E:\Tita\D\Tita\April 16\Jurnal 89Sunarti, Winarni, dan Andre, Gambaran Sikap Ibu Hamil ... 89 GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MENCEGAH KEGUGURAN (The Description of Attitude of Pregnancy Women to Prevent Miscarriage) Sunarti, Sri Winarni, Andre W. Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Malang email: s.kepsunarti@yahoo.co.id Abstract: Miscarriage incident allegedly had an effect on the next pregnancy , either at the onset of complications of pregnancy and the outcome of pregnancy itself . Women with a history of miscarriage have a higher risk for preterm labor , recurrent miscarriage and low birth weight . The purpose of the research was to illustrates the attitude of pregnant women to prevent miscarriage with descriptive method . The population included all pregnant women who perform routine checks on Public Health Service UPTD Sananwetan Blitar during the period March 27 to 27 April 2014. The sample was 30 pregnant women first and second trimester with purposive sampling technique. The result was 53.3 % have a positive attitude , and 46.7 % have a negative attitude. It showed the attitude of pregnant women were lack in preventing miscarriage. There should be a more intensive outreach activities on the prevention of miscarriage by health employee to provide more detailed information, complete, and accurate. Keywords: attitude, pregnant women, prevention of miscarriage Abstrak: Kejadian keguguran diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik pada timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri. Wanita dengan riwayat keguguran mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, keguguran berulang, dan berat badan lahir rendah. Tujuan penelitian menggambarkan sikap ibu hamil dalam mencegah keguguran dengan metode dekriptif. Populasi meliputi semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan rutin di UPTD Kesehatan Sananwetan Kota Blitar selama periode 27 Maret sampai dengan 27 April 2014. Sample sebanyak 30 ibu hamil trimester I dan II dengan teknik sampling purposive. Hasilnya 53,3% memiliki sikap positif, dan 46,7% memiliki sikap negatif, hal tersebut menunjukan sikap ibu hamil masih kurang dalam mencegah keguguran. Sebaiknya diadakan kegiatan penyuluhan yang lebih intensif mengenai pencegahan keguguran oleh petugas kesehatan untuk memberikan informasi secara lebih detail, lengkap, dan akurat. Kata Kunci: sikap, ibu hamil, pencegahan keguguran Masalah kesehatan merupakan masalah penting yang tengah dihadapi oleh masyarakat saat ini, apa- lagi yang tengah menimpa kaum wanita. Kesehatan reproduksi wanita adalah hal yang sangat perlu diperhatikan menimbang bahwa wanita adalah makhluk yang unik.Wanita dalam siklus hidupnya mengalami tahap-tahap kehidupan, diantaranya dapat hamil dan melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses hasil dari bertemunya sel telur dari perempuan dengan sel sperma dari laki. Selanjutnya akan membentuk janin yang berkembang dan terus berkembang sampai dilahirkan menjadi seorang bayi. Kehamilan merupakan hal-hal yang ditunggu- tunggu oleh pasangan sua mi istr i yang baru menikah, kedatangan buah hati dalam pernikahan merupakan suatu hal yang sangat mengembirakan. Sehingga perlu untuk menjaga agar kehamilan tersebut dapat terus berkembang hingga janin dapat dilahirkan dengan selamat. Namun semua keha- milan tidak selalu berjalan lancar, terjadi berbagai ACER Typewritten text Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, No. 1, April 2016 DOI: 10.26699/jnk.v3i1.ART.p089-094 IT Typewritten text © 2016 Jurnal Ners dan Kebidanan IT Typewritten text This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 90 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 89–94 permasalahan timbul pada awal kehamilan yang ter- kadang tidak diketahui dan menyebabkan kematian janin atau disebut keguguran.Angka keguguran ialah jumlah keguguran dalam setiap 1000 kelahiran hidup.Menurut data WHO persentase kemungkinan terjadinya keguguran sekitar 15–40% angka keja- dian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan 60–75% angka keguguran terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10–15%. Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan, karena kegu- guran buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila telah terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah sakit (Mochtar, 1998). Di Indonesia, diperki- rakan sekitar 2–2,5% dari angka kelahiran juga mengalami keguguran setiap tahun, sehingga secara nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi 1,7 pertahunnya (Manuaba, 2001). Dari data per- siapan persalinan di poli KIA UPTD Kesehatan Sanan Wetan Kota Blitar periode 2013 dari 145 ibu hamil trimester III yang akan melakukan persalinan di UPTD Kesehatan 37 diantaranya pernah menga- lami keguguran pada masa kehamilan sebelumnya, ini berarti 25% dari ibu hamil trimester III yang akan melakukan persalinan di UPTD Kesehatan pernah mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya. Bedasarkan studi pendahuluan yang dilakukan ke- pada 5 ibu hamil yang pernah keguguran di wilayah UPTD Kesehatan Sananwetan 3 kejadian diantara- nya terjadi karena terjadi trauma pada abdomen akibat kecelakaan, 1 kejadian akibat kebanyakan mengkonsumsi buah duren atau kata lain mengkon- sumsi makanan mengandung alkohol berlebih dan 1 kejadian akibat terlalu banyak mengalami stress fisik dan pikiran. Menurut Prawirohardjo (2007) resiko keguguran dipengaruhi oleh usia pasangan dan apakah mereka sebelumnya telah mengalami kehamilan dengan sukses. Apabila terdapat riwayat keguguran maka kemungkinan keguguran pada kehamilan berikutnya akan meningkat. Wanita yang merokok mempunyai angka keguguran spontan yang lebih tinggi. Alkohol juga dipersalahkan sebagai penyebab naiknya risiko keguguran. Trauma kecela- kaan atau pembedahan besar dikaitkan dengan meningkatnya keguguran spontan. Banyak wanita mempersalahkan gangguan emosi dan stress sebagai penyebab keguguran spontan. Pada waktu keha- milan gugur, janin kemungkinan telah meninggal selama beberapa minggu. Jaringan telah berubah, dan hanya sedikit atau tidak ada yang dapat dilaku- kan untuk menentukan penyebab keguguran terse- but. Temuan yang paling umum pada keguguran dini adalah abnormalitas dari perkembangan embrio ta- hap awal. Kadang kala disebut telur rusak (blighted ovum), Kajian mengindikasikan lebih dari setengah keguguran ini mempunyai kelainan kromosom. Banyak faktor dapat mempengaruhi embrio dan lingkungannya, termasuk radiasi, bahan kimia (obat- obatan) dan infeksi. Faktor-faktor ini dapat menye- babkan keguguran atau malformasi. Beberapa faktor maternal dipercaya penting artinya pada keguguran. Infeksi yang luar biasa, seperti literia, toksoplasma dan sifilis, menyebabkan keguguran spontan (Glade Curtis, 1999). Kejadian keguguran diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikut- nya, baik pada timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri. Wanita dengan riwayat keguguran mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, kegu- guran berulang, dan berat badan lahir rendah (BBLR). Ada pula komplikasi keguguran antara lain perdarahan, perforasi, infeksi, tetanus dan syok aki- bat perdarahan yang sangat banyak.Sikap merupa- kan reaksi atau respon seseorang yang masih tertu- tup terhadap suatu stimuli atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap ibu hamil dalam mencegah kegu- guran merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu (Notoatmodjo, 2007). Penjelasan singkat di atas mulai dari kehamilan, kejadian keguguran dan penyebab keguguran yang dapat disebabkan oleh pola aktivitas maupun perilaku ibu. Mendorong peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran sikap ibu hamil dalam mencegah kegu- guran di UPTD Kesehatan Kota Blitar. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagai- manakah gambaran sikap ibu hamil dalam mence- gah keguguran di wilayah UPTD Kesehatan Kota Blitar.?”. BAHAN DAN METODE Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambar- kan keadaan atau fenomena yang ditemukan, baik berupa faktor risiko, maupun efek atau hasil (Arikunto, 1998). Pada penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan 91Sunarti, Winarni, dan Andre, Gambaran Sikap Ibu Hamil ... gambaran sikap ibu hamil dalam mencegah kegu- guran. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan rutin di UPTD Kesehatan Sananwetan Kota Blitar sebanyak 684 ibu hamil selama periode bulan agustus 2013–Januari 2014. Sampel merupakan bagian populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini yang menjadi sam- pel adalah ibu hamil trimester pertama yang mela- kukan pemeriksaan rutin di poli KIA UPTD Kesehatan Sananwetan Kota Blitar sebanyak 30 ibu hamil trimester I dan II selama periode bulan Maret–April 2014. Penelitan ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan tujuan atau masalah yang dikehendaki peneliti dalam penelitian (Nursalam, 2008). Penelitian telah dilakukan di wilayah UPTD Kesehatan Sananwetan Kota Blitar di pusat dan pembantu UPTD Kesehatan bulan Maret sampai dengan April 2013. Variabel dalam penelitian ini Gambaran sikap ibu hamil dalam mencegah keguguran. Analisa data dalam penelitian ini data yang dianalisa adalah sikap ibu hamil dalam mencegah keguguran.Nilai responden diubah menjadi skor T, skor T merupakan skor standart yang total respon- den (dari keseluruhan pertanyaan) pada skala sikap menjadi skor T. Setelah skor responden pada skala sikap diubah menjadi skor T kemudian dibandingkan dengan mean T = 50. Setelah itu dikelompokkan menjadi sikap positif dan sikap negatif.Apabila skor T responden didapatkan skor > 50 maka responden dikatakan memiliki sikap positif. Sedangkan apabila skor T responden didapatkan skor < 50 maka responden dikatakan memiliki sikap yang negatif. HASIL PENELITIAN Data Umum Data umum responden ini terdiri dari: Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa umur ibu hamil terbanyak adalah berumur antara 20–30 tahun, yaitu sebanyak 68% (22 responden). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu Hamil No Usia Frekuensi (%) 1 < 20 Thn 1 3 2 20-30 Thn 20 68 3 31-40 Thn 6 19 4 41-50 Thn 3 10 Tot al 30 1 00 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi (%) 1 SD 0 0 2 SMP 7 22 3 SMA 22 72 4 PT 1 5 Total 30 100 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir ibu hamil terbanyak adalah berpendidikan terakhir SLTA, yaitu sebanyak 73% (17 responden). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1 IRT 16 53 2 Swasta 8 27 3 PNS 6 20 Total 30 100 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa pekerjaan ibu hamil terbanyak adalah ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 53% (16 responden). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pernah Mendapat Informasi Tentang Cara Pencegahan Keguguran No Informasi Frekuensi Prosentase (%) 1 Sudah 23 76 2 Belum 7 24 Total 30 100 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa informasi pencegahan keguguran ibu hamil ter- banyak adalah pernah, yaitu sebanyak 76% (20 responden). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan Ibu Hamil (Parietas) No Parietas Frekuensi (%) 1 1 17 57 2 2 9 30 3 >2 4 13 Total 30 100 92 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 89–94 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah kehamilan ibu hamil terbanyak adalah kehamilan yang pertama, yaitu sebanyak 57% (17 responden). Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa sikap ibu hamil dala m mencega h kegugur an terbanyak adalah positif, yaitu sebanyak 53,3% (16 responden), dan 46,7% (14 responden) memiliki sikap negatif. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 ibu hamil mengenai sikap ibu hamil dalam mencegah keguguran sikap ibu hamil terbanyak adalah positif, yaitu sebesar 53,3% (16 responden), dan 46,7% (14 responden) memiliki sikap negatif. Menurut Niven (2002) sikap positif adalah sikap yang menunjukkan ata u memperta hanka n, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada. Sedangkan sikap negatif adalah sikap yang menunjukkan, memperli- hatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada. Berdasarkan fakta dan teori di atas sikap positif ibu meskipun sebagian besar ibu belum per- nah mendapat informasi mencegah keguguran tetapi sikap itu muncul dikarenakan ibu menginginkan kelahiran dari kehamilannya dan upaya dalam men- cegah keguguran. Dari hasil penelitian sikap negatif muncul dikarenakan ketidaktahuan ibu terhadap hal- hal yang bisa menyebabkan keguguran dan pence- gahannya. Berdasarkan hasil data khusus penelitian terha- dap 30 ibu hamil mengenai kehamilan yang diharap- kan, 100% (30 responden) menjawab “Ya”. Ini dapat diartikan semua ibu yang melakukan pemeriksaan di poli KIA mengharapkan kehamilannya yang sekarang. Jika hal tersebut ditabulasi silangkan dengan sikap ibu dalam mencegah keguguran maka sikap ibu hamil terbanyak adalah positif, yaitu sebe- sar 53,3% (16 responden), dan 46,7% (14 respon- den) memiliki sikap negatif. Menurut Notoatmodjo (2007) Sikap merupakan reaksi atau respon sese- orang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan ke- siapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Berdasarkan fakta dan teori di atas semua ibu hamil yang melaku- kan pemeriksaan di poli KIA merupakan ibu yang menginginkan kelahiran dari kehamilannya yang sekarang. Sehingga ibu hamil sudah memiliki kesiapan atau kesediaan untuk mencegah keguguran, namun Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan Pada Ibu Hamil No UK Frekuensi (%) 1 1-3 8 27 2 3-4 12 40 3 4-5 7 23 4 >5 3 10 Tot al 30 100 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa usia kehamilan ibu hamil terbanyak adalah usia kehamilan 3–4 bulan, yaitu sebanyak 40% (12 responden). Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kehamilan Yang Diharapkan No Diharapkan Frekuensi (%) 1 Ya 30 100 2 Tidak 0 0 Total 30 100 Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa kehamilan ibu hamil ini seluruhnya diharapkan, yaitu sebanyak 100% (30 responden). Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pernah Mengalami Keguguran pada Kehamilan Ibu Sebelumnya No Riwayat Keguguran Frekuensi (%) 1 Ya 7 23 2 Tidak 23 77 Total 30 100 Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa keha mila n sebelumnya per na h menga la mi keguguran, yaitu sebanyak 23 % (7 responden). DATA KHUSUS Sikap ibu hamil dalam mencegah keguguran Tabel 9. Distribusi frekuensi sikap ibu hamil dalam mencegah keguguran No Sikap Frekuensi (%) 1 Positif 1 6 53,3 2 Negatif 1 4 46,7 Total 3 0 100 93Sunarti, Winarni, dan Andre, Gambaran Sikap Ibu Hamil ... dari tabulasi silang masih belum sepenuhnya sikap ibu yang sekarang mencerminkan sikap positif. Seharusnya kesiapan atau kesediaan ibu di berikan feedback berupa penjelasan lebih dalam mengenai proses-proses kehamilan agar ibu memi- liki kesiapan untuk menghadapi periode kehamilan berikutnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sikap positif dan negatif selisih 6,6% hal tersebut berarti sikap negatif ibu hampir sama dengan sikap positif. Menurut Tjandra (2004) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi sikap yaitu: lingkungan, penga- laman dan pendidikan. Berdasarkan fakta dan teori diatas sikap ibu hamil akan berbeda jika di tinjau dari faktor yang mempengaruhi dan membentuk sikap itu sendiri. Ibu rumah tangga pasti akan memi- liki sikap yang berbeda dengan ibu yang memiliki pekerjaan begitu pula dengan ibu yang memiliki pengalaman serta pengetahuan tentang pencegahan keguguran. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap dengan pekerjaan ibu hamil, 57,1% (8 responden) dari 14 ibu yang memiliki pekerjaan sudah memiliki sikap positif, dan 50% (8 responden) dari 16 ibu rumah tangga juga sudah memiliki sikap positif. Menurut Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain. Berdasarkan fakta dan teori di atas kebudayaan masa lalu wanita hanya sebagai ibu rumah tangga yang sekarang menjadi wanita berkarir tidak berpengaruh besar dalam pembentukan sikap ibu dalam mencegah keguguran. Hal tersebut dikarenakan walaupun sebagai wanita berkarir seorang ibu tetap akan memiliki naluri seorang wanita yang akan menjaga kehamilannya. Seharusnya dalam lingkungan bekerja dalam masa kehamilan lebih diperhatikan dengan adanya pemberian cuti waktu hamil, akan memudahkan ibu lebih memperhatikan masa kehamilannya. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap dengan pengalaman keguguran, dari 7 ibu hamil yang pernah mengalami keguguran sebesar 57,14% (4 responden) yang pernah mengalami keguguran memiliki sikap negatif, dan 42,86% (3 responden) yang pernah mengalami keguguran memiliki sikap positif. Menurut Niven (2002) sikap negatif adalah sikap yang menunjukkan, memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada. Bedasarkan fakta dan teori diatas ibu yang pernah mengalami keguguran sebelumnya sikap negatif ditimbulkan karena ibu masih melakukan penolakan atau tidak menyetujui terhadap hal-hal pencegahan keguguran, terlihat dari pengisian pernyataan ibu dari kuestioner yang diberikan mengisi tidak setuju terhadap hal yang benar atau setuju terhadap hal yang salah. Seharusnya ibu yang pernah mengalami kegu- guran lebih diperhatikan dan diberikan informasi pencegahan keguguran secara benar agar sikap positif ibu lebih maksimal.Hasil tabulasi silang antara sikap dengan pengalaman memperoleh informasi mengenai pencegahan keguguran, dari 10 ibu hamil yang pernah mendapat informasi tentang pence- gahan keguguran sebesar 60% (6 responden) memi- liki sikap positif terhadap pencegahan keguguran, dan 40% (4 responden) yang pernah mendapatkan informasi tentang pencegahan keguguran tetapi sikapnya masih negatif terhadap pencegahan kegu- guran. Menurut Notoatmodjo (2008), bahwa sema- kin banyak informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengeta- huan yang dimilikinya. Bedasarkan fakta dan teori di atas semakin banyak informasi yang diterima oleh seseorang meskipun seseorang itu memiliki pendidikan rendah tetapi informasi yang diterima semakin banyak dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Seharusnya informasi yang diperoleh oleh Ibu hamil ini harus secara detail, menyeluruh, dan ada umpan baliknya, sehingga pengetahuan yang didapat pun akan mak- simal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu hamil mengenai sikap dalam mencegah keguguran pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan rutin di UPTD Kesehatan Sananwetan Kota Blitar seba- nyak 53,3% memiliki sikap positif, dan 46,7% me- miliki sikap negatif. Sikap positif ibu dalam mence- gah keguguran di pengaruhi oleh pengalaman ibu dalam mendapat informasi pencegahan kuguguran serta sebagian ibu yang pernah mengalami kegu- guran memiliki sikap negatif yang dikarenakan kurang pengetahuan tentang mencegah keguguran. 94 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 89–94 Saran Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat me- ningkatkan kualitas pemberian KIE tentang pence- gahan keguguran khususnya mengenai tanda dan gejala, serta pemeriksaan resiko keguguran kepada ibu hamil. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pende- katan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2002. Sikap Manusia Teori dan Pengu- kurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2006. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwa r, S. 2010. Peny usunan Sk ala Psi k ol ogi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengu- kurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta: EGC. Nadesul, H. 2001. Cara Sehat Selama Hamil. Surabaya: Puspa Swara. Niven, N. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP. Notoatmodjo, S. 2003 Pendidikan dan Perilaku Kese- hatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kese- hatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kese- hatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP- SP. Wiknjosastro, H. 2006, Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: YBP-SP.