JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 2015 
(ISSN: 2442-3750) (Halaman 230-239) 

229 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK 

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA 

KELAS VIII- A SMP MUHAMMADIYAH 2 BATU 

 

Dyah Ayu Ratnaningrum1), Lise Chamisijatin1), Nur Widodo1) 
1Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang 

e-mail:lise_chin@yahoo.co.id 

   

ABSTRAK 
Guided inquiry atau inkuiri terbimbing adalah salah satu pembelajaran inkuiri yang dalam 

pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagaian 

perencaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Permasalahan yang 

dihadapi adalah semangat siswa masih kurang ketika proses pembelajaran berlangsung, kurangnya 

keinginan dan keberanian bertanya ketika ada permasalahan terhadap materi yang akan disampaikan. 

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan penerapan pembelajaran Guided Inquiry untuk 

meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII-A SMP Muhammadiyah 2 Batu  (2) 

Mendeskripsikan peningkatan motivasi pada siswa kelas VIII-A Muhammadiyah 2 Batu (3) 

Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII-A SMP Muhammadiyah 2 Batu. 

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua 

siklus. Tempat dan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Nopember- 12 Desember 2013 di 

SMP Muhammadiyah 2 Batu. Sasaran dalam  penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A yang berjumlah 21 

siswa. Metode pengumpulan data menggunakan lembar observasi, tes dan hasil belajar, sedangkan 

motivasi belajar siswa dianalisis menggunakan teori ARCS yang terdiri dari 4 aspek  Attention 

(perhatian),  Relevance (keterkaitan), Self condition (kepercayaan diri), Satisfaction (kepuasan). Hasil 

belajar dianalisis dengan menggunakan ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar masing-masing siswa 

disesuaikan dengan KKM sekolah yaitu 75. 

Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan persentase rata-rata dari hasil belajar siswa yang meliputi 

penyajian masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menjelaskan hasil data, membuat 

kesimpulan adalah 70,26%. Setelah dilakukan perbaikan tindakan siklus II rata-rata dari hasil belajar 

siswa 80,72%. Jadi meningkat sebesar 10,46%. Berdasarkan angket motivasi, dari siklus I ke siklus II 

terdapat peningkatan pada aspek attention sebesar 10,78%, relevance 13,09%, self condition 7,13% dan 

satisfaction meningkat sebesar 12,41%. 

 

Kata Kunci: Pembelajaran Guided Inquiry, Motivasi, Hasil Belajar. 
 

Pendidikan sekolah merupakan 

lembaga pembinaan Sumber Daya 

Manusia berupa anak didik yang 

diharapkan dapat mengembangkan potensi 

diri, baik aspek kognitif, afektif maupun 

psikomotorik. Hal ini ditegaskan dalam 

Pasal 3 Undang-undang Republik 

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang 

Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan 

pendidikan nasioanal yaitu: Untuk 

berkembangnya potensi peserta didik agar 

menjadi manusia yang beriman dan 

bertagwa kepada tuhan yang maha esa, 

berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, 

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara 

yang demokratis serta bertanggung jawab.  

Dalam rangka pencapaian tujuan 

pendidikan nasional di atas, maka salah 

satu komponen pembelajaran adalah 

peserta didik sebagai sasaran pembelajaran 

sehingga setiap peserta didik yang ingin 

sukses dalam belajarnya mutlak memilki 

motivasi untuk belajar. Motivasi belajar 

peserta didik akan memilki daya tarik atau 

daya dorong untuk memperhatikan atau 

berkonsentrasi terhadap pelajaran yang 

akan atau sedang dipelajari. Motivasi 

belajar peserta didik memegang peranan 

penting sehingga peserta didik dapat 

belajar dan sukses dalam belajarnya.Jika 

peserta didik memilki motivasi belajar 

rendah, justru dapat menjadi awal 

kegagalan dalam studinya, karena motivasi 

belajar dapat menjadi pendorong bagi 

peserta didik untuk “belajar”. Hal ini 

berarti setiap peserta peserta didik perlu 



231 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

menumbuhkan motivasi belajar dalam 

dirinya, baik di sekolah maupun dirumah. 

Bidang studi bidang IPA/Biologi 

menyediakan  berbagai pengalaman belajar 

untuk memahami konsep dan proses sains. 

IPA merupakan ilmu yang sudah cukup 

tua, serta sering dikaitkan dengan ilmu 

hafalan. Hal ini menyebabkan siswa 

kurang memperhatikan dan kurang 

termotivasi untuk mempelajari lebih 

dalam. Padahal motivasi merupakan hal 

yang sangat penting dalam menentukan 

keberhasilan dari proses pembelajaran. 

Motivasi ini sebagai pendorong bagi siswa 

untuk mencapai hasil yang maksimal 

dalam belajarnya. Belajar bidang studi IPA 

ini diperlukan suatu motivasi dalam 

mencapai suatu tujuan pembelajaran. 

Siswa yang memiliki motivasi ini 

mendorong siswa  untuk belajar mencapai 

hasil yang maksimal dalam pembelajaran 

(Fithriani, 2009). Kegiatan pembelajaran 

yang berorientasi pada keberhasilan tujuan 

sangat memerlukan aktivitas siswa sebagai 

subjek didik yang mempunyai potensi dan 

energi untuk melaksanakan kegiatan 

belajar dengan bimbingan guru (Sardiman, 

2003). 

Berdasarkan pernyataan tersebut 

dapat dikatakan bahwa dalam suatu 

kegiatan pembelajaran diperlukan suatu 

model pembelajaran yang dapat 

mengaktifkan  siswa untuk mencapai 

tujuan belajar dan guru dapat 

merencanakan pembelajaran yang tepat 

sehingga dapat lebih memotivasi belajar 

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal 

ini penting karena motivasi yang tinggi 

dari siswa dapat mencapai keberhasilan 

belajar. 

Dengan adanya motivasi siswa 

yang tinggi sangat berpengaruh sekali 

dengan perubahan kurikulum KTSP 2006 

menjadi kurikulum 2013. Perubahan 

kurikulum pendidikan nasional akan 

berimbas pada perubahan beberapa elemen 

yang terdapat dalam kurikulum. Elemen-

elemen yang berubah dalam kurikulum 

2013, yaitu kompetensi lulusan, standar isi, 

standar proses, dan standar penilaian, serta 

kegiatan ekstrakurikuler. Maka dengan 

semangat perubahan kurikulum 2013 

pembelajaran Inkuiri sangat diharapkan 

dalam pembelajaran di sekolah. 

Berdasarkan hasil wawancara saat 

observasi disekolah SMP Muhammadiyah 

2 Batu pada siswa kelas VIII-A diketahui 

adanya permasalahan yang dihadapai siswa 

yaitu kurangnya motivasi belajar. Motivasi 

yang dimaksud dalam masalah tersebut 

antara lain: 

1) Semangat siswa masih kurang ketika 
proses pembelajaran berlangsung. 

2) Kurangnya keinginan dan keberanian 
untuk bertanya ketika ada permasalahan 

terhadap materi yang diajarkan. 

3) Kurangnya keinginan untuk membaca 
buku ajar tentang materi yang akan 

berlangsung pada proses pembelajaran, 

dan pada akhirnya membuat siswa 

kurang memahami materi yang akan 

disampaikan. 

Beberapa penemuan masalah 

kurangnya motivasi sebagai indikator pada 

motivasi belajar siswa dalam kegiatan 

pembelajaran.Ini menunjukkan bahwa 

motivasi siswa masih kurang, salah 

satunya berdampak pada kurangnya 

pencapaian hasil belajar siswa. Diketahui  

dari hasil belajar siswa pada semester 

ganjil tahun ajaran 2012-2013 masih 

rendah, hal tersebut dapat dilihat dari 

jumlah siswa yang nilainya belum mecapai 

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Hal 

ini ditunjukkan hasil belajar siswa mata 

pelajaran IPA yang tuntas adalah 42,9 %, 

sedangkan yang belum tuntas adalah 57,2 

% dari 21 siswa. Kriteria yang dicapai oleh 

sekolah adalah 75. 

Rendahnya pencapaian ranah 

kognitif hasil belajar dan motivasi siswa 

dalam pembelajaran IPA diduga karena 

proses pembelajaran yang digunakan oleh 

guru kurang memfasilitas yaitu ceramah. 

Oleh karena itu, perlu digunakan suatu 

pembelajaran lain yang dapat memfasilitasi 

dalam meningkatkan motivasi dan hasil 

belajar siswa. 



232 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

Untuk mencapai hasil yang 

maksimal dalam dunia perkembangan 

pendidikan diperlukan penyesuaian strategi 

pembelajaran dengan kompetensi yang 

ingin dicapai. Hal ini dikarenakan strategi 

pembelajaran yang sesuai dengan 

kompetensi yang ingin dicapai sangatlah 

mempengaruhi hasil dari proses 

pembelajaran tersebut, karena sering 

dengan perubahan sistem pendidikan yang 

ada bahwa pembelajaran tidak lagi 

berpusat pada guru melainkan akan lebih 

berpusat pada siswa (student centered), 

sehingga dalam hal ini peran guru di dalam 

kelas hanya sebagai fasilitator dan 

motivator. 

Salah satu upaya yang dapat 

dilakukan untuk mengatasi permasalahan 

tersebut adalah dengan pemilihan strategi 

pembelajaran yang tepat dan 

membangkitkan motivasi belajar, sehingga 

siswa aktif dalam pembelajaran di kelas, 

dapat bertanya meskipun tidak pada guru 

secara langsung, mengemukakan pendapat 

serta penguasaan konsep materi tersebut, 

sehingga hal ini berpengaruh terhadap hasil 

belajar siswa. Salah satu strategi  

pembelajaran yang dapat meningkatkan 

keaktifan siswa adalah strategi 

pembelajaran inkuiri. Strategi 

Pembelajaran Inkuiri adalah suatu 

rangkaian kegiatan belajar yang 

melibatkan secara maksimal seluruh 

kemampuan siswa untuk mencari dan 

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, 

analitis, sehingga siswa dapat merumuskan 

sendiri penemuannya dengan penuh 

percaya diri. Pembelajaran guided inquiry 

ini memiliki keunggulan yaitu dapat 

meningkatkan motivasi dan gairah belajar 

siswa, sehingga peserta didik dapat berlatih 

menggunakan kemampuan kognitifnya 

untuk memecahkan berbagai masalah, dan 

dapat  dalam proses belajar mengajar. 

 

METODE PENELITIAN 

 

Penelitian ini dilaksanakan di 

kelas VIII-A yang bertempat di SMP 

Muhammadiyah 2 Batupada Semester I 

(tahun ajaran 2013-2014) dan akan 

dilaksanakan selama satu bulan yaitu mulai 

tanggal 25 Nopember – 4 Desember  2013. 

Subjek Penelitian ini adalah siswa-siswi 

SMP Muhammadiyah 2 Batu kelas VIII-A 

pada semester I (Ganjil) tahun ajaran 

2013/2014. 

Prosedur dalam penelitian tindakan 

kelas (Classroom Action Reseacrh) ini 

terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1) 

perencanaan (plan),  2) tindakan  atau 

pelaksanaan (act), 3) pengamatan 

(observe), dan 4) refleksi (reflect).  

Siklus 1   

1. Tahap Perencanaan (Plan) 
2. Tahap Pelaksanaan (Act) 
3. Tahap Pengamatan (Observer) 
4. Tahap Refleksi (Reflection) 
Siklus 2    

1. Tahap Perencanaan  
2. Tahap Pelaksanaan 
3. Tahap Pengamatan 
4. Tahap Refleksi 

Teknik pengumpulan data yang 

dilakukan dalam penelitian ini antara lain 

dapat dilihat pada tabel berikut: 

a. Observasi  
b. Tes 
c. Dokumentasi 
Instrumen Penelitian 

a) Lembar Observasi Aktivitas Guru 
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa 
c) Lembar Observasi Motivasi Belajar 

Siswa 

d) Tes Pengukuran Hasil Belajar Siswa 
 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

 

Motivasi belajar siswa siklus 1 

dilakukan setelah guru melaksanakan 

proses pembelajaran Guided Inquiry siklus 

1. Ada 4 kondisi yang dinilai yaitu 

meliputi Attention (perhatian), relevance 

(keterkaitan), confidence (kepercayaan 

diri) dan satisfaction (kepuasan). Motivasi 

belajar siswa ini diperoleh dari lembar 

observasi yang terdiri dari 18 pernyataan. 

Data yang diperoleh dari hasil motivasi 



233 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

belajar siswa siklus 1 dapat dilihat pada 

tabel 4.1 

 
Tabel 4.1 Motivasi Belajar Siswa Siklus 1  
Cara 

pengum

pulan 

data 

Aspek 

motivasi 

Persen

tase 

Kategori 

Angket 

Motivasi  

Attention 

Relevance 

Confidence 

Satisfaction 

68,58% 

67,86% 

71,82% 

66,34% 

Cukup baik 

Cukup baik 

Baik 

Cukup baik 

Aktivitas siswa dalam kelompok 

ada 5 aspek yang dinilai yaitu meliputi 

mencermati pertanyaan, membuat 

hipoteisis, melakukan percobaan, 

menjelaskan hasil data, dan membuat 

kesimpulan. Aktivitas belajar ini diperoleh 

dari lembar observasi keterlaksanaan 

pembelajaran Guided Inquiry. Data yang 

diperoleh dari aktivitas keterlaksanaan 

Guided Inquiry dapat dilihat pada tabel 

4.2. 

 
Tabel 4.2 Aktivitas Belajar Siswa tentang keterlaksanaan Pembelajaran Guided Inquiry 
Kel. Aktivitas Persentase (%) Kriteria 

I 

 

 

 

 

 

II 

 

 

 

 

 

III 

 

 

 

 

 

IV 

Mencermati permasalahan 

Membuat hipotesis 

Melakukan percobaan 

Menjelaskan hasil data 

Membuat kesimpulan 

 

Mencermati permasalahan 

  Membuat hipotesis 

Melakukan percobaan 

Menjelaskan hasil data 

Membuat kesimpulan 

 

Mencermati permasalahan 

Membuat hipotesis 

Melakukan percobaan 

Menjelaskan hasil data 

Membuat kesimpulan 

 

Mencermati permasalahan 

Membuat hipotesis 

Melakukan percobaan 

Menjelaskan hasil data 

Membuat kesimpulan 

75% 

50% 

50% 

75% 

50% 

 

75% 

50% 

50% 

75% 

 25% 

 

75% 

75% 

50% 

75% 

25% 

 

75% 

75% 

75% 

75% 

50% 

Baik 

Kurang baik 

Kurang baik 

Baik 

Kurang baik 

 

Baik 

Kurang baik 

Kurang baik 

Baik 

Tidak baik 

 

Baik 

Baik 

Kurang baik 

Baik 

Tidak baik 

 

Baik 

Baik 

Baik 

Baik 

Kurang baik 

 

Aktivitas guru dalam 

keterlaksanaan pembelajaran guided 

inquiry ada 5 aspek yang dinilai yaitu 

meliputi penyajian permasalahan, 

membantu siswa mengingat materi, 

menugaskan siswa untuk melakukan 

percobaan, meminta siswa untuk 

menjelaskan hasil data, dan membimbing 

siswa untuk membuat kesimpulan. 

Aktivitas guru ini diperoleh dari lembar 

observasi keterlaksanaan pembelajaran 

Guided Inquiry. Data yang diperoleh dari 

aktivitas keterlaksanaan Guided Inquiry 

dapat dilihat pada tabel 4.3.
 

Tabel 4.3 Aktivitas Guru tentang keterlaksanaan Pembelajaran Guided Inquiry 

No. Uraian Kegiatan  Penilaian   

Observer 1 

Penilaian 

Observer 2 

Persentase 

(%) 

1 2 3 4 1 2 3 4 

1. Guru mengajukan 

permasalahan kepada 

siswa 

  √    √  75% 

2. Guru membantu siswa 

untuk mengingat materi 

  √    √  75% 



234 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

yang berhubungan 

dengan masalah tersebut 

3. Guru menugaskan siswa 

untuk melakukan 

percobaan sesuai dengan 

prosedur yang telah 

disediakan 

√    √    25% 

4. Guru meminta siswa 

untuk menjelaskan hasil 

data yang telah diperoleh 

  √    √  75% 

5. Guru meminta siswa 

untuk membuat 

kesimpulan sekaligus 

dapat menjawab yang 

ditanyakan di awal. 

  √    √  75% 

∑ Jumlah 325 

Rata-rata 65% 

Tes akhir siklus dilaksanakan pada 

akhir siklus I setelah penerapan 

pembelajaran Guided Inquiry. Pada siklus I 

yang tuntas 11 siswa dan belum tuntas 10 

siswa dari jumlah siswa 21 siswa 

sedangkan rata-rata keseluruhan 70,26 %. 

Data yang diperoleh dari hasil belajar 

siklus I dapat di lihat pada tabel 4.5. 

 

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa 
No. Nama Siswa   Nilai Kriteria Kelulusan 

1 ARB 55 Tidak Tuntas 

2 AVK 70 Tidak Tuntas 

3 ADA 42 Tidak Tuntas 

4 AV 60 Tidak Tuntas 

5 AY 72,5 Tidak Tuntas 

6 AZM 75 Tuntas 

7 CKR 75 Tuntas 

8 DVD 75 Tuntas 

9 DAP 70 Tidak Tuntas 

10 DKY 48 Tidak Tuntas 

11 ER 87 Tuntas 

12 KRS 87,5 Tuntas 

13 MRC 98 Tuntas 

14 MFT 95 Tuntas 

15 ZDN 42,5 Tidak Tuntas 

16 FZL 60 Tidak Tuntas 

17 MF 63 Tidak Tuntas 

18 NS 75 Tuntas 

19 NR 75 Tuntas 

20 SLT 75 Tuntas 

21 VKK 75 Tuntas 

∑ Rata-rata 70,26  

 

Setiap akhir siklus dilakukan 

refleksi, dimana refleksi dilakukan untuk 

mengetahui apakah suatu tindakan tersebut 

sudah berhasil atau tidak. Setelah dianalisis 

terdapat kelebihan dan kelemahan yang 

dapat dijadikan acuan pada perbaikan di 

siklus II. Adapun kelebihan dan kelemahan 

pada siklus I dipetakan sebagaimana pada 

Tebal 4.6. 

 
Tabel 4.6 Hasil pengamatan siklus I yang direfleksi ke Siklus II 

No. Hasil Pengamatan Siklus I Refleksi Ke Siklus II 

1. Guru kurang memberikan pengarahan pada tiap- Guru harus lebih memberikan bimbingan dan 



235 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

tiap kelompok, sehingga masih ada kelompok 

yang kebingungan dalam pengerjaan LKS. 

 

pengarahan kepada semua siswa dalam menjawab 

pertanyaan yang ada di LKS. 

2. Dalam memberikan permasalahan, siswa kurang 

merespon permasalahan yang disajikan oleh 

guru. 

 

Guru harus memberikan permasalahan yang menarik 

dikelas dan sesuai dengan konteksnya kepada 

beberapa kelompok. 

3. Beberapa kelompok masih kesulitan 

membedakan antara hipotesis dengan 

kesimpulan. 

 

Guru harus memberikan penjelasan ulang tentang 

hipotesis bahwa hipotesis bisa menjadi kesimpulan, 

tetapi kesimpulan tidak bisa dijadikan hipotesis. 

  

Motivasi belajar siswa dari siklus I 

ke II dilakukan setelah guru melaksanakan 

proses pembelajaran Guided Inquiry siklus 

II. Ada 3 kondisi yang dinilai yaitu 

meliputi Attention (perhatian), relevance 

(keterkaitan), confidence (kepercayaan 

diri) dan satisfaction (kepuasan). Motivasi 

belajar siswa ini diperoleh dari lembar 

observasi yang terdiri dari 18 pernyataan. 

Data yang diperoleh dari hasil lembar 

observasi motivasi belajar siswa setelah 

siklus I & II dapat dilihat pada tabel 4.7

 
Tabel 4.7 Motivasi Belajar Siswa siklus II 

No. Cara pengumpulan data Aspek motivasi Persentase Kategori 

1. Angket Motivasi  Attention 

Relevance 

Confidence 

Satisfaction 

79,36% 

80,95% 

78,96% 

78,96% 

Baik 

 Baik 

Baik 

Baik 

 

Aktivitas siswa dalam kelompok 

ada 5 aspek yang dinilai yaitu meliputi 

mencermati pertanyaan, membuat 

hipoteisis, melakukan percobaan, 

menjelaskan hasil data, dan membuat 

kesimpulan. Aktivitas belajar ini diperoleh 

dari lembar observasi keterlaksanaan 

pembelajaran Guided Inquiry. Data yang 

diperoleh dari aktivitas keterlaksanaan 

Guided Inquiry dapat dilihat pada tabel 4.8 

 
Tabel 4.8Aktivitas Belajar Siswa tentang keterlaksanaan Pembelajaran Guided Inquiry (Siklus II) 

Kel.  Aktivitas  Persentase (%)   Kriteria 

I 

 

 

 

 

 

II 

 

 

 

 

 

III 

 

 

 

 

 

IV 

Mencermati permasalahan 

Membuat hipotesis 

Melakukan percobaan 

Menjelaskan hasil data 

Membuat kesimpulan 

 

Mencermati permasalahan 

  Membuat hipotesis 

Melakukan percobaan 

Menjelaskan hasil data 

Membuat kesimpulan 

 

Mencermati permasalahan 

Membuat hipotesis 

Melakukan percobaan 

Menjelaskan hasil data 

Membuat kesimpulan 

 

Mencermati permasalahan 

Membuat hipotesis 

Melakukan percobaan 

75% 

  75% 

75% 

75% 

75% 

 

75% 

75% 

75% 

75% 

75% 

 

100% 

75% 

75% 

75% 

75% 

 

100% 

75% 

100% 

Baik 

Baik 

 Baik 

Baik 

Baik 

 

Baik 

 Baik 

Baik 

Baik 

Baik 

 

Sangat Baik 

Baik 

Baik 

Baik 

 Baik 

 

Sangat Baik 

Baik 

Sangat Baik 



236 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

Menjelaskan hasil data 

Membuat kesimpulan 

75% 

75% 

Baik 

Baik 

 

Aktivitas guru dalam 

keterlaksanaan pembelajaran guided 

inquiry ada 5 aspek yang dinilai yaitu 

meliputi penyajian permasalahan, 

membantu siswa mengingat materi, 

menugaskan siswa untuk melakukan 

percobaan, meminta siswa untuk 

menjelaskan hasil data, dan membimbing 

siswa untuk membuat kesimpulan. 

Aktivitas guru ini diperoleh dari lembar 

observasi keterlaksanaan pembelajaran 

Guided Inquiry. Data yang diperoleh dari 

aktivitas keterlaksanaan Guided Inquiry 

dapat dilihat pada tabel 4.9

 
Tabel 4.9Aktivitas Guru tentang keterlaksanaan Pembelajaran Guided Inquiry(Siklus II) 

No. Uraian Kegiatan Penilaian  

Observer 1 

Penilaian 

Observer 2 

Persentase 

(%) 

1 2 3 4 1 2 3 4 

1. Guru mengajukan permasalahan kepada 

siswa 

   √    √ 100% 

2. Guru membantu siswa untuk mengingat 

materi yang berhubungan dengan 

masalah tersebut 

   √    √ 100% 

3. Guru menugaskan siswa untuk 

melakukan percobaan sesuai dengan 

prosedur yang telah disediakan 

  √    √  75% 

4. Guru meminta siswa untuk menjelaskan 

hasil data yang telah diperoleh 

   √    √ 100% 

5. Guru meminta siswa untuk membuat 

kesimpulan sekaligus dapat menjawab 

yang ditanyakan di awal. 

   √    √ 100% 

 Jumlah  475 

Rata-rata 95% 

 

Tes akhir siklus dilaksanakan pada 

akhir siklus II setelah penerapan 

pembelajaran Guided Inquiry. Pada siklus 

II yang tuntas 16 siswa dan belum tuntas 5 

siswa dari jumlah siswa 21 siswa 

sedangkan rata-rata keseluruhan 80,72. 

Data yang diperoleh dari hasil belajar 

siklus II dapat di lihat pada tabel 4.11 

 
Tabel 4.11  Hasil Belajar Siswa (Siklus II) 

No. Nama 

Siswa 

Nil

ai 

Kriteria 

Kelulusan 

1 ARB  95 Tuntas 

2 AVK 80 Tuntas 

3 ADA 65 Tidak Tuntas 

4 AV 65 Tidak Tuntas 

5 AY 70 Tidak Tuntas 

6 AZM 80 Tuntas 

7 CKR 70 Tidak Tuntas 

8 DVD 80 Tuntas 

9 DAP 80 Tuntas 

10 DKY 90 Tuntas 

11 ER 95 Tuntas 

12 KRS 90 Tuntas 

13 MRC 70 Tuntas 

14 MFT 100 Tuntas 

15 ZDN 70 Tidak Tuntas 

16 FZL 75 Tuntas 

17 MF 85 Tuntas 

18 NS 80 Tuntas 

19 NR 95 Tuntas 

20 SLT 80 Tuntas 

21 VKK 80 Tuntas 

∑ Rata-rata 80,7

2  

 

 

 



237 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

70.26 %

80.72 %

65

70

75

80

85

Hasil Belajar

siklus I siklus II

Gambar Grafik 4.3 Hasil Belajar Siswa 
 

Jadi peningkatan aktivitas dan 

hasil belajar IPA kelas VIII-A SMP 

Muhammadiyah 2 Batu melalui 

pembelajaran guided inquiry dapat 

meningkatkan hasil belajar IPA seperti 

yang dikemukakan oleh sardiman (2007) 

tercapainya suatu hasil yang optimal 

tergantung aktivitas atau kegiatan siswa. 

Pembelajaran guided inquiry itu sendiri 

adalah pembelajaran dengan penemuan, 

akan tetapi penerapannya harus di bimbing 

oleh guru atau pendidik yang dimana dapat 

menumbuhkan kemampuan siswa untuk 

mencermati permasalahan, membuat 

hipotesis, melakukan percobaan, 

menjelaskan hasil data serta membuat 

kesimpulan. Purwanto (2010) menyatakan 

bahwa perubahan perilaku disebabkan 

karena mencapai penguasaan atas sejumlah 

bahan yang diberikan dalam proses belajar 

mengajar sehingga dapat ditarik 

kesimpulan bahwa dengan penerapan 

pembelajaran guided inquiry dapat 

meningkatkan  motivasi dari hasil belajar. 

Sesuai dengan tujuan Mata pelajaran IPA 

SMP yaitu meningkatkan pengetahuan 

konsep, dan keterampilan IPA sebagai 

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke 

jenjang selanjutnya. 

 

KESIMPULAN 

 

Berdasarkan latar belakang, 

rumusan masalah dan tujuan, penelitian 

tentang penerapan pembelajaran guided 

inquiry untuk meningkatkan motivasi dan 

hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII- A 

SMP Muhammadiyah 2 Batu , dapat 

diambil kesimpulan sebagai berikut: 

1. Penerapan pembelajaran guided inquiry 
untuk meningkatkan motivasi dan hasil 

belajar IPA pada siswa kelas VIII-A 

SMP Muhammadiyah 2 Batu dengan 

langkah sebagai berikut: 

a) Fase 1 Penyajian Masalah. Guru 
memberikan permasalahan yang 

menarik dan sesuai dengan 

konteksnya kepada masing-masing 

kelompok. 

b) Fase 2 Pengumpulan dan verifikasi 
data. Dari kegiatan ini siswa 

menemukan informasi. Sebelum guru 

meminta siswa untuk membuat 

hipotesis, sebaiknya guru harus 

memberikan penjelasan tentang 

hipotesis bahwa hipotesis bisa 

menjadi kesimpulan, tetapi 

kesimpulan tidak bisa dijadikan 

hipotesis. Informasi yang sudah 

didapat kemudian dihubungkan 

dengan fenomena dan dijadikan 

hipotesis. 

c) Fase 3 Melakukan Eksperimen. 
Sebelum guru menyediakan prosedur 

eksperimen, namun guru harus lebih 

maksimal memberikan bimbingan 

dan pengarahan kepada masing-

masing kelompok. 

d) Fase 4 Mengorganisasikan dan 
Merumuskan Penjelasan. Guru 

mengajak siswa merumuskan 

penjelasan dan memberikan 

bimbingan serta pengarahan kepada 

masing-masing kelompok dalam 

menjawab pertanyaan yang ada di 

LKS. 

e) Fase 5 Menganalisis proses inquiry. 
Guru meminta siswa menganalisis 

pola-pola penemuan mereka 

kemudian dijadikan kesimpulan. 

2. Peningkatan motivasi pada siswa kelas 
VIII-A SMP Muhammadiyah 2 Batu 

dengan penerapan pembelajaran guided 

inquiry ada 4 kondisi yaitu Attention 



238 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

(perhatian) dari siklus 1 ke siklus 2 

meningkat sebesar 10,78%, kondisi 

Relevance (keterkaitan) dari siklus 1 ke 

siklus 2 meningkat sebesar 13,09%, 

pada kondisi Confidence (kepercayaan 

diri) dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat 

sebesar 7,13%, sertab pada kondisi 

Satisfaction (kepuasan) dari siklus 1 ke 

siklus 2 meningkat sebesar 12,41%. 

3. Peningkatan hasil belajar IPA pada 
siswa kelas VIII-A SMP 

Muhammadiyah 2 Batu melalui 

pembelajaran guided inquiry dapat 

meningkat sebesar 10,46%. 

 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Andriani, Nely. 2011. Efektifitas 

Penerapan Pembelajaran Inkuiri 

Terbimbing (Guided Inquiry) pada 

Mata Pelajaran Fisika Pokok 

Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP 

Negeri 2 Muara Padang. Sumatera 

Selatan: Universitas Sriwijaya. 

Arikunto, 2002. Dasar- dasar Evaluasi 

Pendidikan. Edisi Revisi Cetakan 3. 

Jakarta: Bumi Aksara. 

Arikunto, 2012. Penelitian Tindakan 

Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu 

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka 

Karya. 

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan 

Pendidikan Dasar dan Menengah 

(Peraturan Menteri Pendidikan 

Nasional Republik Indonesia Nomor 

22 Tahun 2006). Jakarta: 

Departemen Pendidikan Nasional. 

Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 

Tahun 2006 tentang Standar Isi. 

Jakarta: BSNP. 

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan 

Pembelajaran. Jakarta: PT Gramedia 

Pustaka. 

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar 

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 

Isjoni. 2002. Pembelajaran Kooperatif. 

Pekanbaru: Pustaka Pelajar.  

Jatmiko, B. 2004. Hakikat Pembelajaran 

IPA. Semlok bagi Dosen, 

Mahasiswa, Guruguru SD, SMP dan 

SMA se Bali. Singaraja: FMIPA 

IKIP Negeri. 

Kusnandar. 2009. Guru Professional 

Implementasi Kurikulum Tingkat 

Satuan Pendidikan (KTSP) dan 

Sukses dalam Sertifikasi Guru. 

Jakarta: Rajawali pers. 

Maslikah, S. Imroatul. 2013. Penerapan 

Pembelajaran Kooperatif Numbered 

Heads Together (NHT) dipadu 

dengan Inkuiri Terbimbing melalui 

Lesson Study untuk Meningkatkan 

Motivasi dan Hasil Belajar Biologi 

Siswa SMA Negeri 1 Batu Kelas XI. 

Malang: Universitas Negeri Malang. 

Mulyasa. E. 2011. Implementasi 

Kurikulum. Bandung: PT Remaja 

Rosdakarya. 

Mulyasa. E 2010. Praktik Penelitian 

Tindakan Kelas. Bandung: PT. 

Remaja Rosdakarya.  

Nur, M. 2010. Pengantar pada Pengajaran 

dan Pengelolaan Kelas. Surabaya: 

University press. 

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. 

Yogyakarta: Pustaka Belajar. 

Prasetyo, Zuhdan K. 2013. Konsep Dasar 

Pendidikan IPA. Yogyakarta: 

Universitas Negeri Yogyakarta. 

Sanjaya. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. 

Jakarta: Kencana Prenada Media 

Group. 

Sanjaya, N. 2006. Strategi Pembelajaran 

Berorientasi Standart Proses 

Pendidikan. Jakarta: KPMG. 

Schermerhorn, Jhon.R, Hunt, James G, dan 

Richard N.Osborn. 2005. 

Organizational Behaviour.USA: 

Penerbit Wiley. 

Suciati. 2001. Motivasi Belajar 

(online).http://heritl.blogspot.com/20

07/12/belajar-dan-motivasinya.html. 

Diakses tanggal  25 Januari 2014. 

 Sudjana, N. 2004. Penilaian Hasil Proses 

Belajar Mengajar. Bandung: PT 

Remaja Rosdakarya. 



239 

Dyah Ayu Ratnaningrum dkk., Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry 

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning. 

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Theodora, Maasawet. 2009. Meningkatkan 

Kemampuan Kerjasama Belajar 

Biologi Melalui Penerapan Strategi 

Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas 

VII SMP Negeri VI Kota Samarinda 

Tahun Pelajaran 2010/2011. 

Kalimantan Timur: Universitas 

Mulawarman Kalimantan Timur. 

Wahyuni, 2010. Penerapan Model 

Pembelajaran Cooperative Learning 

Tipe Make A Match untuk 

Meningkatkan Motivasi dan Hasil 

Belajar Siswa Kelas X Pada Mata 

Pelajaran Biologi. Malang: 

Universitas Muhammadiyah Malang.