JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Hubungan Dukungan Keluarga dengan Ansietas Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Triana Arisdiani 1 , Livana PH 2 1,2 Program Studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Diterima, 14/08/2018 Disetujui, 18/12/2018 Di Publikasi, 19/12/2018 Kata kunci: Ansietas Mobilisasi Dini, Dukungan Keluarga, Post Operasi Pasien post operasi yang mengalami ansietas, enggan untuk melakukan per- gerakan secara dini karena takut menimbulkan nyeri, khawatir jahitannya akan lepas, dan khawatir lukanya tidak segera sembuh. Keluarga sebagai support system pasien perlu memberikan dukungan agar ansietas pasien dapat berkurang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan du-kungan keluarga dengan ansietas pasien post operasi dalam melakukan mobilisasi dini. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 167 responden. Teknik sampling yang digunakan secara consecu-tive sampling. Analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil analisa menun- jukkan nilai p = 0,575 artinya tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pasien post operasi dalam melakukan mobilisasi dini. Perawat diharapkan lebih sering memotivasipasien untuk melakukan mobilisasi dini demi membantu mempercepat proses penyembuhan.  Correspondence Address: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Kendal- Central Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: livana.ph@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v5i3.ART.p207-211 207 This is an Open Access article under The CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) livana.ph@gmail.com http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/321 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 208 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 205–211 Abstract Postoperative patients who experience anxiety, are reluctant to make early movements for fear of causing pain, worry that the stitches will come off, and worry that the wound will not heal immediately. The family as a pa- tient support system needs to provide support so that patients’ anxiety can be reduced. The purpose of the study was to determine the correlation of family support and anxiety of postoperative patients in early mobilization. The design used cross sectional with 167 respondents as the sample. The sampling technique used consecutive sampling. Data analysis used the chi-square test. The results of the analysis showed that the value of p = 0.575 meant that there was no correlation between family support and the anxiety level of postoperative patients in early mobilization. Nurses are expected to motivate patients more often to make early mobilizations to help speed up the healing process. © 2018 Journal of Ners and Midwifery History Article: Received, 14/08/2018 Accepted, 18/12/2018 Published, 19/12/2018 Keywords: Anxiety, Early Mobilization, Fam- ily Support,Post Operative The Correlation of Family Support and Anxiety in Postoperative Patients in Early Mobilization 209Arisdiani, Livana, Hubungan Dukunngan Keluarga... PENDAHULUAN Ansietas merupakan perasaan cemas, khawatir berlebihan, seolah-olah akan terjadi sesuatu kejadian yang mengancam perasaan. Perhatian pasien men- jadi terganggu, dan sangat memerlukan perhatian orang lain disekitarnya (Keliat, 2011). Hubungan sosial dapat mempengaruhi psikologis untuk mengu- rangi ansietas, dan pasien yang mendapat dukungan keluarga akan mengalami hal-hal positif dalam hidupnya (Apollo & Cahyadi, 2012). Keterlibatan anggota keluarga dapat memberikan kemudahan dalam proses pemulihan seperti membantu pasien dalam mengganti balutan, membantu pasien dalam melakukan mobilisasi dini atau memberikan obat- obatan (Sjamsuhidajat & Jong, 2015). Mobilisasi dini merupakan suatu tindakan pemulihan yang dilakukan pada pasien post operasi berfungsi untuk melatih kekuatan otot, sistem saraf tulang maupun untuk peningkatan sirkulasi darah sehingga diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan luka (Carpenito, 2009). Masalah yang sering terjadi pada pasien post operasi yang akan melakukan mobilisasi adalah ketika pasien merasakan nyeri yang terlalu sakit dapat menyebabkan pasien tidak mau untuk melaku- kan mobilisasi dini dan memutuskan untuk istirahat di tempat tidur. Tingkat dan keparahan nyeri pada pasien post operasi bergantung pada anggapan dari psikologi dan fisiologi individu itu sendiri. Pasien yang tidak mengetahui manfaat dari mobilisasi dini dan kurang mendapatkan informasi cenderung tidak akan melakukan mobilisasi karena kebanyakan pasien akan mengalami kecemasan (ansietas) jika tubuh digerakkan pada posisi tertentu akan mempengaruhi luka pada pasien post operasi yang belum sembuh (Smeltzer, 2009). Tahuru (2013) melakukan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan pasien post secsio caesarea dengan kemampuan mobilisasi, menunjuk- kan bahwa ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kemampuan mobilisasi pasien post seksio sesarea, kemampuan pasien untuk melakukan mobi- lisasi masih bermacam-macam, ada yang dihari ke 2 melakukan mobilisasi dan ada juga yang mobilisasi pada hari ke 3 setelah dilakukan operasi. Data berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Ris- kesdas, 2013) prevalensi penduduk Indonesia yang mengalami gangguan mental emosional secara nasional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 6%. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kendal pada bulan Oktober 2017 meng- gunakan kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale) menunjukkan hasil 6 dari 10 responden mengalami ansietas ringan dan 4 pasien mengalami ansietas sedang, ansietas yang dialami responden disebabkan karena tindakan pembedahan yang sudah dilakukan, responden mengatakan takut untuk bergerak dalam waktu 1 x 24 jam setelah tindakan operasi karena merasa nyeri, takut jahitannya lepas dan takut lukanya tidak segera sembuh, sebagian pasien pada hari kedua masih berbaring ditempat tidur. Pelaksanaan mobilisasi dini seringkali dihirau- kan karena berbagai faktor yang membuat sese- orang takut untuk melakukannya. Berdasarkan fenomena diatas, perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan ansietas pasien post operasi dalam melakukan mobilisasi dini. METODE Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien post operasi usia dewasa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 167 responden, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Septem- ber 2017–April 2018 pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara dan observasi. Data dianalisis menggunakan Uji Chi Square. HASIL PENELITIAN Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat ansietas dalam melakukan mobilisasi dini Hasil penelitian dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pada pasien post operasi dalam melakukan mobilisasi dini dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: 210 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 205–211 PEMBAHASAN Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Ansietas Mobilisasi Dini Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat ansietas pasien post operasi dalam melakukan mobi- lisasi dini. Menurut Sjamsuhidajat dan Jong (2015) menjelaskan bahwa keterlibatan anggota keluarga dapat memudahkan dalam proses pemulihan seperti membantu pasien dalam mengganti balutan, mem- bantu pasien dalam pelaksanaan latihan mobilisasi atau memberikan obat-obatan. Hubungan sosial dapat mempengaruhi psikologis, memperkuat pelak- sanaan hidup sehat dan membantu pemulihan dari sakit dalam bentuk sportif (Taylor, et al., 2009). Hasil penelitian tersebut juga tidak sejalan dengan penelitian Misgiyanto dan Susilawati (2014) yang membahas tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat ansietas penderita kanker serviks paliatif menyatakan bahwa angka harapan kesembuhan penderita kanker serviks stadium paliatif membutuhkan dukungan keluarga berupa dukungan emosioanl, dukungan penghargaan, du- kungan materi dan dukungan informasi. Perlu adanya informasi dari para petugas kese- hatan terhadap keluarga pasien untuk selalu mem- perhatikan anggota keluarganya, karena efek dari dukungan keluarga terhadap kesehatan dan kesejah- teraan berfungsi bersamaan. Setiadi (2008), menje- laskan bahwa secara lebih spesifik, keberadaan dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhu- bungan dengan menurunya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kese- hatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress. Hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadeak (2011), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pra operasi. Menurut penelitian sudrajat (2014), menjelaskan bahwa dukungan keluarga terhadap kesiapan pasien dalam menjalani operasi sangat penting karena keluarga adalah orang terde- kat dengan pasien, keluarga dapat mendukung seca- ra emsional, material ataupun spiritual sehingga pa- sien siap untuk dilakukan operasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pasien post operasi dalam melakukan mo- bilisasi dini. Saran Pasien diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan tentang mobilisasi dini agar dapat mengurangi ansietasnya, yaitu dengan cara mencari informasi langsung dari perawat atau tenaga medis yang ada ataupun mencari informasi tentang mobi- lisasi dini melalui media masa cetak dan atau online. DAFTAR PUSTAKA Apollo, & Cahyadi, A. (2012). Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah Yang Bekerja Ditinjau Dari f % f % f % f % f % Dukungan Keluarga Kurang 10 6 19 11,4 26 15,6 18 10,8 73 43,7 0,575 Baik 13 7,8 19 11,4 30 18 32 19,2 94 56,3 Total 23 13,8 38 22,8 56 33,5 50 29,9 167 100 Tabel 1 Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pasien post operasi dalam melakukan mobilisasi dini (n=167) Variabel Ansietas Total P ValueRingan Sedang Berat Sangat Berat 211Arisdiani, Livana, Hubungan Dukunngan Keluarga... Dukungan Sosial Keluarga Dan Penyesuaian Diri. Jurnal widya warta, 02, 255-271. Carpenito, L.J. (2009). Diagnosis Keperawatan, Aplikasi pada Praktek Klinis: Edisi 9. Jakarta: EGC. Keliat, B.A., & Akemat. (2011). Model Praktik Kepera- watan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC. Misgiyanto, & Susilawati, D. (2014). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kanker Serviks Paliatif.http://ejournal. umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/ 226/showToc Nadeak, AN. (2011). Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan Riskesdas. (2013). Diseminasi Kesehatan Jiwa. http:// www.litbang.depkes.go.id.Diakses 29 September 2014. Setiadi. (2008). Konsep Keperawatan Keluarga. yogya- karta: Graha Ilmu. Sjamsuhidajat & de jong (2015). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. (2009). Kepera- watan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Sudrajat, A. (2014). Dukungan Keluarga terhadap Ke- siapan Pasien Mengahadapi Tindakan Operasi. JKep. Vol. 1 No. 2 Mei 2014, hlm 2016-214. http:/ /ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/JKEP/ article/view/71. Taylor. (2009). Social Psychology. Pearson Education. Taharu, S. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Mobilisasi Dini Pada Ibu Nifas Di Puskes- mas Likupang Timur Kecematan Likupang Timur. E-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. (Februari 2015) https://ejournal.unsrat.ac.id/ index.php/jkp/article/view/6688/6208.