JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Penyakit Artritis Gout Chilyatiz Zahroh 1 , Kartika Faiza 2 1,2 Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Univeristas Nahdlatul Ulama Surabaya Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Diterima, 28/08/2018 Disetujui, 13/12/2018 Dipublikasi, 18/12/2018 Kata kunci: Artritis Gout, asan urat, Kompres Hangat, Penurunan Nyeri Asam urat merupakan kondisi hasil metabolisme akhir purin yang dapat menyebabkan gejala nyeri tidak tertahankan, pembengkakkan dan rasa panas di persendian. Hal tersebut membuat lansia mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sehingga pemberian kompres hangat diperlukan terhadap lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri asam urat. Desain penelitian ini menggunakan Pra-Experimental dengan pendekatan One-group pra-post test design. Populasinya adalah seluruh lansia penderita penyakit asam urat di Paguyuban Budi Luhur Surabaya sebesar 30 lansia, besar sampel 30 lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sam-pling. Variabel independen kompres hangat dan variabel dependen nyeri. Instrumen menggunakan Pre-Post pemberian kompres hangat.Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden, sebagian besar (70%) setelah dilakukan kompres hangat skala nyeri sedang dan hampir setengahnya (30%) nyeri ringan. Hasil uji wilcoxon sign rank test dengan nilai kemaknaan = 0,05. Didapatkan nilai = 0,000 yang berarti < maka H0 ditolak artinya ada pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita penyakit asam urat di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya. Simpulan penelitian ini adalah pemberian kompres hangat dapat mempengaruhi penurunan nyeri pada seseorang yang menderita penyakit asam urat, sehingga diharapkan Paguyuban Lansia dapat menerapkan serta meningkatkan pemberian kompres hangat terhadap lansia penderita penyakit asam urat.  Correspondence Address: 182 Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya - East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: chilyatiz@unusa.ac.id E-ISSN : 2548-3811 This is an Open Access article under The CC BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) DOI : 10.26699/jnk.v5i3.ART.p182-187 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/328 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ The Effectiveness Of Warm Compress To The Reduction Of Pain In Gout Artritical Disease History Article: Abstract Received, 28/08/2018 Accepted, 13/12/2018 Published, 18/12/2018 Keywords: Gout Arthritis, Uric Acid, WarmCompress, Pain Reduction Uric acid is a condition of the end result of purine metabolism that can cause pain symptoms unbearable, swelling and hot feeling in the joints. This makes the elderly experience a decrease in ability to perform daily activities. so that warm compress are needed on the elderly. This study aimed to determine the effectiveness of giving warm compress to reduce uric acid pain. This study used Pre-Experiment with One-group approach of pre-post test design. The population was all elderly people with uric acid disease in Paguyuban Budi Luhur Surabaya as 30 elderly. The sample was 30 respondents. The independent variable was warm compress and the dependent variable was pain. The instruments to measured pain used pain scale. The results showed 30 respondents, mostly (70%) after warm compresses had moderate pain scale and nearly half (30%) had mild pain. The test results by wilcoxon sign rank test with significance value = 0.05. Obtained value = 0.000, which meant < then H0 rejected meant there was an effect of warm compress to the reduction of pain in people with uric acid disease in Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya. The conclusion of this study was the warm compresses could affect the reduction of pain in someone suffering from uric acid disease, so it is expected to Paguyuban Lansia can apply and improve the provision of warm compresses to elderly people with gout disease. © 2018 Journal of Ners and Midwifery Zahroh, Faiza, Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri 183 184 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 182–187 PENDAHULUAN Usia harapan hidup di Indonesia meningkat, yaitu 70,7 tahun. Lansia merupakan kelompok usia yang rentan terhadap kesakitan akibat penurunan fungsi dalam tubuh. Keluhan terkait gangguan musculoskeletal (nyeri) menjadi keluhan utama lansia di paguyupan lansia budi luhur Surabaya. Nyeri dirasakan pada pagi hari dan dapat menye- babkan gangguan pemenuhan kebutuhan dan akti- vitas sehari-hari. Nyeri sendi tersebut berkaitan dengan metabolism purin yang tidak optimal di dalam tubuh sehingga terjadi penumpukan. Hal tersebut dikenal dengan penyakit gout arthritis. Jumlah lansia di Indonesia sebanyak 24,24% dari total jumlah penduduk, dan Jawa timur men- duduki urutan ke 3 setelah Yogjakarta dan Jawa Tengah. Angka kesakitan lansia tahun 2014 sebesar 25,05 persen menunjukkan bahwa satu dari empat lansia mengalami sakit (Badan Pusat Statistik, 2015). Keluhan yang sering disampaikan Lansia adalah nyeri sendi. Nyeri sendi erat kaitannya dengan Gout Arthritis. Angka kejadian penyakit asam urat di Jawa timur adalah 26,4% (Kemenkes RI, 2013). Studi pendahuluan pada Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya didapatkan hasil 65% mengeluh nyeri sendi dan kadar asam urat di atas kadar normal. Artritis gout merupakan hasil metabolisme purin didalam tubuh yang kadar tidak boleh berlebih. Fak-tor pemicu adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung protein. Penatalaksanaan diet untuk Gout Arthritis (GA) masalah diet rendah purin (Kowalak, 2011). Gejala nyeri yang dirasakan pen-derita dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang berpengaruh terhadap penampilan fisik da menu-runnya fungsi tubuh pada kehidupan sehari-hari. Penderita GA dapat mengalami gangguan mobilitas fisik, gangguan tidur, bahkan gangguan interaksi sosial. Sehingga hal tersebut perlu mendapat pena-nganan segera. Pentalaksanaan pada penderita asam urat dapat dengan edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan (kolaboratif). Pengobatan dilakukan secara dini agar blm tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain, pengobatan asam urat ber- tujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan pera-dangan dengan obat-obat (Aru, 2010). Standart akreditasi rumah sakit yang dikeluarkan oleh JCI (Joint Commision International) tahun 2011 bahwa hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan penge- lolaan nyeri. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif. Pasien yang kesakitan menda- pat asuhan sesuai pedoman pengelolaan nyeri (Kemenkes RI, 2013). Perawat perlu memberikan intervensi atau tindakan non farmakologis untuk mengatasi nyeri. Penanganan penderita asam urat difokuskan pada cara mengontrol rasa sakit, mengu- rangi kerusakan sendi, dan meningkatkan atau mem-pertahankan fungsi dan kualitas hidup (Gulbuddin, 2017). Tindakan non farmakologis untuk penderita asam urat adalah kompres hangat. (Mellynda, 2016). Menurut penelitian yang dilakukan Wahyu-ningsih tahun 2013, menghasilkan kesimpulan, sete-lah dilakukan hasil kompres hangat lebih efektif untuk menurunkan nyeri pada penderita asam urat (Mellynda, 2016). Kompres hangat adalah upaya yang mudah dan murah, sehingga diharapkan dapat mengatasi atau menurunkan keluhan nyeri lansia dengan GA. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pe- ngaruh pemberian kompres hangat terhadap penu-runan nyeri asam urat. BAHAN DAN METODE Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah Pra-Experimen dengan pendekatan One group pra-post test design. Pra eksperimental ber- tujuan membandingkan atau membedakan suatu tindakan tanpa ada kelompok kontrol (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2018 di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya. Populasi pada penelitian ini adalah 30 orang. Besar sampel penelitaian yaitu 30 responden yang diambil menggunakan Nonprobability sampling dengan teknik total sampling yaitu teknik pengambilan. Variabel penelitian ini adalah kompres hangat (avriabel independen) dan nyeri (variabel depen- den). Instrument untuk memberikan kompres adalah buli-buli dan air hangat yang telah diukur suhunya dan numeric analog scale untuk mengukur nyeri. Nyeri dianalisis dengan uji Wilcoxon sign rank test. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Lansia Batasan usia menurut Depkes adalah berusia 60 tahun atau lebih. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden terdapat hampir setengahnyan (36,7%) lansia berusia 62 tahun. 185 Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan usia lansia di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya tahun 2018 Usia (tahun) Frekuensi (f) Persentase (%) 60 tahun 8 26,7 61 tahun 6 20,0 62 tahun 11 36,7 63 tahun 3 10,0 64 tahun 2 6,6 Jumlah 30 100 Sumber Data primer Juli 2018 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin lansia di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya tahun 2018 Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%) Perempuan 30 100 Jumlah 30 100 Sumber Data primer Juli 2018 Tabel 3 Tabulasi silang Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada penderita Penyakit Artritis Gout di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya tahun 2018 Perlakuan kompres Hangat Nyeri Sebelum Sesudah f % f % Nyeri ringan 0 0 9 30 Nyeri sedang 11 36,7 21 70 Nyeri berat 19 62,3 0 0 Total 30 100 30 100 Uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test Asymp Sig = 0,000 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa Nilai post test lebih kecil dari nilai pre test ternyara mempunyai nilai 28 artinya terdapat 28 responden yang mengalami penurunan nyeri sesudah diberikan perlakuan. Nilai post test lebih besar dari nilai pre test ternyata mempunyai nilai 0 artinya tidak terdapat responden yang mengalami peningkatan nyeri sesudah perlakuan. Pada nilai pre test sama dengan nilai post test ternyata mempunyai nilai 2 artinya sebanyak 2 responden tidak terdapat perubahan nyeri sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil uji wilcoxon sign rank test dengan nilai kemakna = 0,05 didapatkan nilai = 0,000 (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak yang berarti ada Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Penyakit Asam Urat Di paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya. PEMBAHASAN Skala Nyeri (Pre) Perlakuan Kompres Hangat Berdasarkan Tabel 3 diketahui dari 30 respon- den didapatkan sebagian besar (62,3%) menunjuk- kan skala nyeri berat dan hampir setengahnya (36,7%) menunjukkan skala nyeri sedang. Nyeri sangatlah bepengaruh terjadinya asam urat yang ditandai dengan kekakuan pada satu atau lebih pada sendi terjadi di pergelangan tangan, kaki, lutut, panggul dan bahu. Merasakan nyeri pada lanjut usia dapat mengganggu pola aktivitas sehari- hari. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya budaya, persepsi seseorang, perhatian dan variable-variable psikologis lain yang mengganggu perilaku berkelanjutan. Nyeri sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan, baik sensori maupun emosional yang berhubungan dengan resiko atau aktulnya kerusakan jaringan tubuh (Judha, 2012) Internasional Association For Study Of Pain (IASP) mendefenisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenagkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat akut yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2005). Nyeri sangat subjektif sehingga skala nyeri pada masing-masing orang dapat berbeda meskipun dengan kasus yang sama. Sehingga perawat perlu melakukan pendekatan yang berbeda. Skala Nyeri (Post) Perlakuan Kompres Hangat Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa dari 30 responden terdapat sebagian besar (70%) nyeri sedang dan hampir setengahnya (30%) nyeri ringan. Lansia diberikan terapi kompres hangat dapat mem-pelancar darah membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri dengan dilakukan hanya tempat bagian sendi dan tubuh yang nyeri. Pemberian kompres hangat adalah memberi- kan rasa hangat pada penderita asam urat dengan mengunakan cairan yang menimbulkan hangat pada Zahroh, Faiza, Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri ....... 186 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 182–187 bagian tubuh yang memerlukannya. tujuan mem- perlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, memberi rasa nyaman atau hangat dan tenang. Kompres hangat yang dapat dipercaya menurunkan nyeri pada penderita asam urat. Kompres hangat dengan kehangatan suhu air 30c-45c Dengan jenios reseptor berespon terhadap panas VRL-1(Vanilloid Receptor-Like 1), Reseptor terkait yang tidak beres- pon terhadap kapsain ( bahan kimia yang menim- bulkan nyeri) melainkan nosiseptor rangsangan yang berpotensi merusak nyeri sehingga dapat menurun-kan rasa nyeri (Ganong, 2008). Hasil Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat hampir setengahnya (36,7%) lansia berusia 62 tahun, sebagian kecil (6,7%) lansia berusia 64 tahun termasuk lanjut usia. Usia lanjut merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Lansia merupakan dua kesa-tuan fakta sosial dan biologi. Sebagai suatu fakta sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri sesorang dari berbagai status dalam suatu struktur masyakarat. Pra lansia Seseorang yang berusia 45-59 tahun, Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dan Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih. Hasil Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30 responden seluruhnya (100%) berjenis kelamin perempuan. semakin bertambahnya usia seseorang kualitas fisik dan kekuatan tubuh bertambah menu- run, mengakibatkan terjadinya dengan proses menua. begitu juga lansia rentannya tubuh terhadap serangan penyakit ternasuk asam urat. Perubahan fisik maupun terhadap fungsi organ dan dapat berpe-ngaruh pada kehidupan sehari-hari. Penyakit asam urat menyerang wanita yang sudah menopause. Pada wanita yang belum meno-pause maka kadar hormon estrogen cukup tinggi, hormon ini membantu mengeluarkan asam urat melalui kencing sehingga kadar asam urat wanita yang belum menoupause pada umumnya normal. Laki-laki penyakit asam urat sering menyerang di usia setengah baya. Pada usia setengah baya kadar hormon androgennya mulai stabil tinggi dan kadar asam urat darahnya pun bisa tinggi bahkan sudah bisa menimbulkan gejala penyakit asam urat akut (Junadi, 2012). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penu- runan Nyeri Pada Penderita Penyakit Asam Urat Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa Nilai post test lebih kecil dari nilai pre test ternyata mem- punyai nilai 28, artinya terdapat 28 responden yang mengalami penurunan nyeri sesudah diberikan per- lakuan. Nilai post test lebih besar dari nilai pre test ternyata mempunyai nilai 0 artinya tidak terdapat responden yang mengalami peningkatan nyeri sesudah perlakuan. Pada nilai pre test sama dengan nilai post test test ternyata mempunyai nilai 2 artinya sebanyak 2 responden tidak terdapat perubahan nyeri sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dikarenakan air pada kantong buli-buli seharusnya di isi ulang jika air sudah tidak panas, waktu melakukan kompres hangat hasil lebih maksimal. Hasil uji wilcoxon sign rank test dengan nilai kemakna = 0,05 didapatkan nilai = 0,000 (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak yang berarti ada Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Penyakit Asam Urat Dipaguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh kompres hangat terhadap penu- runan nyeri pada penderita penyakit artritis gout. Hal tersebut senada dengan penelitian Rezky, 2013 dan Rizka, 2014 yang menyatakan kompres hanyat dapat menurunkan nyeri penderita gout artritis. Kompres hangat meredakan nyeri dengan mengu- rangi spasme otot, merangsang nyeri, menyebabkan vasodalatasi dan peningkatan aliran darah. Pem- buluh darah akan melebar sehingga memperbaiki peredaran darah dalam jaringan tersebut. Manfaat- nya dapat memfokuskan perhatian pada sesuatu selain nyeri, atau dapat tindakan pengalihan sese- orang tidak terfokus pada nyeri lagi, dan dapat relak-sasi. Menurut Steven (2014), dengan pemberian kompres hangat, pembuluh-pembuluh darah akan melebar sehingga memperbaiki peredaran darah di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat asam dan bahan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat yang dibuang akan diperbaiki. Aktivitas sel meningkat akan mengurangi rasa nyeri dan akan menunjang proses penyem-buhan. 187 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Lansia di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya sebagian besar sebelum diberikan perlakuan kompres hangat skala nyeri berat, 2) Lansia di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya hampir seluruhnya sesudah diberikan perlakuan kompres hangat skala nyeri sedang, 3) Pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita penyakit asam urat di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya. Saran Bagi peneliti :Intervensi mandiri perawat dalam menangani nyeri pada pasien gout; Bagi paguyuban: diharapkan paguyuban lansia dapat menerapkan pemberian kompres hangat terhadap penderita penyakit asam urat agar dapat mengurangi rasa nyeri, Bagi masyarakat: diharapkan masyarakat mengetahui tentang pentingnya pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita penyakit asam urat DAFTAR PUSTAKA Aru W, Sudoyo. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II edisi V, Jakarta : Interna Publising. Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014; Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional. (D. Susilo, A. Chamai, & N. B. Handayani, Eds.). Jakarta: Badan Pusat Statistik, Jakarta Indonesia. Retrieved from https://www.bappenas.go.id/files/ data/Sumber_Daya_Manusia_dan_Kebudayaan/ Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2014.pdf Ganong,W.F. (2008) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta : EGC Gulbuddin, Hikmatyar (2017). Pentalaksanaan Kom- prehensif Arthritis Gout dan Osteorthritis Pada Buruh Usia Lanjut. Junadi, I. (2012). Rematik dan Asam urat Edisi Revisi . Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Judha, dkk (2012). Teori Pengaruh Nyeri dan Nyeri Persalinan.Yogyakarta: Nuha Medika. Kowalak, Jennifer P. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC. Mellynda dkk. (2016). Kompres Hangat Terhadap Penurunan Pengaruh Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Baku Manado. Nursalam (2013). Metodelogi Penelitian Dalam Kepera-watan. Jakarta : Salemba Medika Kementrian Kesehatan RI. (2013). Gambaran Lanjut usia Indonesia www.depkes.go.id/download.php? file=download/pusdatin/buletin/buletin-lansia.pdf (diakses pada tanggal 20 september 14.00 WIB) Potter & perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Kepera-watan Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC. Rezky, Amila. (2013) Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Artritis Gout pads Lanjut Usia di Kampung Tegalegendu Kecamatan Kota Gede Yogyakarta. Rizka, Dwi. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Asam Urat Dengan Kepatuhan Diet Rendah Purin Di Gawanan Timur Kecamatan Colombu Karanganyar. Steven, (2014). Ilmu Keperawatan (Edisi 2. Vol) Jakarta : EGC. Wahyuningsih A. (2013). Efektifitas Kompres hangat dalam menurunkan intensitas nyeri dysmenorhea pada mahasiswi stikes Rs Baptis Kediri. Jurnal stikes. Vol 6. Zahroh, Faiza, Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri .......