E:\Tita\D\Tita\Sep 16\Jurnal bl 136 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2016, hlm. 136–141 136 EDUKASI PRENATAL DALAM UPAYA PENINGKATAN BREASTFEEDING SELF EFFICACY (Prenatal Education as an Effort In Enhancing Breastfeeding Self Efficacy) Ulfa Husnul Fata, Anita Rahmawati Program Studi Pendidikan Ners, STIKES Patria Husada Blitar email: tata_zic18@yahoo.co.id Abstract: The percentage of exclusive breastfeeding will be decreased in line with the raise of baby’s age. The primary factors that make mothers do not give or stopped exclusive breastfeeding are the lack of breastfeeding self efficacy so that mothers feel that they do not have enough breastfeed for their baby. The aim of the research was to find out the effectiveness of ASI prenatal education toward breastfeeding self efficacy. The research design was post test only control group design. The population was all pregnant women in the third trimester of Puskesmas Kepanjen Kidul Kota Blitar. The sample was 40 taken by purposive sampling and divided into treatment group and control group by simple random sampling. The treatment group was given education on ASI and lactation on pregnancy period. Educa- tion was completed by presenting mothers who had been succeed in giving exclusive breastfeeding (giving testimonial) to share their experience in giving breastfeed. After that, all respondents breastfeeding self efficacy level were measured with BSES-SF in between the second day until 2 weeks of postpartum. The result showed that the average score of breastfeeding self efficacy of treatment group was 61,15±5,566 and the control group was 49,85±9,438. The data analysis by independent t test showed that there was an effect of prenatal education toward breastfeeding self efficacy(p=0,000, < 0,05). It was expected that prenatal education on lactation which presented the breastfeeding testimo- nial were given during the pregnancy period in order to enhance mothers’ breastfeeding self efficacy. Keywords: Prenatal education,breastfeeding self efficacy Abstrak: Presentase pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif semakin menurun dengan meningkatnya umur bayi. Faktor utama ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif atau menghentikan pemberian ASI sebelum waktunya karena kepercayaan diri menyusui (breastfeeding self efficacy) yang rendah sehingga ibu merasa tidak mempunyai kecukupan produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh edukasi ASI prenatal terhadap breastfeeding self efficacy. Rancangan penelitian post test only control group design. Populasinya adalah semua ibu hamil trimester ketiga yang tercatat di wilayah kerja puskesmas Kepanjen Kidul Kota Blitar. 40 sampel diambil dengan purposive sampling dan dibagi menjadi responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan simple random sampling. Kelompok intervensi diberikan edukasi laktasi pada masa kehamilan. Edukasi dilengkapi dengan mendatang- kan ibu yang telah berhasil menyusui eksklusif (pemberi testimoni) untuk berbagi cerita/pengalaman menyusui, selanjutnya semua responden diukur tingkat breastfeeding self efficacy dengan BSES-SF pada rentang antara hari kedua sampai dua minggu postpartum. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata breastfeeding self efficacy pada kelompok perlakuan 61,15±5,566 dan pada kelompok kontrol 49,85±9,438. Analisa data dengan independent t test menunjukkan ada pengaruh edukasi prenatal terhadap breastfeeding self efficacy (p=0,000, < 0,05). Diharapkan edukasi prenatal tentang laktasi yang menghadirkan pemberi testimoni menyusui selalu diberikan pada masa kehamilan untuk meningkatkan kepercayaan diri menyusui ibu. Kata Kunci: edukasi prenatal, kepercayaan diri menyusui ACER Typewritten text Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, No. 2, Agustus 2016 DOI: 10.26699/jnk.v3i2.ART.p136-141 IT Typewritten text © 2016 Jurnal Ners dan Kebidanan IT Typewritten text This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 137Fata dan Rahmawati, Edukasi Prenatal ... Pemberian air susu ibu (ASI) atau menyusui mem- berikan manfaat besar bagi ibu dan bayinya. Pem- berian ASI eksklusif merupakan strategi utama da- lam menurunkan angka kematian neonatal (Thulier & Mercer, 2009). Riset Kesehatan Dasar (2013) mencatat meskipun telah terbukti ASI memberikan banyak manfaat tetapi presentase pemberian ASI eksklusif semakin menurun dengan meningkatnya umur bayi. Kepercayaan diri (self efficacy) ibu yang merasa tidak mempunyai kecukupan produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi menjadi faktor utama ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif atau menghentikan pemberian ASI sebelum waktu- nya. Menurut data Riskedas tahun 2010, bayi umur 0 bulan mendapatkan ASI eksklusif 39,8% dan me- nurun menjadi 15,3% pada umur 5 bulan. Sedangkan pemberian ASI parsial 55,1% pada umur 0 bulan dan 83,2% pada umur 5 bulan. Self efficacy dalam menyusui merupakan ke- yakinan ibu untuk menilai diri akan kemampuannya untuk menyusui bayinya. Sumber informasi atau faktor pembentuk self efficacy meliputi pencapaian prestasi (performance accomplishment), penga- laman orang lain (vicarious experiences), persuasi verbal (verbal persuasion), dan respon psikologis (physiological responses) (Dennis & Faux, 1999 dalam Wardani, 2012). Penelitian Kurniawan (2013) menunjukkan keyakinan dan persepsi ibu tentang kepuasan bayi saat menyusu merupakan faktor determinan positif paling kuat yang mempengaruhi keberhasilan pem- berian ASI eksklusif. Terdapat hubungan signifikan antara self efficacy ibu dalam proses pemberian ASI dengan persepsi ibu akan kekurangan ASI untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Self efficacy ibu da- lam proses pemberian ASI berperan untuk menentu- kan pemilihan tingkah laku, penentu besarnya usaha dalam mengatasi hambatan, memppengaruhi pola pikir dan reaksi emosional dan sebagai prediksi tingkah laku selanjutnya (Britton & Britton, 2008). Peran dan dampak dari Self efficacy yang cukup besar terhadap praktik pemberian ASI, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan self effi- cacy ibu untuk menyusui. Self efficacy merupakan faktor penentu keberhasilan menyusui yang dapat dimodifikasi melalui intervensi yang tepat seperti edukasi dan dukungan (Eidman, 2011). Edukasi laktasi dapat diberikan saat prenatal atau postnatal, tetapi edukasi laktasi lebih baik diberikan sejak prenatal karena praktik menyusui harus dilakukan sesegera mungkin setelah bayi lahir, selain itu ibu juga dapat melakukan persiapan menyusui dengan lebih baik. Pada masa postnatal, ibu mengalami adaptasi fisik dan psikologis yang dapat mengganggu fokus ibu dalam menerima edukasi. Dengan edukasi ASI prenatal diharapkan keempat sumber pem- bentuk self efficacy akan memberikan nilai positif terhadap peningkatan tingkat self efficacy. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ter- tarik melakukan penelitian tentang pengaruh edukasi prenatal terhadap breastfeeding self efficacy. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengidentifikasi karakteristik responden, 2) mengidentifikasi tingkat breastfeeding self efficacy pada kelompok yang mendapatkan edukasi prenatal, 3) mengidentifikasi tingkat breastfeeding self efficacy pada kelompok yang tidak mendapatkan edukasi ASI prenatal, 4) menganalisis perbedaan breastfeeding self efficacy antara kelompok yang mendapatkan edukasi ASI prenatal dan yang tidak mendapatkan edukasi prenatal. BAHAN DAN METODE Rancangan penelitian menggunakan post test only control group design. Populasi meliputi semua ibu hamil yang tercatat di wilayah kerja puskesmas Kepanjen Kidul Kota Blitar. Pengambilan sampel dengan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi meliputi ibu hamil trimester ketiga dengan pendidikan minimal SMP. Kriteria eksklusi adalah bayi yang dilahirkan kembar, mempunyai kelainan/ cacat bawaan, bayi berat badan lahir atau menga- lami masalah kesehatan yang mengganggu proses laktasi, jenis persalinan tidak spontan pervaginam. Besar sampel 40 yang dibagi dengan simple random menjadi 20 kelompok kontrol dan 20 perlakuan. Edukasi prenatal berupa ceramah dan tanya jawab selama 90 menit dengan materi Inisiasi menyusui dini, manfaat ASI, bahaya formula, tehnik menyusui, kunci keberhasilan menyusui dan cerita pengalaman dari orang yang telah berhasil menyusui eksklusif. Edukasi juga disertai pemberian booklet. Pengu- kuran breastfeeding self efficacy dilakukan antara hari kedua sampai dua minggu setelah melahirkan dengan menggunakan Breastfeeding self efficacy- Short Form (BSES-SF). Analisa data menggunakan independent t-test untuk uji beda nilai breastfeeding self efficacy (BSE) antara kelompok kontrol dan perlakuan dengan  0,05. 138 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2016, hlm. 136–141 HASIL PENELITIAN Karakteristik ibu dan primigravida (50%) sedangkan kelompok kon- trol sebagian besar multigravida (60%). DATA KHUSUS Breastfeeding self efficacy Tabel 1. Karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kepanjenkidul Kota Blitar pada Juni-Juli 2016 Karakteristik Perlakuan Kontrol ? % ? % Usia Ibu 21-25 th 0 0 3 15 26-30 th 6 30 3 15 31-35 th 7 35 8 40 36-40 th 7 35 6 30 Pekerjaan Ibu Bekerja di luar rumah 4 20 5 25 Bekerja di dalam rumah 5 25 4 20 Tidak bekerja/IRT 11 55 11 55 Pendidikan terakhir SMP 5 25 6 30 SMA 15 75 13 65 PT 0 0 1 5 Pendapatan Keluar ga < 1 juta rupiah 8 40 5 25 1-1,5 juta rupiah 9 45 11 55 >1,5 juta rup iah 3 15 4 20 Sta tus kehamilan/par itas Primigravida 10 50 8 40 multigravida 10 50 12 60 Sikap pasangan/keluarga terhadap proses menyusui Bersikap acuh 1 5 2 10 T idak mendukung 1 5 1 5 Mendukung 17 85 15 75 Belum tau/belum ada rencana 1 5 2 10   Berdasarkan tabel 1 menunjukkan karakteristik yang hampir sama pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu sebagian besar diatas usia 30 tahun sebanyak 70%, tidak bekerja/ibu rumah tangga sebanyak 55%. Pendidikan terakhir SMA sebanyak 15 orang (75%) pada kelompok perlakuan dan 13 orang (65%) pada kelompok kontrol sedang- kan pendapatan keluarga yang paling dominan antara 1-1,5 juta rupiah, yaitu sebanyak 9 orang (45%) pada kelompok perlakuan dan 11 orang (55%) pada ke- lompok kontrol. Sikap pasangan/keluarga terhadap proses menyusui sebagian besar mendukung yaitu 17 orang (85%) pada kelompok perlakuan dan 15 orang (75%) pada kelompok kontrol. Karakteristik yang sedikit berbeda antara kelompok kontrol dan perlakuan ditunjukkan pada status kehamilan dimana kelompok perlakuan terdiri dari multigravida (50%) Tabel 2. Breastfeeding self efficacy ibu yang mendapat- kan edukasi prenatal di wilayah kerja Puskesmas Kepanjenkidul Kota Blitar pada Juni - Juli 2016 Kategori nilai ? % Percaya diri cukup (33 -51) 2 10 Percaya diri baik (52-70) 18 90 Tabel 2 menunjukkan nilai breastfeeding self efficacy pada kelompok yang mendapatkan edukasi prenatal ada 18 orang (90%) pada kategori percaya diri baik.  Tabel 3. Breastfeeding self efficacy ibu yang tidak mendapatkan edukasi prenatal di wilayah kerja Puskesmas Kepanjenkidul Kota Blitar pada Juni - Juli 2016 Ka tegori nilai ? % Percaya diri kurang (14-32) Percaya diri cukup (33-51) 1 9 5 45 Percaya diri baik (52-70) 10 50  Tabel 3 menunjukkan nilai breastfeeding self efficacy pada kelompok yang tidak mendapatkan edukasi prenatal ada 10 orang (50%) pada kategori percaya diri baik. Tabel 4. Pengaruh edukasi prenatal terhadap breast- feeding self efficacy ibu di wilayah kerja Puskesmas Kepanjenkidul Kota Blitar pada Juni - Juli 2016 Kelo mpok Breastfeeding self efficacy mean min max SD Perlakuan 61,15 49 67 5,566 kontrol 49,85 30 65 9,438 Independent t-test (α = 0,05) p = 0,000 Tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata breastfeeding self efficacy pada kelompok perlakuan 61,15±5,566 dan pada kelompok kontrol 49,85±9,438. Hasil ana- lisa dengan menggunakan Independent t-test diper- oleh nilai p = 0,000 artinya ada pengaruh edukasi prenatal terhadap breastfeeding self efficacy ibu. PEMBAHASAN Breastfeeding self efficacy pada kelompok yang tidak mandapatkan edukasi prenatal Nilai breastfeeding self efficacy yang diukur dengan menggunakan Breastfeeding Self Efficacy 139Fata dan Rahmawati, Edukasi Prenatal ... Scale Short Form (BSES-SF) mempunyai nilai maksimal 70 dan minimal 14. Nilai minimal menun- jukkan ibu tidak percaya diri sama sekali sedangkan nilai maksimal bearti ibu sangat percaya diri. Jika total nilai dari BSES-SF dibuat pengkategorian, maka pada kelompok perlakuan diperoleh ada 2 (10%) responden mempunyai percaya diri cukup (berada pada rentang nilai 33-51), 18 (90%) respon- den percaya diri baik (berada pada rentang nilai 52- 70), dan tidak ada responden yang kategori percaya diri kurang (berada pada rentang nilai 14-32). Setelah mendapatkan 1 kali edukasi prenatal, hasilnya masih ada 2 (10%) ibu mempunyai keperca- yaan diri menyusui cukup dan dilihat dari karakteris- tiknya kedua responden tersebut berpendidikan SMP. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi keinginan dan harapan (Loundon dan Britta dalam Aisah, et al., 2010). Peneliti berasumsi pendidikan SMP masih tergolong level pendidikan yang rendah sehingga lebih susah dalam memahami dan meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan dan pemahaman sangat menentukan kepercayaan diri ibu dalam menyusui sesuai dengan hasil penelitian oleh Citrawati (2015) menunjukkan ada perbedaan nilai breastfeeding self efficacy pada ibu yang mempunyai pengetahuan berbeda. Ibu yang memiliki pengetahuan lebih tinggi akan lebih menunjukkan kepercayaan diri menyusui yang lebih tinggi daripada ibu yang mempunyai pengetahuan yang lebih rendah. Jumlah anak atau pengalaman menyusui meru- pakan faktor yang dominan terhadap self efficacy menyusui (Febriana, 2014). Multipara telah mem- punyai pengalaman dalam menghadapi masalah terkait menyusui sehingga lebih mudah dan cepat tanggap dalam menyelesaikan masalah yang muncul saat menyusui. Multipara yang tidak mempunyai pe- ngalaman menyusui atau gagal menyusui tentunya tidak ingin mengulangi kegagalan tersebut sehingga lebih mempunyai persiapan untuk melakukan proses menyusui yang akhirnya berdampak pada keperca- yaan diri menyusui menjadi baik. Pada penelitian ini, kedua responden yang memiliki breastfeeding self efficacy cukup merupakan primipara (kehamilan pertama). Primipara belum mempunyai pengalaman dari diri sendiri secara langsung dalam menyusui sehingga saat muncul masalah dalam proses menyu- sui akan sangat mengganggu kepercayaaan dirinya. Dukungan keluarga merupakan faktor ekster- nal yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui, dengan dukungan keluarga dapat mening- katkan motivasi dan rasa percaya diri ibu dalam menyusui (Roesli, 2007). Dalam penelitian ini dua responden yang mempunyai kepercayaan diri cukup merasa tidak mendapat dukungan dari keluarga/ pasangannya atau cenderung bersikap acuh, sikap membiarkan dan tidak mau terlibat dalam urusan proses menyusui. Tanpa dukungan keluarga maka ibu merasa berjuang sendiri dalam menyusui sehingga ibu akan mudah putus asa dan merasa tidak mampu lagi untuk menyusui bayinya apalagi disaat ibu harus menghadapi berbagai masalah yang muncul saat proses menyusui. BSES-SF berisi 14 item pertanyaan tentang kepercayaan diri ibu dalam proses menyusui. Ibu pada kelompok perlakuan yang memiliki kepercayaan diri belum baik menunjukkan tingkat tidak terlalu percaya diri pada item kepuasan diri dalam penga- laman menyusui dan tingkat kadang-kadang percaya diri pada item kenyakinan diri pada kecukupan bayi mendapat ASI dan produksi ASI. Pada perkem- bangan zaman dengan persaingan ketat seperti sekarang ini, kualitas manusia dituntut agar mencapai kualitas yang lebih baik sehingga banyak orang cen- derung ingin menjadi yang terbaik, tidak mau kalah dengan orang lain dan tidak mudah merasa puas dengan pencapaian yang didapat (Efendi & Makhfudli, 2009). Demikian halnya dalam urusan menyusui, seorang ibu selalu berpikir ingin bayinya mendapat kecukupan nutrisi dan ingin pertumbuhannya menjadi yang terbaik, tidak kalah dengan bayi orang lain. Perasaan tersebut justru akan membuat ibu selalu khawatir bayinya kurang cukup nutrisi (ASI) dan merasa kurang yakin dengan kecukupan produksi ASI ibu. Breastfeeding self efficacy pada kelompok yang mendapatkan edukasi prenatal Nilai kepercayaan diri menyusui (breastfeeding self efficacy) berdasarkan BSES-SF pada kelom- pok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapatkan edukasi prenatal menunjukkan 10 orang (50%) memiliki kepercayaan diri menyusui baik, 9 orang (45%) kepercayaan diri menyusui cukup dan 1 orang (5%) kepercayaan diri menyusui kurang. Separuh ibu menyusui pada kelompok kontrol telah memiliki kepercayaan diri baik meskipun tidak diberikan edukasi prenatal karena dipengaruhi oleh pengalaman menyusui dimana 12 (60%) ibu pada kelompok kontrol merupakan multipara yang telah memiliki pengalaman menyusui baik kesuksesan maupun kegagalan dalam menyusui eksklusif. Pene- litian ini juga menunjukkan 14 (70%) ibu pada ke- lompok kontrol memiliki pendidikan dalam kategori 140 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2016, hlm. 136–141 tingkat tinggi yaitu SMA dan diatasnya (Perguruan tinggi). Ibu dengan pendidikan formal tinggi ber- asosiasi dengan lebih mempunyai pengetahuan menyusui yang baik dan lebih mudah menerima infor- masi tentang menyusui dari berbagai sumber. Terle- bih lagi di era sekarang ini informasi tentang menyu- sui dapat diakses dari berbagai media baik cetak maupun elektronik. Kepercayaan diri ibu yang baik pada kelompok kontrol juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu dimana 11 (55%) ibu kelompok kontrol tidak bekerja dan 4 (20%) ibu bekerja didalam rumah sehingga kesulitan menyusui karena harus meninggalkan bayinya tidak akan menjadi masalah bagi ibu yang bekerja di rumah atau tidak bekerja. Porter dan Hsu (2003) dalam Saleh, et al. (2009) menemukan bahwa ibu yang memiliki beberapa anak lebih menunjukkan kepercayaan diri daripada ibu yang baru pertama kali mempunyai anak (primigravida). Demografi maternal meliputi usia ibu, pekerjaan, pendapatan keluarga, paritas, status kesehatan bayi dan dukungan keluarga mempengaruhi kepercayaan diri ibu dalam menyusui. Usia ibu pada kelompok kontrol terlihat 14 (70%) ibu berusia diatas 30 tahun. Pada usia terse- but telah memasuki kategori usia dewasa dimana secara teori telah memasuki usia dengan kema- tangan fisik dan psikologis sehingga lebih punya kepercayaan diri dalam menyusui. Dukungan dari keluarga atau pasangan sangat dirasakan oleh 15 (75%) ibu pada kelompok kontrol. Dukungan keluar- ga atau pasangan dapat memotivasi ibu untuk terus percaya diri berusaha menyusui meskipun banyak rintangan yang harus ibu hadapi. Penelitian Russel (2006) dalam Saleh, et al. (2009) menunjukkan kepercayaan diri ibu dipengaruhi oleh dukungan keluarga, tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu. Semakin dewasa seseorang maka lebih banyak pengalaman dan informasi yang diperoleh, juga lebih matang dalam mengolah informasi tersebut sehingga dapat membangun konsep diri yang baik dan mampu menumbuhkan kepercayaan diri. Kepercayaan diri kurang ditunjukkan oleh 1 (5%) ibu pada kelompok kontrol yang mempunyai pekerjaan di luar rumah, primipara dan berusia muda (21 tahun) sehingga pengetahuan dan pengalaman menyusuinya masih kurang. Pengetahuan dan pengalaman kurang ditambah harus meninggalkan bayi untuk bekerja menyebabkan kepercayaan diri ibu menjadi kurang. Pengaruh edukasi prenatal terhadap breastfeeding self efficacy ibu Nilai rata-rata breastfeeding self efficacy pada kelompok perlakuan 61,15±5,566 dan pada kelompok kontrol 49,85±9,438. Hasil analisa dengan menggu- nakan Independent t-test diperoleh nilai p = 0,000 artinya ada pengaruh edukasi prenatal terhadap breastfeeding self efficacy ibu. Edukasi prenatal yang diberikan kepada kelompok perlakuan mampu menunjukkan nilai rata-rata breastfeeding self efficacy lebih tinggi daripada kelompok control yang tidak diberikan edukasi prenatal. Sejalan dengan penelitian di Tehran,Iran oleh Nekavand et al. (2014) yang menyimpulkan ada perbedaan signifikan pada kelompok ibu yang diberikan pelatihan/pendidikan tentang ASI ekslusif terhadap kepercayaan diri (self efficacy) ibu. Edukasi prenatal yang diberikan kepada kelom- pok perlakuan dilakukan selama 90 menit berupa ceramah dan tanya jawab. Pada sesi tanya jawab, peserta edukasi dipersilahkan mengajukan perta- nyaan, educator terlebih dahulu akan mempersilah- kan ibu yang lain untuk menjawab selanjutnya educator akan menyempurnakan, menegaskan, dan meluruskan jiwa jawaban belum tepat. Metode ter- sebut dapat menstimulasi ibu yang sudah mempunyai pengalaman menyusui untuk berbagi pengalaman- nya kepada ibu-ibu lain terutama yang belum mem- punyai pengalaman menyusui. Edukasi prenatal yang diberikan berisi materi inisiasi menyusui dini, manfaat ASI, bahaya formula, tehnik menyusui, kunci keberhasilan menyusui dan cerita pengalaman dari orang yang telah berhasil menyusui eksklusif. Pengalaman menyusui dari orang yang telah berhasil menyusui eksklusif dapat memberikan inspirasi bagi ibu untuk berjuang menyusui bayinya, tidak mudah menyerah dan meningkatkan motivasi ibu dalam menyusui yang akhirnya dapat meningkatkan keper- cayaan diri ibu dalam menyusui. Sejalan dengan penelitian Puspita (2015) menunjukkan dukungan berupa berbagi pengalaman dari ibu yang telah sukses memberikan ASI eksklusif yang dihadirkan pada pertemuan di kelas ibu hamil dapat meningkat- kan persepsi kontrol diri atau kepercayaan diri ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Pendidikan kese- hatan dengan pendekatan modeling oleh perawat efektif dalam meningkatkan pengetahuan, kemam- puan praktek dan kepercayaan diri ibu (Saleh, et al., 2009). 141Fata dan Rahmawati, Edukasi Prenatal ... Edukasi prenatal yang diberikan dalam peneli- tian ini juga disertai dengan pemberian booklet yang berisi materi yang diberikan. Booklet bisa dibawa pulang oleh responden sehingga dapat dibaca lagi disaat responden lupa dengan materi yang telah diajarkan atau kapanpun responden membutuhkan. Pengetahuan ibu yang baik dapat meningkatkan ke- percayaan diri ibu dalam menyusui. Dalam penelitian Ramawati, et al. (2013) efektifitas penggunaan modul/booklet dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi sebesar 75%. Booklet dan leaflet sama efektifnya dalam meningkatkan perubahan sikap responden namun booklet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden (Punia, 2009). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada pengaruh edukasi prenatal terhadap breastfeeding self efficacy ibu (p=0,000). Saran Pemegang program kelas ibu hamil agar mem- pertimbangkan pemberian edukasi prenatal di kelas ibu hamil yang berisi manajemen laktasi dengan mendatangkan pemberi testimoni keberhasilan menyusui eksklusif. Peneliti selanjutnya sebaiknya mengkaji kepercayaan diri menyusui pre dan post intervensi. DAFTAR RUJUKAN Aisah, S., Junaiti S., Sutanto P.H. 2010. Pengaruh Edukasi Kelompok Sebaya Terhadap Perubahan Perilaku Pencegahan Anemia Gizi Besi pad Wanita Usia Subur di Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional Unimus. 119-127. Britton, J., & H. Britton. 2008. Maternal Self Concept and Breastfeeding. Journal of Human Lactation, 24, 431-438. Citrawati, N.K. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masyarakat laktasi terhadap Tingkat Pengetahuan dan Self Efficacy Ibu Menyusui. Tesis. Electronic theses and dissertations Gajah Mada University. Yogjakarta. Dennis, C.L. 2003. The Breastfeeding Self-Efficacy Scale: Psychometric Assessment of the Short Form. JOGNN, 6, 734-744. Efendi, F., & Makhfudli. 2009. Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Eidman, C.K. 2011. Enhancing Breastfeeding Self-Effi- cacy through Prenatal Education. Master of Art in Nursing These, 31. Febriana, N.A. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan denga n Self Efficacy Men yusui di Ruang Bougenville 2 RSUP DR.Sardjito Yogjakarta. Skripsi. Electronic theses and dissertations Gajah Mada University. Yogjakarta. Kurniawan, B. 2013. Determinants keberhasilan pem- berian air susu ibu eksklusif. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27(4), 236-240. Nekavand, M., Hoorsan R., Kerami A., Zohoor A. 2014. Effect of Exclusive Breast Feeding Education on Breast-feeding self Efficacy and maternal Stress. Research Journal of Obstetrics and Gynecology, 7(1), 1-5. Puspita, Y.A. 2015. Perbedaan Persepsi Kontrol Diri Ibu Hamil Terhadap Intensi Ibu Untuk Memberikan ASI Eksklusif Pada Kelas Ibu Hamil Plus di Puskesmas Muara Teweh Kabupaten Barito Utara. Jurnal Edu Health, 5(2), 123-130. Ramawati, D., Lutfatul L., Eni R. 2013. Efektifitas Modul untuk Manajemen laktasi pasca melahirkan. Jour- nal keperawatan soedirman, 8 (1), 49-55. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Pen elit ian dan Pengemba ngan Kesehat an Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Roesli, U. 2007. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Saleh A., Nurachman E., As’ad S., Hadju V. 2009. Pen ga ruh Pen didi kan Keseh at a n den ga n Pendekatan Modelling terhadap Pengetahuan, kemampuan Praktek dan Percaya Diri Ibu dalam Menstimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-6 Bulan di Ka bupa ten Ma r os. Tesis. Un i ver si t a s Hasanudin Makasar. Thulier, D., Mercer, J. 2009. Variables associated with breastfeeding duration. Journal of Obstetric, Gynecologic and Neonatal Nursing 38, 259-268. doi: 10.1111/j.1552-6909.2009.01021.x Wardani, M.A. 2012. Gambaran tingkat Self-Efficacy untuk Menyusui pada Ibu Primigravida. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan. [Tidak diterbitkan].