E:\Tita\D\Tita\Feb 17\Jurnal Bl 286 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 3, Desember 2016, hlm. 286–291 286 EFEKTIFITAS REBUSAN WORTEL ( DAUCUS CAROTA. L) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) (The Effectiveness of Stew Carrot (Daucus Carota. L) On Lowering Blood Cholesterol Levels of White Rat (Rattus Norvegicus)) Misnanto, Thatit Nurmawati Pendidikian Ners STIKes Patria Husada Blitar email: Dhyas_tha@yahoo.com Abstract: Hypercholesterolemia is a disease of cholesterol metabolism disorder caused by high blood cholesterol. Chemical treatment is reported to have side effects in the long term. The purpose of this study was to determine the effectiveness of carrot stew to decrease cholesterol levels in hypercholester- olemic of rats.The design of this study used experimental randomized control-group pretest - post test design. The samples were divided into control and treatment groups, each group consisted 8 rats. The treatment used a carrot stew with 1.25cc dose and control with medication simvastatin 0144 cc dose was given every morning for 3 days. The measurement of the cholesterol levels used Touch Essey data analysis by Wilcoxon and Mann-Whitney. The study started on May 15th - July 22, 2015.The results of the study showed the cholesterol control group decreased 12.5% (P = 0.069> á = 0.05) in the treatment group and 50% (P = 0.716), On the statistical test showed no effect of carrot stew on blood cholesterol levels. While the results of the effect between treatment and control group (P = 0528> á = 0.05).Carrots with beta-carotene could lower cholesterol levels in the blood, and could prevent the oxidation of Low Dencity Lipoprotein (LDL). The absorption of beta-carotene was better when boiled in temperatures between 60-100 ° C. Keywords: Hypercholesterolemia, carrots, beta carotene, cholesterol Abstrak: Hiperkolesterolemia adalah penyakit gangguan metabolisme kolesterol yang disebabkan oleh tingginya kolesterol darah. Pengobatan kimia dilaporkan mempunyai efek samping dalam jangka panjang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas rebusan wortel terhadap penurunan kadar kolesterol tikus putih dengan hiperkolesterolemia. Desain dari penelitian ini menggunakan eksperimen randomized control–group pretest – post test design. Sampel terbagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan, masing- masing kelompok terdiri 8 ekor tikus putih. Perlakuan menggunakan rebusan wortel dengan dosis 1.25cc dan kontrol dengan obat sivastatin dosis 0.144cc diberikan tiap pagi selama 3 hari. Pengukuran kadar kolesterol menggunakan Essey Touch analisis data dengan Wilcoxon dan Mann-Whitney waktu penelitian mulai 15 Mei-22 Juli 2015. Hasil penelitian kelompok kontrol terjadi penurunan kolesterol 12.5% (P = 0.069 >  = 0.05) dan kelompok perlakuan 50 % (P = 0.716), Pada uji statistic menunjukan tidak ada pengaruh pemberian rebusan wortel terhadap kadar kolesterol darah. Sedangkan hasil pengaruh antara kelompok perlakuan dan kontrol (P = 0.528 >  = 0.05).Wortel dengan kandungan beta karoten mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dan dapat mencegah oksidasi Low Dencity Lipoprotein (LDL). Penyerapan kandungan beta karoten akan lebih baik jika wortel direbus dengan suhu antara 60-100 oC. Kata Kunci: Hiperkolesterolemia, wortel, betakaroten, kadar kolesterol Tanpa disadari dalam tubuh kita secara terus- menerus terbentuk radikal bebas melalui peristiwa metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi dan akibat respons terhadap pengaruh dari luar ACER Typewritten text Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, No. 3, Desember 2016 DOI: 10.26699/jnk.v3i3.ART.p286-291 IT Typewritten text © 2016 Jurnal Ners dan Kebidanan IT Typewritten text This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 287Misnanto dan Nurmawati, Efektivitas Rebusan Wortel ... luar tubuh seperti lingkungan, sinar ultraviolet dan asap rokok. Akibat yang ditimbulkan oleh lingkungan tercemar dan gaya hidup, justru merangsang tumbuhnya radikal bebas yang dapat merusak tubuh kita (Anonim, 1997). Diet hiperkolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah yang memicu terjadinya LDL-oks akibat radikal bebas pada pembuluh darah aorta yang menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi dan dapat berakibat pada perubahan dinding pembuluh darah aorta (Murray, et al., 2003 dan Suryohudoyo, 2000). Kolesterol merupakan zat gizi atau komponen lemak kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai salah satu sumber energi paling tinggi dan juga merupakan bahan dasar pembuatan hormone steroid (Nurwahyuni, 2006). Hiperkolesterolemia merupa- kan gangguan metabolisme kolesterol yang disebab- kan oleh kadar kolesterol dalam darah yang melebihi batas normal (Murray, et al., 2003). Peningkatan kadar kolesterol yang berlebihan akan mengakibat- kan terbentuknya plak pada pembuluh darah, sehingga akan menggangu aliran darah. Hal ini dapat meng- akibatkan tersumbatnya aliran darah ke jantung dan apabila terjadi pada pembuluh darah di otak, akan menyebabkan cerebral vaskuler acute atau stroke (Astawan dan Andresas, 2009). Hiperkolesterol merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner (PJK). Pernyakit jantung dewasa ini merupakan penyebab paling utama keadaan sakit dan kematian, bangsa industri maju (Ariantari dkk., 2010). Di Amerika Serikat, penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian, yaitu kira-kira 37% sebab kematian. Sekitar 88% dari angka tersebut, disebabkan karena penyakit jantung koroner (Ariantari, dkk., 2010). Sedangkan berda- sarkan data WHO (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh dunia menderita stroke akibat hiperkolesterolemia, dengan jumlah kematian seba- nyak 5 juta orang dan 5 juta orang lainnya mengalami kecacatan permanen. Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu penyebab kecacatan terbanyak di dunia Penyakit Stroke menduduki urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan kanker berdasarkan data dari NCHS (National Center Of Health Statistic) (Xu, et al., 2010). Di Indonesia stroke menjadi penyebab utama kematian pada semua umur dengan proporsi 15% pada kelompok umur 45–54 tahun. Peningkatan prevalensi penderita stroke di Indonesia dari 8,3 per 1000 penduduk pada tahun 2007 menjadi 12,1per 1000 penduduk pada tahun 2013 (Riskesda, 2013) Hiperkolesterolemia adalah salah satu penye- bab stroke iskemik yang dapat dirubah, misalnya kebiasaan merokok, obesitas, olkoholis (Perdossi, 2004). Pencegahan dan pengobatan untuk menurun- kan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu mengu- rangi makanan berlemak, melakukan aktifitas fisik, pemberian obat modern maupun obat tradisional. Pemberian obat modern atau obat-obat kimia kadang berdampak terhadap klien, sedangkan pemberian obat tradisional selain murah, mudah didapat dan komplikasi terhadap pasien jarang terjadi (Ganiswarna, 1995). Salah satu obat tradisional yang dapat dikem- bangkan sebagai alternatif untuk menurunkan kadar kolesterol LDL (low desencity lipoprotein) adalah wortel (Ari, 2013). Tumbuhan Wortel (Daucus carota) merupakan sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Mengkosumsi beta karoten yang berasal dari sumber tanaman (wortel) bersifat aman dan tidak akan memberi efek toksik sampai 100.000 IU perhari, hal ini berbeda dengan beta karoten sin- tetis berlebihan mempunyai resiko potensial sebagai proaksidan (Muchadi, 2009). Kandungan beta karoten lebih tinggi pada wor- tel yang masih mentah sedangkan penyerapan lebih mudah pada wortel yang direbus. Wortel mentah memiliki dinding sel yang keras membuat tubuh hanya dapat mengkonversi kurang dari 25% beta karoten menjadi vitamin A. Melakukan pemanasan dengan suhu antara 60-100 0C dapat melarutkan selulosa dinding sel dengan tanpa merusak beta karoten (Muctadi, 2009). Berdasarkan latar belakang diatas peneliti memiliki tujuan penelitian sebagai berikut: Tujuan Umum Mengetahui efektifitas rebusan wortel (Daucus carota) terhadap penurunan kadar kolesterol darah pada tikus putih (Rattus norvegicus). Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasikan kadar kolesterol darah se- belum dan sesudah perlakuan dengan rebusan wortel pada tikus putih (Rattus norvegicus) . 2. Mengidentifikasikan kadar kolesterol sebelum dan sesudah pemberian obat kolesterol (sivastatin) pada tikus putih (Rattus norvegicus). 288 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 3, Desember 2016, hlm. 286–291 3. Menganalisis efektifitas perlakuan dengan re- busan wortel dibandingkan dengan kontrol (obat kolesterol) pada tikus putih (Rattus norvegicus). BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian menggunakan randomized control – group pre test – post test design dengan tujuan untuk menga nalisa efektifitas perlakuan dengan pemberian rebusan wortel pada tikus putih (Rattus norvegicus). Populasi dalam penelitian ini adalah Tikus putih (Rattus norve- gicus). Sampel dalam penelitian ini menggunakan 16 ekor Tikus putih (Rattus norvegicus) yang homogen sesuai kriteria inklusi Tehnik sampling pada penelitian ini mengguna- kan purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara po- pulasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam, 2008). Peneliti memilah tikus dalam dua kelompok yaitu perlakuan dan kontrol secara random. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Mei s/d 22 Juli 2015 di laboratorium STIKes Patria Husada Blitar. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Umum berat badan dengan nilai antara 20 -100 gr. Dengan selisih rata-rata berat badan sebelun dan sesudah kelompok kontrol 16.25 gr. Berdasarkan tabel 4 Pada kelompok perlakuan didapatkan nilai rata-rata sebelum diberikan perla- kuan rebusan wortel adalah 146.00 mg/dl dan setelah diberi rebusan wortel meningkat menjadi 159.25 mg/ Tabel 1. Distribusi Tikus putih berdasarkan jenis kelamin No Jenis kela min Frekuensi (%) 1 Jantan 16 100 2 Betina 0 0 3 Jumlah 16 100 Berdasarkan tabel diatas semua Tikus putih berjumlah 16 ekor 100% berjenis kelamin jantan. Berdasarkan tabel 2 berat badan tikus hasil perlakuan hiperkolesterol menunjukkan bahwa pada perlakuan peningkatan berat badan terjadi pada tikus no 3 dan no 4 dengan selisih sebelum dan sesudah antara 10-30 gr, untuk tikus no 1, 5, 6, 7, 8 terjadi penurunan rentang 20-130 gr sedangkan tikus no 2 berat badan tidak mengalami perubahan, dengan selisih rata-rata 67gr pada kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel 3 berat badan tikus sebelum dan sesudah kelompok kontrol dengan diet hiper- kolesterol menunjukkan peningkatan berat badan pada tikus no 3, 4 dan 7 sebesar 30-50 gr, akan tetapi tikus no 1, 2, 5, 6, dan 8 terjadi penurunan Tabel 2. Distribusi berat badan tikus putih sebelum dan sesudah perlakuan diet hiperkolesterol kelom- pok perlakuan Keterangan: Tanda + : Peningkatan Tanda - : Penurunan NO Tikus Berat badan tikus (gr ) Perlakuan Selisih Pre Post 1 170 150 -20 2 160 160 0 3 180 150 +30 4 290 200 +10 5 270 140 -130 6 200 120 -80 7 150 120 -30 8 200 125 -75 Mean± Std 212.63 58.002 145.63 26.651 67.00 Tabel 3. Distribusi berat badan tikus sebelum dan sesudah dengan diet hiperkolesterol kelompok control Keterangan: Tanda + : Peningkatan Tanda - : Penurunan NO Tikus Kadar kolesterol tikus (mg/dl ) Kontrol Selisih pre post kontro l Pre test P ost 1 141 162 +21 2 138 150 +12 3 112 218 +6 4 100 150 +50 5 164 117 -47 6 131 145 +14 7 179 209 +30 8 153 207 +54 Mean± Std 127.25 55.337 169 .823 36.823 - 42,25 289Misnanto dan Nurmawati, Efektivitas Rebusan Wortel ... dl. Berdasarkan tabulasi analisa data diatas terdapat perubahan kadar kolesterol darah tikus sebelum dan sesudah perlakuan dengan rebusan wortel. Peru- bahan nilai kadar kolesterol sebanyak 4 ekor tikus (50%) terjadi peningkatan sedangkan 4 ekor tikus (50%) terjadi penurunan kadar kolesterol dari semua sampel kelompok perlakuan. Penurunan kadar ko- lesterol tertinggi terjadi pada tikus no 2 adalah 26mg/ dl, akan tetapi peningkatan kadar kolesterol tertinngi terjadi pada tikus no 8 adalah 98mg/dl. atas terdapat perubahan kadar kolesterol darah tikus sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian obat kolesterol. Perubahan penurunan nilai kadar kolesterol sebanyak 1 ekor tikus no 5 (12.5% ) se- dangkan 7 ekor tikus 87 % terjadi peningkatan kadar kolesterol dari semua sampel kelompok kontrol. Penurunan kadar kolesterol terjadi pada tikus no 5 adalah 47 mg/dl, akan tetapi peningkatan kadar kolesterol tertinngi terjadi pada tikus no 8 adalah 54 mg/dl. Tabel 4. Kadar kolesterol sebelum dan sesudah kelom- pok perlakuan dengan rebusan wortel NO Tikus Kadar kolesterol tikus (mg/dl) Perlakuan Selisih Pre test Post test 1 149 159 -10 2 165 139 -26 3 122 169 +47 4 160 144 +16 5 186 176 -10 6 154 161 +7 7 129 127 -2 8 103 199 +96 Mean± Std 146.00 26.576 159.25 22.808 13.25 Tabel 5. Kadar kolesterol sebelum dan sesudah perla- kuan dengan obat kolestero (sivastatin) kelompok kontrol NO Tikus Kada r kolesterol tikus (mg/dl ) Kontrol Selisih Pre test Post test 1 141 162 +21 2 138 150 +12 3 112 218 +6 4 100 150 +50 5 164 117 -47 6 131 145 +14 7 179 209 +30 8 153 207 +54 Mean± Std 127.25 55.337 169.823 36.823 - 42,25 Berdasarkan tabel 5 Pada kelompok kontrol didapatkan nilai rata-rata sebelum pemberian obat kolesterol (sivastatin) adalah 127.25 mg/dl dan sete- lah pemberian obat kolesterol meningkat menjadi 169.82 mg/dl . Berdasarkan tabulasi analisa data di Tabel 6. Perbandingan kadar kolesterol sesudah re- busan wortel dengan obat kolesterol (sivastatin) No Tikus Kadar kolesterol tikus (gr ) Kelompok Selisih post post 1 159 162 3 2 139 150 11 3 169 218 79 4 144 150 6 5 176 117 59 6 161 145 16 7 127 209 82 8 199 207 8 Mean± post test : 5.13 post test : 4.43 0.70 Hasil uji statistik Wilcoxon post test: P =0.716 > 0.05 wilcoxon post test : P= 0.06 9 > 0.05 Mann whitne y: P= 0.528 > 0.05 Berdasarkan tabel 6 hasil statistic mengguna- kan uji wilcoxon diatas didapatkan kadar kolesterol kelompok perlakuan sebelum dan sesudah dengan rebusan wortel memiliki rata-rata = 5.13 dengan nilai P = 0.716 nilai   0.05. sedangkan Pada kelompok kontrol hasil sebelum dan sesudah dengan obat kolesterol didapatkan nilai rata-rata = 4.43 dengan nilai P = 0.069. Sehinggadidapatkan hasil analisis antara perlakuan dan kontrol dengan nilai rata-rata = 7.79 (perlakuan) dan nilai rata-rata = 9.25 dengan nilai P = 0.528 PEMBAHASAN Kadar Kolesterol tikus pada kelompok perla- kuan sebelum dan sesudah diberikan rebusan wortel Berdasarkan hasil pengolahan data terjadi penu- runan kadar kolesterol sejumlah 50% dari jumlah 290 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 3, Desember 2016, hlm. 286–291 tikus kelompok perlakuan dengan kadar kolesterol antara 10-26 ml/dl. Tetapi berdasarkan hasil uji statistik wilcoxon didapatkan P = 0.513 dengan kata lain P >  = 0.05 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh atau tidak ada beda rebusan wortel terhadap kadar kolesterol hewan uji tikus putih. Soemardini (2011) mengatakan, penurunan kadar kolesterol disebabkan oleh adanya berbagai kandungan zat aktif di dalam wotel. Diantaranya adalah kandungan beta karoten dengan unsur karetenoidnya. Beta karoten yang terdapat pada wortel dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi, diharapkan dapat menurunkan ko- lesterol dengan cara melindungi LDL dari proses oksidasi tersebut sehingga dapat mencegah atero- sklerosis (Azisma, 2004). Perlakuan dengan rebusan wortel pada peneli- tian ini bahwa tidak ada pengaruh atau tidak ada beda rebusan wortel terhadap kadar kolesterol hewan uji tikus putih, hal ini kemungkinan terjadi karena faktor percepatan penyerapan dan kandungan jumlah beta karoten pada rebusan wortel lebih sedikit dibandingkan dengan wortel mentah. Sejalan dengan hasil penelitian Muctadi (2009) menunjukkan bahwa kandungan beta karoten lebih tinggi pada wortel yang masih mentah tetapi absorbsi beta karo- ten lebih mudah jika wortel direbus terlebih dahulu. Wortel mentah memiliki dinding sel yang keras membuat tubuh hanya dapat mengkonversi kurang dari 25% beta karoten menjadi vitamin A. Berdasarkan Rukmana (2006) Wortel dapat dimakan dengan berbagai cara, tetapi hanya 3% dari beta karoten pada wortel mentah dilepaskan selama proses pencernaan berlangsung, hal ini dapat ditingkatkan menjadi 39% melalui memasaknya dan menambahkan minyak sawit. Kadar kolesterol darah selalu berubah-ubah disetiap waktu, meskipun perubahan ini tidak sebe- rapa bedanya. Banyak faktor yang mepengaruhinya diantaranya, stress juga dapat memicu meningkat kolesterol, perubahan pola makan juga berperan dalam perubahan kadar kolesterol ( Masrufi, 2009). Kadar kolesterol sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol dengan obat kolesterol (sivastatin) Berdasarkan hasil pengolahan data terdapat penurunan kadar kolesterol sebelum dan sesudah perlakuan sebanyak satu ekor (12.5%) dari jumlah hewan uji. Tetapi berdasarkan hasil uji statistik wilcoxon didapatkan P = 0.69 dengan kata lain P >  = 0.05 yang berarti diterima dan tidak ada pengaruh pemberian obat kolesterol terhadap kadar kolesterol hewan uiji tikus putih. Hal ini dimungkinkan pada penelitian ini peneliti menggunakan dosis rendah, sebanyak adalah 0.144 mg. Berdasarkan hasil penelitian Vanesa, et al. (2013) volume yang dibutuhkan adalah 10 mg obat simvastatin untuk memberikan efek penurunan kadar kolesterol pada tikus. Sejalan dengan penelitian Unneyputty (2013) dosis simvastatin untuk tikus 0. 18 mg/ha ri/200 gr BB. Kemungkinan la in perubahan kadar kolesterol tikus diakibatkan oleh aktivitas tikus. Berdasarkan pengamatan peneliti menunjukkan bahwa tikus bergerak cukup aktif pada saat peneliti sedang memberikan perlakuan. Mekanisme kerja obat kolesterol (simvastatin) adalah metabolit aktif dimana koenzim A reduktase akan merubah asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari sin- tesis kolesterol (Hexpharm, 2008)). Karena dengan berkatifitas secara teratur dapat meningkatkan kolesterol HDL dan menekan kolesterol total dan kolesterol LDL membakar trigliserida dan menurun- kan berat badan. Selain aktifitas, makanan juga mempengaruhi perubahan kadar kolesterol. Makanan yang banyak mengandung kolesterol, lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi seperti keju, minyak babi, otak sapi, dan jeroan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Stres yang dialami tikus dalam waktu berlangsung cukup lama akan merusak keseimbangan fungsi tubuh sehingga dapat mening- katkan kolesterol dalam darah (wijayakusuma, 2008). Efektifitas pemberian perlakuan terhadap ka- dar kolesterol tikus pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Berdasarkan uji statistika tentang pengaruh rebusan wortel (Daucus carrota) terhadap penu- runan kadar kolesterol darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) didapatkan P sebesar 0.528. Nilai P > dari pada  = 0.05, nilai mean perlakuan rebusan wortel: 7.75 sedangkan kontrol obat kolesterol nilai mean: 9.25 maka hipotesa ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh, dapat dijelaskan bahwa tidak ada pengaruh penurunan kadar kolesterol baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Hal ini di sebabkan kemungkinan karena waktu pemberian terapi hanya 3 hari. Pengaturan dosis simvastatin 291Misnanto dan Nurmawati, Efektivitas Rebusan Wortel ... dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sebagai dosis tunggal pada malam hari, dan pengu- kuran kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu (Hepharm, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan Vanese, et al. (2013) perubahan koles- terol yang terjadi pada minggu pertama dapat juga disebabkan karena stress lingkungan, dan perubahan jenis dan pola makanan secara tiba-tiba. Segera setelah tikus dapat beradaptasi dengan makanannya, metabolisme berlangsung baik sehingga kadar koles- terol dalam darah dapat turun dengan sendirinya. Sedangkan kandungan yang terdapat pada wortel selain beta karoten terdapat juga vitamin C, mem- punyai efek membantu reaksi hidrosilasi dalam pembentukan asam empedu sehingga meningkatkan ekskresi kolesterol (Riansari, 2008), dan B3 (niasin) berfungsi membantu metabolisme lemak dalam menghasilkan energi tubuh dan berperan dalam metabolisme lemak untuk menurunkan kadar kolesterol LDL (low Dencity Lipoprotein) dan trigliserida, serta meningkatkan kadar HDL (High Dencity Lipoprotein) sehingga dapat mengurangi penyakit pembuluh darah dan jantung (Rahayu, 2005). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaku- kan menunjukan bahwa: Tidak ada perbedaan pengaruh rebusan wortel (Daucus carota L) terha- dap penurunan kadar kolesterol darah pada tikus putih (Rattus Novergicus), dengan diet hiperkoles- terol. Secara nyata rebusan wortel dapat menurun- kan kadar kolesterol, dibuktikan 50% mengalami penurunan kadar kolesterol sejumlah 4 ekor dari 8 ekor tikus, akan tetapi secara statistik didapatkan nilai rata-rata (sebelum 146 mg/dl dan sesudah 159 mg/dl) artinya rebusan wortel tidak ada pengaruh- nya terhadap penurunan kadar kolesterol tikus putih, perlakuan dengan obat kolesterol uji statistik (sebelum 127 mg/dl dan sesudah 169 mg/ dl ) terjadi peningkatan kadar kolesterol. Pengaruhnya terha- dap penurunan kadar kolesterol secara nyata hanya terdapat satu ekor yang mengalami penurunan koles- terol pada tikus nomer 5 (164 mg/dl mejadi 117 mg/ dl). Sedangkan 7 ekor lainnya mengalami pening- katan antara terendah 6 mg/dl dan tertinggi 54 mg/ dl, berdasarkan uji statistik perlakuan dengan rebusan wortel lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dibandingkan kontrol dengan obat (sivastatin), dengan nilai rata-rata perlakuan: 513 sedangkan kontrol : 4.43. Saran Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan beberapa dosis untuk mengetahui dosis minimal wortel yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah. DAFTAR RUJUKAN Anonymous. 2004. Carrot. http://en.wikipedia.org/wol.iki/ carrot. online diakses tanggal 6 mei 2015. Astawan , M. 2008. Kasiat Warna Warni Makanan. Jakarta: Gramedia. Biokimia Harper Edisi 25 Robert k.Murray; Daryl k. Granner; Peter A.Mayes and Victor W.Rodwel, 2003 EGC. Davenport, R., and Dennis, M. 2000. Neurological emer- gencies: acute stroke. Fikri, F. 2009. Bahaya kolesterol. pp:11;16-18. Jogjakarta: Kelompok Penerbit Ar-Ruzz Media. Fikri. F. 2009. Bahaya kolesterol. pp:11; 16-18. Jogyakarta: Kelompok Penerbit Ar-Ruzz Media. Freeman, W.Mason, & Junge, Christine. 2008. Kolesterol Rendah Jantung Sehat. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Nurwahyuni, A. 2006. Efek Kolesterol Daun Sambung Nyawa terhadap kolesterol LDL. Pantastico, E.B. 1989. Fisiologi Pasca Panen, Pena- nganan, Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur- sayuran Tropika dan Subtropika. Yogyakarta: UGM Press. Rukmana, R. 1995. Bertanam Wortel. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Saryono, 2010. Kumpulan instrumen Penelitian Kesehatan. Bantul: Nuha Medika. Siswono. 2006. Bahaya dari kolesterol tinggi. Smeltzer, Suzane, C. Buku ajar keperawatan medikal– bedah, Brunner & Suddarth edisi 8 vol.2 Jakarta. Soeharto. 2004. Penyaki t Jantung Koroner dan Serangan Jantung. p:73. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Swarjana, I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit CV Andi Offset. Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Juli, 2007. Panduan Penulisan KaryaI lmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Patria Husada Blitar. Universitas Negeri Semarang Linardi.1993. Patofisiologi dan Penatalaksanaan Stroke.