perikanan. 2001c.  Penyusunan Rencana Perbaikan Ekosistem Melalui 

Pelibatan  Peran  Masyarakat Pulau-pulau Kecil  di Kepulauan  Seribu,  DKI Jakarta.