333Sari, Bashory, Tipe Kepribadian Anak dan Kecenderungan Kejadian... 333 JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Tipe Kepribadian Anak dan Kecenderungan Kejadian Verbal Abuse pada Anak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Rika Maya Sari1, Bashory2 1Fakultas Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Indonesia 2Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Indonesia Info Artikel Kata Kunci: Tipe Kepribadian; Verbal Abuse; Prasekolah Abstrak Banyak orang tua yang merasa anaknya sangat sulit untuk ditangani dan secara tidak sadar melakukan tindakan-tindakan keras kepada anaknya dalam bentuk physical abuse, sexual abuse, emotional abuse, dan neglect. Diantara bentuk-bentuk kekerasan tersebut, yang paling sering dialami oleh anak-anak di desa Pomahan Kecamatan Pulung adalah emotional abuse yaitu verbal abuse (kekerasan verbal). Di Indonesia tiap satu sampai dua menit satu anak mengalami kekerasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keterkaitan tipe kepribadian anak dengan kecenderungan kejadian verbal abuse pada anak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan korelasional. Penelitian dilakukan di desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo terhadap 40 orangtua anak usia prasekolah dengan teknik simple random sampling menggunakan instrumen kuisioner pada variabel tipe kepribadian anak dan variabel kejadian verbal abuse. Hasil pengumpulan data dianalisis dengan uji statistik chi square menggunakan program bantuan komputer SPSS 16.0 for windows menunjukkan p value = 0,010 lebih kecil dari á 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara tipe kepribadian anak dengan kejadian verbal abuse pada anak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dengan koefisien kontingensi 0,472 yang berarti tingkat keeratan hubungan sedang. Saran peneliti perlu adanya peningkatan pemahaman orangtua dalam melakukan komunikasi yang efektif pada anak sesuai tipe kepribadian anak sehingga dapat meminimalisir kejadian verbal abuse. Sejarah Artikel: Diterima, 20/09/2018 Disetujui, 14/08/2019 Dipublikasi, 02/12/2019 http://crossmark.crossref.org/dialog/?doi=10.26699/jnk.v6i3.ART.p333-338&domain=pdf&date_stamp=2019-12-05 334 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 333–338 PENDAHULUAN Banyak orang tua yang merasa anaknya sangat sulit untuk ditangani dan secara tidak sadar melaku- kan tindakan-tindakan keras kepada anaknya (Fu- dyartanta, 2012). Kekerasan yang selama ini banyak dialami oleh anak-anak terdiri dari physical abuse, sexual abuse, emotional abuse, dan neglect. Diantara bentuk-bentuk kekerasan tersebut yang paling sering dialami oleh ana k-anak a dalah emotional abuse. Bentuk umum dari emotional abuse adalah verbal abuse. Masa perkembangan anak pada umur 3 tahun sampai 7 tahun merupakan masa menentang. Pada masa itu anak-anak kelihat- an nakal, keras kepala, kuat kemauan dan keinginan- nya, tidak mau meniru orang lain, suka menentang pendapat perintah orang lain dan semacamnya. Catatan kekerasan anak pada tahun 2014 mencapai 523 kasus kekerasan, sedangkan pada Article Information Keywords: Personality Type; Verbal Abuse; Preschool Abstract © 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan tahun 2015 hingga akhir Juli 2015 tercatat 290 kasus kekerasan yang dialami oleh anak menurut Data Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur,. Jika diasumsikan hingga akhir tahun 2015 terjadi peningkatan kekerasan anak sekitar 50% diban- dingkan pada tahun 2014. Sedangkan berdasarkan data dari KPPA Kabupaten Ponorogo didapatkan pada tahun 2013 terdapat 14 kasus kekerasan anak, tahun 2014 ada 21 kasus dan sampai bulan Novem- ber 2015 mencapai 14 kasus. Menurut Rusmil (2004) faktor orang tua/ keluarga, faktor lingkungan sosial/komunitas, dan faktor dari anak sendiri kemungkinan menjadi penyebab terjadinya verbal abuse. Verbal abuse dapat berdampak buruk dan membuat anak menderita, seperti menganggap dirinya buruk dan tidak berguna. Selain itu, stres dan depresi yang dialami oleh anak dapat mem- Type of Child’s Personality and Tendency of Verbal Abuse Occurrence in Children In The Village of Pomahan Pulung District Ponorogo County History Article: Received, 20/09/2018 Accepted, 14/08/2019 Published, 02/09/2019 Many parents find their children very difficult to handle and unconsciously take violent actions to their children in the form of physical abuse, sexual abuse, emotional abuse, and neglect. Among the forms of violence, the most commonly experienced by children in the village Pomahan Pulung District is emotional abuse that is verbal abuse (verbal violence). In Indo- nesia every one to two minutes one child experiences violence. The re- search design uses correlational approach. The research was conducted in Pomahan Village, Pulung District, Ponorogo County, to 40 parent of preschool children with simple random sampling technique using ques- tionnaire instrument on variable personality type of child and variable of verbal abuse event. The result of data collection was analyzed by chi square statistic test using computer program of SPSS 16.0 for windows showed p value = 0,010 less than á 0,05 meaning that there is correlation between personality type of child with verbal abuse incidence in child in Pomahan Village Pulung Distric Ponorogo County with a contingency coefficient of 0.472 which means the level of closeness of the relationship is. The researcher’s suggestions need to increase the understanding of parents in effective communication in children according to child’s per- sonality type so that it can minimize the occurrence of verbal abuse. Correspondence Address: Universitas Muhammadiyah Ponorogo, East Java - Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: rikamaya43@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v6i3.ART.p333-338 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ https://doi.org/10.26699/jnk.v6i3.ART.p263-267 335Sari, Bashory, Tipe Kepribadian Anak dan Kecenderungan Kejadian... buatnya mencoba untuk melukai dirinya sendiri, bahkan bunuh diri. Verbal abuse juga dapat meng- ubah perilaku seorang anak menjadi antisosial dan berperilaku kasar terhadap sesamanya. Sebuah organisasi anti verbal abuse di China (Words Can Be Weapons), verbal abuse dapat mempengaruhi kepribadian seorang anak di masa depan, yang memungkinkannya menjadi seorang kriminal. Verbal abuse dapat mengakibatkan kerusakan psikis dan emosional yang lebih berat menurut beberapa penelitian psikiatri (Wicaksana, 2008). Identifikasi keluarga yang beresiko tinggi dapat dijadikan sebagai langkah awal pencegahan keke- rasan. Selanjutnya, dapat dilakukan pengawasan, pendampingan dan bimbingan oleh pihak yang berkompeten terhadap masalah kekerasan pada anak, baik perorangan maupun kelembagaan untuk mengetahui kapan anak mendapatkan perlakuan verbal abuse atau kekerasan lain dan alternatif pemecahannya. Memperhatikan nada bicara dan menggunakan kata-kata yang tepat juga merupakan cara untuk menghindari terjadinya verbal abuse (kekerasan verbal). BAHAN DAN METODE Desain dalam penelitian ini korelasional dengan pendekatan cross sectional yaitu menganalisis keterkaitan hubungan antara tipe kepribadian anak dengan kecenderungan kejadian verbal abuse pada anak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabu- paten Ponorogo. Pemilihan lokasi penelitian didasar- kan data yang menunjukkan adanya laporan kejadian kekerasan pada anak di wilayah Kecamatan Pulung satu tahun terakhir. Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak usia prasekolah di Desa Pomahan sejumlah 132 orang dengan besar sampel sebanyak 40 orangtua menggunakan teknik sampling simple random sampling berdasarkan asumsi perhitungan 30% dari populasi. Pengum- pulan data pada masing-masing variabel mengguna- kan kuesioner yang diolah dengan analisis univariat yaitu untuk mendeskripsikan karakteristik responden menggunakan distribusi frekuensi yang digambar- kan dalam bentuk tabel, sedangkan analisis bivariat digunakan untuk menganalisa keterkaitan antara variabel tipe kepribadian anak dengan kejadian verbal abuse pada anak melalui uji statistik chi square dengan bantuan program komputer SPSS dimana  = 0,05. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian karakteristik responden dike- lompokkan dalam data umum dan data khusus. Data umum disajikan berdasarkan usia responden, pendi- dikan, pekerjaan dan penghasilan, sedangkan data khusus disajikan berdasarkan tipe kepribadian anak, kejadian verbal abuse dan hasil uji statistik chi square. Data Umum Pada Tabel 1 di atas menunjukkan hasil rentang usia or angtua a nak usia pra sekolah di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo terbanyak ada di rentang usia 28-35 tahun sebanyak 24 orang (60%). No. Usia (tahun) Frekuensi % 1 20-27 9 22,5 2 28-35 24 60 3 36-43 7 17,5 Jumlah 40 100 Sumber: Data Primer 2017 Tabel 1 Karakteristik Orangtua Berdasarkan Usia Orangtua Di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada bulan Juli 2017 (n=40) No. Peran Orangtua Frekuensi % 1 Ayah 5 12,5 2 Ibu 35 87,5 Jumlah 40 100 Sumber: Data Primer 2017 Tabel 2 Karakteristik orangtua berdasarkan peran dalam keluarga di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada bulan Juli 2017 (n = 40) Pada Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak pada penelitian ini yaitu ibu sebanyak 35 orang (87,5%). 336 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 333–338 Berdasarkan Table 3 di atas menunjukkan bah- wa tingkat pendidikan terakhir orangtua di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo lebih dari setengahnya berpendidikan terakhir SMP sebanyak 24 orang (60%), sedangkan sebagian kecil sebanyak 2 orang (5%) tidak tamat sekolah. Pada Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar sebanyak 16 orang tua(40%) mem- punyai anak dengan tipe kepribadian Sanguinis dan sebagian kecil sebanyak masing-masing 5 orang( 12,,5% ) mempunyai anak dengan tipe kepribadian melankolis dan plegmatis No. Pendidikan Frekuensi % 1 Tidak Sekolah 2 5 2 SD 9 22,5 3 SMP 24 60 4 SMA 5 12,5 Jumlah 40 100 Sumber: Data Primer 2017 Tabel 3 Karakteristik orangtua berdasarkan pendi- dikan di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada bulan Juli 2017 (n=40) No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1 Wiraswasta 13 32,5 2 Petani 12 30 3 Buruh 3 7,5 4 Tidak bekerja 12 30 Jumlah 40 100 Sumber: Data Primer 2017 Tabel 4 Karakteristik orangtua berdasarkan pekerja- an di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabu- paten Ponorogo pada bulan Juli 2017 (n=40) Hasil penelitian terhadap 40 orangtua yang memiliki anak usia prasekolah di Desa pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo berda- sarkan pekerjaan menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki pekerjaan wiraswasta sebanyak 13 orang (32,5%), sedangkan sebanyak 12 orang masing-masing tidak bekerja dan sebagai petani, sedangkan sebagian kecil bekerja sebagai buruh yaitu sebanyak 3 orang (7,5%). Hasil penelitian pada Tabel 5 menunjukkan bah- wa sebagian besar responden mempunyai pengha- silan keluarga yang kurang dari Rp. 1.388.874,00 yaitu sebanyak 31 orang (77,5%). No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1 < Rp. 1.388.874,- 31 77,5 2  Rp. 1.388.874,- 9 22,5 Jumlah 40 100 Sumber: Data Primer 2017 Tabel 5 Karakteristik orangtua berdasarkan pengha- silan keluarga di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada bulan Juli 2017 (n=40) Data Khusus Berikut ditampilkan hasil penelitian yang terkait dengan data khusus meliputi data tipe kepribadian anak, kejadian verbal abuse dan analisa uji statistik chi square. No. Tipe Kepribadian Frekuensi Prosentase (%) 1 Sanguinis 16 40 2 Koleris 14 35 3 Melankolis 5 12,5 4 Plegmatis 5 12,5 Jumlah 40 100 Sumber: Data Primer 2017 Tabel 6 Karakteristik anak berdasarkan Tipe Kepri- badian Anak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada bulan Juli 2017 (n=40) No. Tipe Kepribadian Frekuensi Prosentase (%) 1 Terjadi 24 60 2 Tidak terjadi 16 40 Jumlah 40 100 Sumber: Data Primer 2017 Tabel 7 Karakteristik Anak berdasarkan Kejadian Verbal Abuse pada anak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada bulan Juli 2017(n=40) 337Sari, Bashory, Tipe Kepribadian Anak dan Kecenderungan Kejadian... PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan salah satu karakteristik orang tua yang potensial melakukan tindakan kekerasan kepada anak-anaknya adalah orang tua yang kurang berpendidikan. Hasil pene- litian menunjukkan bahwa orang tua yang melakukan kekerasan verbal pada anak masih berpendidikan rendah dengan mayoritas pendidikan akhir orangtua- nya SMP yaitu sebanyak 24 orangtua (60%). Makin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin memudahkan mereka dalam menerima setiap infor- masi, sehingga akan meningkatkan pengetahuan yang mereka miliki terutama dalam hal informasi tentang kekerasan verbal pada anak, menurut Arikunto (2006). Menurut peneliti, pendidikan adalah dasar penerimaan sumber-sumber informasi pada tiap-tiap individu, maka jika seseorang memiliki pendidikan yang rendah dapat menunjukkan tingkat penerimaan setiap informasi yang kurang sehingga orangtua masih memiliki anggapan bahwa memarahi anak, membentak dan mencaci anak adalah hal yang wajar dilakukan orangtua saat anak melakukan kesalahan kecil. Dalam penelitian ini orangtua yang paling sering melakukan kekerasan verbal adalah ibu, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan 87,5% pelaku keke- rasan verbal adalah ibu. Tidak dapat dipungkiri jika ibu menjadi orang yang paling sering melakukan kekerasan verbal, karena setiap hari ibulah yang lebih banyak berinteraksi dengan anak-anaknya. Seperti yang tercantum dalam Al Qur’an Surat Al A’raf ayat 58, Allah SWT berfirman “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Rabb-Nya. Adapun tanah yang buruk, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demi- kianlah Kami mengulangi tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur…”. Jika ibu bertutur kata yang baik maka senantiasa akan memiliki anak-anak yang baik pula, mudah diatur, dan sopan dalam tutur kata serta tindakannya sehingga kekerasan verbal pada anak dapat dihin- dari. Responden dalam penelitian ini sebagian besar memiliki penghasilan keluarga < Rp. 1.388.874,00 yaitu sebanyak 31 orangtua (77,5%), penghasilan satu keluarga yang masih berada di bawah UMR Kabupaten Ponorogo ini sebagian besar adalah orangtua dengan pekerjaan sebagai petani dan ada pula yang tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga. Pendapatan yang kurang mencukupi kebutuhan keluarga akan memicu terjadinya perma- salahan bagi keluarga tersebut yang seringkali mereka berada dalam situasi kekecewaan, sehingga orangtua tersebut berisiko sekali untuk melakukan kekerasan pada anak sebagai bentuk luapan emosi. Hasil penelitian menunjukkan tipe kepribadian anak terbanyak dalam penelitian ini adalah Sanguinis yaitu sebanyak 16 anak (40%). Anak yang memiliki kepribadian Sanguinis adalah anak yang periang dan penuh energi. Anak Sanguinis adalah anak yang mempunyai sifat dominan dalam berbicara, dan mereka cenderung ingin menonjolkan diri dengan menguasai percakapan (Kadir Abdul, 2015). Tapi adapun kelemahan dari anak dengan tipe kepribadian Pada Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar sebanyak 24 anak (60%) terjadi verbal abuse dan sebagian kecil sebanyak masing- masing 16 anak ( 40% ) tidak mengalami verbal abuse. Berdasarkan hasil uji statistik dengan bantuan computer program SPSS 16.0 for windows menun- jukkan hasil bahwa nilai signifikansi p = 0,010 < 0,05. Hasil ini berarti bahwa hipotesa diterima yaitu ada keterkaitan hubungan antara tipe kepribadian anak dengan kejadian verbal abuse pada anak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dengan nilai koefisien kontingensi = 0,472 yang berarti memiliki tingkat keeratan hubungan sedang. Statistic Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.a Nominal by Nominal Contingency Coefficient .472 .010 Interval by Interval Pearson’s R -.424 .144 -2.882 .006c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.441 .138 -3.025 .004c N of Valid Cases 40 Tabel 8 Hasil analisa uji statistic chi square 338 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 333–338 Sanguinis seperti yang diutarakan oleh Kadir, Abdul (2015) karena sifatnya yang energik anak dengan tipe sanguinis cenderung memiliki rentang kon- sentrasi yang rendah atau dengan kata lain anak sanguinis cenderung pelupa, tidak disiplin, terlalu banyak bicara/cerewet, suka menyela pembicaraan orang lain karena ingin mendominasi pembicaraan (hal. 77). Jika disimpulkan anak dengan tipe kepri- badian sanguinis cenderung ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Hasil penelitian berdasarkan kejadian verbal abuse pada anak di Desa pomahan Kecamatan Pu- lung menunjukkan bahwa sebagian besar anak mengalami kejadian kekerasan verbal yaitu seba- nyak 24 anak (60%). Masih banyak orangtua yang menegur anak mereka langsung dengan kata-kata yang kasar dan makian kepada anak-anaknya ketika mereka melakukan kesalahan. Hal ini sudah diang- gap sebagai hal yang lumrah di masyarakat namun tidak baik untuk dilakukan oleh orangtua dalam mendidik dan menegur anak. Orangtua cenderung menegur dengan teriakan agar anak menuruti perin- tahnya ataupun mendengarkan nasihatnya. Berdasarkan rentang usia responden paling banyak ada di rentang usia 28-35 tahun yaitu seba- nyak 24 orang. Beberapa orang dewasa secara ge- netika cenderung gampang berteriak dan bertindak kasar. Padahal hal ini akan menurun pada anak, bahkan meskipun anak tidak diasuh oleh orangtuanya sendiri (Kadir, Abdul, 2015). Hasil uji analisa statistik menunjukkan p value = 0,010 < á 0,05 yang berarti ada hubungan antara tipe kepribadian anak dengan kejadian verbal abuse pada anak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Anak sanguinis cenderung memiliki sifat ceplas ceplos dan terbiasa berbicara tanpa dipikir secara mendalam, karenanya orangtua harus bisa mengajari anak dengan tipe kepribadian ini supaya berhati-hati dalam berbicara. Menurut Kadir, Abdul (2015) mengatakan bahwa orangtua bisa memberikan contoh yang baik dalam berbicara sehingga orangtua juga harus mempunyai sikap berhati-hati ketika berbicara dan bersikap di depan anak, sebab anak cenderung meniru segala perilaku yang ditunjukkan oleh orangtuanya (hal. 105). Feno- mena yang terjadi di tempat penelitian adanya ke- cenderungan orangtua melakukan kekerasan verbal pada anak terutama anak dengan tipe kepribadian sanguinis karena orangtua menganggap bahwa dengan sifat anak sanguinis inilah yaitu cerewet suka mendominasi pembicaraan dan cenderung energik dianggap oleh orangtua sebagai perilaku yang tidak sopan. Sehingga orangtua cenderung menegur dengan kata-kata kasar supaya anak lebih bersikap tenang dan diam serta mudah dikendalikan oleh orangtua. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tipe kepribadian anak dengan kejadian verbal abuse pada anak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. SARAN Berdasar hasil tersebut diharapkan adanya pe- ningkatan pemahaman masyarakat khususnya orangtua dalam menjalin komunikasi yang efektif pada anak sesuai tipe kepribadiannya melalui pendi- dikan kesehatan tentang cara komunikasi yang efek- tif sesuai tipe kepribadian anak sehingga dapat me- minimalisir kejadian verbal abuse terhadap anak. DAFTAR PUSTAKA Fudyartanta. (2012). Psikologi Perkembangan. Yogya- karta: Pustaka Pelajar. Hidayat, Aziz Alimul. (2005). Pengantar Ilmu Kepera- watan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika Kadir, Abdul. (2015). Rahasia Tipe-Tipe Kepribadian Anak. Yogyakarta: Diva Press Setiawan, Dony, dkk. (2014). Keperawatan Anak dan Tumbuh Kembang (Pengkajian dan Pengukuran). Yogyakarta: Nuha Medika Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.