84 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 084–092 84 JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Peningkatan Pemahaman Mahasiswa Blok Keperawatan Jiwa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Pada Materi Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa Tutu April Ariani Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 20/12/2018 Disetujui, 11/03/2019 Dipublikasi, 01/04/2019 Kata Kunci: pembelajaran kooperatif tipe STAD, penelitian tindakan kelasa, terapi mo- dalitas keperawatan kesehatan jiwa Abstrak Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions). Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman mahasiswa melalui pembelajaran kooperatif STAD. Metode: Jenis penelitian adalah penelitian tindak kelas atau CAR (classroom action research). Dilaksanakan di Semester III Prodi S1 Keperawatan FIKES Universitas Muhammadiyah Malang, Kelas A dengan jumlah mahasiswa 48 orang. Data berasal dari lembar observasi, yang diamati adalah : kerjasama dalam kelompok, memberikan ide, mengajukan pertanyaan, memperhatikan pertanyaan teman, memberikan tanggapan, kemampuan memahami materi, prtisipasi dalam kelompok, kemampuan menengahi jika ada kelompok yang salah paham, kemampuan menjelaskan dan menyimpulkan materi yang dibahas. CAR terdiri dari 4 tahap yaitu: 1). perencanaan, 2). pelaksanaan tindakan, 3). observasi, dan 4). Refleksi. Dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dilakukan 2 kali tatap muka ). Hasil: Setelah dilakukan STAD siklus pertama, didapatkan hasil ujian 55,56% mahasiswa kompe- tensinya kurang (mendapatkan nilai < 80). Sedangkan 44, 44% mendapatkan nilai > 80. Hasil observasi siklus pertama, diperbaiki untuk selanjutnya dite- rapkan pada siklus kedua. Hasil ujian kedua, terdapat 3 orang (11,11%) yang kompetensinya kurang dan 88,89% mendapatkan nilai > 80. Diskusi: Model STAD membiasakan mahasiswa menyelesaikan soal-soal secara kelompok yang diberikan dosen, sehingga mahasiswa akan terbiasa memecahkan perma- salahan dalam pembelajaran. STAD menekankan pada kerja sama kelompok, karena akan melatih mahasiswa untuk mengungkapkan pendapat dan meningkatkan pemahaman konsep secara bersama. Saran, STAD perlu diapli- kasikan pada mata kuliah yang lain. Karena dengan STAD terbukti dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa. © 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan Correspondence Address: Universitas Muhammadiyah Malang- Jawa Timur, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: tutuaprilariani@umm.ac.id E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v6i1.ART.p084–092 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 85Wijayanti, Pengaruh Modul Skin Personal Hygiene... Abstract The efforts to improve critical thinking skills, with applying cooperative learning models, including the STAD Method (Student Teams Achievement Divisions). The purpose of this study is to improve student’s understanding through STAD cooperative learning. Method: The type of research was a classroom action research or CAR. This research conducted in one class of the third semester of FIKES S1 Nursing Study Program, University of Muhammadiyah Malang, Class A have member about 48 students. Data took from observation sheets, which observed including: cooperation in groups, gave ideas, asked questions, pay attention to questions of friends, gave responses, the ability to understand material, participation in groups, ability to mediate if there are groups who misunderstand, the ability to explain and conclude material discussed. CAR consists of 4 stages, namely: 1). planning, 2). implementation of actions, 3). observation, and 4). reflec- tion. This stages conducted in two cycles (each cycle was done twice face to face). Results: After the first cycle of STAD was carried out, 55.56% of the test results were obtained by students with less competency (scored <80). While 44, 44% get a value of> 80. The results of the first cycle of observa- tions are improved and then applied to the second cycle. The results of the second exam, there are 3 people (11.11%) whose competencies are lacking and 88.89% get a score of> 80. Discussion: The STAD model will make students used to complete and solve the questions in groups that given by the lecturer, so students will be accustomed to solving learning problems . STAD emphasizes group collaboration, because it will train students to express opinions and improve understanding of concepts together. Sug- gestion, STAD needs to be applied to other subjects. Because with STAD it is proven that it can improve student competency. Improvement of Student’s Understanding In Mental Health And Psychiatric Nursing Block System Trough of STAD Type Cooperative Learning on the Modality Therapy Sub Subject in 3rd Semester, Nursing Departement of Health Science Faculty, University of Muhammadiyah Malang Article Information History Article: Received, 20/12/2018 Accepted, 11/03/2019 Published, 01/04/2019 Keywords: STAD type cooperative learning, classroom action research, therapy for modalities of mental-health nursin 86 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 084–092 PENDAHULUAN Pembelajaran Mata Kuliah Kepera watan Kesehatan Jiwa sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting. Mata kuliah Keperawatan Kese- hatan Jiwa Memiliki tujuan untuk dapat membangun karakter mahasiswa yang dapt menemukan solusi dalam segala permasalahannya. Keperawatan Kesehatan Jiwa di Semester III dalam penyampaian ma ter i, ma sih mengguna ka n metode techer learning centre dimana dosen dianggap sebagai sumber belajar. Metode ini membuat mahasiswa menjadi pasif karena dianggap bahwa kehadirandi kelas, kemudian mendengarkan kuliah dosen, adalah cukup. Pada kenyataannya, metode bajar seperti ini tidak cukup memenuhi kebutuhan belajar maha- siswa untuk memahami Keperawatan Kesehatan Jiwa. Dampaknya, mahasiswa memperoleh nilai dibawah ekspektasinya. Di Semester III, belum nmpa k a ktivita s ma ha siswa ya ng menonjol keaktifannya, hanya 55%, dan mahasiswa yang aktif menjawab dengan benar 40% Pada pelaksanaan Ujian Akhir Semester tgl 25 Nopember 2017, hasil yang dicapai mahasiswa Semester III tidak sesuai target, karena hanya sebagian yang memahami yaitu kurang dari 60% atau class averrage value kurang dari 5. Sesuai dengan hasil pengamatan tersebut, maka penulis memiliki keinginan untuk dapat mem- perbaikinya dengan melakukan sebuah inovasi pembelajaran. Isu yang terjadi pada mahasiswa tersebut di atas menuntut adanya renovasi dalam pembelajaran keperawatan Jiwa. Renovasi tersebut dimulai dari metode pembeajaran dimana selama ini mahasiswa berusaha memahami materi kuliah secara individu. Maka dalam penelitian ini memiliki tujuan melalui pembelajaran kooperatif t untuk dapat menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (meru- pakan kependekan dari: Student Team Achiement Division). STAD merupakan salah satu metode yang dijalankan pada penelitian tindakan kelas. Salah satu model penelitian tindakan ini adalah menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin, dimana satu putaran terdiri dari empat tahapan yaitu (1) planning (rencana), (2) action (tindakan), (3) observation (pengamatan), (4) reflection (refleksi) (Kurnianto, 2009). Pembelajaran kooperatif memfasilitasi maha- siswa belajar lebih maksimal dan aktif baik secara individu dan kelompok, karena akan terjadi proses yang interaktif tetapi sistematik sehingga hasil akhir yang didapat adalah nilai maksimal (Sumuri, 2017; Karim, Utami dan Utami, 2012). Salah satu pendekatan pembelajaran kooperatif adalah dengan tipe STAD Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah Kepera- watan Kesehatan Jiwa. Serta semangat kebersa- maan dan saling membantu dalam menguasai materi Keperawatan Kesehatan Jiwa. Permasalahan dalam penelitian yang mungkin muncul adalah ini adalah intervensi apa yang dapat diberikan dosen dan pembimbing untuk membuat paham mahasiswa pada mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa. Terdapat hal-hal yang dapat me- nyebabkan persoalan tersebut muncul. Diskusi dan evaluasi diantara dosen dan pembimbing didapatkan inti masalah dari persoalan tersebut adalah ketidaktepatan dalam menggunakan teknik perkuliahan dosen dan pembimbing Kepera- watan Kesehatan Jiwa masih konvensional dan do- minasi dosen dan pembimbing dalam kelas (teacher centered strategy). Tujuan pembelajaran harus dicapai. Karenanya diperlukan solusi dan akan dilakukan metode pem- belajaran kooperatif tipe STAD. STAD memiliki kelebihan yaitu kolaborasi antar anggota kelompok, dengan saling memberikan dukungan untuk meme- nuhi tujuan belajar yang sama. BAHAN DAN METODE Pendekatan Dan Jenis Penelitian. Penelitian yang dilakukan berupa penelitia pengembangan model pembelajaran dan tindakan. Penelitian tindak- an terikat dalam perencanaan dan pengim- plemen- tasiaan perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setting Penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Semester III Prodi S1 Kepera- watan FIKES Universitas Muhammadiyah Malang, Kelas A. Mahasiswa dikelas ini berjumlah 48 orang, terdiri dari 12 orang mahasiswa laki-laki dan 36 ma- hasiswa perempuan, memiliki kapasitas akademik mahasiswa-mahasiswi di kelas ini tergolong cukup sampai baik. Kriteria inklusi lainnya adalah latar belakang mereka cukup bervariasi, berasal dari beragam suku, asal daerah, sehingga secara keselu- ruhan Semester III relatif heterogen. Data Dan Sumber Data. Data berasal dari:1) Penilaian setiap langkah pada situasi pembelajaran. 2) Naiknya tingkat kepahaman materi Keperawatan Kesehatan Jiwa oleh mahasiswa. Sedangkan sum- ber data dalam penelitian ini adalah dosen dan pem- 87Wijayanti, Pengaruh Modul Skin Personal Hygiene... bimbing dan siswa Semester III, Prodi S1 Kepera- watan FIKES Universitas Muhamma- diyah Malang tahun kuliah 2016 / 2017 . Teknik Pungumpul Data: 1) Observasi dan data di kelas digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan meningkatnya kejelasan konsep. 2) Evaluasi digunakan untuk mengetahui data yang berkaitan dengan peningkatan hasil pema- haman materi pembelajaran. Teknik Analisa Data. Teknik analisa data dari hasil penilaian lembar observasi yang berasal dari pengamatana: kerjasama internal, kemampuan me- nyampaiakan ide, pertanyaan, memperhatikan dan memberikan tanggapan, memahami materi, keak- tifan dan menjadi mediator untuk menerangkannya. Monitoring Pelaksanaan Tindakan. Peneliti dibekali dengan lembar observasi kegiatan pembel- ajaran untuk memudahkan pelaksanaan tindakan kelas dikelas. Dosen mengarahkan cara mengisi lembar observasi kepada anggota peer dalam pene- litian. Kemudian dilakukan pengamatan secara kolaborasi dan selanjutnya didiskusikan kelebihan dan kekurangan ketika aktifitas dilaksanakan. Hasil- nya dijadikan sebagai refleksi untuk rencana berikut- nya. Pengecekkan Keabsahan Data. Dosen menja- min keabsahan data dengan melakukan cek silang data yang didapatkan dengan subyek dan pakar. Hasil diskusi didapatkan dari perbandingan pendapat peneliti lain, pengamatan dan evaluasi. Rancangan Penelitian. Seperangkat cara bela- jar yang kooperatif untuk STAD untuk menye- lesaikan masalah praktis dan sesuai tujuan penelitian adalah untuk menaikkan nilai pengertian mahasiswa dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa. Penelitian tindakan kelas melalui 4 tahap yaitu: planning, doing action, observation da n reflection yang dilaksanakan dalam dua putaran (setiap siklus dalam 2 kali pertemuan ). Bagan 1 Alur penelitian Pada kegiatan Siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Rencana tindakan siklus 1 1. Perencanaan: a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar kompe- tensi dan kompetensi dasar yang akan disam- paikan Kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. b) Mem- buat rencana pembelajaran kooperatif tipe STAD dan lembar observasi. c) Membuat Instrumen yang digunakan dalam siklus pene- litian Tindakan kelas / alat Bantu / media yang diperlukan. d) Membuat alat evaluasi. Secara garis besar tahapan pembelajaran kooperatif STAD: 1) Tahap persiapan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan materi dan merancang pembelajaran yang mengarah ke kooperatif STAD , membuat kriteria kelompok Heterogen (jenis kelamin, ke- mampuan serta agama) dan mempersiap- kan instrument observasi disertai cara penskoran 2) Tahap penyajian materi Dalam tahap ini pengajar menyebutkan tujuan pembelajaran memotivasi rasa ingin tahu, memberikan apersepsi, umpan balik 88 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 084–092 sesering mungkin, penjelasan yang tepat agar tidak terjadi miskonsepsi ,dan beralih pa da konsep la in, jika siswa tela h memahami pokok masalahnya. 3) Tahap kegiatan kelompok Selanjutnya masing-masing kelompok membahas materi yang dibagikan , siswa mempelajari konsep-konsep materi Kepe- rawatan Kesehatan Jiwa, dan mempre- sentasikan didepan kelas juga digunakan untuk melatih keterampilan kooperatif siswa dalam masing-masing kelompok. Jika salah satu siswa belum memahami materi, maka teman sekelompoknya ber- tanggung jawab untuk menjelaskan. 4) Tahap selanjutnya , tanggapan dari masing- masing kelompok. 5) Selanjutnya dosen dan pembimbing mem- berikan tanggapan dan penegasan tentang materi yang dibahas. 6) Tahap tes hasil belajar Dilakukan 1 x tes setelah pertemuan, tes dikerjakan secara inividu mandiri. Tes uraian dikerjakan selama 45 menit hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan siswa pada pemahaman mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa. 2. Pelaksanaan Menerapkan skenario pada STAD 3. Observasi Melakukan pengamatan dan menilainya dengan lembar observasi. 4. Refleksi Hasil dari pengamatan dikolekting kemudia dianalisis dan dosen dapat melakukan umpan balik dirinya untuk menyimpulkan apakah tin- dakan yang dilakukan dapat memahamkan mahasiswa pada mata kuliah Keperawatan Jiwa. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dilakukan siklus berikutnya. Data dan cara pengambilannya 1. Sumber data: data primer dari mahasiswa dan peneliti 2. Jenis data: kwantitatif dan kwalitatif yang tediri dari:a) rencana belajar, b). hasil pengamatan pada pelaksanaan pembel- ajaran. 3. Cara pengambilan data a. data hasil belajar: melalui sebelum dan setelah tes b. data suasana belajar , berasal dari lembar observasi c. data tentang korelasi rencana dan aktivitas didapatakan dari rencana pembelajaran dan lembar obervasi. Indikator kinerja. Keberhasilan dari metode ini adalah bila terjadi perubahan mahasiswa dalam memahami maka kuliah Keperawatan Jiwa. Hasil menunjukkan 70% meningkat dalam menjawab soal uraian terstruktur dengan tepat. Selain itu terdapat 75% dengan menjawab aktif. Dosen dapat melatih kemampuan melaksanakan metode ini. Skema penelitian dapat digambarkan kegiatan penelitian tindakan kelas : Rancangan dari hasil identifikasi masalah Rencana 1 Rencana / strategi pembelajaran Revisi Pelaksanaan dan observasi Evaluasi dan Refleksi Rencana 2 Rencana / strategi pembelajaran Revisi Pelaksanaan dan obsevasi Evaluasi dan Refleksi Final Bagan 2 Skema penelitian 89Wijayanti, Pengaruh Modul Skin Personal Hygiene... Skema Penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) Tahap Perencanaan Peneliti melakukan umpan balik pertama, me- nyusun masalah dan merencanakan tindakan yang meliputi rancangan strategis dalam pe- nyampaian dan pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada tahap ini juga dikembangkan strategi pembelajaran, instrumen pengumpul data berupa lembar pengamatan perangkat tes hasil belajar serta menyusun ren- cana pengolahan data. b) Tahap pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan skenario tindakan yang telah direncanakan serta melakukan pengamat- an selama kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan jadwal penelitian. Selama ke- giatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan oleh tim dengan menggunakan instrumen pengamatan, serta melakukan eva- luasi dan refleksi selama pelaksanaan tindakan ditujukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran berikutnya. HASIL PENELITIAN Deskripsi setting, tindakan dan hasil penelitian siklus I Setting penelitian. a) Penataan tempat pelaksa- naan diskusi melingkar yang disusun dari kursi kuliah di dalam kelas dan di setiap sisinya ada papan tulis untuk mencatat hasil dari jawaban atau respon setiap mahamahasiswa peserta diskusi. Kursi disusun me- lingkar dengan jumlah kursi 9 buah (untuk 9 orang) untuk setiap kelompoknya. b) Pengambilan data dilakukan di ruang kelas besar, ukuran 8x8m, yang memungkinkan dibentuk 3 kelompok. Setiap satu kelompok diskusi diberikan jarak yang cukup antara satu dengan kelompok yang lainnya untuk menjaga “privacy” dan fokus konsentrasi mahasiswa pada kelompoknya dan dapat menyampaikan / menang- gapi diskusi dalam kelompoknya tanpa terpengaruh dengan kelompok yang lainnya. c) Tim peneliti yang terdiri dari 3 orang, berperan menjadi observer se- cara langsung pada setiap kelompok untuk dapat memberikan penilaian pada jalannya diskusi dan pencapaian tujuan diskusi. Setiap anggota tim, bertanggungjawab pada kelancaran jalannya diskusi, termasuk tertibnya waktu pelaksanaan diskusi, terutama memulai dan mengakhiri sesi diskusi yang telah disepakati sejak awal. Tim juga bertanggung- jawab pada penyiapan segala kebutuhan diskusi, tetapi tidak termasuk buku literatur. Anggota diskusi diyakinkan telah siap dengan jaringan internet. Setting waktu dilakukan penyesuaian dan ter- dapat perubahan dari waktu yang telah ditentukan bahwa setiap sesi diskusi adalah 50 menit setiap sesinya. Sebelum diskusi dilaksanakan, peserta dis- kusi diminta menjawab kuis yang berisi tentang topik yang akan didiskusikan untuk mengtahui tingkat pengetahuan awal tentang materi yang akan didisku- sikan. Waktu mengerjakan kuis adalah 20 menit untuk pre intervensi dan 20 menit untuk post inter- vensi. Sehingga total waktu yang dibutuhkan adalah 90 menit. Saat diskusi berlangsung, tidak diperkenankan adaaktifitas yang dapat mengganggu jalannya dis- kusi, terutama di dalam setiap ruangan diskusi, dimana di dalamnya hanya terdapat tim peneliti dan anggota diskusi. Tindakan penelitian: (a). Satu hari sebelum pelaksanaan ujian, telah disosialisasikan tentang tata tertib, daftar kelompok bagi setiap mahasiswa dan proses yang akan dijalankan oleh setiap mahasiswa dan apa yang akan dilaksanakan dalam kelompok- nya. b) Diskusi dilaksanakan pada 18-19 April untuk tahap I. Tahap II dilaksanakan pada 25-26 April, mulai dari jam 09.00-10.40. c). Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah 1) Persiapan, me- nyiapkan bahan belajar dan menyususn rencana belajar kooperatif STAD, menentukan kriteria ke- lompok yang bervariasi (gender, kemampuan dan religi) dan menyiapkan instrumen pengamatan dan skoring. Dilakukan pre tes diskusi untuk mengetahui pemahaman mahasiswa mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa, 2). pemberian materi, disampaikan tujuan belajar, menstimulus keingintahuan, apersepsi, tanggapan sesering mungkin, penjelasan yang ber- tujuan menghindari kesalahpahaman. 3) aktivitas kelompok. Setiap kelompok berdiskusi tentang ma- teri yang dibagikan, mahasiswa mendalami konsep- konsep materi Keperawatan Kesehatan Jiwa, dan menyajikan didepan kelas. Bila belum jelas, dijelaas- kan kembali oleh temannya 4) selanjutnya ditanggapi oleh setiap kelompok. 5) Berikutnyaa tanggapan dari dosen dan penguatan materi. 6) tes setelah diskusi dan hasil belajar dilakukan 1 x tes setelah diskusi, tes dikerjakan secara inividu mandiri selama 20 menit. Hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah perubahan dalam memahami mata kuliah Kepe- rawatan Kesehatan Jiwa. Hasil penelitian. 1) Saat pelaksanaan pre test diskusi akan dimulai, mahasiswa terlihat belum siap, yang ditunjukkan dengan persiapan bahan diskusi 90 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 084–092 dan materinya tidak semua mahasiswa memilikinya, yang masih tidak tepat sesuai dengan arahan yang sudah diberikan sebelumnya. 2) Ketiadak siapan setting pelaksanaan diskusi dengan metode STAD, berdampak pada pelaksanaan prosedur diskusi pada siklus I yang tidak dapat berjalan sesuai dengan urutannya, karena mahasiswa banyak mengha- biskan waktu untuk mengklarifikasi hal-hal yang tidak dipahami tentang prosedur jalannya diskusi metode STAD. Hal ini berakibat tidak tuntasnya pemahaman mahasiswa pada materi yang harus didiskusikan. 3) Hasil ujian pertama terdapat 15 orang (55, 56%) dari 27 mahasiswa yang merupakan refleksi dari pencapaian kompetensi tidak mencapai nilai post test yang, karena mendapatkan nilai kurang dari 80. 3) Sedangkan 44, 44% lainnya, mendapatkan nilai diatas 80,00. 4) Dengan melakukan uji korelasi menggunakan uji Spearman’s rho dengan tingkat signifikansi 0,002 didapatkan hasil koefisien korelasi (r)=0,586. Hasil pengamatan dan umpan balik pada Siklus I, harus diperhatikan adalah :1) Pada tahap per- siapan, mahasiswa masih belum dapat memper- sipkan materi dan sosialisasi prosedur serta setting diskusi sesuai dengan panduan yang seharusnya pada diskusi metode STAD, sehingga mahasiswa masih perlu diberikan arahan dan motivasi untuk selalu mengingat secara rinci materi dan prosedur diskusi yang akan digunakan. Masih ada peluang untuk melakukan kesalahan dan menganggap hal yang biasa, sehingga perlu ditegaskan hasil akhir yang didapatkan bukanlah hasil penilaian dari timpeneliti secara subyektif, tetapi secara obyektif sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai dan dilengkapi dengan penilaian prosedur pelaksanaan diskus imetode STAD. Keputusan tersebut merupakan hal yang tidak bias ditawar lagi. Deskripsi tindakan dan hasil penelitian siklus II Tindakan penelitian. a) Diskusi siklus II dilaksa- nakan pada tanggal 25-26 April 2018 mulai pukul 09.00 sampai dengan 10.40. b) Tindakan yang dilakukan adalah sesuai dengan revisi dan refleksi pada siklus I, yaitu Mahasiswa memasuki ruang tempat, mem persiapkan materi yang akan diguna- kan sesuai dengan materi yang akan dibahas serta bagaimana prosedurdiskusinya. Tim memberikan sarana yang memudahkan proses pemahaman yaitu dengan menghadirkan pasien mantan terdiagnosis gangguan jiwa. Pada saat ini mereka diberikan arahan secara langsung supaya lebih tenang dalam mempersiapkan bahandiskusi dengan selalu meng- ingat secara rinci prosedur apa yang harus dilak- sanakan. Kemudian mereka diingatkan apabila ada bahan diskusi yang masih belum disiapkan, kemudian diobservasi dan dinilai langsung oleh tim peneliti yang ada. Setelah dinyatakan layak mengikuti diskusi, maka mahasiswa diperkenankan masuk ke ruangan sesuai dengan tempat duduk dan kelompok diskusi masing-masing. Hasil pengamatan lain menunjuk- kan: 1) Saat menduduki tempat duduk di kelom- poknya, mahasiswa langsung melakukan prosedur diskusi STAD, setelah sebelumnya diberikan pertanyaan lisan dan/atau tertulis oleh tim peneliti dimana pertanyaannya adalah berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Saat melakukan diskusi, tidak ada komunikasi antara tim peneliti dan maha- siswa. Tim hanya bertugas mengamati jalannya diskusi. 2). Setelah waktu diskusi telah menunjukkan 50 menit berlangsung, maka tim akan mengingatkan bahwa waktu diskusi telah selesai. Seluruh maha- siswa harus mengakhiri diskusinya, meskipun ada yang belum terselesaikan, dan harus segera meng- ikuti post test. 3). Hasil akhir diumumkan dan di- sampaikan bahwa mahasiswa yang masih men- dapatkan nilai di bawah 80, akan diberikan evaluasi khusus. Hasil penelitian: a) Saat diskusi dimulai, maha- siswa terlihat lebih siap dibandingkan dengan diskusi sebelumnya, yang ditunjukkan dengan persiapan materi sudah tepat sesuai dengan panduan diskusi pada tiap tujuan pembelajaran /LO. b) Kesiapan materi ini berdampak pada pelaksanaan prosedur diskusi yang dapat berjalan sesuai denganu rutan- nya, karena mahasiswa sudah banyak lebih efisien dalam menggunakan waktu untuk melakukan aktivitas diskusi. Hal ini berdampak pada pemba- hasan pada diskusi yang dilakukan lebih terarah dan fokus dibandingkan dengan diskusi sebelumnya, dan diskusi bisa diselesaikan sesuai waktu yang telah disepakati. c) Hasil post test kedua terjadi penurunan ketidakpahaman yang cukup bermakna, dimana hanya terdapat 3 orang (11,11%) dari 27 mahasiswa yang tidak mencapai pemahaman kompetensi, karena mendapatkan akumulasi nilai kurang dari 80. d) Sedangkan terjadi kenaikan dari angka kelulusan uji kompetensi menjadi 19 orang (88,89%) dengan mendapatkan nilai diatas 80,00 91Wijayanti, Pengaruh Modul Skin Personal Hygiene... PEMBAHASAN Ada grafik kenaikan kelulusan yang merupakan indikator pencapaian kompetensi, pada setiap siklusnya. Peneliti berasusmsi bahwa, mahasiswa akan bisa menilai sendiri kemampuan yang harus ia tingkatkan berdasarkan masukan dari teman dalam kelompoknya. Karena dalam metode diskusi yang anggotanya adalah sebaya, maka tidak ada satu jawaban dar itanggapan diskusi yang paling benar dan paling salah. Siapakah yang aktif dalam diskusi kelompok metode STAD, maka dialah yang akan lebih cepat mendapatkan pemahaman materi dan pencapaian kompetensinya. Dengan melaksanakan observasi, maka akan didapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Sesuai dengan pendapat (Arifin, 2009) bahwa observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengetahui berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu model yang dapat membiasakan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal secara kelompok yang diberikan guru, sehingga mahasiswa akan terbiasa memecahkan permasalahan dalam pem- belajaran (Ernawita, 2017). Sesuai dengan prinsip dan tujuan dari metode STAD yang dapat berdam- pak meningkatnya aktivitas mahasiswa yaitu me- ningkatnya jumlah mahasiswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah mahasiswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah mahasiswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan dosen dan pembimbing akan mampu membawa mahasiswa dalam situasi yang lebih kondusif, karena mahasiswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatanbelajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada kerja sama kelompok. Dengan dilakukan kerja kelompok diharapkan akan melatih mahasiswa untuk meng- ungkapkan pendapat dan meningkatkan pemahaman konsep secara bersama, serta dengan terjalinnya kerja sama kelompok dengan baik maka mahasiswa dapat lebih memahami konsep yang ada dengan bantuan temannya. Pola interaksi yang bersifat terbuka dan langsung di antara anggota kelompok sangat penting untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (Sudarna, 2012 dalam Wardana, Banggali, Husain, 2017). Ukuran aktifitas mahasiswa adalah: sebagian besar mahasiswa aktif di kelompok, mahasiswa mendominasi kegiatan, hampir sesua mahaiswa mampu mengerjakan tugas dakam metode STAD. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh.Indikator Kinerja merupakan perangkat yang realistic dan terukur untuk menilai keberhasilan dan tercapainya PTK. (Sudjana, 1988). Metode belajar kooperatif berbeda dengan kelompok. 4 hal utama yang harus ada, asalah: adanya subyek diskusi, role dalam kelompok, usaha bela jar kelompok, ter penuhinya kompetensi. Terdapat 5 unsur kelompok:1) dependen antar ang- gota yang positif, 2) member kelompok bertang- gungjawab, 3) mampu membangun hubungan, inter- aksi langsung dan penilaian kelompok. (Rusman, 2012 dalam, Esminarto, Sukowati, Suryowati, Anam, 2016). KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Hasil post test kedua terjadi penurunan ketidak- pahaman yang cukup bermakna, dimana hanya terdapat 3 orang (11,11%) dari 27 mahasiswa yang tidak mencapai pemahaman kompetensi, karena mendapatkan akumulasi nilai kurang dari 80. Terjadi kenaikan dari angka kelulusan uji kompetensi menjadi 19 orang (88,89%) dengan mendapatkan nilai diatas 80,00. SARAN Diharapkan metode STAD ini dapat diterapkan untuk mata kuliah yang lain sehingga secara kese- luruhan kelulusan uji kompetensi meningkat. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z.(2009).Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, halm: 153. Ernawita. (2017). Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Division (STAD) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,Prosiding Seminar Nasional Mipa III, ISBN 978-602-50939-0-6 Langsa-Aceh,30 Oktober,www. conference. unsyiah.ac.id/SN-MIPA. Esminarto, Sukowati, Suryowati N, Anam K, (2016). Implementasi Model Stad Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, Volume 1 Nomor 1, November Karim S, Utami S, Utami FR.(2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student- Teams-Achievment-Divisions) Untuk Mening- 92 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 084–092 katkan Prestasi Belajar Dan Kerjasama Mahasiswa. Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 17, Nomor 2, Oktober , hlm. 245-250 DOI: http://dx.doi.org/ 10.18269/jpmipa.v17i2.267 Kurnianto, R, dkk.(2009). Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Aprinta.halm: 12. Sumuri,I.(2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X Wardana, I., Banggali, T., Husain, H.(2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achivement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA Avogadro SMA Negeri 2 Pangkajene (Studi pada Materi Asam Basa),Jurnal Chemica, Vol. 18 Nomor 1 Juni, 76 – 84.