E:\Tita\D\Tita\April 16\Jurnal 


    89Sunarti, Winarni, dan Andre, Gambaran Sikap Ibu Hamil  ...

89

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MENCEGAH
KEGUGURAN

(The Description of Attitude of Pregnancy Women to Prevent Miscarriage)

Sunarti, Sri Winarni, Andre W.
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Malang

email: s.kepsunarti@yahoo.co.id

Abstract: Miscarriage incident allegedly had an effect on the next pregnancy , either at the onset of
complications of pregnancy and the outcome of pregnancy itself . Women with a history of miscarriage
have a higher risk for preterm labor , recurrent miscarriage and low birth weight . The purpose of the
research was to illustrates the attitude of pregnant women to prevent miscarriage with descriptive
method . The population included all pregnant women who perform routine checks on Public Health
Service UPTD Sananwetan Blitar during the period March 27 to 27 April 2014. The sample was 30
pregnant women first and second trimester with purposive sampling technique. The result was 53.3 %
have a positive attitude , and 46.7 % have a negative attitude. It showed the attitude of pregnant women
were lack in preventing miscarriage. There should be a more intensive outreach activities on the
prevention of miscarriage by health employee to provide more detailed information, complete, and
accurate.

Keywords: attitude, pregnant women, prevention of miscarriage

Abstrak: Kejadian keguguran diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik pada timbulnya
penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri. Wanita dengan riwayat keguguran mempunyai
risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, keguguran berulang, dan berat badan lahir
rendah. Tujuan penelitian menggambarkan sikap ibu hamil dalam mencegah keguguran dengan metode
dekriptif. Populasi meliputi semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan rutin di UPTD Kesehatan
Sananwetan Kota Blitar selama periode 27 Maret sampai dengan 27 April 2014. Sample sebanyak 30 ibu
hamil trimester I dan II dengan teknik sampling purposive. Hasilnya 53,3% memiliki sikap positif, dan 46,7%
memiliki sikap negatif, hal tersebut menunjukan sikap ibu hamil masih kurang dalam mencegah keguguran.
Sebaiknya diadakan kegiatan penyuluhan yang lebih intensif mengenai pencegahan keguguran oleh
petugas kesehatan untuk memberikan informasi secara lebih detail, lengkap, dan akurat.

Kata Kunci: sikap, ibu hamil, pencegahan keguguran

Masalah kesehatan merupakan masalah penting
yang tengah dihadapi oleh masyarakat saat ini, apa-
lagi yang tengah menimpa kaum wanita. Kesehatan
reproduksi wanita adalah hal yang sangat perlu
diperhatikan menimbang bahwa wanita adalah
makhluk yang unik.Wanita dalam siklus hidupnya
mengalami tahap-tahap kehidupan, diantaranya
dapat hamil dan melahirkan. Kehamilan merupakan
suatu proses hasil dari bertemunya sel telur dari
perempuan dengan sel sperma dari laki. Selanjutnya

akan membentuk janin yang berkembang dan terus
berkembang sampai dilahirkan menjadi seorang
bayi. Kehamilan merupakan hal-hal yang ditunggu-
tunggu oleh pasangan sua mi istr i yang baru
menikah, kedatangan buah hati dalam pernikahan
merupakan suatu hal yang sangat mengembirakan.
Sehingga perlu untuk menjaga agar kehamilan
tersebut dapat terus berkembang hingga janin dapat
dilahirkan dengan selamat. Namun semua keha-
milan tidak selalu berjalan lancar, terjadi berbagai

ACER
Typewritten text
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, No. 1, April 2016
DOI: 10.26699/jnk.v3i1.ART.p089-094

IT
Typewritten text
© 2016 Jurnal Ners dan Kebidanan

IT
Typewritten text
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/


90 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 89–94

permasalahan timbul pada awal kehamilan yang ter-
kadang tidak diketahui dan menyebabkan kematian
janin atau disebut keguguran.Angka keguguran ialah
jumlah keguguran dalam setiap 1000 kelahiran
hidup.Menurut data WHO persentase kemungkinan
terjadinya keguguran sekitar 15–40% angka keja-
dian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan
positif hamil, dan 60–75% angka keguguran terjadi
sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu.
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar
antara 10–15%. Namun demikian, frekuensi seluruh
keguguran yang pasti sukar ditentukan, karena kegu-
guran buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali
bila telah terjadi komplikasi. Juga karena sebagian
keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda
ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau
rumah sakit (Mochtar, 1998). Di Indonesia, diperki-
rakan sekitar 2–2,5% dari angka kelahiran juga
mengalami keguguran setiap tahun, sehingga secara
nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi
1,7 pertahunnya (Manuaba, 2001). Dari data per-
siapan persalinan di poli KIA UPTD Kesehatan
Sanan Wetan Kota Blitar periode 2013 dari 145 ibu
hamil trimester III yang akan melakukan persalinan
di UPTD Kesehatan 37 diantaranya pernah menga-
lami keguguran pada masa kehamilan sebelumnya,
ini berarti 25% dari ibu hamil trimester III yang akan
melakukan persalinan di UPTD Kesehatan pernah
mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya.
Bedasarkan studi pendahuluan yang dilakukan ke-
pada 5 ibu hamil yang pernah keguguran di wilayah
UPTD Kesehatan Sananwetan 3 kejadian diantara-
nya terjadi karena terjadi trauma pada abdomen
akibat kecelakaan, 1 kejadian akibat kebanyakan
mengkonsumsi buah duren atau kata lain mengkon-
sumsi makanan mengandung alkohol berlebih dan
1 kejadian akibat terlalu banyak mengalami stress
fisik dan pikiran. Menurut Prawirohardjo (2007)
resiko keguguran dipengaruhi oleh usia pasangan
dan apakah mereka sebelumnya telah mengalami
kehamilan dengan sukses. Apabila terdapat riwayat
keguguran maka kemungkinan keguguran pada
kehamilan berikutnya akan meningkat. Wanita yang
merokok mempunyai angka keguguran spontan
yang lebih tinggi. Alkohol juga dipersalahkan sebagai
penyebab naiknya risiko keguguran. Trauma kecela-
kaan atau pembedahan besar dikaitkan dengan
meningkatnya keguguran spontan. Banyak wanita
mempersalahkan gangguan emosi dan stress sebagai
penyebab keguguran spontan. Pada waktu keha-
milan gugur, janin kemungkinan telah meninggal

selama beberapa minggu. Jaringan telah berubah,
dan hanya sedikit atau tidak ada yang dapat dilaku-
kan untuk menentukan penyebab keguguran terse-
but. Temuan yang paling umum pada keguguran dini
adalah abnormalitas dari perkembangan embrio ta-
hap awal. Kadang kala disebut telur rusak (blighted
ovum), Kajian mengindikasikan lebih dari setengah
keguguran ini mempunyai kelainan kromosom.
Banyak faktor dapat mempengaruhi embrio dan
lingkungannya, termasuk radiasi, bahan kimia (obat-
obatan) dan infeksi. Faktor-faktor ini dapat menye-
babkan keguguran atau malformasi. Beberapa
faktor maternal dipercaya penting artinya pada
keguguran. Infeksi yang luar biasa, seperti literia,
toksoplasma dan sifilis, menyebabkan keguguran
spontan (Glade Curtis, 1999). Kejadian keguguran
diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikut-
nya, baik pada timbulnya penyulit kehamilan maupun
pada hasil kehamilan itu sendiri. Wanita dengan
riwayat keguguran mempunyai risiko yang lebih
tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, kegu-
guran berulang, dan berat badan lahir rendah
(BBLR). Ada pula komplikasi keguguran antara lain
perdarahan, perforasi, infeksi, tetanus dan syok aki-
bat perdarahan yang sangat banyak.Sikap merupa-
kan reaksi atau respon seseorang yang masih tertu-
tup terhadap suatu stimuli atau obyek. Manifestasi
sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap ibu hamil dalam mencegah kegu-
guran merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif
tertentu (Notoatmodjo, 2007). Penjelasan singkat
di atas mulai dari kehamilan, kejadian keguguran
dan penyebab keguguran yang dapat disebabkan
oleh pola aktivitas maupun perilaku ibu. Mendorong
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
gambaran sikap ibu hamil dalam mencegah kegu-
guran di UPTD Kesehatan Kota Blitar. Rumusan
MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas,
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagai-
manakah gambaran sikap ibu hamil dalam mence-
gah keguguran di wilayah UPTD Kesehatan Kota
Blitar.?”.

BAHAN DAN METODE
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif,

yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambar-
kan keadaan atau fenomena yang ditemukan, baik
berupa faktor risiko, maupun efek atau hasil (Arikunto,
1998). Pada penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan



    91Sunarti, Winarni, dan Andre, Gambaran Sikap Ibu Hamil  ...

gambaran sikap ibu hamil dalam mencegah kegu-
guran.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan rutin di UPTD
Kesehatan Sananwetan Kota Blitar sebanyak 684
ibu hamil selama periode bulan agustus 2013–Januari
2014.

Sampel merupakan bagian populasi yang diteliti
atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Pada penelitian ini yang menjadi sam-
pel adalah ibu hamil trimester pertama yang mela-
kukan pemeriksaan rutin di poli KIA UPTD
Kesehatan Sananwetan Kota Blitar sebanyak 30
ibu hamil trimester I dan II selama periode bulan
Maret–April 2014.

Penelitan ini menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan tujuan atau masalah yang dikehendaki
peneliti dalam penelitian (Nursalam, 2008).

Penelitian telah dilakukan di wilayah UPTD
Kesehatan Sananwetan Kota Blitar di pusat dan
pembantu UPTD Kesehatan bulan Maret sampai
dengan April 2013.

Variabel dalam penelitian ini Gambaran sikap
ibu hamil dalam mencegah keguguran.

Analisa data dalam penelitian ini data yang
dianalisa adalah sikap ibu hamil dalam mencegah
keguguran.Nilai responden diubah menjadi skor T,
skor T merupakan skor standart yang total respon-
den (dari keseluruhan pertanyaan) pada skala sikap
menjadi skor T. Setelah skor responden pada skala
sikap diubah menjadi skor T kemudian dibandingkan
dengan mean T = 50. Setelah itu dikelompokkan
menjadi sikap positif dan sikap negatif.Apabila skor
T responden didapatkan skor > 50 maka responden
dikatakan memiliki sikap positif. Sedangkan apabila
skor T responden didapatkan skor < 50 maka
responden dikatakan memiliki sikap yang negatif.

HASIL PENELITIAN
Data Umum

Data umum responden ini terdiri dari:

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
umur ibu hamil terbanyak adalah berumur antara
20–30 tahun, yaitu sebanyak 68% (22 responden).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Usia Ibu Hamil

No Usia Frekuensi  (%)  
1 < 20 Thn 1 3 
2 20-30 Thn 20 68 
3 31-40 Thn 6 19 
4 41-50 Thn 3 10 
Tot al 30 1 00 

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi (%) 
1 SD  0 0 
2 SMP 7 22 
3 SMA 22 72 
4 PT  1 5 
Total 30 100 

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
pendidikan terakhir ibu hamil terbanyak adalah
berpendidikan terakhir SLTA, yaitu sebanyak 73%
(17 responden).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase 
(%) 

1 IRT 16 53 
2 Swasta 8 27 
3 PNS 6 20 
Total 30 100 

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
pekerjaan ibu hamil terbanyak adalah ibu rumah
tangga, yaitu sebanyak 53% (16 responden).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pernah Mendapat Informasi Tentang Cara
Pencegahan Keguguran

No Informasi Frekuensi Prosentase 
(%) 

1 Sudah 23 76 
2 Belum 7 24 
Total 30 100 

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa
informasi pencegahan keguguran ibu hamil ter-
banyak adalah pernah, yaitu sebanyak 76% (20
responden).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Jumlah Kehamilan Ibu Hamil (Parietas)

No Parietas Frekuensi (%)  
1 1 17 57 
2 2 9 30 
3 >2 4 13 
Total 30 100 



92 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 89–94

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui
bahwa jumlah kehamilan ibu hamil terbanyak adalah
kehamilan yang pertama, yaitu sebanyak 57% (17
responden).

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa
sikap ibu hamil dala m mencega h kegugur an
terbanyak adalah positif, yaitu sebanyak 53,3% (16
responden), dan 46,7% (14 responden) memiliki
sikap negatif.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 ibu

hamil mengenai sikap ibu hamil dalam mencegah
keguguran sikap ibu hamil terbanyak adalah positif,
yaitu sebesar 53,3% (16 responden), dan 46,7% (14
responden) memiliki sikap negatif. Menurut Niven
(2002) sikap positif adalah sikap yang menunjukkan
ata u memperta hanka n, menerima, mengakui,
menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang
berlaku di mana individu itu berada. Sedangkan sikap
negatif adalah sikap yang menunjukkan, memperli-
hatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap
norma-norma yang berlaku dimana individu itu
berada. Berdasarkan fakta dan teori di atas sikap
positif ibu meskipun sebagian besar ibu belum per-
nah mendapat informasi mencegah keguguran tetapi
sikap itu muncul dikarenakan ibu menginginkan
kelahiran dari kehamilannya dan upaya dalam men-
cegah keguguran. Dari hasil penelitian sikap negatif
muncul dikarenakan ketidaktahuan ibu terhadap hal-
hal yang bisa menyebabkan keguguran dan pence-
gahannya.

Berdasarkan hasil data khusus penelitian terha-
dap 30 ibu hamil mengenai kehamilan yang diharap-
kan, 100% (30 responden) menjawab “Ya”. Ini dapat
diartikan semua ibu yang melakukan pemeriksaan
di poli KIA mengharapkan kehamilannya yang
sekarang. Jika hal tersebut ditabulasi silangkan
dengan sikap ibu dalam mencegah keguguran maka
sikap ibu hamil terbanyak adalah positif, yaitu sebe-
sar 53,3% (16 responden), dan 46,7% (14 respon-
den) memiliki sikap negatif. Menurut Notoatmodjo
(2007) Sikap merupakan reaksi atau respon sese-
orang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi
atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
dari perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan ke-
siapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksana motif tertentu. Berdasarkan
fakta dan teori di atas semua ibu hamil yang melaku-
kan pemeriksaan di poli KIA merupakan ibu yang
menginginkan kelahiran dari kehamilannya yang
sekarang. Sehingga ibu hamil sudah memiliki kesiapan
atau kesediaan untuk mencegah keguguran, namun

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Usia Kehamilan Pada Ibu Hamil

No UK Frekuensi (%) 
1 1-3 8 27 
2 3-4 12 40 
3 4-5 7 23 
4 >5 3 10 
Tot al 30 100 

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa usia
kehamilan ibu hamil terbanyak adalah usia kehamilan
3–4 bulan, yaitu sebanyak 40% (12 responden).

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kehamilan Yang Diharapkan

No Diharapkan Frekuensi (%) 
1 Ya 30 100 
2 Tidak 0 0 
Total 30 100 

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa
kehamilan ibu hamil ini seluruhnya diharapkan, yaitu
sebanyak 100% (30 responden).

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pernah Mengalami Keguguran pada Kehamilan
Ibu Sebelumnya

No Riwayat 
Keguguran 

Frekuensi (%) 

1 Ya 7 23 
2 Tidak 23 77 
Total 30 100 

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa
keha mila n sebelumnya  per na h menga la mi
keguguran, yaitu sebanyak 23 % (7 responden).

DATA KHUSUS
Sikap ibu hamil dalam mencegah keguguran

Tabel 9. Distribusi frekuensi sikap ibu hamil dalam
mencegah keguguran

No Sikap Frekuensi (%) 
1 Positif 1 6 53,3 
2 Negatif 1 4 46,7 
Total 3 0 100 



    93Sunarti, Winarni, dan Andre, Gambaran Sikap Ibu Hamil  ...

dari tabulasi silang masih belum sepenuhnya sikap
ibu yang sekarang mencerminkan sikap positif.

Seharusnya kesiapan atau kesediaan ibu di
berikan feedback berupa penjelasan lebih dalam
mengenai proses-proses kehamilan agar ibu memi-
liki kesiapan untuk menghadapi periode kehamilan
berikutnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
sikap positif dan negatif selisih 6,6% hal tersebut
berarti sikap negatif ibu hampir sama dengan sikap
positif. Menurut Tjandra (2004) terdapat 3 faktor
yang mempengaruhi sikap yaitu: lingkungan, penga-
laman dan pendidikan. Berdasarkan fakta dan teori
diatas sikap ibu hamil akan berbeda jika di tinjau
dari faktor yang mempengaruhi dan membentuk
sikap itu sendiri. Ibu rumah tangga pasti akan memi-
liki sikap yang berbeda dengan ibu yang memiliki
pekerjaan begitu pula dengan ibu yang memiliki
pengalaman serta pengetahuan tentang pencegahan
keguguran.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap
dengan pekerjaan ibu hamil, 57,1% (8 responden)
dari 14 ibu yang memiliki pekerjaan sudah memiliki
sikap positif, dan 50% (8 responden) dari 16 ibu
rumah tangga juga sudah memiliki sikap positif.
Menurut Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan
pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam
membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian
tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan,
ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari
masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan
untuk sikap dan perilaku yang lain. Berdasarkan
fakta dan teori di atas kebudayaan masa lalu wanita
hanya sebagai ibu rumah tangga yang sekarang
menjadi wanita berkarir tidak berpengaruh besar
dalam pembentukan sikap ibu dalam mencegah
keguguran. Hal tersebut dikarenakan walaupun
sebagai wanita berkarir seorang ibu tetap akan
memiliki naluri seorang wanita yang akan menjaga
kehamilannya. Seharusnya dalam lingkungan
bekerja dalam masa kehamilan lebih diperhatikan
dengan adanya pemberian cuti waktu hamil, akan
memudahkan ibu lebih memperhatikan masa
kehamilannya.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap
dengan pengalaman keguguran, dari 7 ibu hamil yang
pernah mengalami keguguran sebesar 57,14% (4
responden) yang pernah mengalami keguguran
memiliki sikap negatif, dan 42,86% (3 responden)
yang pernah mengalami keguguran memiliki sikap
positif. Menurut Niven (2002) sikap negatif adalah

sikap yang menunjukkan, memperlihatkan penolakan
atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang
berlaku di mana individu itu berada. Bedasarkan
fakta dan teori diatas ibu yang pernah mengalami
keguguran sebelumnya sikap negatif ditimbulkan
karena ibu masih melakukan penolakan atau tidak
menyetujui terhadap hal-hal pencegahan keguguran,
terlihat dari pengisian pernyataan ibu dari kuestioner
yang diberikan mengisi tidak setuju terhadap hal yang
benar atau setuju terhadap hal yang salah.

Seharusnya ibu yang pernah mengalami kegu-
guran lebih diperhatikan dan diberikan informasi
pencegahan keguguran secara benar agar sikap
positif ibu lebih maksimal.Hasil tabulasi silang antara
sikap dengan pengalaman memperoleh informasi
mengenai pencegahan keguguran, dari 10 ibu hamil
yang pernah mendapat informasi tentang pence-
gahan keguguran sebesar 60% (6 responden) memi-
liki sikap positif terhadap pencegahan keguguran,
dan 40% (4 responden) yang pernah mendapatkan
informasi tentang pencegahan keguguran tetapi
sikapnya masih negatif terhadap pencegahan kegu-
guran. Menurut Notoatmodjo (2008), bahwa sema-
kin banyak informasi dapat mempengaruhi atau
menambah pengetahuan seseorang dan dengan
pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya
seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengeta-
huan yang dimilikinya.

Bedasarkan fakta dan teori di atas semakin
banyak informasi yang diterima oleh seseorang
meskipun seseorang itu memiliki pendidikan rendah
tetapi informasi yang diterima semakin banyak dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang. Seharusnya
informasi yang diperoleh oleh Ibu hamil ini harus
secara detail, menyeluruh, dan ada umpan baliknya,
sehingga pengetahuan yang didapat pun akan mak-
simal.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

 Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu hamil
mengenai sikap dalam mencegah keguguran pada
ibu hamil yang melakukan pemeriksaan rutin di
UPTD Kesehatan Sananwetan Kota Blitar seba-
nyak 53,3% memiliki sikap positif, dan 46,7% me-
miliki sikap negatif. Sikap positif ibu dalam mence-
gah keguguran di pengaruhi oleh pengalaman ibu
dalam mendapat informasi pencegahan kuguguran
serta sebagian ibu yang pernah mengalami kegu-
guran memiliki sikap negatif yang dikarenakan
kurang pengetahuan tentang mencegah keguguran.



94 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 89–94

Saran
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat me-

ningkatkan kualitas pemberian KIE tentang pence-
gahan keguguran khususnya mengenai tanda dan
gejala, serta pemeriksaan resiko keguguran kepada
ibu hamil.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pende-

katan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia Teori dan Pengu-

kurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2006. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.
Azwa r,  S.  2010. Peny usunan Sk ala Psi k ol ogi .

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengu-

kurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nadesul, H. 2001. Cara Sehat Selama Hamil. Surabaya:

Puspa Swara.
Niven, N. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.
Notoatmodjo, S. 2003 Pendidikan dan Perilaku Kese-

hatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kese-

hatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu

Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kese-

hatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,
Tesis, Dan Instrument Penelitian Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-
SP.

Wiknjosastro, H. 2006, Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga.
Jakarta: YBP-SP.