93Sari, Perbedaan Penggunaan Facebook dan ... 93 JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Perbedaan Penggunaan Facebook dan Instagram terhadap Perilaku Seks Bebas Remaja Usia 15-17 Tahun Levi Tina Sari 1Program Studi D-3 Kebidanan, STIKes Patria Husada Blitar, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 11-03-2019 Disetujui, 01-04-2019 Dipublikasi, 01-04-2019 Kata Kunci: Facebook, Instagram, Perilaku Seks Bebas, Remaja Abstrak Pada era globalisasi ini banyak remaja menghabiskan waktu dengan jejaring sosial. Era dimana informasi seluruh dunia terbuka untuk semua orang. Insta- gram menjadi media sosial yang paling banyak digunakan sebesar 82%, se- dangkan Facebook pada urutan kedua yaitu sebesar 66%, dan di urutan terakhir ada Path sebanyak 49%. Instagram dan facebook banyak diminati oleh masyarakat khusunya remaja, sehingga akan menimbulkan perilaku negatif salah satunya seks bebas. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan facebook dan instagram terhadap perilaku seks bebas remaja usia 15-17 tahun. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah obser- vasional. Populasi dalam penelitian adalah remaja pertengahan usia 15-17 tahun sebanyak 20 orang, dengan tehnik sampling yaitu tottally sampling. Sampel yang didapat sebeasar 20 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara penggunaan facebook dan instagram terhadap perilaku seks bebas remaja, dengan demikian beberapa konten dalam facebook dan instagram seharusnya mempunyai batasan atau lock agar remaja yang dibawah umur 18 tahun tidak dapat mengakses konten pornografi, serta sejak dini remaja diikutsertakan dalam UKM PIK-R agar dapat mencegah free sex. Correspondence Address: STIKes Patria Husada Blitar - East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: levitinasari@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI:10.26699/jnk.v6i1.ART.p093–100 This is an Open Access article under The CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) © 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 94 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 093–100 Abstract In this globalization era, many teenagers spend time with social networks. The era where information throughout the world is open to everyone. Instagram is the most widely used social media at 82%, while Facebook is in second place at 66%, and in the last place there are 49% of Paths. Instagram is popular with many people, especially teenagers, so it will cause negative behavior, one of which is freesex. The purpose of this study was to analyze the differences between Facebook and Instagram on free sex behavior of adolescents aged 15-17 years. The design used in this study was observational. The population in the study were 20 middle age ado- lescents aged 15-17 years, with sampling techniques namely tottally sam- pling. The sample obtained was 20 respondents The results of the study prove that there is an Different between the use of facebook and instagram on adolescent free sex behavior, thus some content on Facebook and pro- grams should have a limit or lock so that adolescents under the age of 18 cannot access pornographic content, and early teens are included in PIK- R Organization can prevent Freesex. The Difference of Facebook and Instagram Usage towards Freesex Behaviour of Teenagers Aged 15-17 Article Information History Article: Received, 11-03-2019 Accepted, 01-04-2019 Published, 01-04-2019 Keywords: Facebook. Instagram, Sex Behavior, Teenagers 95Sari, Perbedaan Penggunaan Facebook dan ... PENDAHULUAN Manusia hidup memiliki tahapan-tahapan per- kembangan yang setiap saat akan selalu naik jenjang yang lebih tinggi. Sebelum menjadi dewasa, sese- orang akan mengalami masa remaja. Remaja meru- pakan masa peralihan dari masa anak anak menjadi masa dewasa. Pada masa ini, remaja biasa diiden- tikkan dengan masa dimana pencarian jati diri dengan menonjolkan diri kepada lingkungan untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Dalam rangka penemuan jati diri, remaja mulai menyadari akan keberadaan dirinya, dibandingkan sebelumnya. Dalam proses ini remaja pada umumnya ingin meli- batkan diri pada kegiatan masyarakat, namun remaja masih merasa canggung akan posisinya sehingga mereka lebih suka untuk menutup diri (Ahmadi & Sholeh, 2005). Pada era globalisasi ini banyak remaja mengha- biskan waktu dengan jejaring sosial. Era dimana informasi seluruh dunia terbuka untuk semua orang. Perlu diketahui dalam derasnya arus Globalisasi saat ini, terdapat dampak postif dan negatif, dengan kata lain globalisasi menimbulkan bahaya dan harapan (Setiadi et al, 2011). Pengguna media sosial yang paling dominan atau banyak adalah oleh kalangan remaja. Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain; Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, W hatsapp, Blackberry Messenger . Ma sing- masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki Menurut Rizkia (2017) menyatakan bahwa Instagram menjadi media sosial yang paling banyak digunakan sebesar 82%, sedangkan Facebook pada urutan kedua yaitu sebe- sar 66%, dan di urutan terakhir ada Path sebanyak 49%. Instagram banyak diminati oleh masyarakat khusunya remaja dika renaka n penggunaa nya mudah, serta Instagram dapat mewakili media sosial lainnya karena memiliki fitur-fitur layanan yang lengkap. Permasalahan yang muncul adalah tidak ada- nya batasan dalam penggunaan media sosial khu- susnya Instagram dan facebook, tetapi remaja tidak lagi memanfaatkan Instagram dan facebook sebagai tempat untuk bertukar informasi, namun malah menjadikanya sebagai tempat untuk menya- lurkan kebutuhan seksualitas mereka. Pengguna dapat menunggah foto atau video apa saja yang di- inginkan sehingga pengguna pun juga bisa mengung- gah foto atau video yang berbau dengan seksualitas. Pengguna lain yang tidak mengunggah foto atau video yang berbau seksualitas dapat mengakses foto dan video yang berbau seksualitas dari pengguna lain yang mengunggah foto atau video tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Setiyaningsih (2015) tentang efek penggunaan jejaring sosial terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di SMP Negeri 1 Sukoharjo, menya- takan bahwa jejaring sosial memiliki hubungan dengan perilaku seksual remaja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pujiningtyas (2014) mengenai hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku seks Siswa SMP di Surakarta, menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan media sosial dengan perilaku seksualitas remaja karena pada hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa subjek siswa SMP di Surakarta hanya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi saja dengan lawan jenis, sehingga tidak terdapat hubungan antara media sosial dengan perilaku seksual remaja di Surakarta. Kedua penelitian di atas tidak hanya membahas tentang penggunaan salah satu media sosial saja, melainkan membahas tentang penggunaan media sosial secara umum, namun memiliki hasil yang berbeda. Da lam Kompasiana (2014), menya takan bahwa 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seksual pranikah, 20% dari 94.270 perem- puan mengalami hamil diluar pernikahan berasal dari golongan remaja, serta 21% diantaranya, telah melakukan aborsi atau pengguguran kandungan. Dalam rentang waktu 3 bulan, ada 10.203 kasus mengenai HIV yang 30% diantaranya merupakan remaja. Di dalam artikel ini juga dijelaskan bahwa kejadian tersebut merupakan dampak dari kemu- dahan persebaran informasi yang yang diterima oleh remaja melalui media sosial. Media sosial tidak memberikan batasan akan beredarnya konten porno yang dapat diakses oleh penggunanya. Di Blitar sebagian besar (59%) remaja SMA di Kabupaten Blitar telah melakukan perilaku seksual pranikah beresiko berat, dari 90.8% remaja pernah atau sedang memiliki teman kencan (pacar) sebanyak 7,1% diantaranya pernah melakukan hu- bungan sekssual pranikah.(Sari,2015) Di SMA PGRI Talun dari 82 responden mendapat informasi tentang pengetahuan seksual 1 siswa mendapat informasi dari internet, 18 siswa mendapat informasi dari guru, 34 siswa mendapat informasi dari petugas kesehat- an, 42 siswa mendapat informasi dari teman dan 5 96 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 093–100 siswa tidak ada yang memberi informasi. (Sari et al,2014) Berdasarkan masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan pengunaan instagram dan facebook terhadap pe- rilaku seksual remaja di kota Blitar. BAHAN DAN METODE Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional. Populasi dalam penelitian adalah remaja pertengahan yang berada di SMA PGRI Talun Kabupaten Blitar Mei 2018 sebanyak 20 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja pertengahan yang ada di SMA PGRI Talun Kabu- paten Blitar sejumlah 20 orang yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah Total sampling yaitu seluruh populasi diambil untuk dijadikan sebagai sampel. Instrument berupa kuesioner yang berupa essai dan multiple choice. Instrument yang digunakan ada tiga yaitu instrument (A) digunakan untuk pengumpulan data karakteristik responden yaitu usia, penalaman berpacaran, jenis kelamin, berapa lama menggunakan facebook dan instagram, dan mendapatkan informasi tentang kesehatan repro- duksi, kemudian dianalisa menggunakan distribusi frekuensi. Instrument (B) digunakan untuk meng- ukur perilaku seks bebas, berisi 20 item pertanyaan, bila repronden menjawab benar skor 1, dan jika salah skor 0, mempunyai nilai maksimal 20, kemudian dianalisis ,menggunakan distribusi frekuensi yaitu baik:76-100%, cuku: 56-75%, kurang:  55%. Instrument (C) digunakan untuk mengukur penggu- naan facebook atau instagram, dan dianalisis menggunakan distribusi frrekensi. Untuk menge- tahui perbedaan pengunaan antara facebook dan instagram terhadap perilaku seks bebas remaja menggunakan analisa data mann whitney test. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden Berdasarkan Tabel diatas membuktikan bahwa usia responden yang terbesar adalah 17 tahun, 16 responden menyatakan tidak pernah berpacaran dan 10 responden berpacaran selama 1 tahun, 14 res- ponden berjenis kelamin perempuan, 13 responden mendapatkan informasi kesehatan reproduksi dari tenaga kesehatan. Penggunaan Media Sosial Berdasarkan data diatas menyatakan bahwa 100% responden menggunakan media sosial dan 50% responden menggunakan instagram dan facebook. Pengalaman berpacaran: Pernah 4 20 Tidak pernah 16 80 Jenis kelamin: Perempuan 14 70 Laki-laki 6 30 Berapa lama menggunakan facebook dan instagram: <1 tahun 4 20 1 tahun 10 50 >2 tahun 6 30 Mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dari : Tenaga kesehatan 13 65 Teman 3 15 Media sosial 2 10 Televisi 3 15 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di SMA PGRI Talun Blitar (n=20) Karakteristik f % Usia: 15 tahun 4 20 16 tahun 7 45 17 tahun 9 35 Pernyataan f % Menggunakan media sosial : Ya 20 100 Tidak 0 0 Media sosial yang sering digunakan: Facebook 10 50 Instagram 10 50 Tabel 2 Distribusi frekuensi penggunaan medis sosial pada remaja usia 15-17 tahun di SMA PGRI Talun Blitar (n=20) Perilaku remaja tentang seks bebas Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar 12 responden memiliki perilaku baik tentang seks bebas. 97Sari, Perbedaan Penggunaan Facebook dan ... Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa peng- guna instagram mempunyai perilaku cukup terhadap seks bebas sebanyak 6 responden. Analisis Perbedaan facebook dan instagram terhadap perilaku seks bebas remaja Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan nilai mean rank a ta u per beda a n a nta r a facebook da n instagram sebesar 5 poin dan p value = 0,022, sehingga nilai p value 0,022 <  = 0,05 bermakna ada perbedaaan facebook dan instagram terhadap perilaku seks bebas remaja di SMA PGRI Talun Blitar. No Perilaku f % 1 Baik 13 60 2 Cukup 7 40 3 Kurang 0 0 Jumlah 20 100 Tabel 3 Distribusi frekuensi perilaku remaja tentang seks bebas Kategori Baik Cukup Kurang Facebook 9 1 0 Instagram 4 6 0 Tabel 4 Crosstab perbedaan facebook dan instagram terhadap perilaku seks bebas remaja N Z Mean Rank Asymp.Sig (2-tailed) Facebook 10 2,285 8,00 0,022 Instagram 10 13,00 Tabel 5 Analisis uji Mann Whitney penggunaan facebook dan instagram terhadap perlaku seks bebas (n=20) PEMBAHASAN Penggunaan media sosial facebook dan instagram pada remaja Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa seluruh responden menggunakan media sosial, diantrakanya 7 responden menggunkan facebook dan 13 responden menggunakan insta- gram. Dan dari hasil crosstab bahwa pengguna instagram mempunyai perilaku cukup dalam seks bebas. Hal ini disebabkan instagram banyak konten- konten pornografi yang mudah untuk dibuka, sesuai dengan pernyataan responden saat observasi bah- wa pengguna instagram dengan mudah dapat melihat konten-konten porno tanpa harus berteman atau masuk kedalam group. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh We Are Social yang bekerjasama dengan Hootsuite, menyebutkan bahwa ada 130 juta orang Indonesia yang terbilang aktif di media sosial (medsos). Hasil penelitian dari UNESCO menyimpulkan bahwa 4 dari 10 orang Indonesia aktif di media sosial seperti Facebook yang memiliki 3,3 juta pengguna, kemudian Instagram dengan jumlah 2,9 juta pengguna (Kominfo, 2018) Terdapat berbagai macam fasilitas yang dita- warkan oleh facebook dan instagram, antara lain pemasangan foto profil, berkomunikasi secara langsung (chat), berkirim pesan (message), berbagi foto dan video, serta berbagi file dokumen. Peng- guna juga dapat menampilkan informasi mengenai identitas dirinya, seperti jenis kelamin, tanggal lahir, lokasi tempat tinggal, status perkawinan, asal seko- lah, pekerjaan, dan lainnya. Facebook juga membe- rikan fasilitas pena mbahan pertemanan (add friend) dan pemblokira n per temanan (block friend) agar pengguna dapat mengontrol pergaulan di dunia maya ini. Tidak hanya di dunia nyata, pengguna sosial media juga dituntut untuk bersikap bijak saat bergaul di dunia maya. Pengguna facebook dan instagram berasal dari berbagai kelompok umur. Bila ditinjau dari hasil survei Kemenkominfo, 2014, diketahui bahwa 80% pengguna internet di Indonesia adalah remaja. Remaja yang merupakan objek penelitian, mempunyai motif bersosialisasi yang tinggi sebagai dorongan dalam diri remaja untuk aktualisasi dalam pertemuan di media sosial dan bahkan cenderung berperilaku untuk mematangkan jati diri. Pertemuan di antara mereka dengan menampilkan dan mema- parkan beberapa hal yang terkait dengan dirinya untuk diketahui dan dipamerkan kepada orang lain. Kebiasaan remaja yang kuat ketika berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, akan memper- 98 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 093–100 tegas bahwa motif penggunaan media sosial facebook akan berpengaruh terhadap perilaku re- maja yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak langsung. Motif untuk bersosialisasi yaitu untuk menghubungkan diri dengan keluarga, kawan mau- pun masyarakat, mencari rekan atau teman untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Seseorang yang mempunyai motif tersebut kemungkinan tidak ada sama sekali keinginan dalam ketertarikan dengan lawan jenis yang dapat mengarah ke perilaku yang negatif (Rahmawati, 2014). Perilaku remaja tentang seks bebas Terdapat faktor yang dapat memengaruhi perilaku seksual remaja, salah satunya faktor media jejaring sosial (Sarwono, 2012). Diketahui dari hasil penelitian yang mempunyai perilaku cukup terhadap seks bebas dari pengguna instagram. Instagram merupakan salah satu alat atau perantara modern yang digunakan oleh seseorang untuk berinteraksi dan berkomunikasi tanpa adanya hambatan dan penghalang seperti batasan usia, jenis pekerjaan, dan batasan negara. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi remaja dalam menggunakan instagram karena tidak terbatas dengan apa pun. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa sekitar 13 reponden memiliki perilaku yang baik tentang seks bebas dan hanya 7 responden memiliki perilaku cukup. hal ini dikarenakan, media sosial facebook dan instagram rata-rata digunakan kurang lebih selama 1 jam. Durasi ini sudah lebih dari cukup untuk berkomunikasi dengan beberapa teman facebook dan isntagram dalam satu kesem- patan membuka media sosial. Intensitas dan durasi dalam penggunaan media jejaring sosial Facebook dan instagram saling terkait dan semakin kuat apabila didukung oleh smartphone yang canggih dan bahkan makin lama makin memanjakan para pengguna smartphone dengan kecanggihannya (Simanungkalit, 2015). Selain itu, menurut hasil penelitian dari Wahyu- ningtiyas et al (2018), menunjukkan nahwa remaja usia 17 tahun mempunyai pengetahuan yang baik dalam menyikapi seks bebas di media sosial, hal ini disebabkan karena semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir (Notoadmojo, 2012). Tingkat kematangan berpikir pada remaja usia akhir ini tentunya akan dapat memiliah mana hal yang baik bagi dirinya dan lingkungannya. Peran teman sebaya dalam perilaku pacaran remaja yakni teman sebaya, mengajak melakukan hal yang sama, ada yang ikut-ikutan dan ada juga yang mengatakan karena keinginan sendiri untuk berpacaran sehat. Berdasarkan wawancara dengan responden tentang perilaku seksual berpacaran sehat yang dipengaruhi oleh media sosial yaitu facebook dan instagram, namun mereka tidak ter- pengaruh, dikarenakan responden yaitu remaja usia 15-17 tahun melakukan suatu pengembangan nilai moral dan etis sesuai dengan cita-cita mereka yaitu membantu orang tua. Hal ini dipengaruhi oleh peran Guru BK dan program PIK-R dari BKKBN Kabu- paten Blitar yang terus menerus melakukan program sosialisasi TRIAD KRR. Perbedaan Facebook dan Instagram terhadap perilaku seks bebas pada remaja Remaja pada hakikatnya sedang berjuang untuk menemukan jati dirinya sendiri, jika dihadapkan pada keadaan luar atau lingkungan yang kurang serasi penuh kontradiksi dan labil, maka akan mudahlah mereka jatuh kepada ketidakstabilan, antara lain remaja menjadi cemas dan bimbang. Maka, hal ini menjadi salah sattu masalah remaja membawa perilaku mereka menjadi berbahaya seperti seks bebas. Menurut Monks et al (2001), menyatakan bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum mem- peroleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Remaja adalah aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi bangsa di masa mendatang. Menurut Depkes RI (2009). Maka, perilaku remaja seharusnya dijaga agar tidak merugikan bagi masadepan mereka. Berdasarkan hasil penelitian yaitu terdapat penga r uh a nta r a pengguna a n facebook da n instagram terhadap perilaku seks bebas remaja, dengan demikian beberapa konten dalam facebook dan instgram seharusnya mempunyai batasan atau lock agar remaja yang dibawah umur 18 tahun tidak dapat mengakses konten pornografi. Menurut penelitian dari Monanda (2017), bahwa Media sosial Instagram @awkarin berpe- ngaruh secara signifikan terhadap Gaya hidup hedonis di kalangan followers remaja. Gaya hidup hedonis mengutamakan kesenangan yang bersifat materiil dan hawa nafsu, sehingga cenderung melakukan free sex. sedangkan di SMA PGRI Talun menurut hasil observasi peneliti bahwa remaja usia 99Sari, Perbedaan Penggunaan Facebook dan ... 15-17 tahun sejak dini telah menerima pelajaran keagamaan yang rutin dan program PIK-R, oleh karena itu responden sudah mempunyai kognitif yang baik terhadap tehnologi atau media sosial yang berkembang saat ini. hal ini juga sesuai dengan penelitian dari Sari et al (2014), menyatakan bahwa remaja di SMA PGRI Talun telah mendapatkan informasi kesehatan sebesar 34% dengan kriteria baik, dan mempunyai sikap yang positif terhadap seks bebas, artinya reja tersebut sudah mempunyai bekal pengetahuan tentang kesehatan reproduksi agar dapat menjadi patokan dalam perkembangan media sosial seperti facebook dan instagram yang menampilkan konten-konten pornografi. Perilaku seksual juga dipengaruhi oleh penga- laman dalam berpacaran, bahwa pacaran yang dilakukan remaja akan semakin mengarah pada perilaku/hubungan seksual pranikah. Sebaliknya remaja yang tidak berpacaran akan semakin rendah mengarah pada perilaku/ hubungan seksual pranikah (Setiawan et al, 2008). Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 20 responden 16 reponden tidak pernah pernah berpacaran, maka juga dapat berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja meskipun mereka aktif dalam medial sosial seperi facebook dan instagram. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilaku- kan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Remaja di SMA PGRI Talun Blitar menggunakan medial sosial dan 60% menggunakan instagram, perilaku seks bebas di SMA PGRI Talun sekitar 60% berperilaku baik, ada perbedaan penggunaan facebook dan instagram terhadap perilaku seks bebas remaja di SMA PGRI Talun Blitar. SARAN Sesuai dengan kesimpulan yang telah dikemu- kakan, peneliti ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1) Teoritis Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan ilmu kesehatan reproduksi agar menjadi bahan masukan untuk memperkaya ilmu kesehatan reproduksi, khususnya bagi remaja. 2) Praktisi sebagai bahan masukan untuk tenaga kesehatan agar lebih mem- perhatikan kesehatan reproduksi remaja dengan mengembangak program PIK-R yang sudah dilak- sanakan oleh BKKBN DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2009. http://www.depkes.go.id/resources/download/ pusda ti n /profi l -keseh a ta n-in don esia / pr ofil - kesehatan-indonesia-2009.pdf (Diakses tanggal 12 Februari 2019) Kompasiana. (2014). https://inet.detik.com/cyberlife/d- 3912429/130-juta-orang-indonesia- tercatat-aktif-di- medsos. diakses tanggal 12 Februari 2018 Monanda, Rizki. (2017). Pengaruh Media Sosial Instagram @Awkarin Terhadap Gaya Hidup Hedonis Di Kalangan Follwers Remaja. JOM Fisip. Vol.4 No.2. HH. 1-12. Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, S.R., (2001). Psikologi Perkembangan: Penganta r Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Pratama, B.A & Setiyaningsih, R. (2015). Efek Peng- gunaan Jejaring Sosial terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di SMP Negeri 1 Sukoharjo. Indonesian Journal On Medical Science, 2(2), 56- 64. Pujiningtyas, Lia Ratnasari. (2014). Hubungan Peng- gunaan Media Sosial dengan Perilaku Seks Siswa SMP di Surakarta. Skripsi. Universitas Muha- madiyah Surakarta Rahmawati, A. (2014). Pengaruh Paparan Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Sikap Perilaku Seksual Remaja di Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 5 Nomor 2 p. 85–98. Rizkia, S and , Wisnu S H. (2017). Hubungan Antara Religiusitas Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Siswa Muhammadiyah 3 Surakarta. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sari LT, Renityas NN, Wibisono W. (2014). Efektifitas Pendidikan Seksual Dini Pada Remaja Melalui Binaan Keagamaan Terhadap Kecenderungan Sek Bebas. Jurnal Kesehatan. Vol.4. No. 3. hh.132-139. Sari, LT. (2015). Reproductive health counseling theraphy toward sexual attitudes of adolencent girls at PGRI Talun High Scoohl Blitar. The Proceeding Of International Joint Conference :”Challenges Impl e me nt at i on of The A SE AN E conomi c Community 9AEC) In The Health sector In Indonesia. hh. 111-112 Sarwono, S.W. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta. PT. Grafindo Persada Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Preneda Media Group Setiawan, R., & Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Seks Pranikah. SOUL, 1(2), 59– 72. 100 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 093–100 Simanungkalit, YT. (2011). Pengaruh Penggunan Media Sosial Terhadap Perilaku Seks pada Pelajar SMA Reksadana 1Medan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.Medan Wahyuningtyas H, Wibisono W. (2018). Hubungan Pengunaan Media Sosial dan Pengetahuan seks Bebas pada Siswa/Siswi usia 17-18 tahun. Jurnal Ners dan Kebidanan. Vol.5.No.2