Vol 9 No 1 April 2014.indd 97 KONTROL DIRI DAN EFIKASI DIRI MENINGKATKAN KEPUASAN IBU MENJALANI PROSES PERSALINAN (Self Control and Self Effi cacy Increase Mother’s Birth Labor Satisfaction) Agustine Ramie*, Yati Afi yanti**, Hening Pujasari** * Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. ** FIK Universitas Indonesia E-mail : agustine178@gmail.com ABSTRAK Pendahuluan: Kontrol diri dan efi kasi diri sangat diperlukan bagi ibu untuk meningkatkan kepuasan menjalani proses persalinan. Penelitian ini bertujuan mengidentifi kasi hubungan antara kontrol diri dan efi kasi diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan di RSUD Ratu Zalecha Martapura dan RSUD Banjarbaru Kalimantan Selatan. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 125 ibu bersalin normal, dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil: Hasil analisis uji korelasi Chi Square menunjukkan ada hubungan antara kontrol diri dan efi kasi diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan ( p value 0.002, α: 0.05) dan ( p value 0.000, α: 0.05). Hasil analisis regresi logistik berganda didapatkan 4 variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan ibu menjalani proses persalinan yaitu kontrol diri, efi kasi diri, penghasilan dan paritas. Diskusi: Variabel paling berpengaruh terhadap kepuasan ibu menjalani proses persalinan adalah penghasilan. Petugas pemberi layanan persalinan perlu memberi dukungan agar ibu bersalin memandang proses persalinan sebagai pengalaman positif dan menyenangkan, sehingga ibu memiliki kepuasan dalam menjalani proses persalinan. Kata kunci: Efi kasi diri, kontrol diri, kepuasan ibu menjalani persalinan ABSTRACT Introduction: Self-control and self-effi cacy are necessary for would-be mothers to enhance their birth labor satisfaction. This research was conducted in Ratu Zalecha public hospital in Martapura and in Banjarbaru public hospital in South Borneo with the aim to identify the relationship between self-control and self effi cacy on the one hand, and birth labor satisfaction on the other hand. Method: Cross-sectional approach with correlative analysis was applied for this research, using 125 samples chosen from normal childbirth using consecutive sampling techniques. Result: The result of Chi-Square correlation test showed that there were some relationships between self-control as well as self-effi cacy and birth labor satisfaction (ρ value 0.002,α: 0.05) and (ρ value 0.000, α: 0.05). There were four variables resulted from double logistic analytical regression that play signifi cant roles in birth labor satisfaction, i.e., self-control, self-effi cacy, family income, and parity. Discussion: The most infl uencing variable in birth labor satisfaction was family income. Labor carers should provide enough support so that would-be mothers can view the process of childbirth as a positive and pleasant experience; hence, birth labor satisfaction will surely be tremendous. Keywords: birth labor satisfaction, self-control, self-effi cacy PENDAHULUAN Bagi banyak perempuan, kelahiran seorang anak merupakan transisi kehidupan y a n g d i g a m b a r k a n s e b a g a i m o m e n t kemenangan, kepuasan dan penghargaan ketika mereka mendapat dukungan dari lingkungannya (Nelson, 2003). Pengalaman traumatis melahirkan hampir selalu dikaitkan dengan keadaan yang kurang baik seperti trauma pada bayi, tekanan psikologis seperti sakit fi sik yang dirasakan merupakan penyebab ketidak puasan ibu dengan pengalaman melahirkannya (Creedy, Shochet & Horsfall, 2000). I b u y a n g m e r a s a p u a s d e n g a n pengalaman persalinannya akan memiliki perasaan bahagia dengan kehadiran bayinya dan akan berdampak pada kemudahan dalam menyesuaikan diri dan memulai peran menjadi ibu. Sebaliknya, traumatik persalinan dapat mempenga r u h i kema mpu a n ibu d ala m mengasuh dan memberikan air susu ibu (ASI) serta mengakibatkan buruknya ikatan ibu dan bayinya (Simkin, 1992). Penelitian Goodman, Mackey dan Tavakoli (2004) menyimpulkan bahwa kontrol diri selama menjalani proses p e r sa l i n a n me r upa k a n fa k t or p e nt i ng 98 Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 97–103 terkait kepuasan ibu dengan pengalaman melahirkannya. Menurut Larkin, Begley, dan Devane (2009) perempuan yang telah berhasil dalam menjalani proses persalinan memiliki dampak meningkatnya harga diri dan merasakan hal itu sebagai suatu prestasi. Sedangkan persalinan yang menyakitkan memiliki dampak psikologis yang menyebabkan kecemasan, depresi dan stres sehingga dapat mengganggu ikatan ibu dengan bayinya dan mengakibatkan efek psikologis jangka panjang bagi ibu maupun keluarganya. Goodman, Mackey dan Tavakoli (2004) menyebutkan bahwa ketidakpuasan persalinan sebagai predisposisi terjadinya aborsi di kemudian hari, kurangnya hasrat dalam berhubungan seksual dengan suami atau memilih melakukan operasi caesar pada persalinan berikutnya. Banyak faktor yang menyebabkan perempuan merasa puas atau tidak puas dalam proses persalinan dan kelahirannya. Penelitian Goodman, Mackey dan Tavakoli (2004) menemukan faktor kontrol diri merupakan faktor yang signif ikan dengan kepuasan persalinan dan meny u mbang sebanyak 59% dari variabel kepuasan persalinan. Sedangkan Efi kasi diri merupakan keyakinan individu untuk mencapai suatu kemampuan yang mempengaruhi setiap peristiwa dalam hidupnya (Bandura, 1994). Lowe (2010) menyebut ka n ba hwa I bu ya ng per na h melahirkan sebelumnya (multipara) memiliki efi kasi diri yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang melahirkan untuk per tama kalinya Ibu yang mampu mempertahankan kontrol diri dengan baik dapat menurunkan dampak nyeri persalinan, dan ibu yang memiliki efi kasi diri yang tinggi menunjukkan tingkat kepuasan dalam menjalani proses persalinan yang lebih baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap perawat, bidan maupu n dok ter yang membant u proses persalinannya (Christiaens & Bracke, 2007). Di Indonesia belum ditemukan data mengenai hubungan antara kontrol diri dan efi kasi diri dengan tingkat kepuasan ibu menjalani proses persalinan, sehingga perlu untuk diteliti lebih lanjut tentang bagaimana hubungan antara kontrol diri dan efi kasi diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan. METODE Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel 125 ibu bersalin normal, dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. penelitian dilakukan di Ruang Bersalin/ nifas RSUD Ratu Zalecha Martapura dan RSUD Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner untuk mengukur kontrol diri menggunakan Labour Agentry Scale (LAS) d ar i Hod net t (2002). Kuesioner u nt u k mengukur ef ikasi diri ibu menggunakan Childbirth Self-Effi cacy Inventory (CBSEI) dari Lowe (2010), dan kuesioner unt uk mengukur kepuasan ibu menjalani proses persalinan menggunakan the Women’s Views of Birth Labour Satisfaction Questionnaire (WOMBLSQ) yang dikembangkan oleh Smith (2001). Prosedur pengambilan data dimulai dengan memilih calon responden yang sesuai dengan kriteria sampel di ruang bersalin/ nifas. Analisis data univariat menguraikan variabel karakteristik demografi responden meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan paritas, serta data katagorik kontrol diri, efikasi diri dan kepuasan ibu menjalani proses persalinan. A n a l i s a d a t a b i v a r i a t u n t u k membuktikan hipotesa penelitian apakah ada hubungan antara kontrol diri, efi kasi diri, dan karakteristik responden dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan. Analisis data multivariat digunakan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dan efi kasi diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan setelah dikontrol oleh variabel confounding dengan pemodelan faktor resiko. Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi logistik ganda dengan tahapan meliputi seleksi kandidat dan pemodelan multivariat. 99 Kontrol Diri dan Efi kasi Diri (Agustine Ramie, dkk) HASIL PENELITIAN Usia responden saat persalinan sebagian besar berada pada kategori usia risiko rendah persalinan (20-35 tahun) sebanyak 85,6 %. Tingkat pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan menengah sebanyak 44,8%. Karakteristik pekerjaan responden, sebagian besar tidak bekerja di luar rumah (ibu rumah tangga) yaitu sebanyak 69,6%. Berdasarkan penghasilan, sebagian besar responden dengan penghasilan keluarga diatas Upah Minimum Regional (UMR) sebesar 84,4%. Sedangkan berdasarkan paritas, sebanyak 56,8% sudah memiliki anak lebih dari satu (multipara). Tabel 1. Kontrol Diri, Efikasi Diri dan Kepuasan Responden Menjalani Persalinan Di RSUD Ratu Zalecha Martapura dan RSUD Banjarbaru Kalimantan Selatan Bulan Mei – Juni 2013 Kategori Jumlah (n) Persentase (%) Kontrol diri Baik Kurang baik 69 56 55,2 44,8 Efi kasi diri Baik Kurang baik 70 55 56 44 Kepuasan responden menjalani persalinan Puas Kurang puas 67 58 53,6 46,4 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kontrol diri yang baik misalnya dengan menyatakan kontrol diri merupakan hal yang penting, merasa r ileks, mampu meng uasai dir i, merasa berhasil menguasai diri saat melahirkan, merasa memiliki kontrol diri yang baik selama menjalani proses persalinan, yaitu sebesar 55,2%. Sebanyak 56% responden memiliki efi kasi diri (keyakinan akan kemampuan diri) dalam menjalani proses persalinan dengan kategori baik. Demikian juga dengan kepuasan ibu dalam menjalani proses persalinan menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa puas dengan proses kelahiran anak mereka yaitu sebesar 53,6 %. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara variabel kontrol diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan menunjukkan bahwa sebanyak 46 responden (66,7%) memiliki kontrol diri yang baik merasa puas dalam menjalani proses persalinan. Ha si l uji st at ist i k me nu nju k k a n bahwa ada hubungan antara kontrol diri dengan kepuasan responden menjalani proses persalinan ( p value 0.002, α: 0.05). Berdasarkan nilai OR dapat disimpulkan bahwa responden dengan kontrol diri yang baik memiliki peluang 3,33 kali merasa puas dalam menjalani proses persalinan dibandingkan dengan responden yang memiliki kontrol diri yang kurang baik. H a si l a n a l i si s hu bu ng a n a nt a r a variabel efikasi diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan menunjukkan bahwa sebanyak 49 responden (70,0 %) yang memiliki efi kasi diri baik, merasa puas dalam menjalani proses persalinan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara efi kasi diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan di RSUD Ratu Zalecha Martapura dan RSUD Banjarbaru ( p value 0.000, α: 0.05). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=4,79 artinya bahwa responden dengan efi kasi diri yang baik memiliki peluang 4,79 kali merasa puas dalam menjalani proses persalinan dibandingkan dengan responden yang memiliki efi kasi diri kurang baik Analisis hubungan antara usia dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan terlihat bahwa sebanyak 58 responden (54,2 %) memiliki usia antara 20 – 35 tahun (resiko rendah persalinan) merasa puas dalam menjalani proses persalinan mereka. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,940, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara usia dengan kepuasan responden menjalani proses persalinan. Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan menunjukkan sebanyak 12 responden (48,0%) yang berpendidikan tinggi, 36 responden (64,3%) yang berpendidikan menengah, serta 19 responden (43,2%) yang berpendidikan dasar memiliki perasaan puas dalam menjalani proses persalinan mereka. 100 Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 97–103 Hasil uji statistik diperoleh p value 0,090 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan responden menjalani proses persalinan. H a si l a n a l i si s hu bu ng a n a nt a r a pekerjaan responden dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden (50 %) yang bekerja di luar rumah dan 48 responden yang tidak bekerja di luar rumah atau ibu rumah tangga (53,6%) memiliki perasaan puas dalam menjalani proses persalinan mereka. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan responden dengan kepuasan mereka menjalani proses persalinan ( p value 0,735, α: 0.05). Analisis hubungan antara penghasilan keluarga dengan kepuasan menjalani proses persalinan menunjukkan bahwa sebanyak 62 responden (58,5%) ya ng mem il i k i penghasilan keluarga di atas Upah Minimum Regional (UMR) dan 5 responden (26,3%) yang penghasilan keluarganya di bawah Upah Minimum Regional (UMR) memiliki kepuasan menjalani proses persalinan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara penghasilan keluarga responden dengan kepuasan mereka dalam menjalani proses persalinan (p value 0.019, α: 0.05). Berdasarkan nilai OR dapat disimpulkan bahwa responden yang penghasilan keluarganya di atas Upah Minimum Regional (UMR) memiliki peluang 3,94 kali untuk merasa puas dalam menjalani proses persalinan dibandingkan dengan responden yang penghasilan keluarganya di bawah Upah Minimum Regional. Berdasarkan pemodelan multivariat d apat disi mpul kan bahwa fa k tor yang signif ikan mempengar uhi kepuasan ibu menjalani proses persalinan adalah kontrol diri, efi kasi diri, penghasilan keluarga dan jumlah anak yang dilahirkan ( par itas). Berdasarkan nilai Odds Ratio (OR) ke empat faktor, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan ibu menjalani proses persalinan adalah penghasilan keluarga. Ibu yang memiliki kontrol diri kurang baik beresiko untuk kurang puas menjalani proses persalinan 2,177 (CI 95% : 0,958 – 4,947) kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki kontrol diri baik, setelah dikontrol oleh variabel efi kasi diri, penghasilan dan paritas. Ibu yang memiliki efi kasi diri kurang baik beresiko untuk kurang puas menjalani proses persalinan 3,152 (CI 95% : 1,380–7,200) kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki efi kasi diri baik, setelah dikontrol Tabel 2. Hasil Pemodelan Akhir Variabel Utama dan Variabel Confounding dengan Kepuasan Responden Menjalani Proses Persalinan Di RSUD Ratu Zalecha Martapura dan RSUD BanjarbaruKalimantan Selatan Bulan Mei – Juni 2013 Variabel B Wald p- value OR (CI 95%) Kontrol diri - Baik 0.778 3.448 0.063 2.177 (0.958- 4.947) - Kurang baik Efi kasi diri -Baik 1.148 7.419 0.006 3.152 (1.380-7.200) -Kurang baik Penghasilan -Di atas UMR -Di bawah UMR 1.217 4.024 0.045 3.377 (1.028 -11.091) Paritas -Multipara 0.847 4.173 0.041 2.334 (1.035-5.262) -Primipara Constant -1.553 18.374 0.000 0.212 101 Kontrol Diri dan Efi kasi Diri (Agustine Ramie, dkk) oleh variabel kontrol diri, penghasilan dan paritas. Pemodelan dengan 4 variabel independen (kontrol diri, efikasi diri, penghasilan dan paritas) mampu memprediksi kepuasan ibu menjalani proses persalinan sebesar 70,4% sedangkan sisanya yait u sebesar 29,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. PEMBAHASAN Ad a beberapa fa k tor yang d apat mempengaruhi kepuasan ibu dalam menjalani proses persalinan yaitu pengalaman ibu mela h i rk a n sebelu m nya , kont rol d i r i, ketidaknyamanan ibu akibat nyeri persalinan, efi kasi diri, harapan ibu terhadap persalinannya. Namun faktor yang paling dominan selain ketidaknyamanan nyeri persalinan adalah kontrol diri dan efi kasi diri (Christiaens & Bracke, 2007). Penelitian lainnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan melahirkan (Goodman, Mackey & Tavakoli, 2004) menemukan bahwa kontrol diri merupakan prediktor kepuasan yang signifi kan dari total kepuasan persalinan. Kontrol diri mer upakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kepuasan persalinan. Tingginya tingkat kontrol diri berbanding lurus dengan tingginya tingkat kepuasan persalinan (Simkin, 1992, dalam Goodman, Mackey & Tavakoli, 2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kontrol diri yang baik dalam menjalani proses persalinan. Ibu yang memiliki kontrol diri yang baik akan mampu menggunakan teknik untuk mengurangi nyeri yang telah di ajarkan maupun berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya. Ibu mampu menguasai diri sehingga ibu tampak lebih tenang, tidak berteriak-teriak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Goodman, Mackey dan Tavakoli (2004) yang menyatakan bahwa variabel kontrol diri memberi kontribusi sebanya k 59% d a r i va r iabel kepuasan persalinan. A nalisis hubu ngan antara kont rol diri dengan kepuasan responden menjalani proses persalinan menu nju k kan bahwa responden yang memiliki kontrol diri yang baik memiliki perasaan puas dalam menjalani proses persalinan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kontrol diri dengan kepuasan ibu dalam menjalani proses persalinan, dimana responden yang memiliki kontrol diri yang baik menyatakan bahwa mereka merasa tenang, rileks, tidak takut dalam menjalani proses persalinan, dapat mengikuti anjuran dan pet unjuk dari penolong persalinan, sehingga mereka memiliki pengalaman yang menyenangkan yang berdampak pada perasaan yang lebih puas dalam menjalani proses persalinan. Dengan demikian hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kontrol diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan gagal ditolak, dengan didukung oleh berbagai penelitian di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki efi kasi diri yang baik dalam menjalani proses persalinan. Ibu yang memiliki efikasi diri yang baik akan ditunjukkan dengan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap nyeri persalinan, tampak tenang, mampu mengendalikan diri sendiri, mampu mengikuti anjuran dari penolong persalinan, mampu mengat u r pernafasan selama ada mules (kontraksi), dapat mengalihkan perhatian, dan mampu menjalani proses persalinan dengan kekuatan sendiri. Lowe, Perrin dan Tanglakmankhong (2010) menyatakan bahwa ibu melahirkan yang memiliki efi kasi diri yang baik akan mampu melak u kan kont rol dir i secara efektif. Efi kasi diri yang baik akan terlihat dari kemampuan ibu beradaptasi terhadap nyeri persalinan, ibu tampak tenang, mampu mengikuti anjuran dari penolong persalinan, dan mampu menjalani proses persalinan dengan kekuatan sendiri. Sedangkan ibu yang efi kasi dirinya kurang baik akan menurunkan kemampuan dalam menyelesaikan persalinan, yang memungkinkan terjadinya persalinan dengan masalah misalnya kurangnya kekuatan mengedan, proses persalinan akan lebih lama, tidak mampu mengikuti anjuran dari penolong 102 Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 97–103 persalinan, ibu menyatakan rasa takut, ibu tampak gelisah dan kurang mampu menguasai diri, sehingga proses persalinan yang dijalani menjadi kurang baik yang mengakibatkan bertambahnya kesakitan pada ibu dan bayi yang menyebabkan pengalaman yang kurang menyenangkan sehingga ibu merasa kurang puas dengan proses persalinannya. Menurut teori Lawrence Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2003) menyatakan bahwa penghasilan merupakan faktor pemungkin (enabling factor) ya ng mempenga r u h i p e r i l a k u s e s e o r a n g. S e s e o r a n g a k a n ber perilaku postif atau negatif terhadap pemberian layanan persalinan juga tergantung pada ketersediaan dana. Bagi pasien yang berpenghasilan tinggi akan merasa mampu membayar mahal dan mudah merasa puas bila pelayanan sesuai dengan kehendaknya, tetapi yang berpenghasilan rendah bahkan yang mendapatkan keringanan bantuan (misalnya dari Program Jaminan Persalinan), mereka akan lebih pasrah dalam menerima layanan persalinan apapun yang diberikan karena ketidakmampuan mereka dalam masalah dana. Dengan demikian hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status penghasilan keluarga dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan gagal ditolak, didukung oleh penelitian Hendriani (2006) dan penelitian Goodman, Mackey dan Tavakoli (2004). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara paritas ( jumlah anak yang pernah dilahirkan) dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan. Hal ini sesuai dengan penelitian Waldenstorm (1999, dalam Goodman, Mackey & Tavakoli, 2004) yang menyatakan bahwa multipara mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi dalam menjalani proses persalinan dibandingkan p r i m ip a r a . Ti n g k a t ke c e m a s a n p a d a primipara lebih tinggi karena pengalaman ini memberikan perasaan bercampur baur antara senang, bahagia dan penuh harapan dengan perasaan khawatir tentang apa yang akan terjadi dalam proses persalinan (Sarah, 2010). Dengan demikian hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status paritas dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan gagal ditolak, dengan didukung oleh berbagai penelitian di atas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Faktor yang mempengaruhi kepuasan responden menjalani proses persalinan adalah kontrol diri, efikasi diri, penghasilan dan paritas responden, sedangkan faktor yang dominan adalah penghasilan responden. Saran Kepada pemberi layanan persalinan d i ha r apk a n d apat membe r i du k u nga n sepenuhnya agar ibu bersalin memandang proses persalinan sebagai pengalaman positif dan menyenangkan ser ta membantu ibu meningkatkan kontrol diri terhadap nyeri yang dialami. Institusi pelayanan persalinan perlu meningkatkan standar pelayanan persalinan menjadi lebih baik sehingga bisa memenuhi atau melampaui harapan ibu yang memiliki penghasilan keluarga diatas UMR maupun yang dibawah UMR. Selanjut nya dapat diteliti dan dikembangkan model motivasi efikasi diri berdasarkan model The ARCS (Attention Relevance Confi dence Satisfaction) yang dikembangkan oleh Killer (1979, 1983) yang berdasarkan pengetahuan peneliti belum pernah dikembangkan di Indonesia. KEPUSTAKAAN Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V.S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of human behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press. Ch ristiaens, W. & Bracke, P.V. (2007). Assessment of social psychological deter minants of satisfaction with childbirth in a cross-national perspective. BMC Pregnancy and Childbirth, 7:26 Christiaens, W., Verhaeghe, M., & Bracke, P. (2010). Pain acceptance and personal control in pain relief in two maternity care models: a crossnational comparison of Belgium and the Netherlands. BMC Health Services Research, 10:268 103 Kontrol Diri dan Efi kasi Diri (Agustine Ramie, dkk) Creedy, D.K., Shochet, I.M., & Horsfall, J. (2000). Childbirth and the development of acute trauma symptoms: Incidence and contributing factors. Birth, 27, 104- 111 Febriani, E. (2001). Tesis analisis kepuasan pasien persalinan nor mal terhadap mutu layanan rumah sakit bersalin budi kemuliaan Jakar ta. Prog ram Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta Goodman, P., Mackey, M.C., & Takavoli, A.S. (2004). Factors related to childbirth satisfaction. Journal of Advanced Nursing 46 (2), 212–219 Hendriani, C. (2006). Tesis analisis harapan dan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan persalinan rumah sakit panti wilasa citar um semarang. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Larkin, P., Begley, C.M., & Devane, D . (2009). Women’s experiences of labour and birth: an evolutionary concept analysis. Midwifery 25, e49–e59. Lowe, N.K. (1993). Maternal confi dence for labor: development of the childbirth self-efficacy inventory. Research in Nursing 6 Health 16(2), 141-149. Lowe, N., Perrin,. A.N. Tanglakmankhong.K. (2010). Childbirth self-effi cacy inventory and childbirth attitudes questionnaire: psychometric properties of thai language versions. Journal of Advanced Nursing. 2010 Blackwell Publishing Ltd. Nelson, M.A. (2003). Transition to motherhood. Journal of Obstetric, Gynecologic and Neonatal Nursing 32(4), 465–477. Sarah,.M,. (2010). Childbirth expectations and decision-making among poor, urban primiparous women. ProQuest Dissertations and Theses. Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2011). Dasar- dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto Smith,.P.F.L,.(2001). Development of a multidimensional labour satisfaction questionnaire: dimensions, validity, and internal reliability. Quality in Health Care 2001;10:17–22.