HUBUNGAN FAKTOR RISIKO ASMA DAN PERILAKU PENCEGAHAN 155 TRADISI MASYARAKAT LOMBOK MEMPENGARUHI PERILAKU ASUPAN GIZI IBU HAMIL (Community of Lombok’s Tradition Effects the Nutrient Intake Behavior in Pregnant Woman) Ni Ketut Alit Armini*, Retnayu Pradanie*, Putu Widhi Sudariani* ABSTRACT Introduction: Tradition about nutrient intake in pregnant women had being spreaded in the society and it can influence the behaviour of pregnant women in the fulfilment of nutrient intake in pregnancy. Lombok area is still following the nutrient intake tradition. The objective of the study was examine the relation between tradition of Lombok community with the nutrient intake behaviour in pregnant woman in the working area of Public Health Center Perampuan, Labuapi District, West Lombok Regency. Method: This study used cross sectional design. The population was all pregnant women that came to the Puskesmas Public Health Center Perampuan, Labuapi District, West Lombok Regency each month. Sample formulation used purposive sampling. Total sample were 45 respondents that were taken according to inclusion criteria. Independent variable was tradition of Lombok community and dependent variable was the nutrient intake behaviour in pregnant woman. Data were collected using questionnaire, interview, respondent observation and dietary recall 24 hours. Data were analyzed with correlation Spearman Rho, with significance value α≤0.05. Result: The result showed that there were corelation between tradition of Lombok community with the knowledge (p=0.002), attitude (p=0.001). Analysis: the action of nutrient intake in pregnant woman of the fulfilment nutrient intake in pregnancy. Discussion: Further studies should do the research to change the negativity behaviour causes by tradition of community, specially for nutrient intake in pregnancy, such as continuously health education. Keywords: tradition, nutrient intake, knowledge, attitude, action *Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Kampus C Mulyorejo Surabaya. Telp/Fax: (031) 5913257 E-mail: alitnik@yahoo.com PENDAHULUAN Berbagai tradisi seputar kehamilan tentang asupan gizi saat hamil beredar luas di masyarakat dan dianggap sebagai suatu kebenaran, sehingga mempengaruhi perilaku ibu hamil. Beberapa tradisi dapat bertahan karena memberikan nasehat yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari, namun, berbagai tradisi tersebut terbukti salah atau tidak efektif jika ditinjau dengan kemajuan kedokteran dan teknologi (Kissanti, 2007). Terdapat berbagai pantangan atau adat kebiasaan yang sebenarnya bertentangan dengan norma gizi di kalangan masyarakat pedesaan, sehingga akan mempengaruhi sikap maupun perilaku ibu hamil dalam memenuhi nutrisi, padahal baik ibu dan janin sangat memerlukan nutrisi yang adekuat (Manuaba, 1999). Menurut studi pendahuluan yang telah dilakukan sebanyak 39 orang, di daerah Lombok masih terdapat beberapa tradisi asupan gizi pada ibu hamil misalnya dilarang makan cumi-cumi, udang, kepiting, ayam, telur, daging, ikan pari, lele dan ikan laut karena dapat mempersulit proses kelahiran dan terjadi perdarahan saat melahirkan, selain itu ibu hamil dilarang makan durian, rambutan, tebu, timun, pisang, nangka karena dapat menyebabkan keguguran (komplikasi kehamilan). Ibu hamil juga tidak diperbolehkan makan jeruk karena dapat meningkatkan lendir pada paru bayi dan resiko kuning saat bayi lahir, namun hubungan tradisi masyarakat Lombok dengan perilaku asupan gizi pada ibu hamil sampai saat ini masih belum jelas. Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia pada tahun 2006 termasuk tertinggi Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 155-160 156 di kawasan Asia, yaitu 307/100.000 kelahiran. Propinsi penyumbang kasus kematian ibu melahirkan terbesar ialah Papua 730/100.000 kelahiran, Nusa Tenggara Barat 370/100.000 kelahiran, Maluku 340/100.000 kelahiran (Annas, 2007). Angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Prevalensi anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi yaitu sekitar 40,1%, dari 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23 (74%) menderita anemia, dan 13 (42%) menderita kekurangan besi (Amiruddin dkk., 2007). Tahun 2003 pada daerah NTB dari 21.450 ibu hamil yang diperiksa terdapat 4.053 (18,90%) yang mengalami kurang energi knonis (KEK), anemia 2.570 (11,98%) kasus, tahun 2004 didaerah Lombok angka kematian bayi tercatat 89 orang per 1000 kelahiran hidup, dan tingkat kematian ibu hamil di daerah Lombok masih sangat tinggi yaitu 400- 890 orang per 100.000 kelahiran hidup (The Lancet, 2008. 215). Pada tahun 2005, di NTB tercatat prevalensi ibu hamil kurang energi kronik 16,7%, ibu hamil dengan anemia gizi besi 45% (Hernawardi, 2008). Sedangkan kejadian bayi lahir dengan gizi buruk menurut Dinas Kesehatan kota Mataram bulan Januari sampai Agustus 2007 berjumlah 82 orang yaitu pada bulan Januari 14 orang, Februari 24 orang, Maret 18 orang, April 5 orang, Mei 5 orang, Juni 4 orang, dan Agustus 12 orang (Dinkes, 2007). Perilaku ibu hamil terhadap tradisi yang ada di masyarakat khususnya dalam hal asupan gizi dapat terbentuk karena berbagai pengaruh atau rangsangan yang berupa pengetahuan dan sikap, pengalaman, kepercayaan, sosial, budaya, serta sarana fisik. Pengaruh atau rangsangan itu bersifat internal dan eksternal dan diklasifikasikan menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku sehat, yaitu faktor predisposisi (predispossing factors), faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor pendorong (reinforcement factors) (Winarsih, 2006). Kepercayaan- kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin, sehingga anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan (Linda, 2004). Banyak peneliti menemukan masalah kurang energi protein di daerah dimana pangan sumber protein tersedia cukup tinggi, tetapi karena kebiasaan kepercayaan dan ketidaktahuan terhadap gizi maka banyak jenis-jenis bahan makanan yang tidak dimanfaatkan (Supariasa, 2001). Perilaku mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Perilaku masyarakat tersebut biasanya bersifat lokal spesifik, terjadi pada golongan, ras atau daerah tertentu, dipengaruhi oleh lingkungan alam, serta sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Penyebab dari perilaku tersebut harus digali secara mendalam agar masyarakat dapat dilibatkan secara aktif dalam menanggulangi. Berdasarkan konsep yang ada, penelitian ini dilaksanakan pada daerah Lombok Barat khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan Kecamatan Labuapi. Hal ini dilakukan untuk menggali hubungan tradisi masyarakat Lombok dengan perilaku asupan gizi pada ibu hamil. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk mencari upaya yang tepat guna mengurangi perilaku masyarakat khususnya ibu hamil yang bertentangan dengan pola hidup sehat. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan cross- sectional design dan purposive sampling. Sampel yang memenuhi kiteria inklusi dan eksklusi sebanyak 45 orang. Kriteria inklusi: 1) kehamilan fisiologis (Skor Poedji Rochjati=2), 2) Masyarakat asli Lombok. Kriteria eksklusi: 1) Ibu hamil sedang menjalani rawat inap, 2) Ibu hamil buta huruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tradisi masyarakat Lombo, sedangkan variabel dependen perilaku supan gizi pada ibu hamil. Instrumen pengumpulan kedua jenis variabel tersebut menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik korelasi Spearman Rho dengan tingkat signifikansi α≤0,05. HASIL PENELITIAN Sebagian besar ibu hamil di Puskesmas desa Perampuan Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat mempunyai sikap negatif (mengikuti tradisi masyarakat Lombok) sebanyak 24 responden (53%) dan yang memiliki sikap positif sebanyak 21 responden (47%). Tingkat pengetahuan ibu hamil Tradisi Masyarakat Lombok (Ni Ketut Alit Armini) 157 sebagian besar baik yaitu dari 45 responden didapatkan sebanyak 31 orang (68%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup dan rendah sebanyak 7 responden (16%). Sikap ibu hamil tentang gizi selama kehamilan positif sebanyak 23 responden (51%) dan 22 responden (49%) mempunyai sikap negatif. Hasil observasi terhadap 45 responden, dapat dilihat bahwa responden yang mengkonsumsi nasi 45 responden (100%), konsumsi lauk 39 responden (93%), mengkonsumsi sayuran sebanyak 19 orang (42%), konsumsi buah-buahan sebanyak 15 orang (33%), konsumsi susu hamil hanya sebanyak 3 orang (7%), dan yang mengkonsumsi makanan selingan sebanyak 8 orang (18%). Berdasarkan dietary recall sebagian besar kebutuhan ibu hamil tidak tercukupi 37 responden (82%), sedangkan kebutuhan ibu hamil yang tercukupi hanya 8 orang (18%). Hasil wawancara 43 responden (93%) mengkonsumsi vitamin sedangkan hanya 3 responden (7%) yang tidak mengkonsumsi vitamin dan responden yang mengikuti tradisi asupan gizi saat hamil sebanyak 30 responden (67%), sedangkan yang tidak mengikuti tradisi asupan gizi pada saat hamil sebanyak 15 responden (33%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi spearman rho (r) menunjukkan ada hubungan bermakna antara tradisi masyarakat Lombok dengan tingkat pengetahuan ibu hamil (tabel 1), tradisi masyarakat Lombok dengan sikap ibu hamil (tabel 2) dan tradisi masyarakat Lombok dengan tindakan yang dilakukan ibu hamil dalam pemenuhan asupan gizi (tabel 3). Tabel.1 Hubungan tradisi masyarakat Lombok dengan tingkat pengetahuan ibu hamil di Puskesmas desa Perampuan Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Juni 2008 Sikap Tradisi Masyarakat Lombok Positif Negatif Total Pengetahuan Baik 19 (42%) 12 (26%) 31 (68%) Cukup 2 (5%) 5 (11%) 7 (16%) Kurang 0 (0%) 7 (16%) 7 (16%) Total 21 (47%) 24 (53%) 45 (100%) Uji Spearman rho (r) : p=0,002 ; r=0,458 Tabel. 2 Hubungan tradisi masyarakat Lombok dengan sikap ibu hamil di Puskesmas desa Perampuan Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Juni 2008 Sikap Tradisi Masyarakat Lombok Positif Negatif Total Sikap Asupan Gizi saat Hamil Positif 16 (36%) 7 (15%) 23 (51%) Negatif 5 (11%) 17 (38%) 22 (49%) Total 21 (47%) 24 (53%) 45(100%) Uji Spearman rho (r) : p=0,001 ; r=0,469 Tabel. 3 Hubungan tradisi masyarakat Lombok dengan tindakan yang dilakukan ibu hamil di Puskesmas desa Perampuan Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Juni 2008 Sikap Tradisi Masyarakat Lombok Positif Negatif Total Tindakan Asupan Gizi saat Hamil Tercukupi 8 (18%) 0 (0%) 8 (18%) Tidak tercukupi 7 (15%) 30 (67%) 37 (82%) Total 15 (33%) 30 (67%) 45 (100%) Keterangan : p = signifikansi r = koefisien korelasi PEMBAHASAN Tradisi masyarakat Lombok terhadap asupan gizi saat hamil diikuti sebagian besar ibu hamil yang asli Lombok (suku sasak) yaitu dari 45 responden, 24 responden (53%) mengikuti tradisi masyarakat tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena tradisi masyarakat Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 155-160 158 telah dijalani secara turun-temurun, selain itu dapat juga disebabkan oleh faktor pengalaman yang telah didapatkan sehingga mempengaruhi tradisi masyarakat Lombok menjadi lebih kuat. Sesuai dengan pendapat Meutia (2001) bahwa sistem medis masyarakat merupakan kompleksitas dari beberapa unsur kebudayaan yang menjadi pandangan hidup anggota masyarakat yang bersangkutan terdiri dari ide, kepercayaan, dan pengetahuan yang mendasari perilaku kesehatan masyarakat. Menurut Pellegrino (1986) yang dikutip oleh Meutia (2001) menyebutkan bahwa tiap kebudayaan telah mengembangkan sistem kesehatan yang mengandung hubungan timbal balik yang tidak terlepas dari pandangan hidup yang berlaku. Menurut Linda (2004) masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab akibat antara makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, pada dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi pada masyarakat Lombok adalah baik (68%). Pengetahuan ibu cukup baik diperoleh dari pendidikan formal maupun informal dan kegiatan promosi kesehatan tentang makanan bergizi bagi ibu hamil. Informasi promosi kesehatan diperoleh baik secara langsung oleh petugas kesehatan ataupun media masa seperti majalah, televisi, radio, koran. Responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 7 orang (16%), disebabkan responden berpendidikan SD dan SMP, serta tidak bekerja. Sesuai dengan pendapat Kuncoroningrat yang dikutip Nursalam & Siti Pariani (2001) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan meghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan. Demikian pula pendapat Notoadmojo (2003) bahwa pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuan. Sebagian besar responden berpendidikan SD (65%) dan SMP (33%). Kondisi tersebut mengakibatkan penerimaan responden terhadap informasi terbatas pada tingkat tahu saja tentang gizi sedangkan penerapan dalam kehidupan masih kurang. Sikap positif dengan sikap negatif ibu hamil memiliki perbedaan yang sangat tipis, terbukti dari 45 responden 23 orang (51%) memiliki sikap positif, sedangkan sikap negatif mengenai asupan gizi sebanyak 22 orang (49%). Hal ini dapat disebabkan karena faktor tradisi masyarakat yang dianut selain itu dapat pula disebabkan karena pengalaman pribadi, orang yang dianggap penting, media masa, sosial ekonomi. Sesuai dengan pendapat Azwar (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media masa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu. Sikap responden positif atau negatif tentang asupan gizi akan diikuti perilaku yang berbeda dari waktu kewaktu dan dari satu situasi ke situasi lain yang mempengaruhinya. Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon yang asih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari atau merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Hubungan tradisi masyarakat Lombok dengan sikap ibu hamil dipengaruhi oleh pemahaman dan motivasi ibu hamil yang Tradisi Masyarakat Lombok (Ni Ketut Alit Armini) 159 kurang dalam pemenuhan asupan gizi karena pengetahuan saja belum mampu membuat seseorang mengubah perilaku. Faktor sosial ekonomi dan tradisi yang ada di masyarakat juga mempengaruhi sikap negatif tersebut. Mayoritas responden percaya terhadap pantangan makanan selama kehamilan karena dapat mengganggu janin dalam kandungan dan kesehatan ibu hamil. Sosial ekonomi yang rendah juga berdampak terhadap kemampuan keluarga untuk menyediakan makanan yang bergizi. Keadaan ini tentu mengakibatkan gizi yang buruk pada anggota keluarga khususnya ibu hamil. Melalui wawancara didapatkan sebagian besar ibu hamil kurang memperhatikan menu makanan yang dibutuhkan selama periode kehamilan. Hasil observasi yang telah dilakukan peniliti ke rumah responden menunjukkan bahwa responden mengkonsumsi makanan sederhana seperti nasi, tempe/tahu goreng dan sayuranSebagian besar responden tidak mengkonsumsi susu saat hamil. Hasil wawancara menunjukkan sebagian besar responden mengatakan bahwa ”Saya hanya makan nasi, lauk-pauk, sayuran....buah tidak saya makan, susu juga tidak” (15 responden). Pemahaman dan motivasi yang kurang serta faktor sosial ekonomi yang rendah menyebabkan hal tersebut terjadi. Sembilan belas (43%) responden memiliki penghasilan keluarga Rp.500.000-1.000.000 per bulan. Menurut Notoatmodjo (2007) kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri manusia). Faktor internal terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor, antara lain sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi dan pendidikan. Responden yang mengikuti tradisi di masyarakat mengatakan” saya tidak pernah minum es, makan nangka, ikan lele, ikan pari, sama cumi-cumi” . Hasil observasi di rumah responden mengenai menu makanan ibu hamil dalam sehari (dietary recall 24 jam) didapatkan 37 responden (82%) tidak memenuhi asupan gizi saat hamil (Rerata angka kecukupan gizi = 1174,7 kkal per hari). Menurut Supariasa (2001) angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan per orang per hari untuk ibu hamil yang berumur 20-45 tahun sebesar 2485 kkal. Literatur lain menjelaskan bahwa makanan yang harus dihindari atau dibatasi selama kehamilan antara lain minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh, karena kopi dapat mempengaruhi berat badan rendah pada bayi (BBLR), keguguran, selain itu cafein juga dapat mengurangi penyerapan zat besi (Kissanti, 2007). Sebagaimana yang dinungkapkan oleh Linda (2004) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan bayi adalah makanan yang diberikan. Dalam setiap masyarakat ada aturan yang menentukan kuantitas, kualitas dan jenis makanan yang seharusnya dan tidak seharusnya dikonsumsi oleh seseorang, sesuai dengan kedudukan, usia, jenis kelamin dan situasi tertentu, misalnya ibu yang sedang hamil tidak diperbolehkan atau dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tertentu. Delapan orang (18%) dari 45 orang yang mengkonsumsi buah dan susu hamil secara rutin dan kebutuhan mereka akan asupan gizi saat kehamilan terpenuhi yaitu sebesar > 2485 kkal perharinya. Hal ini dapat disebabkan karena pemahaman dan motivasi ibu hamil dalam pemenuhan asupan gizinya, pengalaman yang didapatkan ibu sebelumnya maupun karena orang yang dianggap penting. Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yaitu suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan support dari pihak lain misalnya suami, orang tua atau mertua, dan lain-lain. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tradisi masyarakat Lombok yang negatif tentang asupan gizi saat hamil masih diikuti sebagian besar ibu hamil yang asli Lombok (suku Sasak). Walaupun sebagian besar pengetahuan ibu hamil mengenai aupan gizi selama kehamilan baik, namun sikap dan tindakan terhadap pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil masih kurang. Saran Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 155-160 160 Saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan antara lain meningkatkan pemahaman ibu hamil tentang kebutuhan asupan gizi selama kehamilan melalui pendidikan ante natal yang berkelanjutan sehingga dengan pemahaman yang baik dapat merubah sikap dan tindakan yang negatif menjadi positif. Peran dari anggota keluarga terdekat dan perawat sangat penting dalam hal pemantauan dan memberikan dorongan mengenai pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil. KEPUSTAKAAN Amiruddin, dkk, 2007. Evidence Based Epidemologi Anemia Defisiensi Zat Besi pada Ibu Hami di Indonesia, (online), (http://ridwanamiruddin.wordpress.com, diakses tanggal 17 Mei 2008, jam 20.55 WIB). Annas, 2007. Wanita dalam Pembangunan, (online), (http://insidewinme.blogspot.com, diakses tanggal 17 Mei 2008, jam 22.15 WIB). Azwar, Saifuddin, 2007. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm.129, 154. Swasono, Meutia, 2001. Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks Budaya. Jakarta: UIP, hlm. 240-243. Kissanti, Annia, 2007. Sembilan Bulan yang Penuh Keajaiban. Depok: Araska. Manuaba, I.B. Gde, 1999. Memahami Kesehtan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan, hlm. 126. Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam & Siti Pariani, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Info Medika. Supariasa, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Maas, Linda, 2004. Kesehatan Ibu dan Anak: Persepsi Budaya dan Dampak Kesehatannya, (online), (http://library.usu.ac.id/download/fkm/fk m%20linda2.pdf, tanggal 1 Maret 2008, jam 12.08 WIB). Winarsih, dkk., 2006. Pendidikan Kesehatan Mengatasi Keluhan Hamil Pada Ibu-Ibu Hamil, Skripsi Tidak dipublikasikan. Surakarta:Universitas Muhammadiyah. http://ridwanamiruddin.wordpress.com/ http://insidewinme.blogspot.com/ http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm%20linda2.pdf http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm%20linda2.pdf