227Prastika, Pradanie, Armini, Analisis Hubungan Gaya Hidup dengan... 227 JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Analisis Hubungan Gaya Hidup dengan Kualitas Hidup Wanita Pasangan Subur Akseptor KB IUD Bella Putri Sinta Prastika1, Retnayu Pradanie2, Ni Ketut Alit Armini3 1,2,3Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 14/02/2019 Disetujui, 27/06/2019 Dipublikasi, 01/08/2019 Kata Kunci: Gaya hidup, kualitas hidup, kontra- sepsi, IUD, wanita usia subur Abstrak Penggunaan KB IUD yang rendah dapat mempengaruhi kualitas hidup keluarga. Semakin rendah penggunaan kontrasepsi maka semakin rendah kualitas hidup. Berbagai faktor termasuk gaya hidup yang diterapkan diduga mempengaruhi kualitas hidup akseptor KB IUD. Tujuan penelitian ini menje- laskan hubungan gaya hidup dengan kualitas hidup wanita pasangan subur akseptor KB IUD. Metode: Desain penelitian ini korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 120 akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Besar sampel 92 wanita usia subur akseptor KB IUD diperoleh dengan purposive sampling, dengan kriteria inklusi wanita usia subur 18-40 tahun, tinggal serumah dengan suami dan dapat berkomunikasi secara lisan dan verbal. Variabel independen gaya hidup. Variabel dependen kualitas hidup. Pengumpulan data menggu- nakan kuesioner gaya hidup dari Prihatiningsih dan kualitas hidup WHOQOL- BREF yang telah diterjemahkan untuk kualitas kehidupan dari WHO. Uji statistik dengan Spearman’s Rho Test. Hasil: Tidak hubungan signifikan antara gaya hidup dengan kualitas hidup (p=0,960, r=0,005). Pembahasan: Gaya hidup responden sebagian besar adalah gaya hidup sehat. Faktor gaya hidup yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah aktivias fisik, lingkungan, perilaku konsumtif, dan managemen strees. Hal ini tidak bisa menjadi patokan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Karena gaya hidup sehat tidak selalu penyumbang terbesar pada kualitas hidup, tapi ada faktor lain yang perlu diperhatikan. Karena dari hasil penelitian di dapatkan responden lebih mandiri, jadi tidak membutuhkan gaya hidup yang cukup untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang berhubungan kualitas hidup akseptor KB. © 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan Correspondence Address: Universitas Airlangga – East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: bellaputrisinta10@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v6i2.ART.p227–234 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 228 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 227–234 Abstract The lack used of IUD birth control can affect the quality of family life. The lower the use of contraception, the lower the quality of life will be. Various factors including lifestyle were thought could affect the quality life of IUD Birth control acceptors. The purpose of this study described the correla- tion of lifestyle and quality life of fertile women of IUD birth control accep- tors. Method: The design of this study used correlational with a cross- sectional approach. The population was 120 acceptors of IUD birth con- trol program in Mulyorejo Health Center in the working area of Surabaya. The sample was 92 women of childbearing age as acceptors of IUD birth control program obtained by purposive sampling. The independent vari- able was lifestyle. The dependent variable was the quality of life status. The data collection used lifestyle questionnaire and quality of life according to WHOQOL-BREF. The statistical test used Spearman’s rho test. Results: There was no significant correlation between lifestyle and quality of life (p = 0.960, r = 0.005). Discussion: Most of the respondents’ lifestyle was healthy lifestyles. Lifestyle factors related to quality of life are physical, environmental, consumptive, and management of activities. The majority of respondents could play an independent role in improving their quality of life, starting from a healthy lifestyle that became a habit. A healthy lifestyle is not always the biggest contributor to quality of life, but there are other factors that need attention. Further research is needed on other factors related to the quality of life of birth control program acceptors The Correlations of Lifestyle and Quality Life of Fertile Women with IUD Birth Control Program Article Information History Article: Received, 14/02/2018 Accepted, 27/06/2019 Published, 01/08/2019 Keywords: Lifestyle, quality of life, contracep- tion, IUD, women of childbearing age 229Prastika, Pradanie, Armini, Analisis Hubungan Gaya Hidup dengan... PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara berkembang dengan masalah kependudukan yang muncul adalah jumlah penduduk besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, struktur penduduk muda, kualitas penduduk yang masih harus ditingkatkan (Septianing- rum, Wardani, & Kartini, 2018). Kualitas hidup yang rendah dikarenakan penggunaan kontrasepsi yang rendah (Skrzypulec & Drosdzol, 2008). Menurut penelitain (Neri et al., 2017), efek kontrasepsi yang sangat baik dengan keamanan dan akseptabilitas, terutama dalam hubungan dengan pemeliharaan kualitas hidup yang baik, seksualitas dan rasa nyeri pada saat mentruasi.. Kualitas hidup baik didapatkan dari gaya hidup yang sehat. Masalah masyarakat paling banyak adalah gaya hidup baik tapi masih merasakan kualitas hidup kurang. Gaya hidup sendiri merupakan kebiasaan hidup seseorang setiap hari yang digambarkan melalui kegiatan, minat dan pendapat yang dikemukakan (Sufa, Christantyawati, Ayu, & Jusnita, 2017). Gaya hidup dipengaruhi aktivitas dan kebiasaan dalam keluarga (Andriyani et al., 2015). Gaya hidup yang baik dengan aktivitas yang baik diharapkan dapat mengurangi masalah dalam kualitas hidupnya. Prevalensi pasangan usia subur (PUS) yang menjadi peserta KB berdasarkan data survei demo- grafi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, menunjukan tingkat kesertaan KB di antara pasangan usia subur mencapai 61,9%. IUD merupa- kan kontrasepsi yang digunakan oleh 18% wanita usia reproduktif di Asia dan lebih dari 40% di China (Grubb et al., 2018). Berdasarkan informasi data pokok kota Surabaya tahun 2015 jumlah pengikut KB dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan. Dari total 86.200 akseptor, di tahun 2014 hanya terdata sekitar 73.890 akseptor baru. Data di Puskesmas Mulyorejo Surabaya didapatkan data bahwa, jumlah pasangan usia subur di Puskesmas Mulyorejo sebanyak 4.220 orang dan jumlah peserta KB aktif pada bulan April 2016 sebanyak 3.008 atau sebesar 71.2%, dengan prosentase pemakaian alat kontrasepsi IUD sebanyak 120 orang (4,16%). Pada studi pendahuluan di Puskesmas Mulyorejo dari 10 responden, didapatkan 7 diantaranya memiliki gaya hidup sehat dengan 2 orang gaya hidp sehat kualitas hidup tinggi, 4 orang gaya hidup sehat kualitas hidup sedang, dan 1 orang gaya hidup sehat kualitas hidup rendah. Sedangkan 3 diantaranya gaya hidup tidak sehat dengan 1 orang gaya hidup tidak sehat kualitas hidup sedang dan 2 orang gaya hidup tidak sehat kualitas hidup rendah. Menurut (Liando, Runkat, & Manueke, 2013), ibu yang tidak menggunakan MKJP khususnya IUD dan Implant mempunyai alasan karena efek samping 17,1%, suami tidak setuju 0,8%, dan tidak nyaman 5,1%. Gaya hidup yang kurang baik seperti aktivitas yang jarang diiringi dengan peningkatan pola makan dapat menyebabkan kenaikan BB (Nur et al, 2017). Gaya hidup sehat adalah gaya hidup seimbang dengan pola makan, pikiran, kebiasaan dan lingkung- an yang sehat guna mendapatkan fisik dan rohani yang sehat (Proverawati & Rahmawati, 2012). Dampak psikologis pada keluarga (WUS) seringkali muncul seperti kurang percaya diri dengan keadaan tubuh (Kanchanachitra et al., 2011). Dampak jangka panjang pada keluarga yang dapat ditimbulkan apabila tidak mengikuti program keluarga berencana dapat terjadi peningkatan jumlah penduduk, keku- rangan pangan dan gizi sehingga kesehatan masya- rakat yang buruk, pendidikan rendah, kurangnya lapangan pekerjaan, tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi khususnya di negara berkembang (Ferreira, Vicente, Duarte, & Chaves, 2015b). Akseptor KB perlu mengupayakan gaya hidup sehat, seperti mengatur pola makan, istirahat, olah- raga, makan sayur seimbang, melakukan aktivitas fisik yang optimal, tidak mengonsumsi alkohol, serta menghindari rokok untuk menjaga kesehatan tubuh. Jumlah anak yang terlalu banyak dapat mengaki- batkan hidup keluarga kurang sejahtera, komsumtif tinggi, ekonomi yang melonjak, dan menimbulkan meningkatnya jumlah penduduk, pengangguran me- ningka t, dan ma sih banyak la gi dampaknya (BKKBN, 2016). Banyak faktor di didalam pening- katan gaya hidup sehat, anatara lain menurut Humayrah (2009), indikator yang mendukung adalah perilaku konsumtif makanan dan minuman, aktivitas fisik dan olahraga, istirahat tidur, serta managemen stress. Keseimbangan yang baik antara gaya hidup dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah selu- ruh akseptor KB IUD di wilayah Puskesmas Mul- yorejo Surabaya dari bulan November sampai Desember 2018. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu sebanyak 92 responden. Dengan kriteria inklusi dengan kriteria inklusi wanita usia subur 18-40 tahun, tinggal serumah dengan 230 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 227–234 suami dan dapat berkomunikasi secara lisan dan verbal Kuesioner ini digunakan untuk mengungkap- kan data demografi, variable independent (gaya hidup) dan variable dependent (kualitas hidup ak- septor KB IUD). Uji signifikasi dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi spearman taraf signifikasi   0,05 maka hipotesis diterima, dan jika taraf signifikasi  0,05 maka hipotesis ditolak. AAna- lisis statistik ini menggunakan bantuan aplikasi spss. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur gaya hidup, dimodifikasi dari peneliti Prihatiningsih (2017). Kuesioner ini menggunakan skala likert dengan piliha jawaban sangat sering, sering, jarang, dan tidak pernah. Terdapat 15 pertanyaan yang ter- diri dari nomor 6 pertanyaan tentang perilaku kon- sumsi makanan dan minuman, 3 pernyataan tentang aktivitas fisik, 4 pernyataan tentang istirahat tidur serta 2 pernyataan tentang manajemen stress. Sete- lah di ketahui skor total kemudian kita kategorikan menjadi gaya hiudp tidak sehat dengan nilai :15-38 dan gaya hidup sehat dengan nilai: 39-60. Kuesioner kedua yang digunakan untuk meng- ukur kualitas hidup adalah WHOQOL-BREF meru- pakan pengembangan dari instrument WHOQOL- 100 dari WHO. Kuesioner ini terdiri dari 26 per- tanyaan. Jawaban skala menggunakan skala likert, Setelah di ketahui skor total kemudian kita kate- gorikan menjadi kualitas hidup rendah dengan nilai: < 43, kualitas hidup sedang dengan nilai: 44-86, dan kualitas hidup tinggi dengan nilai: >87. Protokol penelitian ini sudah lolos uji etik di di Universitas Airlangga Fakultas Keperawatan dengan No sertifikat: 1241-KEPK. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji analisis Spearman rho di SPSS. Dengan analisis inferen- sialnya (uji signifikan) bertujuan untuk menganalisis hubungan gaya hidup dengan kualitas hidup akseptor KB IUD. Ska la data yang diguna ka n untuk kuesioner adalah ordinal. HASIL PENELITIAN Karakteristik sampel penelitian ini disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut : 2 Suku/Etnis Jawa 81 88 Madura 11 12 3 Agama Islam 84 91,3 Non Islam 8 8,7 4 Pekerjaan Ibu rumah tangga 61 66,3 Pedagang 12 13 Pegawai Swasta 19 20,7 5 Pendidikan Terakhir SD 20 21,7 SMP 35 38 SMA 26 28,3 PT 11 12 6 Pendapat per bulan < UMR 82 89,1 > UMR 10 10,9 7 Jumlah anak 1-2 77 83,7 3-4 7 7.6 >4 8 8,7 8 Lama pemakaian < 1 tahun 15 16,3 1-3 tahun 34 37 > 4 tahun 28 30,4 9 Keluhan selama pemakaian Timbul jerawat 21 22,8 Flek dan tidak teratur mens 20 21,7 Mulas/ nyeri 24 26,1 Tidak ada 27 29,3 Tabel 1 Karakteristik akseptor KB IUD di Puskesmas Mulyorejo No Demografi Responden N % 1 Usia Ibu 18-40 tahun 82 89,1 >40 tahun 10 10,9 Tabel 1 diatas menunjukan sampel penelitian sebagian besar usi 18-40 tahun (89,1%), mayoritas suku jawa (88%), bekerja sebagai IRT (66,3%), pen- didikan terakhir SMP (38%), pendapatan perbulan- nya