NERS Vol 10 No 2 Okt 2015.indd 324 KESELAMATAN PASIEN BERBASIS KNOWLEDGE MANAGEMENT SECI SEBAGAI PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN (Patient Safety Based Knowledge Management SECI to Improve Nusrsing Students Competency) Joanggi Wiriatarina Harianto*, Nursalam**, Yulis Setiya Dewi** *STIKes Muhammadiyah Samarinda, East Borneo Email: joanggiwh@gmail.com **Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya ABSTRAK Pendahuluan: Keselamatan pasien merupakan komponen penting dari kualitas pelayanan kesehatan, dan prinsip- prinsip dasar dalam merawat pasien. Mahasiswa keperawatan berpotensi melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan pasien, karena rumah sakit merupakan salah satu tempat praktek mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa keperawatan dengan menggunakan pendekatan model keselamatan pasien berbasis knowledge management SECI. Metode: Penelitian ini menggunakan survei eksplorasi, dan eksperimen kuasi. Sampel adalah beberapa mahasiswa keperawatan yang sedang magang dari STIKes Muhammadiyah Samarinda dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling, total 54 siswa. Variabel penelitian ini adalah Kompetensi mahasiswa keperawatan dan model keselamatan pasien berbasis knowledge management SECI. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Data dianalisis menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan setelah diterapkan model keselamatan pasien berbasis knowledge management SECI dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa keperawatan. Diskusi: Peningkatan kompetensi mahasiswa dalam keselamatan pasien menggunakan knowledge management SECI dilakukan dalam empat tahap, yaitu Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi, dan Internalisasi. Hasilnya adalah pengetahuan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam keselamatan pasien. Kata Kunci: keselamatan pasien, knowledge management, SECI, kompetensi ABSTRACT Introduction: Patient safety is an important component of health services quality,and basic principles of patient care. Nursing students also have a great potential to make an action that could endanger the patient, because hospital is one of student practice area. The purpose of this study was to improve the nursing students competency in patient safety by using knowledge management SECI approached. Methods: The study used exploratory survey, and quasy experiment. The samples were some of nursing students of STIKes Muhammadiyah Samarinda who were on internship programme that selected using simple random sampling technique, in total of 54 students. This research’s variables were the knowledge management SECI based-patient safety and nursing student’s competency. The data were collected by using questionnaires and observation. The data were analyze by using Partial Least Square (PLS). Results: The result showed that there were significant influence the implementation of a model patient safety based knowledge management seci on increased competence nursing students. Discussions: Improved student competency in patient safety using SECI knowledge management was carried out in four phases, that is Socialization, Externalization, Combination, and Internalization. The result was a new knowledge related to patient safety that able to improve the student’s competency.. Keywords: Patient safety, Knowledge management, SECI, competency PENDAHULUAN Keselamatan pasien (patient safety) saat ini telah menjadi isu global dan nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan komponen kritis dari manajemen mutu World Health Organization (WHO) tahun 2004. Rumah sakit sebagai salah satu lahan praktik klinik untuk mahasiswa keperawatan, tidak menutup kemungkinan mahasiswa melakukan kesalahan. Mahasiswa keperawatan memiliki keterbatasan pengalaman klinis sehingga berisiko melakukan kesalahan dalam memberikan pengobatan atau tindakan kepada pasien, sehingga ketika memberikan tindakan atau pengobatan kepada pasien dapat membahayakan kondisi pasien ketika dilakukan dengan tidak sempurna atau salah dalam melakukan suatu prosedur (Khasanah, 2012). 325 Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge Management SECI (Joanggi Wiriatarina Harianto, dkk.) K e s a l a h a n d a l a m m e m b e r i k a n pengobatan atau tindakan kepada pasien sehingga membahayakan kondisi pasien bertentangan dengan Sasaran Keselamatan pasien sesuai dengan yang ada dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit (2011). Kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat sedang melaksanakan praktik sangat sulit didapatkan datanya. Kesalahan yang dilakukan mahasiswa pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu kesalahan dalam pemberian obat dan kesalahan dalam prosedur tindakan (Khasanah, 2012). Fokus dari keselamatan pasien adalah untuk meminimalkan risiko bahaya bagi pasien dan penyedia layanan baik melalui efektivitas sistem dan kinerja individu. Pendidikan keperawatan di berbagai negara memiliki tantangan untuk memasukkan prinsip-prinsip penerapan keselamatan pasien ke dalam pendidikan klinik. Mendorong mahasiswa keperawatan untuk mengaplikasikan standar nasional keselamatan pasien, berpikir kritis, dan perencanaan pelayanan keperawatan membantu untuk menyiapkan mahasiswa dengan dasar-dasar yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan yang aman bagi pasien (Fura, et al., 2014). Mahasiswa keperawatan dalam menempuh studinya dibagi ke dalam 2 tahap yaitu tahap akademik dan tahap profesi. Lahan praktik mahasiswa keperawatan tidak hanya di laboratorium namun juga di rumah sakit. Mahasiswa keperawatan pada saat dinas atau praktik di rumah sakit perlu untuk mengetahui tentang sasaran keselamatan pasien yang berlaku di rumah sakit. K n o w l e d g e M a n a g e m e n t - S E C I (Socialization, Externalization, Combination, and Internalization) merupakan suatu cara u nt u k memba ng u n su at u penget a hu a n bar u unt uk menduk ung organisasi dari pengetahuan, pengalaman dan kreativitas para staf untuk perbaikan organisasi (Nawawi, 2012). Manajemen pengetahuan yang selama ini dibicarakan dalam kalangan akademik atau organisasi hanya sebatas manajemen informasi, organisasi dalam hal ini adalah institusi pendidikan, sedangkan staf adalah dari dosen internal, clinical educator dan mahasiswa sendiri. Pengetahuan, pengalaman, informasi baik dari dosen, clinical educator, dan mahasiswa akan dilakukan konversi pengetahuan menggunakan model SECI (socialization, externalization, combination and internalization). Metode SECI digunakan karena dengan metode ini fokus penciptaan pengetahuan baru untuk mengatasi masalah yang ada dimulai dari individu. Pengetahuan tersebut dikumpulkan dan kemudian dibekukan dalam sebuah perusahaan sehingga dapat menjadi pengetahuan bagi orang lain. Perusahaan dalam penelitian ini adalah institusi pendidikan tempat mahasiswa menempuh program praktik profesi Ners. Alasan kenapa yang dibentuk dalam penelitian ini adalah suatu pengetahuan adalah karena pengetahuan merupakan suatu dasar seorang individu dalam berpersepsi, bersikap yang pada akhir nya mendasari individu dalam ber perilaku (Ivancevich, Konopaske, Matteson; 2009). Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa keperawatan sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan adalah eksploratif survey dengan pendekatan cross sectional untuk tahap pertama, dan quasy experiment untuk tahap kedua. Populasi dalam penelitian sejumlah 62 mahasiswa STIKes Muhammadiyah yang menjalani program pendidikan profesi Ners. Sampel penelitian dipilih menggunakan simple random sampling sejumlah 54 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah keselamatan pasien berbasis k nowledge management SECI dan kompetensi mahasiswa keperawatan. Karakteristik demografi dalam penelitian ini yang diambil adalah jenis kelamin, usia, dan suku. Variabel keselamatan pasien terdiri dari sub variabel ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko jatuh. Masing-masing 326 Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 324–331 variabel keselamatan pasien dilihat dari setiap aspek knowledge management SECI (socialization, externalization, combination, internalization). Faktor psikologis yang diteliti dalam ada 5 sub variabel yaitu persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi, sedangkan untuk variabel organisasi yang dilihat hanya pada satu sub variabel yaitu desain pekerjaan. Dat a di k u mpul kan mengg u na kan k uesioner dan obser vasi. A nalisis data menggunakan Partial Least Square (PLS). HASIL B e r d a s a r k a n ke s el u r u h a n h a s i l pengujian hipotesis, maka dapat diketahui jalur signifikan, menggambarkan model hasil penelitian ini yaitu variabel kemampuan p si kolog i s s e r t a v a r i a b el o r g a n i s a si berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa keperawatan dalam keselamatan pasien. Hasil temuan menunjukkan ada dua indikator dari kemampuan psikologis meliputi sikap dan motivasi mempengaruhi kompetensi mahasiswa keperawatan dalam keselamatan pasien. Pada variabel organisasi hanya ada satu faktor yaitu desain pekerjaan, dan desain pekerjaan ini mempengar uhi kompetensi mahasiswa keperawatan dalam keselamatan pasien. Terdapat tiga indikator yang tidak valid yaitu persepsi, belajar dan kepribadian sehingga indicator tersebut direduksi karena nilai outer loading yang kurang dari 0,5. Lima belas indikator yang lain dinyatakan valid di mana nilai outer loading yang dihasilkan telah sesuai dengan kriteria yang diharapkan yaitu di atas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa indikator di dalam struktural telah memenuhi uji validitas. Gambar 1. Nilai outer loading untuk variabel penelitian dari hasil analisismenggunakan Partial Least Square (PLS) Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis No Variabel Path coeffi cients Standar error T-statistic Ket 1. Pengaruh faktor psikologis terhadap keselamatan pasien berbasis knowledge management SECI 0,488 0,073 6,719 Signifi kan 2. Pengaruh faktor organisasi terhadap keselamatan pasien berbasis knowledge management SECI. 0,431 0, 093 4,936 Signifi kan 3. Pengaruh model keselamatan pasien berbasis knowledge management SECI terhadap k o m p e t e n s i m a h a s i s w a keperawatan 0,787 0,060 13,059 Signifi kan 327 Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge Management SECI (Joanggi Wiriatarina Harianto, dkk.) Va r iabel psi kologis d a n va r iabel organisasi secara umum mempengar uhi keselamatan pasien berbasis k nowledge m a n a g e m e n t S E C I y a n g a k h i r n y a me n i ng k at k a n komp et e n si m a h a siswa ke p e r awat a n . Komp e t e n si m a h a si s wa yang berkaitan dengan keselamatan pasien tersebut adalah pemasangan gelang identitas, dok u me nt a si SBA R , p e mbe r ia n obat , verifikasi pra intra dan post operasi, universal precaution, dan penilaian risiko jatuh pada pasien. Pemasangan Gelang Identitas Pasien Berdasarkan hasil analisis pertama menggunakan wilcoxon signed rank test untuk uji coba modul 1 keselamatan pasien: terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi pemasangan gelang identitas pasien pada kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan nilai signifikansi sebesar p-value 0,008 < α (0,05). Hasil analisis data mengg u nakan tek nik Uji Mann W hitney U pada saat sebelum diberikan perlakuan (pretest) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada tabel dapat di lihat bahwa signifikansi sebesar p-value 0,342 > α (0,05), artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada saat pretest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum intervensi. Setelah diberikan perlakuan (post-test) nilai signifikansi p-value sebesar 0,042 < α (0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada saat post-test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah Intervensi. Dokumentasi SBAR Berdasarkan hasil analisis pertama menggunakan wilcoxon signed rank test untuk uji coba modul 2 keselamatan pasien: terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi dokumentasi SBAR pada kelompok perlakuan antara sebelu m dan sesudah diber ikan intervensi dengan p-value 0,003 < α (0,05). Hasil analisis data mengg u nakan tek ni k uji mann whit ne y U pada saat sebelum diberikan perlakuan ( pretest) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada tabel dapat di lihat bahwa signifikansi sebesar p-value 0,542 > α (0,05), artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada saat pretest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum intervensi. Setelah diberikan perlakuan ( post-test) nilai signifikansi p-value sebesar 0,025 < α (0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada saat post-test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah Intervensi. Pemberian Obat Berdasarkan hasil analisis pertama menggunakan Wilcoxon signed rank test untuk uji coba modul 3 keselamatan pasien: terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi pemberian obat pada kelompok perlakuan antara sebelu m dan sesudah diber ikan intervensi dengan p-value 0,005 < α (0,05). Hasil analisis data mengg u nakan tek ni k uji mann whit ne y U pada saat sebelum diberikan perlakuan ( pretest) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada tabel dapat di lihat bahwa signifikansi sebesar p-value 0,548 > α (0,05), artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada saat pretest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum intervensi. Setelah diberikan perlakuan ( posttest) nilai signifikansi p-value sebesar 0,026 < α (0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada saat posttest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah Intervensi. Verifikasi Pra Intra dan Post Operasi Berdasarkan hasil analisis pertama menggunakan wilcoxon signed rank test untuk uji coba modul 4 keselamatan pasien: terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi verifikasi pra, intra dan post operasi pada kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan p-value 0,005 < α (0,05). Hasil analisis data menggunakan teknik uji mann whitney U pada saat sebelum diberikan perlakuan (pretest) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada tabel dapat di lihat bahwa signifikansi sebesar p-value 0,317 > α (0,05), artinya tidak terdapat perbedaan yang 328 Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 324–331 signifikan pada saat pretest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum inter vensi. Setelah diberikan perlakuan ( post-test) nilai signifikansi p-value sebesar 0,002 < α (0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada saat post-test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah Intervensi. Universal Precaution Berdasarkan hasil analisis pertama menggunakan Wilcoxon signed rank test untuk uji coba modul 5 keselamatan pasien: terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi universal precaution pada kelompok perlakuan antara sebelu m dan sesudah diber ikan intervensi dengan p-value 0,002 < α (0,05). Hasil analisis data mengg u nakan tek nik Uji Mann W hitney U pada saat sebelum diberikan perlakuan ( pretest) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada tabel dapat di lihat bahwa signifikansi sebesar p-value 0,317 > α (0.05), artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada saat pretest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum intervensi. Setelah diberikan perlakuan ( post-test) nilai signifikansi p-value sebesar 0,004 < α (0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada saat post-test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah Intervensi. Penilaian Risiko Jatuh Berdasarkan hasil analisis pertama menggunakan Wilcoxon signed rank test untuk uji coba modul 6 keselamatan pasien: terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi penilaian risiko jat uh pada kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan p-value 0,002 < α (0,05). PEMBAHASAN Pengaruh Kemampuan Psikologis terhadap Keselamatan Pasien Berbasis SECI sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan Ke m a mpu a n psi kolog is mel iput i persepsi, sikap, kepribadian, motivasi, dan belajar. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor psikologis berkontribusi dalam penerapan keselamatan pasien berbasis knowledge management SECI sebagai upaya peningkatan kompetensi mahasiswa. Persepsi merupakan proses pemberian arti (kognitif ) terhadap lingkungan oleh se se or a ng. P rose s p e r se psi b e rk a it a n dengan kognitif atau dalam hal ini adalah pengetahuan. Persepsi dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa keperawatan terkait dengan keselamatan pasien. Hasil penelitian sebagian besar pada kategori baik, dalam hal ini mengartikan bahwa pengetahuan yang selama ini diberikan atau diterima oleh mahasiswa telah menghasilkan persepsi baik. Idealnya persepsi mahasiswa keperawatan tentang keselamatan pasien yang baik akan menghasilkan perilaku dan sikap yang baik atau positif. Robbins (2007) mengartikan sikap sebagai per nyataan evaluatif baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu atau peristiwa. Sebagai landasan dalam sikap adalah pengetahuan, dalam hal ini berkaitan dengan pengetahuan mahasiswa akan keselamatan pasien sehingga akan mempengaruhi sikap mahasiswa dalam memberikan tindakan yang berkaitan dengan keselamatan pasien. Sikap negatif sebagian besar mahasiswa terkait keselamatan pasien bisa disebabkan oleh berbagai hal. Kepribadian merupakan seperangkat k a r a k t e r i s t i k y a n g r e l a t i f m a n t a p , kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor-faktor keturunan dan faktor-faktor sosial,kebudayaan, dan lingkungan (Herman, 2007). Pada penelitian didapatkan sebagaimana besar mahasiswa memiliki sikap ekstrovert. Mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert cenderung lebih terbuka, mudah bekerja sama, ramah, memiliki banyak teman, mudah bergaul, terbuka untuk menerima hal-hal baru, namun cenderung lebih agresif, tidak sabar dan hilang kontrol terhadap perasaannya sesuai dengan penelitian yang dilakukan Farida (2007). Latar belakang budaya yang menjadi pembentuk karakter kepribadian mahasiswa yang beragam juga berpengaruh dalam pemberian pelayanan kesehatan (Burke, 2011). 329 Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge Management SECI (Joanggi Wiriatarina Harianto, dkk.) Sub variabel belajar pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa be r a d a pa d a k at egor i cu k up. Belaja r merupakan salah satu proses yang mendasari perilaku. Sebagian besar perilaku dalam organisasi adalah perilaku yang diperoleh dengan belajar. Tujuan dan reaksi emosional dapat dipelajari, arti penggunaan bahasa dapat dipelajari, persepsi dan sikap juga dapat dipelajari belajar dapat didefinisikan sebagai proses terjadinya perubahan yang relatif tetap dalam perilaku sebagai akibat dari praktek. Kemampuan mempelajari suatu hal tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, di mana jenis kelamin sebagian besar mahasiswa adalah perempuan. Laki-laki dan perempuan adalah sama dalam hal kemampuan belajar, daya ingat, kemampuan penalaran, kreativitas, dan kecerdasan. Meskipun beberapa peneliti masih percaya adanya perbedaan kreativitas, penalaran, dan kemampuan antara pria dan wanita (Gibson, 1987). Faktor usia yang sebagian mahasiswa berada pada kategori remaja akhir juga mempengaruhi dalam kemampuan belajar. Proses belajar juga akan berhasil dengan baik apabila metode yang digunakan tidak hanya satu namun bisa bervariasi. Mot iva si u nt u k s e b a g i a n b e s a r mahasiswa masih berada pada kategori rendah. Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalan kan kekuasaan, ter utama dalam ber perilaku (Nursalam, 2014). Hal ini sesuai dengan penelitian Ebright (2006) bahwa motivasi yang melatarbelakangi mahasiswa keperawatan dalam melakukan yang akan mempengaruhi profesionalitas mereka sehingga akhirnya berpengaruh dalam kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Mahasiswa dalam melakukan suatu tindakan tidak terlepas dari motivasi. Motivasi ini bisa berupa motivasi internal maupun eksternal. Motivasi internal pada mahasiswa bisa berupa keinginan untuk berprestasi, mendapatkan pengakuan dari orang lain, atau untuk kebanggaan diri. Sedangkan untuk motivasi eksternal merupakan motivasi yang timbul dari luar misalnya penghargaan, pujian, atau hukuman yang diberikan oleh dosen, teman atau keluarga. Motivasi individu pada umumnya hanya melakukan hal-hal yang menurutnya menyenangkan. Prinsip itu tidak menutup kemungkinan bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang mungkin saja melakukan sesuatu yang tidak disukainya (Nawawi, 2000). Motivasi mahasiswa dalam melakukan tindakan atau terlibat dalam keselamatan pasien yang rendah, bisa terjadi karena adanya faktor dari luar maupun dalam individu mahasiswa sendiri. Motivasi tinggi diharapkan menimbulkan semangat untuk belajar dan menghasilkan prestasi baik pada akhirnya menjadi lulusan atau perawat berkualitas dan profesional. Motivasi rendah seringkali disebabkan karena keinginan untuk menekuni bidang keperawatan bukan berasal dari diri mereka tapi karena paksaan dari orang tua sehingga sesuai dengan teori bila motivasi bukan t umbuh dalam diri sendiri akan cenderung lemah. Selama proses pembelajaran berlangsung terkadang motivasi itu akan meningkat dengan sendirinya, tentu harapan dari pendidik di institusi adalah menghasilkan lulusan yang unggul yang mampu bersaing dan menjaga nama baik institusi. Keselamatan pasien merupakan hal yang penting, sehingga t id a k bisa d iabai k a n. Ke ce nde r u nga n ma ha siswa ma si h rend a h mot iva si nya dalam keselamatan pasien karena merasa kurang dilibatkan apabila berkaitan dengan keselamatan pasien justru akan memperlemah motivasi mahasiswa. Pengaruh Variabel Organisasi terhadap Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge M a n a g e m e n t S E C I s e b a g a i U p a y a Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan. Desain pekerjaan pada penelitian ini didapatkan ada pada kategori yang sama antara cukup dan kurang. Desain pekerjaan merupakan keputusan dan tindakan manajerial yang mengkhususkan kedalaman, cakupan, dan hubu ngan peker jaan yang objek tif guna memenuhi kebutuhan organisasi serta 330 Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 324–331 kebutuhan sosial dan individu pemegang pekerjaan. Desain pekerjaan dikembangkan dengan menekankan pentingnya karakteristik pekerjaan inti seperti yang dipersepsikan oleh pemegang pekerjaan. Pe r b e d a a n i n d iv id u m e r u p a k a n variabel utama dalam mendesain pekerjaan. Pengalaman, kerumitan, kognitif, kebutuhan, nilai, dan persepsi tentang keadilan merupakan perbedaan individu yang mempengar uhi reaksi individu pemegang pekerjaan terhadap cakupan dan hubungan pekerjaan mereka. Perbedaan individu tersebut menjadi tugas dari manajer untuk mengkaji cara meningkatkan persepsi positif terhadap keragaman, identitas, arti, dan balikan sehingga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya prestasi kerja bermutu tinggi dan kepuasan kerja yang tinggi. Dalam hal ini desain pekerjaan yang dimaksud adalah persepsi mahasiswa mengenai lahan praktik yang digunakan saat ini. Latar belakang individu yang beragam juga menyebabkan cara pandang seseorang terhadap lingkungan tempat kerjanya juga berbeda. Lingkungan kerja dalam hal ini adalah lahan praktik mahasiswa. Lahan praktik mahasiswa yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan menyebabkan mahasiswa harus berinteraksi dengan berbagai macam karakter individu. Harapan mahasiswa akan pencapaian yang diperoleh ketika memasuki lahan praktik juga akan berbeda-beda. Penerapan Model Keselamatan Pasien Berbasis SECI terhadap Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan Pemberian model keselamatan pasien berbasis k nowledge management SECI secara signifikan mempengaruhi kompetensi m a h a s i s w a ke p e r aw a t a n . K n o w l e d g e management SECI yang terdir i dar i 4 tahapan yaitu socialization, externalization, combination, dan internalization merupakan suatu cara atau alat bagi sebuah perusahaan atau organisasi untuk membangun suatu pengetahuan, di mana pengetahuan nanti akan dig u nakan oleh organisasi u nt u k mengembangkan dirinya (Nonaka, 2000). Pengetahuan yang dikembangkan di sini adalah tentang keselamatan pasien. Masing- masing tahapan memerlukan waktu untuk menghasilkan pengetahuan yang dapat secara langsung diaplikasikan oleh anggotanya. Tahapan internalizaton adalah tahapan di mana pengetahuan baru akan secara otomatis diterapkan oleh anggota tanpa perlu diingatkan atau diawasi, yang ar tinya pengetahuan ini telah menjadi landasan individu dalam mela k u kan t i nd a ka n at au ber per ila k u. Perilaku didasari oleh pengetahuan maka lebih langgeng daripada perilaku tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo, 2015). Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2007). Faktor mempengaruhi pengetahuan diantaranya umur, pendidikan, pekerjaan, minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi (Mubarak, 2007). Tahap akhir dari knowledge management SECI merupakan penerapan pengetahuan baru yang diperoleh individu untuk melakukan suatu perilaku. Perubahan perilaku individu dalam hal ini memerlukan waktu yang relatif cukup lama. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Model keselamatan pasien berbasis k nowledge management SECI dibangun dari faktor psikologis dan faktor organisasi. Model ini diterapkan untuk meningkatkan ko m p e t e n si m a h a si s w a ke p e r aw a t a n , kompetensi mahasiswa yang ditingkatkan denga n pengg u na a n model i n i ad ala h pemasangan gelang identitas, dokumentasi SBAR, pemberian obat, verifikasi praintra dan post operasi, universal precaution, dan penilaian risiko jatuh. Saran Model keselamatan pasien berbasis k nowledge management SECI ini dapat diterapkan oleh instusi dan r umah sakit untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa ataupun perawat. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti penerapan model knowledge management SECI ini pada asuhan keperawatan. 331 Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge Management SECI (Joanggi Wiriatarina Harianto, dkk.) KEPUSTAKAAN Burke, Patricia M. 2011. Cultural competency of associate degree nursing faculty. 2011. Capella University: Proquest. Ebright, Patricia R., S. Wendy., Kooken, C a r t e r., M o o d y, R o s e a n n e C ., Al-Ishaq, Moza A. Latif Hassan. Mindful attention to complexity: Implications for teaching and learning patient safety in nursing. 2006. Anuual Review of Nursing Education: Proquest. Farida, Umi. 2007. Hubungan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan perilaku agresif pada remaja (di SMA Widya Dharma Turen. Skripsi: Universitas Islam Negeri Malang. Fura, M.L., & Rothenberger, M.C. 2014. Integrating National Patient Safety Initiatives Into Prelicensure Clinical Learning. Journal of Nursing Education, 363–364. Gibson, James l. 1987. Organisasi Perilaku, Struktur,Proses, Jakarta: Erlangga Herman, Sofyandi., Gamiwa, Iwa. 2007. Perilaku organisasional. Yogyakarta: Graha Ilmu Ivancevich, J.M., Konopaske, R., & Matteson, M.T. 2007. Perilaku dan Manajemen O r g a n i s a s i . J a k a r t a : P e n e r b i t Erlangga. Kementerian Kesehatan, R.I. 2011. Standar Ak reditasi Rumah Sak it. Jakar ta: Kementer ian Kesehat an Republi k Indonesia. Khasanah, U. 2012. Tindakan Error Prosedur Ke p e r awat a n: Je n i s d a n Fa k t or Penyebabnya pada Mahasiswa Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fa k u lt a s Ke d ok t e r a n d a n I l mu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jurnal Ners, 191–200. Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan. Jogjakarta: Graha Ilmu. Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nawawi, I. 2012. Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management). Bogor: Ghalia Indonesia. Nonaka, I., Toyama, R., & Konno, N. 2000. SECI, Ba and Leadership: a Unified Model of Dynamic Knowledge Creation. Long Range Planning Elsevier, 5–34. Nonaka, I., Takeuchi, H.1 995.The Knowledge Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Harvard Business School Press. Boston. Mass. Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. Notoat modjo, Soek idjo. 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Robbi n s , St e phe n , P. 20 07. Pe r ila k u Organisasi: Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenallindo.