JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Efektifitas Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ekspositori tentang Meal Planning terhadap Pola Makan Pasien DM Tipe 2 Thatit Nurmawati 1 , Yeni Kartika Sari 2 , Mitria Setyaningsih 3 1,2,3 Program Studi Ners, STIKes Patria Husada Blitar Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Diterima, 28/12/2018 Disetujui, 31/12/2018 Di Publikasi, 31/12/2018 Kata kunci: Metode Ekspositori, Meal Planning, DM Tipe II, Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus (DM) memiliki resiko komplikasi dan terjadi kematian. Namun pengelolaan penderita DM tipe II belum dilaksanakan secara optimal dan terpadu. Pendidikan kesehatan metode ekspositori terdiri dari tiga tahap yaitu penjelasan materi, tanya jawab dan penugasan tentang meal planning dapat diupayakan untuk mengatasi kasus DM dari pola makannya . Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan metode ekspositori tentang meal planning terhadap pola makan penderita DM tipe II. Desain penelitian menggunakan quasy experiment dengan non equiva-lent control group design. Populasi penderita DM Tipe II sejumlah 210 orang. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpo-sive sampling. Sampel dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan jumlah masing-masing 20 orang Pengumpulan data dilakukan di wilayah Puskesmas Boro Kecamatan Selorejo dengan mengidentifikasi responden dan memberikan questioner kepatuhan. Data dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode ekspositori tentang meal planning pada pasien DM Tipe 2 dengan p-value 0,000. Hasil uji Mann Whitney didapatkan hasil ada perbedaan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan p-value sebesar = 0,000. Metode ekspositori tentang meal planning berpengaruh terhadap pola makan penderita DM tipe II. Tenaga kesehatan dianjurkan untuk meningkat- kan kegiatan pendidikan kesehatan metode ekspositori kepada penderita DM tipe II untuk memperbaiki pola makannya.  Correspondence Address: DOI:10.26699/jnk.v5i3.ART.p257–262 257 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Kendal- Central Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: livana.ph@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 This is an Open Access article under The CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) livana.ph@gmail.com http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/378 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 258 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 257–262 Abstract Patients with Diabetes Mellitus (DM) have a risk of complications and death. However, management of patients with type II DM has not been implemented optimally and integratedly. Expository health education method consists of three stages, namely the explanation of the material, question and answer and assignment of meal planning can be sought to overcome the case of DM from his diet. This study aims to determine the effect of expository health education about meal planning on dietary pat- terns of patients with type II diabetes. The research design uses quasy experiments with non equivalent control group design. The population of Type II DM patients is 210 people. The sampling technique used in this study was purposive sampling. Samples were divided into treatment groups and control groups with the number of each of the 20 people. Data collec- tion was done in Boro Public Health Center sub-district Selorejo by iden- tifying respondents and giving compliance questionnaires. The data per- formed using the Wilcoxon signed rank test. The results of the study in the treatment group showed that there was an effect of health education with the expository method of meal planning in Type 2 DM patients with a p- value of 0,000. The results of the Mann Whitney test showed that there was a difference between the treatment group and the control group with a p- value of = 0,000. The expository method of meal planning affects the diet of type II DM patients. Health workers are encouraged to increase expository health education activities for people with type II diabetes to improve their diet. © 2018 Journal of Ners and Midwifery Effectiveness of Health Education using Expositorial Methods about Meal Planning on Eat Patterns of Type 2 DM Patients Article Information History Article: Received, 28/12/2018 Accepted, 31/12/2018 Published, 31/12/2018 Keywords: Ekspository, Meal Planning, Type II DM, Eat Pattern 259Nurmawati, Sari, Setyaningsih, Efektifitas Pendidikan Kesehatan... PENDAHULUAN Kasus diabetes mellitus (DM) merupakan gang- guan menahun pada sistem metabolisme dengan ditandai adanya kadar gula darah yang tinggi dan disertai gangguan pada metabolisme lipid, protein serta karbohidrat. Tingginya kadar gula menjadi masalah utamanya karena tubuh pasien DM tidak mampu memproduksi atau menggunakan hormon insulin dengan baik untuk memproses makanan (Purnamasari, 2010). Bahkan dengan kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol mengakibatkan penderita mudah mengalami infeksi (Lakshinta, 2012). Penderita DM ditandai dengan poliuri (pening- katan pengeluaran urin), polidipsi (peningkatan rasa haus), dan polifagia (peningkatan rasa lapar). DM disebut dengan The Silent Killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menim- bulkan berbagai macam keluhan. DM menjadi penyebab kematian dalam setiap 10 detik dengan jumlah 3,8 juta jiwa pertahun (Pusdatim, 2016). Kasus DM di Indonesia menempati urutan keempat setelah India, Cina dan Amerika dengan proyeksi meningkat pada tahun 2030 dari 171 jiwa di tahun 2000 menjadi 366 jiwa. Berdasarkan International Diabetes Federation menyebutkan bahwa DM menjadi penyebab kematian urutan ke 7. Riskesdas (2013) menunjukkan proporsi penduduk dipedesaan yang menderita diabetes melitus hampir sama dengan penduduk di perkotaan. Sedangkan di Jawa Timur sendiri prevalensi DM mencapai 1,8% pada tahun 2013 dengan jumlah yang pernah terdiagnosa sebesar 605.974 orang dan 115.424 belum terdiag- nosa, untuk populasi terbesar berada di kota Sura- baya (Riskesdas 2013, Pusdatim, 2016). WHO memiliki peran bagi pasien DM melalui upaya pencegahan dan peningkatan kualitas hidup pasien DM. Kualitas hidup dapat meningkat jika pasien DM mengetahui tentang jenis dan jumlah makanan yang tepat karena dapat mempengaruhi gula darah pasien DM sehingga mengurangi resiko komplikasinya. Hasil penelitian (Nur dkk, 2015) menunjukkan pola makan buruk ditandai dengan responden makan secara berlebihan tanpa memper- hatikan kandungan dari makanan yang dikonsumsi mengakibatkan kadar gula darahnya menjadi buruk. Pengendalian kadar gula darah juga harus diimbangi dengan jadwal makan, yaitu 2,5–3,5 jam jarak antar makan. Namun mengubah kebiasaan makan pasien DM sangat sulit karena sudah menjadi pola makan dan gaya hidup jauh sebelum merasakan gejala DM. Kata diet telah disepakati diganti dengan istilah perencanaan makan (meal planning) untuk mem- berikan kesan bagi penderita DM yang lebih mudah dijalani karena diet sering berkaitan dengan larangan jenis makanan sehingga berdampak terhadap penurunan kepatuhan pasien menjalankan diet DM (Depkes RI, 2014). Meal planning yang dijalankan tidak mengharuskan untuk menekankan tetapi memberikan alternative atau gambaran memilih makanan sendiri sesuai seleranya dengan batasan bagi penderita DM (Pedoman Diet Pada Diabetes Melitus, 2014). Pendidikan kesehatan mejadi metode untuk memperkenalkan meal planning kepada pasien DM Pendidikan kesehatan merupakan bentuk upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat bersedia melakukan tindakan-tindakan untuk meme- lihara dan meningkatkan taraf kesehatannya, men- cegah timbulnya penyakit, mempertahankan taraf kesehatan yang sudah ada,memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta membantu pasien dan keluarga mengatasi masalah kesehatan (Notoadmojo, 2013). Titik berat metode pendidikan kesehatan adalah cara efektif dan efisien untuk me- nanamkan belajar bermakna. Pendidikan kesehatan tentang meal planning bertujuan membantu pasien DM menjalankan meal planning sehingga berdam- pak pada perubahan pola makan. Pendidikan kesehatan dengan metode penyu- luhan berpengaruh terhadap kepatuhan pasien menjalankan diet dalam menurunkan kadar gula darah (Restuning, 2016). Namun metode dengan penyuluhan seringkali membuat pasien kesulitan menerapkan hasil pendidikan kesehatan setelah sampai di rumah. Maka perlu juga diberikan pendi- dikan yang berisi tugas tentang materi pendidikan kesehatan Berkaitan dengan hal tersebut peneliti ingin mengkombinasikan metode pendidikan kesehatan antara ceramah, diskusi serta pemberian tugas (metode ekspositori). Menurut Gunowibowo 2008 mengatakan metode ekpositori dapat membantu responden meretensi pengetahuan yang disampikan secara optiml sehingga bisa dilakukan dengan tepat. Maka setelah pelaksanaan pendidikan kesehatan metode ekspositori dapat meningkatkan pengeta- huan secara optimal pada pasien DM. Materi yang ditekankan pada pendidikan kesehatan tersebut adalah meal planning untuk membantu pasien DM mengkontrol kadar gula darahnya. 260 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 257–262 BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah quasy experiment (eksperimen semu) dengan desain pretest-posttest with control group design. Pemberian intervensi berupa pendidikan kesehatan metode ekpositori tentang meal planning selama 1X60 menit sedang- kan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan langsung. Pretest kelompok perlakuan dilakukan sebelum intervensi dan posttest dilakukan setelah intervensi pada hari ke12 (2 minggu setelah inter- vensi). Kelompok kontrol juga dilakukan pre-test dan post-test pada waktu yang bersamaan dengan kelompok perlakuan, intervensi kelompok control. Populasi penelitian sebanyak 54 orang pasien DM tipe 2. Sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi: pendidikan minimal SMP, bisa baca tulis, kooperatif, indra penglihatan dan pendengaran baik, menderita DM kurang dari 6 tahun, rutin periksa di puskesmas Boro kecamatan Selorejo kabupten Blitar dan ekslusi: responden tidak mengikuti perlakuan sampai selesai. Sampel seba- nyak 40 orang kemudian terbagi menjadi kelompok perlakuan dengan pendidikan kesehatan metode ekspositori tentang meal planning selama 1x60menit dan kelompok kontrol masing-masing 20 orang. Variable bebas penelitian ini adalah pemberian pendi- dikan kesehatan metode ekpositori dan variable ter- gantungnya adalah pola makan pasien DM tipe 2. Uji Wilcoxon signed rank digunakan untuk mengukur pemberian kesehatan metode ekspositori tentang meal planning dengan pola makan pasien DM tipe 2. Uji beda sebelum dan setelah intervensi kelompok perlakuan dan control menggunakan Mann Whitney. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: Distribusi frekuensi karakteristik responden pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol f % f % Status Perkawinan Kawin 18 90 18 90 Janda/Duda 2 10 20 100 Usia 31-40 2 10 3 15 41-50 3 15 4 20 51-60 12 60 13 65 >60 3 15 0 0 Profesi Tidak Bekerja 2 10 3 15 Buruh 9 45 10 50 Wiraswasta 8 40 7 35 Petani 1 5 0 0 Pendidikan SMP 15 75 17 85 SMA 2 25 3 15 Lama Menderita DM (tahun) 1 2 10 0 0 2 6 30 5 25 3 3 15 2 10 4 2 10 3 15 5 2 10 9 45 6 5 25 1 5 Karakteristik Perlakuan Kontrol f % f % Jenis Kelamin Laki-laki 9 45 8 40 Perempuan 11 55 12 60 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Respon- den Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol di Puskesmas Boro, Mei 2017 Karakteristik Perlakuan Kontrol Perbedaan Pola Makan Responden sebelum dan sesudah pemberian health education Kelompok n Mean rank p Perlakuan Sebelum Edukasi 20 0,00 0,00 Setelah Edukasi 20 10,5 Kontrol Sebelum Edukasi 20 1,75 0,785 Setelah Edukasi 20 2,5 Tabel 2 Perbedaan Pola Makan Responden sebelum dan sesudah pemberian health education di Puskesmas Boro, Mei 2017 Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan perbe- daan bermakna sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan (p=0,00) . Tabel 2 menunjukkan ada perbedaan pola makan pasien DM setelah diberikan health edukasi dibandingkan dengan kontrol. 261Nurmawati, Sari, Setyaningsih, Efektifitas Pendidikan Kesehatan... PEMBAHASAN Distribusi responden menggambarkan sebagian besar berjenis kelamin perempuan baik pada kelompok kontrol (60%) maupun perlakuan (55%) dengan rentang usia antara 51–60 tahun. Menurut Damayanti (2010) adanya faktor resiko pada jenis kelamin perempuan mengakibatkan kecenderungan untuk mengidap DM, hal ini berkaitan dengan wa- nita cenderung memiliki indeks massa tubuh lebih besar akibat siklus bulanan yang mengakibatkan distribusi lemak terakumulasi. Pada kehamilan terja- di ketidakseimbangan hormonal, progresteron men- jadi tinggi, sistem dalam tubuh merangsang sel ber- kembang termasuk pada janinnya maka tubuh akan memberikan sinyal lapar dan pada puncaknya metabolisme tubuh tidak bisa menerima langsung asupan kalori dan menggunakan secara total akibat- nya terjadi peningkatan gula darah selama kehamil- an. Penelitian ini juga sejalan dengan Sousa (2005) yang mengatakan bahwa rata-rata pasien DM yang sedang berada di pusat perawatan diabetes pada usia antara 53–60 tahun. Menurut Irawan 2010 juga menunjukkan bahwa prevalensi umur dengan keja- dian diabetes juga meningkat sampi 50% pada usia diatas 60 tahun. Pendidikan responden sebagian besar SMP atau berada pada level pendidikan mene- ngah pertama. Notoadmojo (2013) mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan uji Mann Whitney menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok control (p=0,00). Health edu- cation memegang peran penting dalam penatalaksa- naan kasus diabetes mellitus dengan meningkatkan pengetahuan dan informasi pasien sehingga mem- pengaruhi pola makannya. Hal tersebut terlihat pada hasil penelitian dengan ditunjukkan bahwa responden sebelum dan sesudah perlakuan mengalami perbe- daan bermakna (P=0,00) pada pola makannya. Menurut Notoadmojo (2013) health education memiliki tujuan untuk memelihara dan meningkatkan taraf kesehatannya. Responden juga menunjukkan selalu berusaha memenuhi kebutuhan dietnya dengan benar berkaitan dengan jumlah, jadwal dan jenis agar selalu sehat. Metode ekspositori merupa- kan pembelajaran dengan menekankan pada pem- berian informasi mengenai definisi, prinsip, konsep serta menambahkan contoh pemecahan masalah melalui metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan maka sangat berpengaruh terhadap perubahan pola makan pasien DM. Keberhasilan pola makan pasien DM setelah perlakuan health education juga diimbangi dengan lama pasien menderita kasus DM. Sebagian besar sudah menderita DM selama 2 tahun. Semakin lama responden menderita DM maka semakin merespon penyakit yang dideritanya dengan rajin mengikuti penyuluhan dan pengobatan (Sukmadinata, 2009). Maka peran health education sangat penting untuk memberikan informasi tentang meal planning. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara pemberian pendidikan keehatan dengan pola makan pasien DM. Hal tersebut juga dilihat dari penurunan angka mean rank pada kelom- pok perlakuan dibandingkan dengan control. Berbe- da dengan Risnawati 2014 ada hubungan antara pendidikan kesehatan dengan ketidakteraturan pola mkan yang mengakibatkan komplikasi DM. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa health education berperan besar dalam me- ningkatkan taraf kesehatan pasien terutama pasien DM. Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelak- sana penatalaksanaan kasus DM hendaknya memi- liki kemampuan dan meningkatkan frekuensi health education terutama tentang meal planning sehingga mampu mengubah pola makan pasien DM menjadi lebih baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Ada perbedaan pola makan pasien DM tipe 2 sebelum dan sesudah pemberian health education dengan metode ekspositori tentang meal planning pada kelompok perlakuan (p=0,00) Ada pengaruh pemberian health education dengan metode ekspositori tentang meal planning terhadap pola makan pasien DM dibandingkan dengan control (p=0,00) Saran Perlu pengukuran kadar gula darah pada saat sebelum dan sesudah perlakuan untuk memantau perubahan kadar gula darah pasien DM tipe 2. Metode ekspositori dapat dikembangkan seba- gai inovasi pada program penatalaksanaan kasus DM tipe 2. DAFTAR PUSTAKA Damayanti, Laili. (2010). Diabetes dan Hipertensi Wanita Le bih Berisik o. ht tp: //www. herbali tas.com/ diabetes-hipertensiwanita-lebih-beresiko 262 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 257–262 Depkes.(2014). Profil Kesehatan Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Gunowibowo, P. (2008). Efektivitas Pendekatan Realis- tik dalam Meningkatan Kemampuan Menyelesai- kan Soal Cerita dan Sikap Terhadap Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas IV SD di Kecamatan Purworejo Kabupaten Purwo- rejo. Tesis, Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Irawan, D. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban Indo- nesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Tesis. Universitas Indonesia. Lakshnita, N.2012. Anak Aktif Bebas Diabetes: Tips Simpel Menangani Diabetes Mellitus Pada Anak. Yogyakarta: Javalitera. Nur, A., Fitria, E., Zulhaida, A., dan Hanum, S. (2015). Media Litbangkes, Vol. 26 No. 3. 145-150. Notoadmojo.(2013). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmojo. (2013). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Cetakan 2.Jakarta: Rineka Cipta Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2012). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Purnamasari, H., Gunarso, U., dan Rujito, L. (2010), Overweight Sebagai Faktor Resiko Low Back Pain Pada Pasien Poli Saraf Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1. Pusat Data dan Informasi. (2016). http://www.depkes. go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/ situasi-balita-pendek-2016.pdf. Restuning, P. (2015) Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2. Mutiara medika vol.16 No.1:37 4. Riskesdas. (2013). Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.Kementerian Kesehatan RI. Risnasari, R. (2014). Hubungan tingkat keptuhan diet pasien Diabetes mellitus dengan Munculnya kom- plikasi dipuskesmas pesantren II Kota Kediri. Sukmadinata, N. S.(2009). Metode Penelitian Pendi- dikan, Bandung. Remaja Rosdakarya Sousa, V.D. & Zauszniewski, J.A. Toward A Theory of Diabetes Self-Care Management. The Journal of Theory Construction & Testing. 2005, 9 (2):61- 67.