JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Kemampuan Pecinta Trail Adventure sebagai Medical First Responder pada Korban Kecelakaan Ning Arti Wulandari 1 , Erni Setiyorini 2 1,2 Program Studi S1 Keperawatan, STIKes Patria Husada Blitar Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Diterima, 13/12/2018 Disetujui, 26/12/2018 Di Publikasi, 26/12/2018 Kata kunci: Trial Adventure, Medical First Responder Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang besar namun belum menda- patkan fokus perhatian tatanan kesehatan. Diperkirakan 1,2 juta orang di dunia terbunuh dan 50 juta orang luka-luka setiap tahunnya akibat kecelakaan. Ternyata bukan hanya berkendara di jalan raya saja, berkendaraan di jalur ekstrim seperti yang dilakukan oleh para pecinta trail adventure juga beresiko mengalami kecelakaan. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi kemampuan pecinta adventure sebagai medical first responder pada korban kecelakaan. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, dengan jumlah sampel 57 orang anggota CROSSTRABS Komunitas Trail Adventure Blitar Selatan yang diambil dari seluruh populasi. Penelitian ini dilakukan di tanggal 25 November 2018 di Tulungagung dalam acara HOT Enduro 2018, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini adalah 81% dari 57 responden memiliki kemampuan kurang, 18% mempunyai kemampuan cukup dan 1% mempunyai kemampuan baik dalam berperan sebagai medical first responder pada korban kecelakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pecinta trail adventure sebagai medical first responder terbanyak adalah dalam kategori kurang. Oleh sebab itu sangat di perlukan pelatihan tentang medical first respons pada pecinta trail adventure, sehingga kemam-puan sebagai medical first responder meningkat.  Correspondence Address: 212 STIKes Patria Husada Blitar- East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: ningarti83@gmail.com, nerserni@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 This is an Open Access article under The CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) DOI: 10.26699/jnk.v5i3.ART.p212-217 ningarti83@gmail.com,%20nerserni@gmail.com http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/376 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 213Wulandari, Setiyorini, Kemampuan Pecinta Trail Adventure... Abstract Traffic accidents are a big problem but have not yet received the focus of attention on the health order. It is estimated that 1.2 million people in the world are killed and 50 million people are injured each year due to acci- dents. It turns out that not only riding on the highway, riding in extreme lanes such as those carried out by adventure trail lovers is also at risk of an accident. The purpose of this study was to identify the ability of adventure lovers as medical first responders to accident victims. The design in this study was descriptive explorative, with the sample of 57 members of the Blitar South Adventure Trail Community from the entire population. This study was conducted on November 25, 2018 in Tulungagung in the HOT Enduro 2018 event. The data collection used a questionnaire. The results of this study were 81% of 57 respondents had less ability, 18% had suffi- cient ability and 1% had good ability in acting as a medical first responder to accident victims. The results showed that the ability of trail adventure lovers as the medical first responder was in the poor category. Therefore training is very necessary for medical first responses to lovers of adventure trail, so that the ability as a medical first responder will increase. © 2018 Journal of Ners and Midwifery History Article: Received, 13/12/2018 Accepted, 26/12/2018 Published, 26/12/2018 Keywords: Trial Adventure, Medical First Re- sponder The Ability of Trail Adventure Lovers as a Medical First Responder in Accident Victims 214 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 212–217 PENDAHULUAN Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang besar namun belum mendapatkan fokus perha- tian dari tatanan kesehatan. Menurut WHO (2004) diperkirakan 1,2 juta orang di dunia terbunuh dan 50 juta orang luka-luka setiap tahunnyaakibat kece- lakaan. Dan di perkirakan akan meningkat sekitar 65% selama 20 tahun kedepan kecuali ada komitmen untuk memperbaikinya. Menurut DALY (Disability Adjusted Life Years) dalam WHO (2004) kecela- kaan merupakan 10 penyebab utama global beban penyakit setelah penyakit infeksi nafas, diare, kondisi sakit pada perinatal, depresi, ischemik jantung, stroke, TBC dan campak. Namun data Mabes Polri yang disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasis dalam Liputan 6 (2018) terjadi penurunan angka kecelakaan dari tahun 2017 ke 2018 seba- nyak 1.336 kejadian. Beberapa hal yang harus dipa- hami dalam mencegah dan mengendalikan terjadi- nya kecelakaan dan antara lain; (1) human error, kesalahan pengemudi sendiri, (2) keamanan jalan, dan (3) sistem lalulintasnya. Ternyata bukan hanya berkendara di jalan raya saja yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Trail adventur juga dapat mengakibatkan kecelakaan. Trail adventure menurut Prelo (2017) merupakan jenis olahraga yang menggunakan alat motor trail. Olah raga ini tergolong ekstrime karena tipe jalur, arah dan situasi alam yang berbeda-beda sehingga sangat beresiko mengalami kecelakaan. Meningkat- nya pecinta trail adventure di Indonesia dapat dibuktikan pada sebuah akun sosial komunitas Trail Adventure Indonesia yang memiliki member seba- nyak 62159. Di Jawa Timur khususnya wilayah Jawa Timur Selatan kegiatan trail adventure selalu diikuti minimal 100 orang peserta, sehingga dapat kita simpulkan bahwa 100 orang peserta ini mem- punyai resiko mengalami kecelakaan tiap kegiatan berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengu- rus CROSSTRAB Komunitas Trail Adventure Blitar Selatan didapatkan bahwa tahun 2017 di bulan November salah satu anggotanya mengalami kece- lakaan saat mengikuti event HOT ENDURO 2017 di Tulungagung akibat terperosok ke jurang, sehing- ga mengalami trauma pada dada. Selain itu pada kegiatan Kelud Trail adventure Blitar-Kediri pada bulan Mei 2018 dirinya juga melihat langsung keja- dian seorang peserta tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri saat melewati jalur tanjakan, pada saat itu dia dan teman-temannya merasa bingung, korban tidak mengalami luka sedikitpun tetapi langsung tidak sadarkan diri, yang mereka lakukan hanyalah mem- baringkan korban, akibat keterlambatan memberikan pertolongan pertama, korban tersebut meninggal dunia. Peristiwa tersebut didukung dengan hasil penelitian Martono (2012) bahwa dari 34 responden 17 yang memiliki pengetahuan rendah tentang kega- watdaruratan trauma pada anggota POSDAYA kabupaten Klaten. Menurut Bloom, perilaku memiliki 3 domain antara lain; Knowledge (pengetahuan) dan attitude (sikap) dan perilaku itu sendiri. Pengetahuan meru- pakan hasil tahu dan terjadi setelah melakukan pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Sedang- kan sikap merupakan suatu keyakinan atas suatu hal, keyakinan secara emosional terhadap suatu objek akan mempunyai kecenderungan untuk bertin- dak. Sehingga dapat disimpulkan setelah seseorang tahu tentang suatu objek tertentu maka akan mem- bentuk kepercayaan terhadap objek yang di ketahui dan meningkatkan keterkaitan emosional dari subjek tersebut, sehingga akan mempengaruhi terbentuknya sikap yang utuh (total attitude) sehingga terbentuk perilaku (Notoadmodjo, 2010). Medical First responder adalah orang perta- ma yang memberikan pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera akibat kecelakaan. Tu- juan penolong pertama adalah menyelamatkan jiwa penderita, mencegah kecacatan, memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan (Wirati, 2014). Medical fist respon terdiri dari ban- tuan hidup dasar, penilaian awal dan pengelolaan penderita trauma, memindah dan transportasi korban da n mela kuka n splinting da n bandaging (HIBGABI, 2018). Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin meng- identifikasi kemampuan anggota CROSSTRAB Komunitas Trail Adventure Blitar Selatan sebagai medical first responder pada korban kecelakaan. BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan adalah des- kriptif eksploratif, yang mengeksplorasi pengeta- huan para anggota CROSSTRABS Komunitas Trail Adventure Blitar Selatan tentang peran menjadi medical first responder pada korban kecelakaan. Penelitian ini dilakukan tanggal 25 November 2018 di Tulungagung dalam acara HOT Enduro 2018. Populasi penelitian ini adalah anggota CROSS- TRABS Komunitas Trail Adventure Blitar Selatan ya ng mengikuti aca ra HOT ENDURO 2018 215Wulandari, Setiyorini, Kemampuan Pecinta Trail Adventure... berjumlah 57 orang. Dalam penelitian ini mengambil seluruh populasi menjadi sampel. Yang dimaksud kemampuan pecinta trail adventure sebagai medical first responder pada korban kecelakaan dalam penelitian ini adalah pengetahuan, pemahaman dan penerapan para pecinta trail adventure dalam memberikan perto- longan pertama pada kecelakaan Pengambilan data dilakukan setelah para ang- gota CROSSTRABS Komunitas Trail Adventure Blitar Selatan melewati finish dengan Instrumen penelitian kuesioner. Kuesioner meliputi pengeta- huan mulai jenjang tahu, memahami dan menerapkan tentang beberapa komponen antara lain penilaian dini, bantuan hidup dasar, pemindahan korban, cedera jaringan lunak, cedera tulang belakang, cedera alat gerak, perdarahan dan syok medical first responder yang diisi oleh para responden. Masing-masing komponen terdiri dari 10 pertanyaan sehingga total pertanyaan yang harus dijawab oleh responden adalah 80 soal multiple choice. Data dari hasil penelitian ini kemudian ditabulasi dan dikelompokan menjadi kemampuan baik, cukup dan kurang. Kemampuan baik jika nilai benar 76– 100%, kemampuan cukup bila nilai benar 56–75% dan kurang bila nilai  56%. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Karakteristik pecinta Trail Adventure seba- nyak 57 orang sepertididalam Tabel di bawah ini. Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar 81% dari 57 responden memiliki kemampuan kurang dalam berperan sebagai medical first res- ponder pada korban kecelakaan PEMBAHASAN Kemampuan pecinta trail adventure sebagai medical first responder pada korban kecelakaan Berdasarkan table 2 menunjukkan bahwa 81% responden memiliki kemampuan kurang sebagai medical first responder. Menurut Bloom mendefi- nisikan pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” setelah melakukan pengideraan terhadap satu objek tertentu, yang memiliki beberapa tingkatan antara lain;(1) tahu, (2) memahami, (3) aplikasi, (4) analisis dan (5) sintesis (Notoadmodjo, 2010). Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penge- tahuan, pemahaman dan penerapan responden se- bagai medical first responder. Dari 81% responden yang mempunyai pengetahuan kurang tersebut semua belum pernah mendapatkan informasi ten- tang pertolongan pertama pada kecelakaan. Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Anam dkk (2015) bahwa dari 26,7% perawat yang mem- punyai pengetahuan baik dalam memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien sesuai AHA adalah mere- ka yang update informasi melalui jurnal online dan mengikuti pelatihan. Ini membuktikan bahwa bahwa informasi sangatlah penting untuk meningkatkan pengetahuan seseorang. Kemampuan f % Baik 2 1 Cukup 9 18 Kurang 46 81 Tabel 2 Kemampuanpecinta trail adventure sebagai medical first responder pada korban kecelakaan Karakteristik Responden f % Pendidikan SMP 10 18 SMA 40 70 D3/S1 7 12 Pekerjaan Tidak bekerja 10 18 Wiraswasta 16 28 Sopir 3 5 PNS/TNI/POLRI 9 16 Karyawan swasta 16 28 Pensiunan 3 5 Riwayat mendapatkan informasi tentang pertolongan pertama pada kecelakaan Pernah 10 18 Belum pernah 47 82 Tabel 1 Karakteristik Pecinta Trail Adventure Blitar Berdasarkan Tabel 1 tersebut diatas 35% berusia 36-45 tahun atau disebut sebagai dewasa akhir. Pecinta trail adventure ini 91% berjenis kela- min laki-laki, karena laki-laki lebih menyukai tan- tangan. Pada hasil penelitian tersebut didapatkan 70% berpendidikan terakhir SMA. Berdasarkan riwayat pekerjaan 39% bekerja sebagai kariyawan swasta dan 32% wiraswasta. Dari 57 responden 82% belum pernah terpapar informasi tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. 216 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 212–217 Wawan dan Dewi (2010) mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh faktor in- ternal antara lain pendidikan, pekerjaan dan usia. Dari 46 responden yang memiliki pengetahuan ku- rang 7 responden memiliki pendidikan terakhir SMP, 34 SMA dan 5 reponden berpendidikan terakhir D3/ S1. Hal ini menujukan bahwa kemampuan pecinta trail adventure dalam berperan sebagai medical first responder di lapangan atau di jalur adventure tidak dipengaruhi oleh pendidikan terakhirnya saja dalam mendapatkan informasi. Dalam penelitian Wulandari (2016) didapatkan juga 7% siswa SLTA yang mempunyai pengetahuan baik dalam membe- rikan bantuan hidup dasar, dengan ini akan memper- kuat bahwa seseorang tidak mendapatkan informasi pada proses pendidikan fomal saja. Informasi dapat diperoleh melalui media cetak, media elektronik dan pendidikan informal antara lain seminar atau pela- tihan. Dibuktikan dalam penelitian ini 2 responden merupakan anggota POLRI yang penah di berikan pelatihan memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas mempunyai kemampuan baik, sedangkan 2 orang berpendidikan terakhir SMP dan saat ini sedang belajar di SMA mempunyai kemam- puan yang cukup dalam berperan sebagai medical first responder karena baru saja dilatih tentang pertolongan pertama dalam kegiatan PMR (Palang Merah Remaja) di sekolahnya, dan 7 orang yang mempunyai kemampuan cukup merupakan mantan anggota PMR. Dari 81% responden (46 orang) yang memiliki kemampuan kurang dalam berperan sebagai me- dical first responder, semua mempunyai nilai benar kurang dari 50% dari pertanyaan di masing-masing komponen. Dalam kuesioner terdiri dari komponen penilaian dini, bantuan hidup dasar, pemindahan korban, cedera jaringan lunak, cedera tulang bela- kang, cedera alat gerak, perdarahan dan syok medical first yang masing-masingmempunyai 10 pertanyaan.Tetapi pada 2 responden yang memiliki kemampuan baik dalam berperan sebagai medical first responder dapat menjawab pertanyaan dengan sempurna di komponen penilaian dini, bantuan hidup dasar, pemindahan korban, cedera jaringan lunak dan perdarahan. Sedangkan 9 responden (18%) yang mempunyai kemampuan cukup dalam ber- peran sebagai medical first responder 2 responden menjawab dengan sempurna pertanyaan di kom- ponen pemindahan korban, dan 4 responden menja- wab dengan sempurna komponen penilaian dini dan bantuan hidup dasar, dan 3 orang menjawab dengan sempurna pemindahan korban dan cedera jaringan lunak. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pen- dapat Gregory, Michael and Jeff (2011) mengatakan bahwa kemampuan personel yang terlatih dalam memberikan kehidupan dasar untuk mendukung pertolongan pertama sangat penting dalam menyela- matkan rekan kerja yang mengalami kecelakaan kerja. Pelatihan yang diberikan setiap dua tahun dapat mempengaruhi kemampuan personel yang ter- latih untuk memberikan bantuan kritis yang cukup dalam pertolongan pertama masih dipertanyakan. Sehingga butuh penyegaran atau pelatihan Basic Life Support pada karyawan dengan durasi lebih pendek atau kurang dari dua tahun. Begitu pula pada para pecinta trail adventure khususnya anggota CROSSTRABS Komunitas Trail Adventure Blitar Selatan, yang seharusnya mendapatkan pelatihan tentang cara memberikan medical first respons pada korban kecelakaan. Mengingat mereka mem- punyai hobi melaju dengan sepedah motor di jalur yang berbahaya sehingga beresiko terjadi kecela- kaan atau menemukan teman yang mengalami kecelakaan para pecinta Trail Adventure tersebut dapat berperan sebagai medical first esponder dengan cepat, tepat dan tanpa ragu-ragu. Perto- longan pertama dan tehnik evakuasi yang tepat pada korban akan meminimalkan terjadinya komplikasi lebih lanjut pada korban. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sebanyak 80% pecinta Trail Adventure yang tergabung sebagai anggota CROSSTRAB Komu- nitas Trail Adventure Blitar Selatan mempunyai kemampuan kurang sebagai medical first res- ponder pada korban kecelakaan. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan ada pelatihan tentang medical first respons pada pecin- ta Trail Adventure. Penyelenggaraan pelatihan tersebut dapat dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Instansi pendidikan kesehatan atau Palang Merah Indonesia (PMI). DAFTAR PUSTAKA Anam A.K, Winarni,S, Susatya, B. (2015). The Effectiveness Of Disaster Training Improving Knowledge, Attitude And Skill Nursing Disaster For 217Wulandari, Setiyorini, Kemampuan Pecinta Trail Adventure... Disaster Preparedness Kelud Erruption Blitar City. Jurnal Ners dan Kebidanan Volume 2, Nomor 2. http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/0061 dibuka tanggal 1 September 2018. Gregory,A, Michael, G and Jeff M. (2011). First aid skill retention of first responders within the workplace. Scandinavia Journal of trauma Resuscitation and Trauma. https://sjtrem.biomedcentral.com/articles/ 10.1186/1757-7241-19-11#Abs1 HIBGABI. (2018). Modul pelatihan basic trauma life support.PPNI JawaTimur.Surabaya Martono. 2012. Pengetahuan Kegawatdaruratan Trauma dan Sikap Posdaya Dalam Merencanakan Tindakan Trauma. Jurnal terpadu ilmu kesehatan. Jilid 1,Mei http://download.portalgaruda.org/ a r t i c l e . p h p ? a r t i c l e = 2 7 9 5 5 3 & v a l = 6 6 6 4 & t i t l e = P E N G E T A H U A N % 2 0 K E G A WATDARURATAN%20TRAUMA%20DAN% 2 0 S I K A P % 2 0 P O S D AYA % 2 0 D A L A M % 20MERENCANAKAN%20TINDAKAN%20TRAUMA. Prelo. (2017). Resiko kecelakaan pada kegiatan Trail. Adventure.https://prelo.co.id/blog/kegiatan trail- adventure-yang-aman-dan-nyaman. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2018. Setyo, W. (2018) Angka kecelakaan menurun di tahun 2018.www.liputan 6 .com. WHO. (2004) World report on road traffic injury prevention. http://apps.who.int/iris/bitstream/ handle/10665/42925/9241591315.pdf;jsessionid= E5F00CCD188DF43FBC24AC57A20B121F?sequence=1 Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan pengukuran pe nget ahuan, sikap dan Perilak u manusi a. Jogja.Nuha Medika. Wirati. (2014). Materi SAR-MFR. https://www.scribd. com/doc/247992671/Materi-Sar-MFR. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2018. Wulandari, N.A. (2016). Pengetahuan siswa SLTA tentang bantuan hidup dasar. Jurnal Ners dan Kebidanan, Vol 3, No 2, http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/ article/view/0119.