157Munjidah, Retnosari, Motivasi Ibu Mempengaruhi Keberhasilan... 157 JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Motivasi Ibu Mempengaruhi Keberhasilan Pelatihan Buang Air pada Anak Batita Annif Munjidah1, Eka Yuni Retnosari2 1Prodi Kebidanan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Indonesia 2Prodi Keperawatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 05/04/2019 Disetujui, 08/07/2019 Dipublikasi, 01/08/2019 Kata Kunci: Motivasi ibu, Pelatihan, Batita. Abstrak Melatih anak untuk mandiri dalam buang air kecil atau besar merupakan suatu tahapan yang harus dilakukan oleh orang tua dalam pengasuhan anak. Latihan dan kemandirian anak terkait pola eliminasi ini biasanya berlangsung pada usia 18-24 bulan, namun saat ini masih banyak ditemukan anak berusia lebih dari 3 tahun masih belum dapat mengontrol saat ingin BAK dan BAB, dan fakta bahwa masih banyak orang tua lebih memilih memakaikan anaknya diapers sampai anak berusia lebih dari 3 tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan motivasi ibu dengan keberhasilan pelatihan buang air pada anak batita. Desain analitik cross sectional. Jumlah populasi 38 orang ibu batita, besar sampel sebesar 35 responden dengan teknik simple random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada ibu atau pengasuh yang berisikan tentang kebiasaan buang air pada anak dirumah. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji SPSS. Hasil SPSS Rank Spearman didapatkan nilai  = 0.00 artinya dalam penelitian ini didapatkan bahwa motivasi ibu mempengaruhi keberhasilan pelatihan buang air pada anak Batita. Simpulan penelitian ini, motivasi ibu menentukan keberhasilan dan kemandirian anak dalam pola buang air, baik buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB). Diharapkan ibu atau pengasuh dirumah lebih meningkatkan pengetahuan dan keteram- pilan dalam pola pengasuhan anak khususnya yang terkait dengan pola eleminasi buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) ©2019Jurnal Ners dan Kebidanan Correspondence Address: Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya- Jawa Timur, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: annifmunjidah@unusa.ac.id E-ISSN : 2548-3811 DOI:10.26699/jnk.v6i2.ART.p157-163 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 158 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 157–163 Abstract Childrens training to be independent in urinating or defecating is a stage that must be done by parents in parenting. The exercise and independence of children regarding this pattern of elimination usually takes place at the age of 18-24 months, but currently there are still many children over the age of 3 who still cannot control when they want to defecate and defecate, and the fact that there are still many parents prefer to wear their children diapers until the child is more than 3 years old. The aim of the study was to determine the relationship between mother’s motivation and the success of the toilet training in toddler children. Cross sectional analytic design. The total population of 38 toddlers, the sample size was 35 respondents with simple random sampling technique. The measuring instrument used in this study is a questionnaire given to the mother or caregiver which contains the habit of urinating in the child at home. The collected data was ana- lyzed using the SPSS test. The results of Spearman Rank SPSS obtained a value of  = 0.00 meaning that in this study it was found that mother’s motivation influenced the success of defecation training in toddlers. Con- clusion of this study, the motivation of the mother to determine the success and independence of children in the pattern of defecation, either urinating (BAK) or defecation (BAB). It is expected that mothers or caregivers at home will increase their knowledge and skills in the pattern of parenting especially those related to patterns of defecation. Motivation of Mothers Affecting the Succes of Training of Water Waste on Batita Children Article Information History Article: Received, 05/04/2019 Accepted, 08/07/2019 Published, 01/08/2019 Keywords: Mother’s Motivation , Toilet Train- ing, Children 159Munjidah, Retnosari, Motivasi Ibu Mempengaruhi Keberhasilan... PENDAHULUAN Toilet training atau pelatihan buang air pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Dalam melatih anak untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) membutuhkan persiapan baik secara fisik, psikologis maupun secara intelektual, melalui per- siapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang air besar atau buang air kecil secara mandiri (Saifuddin Azwar, 2012). Kebiasaan mengompol pada anak usia diatas 2 tahun merupakan hal yang meresahkan orang tua (Saputro, 2009). Beberapa hasil penelitian dan lite- ratur setengah juta anak di inggris sering mengom- pol, di Amerika Serikat dari 10 orang anak 5-7 anak sering mengompol, di Singapura yaitu 65% anak tetap mengompol setelah berusia 2 tahun (Gilbert, 2010). Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan orang tua dan keluarga dalam membantu anak mengontrol kebiasaan buang air kecilnya serta kurangnya motivasi dari orang tua, ibu yang sibuk bekerja dan lebih suka menggunakan diapers pada anaknya sehingga akan menyebabkan stimulus pada anak tidak berkembang dan anak menjadi tidak mandiri sehingga anak sering mengompol, celananya sering basah, dan buang air kecil sembarangan. Kasus yang ditemukan di Indonesia pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kebiasaan anak buang air kecil dan buang air besar di celana menunjukkan ratio 1 : 15.000 menjadi 1 : 25.000 yang dialami anak pada usia 2-5 tahun (Meirisa, 2011 dalam Sadyah, 2014). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) nasional Tahun 2008 diperkirakan jumlah balita yang masih susah mengontrol BAB dan BAK di usia sampai pra sekolah mencapai 75 juta anak. Kejadian anak mengompol lebih besar jumlah persentase anak laki-laki yaitu 60% dan anak pe- rempuan 40% statistik menunjukkan 25% anak mengompol pada usia 5 tahun akan menurun 5% pada usia 10 tahun. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempe- ngaruhi kegagalan ini antara lain: tingkat pengeta- huan, motivasi dan faktor ekonomi keluarga, selain itu perlakuan atau aturan yang ketat kepada anak dapat mengganggu kepribadian anak (Andriani dkk, 2014). Dampak yang paling umum terjadi dalam kegagalan pelatihan buang air pada anak adalah kepribadian anak menjadi tidak mandiri (Herlitha Jayadianti, 2014), anak menjadi terbiasa mengompol hingga usia dewasa. Dampak panjang dari kebiasa- an mengompol yakni anak mudah terserang penyakit kulit, lingkungan menjadi bau, kotor, jorok serta menjadi tempat berkembangnya penyakit, balita akan mudah rewel dan susah diatur (Evelin, 2010) Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang harus dilakukan orang tua yaitu memberikan moti- vasi dan mengajari anak dalam mengenali tanda atau keinginan buang air dan langkah yang harus dilaku- kan anak saat ada keinginan untuk berkemih atau defekasi. Ibu sebagai penanggung jawab utama pertumbuhan dan perkembangan anak harus mem- punyai pengetahuan yang cukup dalam menjaga kebersihan anaknya. Tujuan penelitian untuk menge- tahui hubungan motivasi ibu dengan keberhasilan pelatihan buang air pada anak batita. BAHAN DAN METODE Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain cross sectional, yaitu rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatan dilakukan secara bersamaan pada satu saat atau sekali waktu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai Batita di Posyandu Kelurahan Made, Surabaya sebanyak 38 responden. Pada penelitian mengambil sampel dengan tehnik simple random sampling sehingga didapatkan besar sample sebesar 35 responden. Lokasi penelitian di Posyandu Kelurahan Made Kota Surabaya. Waktu penelitian pada bulan Maret 2018. Skala pada variabel motivasi yakni nominal. Dengan kategori: motivasi tinggi dan rendah, dengan kriteria bahwa responden termasuk memiliki motivasi tinggi jika responden mendapat skor > dari mean T, dan motivasi rendah jika responden menja- wab < dari skor mean T. Intrumen yang digunakan dalam variabel motivasi ini berupa daftar pertanyaan sebanyak 20 soal, dengan opsi jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju sekali (STS). Kuisioner berisi unsur-unsur motivasi yang disusun peneliti berdasarkan teori pengukuran motivasi dan psikologi dalam irwanto (2008), Sobur (2011) yakni meliputi unsur keinginan, keyakinan, harapan dan usaha, selain itu peneliti juga mengadopsi teori dan keterampilan orang tua dalam melatih pola buang air pada anak dalam Wong (2008). Sedangkan pada variable keberhasilan pelatihan buang air menggunakan daftar check list yang dibuat oleh peneliti dengan sumber Saputro (2009), Hidayat (2012) dan Wong (2008) yang meliputi kemampuan anak dari segi kognitif (5 per- 160 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 157–163 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 35 responden hampir seluruhnya (63%) adalah dewasa madya yang berusia 31-40 tahun Data Pendidikan terakhir Responden tanyaan), bahasa atau verbal (5 pertanyaan), motorik atau kemampuan anak dalam menahan keinginan BAK dan BAB (5 pertanyaan). Scoring dalam variable ini skor 1 jika jawaban benar / anak mampu dan skor 0 jika jawaban salah atau anak tidak mampu melakukan. Skala data dalam variabel ini yakni ordinal, dengan kategori dan criteria: berhasil, jika anak memiliki persentase skor >75, dari skor total, cukup berhasil jika skor 55-76 dan termasuk tidak berhasil jika skor <54. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik Rank Sperman HASIL PENELITIAN Data Umum Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu Usia Ibu (tahun) f % 20-30 13 37 31-40 22 63 41-50 0 0 Jumlah 35 100 Sumber:Data Primer Mei 2018 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu atau pengasuh di Posyandu Kelurahan Made Surabaya Pada Bulan Mei 2018 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir ibu atau pengasuh di Posyandu Kelurahan Made Surabaya Pada Bulan Mei 2018 Pendidikan terakhir f % Dasar 14 40 Menengah 18 51 Tinggi 3 9 Jumlah 35 100 Sumber:Data Primer Mei 2018 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 35 responden sebagian besar (51%) berpendi- dikan menengah. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan f % Ibu Rumah Tangga 18 51 Swasta 11 31 Wiraswasta 4 11 PNS 2 7 Jumlah 35 100 Sumber:Data Primer Mei 2018 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Posyandu Kelurahan Made Surabaya Pada Bulan Mei 2018 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 35 responden hampir sebagian besar (51%) adalah ibu rumah tangga. Karakteristik Berdasarkan Usia Anak Usia anak (Tahun) f % 2 14 40 3 21 60 Jumlah 35 100 Sumber:Data Primer Mei 2018 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Anak Batita Di Keluarga di Posyandu Kelurahan Made Surabaya Pada Bulan Mei 2018 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihatkan bahwa dari 35 anak responden sebagian besar (60%) me- miliiki usia anak paling banyak 3 tahun. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Jenis Kelamin Anak f % Laki-laki 20 57 Perempuan 15 43 Jumlah 35 100 Sumber:Data Primer Mei 2018 Tabel 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin anak di Posyandu Kelurahan Made Surabaya Pada Bulan Mei 2018 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihatkan bahwa dari 35 anak responden sebagian besar (57,1%) ber- jenis kelamin laki-laki 161Munjidah, Retnosari, Motivasi Ibu Mempengaruhi Keberhasilan... Data diatas menunjukkan sebagian besar (80,0%) ibu atau pengasuh mempunyai motivasi yang tinggi dalam melatih anaknyadalam pola buang air. Data Khusus Karakteristik Motivasi Tabel 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Motivasi Ibu atau pengasuh Pada Bulan Mei 2018 Motivasi Ibu f % Rendah 7 20 Tinggi 28 80 Jumlah 35 100 Sumber:Data Primer Mei 2018 Keberhasilan Pelatihan buang air f % Tidak 1 3 Cukup 8 23 Berhasil 26 74 Jumlah 35 100 Sumber:Data Primer Mei 2018 Tabel 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Keber- hasilan ibu dalam melatih anaknya di Posyandu Kelurahan Made Surabaya Pada Bulan Mei 2018 Karakteristik Keberhasilan Pelatihan Data diatas menunjukkan sebagian besar anak berhasil Hubungan Motivasi Ibu dengan Keberhasilan Pelatihan buang air Motivasi Keberhasilan Pelatihan buang air Total (%) Tidak(%) Cukup (%) Berhasil (%) Rendah 0 6 (85,7) 1(14,3) 7 (100) Tinggi 1 (3,6) 2 (7,1) 25 (89,3) 28 (100) Total 1 (2,9) 8 (22,9) 26 (74,3) 35 (100) Sumber : Data Primer Mei 2018 Tabel 8 Tabulasi Silang Motivasi Ibu dengan Keberhasilan Pelatihan buang air Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 35 responden terdapat 28 responden yang memiliki motivasi tinggi, sebagian besar (89,3%) berhasil sebagian kecil (7,1%) cukup berhasil dan (3,6%) tidak berhasil. Sementara dari 7 responden yang memiliki motivasi rendah, sebagian besar (85,7%) cukup berhasil. Berdasarkan uji Rank Sperman untuk meng- analisis hubungan motivasi ibu dengan keberhasilan pelatihan buang air pada anak balita didapatkan nilai  = 0,000 sehingga < atau 0,000 < 0,05 dimana H0 ditolak, artinya bahwa ada hubungan motivasi ibu dengan keberhasilan pelatihan buang air pada anak balita di Posyandu Kelurahan Made Surabaya. PEMBAHASAN Hasil dari pendataan didapatkan fakta bahwa sebagian besar ibu memiliki motivasi tinggi akan usaha dalam melatih anaknya dalam hal mengotrol dam kebiasaan buang air. Pada dasarnya ketika seorang ibu memiliki motivasi yang kuat atau do- rongan dalam dirinya, maka ibu akan mempunyai kemampuan yang baik dalam mengajarkan pola buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) Faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu pen- didikan, usia, pekerjaan, status budaya dan lingkung- an (Sudrajat, 2008). Berdasarkan tabel 1 menunjuk- kan bahwa dari 35 responden sebagian besar (62.9%) berusia 31-40 tahun atau dewasa madya. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Hal ini dikarenakan seseorang yang semakin bertambahnya umur akan semakin berkem- bang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin luas dan membaik (Notoatmodjo, 2012). Faktor yang mempengaruhi motivasi ibu adalah pendidikan orang tua. Berdasarkan tabel 2 dari 35 responden sebagian besar yaitu 18 responden (51.4%) pendidikannya menengah (SMA/ SMK). Membesarkan dan mengajarkan anak tidak cukup dengan naluri kasih sayang saja tetapi juga butuh pendidikan yang cukup dan keterampilan yang baik, karena pendidikan yang dimiliki orang tua sangat penting bagi perkembangan anak. 162 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 157–163 Selain usia dan pendidikan, pekerjaan juga da- pat mempengaruhi motivasi ibu dalam pelaksanaan pelatihan buang air. Pada tabel 3 menunjukkan bah- wa hampir sebagian besar (51.4%) merupakan ibu rumah tangga. Pekerjaan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Seseorang yang bekerja akan mempunyai banyak informasi dan pengalaman antara teman-teman atau rekan di lingkungan kerja. Bagi ibu rumah tangga, pertukaran informasi dapat diperoleh dari ibu rumah tangga lainnya, orang yang berada dilingkungan rumah, anggota keluarga lain atau bahkan petugas kese- hatan. Keberhasilan pelatihan pada anak balita Berdasarkan tabel 7 didapatkan hasil penelitian dari 35 responden yaitu sebagian besar 26 (74.3%) anak berhasil dalam melakukan pelatihan buang air. Sebagian besar anak di posyandu mawar berhasil melakukan pelatihan buang air paling banyak ber- umur 3 tahun. Keberhasilan ini dapat dicapai kare- na anak mampu mengenali keinginan untuk buang air besar dan buang air kecil, kemampuan fisik anak untuk mengontrol sfingter ani dan uretra. Jenis kelamin anak juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelatihan buang air pada anak. Berdasarkan Tabel 5 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa dari 35 responden sebagian besar (57,1%) responden adalah anak laki-laki. Jika dibandingkan anak laki-laki dan perempuan sesung- guhnya lebih disiplin anak perempuan dalam pene- rapan pelatihan buang air. Sesuai dengan yang diung- kapkan Gilbert (2008), bahwa anak laki-laki cenderung lebih lambat dalam penguasaan kontrol terhadap kandung kemihnya dibandingkan dengan anak perempuan. Anak perempuan dapat memulai menguasai buang airnya pada umur 18 bulan, se- mentara anak laki-laki baru menguasai pada saat umur 22 bulan. Anak berjenis kelamin perempuan lebih peka terhadap perintah sederhana, hal tersebut sesuai dengan teori dalam Gunarsa (2010) bahwa kedewasaan perempuan lebih dini disbanding laki- laki. Hubungan motivasi ibu dengan keberhasilan pelatihan pada anak Berdasarkan hasil uji korelasi statistik Rank Spearman diperoleh nilai  = 0,000 sehingga < atau 0,000 < 0,05 dimana H0 ditolak artinya bahwa motivasi yang dimiliki ibu memperngaruhi keberha- silan dalam pelatihan buang air pada anak Batita di Posyandu Kelurahan Made Surabaya. Berdasarka n Tabel 8 didapatkan dari 28 responden yang memiliki motivasi tinggi, sebagian besar (89.3%) berhasil dalam melatih anak, sebagian kecil (7.1%) cukup berhasil dan sebagian kecil (3.6%) tidak berhasil. Didapatkan fakta bahwa meskipun ibu memiliki motivasi tinggi terhadap anak tetapi anak tidak berhasil melakukan pelatihan pada anak ka rena anak ma sih ser ing mengompol. Sementara dari 7 responden yang memiliki motivasi rendah, sebagian besar (85.7%) cukup berhasil dan (14.3%) berhasil dalam melakukan pelatihan Motivasi orang tua dapat membantu meningkat- kan keberhasilan dalam melatih toilet training pada anak (Lusi Nuryanti, 2008). Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu, sehingga ibu yang memiliki tingkat motivasi dan keyakinan diri yang baik akan lebih mampu mengajarkan toilet training dini pada anaknya. Apa- bila anak menerapkan toilet training dengan baik dan berhasil maka anak juga akan menerima man- faat dari toilet training tersebut, misalnya dapat membuka celana sendiri, dapat membedakan kotor dan bersih karena anak sebelumnya mengompol yang membuat tidak nyaman dengan baunya, dapat menjaga kebersihan karena dapat cebok dan me- nyiram toilet secara mandiri, dapat membedakan tempat/ruangan karena setiap tempat berbeda jenis dan fungsinya, dan sebagainya. Hal ini juga mem- perkuat perkembangan kognitif, motorik halus, motorik kasar (Meyerhoff, 2010). Tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang toilet training terkait pengetahuan, keteram- pilan dalam melatih toilet training pada anak (Musfiroh, 2014) KESIMPULAN Keberhasilan pelatihan buang air pada anak batita dipengaruhi oleh motivasi ibu. SARAN Bagi petugas kesehatan hendaknya membe- rikan edukasi terkait pola asuh pada anak pra sekolah pada ibu atau orang tua khususnya dalah hal pelatihan buang air pada anak. Bagi ibu batita hendaknya melatih anak untuk pelatihan buang air semenjak anak dapat berko- munikasi dan memahami perintah sederhana dari ibu 163Munjidah, Retnosari, Motivasi Ibu Mempengaruhi Keberhasilan... DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2012). Sikap Manusia: Teori Dan Peng- ukurannya. Yogyakarta, Indonesia: Liberty Evelin. (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Jakatra: Wahyu Media Gilbert, J. (2010). Latihan Toilet. Jakarta, Indonesia: Erlangga Gunarsa, S.D. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta, Indonesia: PT BPK Gunung Mulia Hidayat, A.A & Musrifatul Uliyah. (2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia (KDM). Pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Surabaya, Indo- nesia : Health Info Media Irwanto. (2008). Motivasi Dan Pengukuran Perilaku. Jakarta, Indonesia: PT RinekaCipta Jayadianti Herlitha. (2014). Seri Solusi Bina Karakter: Menumbuh Kembangkan Interpersonal Anak (Usia 0-6 Tahun). Tanggerang Selatan, Indonesia: Media Edukasi Indonesia Meyerhoff, M. K. (2010). Tips for Successful Toilet Training. Pediatric for Parents, Volume 25, Number 5 & 6. Musfiroh, M & Wisudaningtyas, B.L. (2014). Penyu- luhan Terhadap Sikap Ibu Dalam Memberikan Toilet Training Pada Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol 9, no 2, hal 157-166. Notoatmodjo, S. (2012). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta, Indonesia: Rineka Cipta Nuryanti, L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta, Indonesia : PT Indeks Sadyah, I.N. (2014). Gambaran Pola Asuh Orang Tua Tentang Penerapan Toilet Training Pada Anak Usia 2-5 Tahun Di Dusun Kemalangan RT 05 Rw 03 Wonoayu Sidoarjo. Ka rya Tuli s Ilmia h, Universitas NU Surabaya Diakses dari http:// digilib.unusa.ac.id/data_pustaka-9495.html . Diakses pada tanggal 4 November 2017 Saputro, S. (2009). Toilet Training Pada Anak. Jakarta, Indonesia: Gaya Medika Sobur, A. (2011). Psikologi Umum. Bandung, Indonesia: Pustaka Setia Sudrajat, A. (2008). Teori-Teori Motivasi. Jakarta, Indonesia: Erlangga.