93Agustina, Hubungan antara Motivasi dan Efikasi Diri... 93 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN EFIKASI DIRI DENGAN HASIL UJIAN PEMERIKSAAN FISIK MAHASISWA DIII KEBIDANAN (The Correlation of Motivation and Self-Efficacy with Students’ Physical Examination Test Results of Midwifery Student) Ika Agustina Program Studi DIII Kebidanan, STIKes Patria Husada Blitar email: ikapatria45@gmail.com Abstract: Midwifery student were lack of motivation and confidence. Though, both of those were the most important thing to be possessed by the student of midwifery as the preparation for the exams since they will become the health employee especially on women. This study aimed to analyze the correlation of motivation and self-efficacy with physical examination test result. This study was an observational analitic study using cross-sectional approach. The sampel was 34 3rd grade students in D III Midwivery Department on STIKes Patria Husada Blitar, by total sampling. The dependent variable was the physical examination test result, while the independent variables were motivation and self efficacy. The data was analyzed using multiple linear regression model. The result showed that 1) There were positive correlation and statistically significant between motivation and test result of the physical examination (b=0.35; CI 95% 0.043 s.d. 0.65; p = 0.027). 2) There were posi- tive correlation and statistically significant between self-efficacy and test result of a physical examination(b = 0.44, CI 95% 0.17 s.d. 0.71; p = 0.003). There were positive correlation and statis- tically significant correlation between motivation and self-efficacy with physical examination test result. In conclusion, motivation and self-efficacy could increase the exam result. Keywords: motivation, self-efficacy, exam result Abstrak: Mahasiswi kebidanan kurang mempunyai motivasi dan kepercayaan diri. Padahal kedua hal tersebut merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh mahasiswi kebidanan sebagai bekal saat ujian karena mahasiwi ini calon bidan yang nantinya akan menjadi pelayan kesehatan masyarakat khususnya wanita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara motivasi dan efikasi diri dengan hasil ujian pemeriksaan fisik. Subjek dan metode desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Jumlah sampel 34 mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Patria Husada Blitar dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Variabel independent terdiri dari motivasi dan efikasi diri. Variabel dependent penelitian ini adalah hasil ujian pemeriksaan fisik. Data dianalisis dengan analisis regresi linier ganda. Hasil : 1) Ada hubungan positif dan secara statistik signifikan antara motivasi dengan hasil ujian pemeriksaan fisik (b=0.35; CI 95% 0.043 s.d. 0.65; p = 0.027). 2) Ada hubungan positif dan secara statistik signifikan antara efikasi diri dengan hasil ujian pemeriksaan fisik (b = 0.44, CI 95% 0.17 s.d. 0.71; p = 0.003).Kesimpulan ada hubungan positif dan secara statistik signifikan antara motivasi dan efikasi diri dengan hasil ujian pemeriksaan fisik mahasiswa kebidanan DIII STIKes Patria Husada Blitar. Kata Kunci: motivasi, efikasi diri, hasil ujian ACER Typewritten text Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, No. 2, Agustus 2017 DOI: 10.26699/jnk.v4i2.ART.p093-097 IT Typewritten text © 2017 Jurnal Ners dan Kebidanan IT Typewritten text This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 94 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 93–97 Dalam mempersiapkan individu dalam meng- hadapi persaingan di dunia kerja, institusi pendidikan terus melakukan peningkatan standart. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mempersiap- kan lulusan yang mampu bersaing dalam pasar global. Program Pendidikan Diploma III Kebidanan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan seorang bidan yang professional. Proses pendidikan dilaksanakan melalui 2 tahapan akademik yang di- laksanakan di dalam kelas (melalui teori pem- belajaran) dan di dalam laboratorium / lahan praktik klinik. Sebelum mahasiswa melaksanakan praktik klinik di lahan praktik, mahasiswa diberikan kesem- patan untuk mencoba dan mengembangkan dalam kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan moto- rik yang telah diperoleh di kelas melalui pembel- ajaran laboratorium klinik. Sebagai syarat untuk dapat melaksanakan pembelajaran laboratorium di RS, maka mahasiswa wajib mengikuti laboratorium skill dan akan menunjang dapat mengikuti uji kompetensi dalam laboratorium keterampilan dasar praktek klinik yang dilaksanakan di laboratorim institusi (dalam UHAP I), (STIKes PHB). Motivasi sangat berperan dalam belajar, maha- siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senan- tiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi mahasiswa dalam Sunaryo (2004). Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masa- lahnya. Menurut Bandura dalam Luthans (2006) efikasi diri adalah mengacu pada keyakinan individu me- ngenai kemampuannya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar berhasil melaksanakan tugas dalam konteks tertentu. Individu yang memiliki efikasi tinggi berfokus pada peluang yang layak dikejar dan meli- hat rintangan sebagai hal yang dapat diatasi. Individu dengan efikasi diri tinggi pasti akan mengharapkan keberhasilan dan mendapatkan yang diinginkan dan insentif hasil yang positif. Dalam hal ini motivasi yang tinggi dibutuhkan dalam meraih keberhasilan usaha. Keberhasilan atau kegagalan ujian dipengaruhi oleh sifat dan kepriba- diannya. Memiliki kepercayaan diri yang besar merupakan salah satu ukuran untuk memperoleh hasil. Ukuran lainnya, ialah mempunyai dorongan (motivasi) yang kuat untuk terus berjuang mencari peluang hingga memperoleh hasil. Melalui studi pendahuluan yang dilakukan, dari hasil wawancara dengan dosen penguji mahasiswi kebidanan STIKes Patria Husada Blitar didapatkan informasi bahwa beberapa mahasiswi tidak antusias saat melakukan latihan laboratorium skill, selain itu pada saat ujian mahasiswi kurang termotivasi dalam belajar sehingga pada saat ujian siswa ada yang kurang hafal dari urutan checklist, siswa juga tidak paham apa yang sedang dia lakukan saat ujian, saat responsi siswa bingung dengan pertanyaan dosen karena kurang memahami tentang pemeriksaan fisik. Saat ujian siswa ragu-ragu dalam melakukan perasat karena dia kurang paham dengan materi pemeriksaan fisik dan siswa tidak percaya diri karena nervous ditunggui oleh dosen penguji sehingga tidak maksimal konsentrasi saat ujian. Mahasiswi kebidanan kurang mempunyai moti- vasi dan kepercayaan diri. Padahal kedua hal tersebut merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh mahasiswi kebidanan sebagai bekal saat ujian karena mahasiwi ini calon bidan yang nantinya akan menjadi pelayan kesehatan masyarakat khususnya wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskrip- sikan motivasi pada mahasiswa kebidanan, mendes- kripsikan efikasi diri pada mahasiswa kebidanan dan mendeskripsikan hasil ujian pemeriksaan fisik mahasiswa kebidanan DIII semester 2 STIKes Patria Husada Blitar. BAHAN DAN METODE Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini dilakukan di Program Studi DIII Kebi- danan pada tanggal 10 s/d 18 Juni 2014. Jumlah sampel terdiri atas 34 mahasiswa semester 2 kebi- danan DIII Kebidanan STIKes Patria Husada Blitar dengan menggunakan teknik total sampling. Instru- men yang digunakan adalah Kuesioner. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden tertera pada Tabel di bawah. 95Agustina, Hubungan antara Motivasi dan Efikasi Diri... PEMBAHASAN Motivasi dengan hasil ujian Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, ter- masuk perilaku individu yang sedang belajar (Uno, 2011). Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian ini. Sesuai Tabel 4.3 setiap peningkatan 1 poin skor motivasi akan meningkatkan 0.35 poin skor hasil ujian. Dengan kata lain setiap peningkatan 10 poin skor motivasi akan meningkatkan 3,5 poin hasil ujian pada skala 100. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan positif dan secara statistik signifikan tentang motivasi dengan hasil ujian (b = 0.35; p = 0.027). Dari hasil diatas maka dapat dijelaskan adanya hubungan motivasi terhadap hasil belajar karena motivasi memberikan dorongan pada individu atau mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar. Ada- nya dorongan untuk belajar, maka potensial akan memperoleh hasil yang lebih baik (Sardiman, 2007). Seseorang yang masuk pendidikan bidang kesehatan bila disertai dengan motivasi yang tinggi maka akan muncul semangat yang tinggi dan selalu mempri- oritaskan kegiatannya untuk kepetingan belajar sehingga memperoleh hasil atau prestasi secara optimal. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Sardiman (2007) bahwa siswa dengan motivasi yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk melaku- kan kegiatan belajar. Sebaliknya motivasi yang kurang atau rendah maka tidak ada atau kurang se- mangat dalam aktifitas belajarnya sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal.Motivasi yang kurang dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara seperti memberi ulangan, memberi nilai dan memberi umpan balik (feedback), diciptakan kompetisi, memberi hadiah (reward) maupun hukuman (punishment). Adanya peran motivasi positif-kumpulan antu- siasme, gairah dan keyakinan diri dalam mencapai prestasi. Motivasi merupakan dorongan yang ter- dapat dalam dirinya maupun berasal dari luar dirinya, lalu dorongan itu menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan perilaku untuk melakukan suatu pekerjaan. Orang-orang yang terbiasa memotivasi dirinya sendiri cenderung lebih produktif dan efektif setiap mngerjakan apapun Sardiman (2007). Motivasi yang kurang dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara seperti memberi ulangan, mem- beri nilai dan memberi umpan balik (feedback), diciptakan kompetisi, memberi hadiah (reward) maupun hukuman (punishment). Motivasi belajar adalah proses aktif dan konstruktif peserta didik Variabel f % Usia 18-21 th 26 76,5 > 21 th 8 23,5 Total 34 100 Pendidikan terakhir SMA 25 73,5 SMK 9 26,5 Total 34 100 Tempat tinggal Kos 6 17,5 Rumah 28 26,5 Total 34 100 Status Belum menikah 28 82,4 Sudah Menikah 6 17,6 Total 34 100 Tabel 1 Karakteristik responden Konstanta 24.82 2.37 47.27 Motivasi 0.35 0.04 0.6 Efikasi diri 0.44 0.17 50.71 n observasi = 34 Adjusted R2 = 40,3% Nilai p < 0.001 Tabel 2 Hasil analisis regresi linier ganda tentang hubungan motivasi dan efikasi diri dengan hasil ujian pemeriksaan fisik Variabel Koef B CI 95% Batas bawah Batas atas Hasil ujian pemeriksaan fisik = 24.82 + 0.35 motivasi + 0.44 efikasi diri. Interpretasi hasil analisis regresi sebagai berikut : setiap peningkatan 1 skor motivasi akan meningkatkan sebesar 0.35 skor hasil ujian pemeriksaan fisik (b=0.35; CI 95% 0.04 s.d. 0.65; p 0.027). Setiap peningkatan 1 skor efikasi diri akan meningkatkan sebesar 0.44 skor hasil ujian pemeriksaan fisik (b = 0.44, CI 95% 0.17 s.d. 0.71; p 0.003). Dari analisis multivariat regresi linear ganda menunjukkan hasil perhitungan Adjusted R Square = 0.403 mengandung arti bahwa, variabel motivasi dan efikasi diri secara bersama mampu menjelaskan hasil ujian pemeriksaan fisik sebesar 40,3%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hasil ketiga variabel yaitu motivasi dan efikasi diri dengan hasil ujian pemeriksaan fisiksecara statistik signifikan ( p < 0.001). 96 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 93–97 dalam menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk memonitor, meregulasi dan mengontrol kognisi, motivasi, perilaku, yang kemu- dian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan mengutamakan konteks lingkungan. Mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi adalah peserta didik yang secara metakognitif, motivasional dan behavioral merupakan peserta aktif dalam proses belajar. Efikasi diri (Self efficacy) denganhasil ujian Hasil utama penelitian ini memperlihatkan bah- wa ada hubungan positif antara self efficacy (efikasi diri) dan hasil ujian pemeriksaan fisikmahasiswa KebidananDIII STIKes Patria Husada Blitar.Sesuai 4.3, setiap peningkatan 1 poin skor self efficacyakan meningkatkan 0.44 poin skorhasil ujian. Dengan kata lain setiap peningkatan 10 poin skor self efficacy akan meningkatkan 4,4 poin hasilujian pada skala 100. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan positif dan secara statistik signifikan tentang self efficacy dengan hasil ujian (b = 0.44; p = 0.003). Ini berarti semakin tinggi mahasiswa memiliki self efficacy (keyakinan diri) maka semakin tinggi pula hasil ujian pemeriksaan fisik mahasiswa. Pandangan self efficacy(efikasi diri)individu berpengaruh terhadap pilihan dan kegiatan pem- belajaran yang diikutinya.Keadaan tersebut meng- gambarkan bahwa pada dasarnya individu merupa- kan peserta aktif dalam belajarnya. Selanjutnya, Hoban, Sersland, Raine (Wongsri, Cantwell, Archer, 2002) mengemukakan bahwa self-efficacy berkaitan dengan kemandirian belajar, tujuan berprestasi dalam belajar. Menurut Gist dan Mitchell (Gufron & Risna- wati, 2010) mengatakan bahwa efikasi diri dapat membawa pada perilaku yang berbeda di antara individu dengan kemampuan yang sama karena efikasi diri mempengaruhi pilihan, tujuan, pengataan masalah, dan kegigihan dalam berusaha. Seseorang dengan efikasi diri tinggi percaya bahwa mereka mampu melakukan sesuatu untuk mengubah keja- dian-kejadian disekitarnya, sedangkan seseorang dengan efikasi diri rendah menganggap dirinya pada dasarnya tidak mampu mengerjakan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Dalam situasi yang sulit ,orang dengan efikasi diri yang rendah cenderung akan mudah menyerah. Sementara orang yang dengan efikasi diri yang tinggi akan berusaha keras untuk mengatasi tantangan yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari, efikasi diri me- mimpin kita untuk menentukan cita-cita yang menantang dan tetap bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan.Lebih dari seratus penelitian memperlihatkan bahwa efikasi diri meramalkan produktivitas dalam melakukan kegiatan termasuk kegiatan belajar. Ketika masalah-masalah muncul, perasaan efikasi diri yang kuat akan mendorong siswa untuk tetap tenang dan mencari solusi daripada mere- nungkan ketidakmampuannya. Usaha dan kegigihan akan menghasilkan prestasi. Hal itu akan menyebab- kan kepercayaan diri tumbuh. Efikasi diri, seperti harga diri, tumbuh bersama pencapaian prestasi. Motivasi dan efikasi diri (self efficacy) berhubungan positif terhadap hasil ujian, secara bersama–sama motivasi dan efikasi diri mampu menjelaskan vari asi hasil belajar. Berdasarkan perhitungan statistik regresi linier ganda hasil variabel motivasi dan efikasi diri mampu menjelaskan variasi hasil ujian sebesar 0.403 me- ngandung arti bahwa, variabel motivasi dan efikasi diri secara bersama mampu menjelaskan hasil ujian pemeriksaan fisik sebesar 40,3% ( R2 = 0,403 ; p < 0,001). Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa persentase atau sumbangan pengaruh variabel independen (motivasi dan efikasi diri terhadap variabel dependen (hasil ujian) sebesar 40,3 %. Variasi variabel independen yang disumbang oleh motivasi dan efikasi diri mampu menjelaskan sebesar 40,3 % hasil ujian. Sedangkan sisanya 59,7% dipe- ngaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Priyatno (2010) memberikan pedoman untuk interpretasi koefisien korelasi dengan rentang 0,403 – 0,597 dengan interpretasi korelasi yang sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi dan efikasi diri dengan koefisien korelasi 0,403 memiliki korelasi sedang dengan hasil ujian. Dari hasil yang ada dapat dikatakan motivasi dan efikasi diri berhubungan dengan hasil ujian pemeriksaan fisik. Dengan demikian secara simultan variabel motivasi dan efikasi diri dapat menerangkan hasil ujian pemeriksaan fisik. Motivasi yang digabung dengan efikasi diri akan semakin meningkatkan orientasi belajar sehingga dengan sendirinya akan menaikkan hasil ujian mahasiswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data menggunakan model analisis regresi liner ganda, maka dapat disim- pulkan sebagai berikut: (1) Ada hubungan positif dan 97Agustina, Hubungan antara Motivasi dan Efikasi Diri... secara statistik signifikan antara motivasi dengan hasil ujian pemeriksaan fisik (b=0.35; CI 95% 0.043 s.d. 0.65; p = 0.027), (2) Ada hubungan positif dan secara statistik signifikan antara efikasi dir dengan hasil ujian pemeriksaan fisik (b = 0.44, CI 95% 0.17 s.d. 0.71; p = 0.003). Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disa- rankan hal-hal sebagai berikut: (1) Bagi Mahasiswa, untuk mengembangkan motivasi dan efikasi diri mahasiswa, maka peserta didik perlu meningkatkan motivasinya dan efikasi diri pada saat latihan labora- torium skill di kampus.(2) Bagi Peneliti Selanjutnya, Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan motivasi dan efikasi diri dengan hasil belajar praktik klinik KDPK. DAFTAR RUJUKAN Ghufron M. Nur & Risnawati Rini S. 2010. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. STIKes Patria Husada Blitar. 2011. Proposal Labora- torium Skill Mahasiswa Reguler Semester 1. Blitar. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Wongsri, N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of Self-Efficacy, Moti- vation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students. Paper presented at the Annual Conference of the Australian Associa- tion for Research in Education, Brisbane, De- cember 2002. _______ 2002. catdir.loc. gov /catdir/samples/cam034/ 94049049.pdf Untitled Untitled