JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Pemerahan dan Penundaan Penjepitan Tali Pusat Terhadap Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir Ahmaniyah 1 , Kamilah Hidajati 2 , Ari Suwondo 3 1,2 Magister Terapan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Semarang 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro Semarang Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Diterima, 30/08/2018 Disetujui, 18/12/2018 Dipublikasi, 19/12/2018 Kata kunci: Pemerahan, Penundaan, Hemogoblin Insiden anemia defisiensi besi pada bayi aterm 0-6 bulan 40,8%. Upaya untuk mengurangi anemia pada bayi dan balita dengan memastikan bayi menda- patkan darah dari plasenta melalui tali pusat. Pada proses persalinan terjadi pergeseran oksigenasi dari jantung ke paru 8–10% periode fetus menjadi 50% pada neonatus. Penjepitan tali pusat segera menyebabkan resistansi vaskuler dari plasenta terputus yang menyebabkan peningkatan resitansi sistem vaskuler bayi dan menghilangkan sekitar 1/4 volume darah dan zat besi pada neonatus. Waktu pemotongan tali pusat menjadi faktor penentu transfusi plasenta ke bayi. Tujuan penelitian ini Mengetahui perbedaan kadar hemoglobin bayi baru lahir aterm antara pemerahan tali pusat dan penundaan penjepitan tali pusat penelitian eksperimental dengan desain penelitian post test-Only Control Group Design dan pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. dengan dikelompokkan menjadi kelompok perlakuan dan kontrol sebelum bayi lahir. kelompok perlakuan peme-rahan tali pusat dan kelompok kontrol penundaan penjepitan tali pusat. Rerata kadar Hb bayi tertinggi pada pemerahan tali pusat yaitu 17,3 mmHg diban-dingkan dengan penundaan penjepitan tali pusat yaitu 15,75 mmHg. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin bayi pada pemerahan tali pusat dan penundaan penjepitan tali pusat dengan menggunakan Independen T-test didapatkan nilai dengan P < 0,05 (P = 0,001). Disarankan bagi bidan pemerahan tali pusat dapat dijadikan sebagai tindakan dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir waktu penjepitan dan pemotongan tali pusat.  Correspondence Address: Poltekkes Kemenkes, Semarang - East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: ahmaniyah@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v5i3.ART.p195-200 195 This is an Open Access article under The CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) ahmaniyah@gmail.com http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/330 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 196 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 195–200 Umbilical Cord Milking And Delayed Cord Clamping on the Haemoglobin Levels in Newborns Article Information History Article: Abstract Received, 30/08/2018 The incidence of iron deficiency anemia in term infants from 0-6 months is Accepted, 18/12/2018 40.8%. Efforts to reduce anemia in infants and toddlers is by ensuring the Published, 19/12/2018 baby gets blood from the placenta through the umbilical cord. Labor oc- Keywords: curs when oxygen shifts from the heart to the lungs 8-10% of the fetal period to 50% in neonates. Immediate cord clamping vascular resistance Umbilical Cord Milking, Delayed from the disconnected placenta which results in the increased of resistance Cord Clamping, Haemoglobin of the baby’s vascular system and eliminates about 1/4 of the volume of blood and iron in the neonate. The time of cutting the umbilical cord is a determining factor for placental transfusion to the baby. Delay cord clamp- ing and umbilical cord milking are expected to provide iron reserves in infant. The aim of this study was to determine the differences in umbilical cord milking and delayed cord clamping. The design used experimental study with posttest-Only Control Group. The sampling technique used simple random sampling differs into treatment group and control group. The treat- ment group was umbilical cord milking and the control group was delayed cord clamping. The highest average of Hb levels in the umbilical cord milking group was 17.3mmHg and the delayed cord clamping group was 15.75 mmHg. There was a difference in the hemoglobin level of the baby on umbilical cord milking and the delay in clamping the cord by using the Independent T-test with a value of P <0.05 (P = 0.001). It is suggested that midwife milking midwives can be used as an action in midwifery care for newborns when clamping and cutting the umbilical cord. © 2018 Journal of Ners and Midwifery Ahmaniyah, Hidajati, Suwondo, Pemerahan dan Penundaan ....... 197 PENDAHULUAN Anemia masih menjadi masalah kesehatan di dunia, WHO memperkirakan sekitar 300 juta anak di dunia menderita anemia yang banyak disebabkan karena defisiensi besi. (World Health Organiza-tion, 2017) pada bayi aterm 0–6 bulan insiden anemia defisiensi besi 40,8%. Anemia defisiensi besi banyak terjadi pada bayi umur 0, 1, dan 2 bulan berturut-turut adalah 11,8%, 10,9%, dan 11,3%. studi kohort bayi aterm 0–12 bulan insiden anemia defisiensi besi tertinggi saat bayi baru lahir (0 bulan). (Ringoringo and Windiastuti, 2016) Pemenuhan kebutuhan zat besi sangat penting dalam 1000 hari pertama kehidupan manusia yang menentuan kuali-tas hidup yang akan datang, untuk menghasilkan generasi yang berkualitas dimulai dari janin, kesejah-teraan janin intrauterin dan intrapartum merupakan kesatuan yang memerlukan perhatian serius. Selama periode janin 1/3 volume darah berada di plasenta. Waktu persalinan terjadi pergeseran oksigen dari jantung ke paru yang berubah dari 8- 10% pada periode fetus menjadi 50% pada neonatus (Mercer and Skovgaard, 2002). Waktu bayi lahir aliran darah dari plasenta ke neonatus melalui penu- tupan vena umbilikalis dapat berjalan 3 menit per- tama dan setelah 3 menit darah sangat minimal/tidak bermakna, sedangkan aliran darah dari neonatus ke plasenta melalui arteri umbilikus hanya terjadi pada 20–25 detik pertama setelah bayi lahir. (Chaparro, 2011). Penjepitan dan pemotongan tali pusat meru- pakan salah satu manajemen Asuhan Persalinan Normal (APN), yang masuk pada manajemen aktif kala III. Pada Asuhan persalinan Normal penjepitan dan pemotongan tali pusat ditunda selama 2 menit, tetapi ada kesenjangan yang terjadi dilahan praktik dengan dilakukannya studi pendahuluan di puskes- mas Saronggi kabupaten sumenep penjepitan dan pemotongan tali pusat dilakukan segera beberapa detik setelah bayi lahir. Penjepitan dan pemotongan segera mempunyai kelemahan yaitu asupan tranfusi plasenta berkurang sedangkan persalinan sectio cesarea dapat bermanfaat untuk tindakan resusitasi pada bayi berat lahir rendah dapat segera dilakukan (Begley et al., 2010, Leduc et al., 2009, Ononeze and Hutchon, 2009). Jika pemotongan tali pusat segera, volume darah tidak terjadi penambahan tranfusi plasenta yang akan mengalami kehilangan 25 mg/kg -1 atau 33% zat besi. (Chaparro, 2011) Kehilangan ini dapat mempengaruhi penyimpanan zat besi dan dapat menyebabkan bayi berisiko mangalami defisiensi zat besi dan anemia selama masa bayi sampai usia 4 bulan. (Andersson et al., 2011, Ceriani et al., 2010, Chang et al., 2013, Chaparro, 2011, Yao et al., 1969). Anemia pada bayi merupakan masalah kese- hatan serius karena akan mengganggu perkem-bangan mental dan kognitif untuk perkembangan selanjutnya. Untuk mengatasi defisiensi zat besi yang disebabkan oleh penjepitan segera setelah lahir perlu dilakukan manajemen waktu penjepitan dan pemo-tongan tali pusat yaitu dengan dengan metode pe-nundaan penjepitan tali pusat dan alternatif lain yaitu dengan pemerahan tali pusat yang mempunyai tujuan yang sama untuk memberikan tranfusi pla-senta pada bayi secara optimal. Kedua metode ini mempunyai manfaat yang sama dan perbedaannya pada pemerahan tarnfusi darah dilakukan secara aktif dan penundaan penjepitan secara pasif, sehing-ga perlu diketahui perbedaan kadar hemoglobin dari kedua metode ini yang dapat memberikan manfaat untuk mencegah terjadinya anemia pada bayi. BAHAN DAN METODE Sebelum melakukan penelitian mengajukan kelayakan etik dan Penelitian ini telah disetujui oleh komite etik poltekkes kemenkes semarang. Peneli- tian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian posttest-Only Control Group Design. kelompok perlakuan pemerahan tali pusat, sedangkan kelompok kontrol penundaan penjepitan tali pusat. Penelitian ini dilakukan di 5 puskesmas di kabupaten sumenep pada bulan juni-juli 2018 dengan populasi seluruh bayi baru lahir aterm yang lahir normal di 5 puskesmas dan subyek penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu ibu sehat tidak anemia, kehamilan tunggal, bayi lahir normal, aterm, berat badan 2500–4000 gram, tidak asfiksi, tidak ada kelainan plasenta dan orang tua berpartisipasi dalam penelitian ini. Variabel independen pada penelitian ini peme- rahan tali pusat dan penundaan penjepitan tali pusat, Variabel dependennya adalah kadar hemoglobi. Total Sampel penelitian ini sebanyak 20 subyek dengan penelitian yang dibagi dua kelompok dengan tekhnik simple random samplig. Dari 29 persalinan hanya 20 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan 9 responden lainnya tidak di ikutsertakan dalam pene- litian ini karena memerlukan rujukan. Sampel pada Kelompok perlakuan 10 subyek( bayi baru lahir yang memenuhi kriteria inklusi )yaitu dilakukan pemerah- an tali pusat dari arah plasenta kearah bayi dengan jarak 20 cm dari plasenta ke umbilikus dengan meng- 198 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 195–200 gunakan ibu jari telunjuk sebanyak 3 kali selama 2 detik setiap pemerahan setelah itu jepit potong dan kelompok kontrol 10 subyek yang dilakukan penun- daan penjepitan semala 3 menit setelah itu jepit dan potong, Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin pada bayi dengan mengambil darah kapiler dari jari kaki bayi dengan menggunakan alat test Hb digital merk Easy Touch yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang dijadikan enumerator. Setelah semua data terkumpul dan berdistribusi nor-mal,data dianalisis menggunakan uji beda inde-pendent t-test. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden Data karakteristik responden dapat dilihat di Tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Data karakteristik responden Karakteristik responden Kelompok perlakuan Penundaan penjepitan tali pusat Pemerahan tali pusat Kenaikan berat badan ibu (kg), Mean (SD) 12,95(1,12) 12,60 (0,83) Kadar hemoglobin ibu (gr/dl), Mean (SD) 11,86(0,53) 11,73(0,52) Usia kehamilan (mgg), Mean(SD) 38,30(1,25) 38,30(1,25) Tekanan darah ibu (mmHg) Sistolik, Mean (SD) 112(7,89) 116 (5,16) Diastolik, Mean (SD) 75(5,27) 75(5,27) Berat badan bayi (g), Mean (SD) 2990(228,28) 3080(394,55) Jenis kelaimin, n (%) Laki-laki 40 40 Perempuan 60 60 Rerata kadar hemoglobin bayi Hasil pengukuran kadar hemoglobin pada bayi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Rerata kadar hemoglobin bayi baru lahir Kelompok perlakuan Kadar hemoglobin bayi (gr/dl) P Mean SD Min Max pemerahan tali pusat 17,30 0,53 16,80 18,20 0,001* Penundaan penjepitan tali pusat 15,75 0,46 15,20 16,70 *independent T-test Berdasarkan hasil pengukuran kadar hemoglo-bin pada Bayi baru lahir, kelompok perlakuan peme-rahan tali pusat memiliki rata-rata kadar Hemoglobin paling tinggi (17,30) dibandingkan dengan kadar hemoglobin bayi pada kelompok kontrol penundaan dan penjepitan tali pusat segera. Standar deviasi yang kecil pada semua kelompok perlakuan menunjukkan bahwa variasi kadar hemoglobin bayi pada masing-masing kelompok cenderung homogen. Dari hasil uji Indpendent T test untuk kedua kelompok perlakuan didapatkan P value < 0,05 ( P = 0,001) maknanya terdapat perbedaan yang signi- fikan antara kadar hemoglobin bayi aterm pada kelompok perlakuan pemerahan tali pusat dan kelompok kontrol penundaan penjepitan tali pusat. PEMBAHASAN Karakteristik responden Usia kehamilan, berat badan, tekanan darah, kadar hemoglobin ibu, jenis kelamin bayi dan berat badan janin merupakan faktor yang dapat mempe- ngaruhi kadar hemoglobin bayi (Oski and Naiman, 1996, Prawirohardjo, 2014), pada karakteristik Ahmaniyah, Hidajati, Suwondo, Pemerahan dan Penundaan ....... 199 responden pada penelitian ini dilakukan skreening yaitu dengan menentukan kriteria inklusi dan eksklusi baik pada ibu maupun pada bayi di setiap kelompok, hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan kadar hemoglobin pada bayi dalam penelitian ini tidak dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik responden, tetapi murni karena intervensi yang diberikan. Perbedaan Kadar Hemoglobin Bayi Antara Kelompok pemerahan Tali Pusat dan Kelom- pok Penundaan Penjepitan Tali Pusat Berdasarkan hasil pengukuran kadar hemoglo-bin pada bayi di masing-masing kelompok mengin- terpretasikan bahwa Bayi baru lahir pada kelompok pemerahan tali pusat memiliki rata-rata kadar Hemoglobin paling tinggi (17,30) dibandingkan dengan kadar hemoglobin bayi pada kelompok penundaan dan penjepitan tali pusat segera. Pada pemerahan tali pusat mempunyai Kadar hemoglobin bayi lebih tinggi , hal ini disebabkan karena tranfusi plasenta dilakukan secara aktif yaitu dengan meme-rah tali pusat dari arah plasenta ke arah bayi seba-nyak 3 kali selama 2 detik setiap pemerahan. Peme-rahan tali pusat dengan plasenta masih menempel berpotensi meningkatkan aliran darah ke otak dan paru, vasodilatasi paru dalam menanggapi respirasi spontan atau tangisan dapat menciptakan saluran fisiologis untuk mengakomodasi plasenta yang kaya akan sel darah merah janin dan sel punca. (Katheria et al., 2017) Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian lainnya bahwa pemerahan tali pusat baik yang dilakukan pada bayi preterm maupun pada bayi aterm terbukti menghasilkan tingkat hemoglobin bayi lebih tinggi dibandingkan dengan penjepitan segera, serta tidak didapatkan morbiditas dan polisitemia pada bayi. (Pramaditya, 2017, Erickson-Owens et al., 2012) Dan penelitian ini juga selaras dengan penelitian Alan et al bahwa neonatus yang dilakukan pemerahan tali pusat memiliki rata-rata nilai hemo-globin lebih tinggi pada 24 jam pertama dibandingkan dengan penjepitan tali pusat segera.(Alan et al., 2014). Dari uji Independent T-test terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar Hemoglobin kelompok pemerahan tali pusat dengan kelompok penundaan enjepitan tali pusat. Pada penelitian-penelitian sebe- lumnya bahwa pemerahan tali pusat hanya sebagai alternatif untuk penundaan penjepitan tali pusat yang memiliki waktu yang lama (ditunda 3 menit atau sampai tali pusat berhenti berdenyut) dibandingkan dengan pemerahan tali pusat yang hanya memerlu- kan waktu kurang lebih 10 detik. pemerahan tali pusat memiliki efek menguntungkan bagi bayi baru lahir yang dapat membantu atau menambah transfu- si plasenta secara aktif, sehingga mengurangi waktu yang diperlukan untuk dilakukan penundaan penje- pitan tali pusat (Vain et al., 2014). Waktu penjepitan dan pemotongan tali pusat memiliki dampak yang signifikan terhadap volume darah yang berkurang 42%, sel darah merah (0.48 ± 0.01) dan zat besi, transfusi plasenta yang cukup menghasilkan tingkat oksigenasi yang optimal dan dan dapat memperkaya zat besi yang sangat ber-manfaat untuk bayi. Dan ketersediaan zat besi sangat penting untuk beberapa aspek perkembangan otak, termasuk meilinasi, dendritogenesis, fungsi neurotransmiter, dan neuronal dan metabolisme energi glial, zat besi dapat meningkatkan psikomotor dan perkembangan mental pada bayi dan anak. (Carlson et al., 2009, Shafir et al., 2008, Szajewska et al., 2010) Dengan hasil penelitian ini pemerahan tali pusat merupakan metode baru dalam melakukan transfer darah plasenta ke bayi secara aktif, tidak menunggu atau pasif (penundaan penjepitan tali pusat). Metode ini dapat digunakan sebagai alterna-tif tindakan dari penjepitan tali pusat segera yang sering dilakukan di klinik yang akan menyebabkan transfer darah dan oksigen dari plasenta ke bayi terputus sehingga bayi akan mengalami anemia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin bayi baru lahir aterm pada pemerahan tali pusat dan penundaan penjepitan tali pusat. Saran Pemerahan tali pusat dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk penjepitan segera yang da- pat menyebabkan tranfusi plasenta kurang optimal sehingga menyebabkan anemia pada bayi. Metode ini perlu didukung dengan penelitian lanjutan secara kohort untuk mengetahui profil darah lain yang dapat digunakan untuk membuktikan metode mana yang lebih bermanfaat untuk kehi-dupan bayi selanjutnya. 200 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 195–200 DAFTAR PUSTAKA Alan, S., Arsan, S., Okulu, E., Akin, I. M., Kilic, A., Taskin, S., Cetinkaya, E., Erdeve, O. & Atasay, B. (2014). Effects Of Umbilical Cord Milking On The Need For Packed Red Blood Cell Transfusions And Early Neonatal Hemodynamic Adaptation In Preterm Infants Bornd” 1500 G: A Prospective, Randomized, Controlled Trial. Journal Of Pediatric Hematology/ Oncology, 36, E493-E498. Andersson, O., Hellström-Westas, L., Andersson, D. & Domellöf, M. (2011). Effect Of Delayed Versus Early Umbilical Cord Clamping On Neonatal Outcomes And Iron Status At 4 Months: A Randomised Controlled Trial. Bmj, 343, D7157. Begley, C. M., Gyte, G., Murphy, D. J., Devane, D., Mcdonald, S. J. & Mcguire, W. (2010). Active Versus Expectant Management For Women In The Third Stage Of Labour. Carlson, E. S., Tkac, I., Magid, R., O’connor, M. B., Andrews, N. C., Schallert, T., Gunshin, H., Georgieff, M. K. & Petryk, A. (2009). Iron Is Essential For Neuron Development And Memory Function In Mouse Hippocampus. The Journal Of Nutrition, 139, 672-679. Ceriani, C. J., Carroli, G., Pellegrini, L., Ferreira, M., Ricci, C., Casas, O., Lardizabal, J. & Morasso, M. C. (2010). The Effect Of Early And Delayed Umbilical Cord Clamping On Ferritin Levels In Term Infants At Six Months Of Life: A Randomized, Controlled Trial. Archivos Argentinos De Pediatria, 108, 201-208. Chang, S., Zeng, L., Brouwer, I. D., Kok, F. J. & Yan, H. (2013). Effect Of Iron Deficiency Anemia In Pregnancy On Child Mental Development In Rural China. Pediatrics, Peds. 2011-3513. Chaparro, C. M. (2011). Timing Of Umbilical Cord Clamping: Effect On Iron Endowment Of The Newborn And Later Iron Status. Nutrition Reviews, 69, S30-S36. Erickson-Owens, D., Mercer, J. & Oh, W. (2012). Umbilical Cord Milking In Term Infants Delivered By Cesarean Section: A Randomized Controlled Trial. Journal Of Perinatology, 32, 580-584. Katheria, A., Lakshminrusimha, S., Rabe, H., Mcadams, R. & Mercer, J. (2017). Placental Transfusion: A Review. Journal Of Perinatology, 37, 105. Leduc, D., Senikas, V., Lalonde, A. B., Ballerman, C., Biringer, A., Delaney, M., Duperron, L., Girard, I., Jones, D. & Lee, L. S.-Y. 2009. Active Management Of The Third Stage Of Labour: Prevention And Treatment Of Postpartum Hemorrhage. Journal Of Obstetrics And Gynaecology Canada, 31, 980-993. Mercer, J. S. & Skovgaard, R. L. (2002). Neonatal Transitional Physiology: A New Paradigm. The Journal Of Perinatal & Neonatal Nursing, 15, 56-75. Ononeze, A. & Hutchon, D. (2009). Attitude Of Obstetricians Towards Delayed Cord Clamping: A Questionnaire-Based Study. Journal Of Obstetrics And Gynaecology, 29, 223-224. Oski, F. & Naiman, J. (1996). Hematologic Problems In The Newborn Edisi Kedua. Philadelphia: Saunders. Pramaditya, H. (2017). Analisis Luaran Maternal Dan Neonatal Pada Persalinan Preterm Perabdominam Yang Dilakukan Pemotongan Tali Pusat Metode Umbilical Cord Milking Dibandingkan Dengan Early Cord Clamping. Universitas Airlangga. Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Pt.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ringoringo, H. & Windiastuti, E. 2016. Profil Parameter Hematologik Dan Anemia Defisiensi Zat Besi Bayi Berumur 0-6 Bulan Di Rsud Banjarbaru. Sari Pediatri, 7, 214-8. Shafir, T., Angulo-Barroso, R., Jing, Y., Angelilli, M. L., Jacobson, S. W. & Lozoff, B. (2008). Iron Deficiency And Infant Motor Development. Early Human Development, 84, 479-485. Szajewska, H., Ruszczynski, M. & Chmielewska, A. (2010). Effects Of Iron Supplementation In Nonanemic Pregnant Women, Infants, And Young Children On The Mental Performance And Psychomotor Development Of Children: A Systematic Review Of Randomized Controlled Trials. The American Journal Of Clinical Nutrition, 91, 1684-1690. Vain, N. E., Satragno, D. S., Gorenstein, A. N., Gordillo, J. E., Berazategui, J. P., Alda, M. G. & Prudent, L. M. (2014). Effect Of Gravity On Volume Of Placental Transfusion: A Multicentre, Randomised, Non-Inferiority Trial. The Lancet, 384, 235-240. World Health Organization. (2017). Daily Iron Supplementation In Children 6-23 Months Of Age In Malaria-Endemic Areas [Online]. Available: Http://Www.Who.Int/Elena/Titles/Iron-Children- 6to23-Malaria/En/. Yao, A., Moinian, M. & Lind, J. (1969). Distribution Of Blood Between Infant And Placenta After Birth. The Lancet, 294, 871-873.