85 THE INFLUENCE OF INTENTION UTILIZATION AND USE OF ACCOUNTING SOFTWARE ON INDIVIDUAL PERFORMANCE: UNIFIED THEORY APPROACH OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) MODEL Madani Hatta1), Fenny Marietza2), Rewa Yoke Desthomson2) Madani.unib2006@gmail.com 1 ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu ABSTRACT This study aims to determine the influence of utilization intention and use accounting software for individual performance by using a model unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT) consisted of performance expectation, effort expectation, social influence, facilitating conditions, the intention of the use of accounting software, the use of accounting software, and the individual performance. The sample in this study were 61 employees of the banking company in the city of Bengkulu who use accounting software in their working activity. The results showed that the performance expectation has significant positive influence to intention utilization accounting software, effort expectation has significant positive influence to the intention utilization accounting software, social influence has significant positive influence to the use of accounting software intention, facilitating condition has significant positive influence to the use of accounting software, accounting software utilization intention has significant positive influence to the use of accounting software and the use of accounting software has positive influence to the performance of the individual. Key words : Performance Expectation, Effort Expectation, Social Influence PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat maju di era globalisasi saat ini memberikan banyak kemudahan di berbagai aspek kegiatan bisnis. Dalam dunia bisnis di sebuah organisasi, informasi merupakan komponen utama yang paling penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Peranan teknologi informasi dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena merupakan sebuah teknologi yang menitikberatkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer. Peningkatan penggunaan teknologi informasi di industri perbankan sebagai salah satu bentuk pengembangan teknologi informasi khususnya di bidang akuntansi. Salah satu bidang akuntansi yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi adalah sistem informasi akuntansi (SIA). Dampak yang dirasakan secara nyata adalah pemrosesan data keuangan yang mengalami perubahan dari sistem manual ke sistem komputer dengan bantuan software akuntansi. Beberapa jenis software akuntansi yang ada antara lain: Daceasy, Paeachtree, Zahir Accounting, dan Branch Delivery System yang digunakan untuk akuntansi keuangan perbankan. Perangkat lunak (software) akuntansi merupakan perangkat lunak yang dibuat untuk memudahkan aktivitas pencatatan akuntansi dan untuk memproses transaksi keuangan perbankan. Software akuntansi di perbankan merupakan bagian dari sistem informasi akuntansi. sistem informasi akuntansi merupakan kegiatan sumberdaya manusia mulai dari mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengelolah dan menganalisis data untuk diubah menjadi informasi keuangan. Pengunaan perangkat lunak (software) akuntansi dapat membantu dalam penyediaan informasi dalam bisnis dan untuk meningkatkan kinerja individu didalam perusahaan perbankan. Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 6, No.1, Februari 2016 Hal. 85 - 100 86 Model pemanfaatan dan penggunaan teknologi informasi telah berkembang sangat signifikan. Venkatesh et al, (2003) melakukan penelitian mengenai Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Penelitian dilakukan untuk mengulang kembali dan menggabungkan beberapa model penerimaan teknologi informasi. UTAUT bertujuan untuk menjelaskan niat pengguna dalam menggunakan teknologi informasi dan perilaku penggunaan berikutnya. Penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh, et al. (2003) menggunakan objek berbagai departemen pada industri komunikasi, hiburan, perbankan, dan administrasi publik di Amerika Serikat. Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya hubungan antara ekpektasi kinerja, ekspektasi usaha, dan faktor sosial terhadap niat pemanfaatan teknologi informasi dan hubungan niat pemanfaatan teknologi informasi dan kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai terhadap penggunaan teknologi informasi. Penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh ekspektasi kinerja, ekspetasi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang memfasilitasi terhadap kinerja individu dengan variabel moderating yaitu niat pemanfaatan dan penggunaan software akuntansi pada perusahaan perbankan di Kota Bengkulu, dimana terdapat niat pemanfaatan perangkat lunak (software) akuntansi yang mengakibatkan seseorang menggunakan software akuntansi tersebut dan berakibat pada peningkatan kinerja individu tersebut. Saputra (2014) telah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi niat pemanfaatan dan penggunaan software analisis kredit di perusahaan perbankan di Kota Bengkulu dan tidak memasukkan variabel kinerja individu di dalam penelitiannya, sehingga belum diketahui secara pasti apakah dengan menerapkan teknologi informasi tersebut sudah sesuai dengan pencapaian- pencapaian serangkaian tugas yang diharapkan oleh individu tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh positif antara ekspektasi kinerja terhadap niat pemanfaatan software akuntansi? 2. Apakah terdapat pengaruh positif antara ekspektasi usaha terhadap niat pemanfaatan software akuntansi? 3. Apakah terdapat pengaruh positif antara pengaruh sosial terhadap niat pemanfaatan software akuntansi? 4. Apakah terdapat pengaruh positif antara kondisi yang memfasilitasi terhadap penggunaan software akuntansi? 5. Apakah terdapat pengaruh positif antara niat pemanfaatan Software Akuntansi terhadap penggunaan software akuntansi? 6. Apakah terdapat pengaruh positif antara penggunaan software akuntansi terhadap kinerja individu karyawan? KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Tecnology) merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Vankatesh et al, (2003). UTAUT bertujuan menjelaskan niat pengguna untuk menggunakan SI dan perilaku pengguna berikutnya.Teori ini berpendapat bahwa empat faktor utama (ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi) adalah penentu langsung niat penggunaan dan perilaku (Vankatesh et al, 2003). Jenis Kelamin, umur, pengalaman, dan sukarela penggunaan digunakan untuk menengahi dampak empat faktor utama diatas terhadap niat penggunaan dan perilaku. Teori ini dikembangkan melalui review dan konsolidasi dari delapan model yang penelitian sebelumnya yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan sistem informasi yaitu teori tindakan beralasan, model penerimaan teknologi, model motivasi, teori perilaku yang THE INFLUENCE OF INTENTION UTILIZATION AND USE OF ACCOUNTING …….. Madani Hatta, Fenny Marietza dan Rewa Yoke Desthomson 87 direncanakan, sebuah teori gabungan dari perilaku yang direncanakan/ model penerimaan teknologi, model pemanfaatan PC, teori difusi inovasi, dan teori kognitif sosial (Venkatesh et al, 2003) Teori penerimaan teknologi informasi (Unified Theory of Acceptance and Use of Tecnology) berdasarkan pada teori-teori perilaku penggunaan teknologi dan penerimaan teknologi. Keempat faktor tersebut tidak saling berpengaruh, namun setiap faktor mempunyai hubungan kausal dengan use behavior. Model teori UTAUT digunakan sebagai alat analisis penggunaan fasilitas USO yang digambarkan dalam model di bawah ini. Gambar 1. Model UTAUT Sumber: Venkatesh et al, 2003. Pada model ini gender (jenis kelamin), age (umur), experience (pengalaman) serta voluntary of use sebagai elemen penegah (moderating) dalam mengemukakan dampak dari empat kunci pada penggunaan konstruk user intention serta perilaku turunan tersebut (Venkatesh et al, 2003). Pada gambar 2.2 model UTAUT dibentuk oleh 10 elemen, yaitu performance expectancy (ekspektasi kinerja), social influences (pengaruh sosial), facilitating conditions (kondisi–kondisi yang memfasilitasi), gender (jenis kelamin), age (umur), experience (pengalaman), voluntarieness of use, bavioral intention (niat pemanfaatan) dan use behavior (penggunaan). Sementara itu terdapat elemen eksogen (mempengaruhi) dan endogen (dipengaruhi) yaitu use behavior dipengaruhi oleh behavioral intention dan facilitating conditions, dimana behavoral intention dipengaruhi oleh performance expectancy, dan social influence. Sementara gender, age, experiences dan voluntariness of use expectancy, sebagai elemen tambahan dalam 4 elemen eksogen utama yaitu performance expectancy (ekspektasi kinerja), effort expectancy (ekspektasi usaha), social influences (pengaruh sosial) dan facilitationg condition (kondisi–kondisi yang memfasilitasi). Terkait dengan penelitian ini, maka secara terinci elemen diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Ekspektasi Kinerja (Performance Expectancy) atau harapan kinerja didefinisikan sebagai tindakan dimana sesorang percaya bahwa menggunakan teknologi informasi akan membantu dia untuk mencapai keuntungan dalam kinerja. Teori-teori yang tergabung dalam faktor ini adalah: 1. Perceived Usefulness 2. Extrinsic Motivation 3. Job-fit 4. Relative Advantage 5. Outcome Expectations 2. Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy/Ease of Use) didefinisikan sebagai derajat kemudahan yang dikaitkan dalam penggunaan sistem. Teori-teori yang tergabung dalam faktor ini adalah: 1. Perceived Ease of Use 2. Complexity Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 6, No.1, Februari 2016 Hal. 85 - 100 88 3. Ease of Use 3. Pengaruh Sosial (Social Influences) didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individu memandang pentingnya faktor lingkungan kerjanya (dalam hal ini lingkup sosial) dalam penggunaan sistem baru. Teori-teori yang tergabung dalam faktor ini adalah: 1. Subjective Norm 2. Social Factors 3. Image 4. Facilitating condition didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa sebuah organisasi dan infrastruktur teknis yang ada untuk mendukung penggunaan sistem. Teori-teori yang tergabung dalam faktor ini adalah: a. Perceived Behavioral Control b. Facilitating Conditions c. Compatibility 5. Behavior Intention yaitu perilaku utama organisasi dalam penerimaan teknologi. Konsisten dengan teori yang mendasari semua pengaruh terhadap Behavioral Intention di atas, diharapkan bahwa Behavioral Intention akan memiliki pengaruh yang signifikan pada penggunaan teknologi. 6. Use Behavioral yaitu perilaku yang ingin dicapai dalam penggunaan teknologi. Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence dan Facilitating Conditions berhubungan dengan Behavioral Intention yang akan menghasilkan use behavior. Faktor use behavior inilah yang menjadi pengukur user acceptance dari sebuah sistem. Perangkat Lunak (software) Akuntansi Perangkat lunak (software) akuntansi oleh Pass dan Lowes (1997) dalam kamus bisnis di definisikan sebagai suatu program yang digunakan untuk memelihara pembukuan di komputer, seperti pencatatan transaksi, mempertahankan saldo rekening, dan menyiapkan laporan keuangan. Software akuntansi berisikan modul-modul dalam membantu pemakai untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Beberapa contoh modul yang tersedia dalam software akuntansi, ialah modul yang digunakan untuk menjelaskan buku besar, piutang, hutang, gaji, persediaan, dan aktiva tetap. Beberapa pertimbangan mengunakan software sebagai alat yang membantu proses pekerjaan akuntansi diantaranya: 1. Mudah digunakan (User Friendly) dimana tampilan menu dan aliran transaksi yang sederhana, mudah diingat dan dimengerti oleh orang awam yang tidak mempunyai pengetahuan mendalam tentang komputer dan akuntansi. 2. Tingkat keamanan (security) yang valid untuk setiap user. 3. Kemampuan explorasi semua laporan ke program Excel tanpa melalui proses export/import file yang merepotkan. 4. Kemampuan trash back semua laporan ke sumber dokumen dan source transaksi. 5. Menampilkan laporan keuangan komparasi (perbandingan) serta menampilkan analisis laporan dalam bentuk grafik. 6. Bisa dijalankan secara offline maupun online. Suatu perangkat lunak (software) sangatlah penting bagi suatu perusahaan, karena penggunaan teknologi dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Serta perangkat lunak (software) juga dapat digunakan sebagai dasar untuk proses pengambilan keputusan oleh atasan terhadap kerja para karyawannya. Perangkat lunak (software) akuntansi perbankan merupakan bagian dari subsistem sistem informasi akuntansi (SIA) yang digunakan pada seluruh perusahaan perbankan bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan perusahaan perbankan, sehingga kinerja karyawan dapat meningkat. Pengembangan Hipotesis Ekspektasi kinerja dan Niat Pemanfaatan Software Akuntansi THE INFLUENCE OF INTENTION UTILIZATION AND USE OF ACCOUNTING …….. Madani Hatta, Fenny Marietza dan Rewa Yoke Desthomson 89 Ekspektasi kinerja (performance expectancy) adalah tingkatan keyakinan seorang individu bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat teknologi informasi bagi pemakainya yang berkaitan dengan perceived usefulness, motivasi ekstrinsik, job fit, keuntungan relatif (relatif advantage) (Venkatesh et al, 2003). Perceived usefulness mempunyai hubungan yang kuat dan konsisten dengan teknologi informasi (Davis, 1989). Vankatesh dan Davis (2000) menunjukkan hasil yang mendukung bahwa perceived usefulness merupakan faktor penentu terhadap kemauan individu untuk menggunakan teknologi informasi. Handayani (2007) menemukan adanya hubungan positif yang kuat antara kesesuaian tugas (job fit) dengan penggunaan sistem. Penelitian Handayani (2007) menunjukkan bahwa kesesuaian tugas akan berdampak positif terhadap pemanfaatan Sistem Informasi. Venkatesh et al, (2003) menyatakan bahwa konstrak ekspektasi kinerja merupakan prediktor yang kuat dari niat pemanfaatan sistem informasi dalam setting sukarela maupun wajib. Yuniman (2012) menyatakan bahwa ekspektasi kinerja memiliki pengaruh positif terhadap niat pemanfaatan sistem informasi. Penelitian Saputra (2014) menyatakan bahwa ekspektasi kinerja memiliki pengaruh positif terhadap niat pemanfaatan software analisis kredit. Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis pertama yang akan diuji adalah sebagai berikut: H1: Ekspektasi kinerja memiliki pengaruh positif terhadap niat pemanfaatan software akuntansi. Ekspektasi Usaha dan Niat Pemanfaatan Software Akuntansi Ekspektasi usaha (effort expectancy) adalah tingkat kemudahan seorang individu ketika menggunakan teknologi informasi yang dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa individu yang menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaannya akan lebih mudah daripada dengan cara manual. Tiga konstruk yang membentuk konsep ini adalah kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use), kemudahan penggunaan (ease of use), dan kompleksitas (Venkatesh et al, 2003). Davis et al, (1989) mengidentifikasikan bahwa kemudahan pemakai mempunyai pengaruh terhadap penggunaan teknologi informasi. Kemudahan penggunaan teknologi informasi akan menimbulkan perasaan dalam diri seseorang bahwa teknologi itu mempunyai kegunaan dan karenanya menimbulkan rasa yang nyaman bila bekerja menggunakannya. Kompleksitas yang dapat membentuk konstrak eskpektasi usaha didefinisikan oleh Roger dan Shoemaker (1971) dalam Vankatesh et al, (2003) adalah tingkat dimana inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif sulit untuk diartikan dan digunakan oleh individu. Menurut Venkatesh et al (2003), ekspektasi usaha mempunyai hubungan yang signifikan dengan niat pemanfaatan sistem informasi. Penelitian Handayani (2007) dan Yuniman (2012) menyatakan bahwa ekspektasi usaha memiliki pengaruh positif terhadap niat pemanfaatan sistem informasi. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2014), bahwa ekspektasi usaha memiliki pengaruh positif terhadap niat pemanfaatan software analisis kredit. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis kedua yang akan diuji adalah sebagai berikut: H2: Ekspektasi usaha memiliki pengaruh positif terhadap niat pemanfataan software akuntansi. Pengaruh Sosial dan Niat Pemanfaatan Software Akuntansi Pengaruh sosial (social influences) merupakan tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa orang lain yang dianggap penting di perusahaan menyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem yang baru (Venkatesh et al, 2003). Pengaruh sosial direpresentasikan oleh konstruk–konstruk yang terkait seperti norma subyektif, faktor sosial dan image (Venkatesh et al, 2003). Meski memiliki istilah-istilah yang berbeda, tiap-tiap konstruk Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 6, No.1, Februari 2016 Hal. 85 - 100 90 tersebut berisi gagasan eksplisit atau implisit bahwa perilaku seorang individu di pengaruhi oleh cara dimana mereka meyakini bahwa orang lain akan memandang mereka berdasarkan hasil yang diperoleh setelah mereka menggunakan sistem. Handayani (2007) dan Yuniman (2012) menemukan hubungan positif dan signifikan antara pengaruh sosial terhadap niat pemanfaatan sistem informasi. Saputra (2014) juga memperoleh hasil penelitian yang sama, bahwa pengaruh sosial memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap niat pemanfaatan software analisis kredit. Maka diajukan hipotesis ketiga : H3: Pengaruh sosial memiliki pengaruh positif terhadap niat pemanfaatan software akuntansi. Kondisi Yang Memfasilitasi dan Penggunaan Software Akuntansi Kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) didefinisikan sebagai “faktor-faktor obyektif” yang dapat mempermudah melakukan suatu tindakan (Triandis, 1989). Kepercayaan seseorang untuk menggunakan software akuntansi akan meningkat apabila didukung oleh infrastruktur organisasi maupun teknis. Hubungan antara kondisi yang memfasilitasi dengan penggunaan software akuntansi dikatakan positif apabila tingkat faktor-faktor yang dapat mempermudah penggunaan software akuntansi itu tinggi, maka akan tinggi pula perilaku terhadap penggunaan software akuntansi tersebut. Hal tersebut mengacu pada Theory of Reasoning Action (TRA) yang menyatakan bahwa seorang individu akan memanfaatkan teknologi informasi dengan alasan bahwa teknologi atau sistem tersebut akan memberikan manfaat pada dirinya. Seperti yang ditunjukkan pada hasil penelitian Venkatesh (2003) dan Handayani (2007) yang menunjukkan bahwa kondisi yang memfasilitasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap penggunaan sistem informasi. Saputra (2014) juga memperoleh hasil penelitian bahwa kondisi yang memfasilitasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap penggunaan software analisis kredit. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis ke empat yang akan diuji adalah sebagai berikut: H4: Kondisi yang memfasilitasi mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku penggunaan software akuntansi. Niat Pemanfaatan Software Akuntansi dan Penggunaan Software Akuntansi Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior) merupakan intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi. Triandis (1980) mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari keinginan atau niat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, perasaan (affect), dan konsekuensi- konsekuensi yang dirasakan (perceived consequences). Hubungan antara niat pemanfaatan software akuntansi dan penggunaan software akuntansi dikatakan positif apabila keinginan atau niat akan pemanfaatan software akuntansi yang ada pada seorang individu itu tinggi, maka akan tinggi pula perilaku individu tersebut dalam menggunakan software akuntansi secara rutin. Hal tersebut mengacu pada Theory of Planned Behaviour (TPB) yang menyatakan bahwa semakin besar kontrol perilaku persepsian maka semakin kuat niat seseorang untuk melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan. Seperti yang ditunjukkan dalam hasil penelitian Venkatesh (2003) yang menunjukkan bahwa niat pemanfaatan sistem informasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap penggunaan sistem informasi. Saputra (2014) memperoleh hasil penelitian yang sama bahwa niat pemanfaatan software analisis kredit mempunyai pengaruh yang positif terhadap penggunaan software analisis kredit. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis ke lima yang akan diuji adalah sebagai berikut: H5: Niat pemanfaatan software akuntansi mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku penggunaan software akuntansi. THE INFLUENCE OF INTENTION UTILIZATION AND USE OF ACCOUNTING …….. Madani Hatta, Fenny Marietza dan Rewa Yoke Desthomson 91 Penggunaan Software Akuntansi dan Kinerja Individu Keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi oleh penggunanya sangat tergantung pada teknologi itu sendiri serta tingkat keahlian individu yang mengoperasikannya. Pemanfaatan teknologi informasi akan berguna jika kebutuhan akan informasi dapat terpenuhi. Kinerja yang dihasilkan oleh faktor kesesuaian tugas teknologi berimplikasi terhadap efisiensi, efektivitas dan kualitas yang lebih tinggi terhadap pemanfaatan teknologi serta implikasi kinerja yang lebih baik pada software akuntansi. Hubungan antara penggunaan software akuntansi dan kinerja individu dikatakan positif apabila tingkat penggunaan software akuntansi seorang individu itu tinggi, maka akan meningkat pula efisiensi, efektifitas dan kualitas kinerjanya. Hal tersebut mengacu pada Theory of Planned Behaviour (TPB) yang menyatakan bahwa semakin besar kontrol perilaku persepsian maka semakin kuat niat seseorang untuk melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan. Perilaku dalam menggunakan software akuntansi akan berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan oleh seorang individu. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis ke enam yang akan diuji adalah sebagai berikut: H6: Terdapat pengaruh yang positif antara penggunaan software akuntansi dan kinerja individu METODE PENELITIAN Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling, dengan purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan atau karakteristik tertentu, sehingga semua populasi yang memenuhi karakteristik yang telah ditentukan akan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Indrianto dan Supomo, 2002). Untuk penelitian ini, kreteria yang ditetapkan dalam pemilihan sampel adalah karyawan bagian akuntansi dan keuangan pada perusahaan perbankan di Kota Bengkulu yang bertugas melakukan proses pencatatan transaksi keuangan dengan bantuan software akuntansi. Software akuntansi disini yaitu merupakan bagian dari sistem informasi akuntansi perbankan yang tujuannya adalah menginput transaksi keuangan dan melakukan pemrosesan transaksi keuangan. karyawan yang tidak menggunakan software akuntansi perbankan bukan merupakan responden dalam penelitian ini. Kreteria ini digunakan karena penelitian ini akan menguji pada tingkat penggunaan software yang sesungguhnya dari karyawan perbankan bagian akuntansi dan keuangan. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Ekspektasi Kinerja Ekspektasi kinerja (performance expectancy) adalah suatu tingkat dimana seseorang mempercayai dengan menggunakan teknologi informasi akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya (Venkatesh et al, 2003). Dalam konsep ini terdapat gabungan variabel-variabel yang diperoleh dari model penelitian sebelumnya tentang model penerimaan dan penggunaan teknologi, yaitu: manfaat yang dirasakan (perceived usefulness), motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation), kesesuaian pekerjaan (job fit), keuntungan relatif (relative advantage), dan ekspektasi-ekspektasi hasil (outcome expectations). Variabel ekspektasi kinerja menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Untuk mengukur variabel independen tersebut dibutuhkan 5 pertanyaan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif yang nantinya diukur melalui skala likert. Skala ini terdiri dari angka 1 yang menunjukkan sangat tidak setuju, angka 2 tidak setuju, angka 3 netral, angka 4 setuju, dan angka 5 sangat setuju. Ekspektasi Usaha Ekspektasi usaha (effort expectancy) merupakan tingkat kemudahan penggunaan teknologi informasi yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 6, No.1, Februari 2016 Hal. 85 - 100 92 melakukan pekerjaannya. Dalam penelitian ini, ekspektasi usaha (effort expectancy) memudahkan pengguna dalam mengadapi kompleksitas dari sebuah teknologi informasi. Variabel tersebut diformulasikan berdasarkan 3 konstruk pada model atau teori sebelumnya yaitu persepsi kemudahaan penggunaan (perceived easy of use-PEOU) dari model TAM, kompleksitas dari model of PC utilization (MPCU), dan kemudahan penggunaan dari teori difusi inovasi (IDT) (Venkatesh, et al, 2003). Variabel ekspektasi usaha menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Untuk mengukur variabel independen tersebut dibutuhkan 5 pertanyaan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif, yang nantinya diukur melalui skala likert. Skala ini terdiri dari angka 1 yang menunjukkan sangat tidak setuju, angka 2 tidak setuju, angka 3 netral, angka 4 setuju, dan angka 5 sangat setuju. Pengaruh Sosial Pengaruh sosial didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu merasa bahwa orang lain yang dianggap penting di perusahaan meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem yang baru (Venkatesh et al, 2003). Variabel pengaruh sosial (social influence) terdiri dari norma subjektif, faktor sosial dan citra. Variabel pengaruh sosial menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrumen dari Venkatesh et al, (2003). Untuk mengukur variabel independen tersebut dibutuhkan 5 pertanyaan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif, yang nantinya diukur melalui skala likert. Instrumen ini menggunakan skala likert 5 point. Skala ini terdiri dari angka 1 yang menunjukkan sangat tidak setuju, angka 2 tidak setuju, angka 3 netral, angka 4 setuju, dan angka 5 sangat setuju. Kondisi Yang Memfasilitasi Kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) dalam penggunaan teknologi informasi adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk mendukung penggunaan sistem. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrumen dari Venkatesh et al, (2003). Indikator dari kondisi yang memfasilitasi yaitu kondisi perilaku persepsi, kondisi fasilitasi, dan kompatibilitas. Variabel pengaruh sosial menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Untuk mengukur variabel independen tersebut dibutuhkan 4 pertanyaan yang terdiri dari 2 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif, yang nantinya diukur melalui skala likert. Keempat pertanyaan diadopsi Moore and Benbasat (1991), dan Davis et al, (1989). Instrumen ini menggunakan skala likert 5 point. Skala ini terdiri dari angka 1 yang menunjukkan sangat tidak setuju, angka 2 tidak setuju, angka 3 netral, angka 4 setuju, dan angka 5 sangat setuju. Niat Pemanfaatan Software Akuntansi Niat pemanfaatan software akuntansi (behavioral intention) didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat pemakai menggunakan software akuntansi secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses terhadap informasi. Triandis (1980) mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari keinginan atau niat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, perasaan (affect), dan konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan (perceived consequences). Variabel niat pemanfaatan menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrumen dari Davis et al. (1989) yaitu niat perilaku menggunakan (behavioral intention to use). Untuk mengukur variabel niat pemanfaatan software akuntansi dibutuhkan 3 pertanyaan yang terdiri dari 2 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif, yang nantinya diukur dengan skala likert. Instrumen ini menggunakan skala likert 5 point. Skala ini terdiri dari angka 1 yang THE INFLUENCE OF INTENTION UTILIZATION AND USE OF ACCOUNTING …….. Madani Hatta, Fenny Marietza dan Rewa Yoke Desthomson 93 menunjukkan sangat tidak setuju, angka 2 tidak setuju, angka 3 netral, angka 4 setuju, dan angka 5 sangat setuju. Penggunaan Software Akuntansi Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior) didefinisikan sebagai intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi. Perilaku penggunaan teknologi informasi sangat bergantung pada evaluasi pengguna dari sistem tersebut. Jadi, dengan kata lain, penggunaan sistem adalah indikator dari kesuksesan dan penerimaan teknologi informasi (Venkatesh et al, 2003). Variabel perilaku penggunaan (use behavior) menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrumen dari Thompson, et al. (1991) yang terdiri dari pengukuran (1) niat penggunaan (2) frekuensi dan durasi penggunaan. Variabel perilaku penggunaan software akuntansi diukur dengan 3 pertanyaan yang dikembangkan oleh Thomson et al (1991) terdiri dari 3 pernyataan positif. Instrumen ini menggunakan skala likert 5 point. Skala ini terdiri dari angka 1 yang menunjukkan sangat tidak setuju, angka 2 tidak setuju, angka 3 netral, angka 4 setuju, dan angka 5 sangat setuju. Kinerja Individu Kinerja individual adalah pencapaian serangkaian tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada (Goodhue dan Thompson, 1995). Pengukuran variabel kinerja individual menggunakan tiga indikator dari konstruk kinerja individual, yaitu: (1) keefektifan pekerjaan dengan menggunakan software akuntansi (2) bantuan departemen sistem informasi terhadap pelaksanaan kinerja tugas dan (3) peningkatan produktifitas dengan menggunakan software akuntansi. Variabel kinerja individu diukur dengan 3 pertanyaan yang dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995) terdiri dari 2 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif. Dimana pengukurannya dengan menggunakan 5 skala likert, yaitu 1 berarti sangat tidak setuju, 2 berarti tidak setuju, 3 berarti netral, 4 berarti setuju dan 5 berarti sangat setuju. Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian. Model Pengukuran atau Outer Model Model ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya. Indikator dalam penelitian ini adalah reflektif karena indikator variabel laten mempengaruhi indikatornya, untuk itu digunakan 4 cara pengukuran yaitu: 1. Convergent Validity Convergent validity mengukur besarnya korelasi antara konstrak dengan variabel laten. Dalam evaluasi convergent validity dari pemeriksaan individual item realibility, dapat dilihat dari standardized loading factor. Standardize loading factor menggambarkan besarnya korelasi antar setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya. Kolerasi dapat dikatakan valid apabila memiliki nilai > 0,7. 2. Discriminant Validity Discriminant Validity dilakukan untuk membuktikan apakah indikator pada suatu konstruk akan mempunyai loading factor terbesar pada konstruk yang dibentuknya dari pada loading Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 6, No.1, Februari 2016 Hal. 85 - 100 94 factor dengan konstruk yang lain. Model pengukuran dinilai berdasarkan pengukuran cross loading dengan konstrak. Jika kolerasi konstruk dengan setiap indikatornya lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka konstruk laten memprediksi indikatornya lebih baik daripada konstruk lainnya. 3. Composite Reliability Untuk menentukan composite reliability, apabila nilai composite reliability lebih besar dari 0,7 dapat dikatakan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang tinggi atau reliable dan jika composite reliability lebih besar dari 0,6 dikatakan cukup reliabel. 4. Cronbach Alpha Dalam PLS, uji reliabilitas diperkuat dengan adanya cronbach alpha dimana konsistensi dari setiap jawaban yang diujikan. Cronbach alpha di katakan baik apabila α ≥ 0,7 dan dikatakan cukup apabila α ≥ 0,6. Model Struktural atau Inner Model Inner model (inner relation, structural model dan substantive theory) menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Uji Hipotesis (Resampling Bootstraping) Berdasarkan tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05. Dan menghasilkan nilai t- tabel sebesar 1.96. Sehingga:  Jika nilai t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel (t-statistik < 1.96), maka Ho diterima dan Ha ditolak.  Jika nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel (t-statistik ≥1.96), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pertama sampai hipotesis ke enam dilakukan dengan kriteria pengujian yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah jika nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel (t-statistik ≥ 1.96) maka hipotesis diterima. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif variabel penelitian digunakan untuk memberikan gambaran tentang tanggapan responden terhadap variabel-variabel penelitian yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, niat pemanfaatan dan penggunaan software akuntansi dan kinerja individual dalam kaitannya dengan pemanfaatan dan penggunaan software akuntansi. Berikut ini adalah tabel statistik deskriptif untuk jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel N Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Min Maks Mean Min Maks Mean Std. Deviation EK 61 5 25 15 13 25 22,93 3,054 THE INFLUENCE OF INTENTION UTILIZATION AND USE OF ACCOUNTING …….. Madani Hatta, Fenny Marietza dan Rewa Yoke Desthomson 95 EU 61 5 25 15 11 25 20,92 4,076 PS 61 5 25 15 13 25 21,57 3,612 KM 61 4 20 12 9 20 17,23 3,537 NP 61 3 15 9 7 15 13,15 1,956 PSA 61 3 15 9 7 15 13,05 2,217 KI 61 3 15 9 8 15 13,03 2,073 Sumber: data primer diolah 2014 Berdasarkan Tabel 1 di atas, variabel ekspektasi kinerja mempunyai bobot kisaran teoritis sebesar 5 sampai dengan 25 dengan nilai rata-rata sebesar 15, sedangkan pada kisaran sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran sebesar 13 sampai dengan 25 dengan nilai rata-rata sebesar 22,93 dan standar deviasi sebesar 3,054. Nilai rata-rata jawaban variabel ekspektasi kinerja untuk kisaran sesungguhnya di atas nilai rata-rata kisaran teoritis, mengindikasikan bahwa responden meyakini bahwa software akuntansi yang saat ini mereka gunakan dapat meningkatkan kinerja mereka. Nilai standar deviasi sebesar 3,054 yang jika dibandingkan dengan rata-rata jawaban adalah 22,93 adalah 13,32% (<20%), menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel ekspektasi kinerja cenderung homogen. Variabel ekspektasi usaha mempunyai bobot kisaran teoritis sebesar 5 sampai dengan 25 dengan nilai rata-rata sebesar 15, sedangkan pada kisaran sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran sebesar 13 sampai dengan 25 dengan nilai rata-rata sebesar 20,92 dan standar deviasi sebesar 4,076. Nilai rata-rata jawaban variabel ekspektasi usaha untuk kisaran sesungguhnya di atas nilai rata-rata kisaran teoritis, mengindikasikan bahwa responden meyakini bahwa menggunakan software akuntansi yang mereka gunakan mudah dan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) mereka dalam melakukan pekerjaannya. Nilai standar deviasi sebesar 4,076 yang jika dibandingkan dengan rata-rata jawaban adalah 20,92 adalah 19,48% (<20%), menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel ekspektasi usaha cenderung homogen. Variabel pengaruh sosial mempunyai bobot kisaran teoritis sebesar 5 sampai dengan 25 dengan nilai rata-rata sebesar 15, sedangkan pada kisaran sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran sebesar 13 sampai dengan 25 dengan nilai rata-rata sebesar 21,57 dan standar deviasi sebesar 3,612. Nilai rata-rata jawaban variabel pengaruh sosial untuk kisaran sesungguhnya di atas nilai rata-rata kisaran teoritis, mengindikasikan bahwa penilaian responden meyakini bahwa orang-orang lain yang penting bagi mereka meyakinkannya untuk menggunakan software akuntansi adalah tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 3,612 yang jika dibandingkan dengan rata-rata jawaban adalah 21,57 adalah 16,75% (<20%), menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel pengaruh sosial cenderung homogen. Variabel kondisi yang memfasilitasi mempunyai bobot kisaran teoritis sebesar 4 sampai dengan 20 dengan nilai rata-rata sebesar 12, sedangkan pada kisaran sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran sebesar 9 sampai dengan 20 dengan nilai rata-rata sebesar 17,23 dan standar deviasi sebesar 3,537. Nilai rata-rata jawaban variabel kondisi yang memfasilitasi untuk kisaran sesungguhnya di atas nilai rata-rata kisaran teoritis, mengindikasikan bahwa penilaian responden bahwa terdapat infrastruktur dan organisasi yang mendukung penggunaan software akuntansi didalam perusahaannya. Nilai standar deviasi sebesar 3,537 yang jika dibandingkan dengan rata-rata jawaban adalah 17,23 adalah 20,53% (>20%), menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel kondisi yang memfasilitasi cenderung heterogen (bervariasi). Variabel niat pemanfaatan software akuntansi mempunyai bobot kisaran teoritis sebesar 3 sampai dengan 15 dengan nilai rata-rata sebesar 9, sedangkan pada kisaran sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran sebesar 7 sampai dengan 15 dengan nilai rata-rata sebesar 13,15 dan standar deviasi sebesar 1,956. Nilai rata-rata jawaban variabel niat pemanfaatan software akuntansi untuk kisaran sesungguhnya di atas nilai rata-rata kisaran teoritis, mengindikasikan bahwa sebagian besar responden mempunyai niat dan keinginan untuk terus menggunakan Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 6, No.1, Februari 2016 Hal. 85 - 100 96 software akuntansi dalam membantu tugas mereka. Nilai standar deviasi sebesar 1,956 yang jika dibandingkan dengan rata-rata jawaban adalah 13,15 adalah 14,87% (<20%), menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel niat pemanfaatan software akuntansi cenderung homogen. Variabel penggunaan software akuntansi mempunyai bobot kisaran teoritis sebesar 3 sampai dengan 15 dengan nilai rata-rata sebesar 9, sedangkan pada kisaran sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran sebesar 7 sampai dengan 15 dengan nilai rata-rata sebesar 13,05 dan standar deviasi sebesar 2,217. Nilai rata-rata jawaban variabel penggunaan software akuntansi untuk kisaran sesungguhnya di atas nilai rata-rata kisaran teoritis, mengindikasikan bahwa para responden menggunakan software akuntansi dengan frekuensi dan durasi yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 2,217 yang jika dibandingkan dengan rata-rata jawaban adalah 13,05 adalah 16,99% (<20%), menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel penggunaan software akuntansi cenderung homogen. Variabel kinerja individu mempunyai bobot kisaran teoritis sebesar 3 sampai dengan 15 dengan nilai rata-rata sebesar 9, sedangkan pada kisaran sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran sebesar 8 sampai dengan 15 dengan nilai rata-rata sebesar 13,03 dan standar deviasi sebesar 2,073. Nilai rata-rata jawaban variabel kinerja individu di atas nilai rata-rata kisaran teoritis, mengindikasikan bahwa para responden menilai melalui pemanfaatan software akuntansi ini dapat memberikan pencapaian tugas yang lebih tinggi karena meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktivitas dan kualitas. Nilai standar deviasi sebesar 2,073 yang jika dibandingkan dengan rata-rata jawaban adalah 13,03 adalah 15,91% (<20%), menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel kinerja individu cenderung homogen. Analisis Data Evaluasi Measurement (Outer) Model Penelitian ini menggunakan model persamaan struktural yang dianalisis dengan menggunakan program SmartPLS. Dengan menggunakan SmartPLS, kemudian model dieksekusi dengan menggunakan PLS Algorithm. Adapun model pengukuran untuk uji validitas dan realibilitas, koefisien determinasi model dan koefisien jalur untuk model persamaan, dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Convergent Validity Convergent validity dari measurement model dengan indikator refleksif dinilai berdasarkan loading factor indikator-indikator yang mengukur konstruk tersebut. Indikator suatu konstruk dianggap reliabel jika memiliki nilai korelasi di atas 0,70. Dalam penelitian ini terdapat 7 konstruk dengan jumlah indikator antara 3 sampai dengan 5 indikator dengan skala 1 sampai THE INFLUENCE OF INTENTION UTILIZATION AND USE OF ACCOUNTING …….. Madani Hatta, Fenny Marietza dan Rewa Yoke Desthomson 97 5. Tabel 4.5 menunjukkan nilai dari AVE dan communality untuk semua indikator yang membentuk konstruk/variabel penelitian. Discriminate Validity Pengujian discriminant validity dilakukan untuk membuktikan apakah indikator pada suatu konstruk akan mempunyai loading factor terbesar pada konstruk yang dibentuknya dari pada loading factor dengan konstruk yang lain. Dapat dilihat berdasarkan nilai cross loading pada tabel 4.6. Berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan nilai cross loading juga menunjukkan adanya discriminate validity yang baik oleh karena nilai korelasi indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi indikator dengan konstruk lainnya. Sebagai ilustrasi loading factor EK1 (indikator pertanyaan untuk ekspektasi kinerja) adalah sebesar 0.88 yang lebih tinggi daripada loading factor dengan konstruk lain, yaitu NP (0.6259), EU (0.5727), KM (0.5950), KI (0.5569), PS (0.6768), PSA (0.5988). Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa indikator-indikator ekspektasi usaha (EU) juga mempunyai nilai loading factor yang lebih tinggi daripada loading factor dengan konstruk yang lain. Hal serupa juga tampak pada indikator pada pengaruh sosial (PS), kondisi-kondisi yang memfasilitasi (KM), niat pemanfaatan software akuntansi (NP), penggunaan software akuntansi (PSA), dan kinerja individu (KI). Dengan demikian, konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok yang lain. Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha Disamping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan composite reliability dan cronbach’s alpha dari blok indikator yang mengukur konstruk. Hasil pengujian composite reliability dan cronbach’s alpha dapat dilihat pada tabel 4.7. Sebuah konstruk dinyatakan reliabel jika memiliki nilai composite reliability di atas 0,70 dan cronbachs alpha diatas 0,6. Dari hasil output SmartPLS di atas semua konstruk memiliki nilai composite reliability di atas 0,70 dan cronbachs alpha diatas 0,6. Jadi dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Pengujian Model Struktural (Inner Model) Model struktural (inner model) dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk variabel dependen dan dinilai koefisien path untuk variabel independen yang kemudian dinilai signifikansinya berdasarkan nilai T-statistic setiap path. Untuk menilai signifikansi model prediksi dalam pengujian model struktural, dapat dilihat dari nilai T-statistic antar variabel independen ke variabel dependen. Dalam PLS pengujian secara statistik setiap hubungan yang dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi yaitu membandingkan nilai T- Statistic dengan T-Tabel signifikansi =5% (1,96). Jika nilai T-Statistic > T-Tabel maka hipotesis di terima dan jika nilai T-Statistic < T-Tabel maka hipotesis ditolak. Dalam hal ini dilakukan metode bootstrap terhadap sampel. Pengujian dengan bootstrap juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data penelitian. Tabel path coefficient pada output SmartPLS dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) T Tabel EK -> NP 0,2765 0,3065 0,1333 0,1333 2,0748 1,96 EU -> NP 0,273 0,2695 0,084 0,084 3,25 1,96 PS -> NP 0,3588 0,3332 0,1343 0,1343 2,6712 1,96 Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 6, No.1, Februari 2016 Hal. 85 - 100 98 KM -> PSA 0,5524 0,5378 0,0782 0,0782 7,0652 1,96 NP -> PSA 0,3993 0,4194 0,0887 0,0887 4,5027 1,96 PSA -> KI 0,873 0,8768 0,0231 0,0231 37,8586 1,96 Sumber: data primer diolah dengan SmartPLS, 2014 Pengujian Hipotesis H1 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja (EK) berpengaruh positif terhadap niat pemanfaatan software akuntansi (NP) dengan koefisien sebesar 0,2765. Hasil perhitungan T hitung (2,0748) > T tabel (1,96), menunjukkan bahwa variabel ekspektasi kinerja berpengaruh secara positif signifikan terhadap niat pemanfaatan dari penggunaan software akuntansi. Dengan demikian, hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima. Pengujian Hipotesis H2 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ekspektasi usaha (EU) berpengaruh positif terhadap niat pemanfaatan software akuntansi (NP) dengan koefisien sebesar 0.2730. Hasil perhitungan T hitung (3,2500) > T tabel (1,96), menunjukkan bahwa ekspektasi usaha berpengaruh secara positif signifikan terhadap niat pemanfaatan dari penggunaan software akuntansi. Dengan demikian, hipotesis H2 dalam penelitian ini diterima. Pengujian Hipotesis H3 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pengaruh sosial (PS) berpengaruh positif terhadap niat pemanfaatan software akuntansi (NP) dengan koefisien sebesar 0.3588. Hasil perhitungan T hitung (2,6712) > T tabel (1,96), menunjukkan bahwa pengaruh sosial berpengaruh secara positif signifikan terhadap niat pemanfaatan dari penggunaan software akuntansi. Dengan demikian, hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima. Pengujian Hipotesis H4 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kondisi-kondisi yang memfasilitasi (KM) berpengaruh positif terhadap penggunaan software akuntansi (PSA) dengan koefisien sebesar 0.5524. Hasil perhitungan T hitung (7,0652) > T tabel (1,96), menunjukkan bahwa kondisi-kondisi yang memfasilitasi berpengaruh secara positif signifikan terhadap penggunaan software akuntansi. Dengan demikian, hipotesis H4 dalam penelitian ini diterima. Pengujian Hipotesis H5 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa niat pemanfaatan dari penggunaan software akuntansi (NP) berpengaruh positif terhadap penggunaan software akuntansi (PSA) dengan koefisien sebesar 0.3993. Hasil perhitungan T hitung (4,5027) > T tabel (1,96), menunjukkan bahwa niat pemanfaatan dari penggunaan software akuntansi berpengaruh secara positif signifikan terhadap penggunaan software akuntansi. Dengan demikian, hipotesis H5 dalam penelitian ini diterima. Pengujian Hipotesis H6 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penggunaan software akuntansi (PSA) berpengaruh positif terhadap kinerja individu (KI) dengan koefisien sebesar 0.8730. Hasil perhitungan T hitung (37,8586) > T tabel (1,96), menunjukkan bahwa penggunaan software akuntansi berpengaruh secara positif signifikan terhadap kinerja individu. Dengan demikian, hipotesis H6 dalam penelitian ini diterima. THE INFLUENCE OF INTENTION UTILIZATION AND USE OF ACCOUNTING …….. Madani Hatta, Fenny Marietza dan Rewa Yoke Desthomson 99 PENUTUP Simpulan Penelitian ini berlatar belakang pada perkembangan penelitian terhadap niat pemanfaatan dan penggunaan software akuntansi dengan menggunakan model penerimaan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) pada perusahaan perbankan di Kota Bengkulu. Berdasarkan pada hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ekspektasi kinerja memiliki pengaruh terhadap niat pemanfaatan software akuntansi. Apabila ekspektasi kinerja meningkat, maka niat pemanfaatan software akuntansi juga meningkat. 2. Ekspektasi usaha memiliki pengaruh terhadap niat pemanfaatan software akuntansi. Apabila ekspektasi usaha meningkat, maka niat pemanfaatan software akuntansi juga meningkat. 3. Pengaruh sosial memiliki pengaruh terhadap niat pemanfaatan software akuntansi. Apabila ekspektasi usaha meningkat, maka niat pemanfaatan software akuntansi juga meningkat. 4. Kondisi yang memfasilitasi memiliki pengaruh terhadap penggunaan software akuntansi, apabila kondisi yang memfailitasi seperti dukungan infrstruktur dan dukungan teknis yang diberikan perusahaan terkait dengan penggunaan software akuntansi tersedia, maka penggunaan software akuntansi akan meningkat. 5. Niat pemanfaatan software akuntansi memiliki pengaruh terhadap penggunaan software akuntansi, apabila niat pemanfaatan software akuntansi meningkat, maka penggunaan software akuntansi juga meningkat. 6. Penggunaan software akuntansi memiliki pengaruh terhadap kinerja individu. Apabila penggunaan software akuntansi meningkat, maka kinerja individu juga meningkat. Implikasi Dan Keterbatasan Implikasi Penelitian Secara teoritis hasil penelitian ini berimplikasi pada pengembangan akuntansi keperilakuan terutama yang berkaitan dengan aspek keperilakuan dalam sistem informasi akuntansi. Dari hasil penelitian, pengguna software akuntansi lebih mengedepakan kinerja individu, sehingga hasil penelitian ini mempertegas bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi menjadi penentu sikap terhadap niat penggunaan software akuntansi. Bagi perbankan, hasil penelitian ini penting dikarenakan dalam mempredikasi keputusan pengguna software akuntansi untuk terus menggunakan software akuntansi. Dari temuan dijelaskan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi berhubungan erat dengan sikap terhadap penggunaan sebagai faktor utama penggunaan software akuntansi. Misalnya pada saat pengguna software akuntansi merasakan kemudahan penggunaan software akuntansi maka yang timbul adalah sikap penggunaan software akuntansi sebagai alat yang dapat membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bank dapat meningkatkan fungsi kegunaan software akuntansi sebagai salah satu faktor yang dianggap mampu meningkatkan kinerja penggunanya. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat mengganggu hasil penelitian: 1. Penelitian ini menggunakan obyek yang kurang luas, yaitu Perusahaan Perbankan yang ada di Kota Bengkulu. Kondisi ini dapat diartikan bahwa hasil penelitian ini belum bisa digenaralisasikan bagi penelitian dengan obyek yang sama. 2. Penelitian ini tidak menguji faktor instrinsik (umur, jenis kelamin, pengalaman, dan lama bekerja) pemakai software akuntansi sebagai variabel yang mungkin memoderasi hubungan antara variabel independen dan dependen. Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 6, No.1, Februari 2016 Hal. 85 - 100 100 Saran Penelitian Selanjutnya Berdasarkan pertimbangan masih adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka untuk penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan saran-saran berikut : 1. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya sebatas pengujian pada perusahaan perbankan di Kota Bengkulu saja, tetapi dapat mempertimbangkan objek penelitian yang lebih luas lagi agar hasilnya dapat digeneralisasikan. 2. Untuk penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan variabel penelitian yang berasal dari faktor instrinsik pemakai software akuntansi. Hal ini perlu dilakukan karena sebagai pemakai software akuntansi yang menentukan apakah suatu sistem dapat beroperasi dengan baik sehingga menghasilkan manfaat bagi pemakai dan institusi yang menyediakannya. Selain itu lama bekerja kemungkinan juga dapat mempengaruhi hasil penelitian oleh sebab itu penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan karyawan lama sebagai responden. DAFTAR PUSTAKA Davis, F. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technologi. MIS Quarterly , 319-340. Ghozali, I. (2006). Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang: UNDIP. Goodhue, D., & Thompson. (1995). Task –Technology and Individual Performance. Mis Quarterly , Juni 213-236. Handayani, R. (2007). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Semarang: Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. Indriantoro, & Supomo. (2002). Metodelogi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Moore, G. C., & Benbasat, I. (1991). Development of an Instrument to Measure the Perception of Adopting an Information Technology Innovation. Information Systems Research (2) , 192-222. Pass, & Lowes. (1997). Kamus Lengkap Bisnis. Alih Bahasa oleh Sumarso Santoso, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga. Rogers, E., & Shoemaker, F. (1971). Communication of Innovations. New York: The Free Press. Saputra, B. G. (2014). Analisis Niat Pemanfaatan dan Penggunaan Software Analisis Kredit: Pendekatan UTAUT. Bengkulu: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu. Thompson, R. L., Higgins, C. A., & Howwel, J. M. (1991). Personal Computing Toward a Conseptual Model of Utilization. MIS Quarterly , Vol.15, No.1, pp.125-143. Triandis, H. (1980). Value Attitude and Interpersonal Behavior, Nebraska Symposium on Motivation. Lincoln, NE.: University of Nebraska Press, . Vankatesh, V., & Davis, F. (2000). A Theoretical Extension of The Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Science , Vol 45, No. 02, pp. 186-204. Yuniman, A. (2012). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan dan penggunaan sistem informasi akuntansi. Bengkulu: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu.