190 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 190–195 190 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Guidance and Counseling terhadap Peningkatan Efikasi Diri (Self Efficacy) pada Pasien TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Boro Elok Dwi Mamiri1, Ulfa Husnul Fata2, Thatit Nurmawati3 1Praktisi Keperawatan, Puskesmas Boro, Indonesia 2,3Instansi STIKes Patria Husada Blitar, Indonesia Info Artikel Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Guidance and Counseling, Self Efficacy Abstrak TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia hingga saat ini. Angka dropout dan kambuh terjadi setiap tahun dan salah satu faktor internal yang mempengaruhi yaitu efikasi diri (self efficacy) yang rendah dan untuk meningkatkannya perlu metode pendidikan kesehatan yang tepat yaitu guidance and counseling.Tujuan penelitian ini untuk mengetahuipengaruh pendidikan kesehatan Metode Guidance and Counseling terhadap peningkatan efikasi diri (self efficacy) pada pasien TBC di wilayah kerja Puskesmas Boro. Penelitian menggunakan desain penelitian quasy experiment. Populasi adalah Pasien TBC di wilayah Puskesmas Boro dan sesuai kriteria inklusi sebanyak 19 responden dengan teknik purposive sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test. Nilai rata- rata efikasi diri sebelum intervensi 24, setelah intervensi sebesar 32,63. Peningkatan rata-rata sebelum dan sesudah intervensi sebesar 8,63. Hasil uji statistik wilcoxon signed rank test dengan   0,05 menunjukkan bahwa nilai -value sebesar 0,000. Hal ini berarti ada ada pengaruh pendidikan kesehatan metode guidance and counseling terhadap peningkatan efikasi diri pada pasien TBC. Berdasarkan hasil penelitian ini maka petugas kesehatandapat mengaplikasikan metode guidance and counseling untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta memaksimalkan peran petugas kesehatan pada pemberian pendidikan kesehatan dalam rangka pelayanan paripurna dan menunjang kesembuhan pasien TBC dengan meningkatkan efikasi diri (self efficacy) pasien. JURNAL NERS DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF NERS AND MIDWIFERY) http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk JNK Sejarah Artikel: Diterima, 22/04/2019 Disetujui, 14/08/2019 Dipublikasi, 05/08/2020 https://crossmark.crossref.org/dialog/?doi=10.26699/jnk.v7i2.ART.p190-195&domain=pdf&date_stamp=05-08-2020 191Mamiri, Fata, Nurmawati, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Guidance and ... Correspondence Address: Puskesmas Boro Blitar – East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: elokdwimamiri@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v7i2.ART.p190–195 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 2011 kasus pasien drop out 1 orang karena efek samping obat yaitu gatal, tahun 2012 kasus drop out sebanyak 2 orang setelah dilacak kerumah pasien karena bekerja ke luar negeri dan kasus kam- buh atau kategori 2 sebanyak 1 orang, tahun 2013 ada pasien dengan MDR 1 orang, tahun 2014 kasus kambuh atau kategori 2 sebanyak 1 orang, tahun 2015 kasus kambuh atau kategori 2 sebanyak 1 orang dan tahun 2016 kasus kambuh atau kategori 2 sebanyak 1 orang dan pasien dengan MDR 1 orang. Dari data tersebut terlihat bahwa tiap tahun selalu ada kasus kambuh dan drop out pengobatan. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap efikasi diri dari 4 orang penderita TB paru di Puskesmas Boro menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 18. Nilai ini tergolong rendah sehingga memiliki resiko tinggi mengalami drop out selama proses pengobatan History Article: Received, 22/04/2019 Accepted, 14/08/2019 Published, 05/08/2020 Keywords: Health Education, Guidance and Counseling, Self Efficacy Article Information Abstract Pulmonary TB is one of the infectious diseases that is still a problem in the world to date. The number of dropouts and relapses occurs every year and one of the internal factors that influence is low self-efficacy (self efficacy) and to increase self efficacy by Guidance and counseling method. The purpose of this study was to determine the effect of health education with Guidance and Counseling methods to increasing self efficacy in TB pa- tients in working area of Boro Health Center. The research design was quasy experiment. The population of this research was TB patients in work- ing area of Boro Health Center and according to inclusion criteria as many as 19 respondents with purposive sampling technique, data collec- tion used questionnaires and data analysis used Wilcoxon signed rank test statistics. The average value of self-efficacy before intervention was 24, after the intervention was 32.63. The increase in the average before and after the intervention was 8.63. The result showed that the value of  value was 0,000. This means that there is an influence of health education with guidance and counseling methods on improving self-efficacy in TB pa- tients. Based on the results of this study, health workers can apply guid- ance and counseling methods to improve knowledge and skills and maxi- mize the role of health workers in the provision of health education in the context of plenary service and support the recovery of TB patients by in- creasing patient self-efficacy. © 2020 Jurnal Ners dan Kebidanan The Effect of Health Education with Guidance and Counseling Method to Enhancement of Self Efficacy in TBC Patients in Working Areas of Boro Health Center PENDAHULUAN TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia hingga saat ini, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Indonesia berada di peringkat 2 dengan prevalensi TB Paru tertinggi di dunia dengan preva- lensi urutan India, Indonesia, Cina, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan (Tuberculosis Foundation, 2017). Angka kejadian TB di jawa timur sekitar tahun 2016 sebanyak 123.414 kasus dengan target semua kasus TB tahun 2016 sebanyak 47.071 kasus dan capaian semua kasus TB diobati tahun 2016 sebanyak 46.398 kasus atau 99% dari target. Studi Pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti di Puskesmas Boro didapatkan data bahwa pada tahun https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.ART.p190-195 192 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 190–195 Kegagalan program TB selama ini diakibatkan buruk oleh beberapa faktor eksternal dan internal yaitu efikasi diri yang turun dan tidak ada keinginan untuk sembuh. Efikasi diri (self efficacy) merupa- kan keyakinan individu dalam mengelola perilaku tertentu untuk mencapai kesembuhan. Penderita harus memiliki efikasi diri yang tinggi untuk men- capai kesembuhan karena efikasi diri penderita yang rendah akan berakibat pada kegagalan pengobatan (Atak, 2010). Keyakinan diri penderita untuk sembuh dicapai salah satunya dari kognitif atau pengetahuan yang diberikan oleh petugas kesehatan melalui konseling (Hendiani, Sakti & Widiyanti, 2013). Dengan demikian pemberian informasi yang tepat sangat penting untuk menunjang kesembuhan tuberkulosis. Metode bimbingan dan konseling meru- pakan dua konsep dan muncul sebagai elemen penting dalam setiap aktifitas pendidikan. Konseling sebagai bagian dari bimbingan. Bimbingan dalam konteks pendidikan berarti menunjukkan, memilih jalan, memimpin dan mengarahkan. konseling ada- lah layanan khusus bimbingan. itu adalah proses membantu individu belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan berteori tentang situasi masa depan yang mungkin terjadi untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada masyarakat (Patidar, 2013). Berkaitan dengan hal diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Guidance and Counceling ter ha da p peningkatanefikasi diri (self efficacy) pada pasien TBC di wilayah kerja Puskesmas Boro”. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah quasy experiment atau eksperimen semu dengan pendekatan pre experiment one group pretest – posttest design without control. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah dilakukan intervensi pendidikan kese- hatan metode guidance and counseling pada kelompok eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien TBC di wilayah kerja Puskes- mas Boro sejumlah 20 orang. Sampel dalam pene- litian yang diambil sebanyak 19 orang. Pengambilan sampel dilakuka n denga n metode purposive sampling atau pengambilan data dengan cara memi- lih sampel di antara populasi sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh peneliti pada tang- gal 2 sampai 13 Mei 2017. Intervensi pendidikan keseha ta n denga n metode guidance da n counseling dilaksanakan 4 kali pertemuan dengan durasi 1 jam setiap pertemuan. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Kuesioner menggunakan skala likert dalam bentuk checklist, untuk pertanyaan favorable bila menjawab Sangat Mampu : 3, Mampu 2, Tidak Mampu 1, sangat tidak mampu 0 dan pertanyaan unfavorable sebaliknya. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, status perkawinan, agama, usia, pekerjaan, pengha- silan, pendidikan, penyakit penyerta, lama terdiag- nosa tbc dan riwayat pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah sampel terbanyak adalah laki-laki yaitu 14 orang (73,7%), jumlah responden terbanyak berdasar status perka- winan adalah kawin yaitu 17 orang (89,5%), berda- sarkan agama responden 100% beragama islam, berdasarkan usia terbanyak 41-65 tahun yaitu 13 orang (68,4%), berdasarkan pekerjaan yang terba- nyak adalah buruh/serabutan yaitu 8 orang (42,1%), ber da sa r ka n pengha sila n ya ng ter ba nya k < 1.000.000 yaitu 9 orang (47,43%), berdasarkan pendidikan terbanyak SMP yaitu 7 orang (36,8%), berdasarkan penyakit penyerta mayoritas responden tidak mempunyai penyakit penyerta sebanyak 15 orang (78,9%), berdasarkan lama terdiagnosa TBC kurang dari 1 bulan sebanyak 5 orang (26,3%) dan terdiagnosa 5 bulan sebanyak 5 orang (26,3%) seda ngka n berda sa r kan r iwa ya t pengoba ta n terbayak kasus TBC baru 17 orang (89,5%). Uji Normalitas Data Efikasi Diri P-Value Nilai minimal Nilai maximal Sebelum Pemberian Pendidikan Kesehatan 0,000 15 30 Setelah Pemberian Pendidikan Kesehatan 0,003 15 4244 Tabel 1 Uji Normalitas Data Efikasi Diri Sebelum dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Metode Guidance and Counseling 193Mamiri, Fata, Nurmawati, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Guidance and ... mean 24 , median 28, modus 14, standart deviasi 6,60, Nilai minimal 15 dan Nilai maksimal 30. Dan nilai efikasi diri setelah dilakukan pendidikan kese- hatan mean 32,63 , median 35, modus 9, standart deviasi 8,80, Nilai minimal 15 dan Nilai maksimal 42. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Efikasi Diri Pada Pasien TBC Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan p-value = 0,000 ini lebih kecil dari 0,05 sehingga kesimpulannya ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan metode guidance and counseling terhadap peningkatan efikasi diri pada pasien TBC dan kenaikan rata- rata efikasi diri sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah 8,63. Berdasarkan Tabel 1 Hasil uji normalitas data dengan menggunakan Saphiro Wilk Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa data efikasi diri sebelum dan sesudah pemberian efikasi diri tidak terdistribusi normal karena p-value lebih kecil dari  = 0,05. Efikasi Diri Sebelum dan Setelah Pemberian Pendidikan Kesehatan Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai efikasi diri sebelum dilakukan pendidikan kesehatan Tabel 2 Efikasi Diri Sebelum dan Setelah Pemberian Pendidikan Kesehatan Metode Guidance and Counseling Efikasi Diri Mean Median Modus Standart Deviasi Nilai minimal Nilai maximal Sebelum Pemberian Pendidikan Kesehatan 24 28 14 6,60 15 30 Setelah Pemberian Pendidikan Kesehatan 32,63 35 9 8,80 15 42 Tabel 3 Tabulasi Data Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Metode Guidance and Counseling Terhadap Peningkatan Efikasi Diri Wilcoxon Signed Rank Test p- Value = 0,000 Efikasi Diri Mean Standart Deviasi Sebelum Pemberian Pendidikan Kesehatan 24 6,60 Setelah Pemberian Pendidikan Kesehatan 32,63 8,80 PEMBAHASAN Efikasi diri sebelum diberikan pendidikan kesehatan Metode Guidance and Counseling pada pasien TBC Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode guidance and counseling berda- sarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa efikasi diri sebelum intervensi menunjukkan nilai rata-rata 24, nilai tengah 28, dan angka yang sering muncul 14, standar deviasi sebesar 6,60. Nilai terbesar adalah 30 dan nilai terkecil 15. Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien bahwa sebelumnya pasien dan keluarga tidak diberikan informasi secara komprehensif artinya petugas hanya memberikan informasi dengan waktu terbatas dan feed back atau tanya jawab dari pasien dan keluarga sangat terbatas. Sehingga pasien dan keluarga dengan kemampuan dan daya tangkap yang rendah tidak dapat menelaah informasi secara baik. Hal ini sejalan dengan Notoatmojo (2013) yaitu hal hal yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan meliputi bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, tingkat pendidikan sasaran yang terlalu rendah, tingkat sosial ekonomi sasaran yg terlalu rendah, kepercayaan dan adat istiadat yang telah lama tertanam sehingga sulit untuk mengubah- nya, dan kondisi tempat tinggal sasaran yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan perilaku. Hal ini sesuai dengan Sukarmawati (2017) yang menya- takan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuan dapat meningkat. Penerimaan terhadap pendidikan kesehatan semakin baik. Sedangkan dengan pendidikan yang rendah maka menyebabkan seseorang sulit untuk menerima 194 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 190–195 pendidikan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Wulandari & Setiyorini (2016) menya- takan bahwa faktor usia dapat mempengaruhi ting- kat pengetahuan seseorang, dengan bertambahnya usia maka pengalaman akan semakin banyak dan mempangaruhi daya tangkap dan pola pikirnya. Efikasi diri setelah diberikan pendidikan kesehatan Metode Guidance and Counseling pada pasien TBC Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode guidance and counseling Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa nilai efikasi diri setelah intervensi pendidikan kesehatan dengan nilai rata - rata 32,63, nilai tengah 35, nilai yang sering muncul 9, standart deviasi 8,80, nilai minimal 15 dan nilai maksimal 42. Menurut Aditama & Aris (2013) dalam menca- pa i kesembuha n maka sa nga t penting untuk penderita TB paru memiliki pengetahuan tentang penyakitnya. Selama menderita TB responden sebagian besar tidak mengalami stress atau kece- masan. Menurut Wu (2007) menyatakan bahwa res- ponden yang tidak mengalami stress atau depresi berarti memiliki keyakinan untuk memotivasi diri sendiri dan berprilaku sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sebaliknya dengan adanya stress atau depresi merupakan faktor internal yang dapat berkontribusi terhadap penurunan fungsi fisik dan mental yang menyebabkan pasien kehilangan motivasi untuk melakukan perawatan diri harian maupun pengobatan dan beresiko terjadi komplikasi lebih lanjut terhadap penyakitnya. Sebagian besar responden mengetahui terdapat orang lain atau saudara yang mengalami keberhasilan dalam pengobatan dan responden juga sebagian besar tidak pernah mengetahui yang tidak berhasil terhadap pengobatan TB Paru. Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan metode guidance and counseling terhadap peningkatan efikasi diri Berdasarkan hasil analisa statistik Wilcoxon Signed Rank Test dengan bantuan program SPSS for windows 16 seperti yang tampak pada tabel 3 didapatkan adanya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan metode guidance and counseling terha- dap peningkatan efikasi diri pada pasien TBC. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel (p-value = 0.000). keyakinan diri penderita untuk sembuh dicapai salah satunya dari kognitif atau pengetahuan yang diberikan oleh petugas kesehatan melalui konseling (Hendiani, Sakti & Widiyanti, 2013). Dengan demikian pemberian informasi yang tepat sangat penting untuk menun- jang kesembuhan tuberkulosis. Dengan metode bimbingan dan konseling ini membantu klien dalam menjalani masa pengobatan sehingga muncul keyakinan seorang individu terhadap kemampuan- nya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan untuk mencapai suatu tujuan dimana individu yakin mampu untuk menghadapi segala tantangan dan mampu memprediksi seberapa besar usaha yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut dalam hal ini yang dimaksud adalah kesembuhan pasien TBC. Intervensi edukasi atau konseling dapat meningkatkan penyelesaian pengobatan untuk TB laten. Seperti yang diharapkan, besarnya manfaat kemungkinan akan tergantung pada sifat intervensi, dan alasan tingkat penyelesaian yang rendah dalam pengaturan tertentu (M’Imunya, etc, 2012). Pada proses penyelesaian program pengobatan TBC terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsistensi pasien, salah satu faktor yang dapat diintervensi melalui bimbingan dan konseling adalah self efficacy. Muhtar ((2013) Self Efficacy meru- pakan salah satu hal terpenting dalam mempe- ngaruhi diri sendiri untuk membentuk motivasi. Sedangkan pada ranah afektif, self efficacy berpe- ran dalam mengatur kondisi afektif. Self efficacy mempengaruhi emosi seseorang melalui beberapa cara, yaitu kepercayaan seseorang terhadap dirinya mampu mengelola ancaman membuat seseorang tidak mudah tertekan oleh dirinya sendiri. Dengan peningkatan self efficacy, maka keberhasilan pengobatan pasien akan meningkat. KESIMPULAN Sebelum diberika n pendidikan kesehatan dengan metode guidance and counseling menun- jukkan bahwa nilai efikasi diri rata-rata 24. Setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode guidance and counseling menunjukkan bahwa nilai efikasi diri rata-rata 32,63. Pendidikan kesehatan metode guidance and counseling berpengaruh terhadap peningkatan efikasi diri pada pasienTBC. SARAN Bagi Pasien dan Keluarga, Memberikan du- kungan (support system) kepada pasien agar dalam masa pengobatan dapat menghadapi tantangan dan 195Mamiri, Fata, Nurmawati, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Guidance and ... menyelesaikannya dengan baik sehingga terhindar dari drop out. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana atau bahan kajian dalam meningkatkan peran petugas kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan untuk menjalin proses interaksi dengan klien lebih efektif efisien dan pro- duktif sehingga perlu untuk diadakan peningkatan pengetahuan dalam bingkai mini lokakarya atau mini workshop di Puskesmas tentang metode guidance and counceling Bagi Dinas Kesehatan, Penelitian ini bisa ditindaklanjuti untuk pelaksanaan mini lokakarya di Dinas Kesehatan pada program penanggulangan TBC, Sebagai masukan dalam usaha peningkatan kinerja petugas kesehatan untuk mencapai pening- katan mutu pelayanan pada klien dengan TBC Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian tentang upaya peningkatan efikasi diri menggunakan metode yang lain misalnya ada kelompok kontrol untuk membandingkan responden yang tidak mendapatkan metode guidance and counceling. DAFTAR PUSTAKA Aditama, H. P.,& Aris, A. (2013). Hubungan Penge- tahuan dan Motivasi Pasien TBC (Tuberkulosis) dengan Kepatuhan Berobat Pasien TBC yang Berobat di UPT Puskesmas Mantup Kabupaten Lamongan. Skripsi Atak, N., Tanju Gurkan, Kenan Kose. (2010). The Effect of Education on Knowledge, Self Management and Self Efficacy with Type 2 Diabetes. Australian Journal of Advanced Nursing . Vol. 26 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta Hendiani, Sakti & Widiyanti. (2013). Hubungan Antara Persepsi Dukungan Keluarga Sebagai Pengawas Minum Obat dan Efikasi Diri Penderita Tuber- kulosis di BKPM Semarang. Semarang: Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. M’Imunya, J & Kredo, T & Volmink, J. (2012). Patient e duc at ion and counse l l i ng f or promoti ng adherence to treatment for tuberculosis. Cochrane database of systematic reviews (Online). 5. CD006591. 10.1002/14651858.CD006591.pub2. Muhtar (2013). Pemberdayaan Keluarga Dalam Pening- katan Self Efficacy dan Self Care Activity Keluarga dan Penderia TB Paru. https://e-journal.unair.ac.id/ JNERS/article/download/3826/2598 Notoatmojo. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Patidar, J.(2013). Guidance and counselling. https:// www.slideshare.net/drjayeshpatidar/guidance-and- counselling. Wulandari, N.A & Setiyorini, E. (2016). Aplikasi Sosiaodrama dan Case Studyterhadap Pembentukan Sikap dalam Pencegahan Penularan HIV/ AIDSCalon Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Jurnal Ners dna Kebidanan, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2016. Sukmawati, E. (2017). Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Ter h a da p Pen get a h ua n Per a wa t a n Pa si en Tuberkulosis (TB). Jurnal Ners LENTERA, Volume 5, Nomor 1, Maret 2017. Halaman 9-20. Wu, S.F.V (2007). Effectiveness of selfmanagement for person with type2 diabetes following the imple- mentation of a self-efficacyenhancing intervention programin taiwan. Queensland: Queensland University of Technology. Diunduh pada tanggal 07 Oktober 2012 darihttp://eprints.qut.edu.au/16385/ 1/Shu-Fang_Wu_Thesis.pdf.