105Sunarti, Sikap Remaja tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) 105 SIKAP REMAJA TENTANG TRIAD KRR (SEKSUALITAS, NAPZA, HIV/AIDS) DI KELOMPOK PIK R TAHAP TEGAR) (The Attitude of teenager about triad KRR (Sexuality, drugs, HIV/AIDS) in PIK R group Tegar stage Blitar) Sunarti Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang email: s.kepsunarti@yahoo.co.oid Abstract: In Indonesia the number of teenager that suffer Triad KRR case is still high. Teenager that had done free sex was 35,9%; drugs user was 45,04% and infected HIV/AIDS was 45,9%. The purpose of the study was to describe the attitude of teenager about triad KRR (Sexuality, drugs, HIV/AIDS) in PIK R group Tegar stage Blitar. This study used a descriptive design. The population was all teenager in PIK R group tegar stage Blitar as many 47 teenager. The sample was 47 teenagers taken by using total sampling technique. The data collection was done by using close ended questionaire. The data collec- tion was done in 3 days by classical technic. The result showed that teenager of PIK R member Tegar stage in Blitar had positive attitude about Triad KRR as 57,4% and negative attitude as 42,6%. The positive factors were influenced by age, information, an activity in PIK R. The negative factors were influenced by the duration of participation and usage of PIK R program in each place. Recomendation of this study can be used as an evaluation program of socialitation that have held from the elder of Bapemas and the material to make an advance program about Triad KRR (Sexuality, drugs,HIV/AIDS). Keywords: attitude, teenager, Triad KRR (Sexuality, drugs,HIV/AIDS) Abstrak: Di Indonesia angka kejadian remaja yang mengalami kasus Triad KRR masih tinggi. Remajapernah melakukan seks bebas sebesar 35,9%; pengguna napza sebesar 45,04% dan terkena HIV/AIDS sebesar 45,9%. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan sikap remaja tentang Triad KRR (Seksualitas,Napza,HIV/ AIDS) di Kelompok PIK R Tahap Tegar Kota Blitar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh remaja kelompok PIK R tahap tegar Kota Blitar sebanyak 47 remaja, dan besar sampel yang diambil adalah 47 orang menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner closed-ended multiple choice questions. Waktu pengambilan data dilakukan selama 3 hari dengan teknik klasikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja anggota PIK R Tahap Tegar di Kota Blitar mempunyai sikap positif tentang Triad KRR yaitu sebanyak 57,4%dan sikap negatif sebanyak42,6% (20 remaja). Sikap positif dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya usia, pernah mendapat informasi tentang Triad KRR, sumber informasi, kegiatan PIK R yang pernah dilakukan. Sikap negatif dipengaruhi oleh lama remaja ikut kelompok PIK R dan pelaksanaan program PIK R di masing-masing tempat. Rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi program sosialisasi yang telah diadakan oleh pembina Bapemas serta diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menyusun program lebih lanjut yang berkaitan tentang Triad KRR (Seksualitas,Napza, HIV/AIDS). Kata kunci: sikap, remaja, Triad KRR ( Seksualitas, Napza, HIV/AIDS ). Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, No. 2, Agustus 2018 DOI: 10.26699/jnk.v5i2.ART.p105–110 IT Typewritten text © 2018 Jurnal Ners dan Kebidanan IT Typewritten text This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 106 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 105–110 PENDAHULUAN Jumlah penduduk Indonesia pada kelompok umur 10 – 24 tahun (remaja)sekitar 27,6% atau kurang lebih 64 juta jiwa, dari total penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah yang banyak ini memerlukan perhatian khusus dari semua pihak, apalagi usia remaja adalah masa pancaroba, masa pencarian jati diri, ditambah lagi dengan arus globalisasi dan informasi yang kian tak terkendali, mengakibatkan perilaku hidup remaja menjadi tidak sehat yang selanjutnya berdampak pada tiga resiko Triad KRR (Direktorat Bina Keta- hanan Remaja, 2012). Triad KRR merupakan tiga risiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu risiko-risiko yang berkaitan dengan Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS (Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Keluarga Beren- cana Daerah Kota Blitar, 2009). Data dari Departemen Kesehatan tahun 2009 menunjukkan bahwa 35,9% remaja di empat kota besar (Medan, Jakarta Pusat, Bandung, dan Sura- baya) mempunyai teman yang sudah pernah mela- kukan hubungan seks pranikah dan 6,9% responden telah melakukan hubungan seks pranikah. Selain itu, data dari Dinas Kesehatan Kota Blitar pada tahun 2014 di Puskesmas Kepanjen kidul terdapat 1 remaja yang melakukan seks pranikah. Untuk keha- milan tidak diinginkan pada tahun 2014 terdapat 7 remaja dari Puskesmas Sanan wetan dan 3 remaja dari Puskesmas Kepanjen kidul dan sampai bulan September 2015 terdapat 6 remaja. Data dari BNN menunjukkan bahwa jumlah pengguna Napza sampai dengan tahun 2008 adalah 115.404 orang dimana 51.986 (45,04%) dari total pengguna adalah mereka yang berusia remaja (usia 16-24tahun). Kasus narkoba di Kota Blitar pada tahun 2014 sampai bulan Maret, dari data yang dikutip dari Polres Blitar Kota, telah terjadi 4 kasus narkoba. Ditilik dari latar belakang pendidikannya, pengguna narkoba di Kota Blitar juga berasal dari latar belakang yang beragam. Mulai dari SD,SMP, hingga SMA (BNN Kota Blitar, 2014). Selanjutnya untuk kasus HIV dan AIDS, me- nunjukkan bahwa hampir setengahnya (45,9%) dari 26.483 orang berasal dari kelompok usia 20-29 tahun. Jika dikaitkan dengan karakteristik AIDS yang gejalanya baru muncul setelah 3-10 tahun ter- infeksi, maka hal ini membuktikan bahwa sebagian besar dari mereka yang terkena AIDS telah ter- infeksi pada usia yang lebih muda. Sementara itu, jumlah kasus AIDS di Provinsi Jawa Timur berda- sarkan kelompok umur sampai dengan Juni 2014 pada umur 10–14 tahun sebanyak 15, 15–19 tahun sebanyak 139, dan umur 20–24 tahun sebanyak 1002, sedangkan kasus HIV dan AIDS di Kota Blitar berdasarkan umur sampai dengan Juli 2014 terbanyak adalah pada umur 21–30 tahun sebanyak 27 orang (Vidiyanti, 2015) Untuk merespon permasalahan tersebut diper- lukan suatu program yang dapat memberikan infor- masi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam mem- bangun keluarga yang harmonis, dan memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk kehar- monisan keluarga. Sebagai implementasi Undang- Undang nomor 52 tahun 2009, tentang Perkem- bangan Kependudukan dan Pembangunan Keluar- ga, pasal 48 ayat 1 (b) yang mengatakan bahwa “Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga”, maka BKKBN sebagai salah satu institusi pemerintah harus mewu- judkan tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana (Program GenRe) (Direktorat Bina Ketahanan Remaja, 2012:1). Salah satu arah Program Generasi Beren- cana (GenRe) ini adalah melalui pengembangan PIK Remaja (PIK R). Tujuan dari pengembangan PIK Remaja adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan remaja dalam mengelola PIK Remaja program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) dalam mewujudkan Generasi Berencana (GenRe). PIK Remaja terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap tumbuh, tegak dan tegar. Dalam PIK R tahap tegar terdapat materi dan isi pesan yaitu, Triad KRR, Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), keteram- pilan hidup (Life Skills) dan keterampilan advokasi. Anggota kelompok PIK Remaja (PIK R) tahap tegar di Kota Blitar terdiri dari 8 remaja dari SMPN 4 Blitar, 20 remaja dari SMAN 1 Blitar, dan 20 remaja dari SMAN 3 Blitar. Kelompok-kelompok tersebut di bentuk oleh Bapemas dan Keluarga Berencana Daerah Kota Blitar melalui kegiatan Capacity Building yang diselenggarakan pada tanggal 11 sampai 14 Bulan November tahun 2014 melalui 8 perwakilan anggota dari masing-masing institusi tersebut. Selain kegiatan pembentukan PIK Remaja (PIK R), sebagai program andalannya Bapemas dan Keluarga Berencana Daerah Kota Blitar mengada- kan sosialisasi Triad KRR kepada remaja melalui 107Sunarti, Sikap Remaja tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) beberapa sekolah-sekolah yang berada di Kota Blitar. Sosialisasi tersebut bertujuan untuk mening- katkan pemahaman para remaja tentang risiko serta pencegahan Triad KRR. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada Desember 2015 melalui wawancara kepada 7 orang anggota dari masing-masing kelom- pok PIK R diperoleh informasi sebagai berikut. Kegiatan yang telah diadakan PIK R tahap tegar di SMPN 4 Blitar, SMAN 1 Blitar dan SMAN 3 Blitar hanya seputar sosialisasi tentang PIK R yang dilaku- kan di dalam kelompok PIK R itu sendiri. Artinya, mereka belum menggalakkan sosialisasi ke kelom- pok remaja yang lebih luas. Dari studi pendahuluan tersebut juga diperoleh informasi bahwa kegiatan PIK R tahap tegar yang ada hubungannya dengan triad KRR seperti melaku- kan pendampingan kepada remaja penyalahguna napza, hamil diluar nikah, dan HIV positif, melaku- kan pendataan remaja yang mengalami risiko TRIAD (Kehamilan tidak diinginkan, penyalahguna Napza dan HIV positif) belum direncanakan. Se- hingga dapat diambil kesimpulan bahwa PIK R tahap tegar di Kota Blitar belum berjalan lancar. Hal itu dikarenakan adanya berbagai hambatan misalnya, keterbatasan waktu dan biaya untuk mengadakan kegiatan serta kurangnya koordinasi dengan anggota satu dengan yang lain. Selain itu, semenjak kegiatan pembentukan PIK R dan sosialisasi triad KRR pembina dari Bapemas dan Keluarga Berencana Daerah Kota Blitar juga belum mengadakan evaluasi lebih lanjut di masing- masing kelompok PIK R yang sudah dibentuk tersebut. Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Sikap Remaja Tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) di Kelom- pok PIK R Tahap Tegar Kota Blitar. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh remaja kelompok PIK R tahap tegar Kota Blitar sebanyak 47 remaja, dan besar sampel yang diambil adalah 47 ora ng menggunakan teknik totaly sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner closed-ended multiple choice questions. Pengumpulan data dilakukan di masing-masing tempat yaitu SMPN 4 Kota Blitar pada 20 Februari 2016, SMAN 3 Kota Blitar pada 22 Februari 2016 dan SMAN 1 Kota Blitar pada 27 Februari 2016. Analisa data secara deskriptif dengan tampilan prosentase. HASIL PENELITIAN Secara umum, remaja yang ikut dalam kelom- pok PIK R tahap tegar di Kota Blitar seperti dalam Tabel 1 dibawah. Tabel 1 Karakteristik remaja yang ikut dalam kelompok PIK R tahap tegar Kota Blitar, tanggal 20,22,27 Februari 2016 (n=47) No Karakteristik f % 1 Usia: - Remaja awal 10 21,3 - Remaja tengah 78,7 2 Kelas: - 8 2 4,3 - 9 8 17 - 10 8 17 - 11 29 61,7 3 Lama ikut kelompok PIK R: - <1 tahun 33 70,2 - >1 tahun 14 29,8 4 Jabatan: - Ketua 3 6,4 - Wakil 3 6,4 - Sekretaris 3 6,4 - Bendahara 3 6,4 - Anggota 35 74,5 5 Hubungan dengan anak: - Orang tua 30 91 - Kakek/Nenek 2 6 - Lain-lain 1 3 6 Informasi tentang Triad KRR: - Ya 44 93,6 - Tidak 3 6,4 7 Sumber informasi tentang Triad KRR: - Media massa 4 8,5 - Pembina 24 51,1 - Bapemas 17 36,2 - Anggota PIK lainnya 2 4,3 8 Kegiatan PIK R yang pernah dilakukan: - Sosialisasi 32 66,1 - Penyuluhan 2 4,3 - Konseling 13 27,7 9 Pelaksanaan kegiatan PIK R di masing-masing tempat: - Kurang lancar 46 97,9 - Tidak lancar 1 2,1 108 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 105–110 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian sikap remaja ten- tang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) 57,4% (27 remaja) bersikap positif dan 42,6% (20 remaja) bersikap negatif. Sikap positif remaja terse- but dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya usia, pernah mendapat informasi tentang Triad KRR, sumber informasi, kegiatan PIK R yang per- nah dilakukan. Sedangkan sikap negatif dipengaruhi oleh lama remaja ikut kelompok PIK R dan pelaksa- naan program PIK R di masing-masing tempat. (A) Berikut ini akan dijabarkan pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja memiliki sikap positif. (1) UsiaBerdasarkan hasil penelitian responden usia 12–15 tahun (remaja awal) memiliki sikap positif tentang triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) yaitu sebanyak 12,8% (6 remaja). Res- ponden dengan usia 15–18 tahun (remaja tengah) memiliki memiliki sikap positif tentang triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) yaitu sebanyak 44,7% (21 remaja). Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang berusia 15–18 tahun ( re- maja tengah ) lebih memiliki sikap positif tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) diban- dingkan remaja awal yang berusia 12–15 tahun tetapi perbedaan tersebut tidak begitu signifikan. Menurut Setyoso,2013 pada masa remaja awal mengalami perubahan fisik yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat signifikan, sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar. Pada fase ini, remaja tidak mau dianggap kanak- kanak. Selain itu, pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa. Peneliti berpendapat remaja awal memang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga mereka mempunyai minat yang besar dalam berorganisasi tetapi emosi mereka belum stabil berbeda dengan remaja tengah yang mulai mempunyai rasa percaya diri. Menurut Kartono,1990 dalam Setyoso, 2013 bahwa remaja tengah masih kekanak-kanakan, tetapi pada masa ini pula telah timbul unsur baru dari dalam diri remaja, yaitu kesadaran akan kepriba- dian dan kehidupan badaniah. Remaja mulai menen- tukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal akan mulai hilang dan tergantikan dengan kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan peni- laian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu, pada masa ini remaja sudah menemukan jati dirinya. Peneliti berpendapat, seorang remaja yang telah menginjak usia pertengahan yaitu usia 15–18 tahun sudah mulai mempunyai pemikiran yang matang sehingga mereka mulai bisa melakukan penilaian tingkah laku hal tersebut juga dipengaruhi oleh per- kembangan emosi yang sudah mulai stabil sehingga jati diri remajapun juga sudah mulai terbentuk. Terbukti dengan hasil penelitian dari 78,7% (37 remaja tengah) terdapat 44,7% (21 remaja) memiliki sikap positif tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS). Informasi berdasarkan hasil penelitian didapatkan data sebanyak 93,6% (44remaja) pernah mendapatkan informasi tentang Triad KRR (Sek- sualitas, Napza, HIV/AIDS) dan 53,2% (25 remaja) memiliki sikap positif. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang meskipun seseorang mem- punyai pendidikan yang rendah tetapi ia mendapat- kan informasi yang banyak dari berbagai media massa seperti majalah, surat kabar, televisi, radio maupun lainnya, maka hal itu dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Peneliti berpendapat sikap berawal dari seberapa besar pengetahuan yang di- miliki seseorang dan pengetahuan tersebut diperoleh dari informasi. Semakin banyak informasi yang didapat remaja tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) semakin positif pula sikap remaja tersebut. Sebaliknya, semakin sedikit infor- masi yang didapat remaja tentang Triad KRR (Sek- sualitas,Napza,HIV/AIDS) maka semakin negatif pula sikapnya. Informasi diperoleh dari berbagai macam sum- ber diantaranya media massa, pembina Bapemas dan anggota PIK yang lain. Namun, remaja paling banyak yaitu sebesar 51,1% (24 remaja) mendapat- kan sumber informasi dari pembina Bapemas dan sebesa r 25, 5% (12 rema ja ) ya ng menda pa t No Sikap remaja tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) Kategori Frekuensi Prosentase 1 Positif 27 57,4 2 Negatif 20 42,6 Tabel 2 Data Sikap remaja tentang Triad KRR (Sek- sualitas, Napza, HIV/AIDS) di kelompok PIK R tahap tegarKota Blitar, tanggal 20,22,27 Februari 2016 (n=47) 109Sunarti, Sikap Remaja tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) informasi dari pembina bapemas memiliki sikap positif dibandingkan remaja yang mendapat infor- masi dari sumber lain. Selain itu, remaja juga menda- patkan informasi paling banyak dari anggota PIK yang lain yaitu sebesar 36,2% (17 remaja) dan sebesar 23,4% (11 remaja) memiliki sikap positif. Menurut Azwar,2012 menyebutkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor yang salah satunya informasi yang diterima individu. Peneliti berpendapat bahwa informasi yang telah diterima remaja akan mempengaruhi sikap remaja tersebut apalagi sumber informasi tersebut berasal dari orang yang mereka anggap penting. Hal itu dibuktikan dengan pendapat dari Azwar, (2012:30) bahwa pengaruh orang lain yang dianggap penting dapat menentukan sikap individu. Bahwa pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Peneliti berpendapat remaja menganggap bah- wa pembina Bapemas dan anggota PIK yang lain merupakan orang yang penting dalam hal pemberian materi mengenai Triad KRR selain itu karena pembina bapemas dan anggota PIK yang lain lebih mempunyai wawasan yang luas dalam menyam- paikan informasi tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS ). (3) Kegiatan PIK R Yang Per- nah Dilakukan. Kegiatan PIK R yang pernah dilaku- kan adalah sosialisasi sebanyak 68,1% (32 remaja) dan konseling sebanyak 27,7% (13 remaja). Menurut Azwar, (2012:30) bahwa faktor penentu sikap individu yang pertama adalah pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. Menurut peneliti remaja yang telah memiliki pengalaman dari kegiatan sosialisasi, penyuluhan maupun konseling tentang triad KRR (Seksualitas, Napza, HIV/AIDS) akan memiliki sikap positif karena tanpa punya pengalaman remaja tidak akan mempunyai pemahaman tentang triad KRR (Sek- sualitas, Napza, HIV/AIDS). Terbukti dengan hasil penelitian sebesar 36,2% (17 remaja) dan 19,1% (9 remaja) memiliki sikap positif karena telah mem- punyai pengalaman melakukan sosialisasi dan konseling. (B) Berikut ini akan dijabarkan pem- bahasan tentang faktor yang mempengaruhi remaja memiliki sikap negatif. (1) Lama Ikut kelompok PIK R. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 31,9% (15 remaja) memiliki sikap negatif. Seperti dikatakan Azwar (2012:30) bahwa faktor penentu sikap indivi- du yang pertama adalah pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pe- ngalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. Menurut peneliti, seorang remaja yang kurang dari 1 tahun memiliki sikap negatif karena mereka belum mempunyai banyak pengalaman mengikuti kegiatan dalam PIK R. Selain itu, seorang remaja belum terbiasa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan program PIK R sehingga remaja tersebut memiliki sikap negatif. (2) Pelaksanaan Kegiatan PIK R. Berdasarkan hasil penelitian 40,4% (19 re- maja) memiliki sikap negatif karena pelaksanaan kegiatan PIK R di msing-masing tempat kurang lancar. Menurut peneliti, hal itu dikarenakanremaja mendapat pengaruh negatif dari kebudayaan asing. Sehingga remaja tersebut cenderung untuk meniru budaya dari kebudayaan barat karena mereka tidak ingin dibilang kurang pergaulan, tidak gaul, dan lain sebagainya. Hal itu diperkuat oleh pendapat Sita (2013) menyatakan bahwa kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia memiliki dampak negatif bagi remaja. Dampak negatif tersebut adalah kebudayaan asing atau barat terhadap kalangan remaja sudah sampai tahap memprihatinkan karena ada kecenderungan para remaja sudah melupakan kebudayaan bangsa- nya sendiri. Budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian misalnya. Para remaja tidak ingin ingin dikatakan kuno, kampungan kalau tidak mengikuti cara berpakaian ala barat karena dinilai modern, tren dan mengikuti perkembangan zaman meski memperlihatkan auratnya yang dilarangan oleh ajaran agama maupun bertentangan dengan adat istiadat masyarakat secara turun temurun. Selain cara berpakaian dan mode, pergaulan bebas dan cara berhura-hura di kalangan remaja yang di lihat sebagai perilaku yang menyimpang baik secara 110 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 105–110 agama maupun sosial juga menjadi masalah bagi kebudayaan di Indonesia. Umumnya kalangan re- maja Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki. Para remaja juga merasa bahwa kebudayaan di negerinya sendiri terkesan jauh dari moderenisasi. Sehingga para remaja merasa gengsi kalau tidak mengikuti per- kembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan budayanya. Sehingga pada akhirnya para remaja lebih menyukai kebuda- yaan barat, dibandingkan dengan kebudayaan kita sendiri. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian sikap remaja tentang Triad KRR (Seksualitas,Napza,HIV/AIDS) 57,4% (27 remaja) bersikap positif dan 42,6% (20 remaja) bersikap negatif. Sikap positif dipengaruhi oleh usia, informasi, kegiatan PIK R yang pernah dilakukan. Sedangkan sikap negatif dipengaruhi oleh kegiatan PIK R yang pernah dilakukan dan pelaksa- naan kegiatan PIK R di masing-masing tempat. Saran Saran bagi peneliti lain diharapkan hasil peneliti- an ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan perilakuremaja tentang Triad KRR (Sek- sualitas,Napza,HIV/AIDS). Bagi mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Blitar diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan serta bahan evaluasi mengingat di Prodi D3 Keperawatan Blitar juga mempunyai UKM PIK R/M Tahap Tegar. Bagi Dinas Bapemas dan Keluarga Berencana Daerah Kota Blitar diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi program sosialisasi yang telah diadakan oleh pembina Bapemas serta diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menyusun program lebih lanjut yang berkaitan tentang Triad KRR (Seksualitas, Napza,HIV/ AIDS). DAFTAR RUJUKAN .Azwar. 2003. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar. ______. 2012. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2012. Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK Remaja/ mahasiswa). Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Remaja. Bapemas dan Keluarga Berencana Daerah Kota Blitar. 2009. Panduan Pengelolaan Pusat Informasi Dan Konseling Remaja (PIK Remaja). Jakarta. BNN Kota Blitar. 2014. Siapa Bilang Pakai Narkoba Itu Keren?. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sita, P.S. 2013. Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Indonesia Di Kalangan Remaja. Surabaya: ITS. Setyoso, Thomas. 2013 Vidiyanti, PD. 2015 . Pengetahuan dan Sikap Remaja Dalam Upaya Pencegahan HIV/AIDS. Jurnal Ners dan Kebidanan,Vol.2, No.1, hh 60-66.