168 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 168–173 168 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI NYERI HAID (DYSMENORHEA) DI SDI AL AKBAR BANGSAL MOJOKERTO (The Correlation of Knowledge and The Attitude of Girl In Facing Dysmennorea in SD Islam Al-Akbar Bangsal At Mojokerto) Abstract: Dysmenorea is menstrual pain that occured in girls. In Indonesia, the number of primarydysmenorea happen in 54,89% and the others are the type of patients facing menstrual pain. The design of the study was analytic. The independent variable was knowledge and the dependent variablewas the manner. The population was 35 students. The sampling technique used total sampling. The data observed and analyzed by Chi Square. The result of this study showed that good knowledge category was 51% and most of the respondent had positive manner in facing menstrual pain. Statical test used Chi Square test gets the result sig (2 talled)(0,026), so H1 accepted, if sig (2-tailed) <á so, based on Chi Square test showed us that H1 was accepted, it means the correlation between knowlwdge and the manner of girls in facing menstrual pain. We hope the health workers more actively in giving education about menstrual pain. Keywords: knowledge, pain, menstrual pain Abstrak: Dysmenorhea adalah nyeri haid yang sering dialami oleh perempuan, Di Indonesia angka kejadian dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dengan sikap remaja putrid dalam menghadapi nyeri haid. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik.Variabel independent adalah pengetahuan dan dependent adalah sikap. Populasi berjumlah 35 orang, pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa dengan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik (51%), sebagian besar responden memiliki sikap positif dalam menghadapi nyeri haid.Uji statistic dengan menggunakan Chi Square Test didapatkan hasil sig. (2 tailed) (0,026) sehingga H1 diterima jika Sig. (2-tailed) < á. Jadi berdasarkan hasil uji statistik tersebut H1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putrid dalam menghadapi nyeri haid. Peran serta tenaga kesehatan sangat diharapkan dalam memberikan edukasi tentang permasalahan haid. Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, nyeri haid Mentruasi adalah bentuk perubahan yang dialami setiap bulan oleh remaja putri yang dimulai sejak sekitar usia 10 tahun. Secara periodik, seorang wa- nita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi. Menstruasi adalah meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur yang matang yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa itu begitu wajar, sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah dengan menstruasi, salah satunya adalah nyeri haid (dysme- norhea). Namun tidak semua remaja putri menge- tahui tentang nyeri haid dan solusinya. Ketidaktahuan mereka mengenai apa yang terjadi pada dirinya dan mengapa hal itu terjadi dapat menimbulkan rasa Farida Yuliani Poltekkes Majapahit Mojokerto email: farida_yuliani80@yahoo.co.id ACER Typewritten text Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, No. 2, Agustus 2017 DOI: 10.26699/jnk.v4i2.ART.p168-173 IT Typewritten text © 2017 Jurnal Ners dan Kebidanan IT Typewritten text This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 169Yuliani, Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri... cemas dan takut. Mereka akan bertanya-tanya apa- kah perubahan itu merupakan suatu hal yang normal, sehingga kesemuanya ini bisa menimbulkan konflik diri (Okanegara, 2008). Di Indonesia angka kejadian dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan sisa- nya adalah penderita tipe sekunder (Sitorus, 2010). Menurut survei yang dilakukan Ayurai (2009) di SMA Negeri 3 Sidoarjo, didapatkan bahwa sebesar 90% siswi mengalami dismenorea dan sebanyak 70% siswi mengalami kecemasan. Hal ini disebab- kan oleh salah satu faktornya yaitu kurangnya pe- ngetahuan remaja tersebut tentang dismenorea (Ayurai, 2009). Studi pendahuluan dari beberapa siswa dengan cara wawancara tidak terstruktur mereka menyata- kan belum mengetahui secara benar bagaimana mengatasi nyeri haid. Pengetahuan tentang disme- nore pada remaja dianggap penting sehingga mereka dapat mengetahui dan dapat menyikapi dismenore dengan baik, sehingga dapat mencari jalan keluar yang terbaik dan tidak mengganggu aktivitas sehari- hari. (Sitorus, 2010). Untuk mengantisipasi nyeri haid primer, ada beberapa terapi yang dapat dilakukan, antara lain obat penghilang nyeri, seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen, kompres dengan botol air panas, man- di air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit, dan tentu saja menjalani pola hidup sehat dan berolah raga secara teratur. Sedangkan pada nyeri haid sekunder ditangani dengan mengidentifikasi dan mengobati sebab dasarnya. (Proverawati dan Maisaroh, 2009: 89). Remaja putri yang masih memi- liki pengetahuan kurang dan sikap negatif tentang nyeri haid dapat ditangani dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang nyeri haid, sehingga mereka mengetahui dan akhirnya dapat menyikapi secara positif penanganan nyeri haid yang mungkin dialaminya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka pene- liti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang “Hubung- an pengetahuan dengan sikap remaja putri dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) di SDI Al Akbar Bangsal Mojokerto.” BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang nyeri haid dan variabel dependent nya adalah sikap remaja dalam mengha- dapi nyeri haid. Populasi berjumlah 35 orang, peng- ambilan sampel dilakukan secara total sampling. Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang nyeri haid (51%) Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan uji Chi Square, ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Umur f % 1. 10 Tahun 0 0 2. 11 Tahun 26 74,3 3. 12 Tahun 9 25,7 Jumlah 35 100 Berdasarkan Tabel 1 diketahui sebagian besar responden berumur 11 tahun (74,3%) Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan sum- ber informasi Sumber informasi f % Belum pernah 9 25,7 Teman/saudara 26 74,3 Jumlah 35 100 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden mendapat informasi dari teman/ saudara (74,3%). Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penge- tahuan tentang nyeri haid No Pengetahuan f % 1. Baik 18 51 2. Kurang 17 49 Jumlah 35 100 Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan sikap dalam menghadapi nyeri haid No Sikap f % 1. Positif 26 74,2 2. Negatif 9 25,8 Jumlah 35 100 Berdasarkan Tabel 4 diketahui sebagian besar responden memiliki sikap positif dalam menghadapi nyeri haid 170 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 168–173 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa res- ponden yang memiliki pengetahuan baik, sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 6 responden (17,1%), responden yang memiliki pengetahuan baik, hamper setengahnya memiliki sikap positif sebanyak 12 responden (34,3%), responden yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian kecil memiliki sikap positif sebanyak 4 responden (11,4%); dan respon- den yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 13 responden (37,1%) Berdasarkan uji statistic dengan menggunakan Chi Square Test didapatkan hasil sig. (2 tailed) (0,026). Ketentuan yang digunakan adalah H1 dite- rima jika Sig. (2-tailed) < . Jadi berdasarkan hasil uji statistik tersebut H1 diterima artinya ada hubung- an pengetahuan dengan sikap remaja putrid dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) di SDI Al Akbar Bangsal Mojokerto. PEMBAHASAN PengetahuanRemajatentangnyerihaid Berdasarkan Tabel 3 sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik. Pengetahuan yang baik ini tercermin dari dari jawaban responden tentang definisi dan cara mengatasi keluhan yang dirasakan. Kurangnya pengetahuan responden tentang nyeri haid (dysmenorhea) tercermin dalam rendahnya skor responden pada pernyataan tentang pengertian nyeri haid khususnya nyeri haid tidak hanya terjadi pada saat menstruasi saja; gejala dan tanda nyeri haid, khususnya nyeri haid bisa menjalar ke pung- gung bagian bawah dan tungkai dan nyeri haid juga sering disertai oleh sakit kepala. Nyeri menstruasi atau dismenorea yakni nyeri menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berku- rangnya aktifitas sehari-hari. Istilah dismenorea (dysmenorhea) berasal dari bahasa Greek yaitu dys (gangguan atau nyeri hebat atau abnormalitas), meno (bulan), dan rhea (flow atau aliran). Dismeno- rea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Sering- kali dimulai segera setelah mengalami menstruasi pertama (menarche) (Proverawati dan Misaroh, 2009: 83). Dismenorea merupakan gangguan yang berkenaan dengan masa haid berupa rasa nyeri saat menstruasi. Perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari (Manuaba, 2009: 59). Menurut Proverawati dan Misaroh (2009: 87), salah satu ciri-ciri dismenorea primer adalah rasa nyeri timbul sebelum menstruasi atau di awal menstruasi. Berlangsung beberapa jam, namun adakalanya beberapa hari. Datangnya nyeri hilang timbul, menusuk-nusuk. Pada umumnya di perut bagian bawah, kadang menyebar ke sekitarnya (pinggang, paha depan). Adakalanya disertai mual, muntah, sakit kepala, diare. Tahu (know) (C1) meru- pakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan (Sunaryo, 2004: 25). Beda tipis antara jumlah responden yang me- miliki pengetahuan baik dan tidak baik, hal ini dika- renakan sebagian besar responden belum pernah mendapatkan informasi mengenai disminorea. Usia sebagian besar responden menunjukkan usia ya ng ba r u sa ja menga la mi menstr ua si (menarche), sehingga pengalaman dalam masalah mengetahui hingga mengenali cara menangani nyeri haid masih belum terlalu mengetahui. Terlebih lagi pada masa ini, merupakan awal perubahan hormonal yang mempengaruhi seluruh fungsi tubuh, sehingga responden masih banyak yang bertanya-tanya yang dapat menimbulkan kecemasan akibat kurangnya pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh yang mengalami perubahan Berdasarkan wawancara dengan responden guru sekolah hanya memberikan sekilas mengenai menstruasi tanpa dijelaskan keluhan seputar mens- truasi dan cara mengatasinya. Berbagai kendala diantaranya adalah ketidaktahuan dan anggapan di sebagian besar masyarakat bahwa pendidikan seks adalah tabu. Selain itu semakin majunya teknologi dan membaiknya sarana komunikasi mengakibatkan membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi. f % f % f % Baik 12 34,3 6 17,1 18 51,4 Kurang 4 11,4 13 37,1 17 48,6 Total 16 45,7 19 54,2 35 100 Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pen- dapatan Pengetahuan Sikap Total Positif Negatif 171Yuliani, Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri... Informasi yang diharapkan dapat memberikan arahan pada responden untuk mengetahui lebih baik akan nyeri haid lebih banyak didapatkan dari teman/ saudara bukan dari sumber terpercaya, seperti tena- ga kesehatan atau orang tua. Hal ini disebabkan karena orang tua seringkali menganggap tabu mem- bicarakan masalah yang berhubungan dengan kese- hatan reproduksi. Selain itu, remaja sendiri biasanya lebih dekat dengan lingkungan sosialnya daripada dengan lingkungan keluarga. Padahal informasi yang didapat darit eman/saudara belum tentu memberikan informasi yang benar. Kurang baiknya sumber informasi yang diperoleh menyebabkan remaja kurang mengetahui tentang nyeri haid yang benar. Sikap Remaja Dalam Menghadapi Nyeri Haid Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa hampir setengahnya responden berusia >30 tahun (47,8%). Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam ber- pikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewa- saannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan dan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, peru- bahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir semakin matang dan dewasa. Usia adalah telah lama diketahui bahwa umur sangat berpengaruh terhadap proses repro- duksi, umur dianggap optimal untuk reproduksi antara 20–35 tahun. Semakin tua atau dewasa sese- orang atau mempresepsikan dirinya lebih muda terkena atau rentan terhadap kesakitan atau sakit dibandingkan dengan yang lebih muda usianya, sehingga dapat menjadi pendorong untuk terjadinya prilaku pencegahan. Survey wanita Indonesia yaitu umur < 20 tahun, 20–35 tahun, dan > 35 tahun (Dacosta, 2012). Berdasarkan Tabel 4 tentang sikap remaja putrid dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) menunjukkan bahwa sebagian besar responden me- miliki sikap positif dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) sebanyak 26 responden (74,2%). Sikap responden yang positif tampak pada skor hasil penelitian tentang penyebab nyeri haid, khususnya tentang pengobatan akan dapat menurunkan nyeri haid dan kram di perut adalah penyebab nyeri haid serta tentang faktor risiko nyeri haid, khususnya bahwa wanita yang mudah mengalami stress lebih sering mengalami nyeri haid. Dismenorea merupakan gangguan yang berke- naan dengan masa haid berupa rasa nyeri saat menstruasi. Perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian perut dan kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari (Manuaba, 2009: 59). Menurut Manuaba (2008: 289), tanpa memandang penyebabnya, untuk se- mentara waktu dapat diberikan analgesik (antalgin, novalgin dan sebagainya). Kadang-kadang dengan pengobatan sederhana, dismenorea sudah dapat diatasi. Tetapi dalam hal tertentu dismenorea bukan- lah masalah ringan tetapi memerlukan tindakan yang bersifat spesialistis. Menurut Proverawati dan Misaroh (2009: 87), penyebab pasti disminore primer hingga kini belum diketahui secara pasti (idiopatik), namun beberapa faktor yang mendukung sebagai pemicu terjadinya nyeri menstruasi, salah satunya stres. Remaja dan ibu-ibu yang emosinya tidak stabil lebih mudah mengalami nyeri menstruasi. Menurut Medicastore (2010), wanita yang mempunyai resiko menderita disminore primer salah satunya adalah yang menderita stres. Stres menimbulkan penekan- an sensasi saraf-saraf pinggul dan otot-otot pung- gung bawah sehingga menyebabkan disminore. Remaja memiliki karakteristik social sebagai individu yang sangat mudah terpengaruh oleh ling- kungan sekitar, dalam hal ini adalah teman/saudara. Remaja juga senang berkelompok dan memiliki aturan dalam kelompok-kelompok remaja yang akhirnya mempengaruhi pola komunikasi diantara mereka, danapa yang menjadi norma kelompok juga menjadi norma pribadi. Jika kelompoknya meng- anggap nyeri haid sebagai suatu hal yang biasa dan perlu disikapi secara positif dengan berusaha meng- ambil langkah untuk penanganannya, maka dimung- kinkan seorang remaja juga beranggapan hal yang sama. Hal inilah yang menyebabkan remaja memiliki sikap positif tentang nyeri haid. Hubunganpengetahuandengansikap remaja pu- tri dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) Berdasarkan Tabel 5 tentang hubungan penge- tahuan dengan sikap remaja putri dalam menghadapi 172 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 168–173 nyeri haid (dysmenorhea) di SMPN 1 Mojoanyar Mojokerto menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan baik, sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 6 responden (17,1%), responden ya ng memiliki pengeta hua n ba ik, ha mpir setengahnya memiliki sikap positif sebanyak 12 responden (34,3%), responden yang memiliki penge- tahuan kurang, sebagian kecil memiliki sikap positif sebanyak 4 responden (11,4%); dan responden yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 13 responden (37,1%). Berdasarkanujistatistikdengan menggunakan Chi Square Test didapatkan hasil sig. (2 tailed) (0,026). Ketentuan yang digunakan adalah H1 diterima jika Sig. (2-tailed) < . Jadi berdasarkan hasil uji statistik tersebut H1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) di SDI Al Akbar Bangsal Mojokerto. Mann (1969) dalam menjelaskan bahwa salah satu komponen sikap adalah komponen kognitif yang berisi persepsi, kepercayaan dan stereotipe yang dimiliki individu tentang sesuatu. Sekali kepercayaan terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu (Azwar, 2008: 24-25). Pengetahuan dan sikap merupakan faktor predisposisi bagi ter- bentuknya perilaku (Notoatmodjo, 2007: 147). Katz (Walgito, 2003: 53–54) menyebutkan salah satu fungsi sikap, yaitu fungsi pengetahuan yang me- nunjukkan keinginan individu untuk mengekspresikan rasa ingin tahunya, mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Pengetahuan tentang dismenore pada remaja dianggap penting sehingga mereka dapat mengetahui dan dapat me- nyikapi dismenore dengan baik, sehingga dapat men- cari jalan keluar yang terbaik dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Sebab biasanya bila siswa mengalami dismenorea menyebabkannya tidak hadir atau izin pulang karena nyeri haid tersebut (Sitorus, 2010). Umur yang masih sangat muda dan sumber informasi yang terbatas tidak membuat remaja ber- sikap negatif, justru sebagian besar bersikap positif tentang disminorea yang bisa jadi karena mereka juga mengalami dan berusaha mengatasi masalah tersebut dengan terbuka dan berfikir positifdisamping pengetahuan remaja merupakan dasar bagi pem- bentukan perilaku, sedangkan sikap juga merupakan faktor predisposisi bagi pembentukan perilaku. Se- hingga antara konsep pengetahuan dan konsep sikap memiliki arah yang sama yaitu sama-sama meru- pakan pra syarat bagi terjadinya perilaku. Hal inilah yang membuat pengetahuan dan sikap tentang nyeri haid (dysmenorhea) berhubungan. Pengetahuan yang baiktentang nyeri haid akan membuat remaja putri bersikap positif dengan me- nyadari dan berusaha mengetahui tentang pena- nganan nyeri haid agar tidak terjadi dampak negatif seperti sering tidak masuk sekolah, tidak ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya. Niven (2002: 42) berpendapat pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor-faktor: pengkondisian instrumen, model dan pengalaman langsung. Peng- kondisian instrumen memiliki kata kunci untuk menjelaskan proses ini adalah imbalan. Misalnya, anak yang bersikap baik akan memperoleh hadiah dari orang tuanya dan demikian pula sebaliknya. Model memiliki kata kunci dari proses ini adalah meniru. Pembentukan model atau belajar dengan observasi adalah proses pembentukan sikap yang paling efektif. Pengalaman langsung merupakan pengalaman langsung dari suatu objek atau dirinya sendiri. Sikap yang didapatkan dari pengalaman langsung akan lebih kuat dan sulit untuk dilupakan dibanding sikap yang dibentuk dari pengalaman orang lain. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pengetahuan tentang nyeri haid (Dysmenorhea) sangat penting diberikan kepada setiap remaja secara kontinu, agar remaja memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi dan keluhan yang dihadapi Saran Institusi pelayanan dan tenaga kesehatan dapat merencanakan program rutin pemberian informasi dengan materi menstruasi baik kepada orang tua maupun responden. Bagi institusi pendidikan yang menjadi lokasi penelitian disarankan untuk membe- rikan informasi pada remaja putri tentang penatalak- sanaan nyeri haid. DAFTAR RUJUKAN Azwar, Syaifudin. 2008. Sikap Manusia, Teori dan Peng- ukurannya. Edisi 2. Cetakan XII. Jakarta: Pustaka Pelajar. 173Yuliani, Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri... Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Gine- kologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC Notoatmodjo, Soekidjo. 2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Okanegara. 2008. Remaja dan Perubahan Biopsikososial Proverawati, Atikah dan Siti Misaroh. 2009. Menarche, Menstruasi Pertama Penuh Arti. Yogyakarta: Nuha Medika Sitorus, Sony Bernike Magdalena. 2010. Dismenorea. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jak arta: EGC.