NERS Vol 10 No 2 Okt 2015.indd 318 STRES KERJA DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT DAERAH (RSD) MARDI WALUYO KOTA BLITAR (Job Stress and Job Satisfaction Among Nurses in Mardi Waluyo Hospital Blitar) Ahsan*, Adine Yenie Cahyaning Pradyanti* Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Jalan Veteran Malang 65145 Email: ahsanfkub@yahoo.com ABSTRAK Pendahuluan: Perawat sebagai tenaga profesional di rumah sakit rentan mengalami stres kerja yang menyebabkan gangguan fisiologis, psikologis, dan perilaku. Suatu studi menunjukkan bahwa stres kerja yang tinggi akan menurunkan kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross-sectional dengan pengujian hubungan antar variabel menggunakan Rank-Spearman. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. Seluruh responden mengisi kuesioner tentang stres kerja dan kepuasan kerja. Jumlah responden adalah 61 orang. Hasil: Hasil uji Rank-Spearman menunjukkan nilai –0,674 menunjukkan hubungan antar dua variabel terbalik dengan tingkat hubungan kuat. Selang kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dengan p (0,000) < p-value. Diskusi: Semakin berat tingkat stres kerja perawat, maka tingkat kepuasan kerja perawat semakin rendah. Kata kunci: stres kerja, kepuasan kerja, perawat ABSTRACT Introduction: Nurses as a professional worker in hospitals are often getting job stress that cause disturbance physiology, psychology, and behavior. A study had shown that job stress in a high level would decrease the job satisfaction. The objectived of this research was to analyze the relation of job stress with the nurse job satisfaction in Mardi Waluyo Hospital in Blitar City. Methods: This research used cross-sectional as the method to conduct this research by examining the relation among variables using Rank-Spearman. Sample of this research was the total sampling, which the total of all nurses that work in the Hospital, Mardi Waluyo in Blitar City. All of the respondents filled out the questionnaires about stress that occur while working and the job satisfaction. Total of respondents were 61 nurses. Results: The result of Rank-Spearman showed the value of -0,674; there was an inverted relation among variables with a strong relationship level, The significance in this research was 0,000 with a confidence interval of 95% (p-value). Discussions: there was the more stress those nurses got, then there would be less job satisfaction. Keywords: Job stress, job satisfaction, nurse PENDAHULUAN Kepuasan kerja merupakan perasaan suka atau puas dan ketidakpuasan kerja merupakan perasaan tidak suka terhadap peker jaan yang dialami oleh individu. Kepuasan kerja dapat menyokong untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal (Wasis, 2008). Menurut hasil penelitian Mukarommah (2007) kepuasan kerja perawat di RSUD Kabupaten Pamekasan sebagian besar adalah kurang (53%). Terdapat hasil penelitian lain oleh Febrianny (2009) lebih dari separuh responden (62,5%) menyatakan ketidakpuasan kerja di Ruang Triage IGD RS Dr. M. Djamil Padang. Rumah Sakit Daerah (RSD) Mardi Waluyo Kota Blitar merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah tipe B non pendidikan yang ada di Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 19 November 2013, para kepala ruang rawat inap mengungkapkan bahwa beker ja di r uang rawat inap di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar memiliki stres kerja yang tinggi. Sumber stres kerja yang dialami perawat, berkaitan dengan sumber daya perawat yang tidak seimbang dengan jumlah pasien, keberagaman diagnosa pasien, komplain dari pasien atau keluarga, alat-alat medis penunjang yang tidak tersedia dengan baik, keterbatasan r uangan, dan metode 319 Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat (Ahsan dan Adine Yenie Cahyaning Pradyanti) penugasan yang belum berjalan efektif. Dari uraian diatas, ditemukan beberapa gambaran perawat mengalami stres kerja yang selanjutnya akan diteliti. Berdasarkan penelitian Mathew (2013), dikatakan bahwa ada hubungan terbalik antara stres dan kepuasan kerja, seperti stres meningkat, maka kepuasan kerja akan menur un. Akibatnya, peningkatan stres umumnya bisa menyebabkan penur unan kepuasan kerja dan penur unan kualitas kehidupan. Hal ini dapat berkontribusi untuk menimbulkan potensi bagi perawat untuk meninggalkan profesi dan sebagai konsekuensi akhir jumlah perawat akan berkurang. Teori yang mendukung hasil penelitian di atas adalah teori oleh Herzberg (As’ad, 2006) dikatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu faktor motivasi motivation factor) yang disebut juga dengan satisfaction atau intrinsic motivation dan faktor kesehatan (hygienes) yang juga disebut dissatisfaction at au ekstrinsic motivation. Berdasarkan fenomena dan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti kekuatan “Hubungan Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar”, BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional (Nursalam, 2008). Rancangan deskriptif korelasional ini menggambarkan hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja perawat di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap biasa di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, artinya seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap biasa RSD Mardi Waluyo Kota Blitar dan bersedia menjadi responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, yang terdiri dari tiga kuesioner. Kuesioner satu berisi data umum responden. Kuesioner dua berisi pertanyaan tentang stress kerja yang diukur menggunakan tiga indikator stres kerja, yaitu gangguan fisiologis, gangguan psikologis, dan perubahan perilaku. Kuesioner tiga berisi pertanyaan tentang kepuasan kerja berdasarkan teori Herzberg (As’ad, 2006). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan pearson product momentdan hasil dari uji validitas dinyatakan valid untuk semua item pertanyaan. Uji reliabilitas menggunakan alpha-cronbach dan dinyatakan reliabel dengan koefisien keandalan kuesioner stres kerja sebesar 0,74, kuesioner kepuasan kerja 0,73. Analisis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja perawat. Jenis data dalam penelitian ini adalah ordinal dan ordinal, maka analisis bivariat non-parametrik pada penelitian ini menggunakan uji statistik uji korelasi Spearman, yaitu untuk menguji tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel. Pengolahan data ini dilakukan dengan program SPSS for Windows. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian tentang karakteristik usia responden RSD Mardi Waluyo Kota Blitar menggambarkan bahwa dari 61 orang responden, usia terbanyak rentang antara 26 sampai 35 tahun sebanyak 41 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian perawat RSD Mardi Waluyo Kota Blitar termasuk dalam usia dewasa muda atau dewasa awal. Berdasarkan jenis kelamin dari 61 orang responden, sebanyak 43 orang (70,5%) berjenis kelamin perempuan dan 18 orang (29,5%) berjenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perawat RSD Mardi Waluyo Kota Blitar berjenis kelamin perempuan, berarti profesi perawat didominasi oleh perempuan. Alasan individu menjadi perawat salah sat u nya adalah pekerjaan perawat identik dengan pekerjaan perempuan, yaitu merawat orang lain. Karakteristik pendidikan responden menunjukkan bahwa perawat di RS Mardi Waluyo Blit a r masi h d idom i nasi oleh p e nd id i k a n vok a sion a l. Seba nya k 38 orang (62,3%) responden ber pendidikan 320 Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 318–323 D3 Keperawatan dan 23 orang (37,7%) berpendidikan S1 Keperawatan (Ners). Stres kerja perawat di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar mayoritas tingkat sedang sebesar 62,3%, 34,4% mengalami stres kerja ringan dan sebagian kecil yaitu 3,3% perawat yang mengalami stres kerja berat. Hal ini berarti perawat di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar terdapat sebagian kecil perawat yang belum mampu memanajemen stres kerja sehingga berpotensi terjadi depresi terhadap pekerja. Tingkat stres kerja berdasarkan jenis kelamin perawat didapatkan data 61 orang perawat di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar, 21 orang mengalami stres kerja ringan, 17 orang diantaranya merupakan perempuan dan 4 laki- laki. Sedangkan responden yang mengalami stres kerja sedang, dari 38 orang yang berjenis kelamin perempuan 24 orang dan laki-laki 14 orang. Responden yang mengalami stres kerja berat adalah 2 orang perempuan. Perawat yang berjenis kelamin perempuan lebih rentan terkena stres. B e r d a s a r k a n t i n g k a t k e p u a s a n kerja perawat menunjuk kan bahwa dari 61 responden, 2 orang (3,3%) memiliki kepuasan kerja rendah, 42 orang (68,9%) memiliki kepuasan kerja sedang, dan 17 orang (27,9%) memiliki kepuasan kerja tinggi. Ti ng k at ke pu a sa n ke r ja pe r awat berdasarkan jenis kelamin, didapatkan data dari 61 responden, terdapat 2 orang perempuan dengan kepuasan kerja rendah. Kepuasan kerja perawat sedang sebanyak 42 orang, terdiri dari 15 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. Kepuasan kerja perawat tinggi sebanyak 14 orang, terdiri dari 3 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Sebagian besar perawat perempuan memiliki kepuasan kerja sedang. Terdapat hubungan bermakna di antara kedua variabel. Hasil uji korelasi Spearman Rank pada penelitian ini menunju k kan bahwa besar korelasi (r) antara variabel 1 dan 2 adalah 0,674 yang berarti korelasi tingkat stres kerja perawat dengan tingkat kepuasan kerja perawat adalah kuat. Nilai tersebut masuk dalam rentang interval korelasi 0,60–0,799 yang berarti korelasi kuat. Nilai korelasi bernilai negatif (-) berarti dua variabel memiliki hubungan terbalik, yaitu semakin tinggi stres kerja perawat, maka kepuasan kerja perawat semakin rendah. Dengan demikian, H0 ditolak. PEMBAHASAN Tingkat stres kerja perawat sebagian besar mengalami stres kerja sedang. Tingkat stres kerja perawat di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar sebagian besar mengalami stres kerja sedang diduga karena masa kerja pegawai yang tergolong cukup berpengalaman dalam mengelola dan mengikuti kebiasaan di rumah sakit maupun ruangan. Masa kerja lebih dari dua tahun dapat memberikan gambaran bahwa pegawai telah mampu beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan, sehingga tingkat stres kerja pun cenderung sedang. Hasil penelitian ini menunju k kan adanya 2 perawat dengan stres kerja berat. Menurut penelitian Vita Yustiya (2010), pada stres kerja tinggi, seseorang akan merasakan per ubahan f isiologis, psikologis, bahkan perubahan perilaku. Pada stres kerja perawat sedang, seseorang akan merasakan terjadinya Tabel 1. Tabel Tingkat Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat Tingkat stres perawat Tingkat kepuasan kerja perawat Total Ringan Sedang Tinggi Ringan 0 10 11 21 Sedang 2 30 6 38 Berat 0 2 0 2 Total 2 42 17 61 Uji korelasi Rank-Spearman (r) -0,674 Signifi kansi (ρ) 0,000 321 Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat (Ahsan dan Adine Yenie Cahyaning Pradyanti) perubahan fisik dan psikologis dalam dirinya, namun ia masih mampu mengendalikan sehingga tidak sampai mengubah perilaku orang tersebut. Sedangkan perawat yang mengalami stres kerja rendah akan tetap stabil dalam menjalani pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa ada perawat yang mengalami gangguan fisiologis, psikologis, dan perilaku di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. D it i njau d a r i seg i k a r a k t e r ist i k pekerjaan, pekerjaan perawat tergolong pekerjaan yang membutuhkan profesionalisme tinggi. Menurut Iwan Sain, 2014, keperawatan adalah suatu bentuk perawatan profesional ya ng mer upa ka n bag ia n i nteg ral d a r i pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Perawat selalu dituntut profesional dalam setiap tindakan. Keprofesionalan akan mempengaruhi tingkat stres kerja individu dalam menjalankan tugas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat kepuasan kerja sedang. Kepuasan kerja perawat di RSD Mardi Waluyo yang sebagian besar adalah sedang menunjukkan bahwa sebagian besar perawat merasa cukup puas dengan pekerjaan yang dijalankan selama ini. Ti ng k at ke pu a sa n ke r ja pe r awat menggambarkan kesukaan atau ketidaksukaan perawat terhadap pekerjaannya (Mathew, 2013). Bila terdapat sebagian kecil perawat yang memiliki kepuasan ker ja rendah, diduga perawat tersebut memiliki perasaan k e t i d a k s u k a a n t e r h a d a p p e k e r j a a n . Ketidaksukaan individu terhadap pekerjaan berdampak adanya niat untuk meninggalkan pekerjaan (Mutukrisnhan, 2011). Meskipun hasil penelitian menunjukkan jumlah kecil perawat yang memiliki kepuasan kerja rendah, perawat tersebut harus mendapat motivasi eksternal yang baik agar tidak ada keinginan meninggalkan pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan hampir separuh perawat memiliki kepuasan kerja tinggi. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebut uhan yang baik dan telah mampu membentuk aktualisasi diri sebagai perawat di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. Seperti yang dipaparkan dalam teori Maslow bahwa pemenuhan kebut uhan yang baik dapat memenuhi aktualisasi diri perawat. Hanya sekitar sepertiga dari perawat dapat memenuhi aktualisasi diri terhadap pekerjaannya. Ada hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja perawat di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa antara stres kerja perawat mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan kerja perawat dengan arah korelasi negatif. Korelasi negatif bermakna semakin tinggi stres kerja maka kepuasan kerja semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan kekuatan korelasi antar kedua variabel menunjukkan hubungan kuat dengan nilai korelasi sebesar 0,674. Penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Neenu, (2013) berjudul Effect of Stress on Job Satifaction among Nurses in Central Kerala yang menyebutkan bahwa semakin tinggi stres kerja perawat maka kepuasan kerja perawat semakin rendah. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian di atas adalah penelitian oleh Simin Bemana, et al, (2013) berjudul The Relationship among Job Stress and Job Satisfaction in Municipality Personnel in Iran dikatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara stres kerja dengan kepuasan kerja perawat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Semakin tinggi tingkat stres kerja maka tingkat kepuasan kerja semakin rendah dengan tingkat korelasi hubungan kuat. Saran Pihak manajerial rumah sakit perlu mempertimbangkan dalam hal pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan terkait stres kerja dan kepuasan kerja yang dialami perawat. Ba g i p e nel it i s el a njut nya p e rlu mempertimbangkan dalam pemilihan desain penelitian yang dapat mengukur variabel stres kerja dan kepuasan kerja dalam minimal dua kali pengukuran agar terlihat perbedaan dalam waktu yang berbeda dan pemilihan instrumen 322 Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 318–323 penelitian untuk observasi secara langsung perubahan fisiologis, psikologis, dan perilaku perawat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut tentang stres kerja dan kepuasan kerja perawat. KEPUSTAKAAN As’ad. 2006. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Cetakan kesebelas. Yogyakarta: Liberty. Bemana, Simin, et al. 2013. The Relationship among Job Stress and Job Satisfaction in Municipality Personnel in Iran. World Applied Science Journal 22 (2): 233- 238. Breuklin, Selsbi Rihulay. 2012. Perbedaan Tingkat Stres Kerja Perawat di Unit Rawat Inap dan Perawat Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum dan Rumah Sakit Panti Wilasa dr. Cipto Semarang. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Chanafi e, Djuariah. 2005. Hubungan Presepsi Perawat Pelaksana tentang Jenjang Karir dengan Kepuasan Kerja di RSUD Budhi Asih Jakarta. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Dwijayanti, W. 2010. Stres Kerja pada Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RS Krakatau Medika tahun 2010. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Febriany, Mimi. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Triase IGD RS. Dr. Djamil Padang tahun 2009. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Greenberg, J.S. 2006. Comprehensive Stress Management. Edisi 7. New York: McGraw-Hill Company, Inc. Hasibuan, H.H.S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ketiga. Jakarta: Bumi Aksara. Henny. 2007. Hubungan Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Customer Care pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Bekasi. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Indriyani, A. 2009. Pengaruh Konfl ik Peran Ganda dan Stres Kerja terhadap Kinerja Perawat Wanita di Rumah Sakit. Tesis. Fakultas Manajemen. Universitas Diponegoro. Diakses pada 18 Oktober 2013 dari http://eprints.undip.ac.id. Mathew, M.N.A. 2013. Effect of Stress on Job Satisfaction among Nurses in Central Kerala.Journal of Business and Management, 7(2), 47. Molouk dan Ali Khani. 2012. Evalution of the Nurses’ Job Satisfaction, and Its Association with Their Moral Sensitivities and Well-being. Journal of Clinical and Diagnostic Research. Vol. 6(10): 1761–1764. Mukarommah, Nur., et al. 2007. Hubungan Pe ndidik an dan Kine r ja de ngan Kepuasan Kerja Perawat di Ruang R a w a t I n a p R S U D K a b u p a t e n Pamekasan. Manuskrip. Munandar, A.S. 2004. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-press. Munandar, A.S. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-press. Muthmainah S, Iin. 2012. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja di Ruangan ICU Pelayanan Jantung Terpadu dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Skripsi. Depok: UI lib. Muthukrishnan, N, et al. 2011. Factors Driving Occupational st ress of Employees Working in hospital in Dehradun. International Journal of Research in IT & Management. 61:77. Nakakis Konstantinos, O.C. 2008. Factors Infl uencing Stress and Job Satisfaction of Nurses Working in Psychiatric Units: A Research Review.Health Science Journal, 2(4). Notoadmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n I l m u Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa: Renata Komalasar i, d k k. Jakar ta: EGC. Price. 2003. Professional Turnover: the Case for Nurses. New York: Medical and Scientifi c Books. 323 Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat (Ahsan dan Adine Yenie Cahyaning Pradyanti) Robbins, Stephen. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia. Rosnawati, M.R., et al. 2010. The Bahasa Melayu Version of The Nursing Stress Scale Among Nurses: A Reliability Study in Malaysia. Asia-Pasifi c Journal of Public Health. 22(4), 501–504. S, Timoteus. 2011. Teori Motivasi Abraham H. Maslow dan Penerapannya dalam Manajemen. Skripsi. Depok: UI lib. Sain, Iwan. 2014. Keperawatan Profesional. Presentasi dalam Seminar Keperawatan Januari 2014. Sari, Perdana. 2012. Gambaran Kepuasan Kerja pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara. Sk r ipsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Siagian, S.P. 2004. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Siagian, S.P. 2005. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Waluyo. 2009. Psikologi Teknik Industri. Jakarta: Graha Ilmu. Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC. Yustiya, Vita. 2010. Forgiveness dan Stres Kerja terhadap Perawat. Sk r ipsi. Malang: UMM press.