Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 11, No.2, June 2021 p. 175-188 175 PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI THE EFFECT OF INTERNAL CONTROL SYSTEM, INFORMATION ASYMMETRY, SUITABILITY OF COMPENSATION AND ORGANIZATION'S ETHICAL CULTURE ON ACCOUNTING FRAUD Halimatusyadiah*1), Muhammad Hafizh Robani2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu 1,2) halimatusyadiah72@gmail.com1), hafizhrobani05@gmail.com2) ABSTRACT This research aims to the examine the the effect of the internal control system, information asymmetry, suitability of compensation and organization's ethical culture on accounting fraud. This research was conducted at an insurance company in Bengkulu City using sampling techniques that is purposive sampling. This research uses a quantitative approach. The method to collection this data in research using primary data obtained from the result of the distribution questionnaire to accounting and finance employees at insurance companies in Bengkulu. The data were using the analyze of multiple regression with using analysis SPSS Statistic 24 program. The result from this research showing the internal control system has no influence on accounting fraud. Information asymmetry has no influence on accounting fraud, Suitability of compensation has a negative influence and significant on accounting fraud, organization’s ethical culture has a negative influence and significant on accounting fraud. The theoretical implication shows that only the variables of compensation suitability and organizational ethical culture confirm the fraud triangle theory. The practical implications of this study indicate that the results of this study are expected to provide benefits for insurance companies in improving internal control, especially in providing compensation and improving the ethical culture of the organization. Keywords: Internal Control System, Asymmetry Information, Suitability of Compensation, Organization’s Ethical Culture and Accounting Fraud. *Corresponding author : Email: halimatusyadiah72@gmail.com DOI: https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.11.2.175-188 PENDAHULUAN Perusahaan jasa seperti perusahaan asuransi merupakan perusahaan masa kini yang menjadi jaminan kesehatan bagi masyarakat luas. Salah satu tugas dari perusahaan asuransi adalah menetapkan besarnya premi yang harus dibayarkan oleh setiap tertanggung atas resiko yang dialihkan dan mengolah dana tersebut. Fenomena-fenomena yang terjadi seperti kecurangan akuntansi dalam perusahaan asuransi yang disebabkan karena adanya peluang untuk melakukan kecurangan, adanya tekanan yang diberikan seorang atasan dan adanya sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan kecurangan yang dilakukan seorang atasan tersebut. Hal ini disebabkan juga karena lemahnya pengawasan internal yang membuka keleluasaan tindakan yang dapat merugikan perusahaan. Upaya pencegahan yang dilakukan dengan menerapkan program anti-fraud yang berupa pengendalian internal. Fenomena mengenai kecurangan akuntansi yang terjadi pada perusahaan asuransi yang mencuat akhir-akhir ini adalah asuransi Jiwasraya. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan bahwa laba keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sejak 2006 semu. Pasalnya, laba tersebut diperoleh lewat rekayasa laporan keuangan (window dressing). Meski sejak 2006 perusahaan masih laba tapi laba itu laba semu, sebagai akibat rekayasa akuntansi atau window dressing. Pada 2017, Jiwasraya memperoleh laba sebesar Rp 2,4 triliun. Namun laba tersebut tak wajar karena ada kecurangan pencadangan sebesar Rp 7,7 triliun. Perusahaan seharusnya rugi jika pencadangan sesuai ketentuan. Jiwasraya lantas disebut mengalami mailto:halimatusyadiah72@gmail.com mailto:hafizhrobani05@gmail.com1 mailto:halimatusyadiah72@gmail.com https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.11.2.175-188 PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI Muhammad Hafizh Robani dan Halimatusyadiah 176 kerugian sebesar Rp 15,3 triliun pada 2018. Sedangkan pada September 2019, perusahaan diperkirakan merugi Rp 13,7 triliun. Keuangan yang memburuk hingga November 2019 membuat keuangan perusahaan negatif Rp 27,2 triliun. Kerugian terjadi karena Jiwasraya menjual produk saving plan bunga tinggi di atas deposito sejak 2015, dana itu diinvestasikan di reksa dana kualitas rendah jadi negative spread. Produk saving plan tersebut memang memberi kontribusi pendapatan tertinggi sejak 2015. Namun, produk ini juga menawarkan bunga tinggi dengan tambahan manfaat asuransi dan tidak mempertimbangkan biaya atas asuransi yang dijual. Penunjukan bank (bancaasurance) yang digunakan untuk menawarkan produk saving plan ini juga diduga tak sesuai ketentuan. Produk saving plan merupakan konflik kepentingan karena Jiwasraya mendapat fee atas penjualan produk tersebut. Fraud Triangle Theory merupakan suatu gagasan tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali diciptakan oleh Cressey (1953) diperkenalkan dalam literatur profesional SAS No. 99, yang dinamakan fraud triangle atau segitiga kecurangan. Fraud Triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi kecurangan: 1. Pressure (tekanan), yaitu adanya insentif/tekanan/kebutuhan untuk melakukan kecurangan. Menurut SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan, yaitu financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets. 2. Opportunity (kesempatan), yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Biasanya terjadi karena penendalian internal perusahaan yang lemah, kurangnya pengawasan dan penyalahgunaan wewenang. 3. Rationalization (rasionalisasi) yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan kecurangan (Sadewo, 2017). Salah satu faktor yang mempengaruhi kecurangan akuntansi ialah lemahnya sistem pengendalian internal. Menurut Lestari dkk (2018) sistem pengendalian internal ialah proses yang dijalankan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, dan efektivitas dan efisiensi operasi. Dengan harapan adanya sistem pengendalian yang efektif dapat meminimalisir perilaku tidak etis yang dilakukan oleh manajemen untuk memaksimalkan kepentingan pribadi. Faktor lainnya yang mempengaruhi kecurangan akuntansi ialah asimetri informasi. Asimetri informasi (information asymmetry) ialah kondisi dimana informasi yang didapat antara pihak penyedia informasi dengan pihak yang menggunakan informasi tidak seimbang (Scott, 2014). Dalam teori fraud triangle, faktor kesempatan menjadi faktor yang membuat seseorang untuk melakukan kecurangan. Ketidakselarasan informasi yang didapat antara bawahan dan atasan membuka kesempatan bagi bawahan untuk melakukan kecurangan. Bawahan akan memanipulasi laporan keuangan untuk memperoleh kompensasi yang tinggi atas pencapaian target serta untuk meningkatkan reputasi. Kesesuaian kompensasi juga menjadi faktor yang mempengaruhi kecurangan akuntansi. Kompensasi dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Dengan kompensasi yang sesuai individu diharapkan mendapatkan kepuasan dari kompensasi tersebut dan tidak melakukan perilaku kecurangan dalam akuntansi untuk kepentingan pribadi (Utami, 2018). Faktor lain yang dapat mempengaruhi kecurangan akuntansi ialah budaya etis organisasi. Budaya etis organisasi berfungsi sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian internal yang memberikan panduan dan bentuk perilaku serta sikap karyawan. Ketika ada karyawan yang baru dalam perusahaan, mereka belum langsung bisa menjalankan semua peraturan-peraturan yang ada dalam perusahaan, tetapi karyawan tersebut akan melihat Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 11, No.2, June 2021 p. 175-188 177 kebiasaan atau budaya yang ada dalam perusahaan tersebut. Sehingga ketika budaya etis organisasi tersebut baik, maka hal ini akan mendorong karyawan untuk berbuat baik dan menghindari tindakan kecurangan. Terdapat empirical gap pada penelitian ini seperti hasil penelitian Alou dkk (2017) bahwa efektifitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi, sedangkan penelitian Chandrayatna dan Sari (2019) menemukan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi, serta menurut Ramadhany (2017) kesesuaian kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akuntansi. Menurut Pamungkas (2019) asimetri informasi secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap kecurangan akuntansi, sedangkan menurut Ramadhany (2017) berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akuntansi, dan menurut Chandrayatna dan Sari (2019) budaya etis organisasi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi sedangkan menurut Sari (2018) budaya etis organisasi tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Penelitian ini mengacu pada penelitian dari Pamungkas (2019), dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengendalian internal, asimetri informasi dan kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian tersebut merupakan studi empiris pada kantor pusat BPR di Kota Malang. Menurut Chandrayatna dan Sari, (2019) pengendalian internal dan budaya etis organisasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian tersebut dilakukan di PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali Penelitian lainnya oleh Marnita (2017) dimana efektivitas pengendalian internal, asimetri informasi, dan kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Penelitian tersebut dilakukan di SKPD Kabupaten Pasaman Barat Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, dan efektivitas dan efisiensi operasi (Ramadhany, 2017). Tujuan pengendalian intern menurut COSO yang dikutip Sawyer dkk. (2005:61) adalah “Pengendalian internal dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian dalam efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan laporan keuangan, dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. Adapun 5 komponen pengendalian internal: 1. Lingkungan pengendalian (control environtment), 2. Penilaian resiko (risk Assesment), 3. Aktivitas pengendalian (control activities), 4. Informasi dan komunikasi (information and communication), 5. Pemantauan (monitoring). Hasil penelitian Pamungkas & Istutik (2019) menemukan bahwa pengendalian intern berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, sejalan dengan penelitian Nugraha (2018) dan penelitian Chandrayatna & Ratna Sari (2019) serta penelitian dari Ramadhany (2017) yang menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap tindakan kecurangan akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis penelitian ini adalah: H1: Sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi Teori fraud triangle menjelaskan bahwa tingkat kecurangan mungkin akan menjadi sangat tinggi ketika kesempatan situasional untuk melakukan kecurangan tinggi. Adanya ketidakselarasan informasi antara karyawan dengan manajer akan menimbulkan kesempatan untuk melakukan kecurangan untuk kepentingan pribadi karena informasi yang dimiliki oleh karyawan lebih baik dari pada atasan. IAI (2012 : 316) menjelaskan bahwa kecurangan akuntansi sebagai (1) salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan berupa penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan, pencatatan kegiatan transaksi yang tidak sesuai dengan sebenarnya, (2) salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia serta, (3) PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI Muhammad Hafizh Robani dan Halimatusyadiah 178 korupsi. Schieg (2008) mendefinisikan asimetri informasi sebagai suatu keadaan di mana adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki antara pihak yang menyediakan informasi dengan pihak yang membutuhkan informasi. Asimetri informasi muncul ketika ada salah satu pihak yang memiliki informasi lebih baik dibanding pihak lain, sehingga masalah yang timbul dari hal ini adalah kerugian ekonomi bagi salah satu pihak. Wilopo (2006) membuktikan bahwa asimetri informasi memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kecurangan akuntansi perusahaan, yang berarti semakin tinggi tingkat asimetri informasi, maka semakin tinggi pula tingkat kecurangan akuntansi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Demikian juga dengan penelitian Pamungkas & Istutik (2019), Rasidik (2017), Ramadhany (2017) dan Korompis, dkk (2018) menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis penelitian ini adalah: H2: Asimetri informasi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi Dalam teori fraud triangle, tindakan kecurangan disebabkan adanya tekanan dari individu sebagai akibat ketidaksesuaian kompensasi yang diterima. Tindakan tersebut didorong oleh ketidakpuasan individu atas imbalan yang mereka peroleh sebagai balas jasa atas apa yang telah dikerjakan. Kecenderungan untuk melakukan kecurangan akan lebih besar jika tekanan yang terjadi pada individu semakin besar. Sistem kompensasi yang sesuai diharapkan dapat membuat individu merasa tercukupi sehingga individu tidak melakukan tindakan yang merugikan organisasi termasuk melakukan kecurangan akuntansi. Mondy (2008) menjelaskan kompensasi sebagai total imbalan yang diterima oleh karyawan untuk menggantikan semua jasa yang telah dilakukan oleh karyawan. Menurut Lestari (2018) kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian baik berupa finansial maupun barang dan jasa pelayanan yang diterima oleh setiap karyawan sebagai balas jasa atas apa yang mereka kerjakan. Kompensasi dapat didefenisikan sebagai balas jasa atas kontribusi yang karyawan berikan kepada organisasi dalam bentuk penghargaan. Sunaryo (2019) menyatakan bahwa kompensasi adalah keseluruhan balas jasa dalam bentuk uang atau lainnya yang diterima oleh pegawai atas pelaksanaan pekerjaan di organisasi yang dapat berupa gaji, upah, bonus, dan tunjangan. Hasil penelitian Pamungkas & Istutik (2019) menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kecurangan akuntansi. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Utami (2018) yang menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Hasil penelitian Ramadhany (2017) menunjukkan kesesuaian kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi serta penelitian dari Marnita (2017) yang menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis penelitian ini adalah: H3: Kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi Budaya organisasi dapat mendorong terciptanya perilaku etis dan tidak etis. Budaya etis organisasi dapat didefinisikan sebagai pola sikap yang dimiliki oleh masing-masing anggota organisasi dan dapat membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan tujuan organisasi. Teori fraud triangle mengungkapkan bahwa salah satu faktor seseorangan melakukan tindakan kecurangan akuntansi adalah rasionalisasi (rationalization). Faktor rasionalisasi menjelaskan bahwa sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang memperbolehkan karyawan untuk melakukan tindakan tidak jujuran atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan sehingga mendorong mereka merasionalisasi tindakan kecurangan akuntansi. Jika tingkat budaya etis organisasi rendah, maka setiap individu dalam suatu organisasi akan cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Sebaliknya, jika suatu Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 11, No.2, June 2021 p. 175-188 179 organisasi telah ditanamkan nilai-nilai baik, seperti kecurangan akuntansi merupakan tindakan yang tidak baik dan merugikan banyak pihak. Jadi semakin baik budaya etis organisasi dalam suatu organisasi maka akan semakin rendah tingkat terjadinya kecurangan akuntansi. Hasil penelitian Chandrayatna (2019) menunjukkan budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Sejalan dengan penelitian dari Zainuddin (2016) dan Rosliana (2017) yang menunjukkan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis penelitian ini adalah: H4: Budaya etis organisasi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah peneletian survei yang bersifat kuantitatif yang berbentuk asosiatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang lebih menekankan pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka serta data analisis menggunakan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2013). Penelitian asosiatif adalah dugaan tentang adanya hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Variabel dependen yang digunakan adalah kecurangan akuntansi. Variabel independen yang digunakan adalah sistem pengendalian internal, asimetri informasi, kesesuaian kompensasi dan budaya etis organisasi. Kecurangan akuntansi diukur dengan indikator- indikator kecurangan laporan keuangan, penyalahgunaan aset, korupsi (Chandra, 2015). Semua item diukur dengan skala pengukuran yaitu skala likert. Sistem pengendalian internal diukur dengan dimensinya lingkungan pengendalian, Penilaian resiko, Aktivitas pengendalian, Informasi dan komunikasi, serta Pemantauan (Zulfikar, 2017). Semua item diukur dengan skala pengukuran yaitu skala likert. Asimetri informasi diukur melalui karyawan yan memiliki informasi yang lebih baik atas aktivitas, karyawan lebih mengenal hubungan input-ouput, Karyawan lebih mengetahui potensi kerja, Karyawan lebih mengetahui teknis pekerjaan, Karyawan lebih mengetahui faktor eksternal, dan Karyawan lebih mengerti apa yang ingin dicapai (Zulfikar, 2017). Semua item diukur dengan skala pengukuran yaitu skala likert. Kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian baik berupa finansial maupun barang dan jasa pelayanan yang diterima oleh setiap karyawan sebagai balas jasa atas apa yang mereka kerjakan. Indikator-indikator untuk mengukur kesesuaian kompensasi yaitu kompensasi keuangan, pengakuan instansi atas keberhasilan melaksanakan pekerjaan, Promosi, Pengaruh serikat kerja, Pengaruh pemerintah (Chandra, 2015). Semua item diukur dengan skala pengukuran yaitu skala likert. Indikator-indikator untuk mengukur budaya etis organisasi yaitu model peran yang visible, komunikasi harapan-harapan etis, pelatihan etis, hukuman bagi tindakan etis, dan mekanisme perlindungan etis (Chandra, 2015). Semua item diukur dengan skala pengukuran yaitu skala likert. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan perusahaan asuransi di Kota Bengkulu. Dari populasi tersebut dapat diambil sampel yang imerupakan bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah karyawan perusahaan asuransi bagian akuntansi dan keuangan di Kota Bengkulu. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu karyawan bagian akuntansi dan keuangan yang telah bekerja minimal 1 tahun. Kuesioner akan dikirim ke karyawan bagian akuntansi dan keuangan yang akan disebar pada perusahaan asuransi di Kota Bengkulu. Kuesioner dibuat dengan acuan dari penelitian terdahulu yang telah dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan kriteria sampel yang digunakan. PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI Muhammad Hafizh Robani dan Halimatusyadiah 180 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi linear berganda adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Dalam analisis regresi linier berganda, selain mengukur kekuatan hubungan antara kedua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2013:96). Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan pengujian hipotesis. Teknik regresi linear berganda (multiple regression analysis) dilakukan terhadap model penelitian dengan rumus sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4 X4 + e .................................................................... (1) Dimana: Y : Kecurangan Akuntansi X1 : Sistem pengendalian internal X2 : Asimetri Informasi X3 : Kesesuaian Kompensasi X4 : Budaya Etis Organisasi α : Koefisien Konstanta β1 : Koefisien Variabel Sistem Pengendalian Internal β2 : Koefisien Variabel Asimetri Informasi β3 : Koefisien Variabel kesesuaian Kompensasi β4 : Koefisien Variabel Budaya etis organisasi e : Koefisien Gangguan / Error HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel dibawah ini bahwa dari 44 eksemplar (100 %) kuesioner yang disebarkan di 11 perusahaan asuransi di Kota Bengkulu, yaitu Jasa Raharja, BPJS Ketenagakerjaan, Bumida Bumiputera, Avrist, Asuransi Cakrawala Proteksi, Videi dan Pro Asia. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 36 eksemplar (81,81%). Kemudian kuesioner yang tidak kembali sebanyak 8 eksemplar (18,19%). Dari 36 kuesioner yang kembali, semua kuesioner tersebut dapat diolah (100%). Responden di dominasi oleh perempuan yaitu 63%, dan jabatan yang paling banyak mengisi kuesioner adalah bagian divisi akuntansi, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Data Responden Kriteria Frekuensi Persentase Jenis Kelamin: Laki-laki 13 36.1 % Perempuan 23 63,9 % Total: 36 100 % Jabatan: Direktur Keuangan Divisi Keuangan 20 55,6 % Divisi Akuntansi Lainnya (bagian akuntansi dan keuangan) 16 44,4 % Total: 36 100 % Lama Bekerja (tahun): < 1 tahun 1-5 tahun 26 72,2 % > 5 tahun 10 27,8 % Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 11, No.2, June 2021 p. 175-188 181 Kriteria Frekuensi Persentase Total: 36 100 % Pendidikan Terakhir: S1 21 58,3 % S2 3 8,3 % D3 7 19,4 % Lainnya Tidak Menjawab 5 13,9 % Total: 36 100 % Sumber: Data Hasil Penelitian Kuesioner, 2020 Statistik Deskriptif Tabel 2. Statistrik deskriptif Sumber: Data Primer yang diolah, 2020 Pada variabel sistem pengendalian internal memiliki 13 item pernyataan dengan kisaran aktual nilai skor jawaban terendah sebanyak 45 dan skor jawaban tertinggi 65 dengan nilai rata- rata (mean) aktual lebih besar dari mean teoritis yaitu 55,78 > 39, hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden menjawab dengan jawaban “setuju”. Hal ini menjelaskan rata-rata jawaban responden menganggap bahwa penerapan sistem pengendalian internal di perusahaan asuransi di kota Bengkulu sudah baik. Variabel asimetri informasi memiliki 6 item pernyataan dalam kuesioner dengan kisaran aktual nilai skor jawaban terendah sebanyak 6 dan skor jawaban tertinggi 26 dengan nilai rata-rata (mean) aktual lebih kecil dari mean teoritis yaitu 12,94<18, hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden menjawab dengan jawaban “tidak setuju”. Hal ini menjelaskan bahwa di dalam perusahaan asuransi di kota Bengkulu tidak terjadi kesenjangan informasi antara bawahan dan atasan. Variabel kesesuaian kompensasi memiliki 7 item pernyataan dalam kuesioner dengan kisaran aktual nilai skor jawaban sebanyak 25 dan skor jawaban tertinggi 35 dengan nilai rata-rata (mean) aktual lebih besar dari mean teoritis yaitu 29,83 > 21, hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden menjawab dengan jawaban “sangat setuju”. Hal ini menjelaskan bahwa kompensasi yang diberikan oleh perusahaan sudah sesuai. Variabel budaya etis organisasi memiliki 5 item pernyataan dalam kuesioner dengan kisaran aktual nilai skor jawaban terendah sebanyak 9 dan skor jawaban tertinggi 25 dengan nilai rata-rata (mean) aktual lebih besar dari mean teoritis yaitu 20,58 < 15, hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden menjawab dengan jawaban “setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan di dalam perusahaan asuransi di kota Bengkulu sudah mempunyai perilaku etis yang baik. Variabel kecurangan akuntansi informasi memiliki skor jawaban terendah dari kuesioner yang disebarkan sebanyak 9 dan skor jawaban tertinggi 22 dengan nilai rata-rata (mean) aktual sebesar 14,81. nilai mean aktual lebih kecil dari mean teoritis yaitu 14,81<27, hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden menjawab dengan jawaban “sangat tidak setuju”. Hal ini menjelaskan bahwa rendahnya tingkat kemungkinan tindakan kecurangan akuntansi pada perusahaan asuransi di kota Bengkulu. Hasil Uji Kualitas Data Variabel N Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Standar Deviasi Min Maks Mean Min Maks Mean SPI 36 13 65 39 45 65 55.78 4.888 AI 36 6 30 18 6 26 12.94 5.461 KK 36 7 35 21 25 35 29.83 2.741 BEO 36 5 25 15 15 25 20.58 2.103 KA 36 9 45 27 9 22 14.81 3.624 PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI Muhammad Hafizh Robani dan Halimatusyadiah 182 Berdasarkan tabel dibawah ini dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel sistem pengendalian internal, asimetri informasi, kesesuaian kompensasi, budaya etis organsasi dan kecurangan akuntansi lebih besar dari 0,05 dengan signifikansi masing-masing variabel 0,000 yang artinya semua item pernyataan sudah memenuhi kriteria uji validitas dengan menggunakan CFA yaitu nilai MSA lebih besar dari 0,50 sehingga dapat dikatakan valid atau layak digunakan. Tabel 3. Hasil Pengujian Validitas No Variabel KMO MSA Sig. Anti-image Correlation Component Matrix Keterangan 1 2 3 1 Sistem Pengendalian Internal SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 SPI6 SPI7 SPI8 SPI9 SPI10 SPI11 SPI12 SPI13 0.686 0.000 0.666 0.595 0.690 0.710 0.573 0.571 0.845 0.784 0.677 0.715 0.695 0.631 0.737 0.668 0.559 0.513 0.685 0.596 0.642 0.675 0.626 0.564 0.643 0.693 0.604 0.741 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 2 Asimetri Informasi AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 0.845 0.000 0.836 0.829 0.887 0.851 0.764 0.880 0.721 0.856 0.872 0.908 0.876 0.825 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 3 Kesesuaian Kompensasi KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 0.601 0.000 0.634 0.589 0.550 0.626 0.559 0.696 0.540 0.725 0.739 0.634 0.614 0.739 0.635 0.636 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 4 Budaya Etis Organisasi BEO1 BEO2 BEO3 BEO4 BEO5 0.567 0.000 0.581 0.628 0.683 0.511 0.501 0.570 0.767 0.643 0.720 0.662 Valid Valid Valid Valid Valid 5 Kecurangan Akuntansi KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 0.675 0.000 0.610 0.779 0.588 0.880 0.538 0.608 0.588 0.558 0.790 0.744 0.701 0.536 0.712 0.766 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 11, No.2, June 2021 p. 175-188 183 No Variabel KMO MSA Sig. Anti-image Correlation Component Matrix Keterangan 1 2 3 KA8 KA9 0.925 0.609 0.810 0.553 Valid Valid Berdasarkan tabel ini dapat disimpulkan bahwa semua variabel yaitu sistem pengendalian internal, asimetri informasi, kesesuaian kompensasi, budaya etis organsasi dan kecurangan akuntansi memiliki nilai cronbach alpha yang menunjukkan > 0,7. Maka dalam hal ini variabel-variabel tersebut dapat dikatakan reliabel. Tabel 4. Hasil Pengujian Reabilitas No Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan 1 Sistem Pengendalian Internal 0.827 Reliabel 2 Asimetri Informasi 0.918 Reliabel 3 Kesesuaian Kompensasi 0.778 Reliabel 4 Budaya Etis Organisasi 0.789 Reliabel 5 Kecurangan Akuntansi 0.839 Reliabel Hasil Uji Asumsi Klasik Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-smirnov test untuk Unstandardrized Residual memiliki nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data One Sample Kolmogorov-Smirnov test Asymp Sig (2-tailed) Keterangan 0.200 Normal Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel yaitu sistem pengendalian internal, asimetri informasi, kesesuaian kompensasi dan budaya etis organisasi memiliki VIF<10 dan nilai Tolerance>0,10, sehingga semua variabel pada persamaan tidak ada masalah multikolinearitas atau bebas multikolinearitas. Tabel 6. Hasil Uji Multikoliearitas Variabel Collenearity Statistics Keterangan Tolerance VIF Sistem Pengendalian Internal 0.662 1.510 Bebas Multikolinearitas Asimetri Informas i 0.926 1.079 Bebas Multikolinearitas Kesesuaian Kompensasi 0.882 1.133 Bebas Multikolinearitas Budaya Etis Organisasi 0.726 1.377 Bebas Multikolinearitas Sumber: Data Primer Diolah, 2020 Berdasarkan hasil pengujian heterokedastisitas menunjukkan bahwa semua variabel yaitu sistem pengendalian internal, asimetri informasi, kesesuaian kompensasi dan budaya etis organisasi memiliki nilai signifikansi lebih dari 0.05, sehingga tidak terjadi masalah heterokedastisitas Tabel 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Signifikansi Keterangan Sistem Pengendalian Internal 0.569 Bebas Heterokedastisitas Asimetri Informasi 0.957 Bebas Heterokedastisitas Kesesuaian Kompensasi 0.797 Bebas Heterokedastisitas Budaya Etis Organisasi 0.849 Bebas Heterokedastisitas PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI Muhammad Hafizh Robani dan Halimatusyadiah 184 Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan hasil regresi, dapat dilihat bahwa nilai statistik F dalam model adalah sebesar 4,022 dengan nilai signifikansi 0,010. nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian layak untuk digunakan. Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Koefisien t-hitung Sig. Hasil Sistem Pengendalian Internal 0.133 1.002 0.324 Ditolak Asimetri Informasi -0.023 -0.224 0.824 Ditolak Kesesuaian Kompensasi -0.483 -2.353 0.025 Diterima Budaya Etis Organisasi -0.851 -2.887 0.007 Diterima Adjusted R² 0.257 F 4.022 Sig. 0.010 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square model regresi sebesar 0,257 yang menunjukkan bahwa 25,7% variabel kecurangan akuntansi dapat dijelaskan oleh variabel sistem pengendalian internal, asimetri informasi, kesesuaian kompensasi dan budaya etis organisasi sedangkan sisanya sebesar 74,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan ini. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan variabel sistem pengendalian internal memiliki nilai signifikansi 0,324 yang berarti lebih besar dari 0,05 dan memiliki koefisien regresi (β) sebesar 0,133 dengan nilai t-statistiknya 1,002. Maka dapat disimpulkan hipotesis 1 ditolak. Variabel asimetri informasi memiliki nilai signifikansi 0,824 yang berarti lebih besar dari 0,05 dan memiliki koefisien regresi (β) sebesar -0,023 dengan nilai t-statistik -0,224. Maka dapat disimpulkan hipotesis 2 ditolak. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan variabel kesesuaian kompensasi memiliki nilai signifikansi 0,025 yang berarti lebih kecil dari 0,05 dan memiliki koefisien regresi (β) sebesar -0,483 dengan nilai t-statistik - 2,353. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 diterima. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan variabel budaya etis organisasi memiliki nilai signifikansi 0,007 yang berarti lebih kecil dari 0,05 dan memiliki koefisien regresi (β) -0,851 dengan nilai t-statistik -2,887. maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4 diterima. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan variabel sistem pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi di perusahan asuransi di Kota Bengkulu. Hal ini membuktikan bahwa ada atau tidaknya sistem pengendalian internal, tidak memiliki dampak terhadap tindakan kecurangan akuntansi pada perusahaan asuransi di Kota Bengkulu. Ini terjadi karena perusahaan lebih menekankan kepada individu itu sendiri untuk berperilaku etis dan tidak menyimpang untuk menghindari terjadinya tindakan kecurangan akuntansi. Dengan nilai etis yang tinggi, individu tersebut akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab yang telah diberikan. Mereka juga merasa sudah cukup puas atas kompensasi dan imbalan serta reward lainnya yang telah diberikan oleh perusahaan atas apa yang telah mereka kerjakan di dalam perusahaan. Hal itu memungkinkan individu tersebut akan bersikap jujur dan melaksanakan pekerjaan dengan baik dan bisa memberikan informasi yang relevan serta sesuai dengan keadaan sebenarnya untuk tujuan perusahaan. Berdasarkan uji-t menunjukkan variabel asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi di perusahaan asuransi di Kota Bengkulu. Hal ini membuktikan bahwa ada atau tidaknya asimetri informasi, tidak memiliki pengaruh terhadap tindakan kecurangan akuntansi pada perusahaan asuransi di Kota Bengkulu. Dengan adanya sikap etis yang tinggi tidak akan membuat pihak bawahan melakukan tindakan kecurangan akuntansi walaupun Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 11, No.2, June 2021 p. 175-188 185 informasi yang dimiliki kemungkinan lebih baik dari pihak atasan. karyawan yang memiliki sikap etis yang tinggi cenderung akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk kepentingan perusahaan. Jikapun informasi yang dimiliki antara pihak atasan dan pihak bawahan sama, itu akan lebih baik lagi untuk mencapai tujuan perusahaan. Informasi mengenai laporan keuangan merupakan hal yang krusial dan bisa menjadi penentu masa depan dari perusahaan tersebut, dan ini menjadi sesuatu yang harus dipikirkan kembali sebelum individu tersebut bertindak demi kepentingan pribadinya. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan variabel kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi di perusahaan asuransi di Kota Bengkulu. Hal ini menunjukkan bahwa jika karyawan merasa kompensasi yang didapat sesuai dengan kinerja mereka dan kebutuhan mereka juga dapat terpenuhi, maka akan memotivasi karyawan tersebut untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik dan mereka merasa pekerjaannya dihargai oleh pihak perusahaan serta akan meningkatkan loyalitas mereka kepada perusahaan. Pemberian kompensasi juga akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan. Akibat dari ketidakpuasan pembayaran yang dirasa akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan- keluhan, dan mengarah kepada tindakan indisipliner. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan variabel budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi di perusahaan asuransi di Kota Bengkulu. Jika tingkat budaya etis organisasi rendah, maka setiap individu dalam suatu organisasi akan cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Sebaliknya, jika suatu organisasi telah ditanamkan nilai- nilai baik, seperti kecurangan akuntansi merupakan tindakan yang tidak baik dan merugikan banyak pihak. Jadi semakin baik budaya etis organisasi dalam suatu perusahaan maka akan semakin rendah tingkat terjadinya kecurangan akuntansi. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa sistem pengendalian internal dan asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi di perusahaan asuransi di Kota Bengkulu sedangkan kesesuaian kompensasi dan budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi di perusahaan asuransi di Kota Bengkulu. Implikasi teoritis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 2 variabel yang mengkonfirmasi atau mendukung teori fraud triangle yaitu kesesuaian kompensasi dan budaya etis organisasi. Sedangkan variabel sistem pengendalian internal dan asimetri informasi tidak mendukung teori fraud triangle. Hal ini bisa memberi tambahan bukti tentang penerapan teori fraud triangle untuk variabel kesesuaian konpensasi dan budaya etis organisasi. Implikasi praktis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan asuransi di Kota Bengkulu dalam meningkatkan pengendalian internal terutama pemberian kompensasi yang sesuai, tunjangan-tunjangan, asuransi-asuransi agar memberikan rasa nyaman dan fasilitas-fasilitas sesuai dengan kebutuhan karyawan. Budaya etis dalam organisasi juga harus terus diperbaiki agar bisa meminimalisir terjadinya tindakan kecurangan akuntansi, perusahaan harus menerapkan kode etik yang menjelaskan nilai-nilai organisasi dan berbagai aturan etis dan memberikan sanksi kepada siapa saja yang berperilaku tidak etis serta perusahaan juga bisa mengadakan seminar dan pelatihan etis mengenai standar tuntutan organisasi. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang masih terbatas karena kondisi pandemi Covid-19 sehingga masih ada perusahaan asuransi yang tidak memberikan izin untuk melakukan penelitian serta masih terdapat perusahaan yang merupakan agen yang tidak memilik responden yang diperlukan dan juga penelitian ini hanya mengandalkan data berdasarkan jawaban responden atas pertanyaan pada kuesioner, hal ini memungkinkan responden menjawab pernyataan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI Muhammad Hafizh Robani dan Halimatusyadiah 186 Saran dalam penelitian ini adalah untuk penelitian mendatang jika masih dalam kondisi pandemi Covid-19, disarankan untuk menggunakan form online untuk melakukan penelitian. Penggunaan form online memungkinkan untuk melakukan penelitian dengan lingkup yang lebih luas dan tidak terpaku dengan suatu wilayah tertentu. Dan juga bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dalam mengumpulkan data penelitian dengan melakukan berbagai metode pengambilan data agar informasi yang diperoleh dapat benar-benar mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 11, No.2, June 2021 p. 175-188 187 DAFTAR PUSTAKA Bartenputra, A. (2016). Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, Ketaatan Akuntansi Dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pada Skpd Kota Bukittinggi). Universitas Negeri Padang. Boli, D. (2017). Peran Moralitas Individu Sebagai Pemediasi Pada Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Dan Budaya Etis Organisasi Terhadap Fraud. Universitas Hasanuddin. Chandrayatna, I. D. G. P., & Ratna Sari, M. M. (2019). Pengaruh Pengendalian Internal, Moralitas Individu Dan Budaya Etis Organisasi Pada Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, 27(2), 1063–1093. Https://Doi.Org/10.24843/Eja.2019.V27.I02.P09 Damayanti, D. N. S. (2016). Pengaruh Pengendalian Internal Dan Moralitas Individu Terhadap Kecurangan Akuntansi. Universitas Negeri Yogyakarta. Dewi, K. Y. K., & Ratnadi, N. M. D. (2017). Pengaruh Pengendalian Internal Dan Integrasi Pada Kecurangan Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18(2), 917–941. Estikasari, I. P., & Adi, P. H. (2019). Ketaatan Akuntansi, Kontrol Atasan, Budaya Etis Organisasi, Penegakan Hukum dan Kecurangan Akuntansi. Jurnal Riset Akuntansi Dan Perpajakan, 6(2), 1–12. Nugraha, A. P. P. (2018). Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Kultur Organisasi Dan Asimetri Informasi Terhadap Tindakan Accounting Fraud. Universitas Islam Indonesia. Nur’aeni. (2016). Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Fraud Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Ahmad Yani Bandung. 8(2), 237–260. Pamungkas, R. P., & Istutik. (2019). “Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, Asimetri Informasi, Dan Moralitas Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.” Jurnal Administrasi Dan Bisnis, 13(1), 11–21. Putri, E., & Wahyono. (2018). Pengaruh Moralitas Individu, Asimetri Informasi Dan Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Akuntansi. Jurnal Akuntansi Syariah, 1(2), 233–244. Rahmani, U. (2020). Pengaruh Pengendalian Internal, Moralitas Individu, Dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Program Studi Akuntansi. Ramadhany, I. (2017). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Asimetri Informasi, Kesesuaian Kompensasi Dan Implementasi Good Corporate Governance Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi, 4(1), 1253–1267. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004 Rasidik, E. R. (2017). Pengaruh Asimetri Informasi, Moralitas Individu, Kesesuaian Kompensasi, Dan Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. 6(3). Rosliana. (2018). Pengaruh Pengendalian Internal Dan Budaya Etis Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada Perbankan Di Pekanbaru. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 7(1). Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004 Sadewo, Reno Joko. (2017). Pengaruh Pengendalian Internal Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kecurangan Akuntansi (Universitas Negeri Yogyakarta). Https://Doi.Org/10.1037/0022- 3514.51.6.1173 Sari, R. N. (2018). Pengaruh Budaya Etis Organisasi, Penegakan Hukum Dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Fraud) (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang Panjang). Accounitng Analysis Journal, 53(9). PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI Muhammad Hafizh Robani dan Halimatusyadiah 188 Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi Dan R&D. Bandung: Cv Alfabeta. Sunaryo, K., Paramita, I., & Raissa, S. (2019). Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, Sistem Informasi Akuntansi Dan Keefektifan Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. 11(1), 71–84. Sunaryo, K., S, I. P., Raissa, S., Studi, P., Fakultas, A., Universitas, B., & Jaya, P. (2019). Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, Sistem Informasi Akuntansi Dan Keefektifan Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Pada Perbankan Di Jakarta Dan Tangerang Selatan). Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 11(1), 69–82. Https://Doi.Org/10.17509/Jaset.V11i1.16031 Utami, S. (2018). Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, Dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (St. 10(2), 1–15. Zainal, R. (2013). Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern, Asimetri Informasi Dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Fraud). Https://Doi.Org/10.1111/1467-8306.9302004 Zainuddin. (2016). Efektifitas Pengendalian Internal, Budaya Etis Organisasi Dan Ketaatan Aturan Akuntnasi Terhadap Kecenderungan Akuntansi. 7(1), 37–50. Zulfikar, A. (2017). Pengaruh Moralitas Aparat, Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi Dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud). Uin Alauddin Makassar