Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 10, No.1, Februari 2020 Hal. 37-52 37 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISKEUDES DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DANA DESA FACTORS THAT AFFECT SISKEUDES PERFORMANCE IN IMPROVING THE QUALITY OF VILLAGE FINANCIAL STATEMENTS A.A.A.Erna Trisnadewi 1), A.A.Bagus Amlayasa 2) , I Wayan Rupa 3) Universitas Warmadewa, Jl. Terompong No. 24 Denpasar,Bali ABSTRACT This study aims to determine the factors that influence the performance of SISKEUDES in improving the quality of the Village Fund's financial statements. Village financial management has become very important as part of the accountability of village funds given by the government and is increasing every year. The SISKEUDES application is used to facilitate the administration of village fund financial reports. The application of the SISKEUDES application will accelerate the completion of financial reports of village funds accurately and on time. The population in this study was all villages totaling 8 villages in Gianyar Regency who received village funds. The sample is determined by the saturated or census sample method. The data analysis technique uses Smart-PLS 3.0. The results showed that: user involvement had a positive and significant effect on the performance of the SISKEUDES; the education and training program has a negative and not significant effect on the performance of the SISKEUDES; top management support has a negative and significant effect on the performance of the SISKEUDES. Key words: Siskeudes Performance, User Engagement, Training Programs, Top Management Support ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SISKEUDES dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan Dana Desa. Pengelolaan keuangan desa menjadi sangat penting sebagai bagian dari pertanggungjawaban dana desa yang diberikan oleh pemerintah dan meningkat setiap tahun. Aplikasi SISKEUDES digunakan untuk memfasilitasi administrasi laporan keuangan dana desa. Penerapan aplikasi SISKEUDES akan mempercepat penyelesaian laporan keuangan dana desa secara akurat dan tepat waktu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua desa yang berjumlah 8 desa di Kabupaten Gianyar yang menerima dana desa. Sampel ditentukan dengan metode sampel jenuh atau sensus. Teknik analisis data menggunakan Smart-PLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: keterlibatan pengguna memiliki efek positif dan signifikan terhadap kinerja SISKEUDES; program pendidikan dan pelatihan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja SISKEUDES serta dukungan manajemen puncak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja SISKEUDES. Kata Kunci : Kinerja Siskeudes, Keterlibatan Pengguna. Program Diklat dan Dukungan Manajemen Puncak. Corresponding author : A.A.A.Erna Trisnadewi Email for author : dewierna236@gmail.com, amlayasaaabgs@gmail.com Submission : 31 Oktober 2019 Revised : 24 Februari 2020 Accepted : 11 Maret 2020 DOI : https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.9.3.37-52 mailto:dewierna236@gmail.com mailto:amlayasaaabgs@gmail.com FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISKEUDES DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DANA DESA A.A.A.Erna Trisnadewi, A.A.Bagus Amlayasa dan I Wayan Rupa 38 PENDAHULUAN Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) menjadi isu penting dari berbagai pihak atau stakeholder termasuk juga peneliti berkenaan dengan pertanggungjawaban dana desa karena sumber pendanaan bersumber dari APBN. Tujuan dari alokasi dana desa itu sendiri adalah untuk pemerataan pembangunan yang berujung pada kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, setiap pemerintahan desa diwajibkan untuk menyusun laporan realisasi pelaksanaan Anggaran Penerimaan dan Belanja (APB) Desa serta Laporan Pertanggung Jawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik serta bentuk pertanggungjawaban kinerja terhadap masyarakat. (Widagdo et al., 2016). Rusmayanti, (2015) menegaskan kembali bahwa agar pemerintah desa menjadi lebeih efefisen dan efektif, maka peranan sistem pengelolaan keuangan desa mutlak diperlukan. Dengan sistem ini, setiap pendokumentasian kegiata transaksi menjadi lebih real time yang berarti bahwa data dapat disimpan ke dalam database managemen dan bermanfaat untuk jangka panjang. Adapun outcome yang diharapkan dari aplikasi SISKEUDES adalah pemerintah desa dapat mengimplementansikan berbagai regulasi dalam setiap kegiatan pengelolaan keuangan desa dengan menggunakan basis data berdasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel.. Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan berbagai regulasi berkenaan dengan pertanggungjawaban dana desa, banyak temuan yang menujukkan bahwa akuntabilitas pertanggungjawaban dana masih rendah. Furqani (2010) menemukan fakta bahwa dalam proses pertanggungjawaban dana desa, tidak terlihat prinsip transparansi secara umum dengan akuntabilitas sangat rendah karena tidak melibatkan masyarakat dan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dalam pertanggungjawaban keuangan, namun hanya dapat ditemukan pada saat perencanaan pembangunan desa sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendagri No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Selanjutnya Putriyanti, (2012) juga menemukan bukti bahwa akuntabilitas di Pemerintahan Desa Aglik juga berada pada level rendah yang disebabkan oleh karena kurangnya pengawasan terhadap pertanggungjawaban pemerintah desa. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Riyanto (2015), Faradhiba & Diana, (2018), Irma (2015) yang menyatakan bahwa dalam hal pertanggungjawaban administrasi keuangan, kompetensi sumberdaya manusia pengelola masih merupakan kendala utama, sehingga masih memerlukan pendampingan dan juga meningkatkan kompetensi melalui pendidikan dan latihan. Berkenaan dengan akuntabilitas dana desa yang masih rendah, maka diciptakanlah sebuah aplikasi atau sistem keuangan berbasis teknologi dan mewajibkan seluruh desa untuk menerapkannya. BPKP sebagai auditor internalnya pemerintah, memberikan regulasi berupa SISKEUDES untuk membantu dan memudahkan para perangkat desa dalam membuat pelaporan dan pertanggung jawaban laporan keuangan desa secara cepat dan efisien (Rahmawati & Fajar, 2017). Bahkan KPK selaku badan penindak korupsi menghimbau kepada seluruh desa untuk menggunakan aplikasi Siskeudes dalam pengelolaan keuangan desa melalui surat Nomor B.7508/01-16/08/2016 tertanggal 31 Agustus 2016 (Tempo.co, 2017). Studi awal menunjukkan bahwa walaupun regulasi sudah ditetapkan, namun kenyataannya menunjukkan bahwa belum semua desa dapat menerapkan aplikasi Siskeudes berkaitan dengan keseragaman atas pengelolaan serta laporan keuangan yang dihasilkan, dengan berbagai alasan dan kondisi permasalahan yang berbeda serta sepengetahuan peneliti penelitian-penelitian terdahulu tentang akuntabilitas dana desa masih sangat terbatas dan sebagian besar menggunakan metode kualitatif, sehingga aspek generalisasinya masih sangat Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 10, No.1, Februari 2020 Hal. 37-52 39 rendah. Hal ini menjadi motivasi peneliti untuk meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SISKEUDES dengan studi kuantitatif. Pendekatan kuantitatif kinerja SISKEUDES dapat dijustifikasi dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Terdapat persamaan konsep antara SIA dengan SISKEUDES, yakni sama-sama menghasilkan sebuah informasi dalam hal ini laporan keuangan sebagai keluaran dari kinerja sistem informasi akuntansi. Bukti empiris menunjukkan bahwa kinerja sistem informasi akuntansi dapat dipengaruhi oleh adanya variasi keterlibatan pengguna. program pendidikan dan latihan (diklat) dan dukungan manajemen puncak (Rayandani et al., 2015). Temun ini juga didukung oleh Hendra et al. (2014) yang berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem terhadap kinerja SIA serta terdapat pengaruh positif yang signifikan antara dukungan manajemen puncak terhadap kinerja SIA. Namun hasil berbeda ditemukan oleh Gustiyan (2014) yang melakukan survey terhadap karyawan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Tanjung Pinang. Hasil penelitian menunjukkan program pendidikan dan pelatihan pemakai memiliki pengaruh positif terhadap kinerja SIA sedangkan manajemen puncak tidak memiliki pengaruh terhadap Kinerja SIA. Masih adanya inkonsistensi hasil penelitian, memotivasi penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjelaskan variasi kinerja SISKEUDES. Dapat dijelaskan bahwa persoalan kualitas laporan keuangan dana desa sangat diperlukan dalam meningkatkaan akuntabilitas dalam penerapan tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan demikian perumusan masalah penelitian ini difokuskan pada kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Siskeudes dalam rangka meningkatkan kualitas laporan keuangan desa. Urgensi penelitian ini adalah berkenaan dengan telah beredarnya surat edaran mengenai penerapan aplikasi Siskeudes dalam pelaporan keuangan Desa, maka untuk menentukan keberhasilan dalam kebijakan perlu di evaluasi dan dianalisis lebih dalam bagaimana pelaksanaan penerapan Siskeudes dan faktor-faktor apa saja yang dapat mengganggu sebagai bentuk kegagalan penerapan Siskeudes dalam menunjang pertanggungjawaban penggunaan dana desa. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Sistem Keuangan Desa Aplikasi SISKEUDES merupakan suatu aplikasi aplikasi yang dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tata kelola keuangan pemerintah desa (Ayu et al., 2017). Dengan Fitur yang dibuat sederhana akan dapat memberikan kemudahan kepada pengguna dalam mengoperasikan aplikasi Siskeudes. Secara konseptual aplikasi ini tidak jauh berbeda dengan sistem akuntansi korporat dengan input transaksi dan output yang dihasilkan berupa dokumen –dokumen yang diwajibkan oleh undang-undang seperti misalnya “Dokumen Penatausahaan, Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Bukti Penerimaan, Surat Setoran Pajak (SSP), Buku Pajak, Laporan- laporan, Laporan Penganggaran (Perdes APB Desa, RAB, APB Desa per sumber dana), Laporan Penatausahaan Buku Kas Umum, Buku Bank, Buku Pembantu, dan Register” (Ayu et al., 2017). Pengelolaan Keuangan Desa UU Desa No. 23 Tahun 2014 berisikan tentang semua hak dan kewajiban desa yang diukur dengan nilai uang serta semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa yang terukur dengan nilai uang atau barang. Adanya hak dan kewajiban desa tersebut menimbulkan unsur pendapatan, pembiayaan dan belanja desa untuk dapat dikelola dengan sistem pengelolaan yang tepat. Mamuaya (2017) menjelaskan bahwa periode pengelolaan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISKEUDES DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DANA DESA A.A.A.Erna Trisnadewi, A.A.Bagus Amlayasa dan I Wayan Rupa 40 keuangan desa sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang dengan periodisasi satu tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban. Selanjutnya ditegaskan kembali oleh Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 bahwa Keuangan Desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang baik dan taat asas yang meliputi transparansi, akuntabel dan partisipatif. Keterlibatan Pengguna Keterlibatan pengguna lebih ditekankan pada perancangan dan pengembangan sistem informasi akuntansi. Kesempatan yang diberikan kepada pemakai sistem informasi akuntansi untuk menjadi partisipan, maka akan menjadi tanggungjawabnya yang selanjutnya akan meningkatkan kinerja SIA. Keterlibatan dalam menjadi partisipan ditunjukkan melalui intervensi personal yang nyata dari pemakai sistem informasi akuntansi Keterlibatan tersebut mencakup mengenai bagaimana peranan pemakai dalam proses perancangan sistem informasi. Serta langkah-langkah apa saja dan kontribusi yang akan dilakukan dalam mendukung pengembangan sistem. Seringnya tingkat partisipasi dari pemakai sistem informasi akuntansi dalam proses pengembangan sistem, maka akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi (Rayandani et al., 2015; Utami et al., 2016) Program Pendidikan dan Latihan Pelatihan pemakai sistem merupakan pelatihan yang diadakan oleh pihak perusahaan untuk memperkenalkan sistem kepada karyawan. Melalui adanya pelatihan, diharapkan karyawan dapat memperoleh ilmu lebih serta dapat mengarah pada peningkatan kinerja. Dengan pelatihan dan pendidikan, pemakai sistem dapat memperoleh kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi serta kesungguhan dan keterbatasan sistem dan kemampuan yang diperoleh dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Eka Sarastini, Ni Putu dan Sadha Suardikha, 2017; Sasra, 2015) Dukungan Manajemen Puncak Tanggung jawab manajemen puncak dalam pengembangan sistem adalah meyediakan petunjuk berkenaan dengan kesukssan semua kegiatan sistem informasi. Manajemen puncak bertugas dalam mengatur strategi dan membuat rencana kegiatan secara umum serta mengarahkan jalannya perusahaan. Pimpinan juga bertugas untuk mensosialisasikan pengembangan sistem informasi yang digunakan oleh instansinya, sehingga dapat memotivasi pemakai untuk berpartisipasi dalam pengembangan sistem di instansinya (Susetyo & Suherman, 2016). Pardani & Damayanthi, (2017) menegaskan bahwa peran penting dukungan manajemen dalam tahap pengembangan sampai ke tingkat keberhasilan sistem informasi akuntansi tersebut, termasuk dalam hal ini adalah kinerja siskeudes. Dari pemerintah pusat sampai ke pemerintahan dibawahnya dalam hal ini pemerintah desa mendapat peran dalam meningkatkan kinerja siskeudes sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas laporan pertanggungjawaban di desa. Pengembangan Hipotesis Keterlibatan pemakai adalah proses pengembangan sistem yang diikuti oleh partisipasi dari sumber daya manusia di instansi yang sedang melakukan pengembangan sistem. Keterlibatan pemakai lebih ditekankan pada perancangandan pengembangan sistem informasi akuntansi. Kesempatan yang diberikan kepada pemakai sistem informasi akuntansi untuk menjadi partisipan, maka akan menjadi tanggung jawabnya. Sehingga tanggung jawab tersebut Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 10, No.1, Februari 2020 Hal. 37-52 41 akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi (Kharisma dan Juliarsa, 2017) Keterlibatan dalam menjadi partisipan ditunjukkan mealui intervensi personal yang nyata dari pemakai sistem informasi akuntansi, Keterlibatan tersebut mencakup mengenai bagaimana peranan pemakai dalam proses perancangan sistem informasi, serta langkah-langkah dan konstribusi yang akan dilakukan dalam mendukung pengembangan sistem, sehingga seringnya tingkat partisipasi dari pemakai sistem informasi akuntansi dalam proses pengembangan sistem, maka akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi (Tiara dan Fuad, 2018). Fatmawati, Amin, & Afifudin, (2017) mengungkapkan bahwa kinerja SIA yang diproksikan dengan kepuasan pemakai dapat dicapai adalah dengan semakin seringnya pemakai sistem dilibatkan dalam proses pengembangan sistem informasi. Hal ini juga didukung oleh pendapat Rayandani et al., (2015) yang menyatakan bahwa kinerja sebuah sistem sangat efektif dipengaruhi oleh partisispasi pengguna. Juliarsa, (2012) dan Utami et al., (2016) memperkuat hasil kajian sebelumnya bahwa semakin seringnya terdapat keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA maka diharapkan juga kinerja SIA juga meningkat secara signifikan. H1 : Keterlibatan Pengguna Berpengaruh Positif dan Signifkan Terhadap Kinerja Siskeudes. Pelatihan merupakan proses membantu para karyawan untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang layak. Program pelatihan adalah kemampuan yang dimiliki untuk merancang, menciptakan, dan mengembangkan pembelajaran formal yang memenuhi kebutuhan organisasi serta mengidentifikasi perilaku karyawan untuk melaksanakan tugasnya dan menanamkan kompetensinya. Dengan pelatihan dan pendidikan pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Widiantari dan Mertha, 2018). Program pendidikan dan pelatihan sebagai faktor yang diduga dapat mempengaruhi kinerja sistem informasi. Dengan semakin seringnya karyawan diberikan dikllat dapat mengajarkan para pegawai akan tanggung jawab dan perilaku yang dapat meningkatkan kinerjanya. Untuk menghadapi lingkungan yang bergerak dan berubah, maka peran pelatihan berkelanjutan sangat diperlukan guna membantu para pegawai dalam menghadapi tantangan-tantangan baru dan mampu beradaptasi dalam perubahan teknologi (Sasra, 2015). Sarastini, dan Sadha Suardikha (2017) membuktikan kinerja SIA dapat dipengaruhi oleh adanya variasi pelatihan dan pendidikan pengguna. Pengaruh hubungan ini adalah bersifat positif dan signifikan. Pendapat ini juga didukung oleh oleh Rayandani et al.,(2015 dan Sasra, (2015) yang membuktikan bahwa kinerja SIA dipengaruhi oleh program pendidikan dan pelatihan pemakai dan hubungan pengaruhnya adalah positip dan signifikan. H2 : Program Pendidikan dan Latihan (Diklat) Berpengaruh Positif dan Signifkan Terhadap Kinerja Siskeudes. Romney & Steinbart (2015) menyatakan bahwa dukungan manajmen puncak adalah: “Bagaimana manajemen puncak mendefinisikan informasi dan pemrosesan yang dibutuhkan, membuat tujuan serta sasaran sistem, melakukan review sistem dan mengalokasikan dana.” Selanjutnya Pardani & Damayanthi, (2017) menegaskan bahwa dukungan manajemen puncak merupakan salah satu faktor keberhasilan SIA. Hal ini dikarenakan dengan adanya dukungan manajemen puncak sebagai faktor yang memberikan motivasi kepada karyawannya untuk berkinerja lebih baik lagi. Dengan wewenang dan tanggung jawabnya manajemen puncak dalam organisasi bisnis merupakan suatu faktor penting dan menentukan efektivitas penerimaan SIA dalam organisasi. Sarastini dan Suardikha (2017) menyatakan bahwa terdapat pengaruh adanya dukungan top management dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Susetyo & Suherman (2016) juga FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISKEUDES DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DANA DESA A.A.A.Erna Trisnadewi, A.A.Bagus Amlayasa dan I Wayan Rupa 42 mengungkapkan bahwa dukungan top management berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Utami et al., (2016) memperkuat hasil temuan sebelumnya bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. H3 : Dukungan Manajemen Puncak Berpengaruh Positif dan Signifkan Terhadap Kinerja Siskeudes. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuantitatif dengan data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi pendapat atau perspesi pengguna aplikasi SISKEUDES tentang indikator variabel yang diteliti dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh desa yang terdapat di kecamatan Ubud yang telah menggunakan aplikasi Siskeudes yakni sebanyak 8 Desa. 48 orang responden dipilih dijadukan sampel dengan teknik sampel jenuh yakni semua desa yang sudah menggunakan aplikasi SISKEUDES sebagai pengambil keputusan dana desa yang diambil dari kepala desa, sekretaris desa, bendahara, pelaksana pengelola keuangan desa (PPKD) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Walaupun jumlah responden adalah 48 atau berkatagori kecil atau sedikit, tidak ada masalah yang serius kalau diolah pakai PLS dgn SmartPLS.3.0 versi Student. Jumah sampel kecil berkisar 30 – 100 (Chinn, 1998). Definisi Operasional dan Pengukuran Semua instrumen dalam penelitian ini diadopsi Ajeng Rivaningrum, (2015) dan Soegiharto, (2001) dengan menggunakan 7 point skala likert seperti yang tersaji dalam tabel 1 berikut: Tabel 1 Indikator Variabel Penelitian Variabel Depinisi Operasional Indikator Keterlibatan Pemakai Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target 1. Partisipsi penggunaan sistem, 2. Pengaruh penggunaan sistem Pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihan pengguna didefinisikan sebagai usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan SI yang diisyaratkan yang meliputi konsepkonsep SI, kemampuan teknis, kemampuan organisasi, dan pengetahuan mengenai produk-produk SI spesifik 1. Diklat penggunaan sistem 2. Keuntungan diklat Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 10, No.1, Februari 2020 Hal. 37-52 43 RANCAANGAN MODEL PENGUKURAN (OUTER MODEL) RANCAANGAN MODEL STRUKTURAL (INNER MODEL) KONSTRUKSI DIAGRAM JALUR KONVERSI DIAGRAM JALUR KE SISTEM PERSAAMAAN ESTIMASI: WEIGHT, KOEFESIEN DIAGRAM JALUR, LOADING EVALUASI GOODNES OF FIT (GoF) UJI HIPOTESIS (RESAMPLING BOOTSTRAPING) Variabel Depinisi Operasional Indikator Dukungan Manajemen Puncak Dukungan Manajemen Puncak dapat diartikan sebagai pemahaman pimpinan bagian tentang sistem komputer serta tingkat minat, dukungan, dan penegtahuan tentang sistem informasi atau komputerisasi 1. Mahir Komputer 2. Harapan tinggi penggunaan sistem 3. Terlibat perencanaan operasi sistem informasi 4. Perhatian kinerja 5. Rating pemakaian sistem Kinerja Kinerja sistem informasi akuntansi yang diproksikan menjadi variabel kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna menunjukan seberapa jauh pengguna puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka 1. Departemen berfungsi dengan baik 2. Pentingnya sistem 3. Kepuasan kerja 4. Informasi departemen 5. Akses Informasi 6. Tersedianya sistem 7. Efisiensi sistem 8. Kontribusi tu\\juan organisasi 9. Tertarik menggunakan sistem 10. Informasi yang akurat 11. Penyesuaian sistem Teknik Analisis Data Dalam menganalisis pengaruh antara variabel eksogen dengan variabel endogen dalam penelitian ini dipergunakan Partial Least Square karena metode ini tidak memerlukan banyak asumsi termasuk asumsi distribusi normal serta sangat populer dipergunakan dalam penelitian- penelitian yang rumit yang tidak didukung oleh teori memadai (Ghozali, 2011). Adapun langkah-langkah dalam penggunaan Partial Least Square yang lazim dilakukan adalah seperti gambar berikut Gambar 1. Tahapan Analisis Partial Least Square (PLS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISKEUDES DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DANA DESA A.A.A.Erna Trisnadewi, A.A.Bagus Amlayasa dan I Wayan Rupa 44 Adapun kriteria penilaian PLS yang diajukan oleh Chin (Ghozali, 2011) dapat dilihat pada berikut : Tabel 2. Kriteria Penilaian PLS Kriteria Penjelasan Evaluasi Model Struktural R² untuk variabel laten dependen Hasil R² sebesar 0.67, 0.33, dan 0,19 untuk variabel laten endogen dalam model struktural mengindikasikan bahwa model "baik", "moderat", dan "lemah" Estimasi Koefisien jalur Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan. Nilai signifikasi ini dapat diperoleh dengan prosedur bootsrapping Evaluasi Model Pengukuran Refleksif Loading Factor Nilai Loading Factor harus diatas 0,70. namun dalam penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Chin, 1998) Composite reliability Composite reliability mengukur internal cinsistensy dan nilainya harus diatas 0,6 Average Variance Extrated (AVE) Nilai AVE harus diatas 0.5 Analisis data dalam penelitian ini menggunakan persamaan struktural dengan metode Partial Least Square (PLS). Untuk uji hipotesis dipergunakan bantuan software software SmartPLS 3.0 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi objek penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada responden. Sebanyak 48 kuesioner didistribusikan. Dari jumlah tersebut sebanyak 48 kuesioner, semua responden menjawab secara lengkap sehingga terdapat 48 kusioner lengkap yang layak dapat diolah lebih lanjut. Karakteristik Responden Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang yang merupakan responden atau sumber data penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh maka untuk melihat karakteristik responden akan diuraikan seperti berikut: 1) Karakteristik responden menurut umur dapat dijelaskan bahwa responden dalam penelitian ini berumur berumur 21-30 tahun sebanyak 30 orang atau sebanyak 62,5%, karyawan wanita yang sudah menikah yang berumur 31-40 tahun sebanyak 15 orang atau 31,2 % dan diatas 40 tahun sebanyak 3 orang atau 6,2%. Dengan demikian, maka sebagian besar pegawai yang menjadi responden berumur 21 sampai dengan 30 tahun (62,5%). 2) Karakteristik responden menurut jenjang pendidikan dapat dijelaskan bahwa jumlah karyawan wanita yang sudah menikah yang menjadi responden dalam penelitian ini Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 10, No.1, Februari 2020 Hal. 37-52 45 merupakan lulusan setara SMA sebanyak 4 orang atau 8,3%, kemudian lulusan Sarjana S-1 sebanyak 28 orang atau 58,3%, lulusan S-2 sebanyak 15 orang atau 31,2% serta lulusan S3 sebanyak 1 orang atau 2,1%. 3) Karakteristik responden menurut masa kerja, dapat dijelaskan bahwa jumlah karyawan wanita yang sudah menikah yang menjadi responden dalam penelitian ini telah bekerja dibawah selama 1 tahun sebanyak 4 orang atau 8,3%. kemudian bekerja selama 1 sampai dengan 3 tahun sebanyak 31 orang atau 64,6%, kemudian bekerja selama 4 sampai 6 tahun sebanyak 8 orang atau 16,7% sedangkan sisanya sebanyak 5 orang atau 10,4% sudah bekerja selama lebih dari 6 tahun. Dengan demikian, maka sebagian besar pegawai yang menjadi responden aadalah masa kerja antara 1-3 tahun Evaluasi Model Pengukuran (Measurement Model/Outer Model) Sehubungan dengan indikator-indikator yang membentuk variabel laten dalam penelitian ini bersifat refleksif, maka evaluasi model pengukuran (measurement model/outer model), untuk mengukur validitas dan reliabilitas indikator-indikator berikut: Convergent Validity Nilai outer loading masing - masing indikator terhadap variabel latennya dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 3.Nilai Outer Loading Sebelum Eksekusi Estimasi Model Konstruk Outer Loading DMP KP DIKLAT KINSIS Dmp1 0,801 Dmp2 0,792 Dmp3 -0,629 Dmp4 -0,706 Dmp5 -0,760 Kp1 0,877 Kp2 0,896 Dik1 0,963 Dik2 -0,274 Y1 0,940 Y2 0,836 Y3 0,850 Y4 0,727 Y5 0,845 Y6 0,721 Y7 0,729 Y8 0,521 Y9 0,449 Y10 0,820 Y11 0,617 Berdasarkan perhitungan pada tablel 1 diperoleh hasil beberapa indikator dengan nilai outer loading < 0,70 yakni Indikator DMP 3,4,5, Dik.2, Y,7,8,9,11 sehingga indikator tersebut harus dikeluarkan dari model. Tabel 4 Nilai Outer Loading Setelah Eksekusi Estimasi Model FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISKEUDES DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DANA DESA A.A.A.Erna Trisnadewi, A.A.Bagus Amlayasa dan I Wayan Rupa 46 Konstruk Outer Loading DMP KP DIKLAT KINSIS Dmp1 0,870 Dmp2 0,950 Kp1 0,874 Kp2 0,898 Dik1 1,000 Y1 0,957 Y2 0,881 Y3 0,850 Y4 0,847 Y5 0,774 Y6 0,724 Y10 0,800 Berdasarkan hasil uji outer loading, maka dapat disajikan hasil Rancangan Model Struktural seperti dalam gambar 2 berikut: Gambar 2. Rancangan Model Struktural Discriminant Validity Suatu variabel dikatakan valid, jika akar AVE (√AVE atau Square root Average Variance Extracted) masing-masing konstruk lebih besar dari nilai korelasi antar konstruk (Ramayah et al., 2018) dan masing-masing nilai AVE lebih besar dari 0,50. Tabel 5. Uji Discriminant Validity Konstruk AVE √AVE Keterlibatan pengguna (X1) 0,866 0,930 Diklat (X2) 1 1 Dukungan Man Puncak (X3) 0,910 0,953 Kinerja Siskeudes (Y) 0,846 0,919 Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai AVE seluruh konstruk > 0,50 dan nilai √AVE masing- masing konstruk berkisar antara 0,930 s.d 0,953 , sehingga memenuhi syarat valid berdasarkan Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 10, No.1, Februari 2020 Hal. 37-52 47 kriteria discriminant validity (Ramayah et al., 2018). Composite Reliability dan Cronbach Alpha Suatu pengukuran dapat dikatakan reliabel, apabila composite reliability dan cronbach alpha memiliki nilai lebih besar dari 0,70. Composite reliability dan Cronbach alpha adalah merupakan suatu pengukuran reliabilitas antar blok indikator dalam model penelitian. Tabel 6. Uji Composite Reliability dan Cronbach Alpha Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai composite reliability dan Cronbach Alpha masing- masing konstruk telah menunjukkan nilai lebih besar dari 0.70 (Ramayah et al., 2018), sehingga memenuhi syarat reliabel berdasarkan kriteria composite reliability. Evaluasi Model Struktural (Structural Model/Inner Model) Evaluasi model struktural (Structural Model/Inner Model) adalah pengukuran untuk mengevaluasi tingkat ketepatan model dalam penelitian secara keseluruhan, yang dibentuk melalui beberapa variabel beserta dengan indikator-indikatornya. Dalam evaluasi model struktural ini akan dilakukan melalui pendekatan R-Square (R2) menunjukkan kuat lemahnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel dependen terhadap variabel independen. R-Square (R2) juga dapat menunjukkan kuat lemahnya suatu model penelitian seperti yang ketahui bahwa nilai R square Variabel Kinerja Siskeudes diperoleh sebesar 0,766 yang berarti bahwa 76,6% variasi kinerja Siskeudes dapat dijelaskan oleh keterlibatan pengguna, diklat dan dukungan manajemen puncak sedangkan sisanya 23,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Path Analysis dan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis, yang diharapkan adalah H0 ditolak atau nilai sig < 0,05 (atau nilai t statistik > 1,96 dengan level of signifikan 0,05). Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis Keterangan Original Sample p.value Keterangan Keter> Kin.Sis 0,892 0,000 Positip Signifikan Diklat > Kin.Sis -0,070 0,724 Negatip Tidak signifikan DukMan> Kin.sis -0.251 0,030 Negatip Signifikan Berdasarkan hasil pada Tabel 7, maka dapat dijelaskan bahwa 1. Keterlibatan pengguna berpengaruh positip terhadap kinerja SISKEUDES sebesar 0,892 dan hubungan tersebut signifikan pada level 0,05 karena nilai p.value < 0,05 yakni 0,000. 2. Pendidikan dan latihan berpengaruh negatif terhadap kinerja SISKEUDES sebesar -0,070 dan hubungan tersebut tidak signifikan pada level 0,05 karena nilai p.value> 0,05 yakni 0,724. 3. Dukungan manajemen puncak berpengaruh negatif terhadap kinerja SISKEUDES sebesar -0,070 dan hubungan tersebut signifikan pada level 0,05 karena nilai p.value< 0,05 yakni 0,03. Pembahasan Cronbach's Alpha Composite Reliability Keterlibatan pengguna (X1) 0.728 0.880 Diklat (X2) 1.000 1.000 Dukungan Man Puncak (X3) 0,804 0,905 Kinerja Siskeudes 0.932 0.946 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISKEUDES DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DANA DESA A.A.A.Erna Trisnadewi, A.A.Bagus Amlayasa dan I Wayan Rupa 48 Pengaruh Keterlibatan Pengguna Terhadap Kinerja Sikeudes Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa keterlibatan pengguna berpengaruh positif sebesar 0,855 terhadap kinerja Siskeudes (Y) dan hubungan tersebut signifikan pada level 0,000 (H1 diterima) Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin meningkatnya keterlibatan pengguna yang dicerminkan oleh adanya tingkat pengaruh di dalam pengembangan sistem, akan serta merta mampu meningkatkan kinerja Siskeudes di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar yang direfleksikan dengan bagian keuangan berfungsi dengan baik. Dalam penelitian ini, indikator keterlibatan pengguna diukur dengan dua indikator yakni partisipasi pengguna sistem dan pengaruh pengguna sistem. Hasil ini penelitian ini, keteribatan pengguna paling tinggi dijelaskan oleh tingkat pengaruh pengguna dalam pengembangan sistem dengan nilai outer loading sebesar 0,896. Hal ini berarti bahwa para pengguna system SISKEUDES se Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar, mempunyai persepsi bahwa keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target adalah tinggi dalam hal adanya pengaruh pengguna dalam pengembangan SISKEUDES. Dengan tingginya keterlibatan pengguna pada SISKEUDES se Kecamatan Ubud Gianyar akan berpengaruh nyata terhadap tingginya kinerja SISKEUDES pada karyawan para pengguna sistem SISKEUDES se Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Dapat diartikan bahwa dengan tingginya karyawan keteribatan pengguna paling tinggi dijelaskan oleh tingkat pengaruh pengguna dalam pengembangan sistem secara signifikan berpengaruh nyata terhadap tingkat kinerja SISKUDES. Secara umum, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fatmawati, Amin, & Afifudin, (2017) mengungkapkan bahwa semakin seringnya keterlibatan pemakai sebagai bentuk adanya hubungan yang positif antara keterlibatan atau partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi sehingga dapat meningkatkan kepuasan pemakai maka serta merta juga akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Hal ini juga didukung oleh pendapat Rayandani et al., (2015) yang menyatakan bahwa kinerja sebuah sistem sangat efektif dipengaruhi oleh partisispasi pengguna. Pengaruh Pendidikan dan Latihan Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa pendidikan dan latihan berpengaruh negatip -0,070 terhadap kinerja Siskeudes (Y) dan hubungan tersebut tidak signifikan pada level 0,724 (H2 ditolak). Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin meningkatnya pendidikan dan latihan karyawan yang dicerminkan oleh adanya perusahaan memiliki program pelatihan dan pendidikan mengenai cara pemakaian sistem, akan tetapi tidak serta merta mampu menurunkan kinerja Siskeudes di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar yang direfleksikan dengan bagian keuangan berfungsi dengan baik. Dalam penelitian ini, indikator pendidikan dan latihan diukur dengan dua indikator yakni diklat penggunaan sistem dan keuntungan sistem. Hasil ini penelitian ini, variabel pendidikan dan latihan paling tinggi dijelaskan oleh tingkat perusahaan memiliki program pelatihan dan pendidikan mengenai cara pemakaian sistem dengan nilai outer loading sebesar 1. Hal ini berarti bahwa para pengguna system SISKEUDES se Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar, mempunyai persepsi bahwa usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan SI yang diisyaratkan yang meliputi konsepkonsep SI, kemampuan teknis, kemampuan organisasi, dan pengetahuan mengenai produk-produk SI spesifik dinilai tinggi. Dengan tingginya tingkat pendidikan dan latihan pada SISKEUDES se-Kecamatan Ubud Gianyar namun tidak serta mampu berpengaruh nyata terhadap tingginya kinerja SISKEUDES pada karyawan para pengguna sistem SISKEUDES se-Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Tidak mampunya variabel pendidikan dan latihan mempengaruhi kinerja SISKEUDES, Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 10, No.1, Februari 2020 Hal. 37-52 49 dapat dijastifikasi dengan melihat karakteristik responden yakni hamper sebagian rata-rata masa kerja pegawai berada dibawah 1 tahun sebesar 8,4 % dan diantara 1-3 tahun sebesar 64,5%. Responden dengan masa kerja kurang dari 3 tahun dan didukung juga oleh usia responden mayoritas antara 21-30 tahun, sehingga dengan demikian pengalaman responden dalam bekerja cenderung kurang memahami hasil pendidikan dan latihan untuk diterapkan dalam aplikasi kinerja SISKEUDES. Rendahnya pengalaman memungkinkan karyawan menjadi kurang memahami tujuan dari pendidikan dan latihan yang kemudian berdampak belum mampu meningkatkan kinerja SISKEUDES. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sarastini, dan Sadha Suardikha (2017) membuktikan bahwa pelatihan dan pendidikan pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Temuan yang sama juga dilakukan oleh Rayandani et al.,(2015 dan Sasra, (2015) yang membuktikan bahwa program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Siskeudes Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh negatip -0,251terhadap kinerja Siskeudes (Y) dan hubungan tersebut menjadi signifikan pada level 0,03 (H3 ditolak). Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin meningkatnya dukungan manajemen puncak yang dicerminkan oleh harapan yang tinggi dari manajemen puncak dalam penggunaan sistem, terdapat hubungan terbalik yakni menurunkan kinerja Siskeudes di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar yang direfleksikan dengan bagian keuangan berfungsi dengan baik. Dalam penelitian ini, indikator dukungan manajemen puncak diukur dengan lima indikator yakni mahir komputer, harapan tinggi penggunaan system, terlibat perencanaan operasi sistem informasi, perhatian kinerja serta rating pemakaian system. Hasil ini penelitian ini, variabel dukungan manajemen puncak paling tinggi dijelaskan oleh harapan yang tinggi dari manajemen puncak dalam penggunaan sistem dengan nilai outer loading sebesar 0,950. Hal ini berarti bahwa para manajemen puncak pengguna sistem SISKEUDES se Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar, mempunyai persepsi bahwa pemahaman pimpinan bagian tentang sistem komputer serta tingkat minat, dukungan, dan penegtahuan tentang sistem informasi atau komputerisasi dinilai tinggi. Dengan tingginya tingkat dukungan manajemen puncak pada SISKEUDES se Kecamatan Ubud Gianyar yang berdampak nyata terhadap penurunan kinerja SISKEUDES pada karyawan para pengguna sistem SISKEUDES se Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Tidak didukungnya hipotesis ini, dapat dijastifikasi dengan melihat karakteristik responden yakni hamper sebagian rata-rata masa kerja pegawai berada dibawah 1 tahun sebesar 8,4 % dan diantara 1-3 tahun sebesar 64,5%. Responden dengan masa kerja kurang dari 3 tahun dan didukung juga oleh usia responden mayoritas antara 21-30 tahun, sehingga dengan demikian pengalaman responden dalam bekerja cenderung kurang memberikan daya dukung manajemen puncak terhadap aplikasi kinerja SISKEUDES. Rendahnya pengalaman memungkinkan karyawan menjadi kurang memberika daya dukung yang kemudian berdampak malah menurunkan kinerja SISKEUDES. Sarastini, dan Suardikha, (2017) menyatakan bahwa terdapat pengaruh adanya dukungan top management dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Susetyo & Suherman, (2016) juga mengungkapkan bahwa dukungan top management berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Utami et al., (2016) memperkuat hasil temuan sebelumnya bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISKEUDES DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DANA DESA A.A.A.Erna Trisnadewi, A.A.Bagus Amlayasa dan I Wayan Rupa 50 PENUTUP Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keterlibatan pengguna, progam pendidikan dan pelatihan serta dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja Siskeudes di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Berdasarkan hasil penelitian pada pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan pengguna yang tinggi secara langsung dapat meningkatkan kinerja SISKEUDES. Hal ini berarti bahwa implementasi pengaruh dimensi dan indikator sebagai refleksi dari keterlibatan pengguna yang semakin baik secara langsung mampu meningkatkan kinerja SISKEUDES. Selanjutnya dapat disimpulkan program pendidikan dan pelatihan yang tinggui belum mampu meningkatkan kinerja keuangan. Hal ini dapat diartikan bahwa implementasi pengaruh dimensi dan indikator sebagai refleksi dari program pendidikan dan latihan berhubungan terbalik dengan kinerja SISKEUDES. Simpulan lainnya adalah dukungan manajemen puncak yang tinggi secara langsung dapat meningkatkan kinerja SISKEUDES. Interprestasinya adalah bahwa implementasi pengaruh dimensi dan indikator sebagai refleksi dari dukungan manajemen puncak berhubungan terbalik dengan kinerja SISKEUDES. Saran Berkaitan dengan kesimpulan diatas, berikut ini adalah saran-saran yang diajukan baik untuk rekomendasi Desa yang menggunakan aplikasi SISKEUDES maupun penelitian yang akan datang, adalah bahwa dengan dibuktikannya variabel keterlibatan pengguna secara langsung mampu meningkatkan kinerja SISKEUDES, maka disarankan supaya pimpinan desa di seluruh Kecamatan Ubud, lebih serius dan fokus untuk memperhatikan keterlibatan pengguna melalui implementasi peningkatan dimensi dan indikator yang membentuknya yakni tingkat partisipasi penggunaan system dan tingkat pengaruh dalam penggunaan system. Akan tetapi hasil berbeda ditemukan bahwa bahwa pendidikan dan latihan secara langsung belum mampu meningkatkan kinerja SISKEUDES. Oleh karena itu disarankan supaya pimpinan desa di seluruh Kecamatan Ubud, lebih meningkatkan pendidikan dan pelatihan melalui implementasi peningkatan dimensi dan indikator yang membentuknya. Selanjutnya hasil penelitian lainnya berhasil membuktikan bahwa dukungan manajemen puncak secara langsung berdampak terhadap penurunan kinerja SISKEUDES. Oleh karena itu disarankan supaya pimpinan desa di seluruh Kecamatan Ubud, lebih meningkatkan dukungan manajemen puncak melalui implementasi peningkatan dimensi dan indikator yang membentuknya. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil temuan penelitian yang menunjukkan bahwa ketepatan model yang dianalisis dalam penelitian ini adalah masih relatif rendah. Artinya keragaman variabel keterlibatan pemakai, pendidikan dan latihan serta dukungan manajemen puncak dapat dijelaskan oleh model masih belum optimal. Dengan demikian para peneliti selanjutnya dapat mengembangkan model penelitian ini dengan cara menambahkan atau mengganti indikator variabel keterlibatan pemakai, pendidikan dan latihan serta dukungan manajemen puncak yang lebih sesuai dengan karakteristik obyek penelitian. mengembangkan model pengukuran kinerja SIA dari perspektif lain misalnya perspektif keuangan atau perspektif kepuasan stakeholder, memperluas cakupan obyek penelitian, misalnya desa-desa di luar basis daerah wisata, mengembangkan penelitian dengan membandingkan kelurahan dengan desa serta memasukkan klasifikasi peringkat desa yang mendapat penghargaan sebagai variable kontrol. DAFTAR PUSTAKA Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 10, No.1, Februari 2020 Hal. 37-52 51 Ajeng Rivaningrum, A. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sia Pada Rumah Sakit Saras Husada Purworejo. Accounting Analysis Journal, 4(2). https://doi.org/10.15294/aaj.v4i2.7811 Ayu, G., Sulina, T., Wahyuni, M. A., & Kurniawan, P. S. (2017). Peranan Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) Terhadap Kinerja Pemerintah Desa ( Studi Kasus di Desa Kaba-kaba , Kecamatan Kediri , Kabupaten Tabanan ) e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Akuntansi. Chinn, W. W. (1998). The Partial Least Squares Approach to Structural Equation Modelling. Modern Methods for Business Research. Eka Sarastini, Ni Putu dan Sadha Suardikha, I. M. (2017). Pengaruh Pelatihan Dan Pendidikan, Dukungan Manajemen Puncak Dan Kemampuan Teknik Pemakai Sia Pada Kinerja Individual. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. https://doi.org/https://doi.org/10.24843/EJA.2017.v20.i02.p22 Faradhiba, L., & Diana, N. (2018). Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES). E-JRA Vol. 07 No. 01 Agustus 2018, 07(01), 32–45. https://doi.org/10.1186/1476-4598-10-45 Fatmawati, Amin, M., & Afifudin. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Bank Pemerintah (Studi Empiris Pada Bank Umum Pemerintah Di Kota Surabaya). Riset Akuntansi. Furqani, A. (2010). Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Pada Pemerintahan Desa Kalimo’ok Kec. Kalianget Kab. Sumenep) [Program Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya]. http://eprints.upnjatim.ac.id/1518/1/File_1.pdf Ghozali, I. (2017). Model Persamaan Struktural. Konsep dan Aplikasi Dengan Program AMOS 24.0. Update Bayesian SEM. In Model Persamaan Struktural. Konsep dan Aplikasi Dengan Program AMOS 24. Update Bayesian SEM. https://doi.org/10.1016/j.ando.2009.02.007 Gustiyan, H. (2014). ANALISIS Faktor - Faktor Yang Mepengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Perkreditan Rakyat (Bpr) Di Tanjungpinang. Jurnal Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, 8(33), 44. Hakim, M. M., & Nurkamid, M. (2017). Model Adopsi Ukm Di Kudus Terhadap E-Commerce. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer. https://doi.org/10.24176/simet.v8i1.974 Hendra, D., Setiawanta, Y., & Septriana, I. (2014). Analisis Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi, Dukungan Manajemen Puncak, dan Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Bank Jateng Cabang Ungaran. Jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Irma, A. (2015). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Di Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi. E-Jurnal Katalogis, 3(1), 121–137. Juliarsa, G. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada LPD Di Kecamatan Denpasar Utara. E-Jurnal Akuntansi. Kharisma, I. A. M., & Juliarsa, G. (2017). Pengaruh Keterlibatan Pemakai, Kemampuan Pemakai, Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana ISSN: 2302-8556. Mamuaya, et al (2017). Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 (Studi Kasus di Desa Adow Kecamatan Pinolosian Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan). Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi. Pardani, K. K., & Damayanthi, I. G. A. E. (2017). Pengaruh Pemanfaatan Teknologi, Partisipasi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISKEUDES DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DANA DESA A.A.A.Erna Trisnadewi, A.A.Bagus Amlayasa dan I Wayan Rupa 52 Pemakai, Manajemen Puncak dan Kemampuan Pemakai Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Putriyanti, A. (2012). Penerapan Otonomi Desa Dalam Menguatkan Akuntabilitas Pemerintahan Desa Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Aglik, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Universitas Negeri Yogyakarta. https://eprints.uny.ac.id/8543/1/1 - 08401241005.pdf Rahmawati, M., & Fajar, C. M. (2017). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah Kota Bandung. Jurnal Kajian Akuntansi. https://doi.org/10.33603/jka.v1i1.445 Ramayah, T., Cheah, J., Chuah, F., Ting, H., & Memon, M. A. (2018). Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) using SmartPLS 3.0: An updated and practical guide to statistical analysis. In Handbook of Market Research. https://doi.org/10.1213/01.ane.0000105862.78906.3d Rayandani, E. R., Halimatusadiah, E., & Nurhayati, N. (2015). Pengaruh Keterlibatan Pengguna , Dukungan Manajemen Puncak serta Pelatihan dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Prosiding Akuntansi. Riyanto, T. (2015). eJournal Administrasi Negara, 2015, 3 (1) 119-130 ISSN 2337-7542 , ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Akuntabilitas Finansial Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add). Statewide Agricultural Land Use Baseline 2015, 1(1), 119–130. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2015). Pengertian sistem menurut Marshall B Romney dan Paul John Steinbart. In Sistem Informasi Akuntansi. Rusmayanti, A. (2015). Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Pada Desa Ngadirejan. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering Dan Edukasi. Sasra, R. Y. et al. (2015). Pengaruh kompetensi, pendidikan dan pelatihan serta penempatan pegawai terhadap pengembangan karir dan dampaknya terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Provinsi Aceh. Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Soegiharto. (2001). Influence Factors Affecting The Performance Of Accounting Information System. Journal International of Business, Volume III, 177-202. Susetyo, D. P., & Suherman, A. (2016). Dukungan Manajemen, Kemampuan Teknik dan Pelatihan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Simnasiptek 2016. Tempo.co. (2017). Mendes PDTT Eko Putro: Tindak Tegas Korupsi Dana Desa. Tempo.Co. https://nasional.tempo.co/read/897702/mendes-pdtt-eko-putro-tindak-tegas-korupsi- dana-desa/full&view=ok Tiara, S., & Fuad, R. (2018). Pengaruh Keterlibatan Pemakai, Kemampuan Teknik Personal, Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Pada Perbankan Syariah Di Banda Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA). Utami, S. C., Astuti, D. S. P., & Sunarko, M. R. (2016). Pengaruh Kemampuan Pengguna Sistem Informasi, Keterlibatan Pengguna, Dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Pt Btpn Area Surakarta. Jurnal Akuntansi Dan Sistem Teknologi Informasi. Widagdo, A. K., Widodo, A., & Ismail, M. (2016). Sistem Akuntansi Pengelolaan Dana Desa. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 19(2), 323. https://doi.org/10.24914/jeb.v19i2.336 Widiantari, N. M. S., & Mertha, M. (2018). Pendidikan dan Pelatihan Memoderasi Pengaruh Teknologi Informasi dan Kemampuan Pemakai Pada Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi. https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v22.i01.p30.