182 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 182–189 182 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2018 Endryani Syafitri1, Suyanti Suwardi2 1Dosen D3 Kebidanan, Akademi Kebidanan Helvetia Medan, Indonesia 2Dosen D4 Kebidanan, Institut Kesehatan Helvetia Medan, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima 02/01/2019 Disetujui 20/01/2019 Dipublikasi, 05/08/2020 Kata Kunci: Riwayat Persalinan; Riwayat Abor- tus; Usia Ibu dan Plasenta Previa Abstrak Perdarahan Antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan khususnya akibat plasenta previa 15-20% menye- babkan kematian ibu. World Health Organization (WHO) 2014 menyebutkan bahwa angka kematian ibu diperkirakan seluruh dunia lebih dari 585 ribu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Berdasarkan persentase pene- litian di RSUP H. Adam Malik Medan periode tahun 2016-2017 didapatkan sekitar 42,1% yang mengalami plasenta previa. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan plasenta previa di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Tahun 2016-2017. Jenis penelitian ini bersifat survei analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 54 ibu hamil yang mengalami plasenta previa. Pengambilan sampel menggunakan total population. Variabel independen adalah riwayat persa- linan, riwayat abortus dan usia ibu, variabel dependen adalah plasenta pre- via dengan alat ukur yang digunakan adalah rekam medik status, riwayat persalinan, riwayat abortus, plasenta previa dan di analisis Chi-square. Hasil uji chi-square, untuk variabel riwayat persalinan didapatkan nilai p- value=0,041 (p<0,05), dan variabel riwayat abortus di dapatkan nilai p- value=0,032 (p<0,05), dan variabel usia ibu didapatkan nilai p-value = 0,004 (p<0,05). Ada hubungan faktor riwayat persalinan dengan plasenta previa, ada hubungan faktor riwayat abortus dengan plasenta previa, ada hubungan faktor riwayat usia ibu dengan plasenta previa. History Article: Received, 02/01/2018 Accepted, 20/03/2018 Published, Article Information Abstract Antepartum hemorrhage is bleeding that occurs after 28 weeks of preg- nancy. Bleeding especially due to placenta previa 15-20% causes mater- nal death. The 2014 World Health Organization (WHO) states that the maternal mortality rate is estimated to be more than 585 thousand world- wide dead each year during pregnancy or childbirth. Based on the per- centage of research in H. Adam Malik General Hospital Medan in 2016- Factors Correlated to Plasenta Previa at RSUP H. Adam Malik Medan 2018 JURNAL NERS DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF NERS AND MIDWIFERY) http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk JNK https://crossmark.crossref.org/dialog/?doi=10.26699/jnk.v7i2.ART.p182-189&domain=pdf&date_stamp=05-08-2020 183Syafitri, Suwardi, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa di ... Correspondence Address: Akademi Kebidanan Helvetia Medan - East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: endriyanisyafitri07@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v7i2.ART.p182–189 This is an Open is Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) PENDAHULUAN Masalah dari penelitian yang akan dilakukan yaitu bagaimana Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2018. Hasil Penelitian Terdahulu menurut Indah Trianingsih, Dian Mardhiyah, Artha Budi Susila Duarsa bahwasanya riwayat operasi caesar > 2 kali mempunyai peluang 4,776 kali mengalami plasenta previa. Sedangkan riwayat kuretage dalam peneli- tiannya diperoleh p-value 0,000, OR = 3,407 (1,716- 6,767), artinya ibu yang memiliki riwayat kuretage mempunyai peluang 3,407 kali mengalami plasenta previa. (Astuti, 2017) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Maesaroh, Yeni Oktarina dengan judul Faktor – faktor yang Berhubungan Kejadian Plasenta Previa di Ruang Bersalin RSUD Dr. H, Abdul Moeloek Provinsi Lampung dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan kasus Plasenta Previa yaitu pada tahun 2011 sebanyak 113 orang (6,49%) dari 1741 Persa- linan, Tahun 2012 berjumlah 101 orang (7,48%) dari 1350 Persalinan dan berdasarkan data register yang tercatat di ruang kebidanan periode Januari - Desember 2013 berjumlah 103 Orang (7,78 %) dari 1325 Persalinan. Hasil Distribusi Frekuensi Riwayat Keguguran Ibu Bersalin dengan Perdarahan Dike- tahui bahwa dari 193 Responden terdapat 146 Responden (75,65%) tidak mempunyai Riwayat Keguguran dan 47 Responden (24,35%) mempunyai Riwa ya t Kegugur a n. Hubunga n Riwa ya t Keguguran dengan Plasenta Previa di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek memiliki hasil analisisnya menun- jukkan bahwa Responden dengan Ibu Beresiko tinggi ada 36,17% Mengalami Plasenta Previa. Hasil uji Statistik uji Chi-Square diperoleh p-value = 0,015 5 kali secara fisik juga memiliki resiko tinggi karena organ reproduksi ibu mengalami kelelahan terutama pada otot rahim yang sering melahirkan. Oleh karena itu, terjadinya atonia uteri pada saat persalinan berikutnya sangat besar karena otot rahim tidak mampu berkontraksi sehing- ga akan membahayakan nyawa ibu. Ibu memiliki riwayat persalinan, misalnya 3 kali abortus atau lebih yang disebut dengan abortus habitualis. Dengan seringnya terjadinya abortus, maka kemungkinan besar akan terjadi abortus berulang pada kehamilan berikutnya jika tidak diketahui penyebab terjadinya abortus, penyebab 2 kali partus prematurus atau lebih, dan penyebab kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal (Kurniawan, 2013). 185Syafitri, Suwardi, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa di ... Fertilisasi tidak terganggu oleh abortus. Penge- cualian yang mungkin yaitu Risiko kecil terjadinya infeksi pelvis. Aspirasi vakum tidak menyebabkan peningkatan insidens abortus spontan trimester kedua, pelahiran preterm, atau bayi dengan berat lahir rendah pada kehamilan berikutnya. Namun, Prosedur abortus berulang menggunakan kuret tajam dapat menyebabkan peningkatan risiko plasenta previa Presentase kejadian Plasenta previa pada ibu dengan riwayat abortus sebanyak (67,9%) lebih besar dari kejadian plasenta previa pada ibu yang tidak memiliki riwayat abortus sebanyak (41,0%) (Wibowo, 2012). Hasil penelitian sesuai teori Cunningham (2001) yang menyatakan kejadian plasenta previa akan meningkat pada wanita yang sudah melakukan 2 kali atau lebih operasi caesar (Astuti, 2017). Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4% - 0,6% dan keseluruhan persalinan mortalitas plasenta previa sebesar 50 per 1000 kelahiran hidup bila dilakukan penatalaksanaan yang baik plasenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia 30 tahun juga lebih sering terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia diatas 30 tahun juga lebih sering terjadi pa da keha mila n ga nda da r ipa da keha mila n tunggal.(Maesaroh, 2014) Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia berda- sarkan data World Health Organization (WHO) 2014 menyebutkan bahwa angka kematian ibu diperkirakan seluruh dunia lebih dari 585 ribu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit ada 1 perempuan yang meninggal, sedangkan proporsi kematian bayi baru lahir didunia sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4 juta kema- tian bayi baru lahir pertahun dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia Tenggara (Iswara, 2017). World Healthorganization (WHO) melaporkan bahwa kematian ibu yang disebabkan perdarahan khususnya akibat plasenta previa berkisar 15-20% kematian ibu dan insidennya adalah 0,8-1,2% untuk setip kelahiran (Metti, 2016). (WHO) melaporkan bahwa kematian ibu bersalin diperkirakan 500.000 kematian setiap tahun. Tragis- nya bahwa 99% dari kematian ibu bersalin terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia disebab- ka n oleh perdarahan, eklampsia, infeksi, dll (Ruqoiyah, 2017). Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangungan Berkelanjutan SDGs (Sustaineble Development goals) 2015-2030 secara resmi menggantikan Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) 2000-2015. Pada tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tertinggi terjadi di Jawa Tengah yaitu kasus 115 kasus. Dilihat dari waktu- nya, AKI tinggi terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas, kematian tersebut rata-rata disebabkan oleh perdarahan dan infeksi. Pada goals ketiga SDGs kesehatan yang baik (Sistem Kese- hatan Nasional) menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Salah satu target dari SDGs pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (RI KK, 2017). Hasil penelitian di negara-negara berkembang berkisar antara 1% - 2,4% dan di Negara maju lebih rendah yaitu kurang dari 1% angka kejadian dari beberapa rumah sakit umum pemerintah di Indonesia dilaporkan bahwa insidennya berkisar antara 1,7% sampai dengan 2,9% (Metti, 2016). Hasil penelitian di Indonesia, Totalnya 4.726 kasus plasenta previa. Didapati dari total 4.409 kasus plasenta previa didapati 36 orang ibu meninggal (Sumatera Utara PK, 2014). Berdasarkan data dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359/ 100.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32/1000 kelahiran hidup. Sedang- kan menurut Data dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019, Perpres NO.2/2015). Salah satu upaya untuk me- ningkatkan Status Kesehatan Ibu dan Anak adalah Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 306 per 100.000 Kelahiran Hidup pada Tahun 2019 dan Angka Kematian Bayi menjadi 24 per 1.000 Kelahiran Hidup (Metti, 2016). Hasil Survey Angka Kematian Ibu (AKI) & Angka Kematian Bayi (AKB) yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dengan Fakul- tas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM-USU) tahun 2010 menyebutkan bah- wa Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara sebesar 268 per 100.000 Kelahiran Hidup (Wibowo, 2012). Provinsi yang memiliki hasil data yang terkena Plasenta Previa: Lampung 2,12% (Tianing- sih, 2015), Nusa Tenggara Barat (NTB dari tahun 2011 terdiri dari 63 kasus (2,68%) dari 2345 persa- linan, kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi 101 kasus (3,73%) dari 2706 Persalinan (Wibowo, 2012). Berdasarkan laporan dari data Kabupaten/ 186 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 182–189 Kota Angka Kematian Ibu (AKI) Sumatera Utara tahun 2014 hanya 75/100.000 Kelahiran Hidup (Prawiroharjo, 2014). Berdasarkan dari Data Survey Awal yang dilakukan di RSUPH.Adam Malik Medan Periode Tahun 2016-2017ditemukan kasus Ibu Hamil yang Mengalami Plasenta Previasebanyak 54 Kasus. Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka Penulis tertarik melakukan Penelitian Tentang “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Tahun 2016-2017”. BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunaka n dalam melakukan penelitian ini adalah survei analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi, dengan pendekatan cross sectional secara pendekatan observasi yaitu melihat secara langsung, yang bertujuan untuk men- jelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan plasenta previa di RSUP H. Adam Malik Medan periode 2016-2017 tahun 2018. Populasi dalam pe- nelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami Plasenta Previa yang tercatat di Rekan Medik di RSUP H. Adam Malik Medan yang berjumlah 54 orang dari tahun 2016-2017. Sampel dalam pene- litian ini diambil dari seluruh populasi dengan meng- gunakan teknik pengambilan sampel secara Total Population. Data yang dikumpul ini adalah data skunder dan tersier. Data sekunder adalah data yang diper- oleh dari data rekam medik dari RSUP H. Adam Malik Medan dan data tersier diperoleh dari World Health Organization (WHO), dan Survey Demo- grafi Kesehatan Indonesia (SDKI) dan Dinkes Sumatera Utara (Maryuni, 2016). Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat di gunakan analisis Chi-Square, pada batas kemaknaan perhitungan statistik dengan keperca- yaan 95% dan  = 0,05. Apabila hasil perhitungan menunjukan nilai p-value < (0,05) maka artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. No Riwayat Persalinan Plasenta Previa Jumlah PDengan Perdarahan Tidak Perdarahan f % f % f % 1 SC 19 35,2 13 24,1 32 59,3 2 Spontan 6 11,1 16 29,6 22 40,7 0.041 Total 25 46,3 29 53,7 54 100 Tabel 1 Tabulasi Silang Hubungan Faktor Riwayat Persalinan Ibu Hamil dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Tahun 2018 HASIL PENELITIAN Tabel 2 Tabulasi Silang Hubungan Faktor Riwayat Abortus Ibu Hamil dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik medan Periode Tahun 2018 No Riwayat Abortus Plasenta Previa Jumlah PDengan Perdarahan Tidak Perdarahan f % f % f % 1 Abortus 16 29,6 9 16,7 25 46,3 0,032 2 Tidak Abortus 9 16,7 20 37,0 29 53,7 Total 25 46,3 29 53,7 54 100 187Syafitri, Suwardi, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa di ... Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi Ibu Hamil dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2018, dari riwayat persalinan mayoritas pada riwayat persalinan SC sebanyak 32 responden (59,3%), dimana dengan perdarahan sebanyak 19 responden (35,2%) dan tidak perdarahan sebanyak 13 respon- den (24,1%), minoritas dengan riwayat persalinan spontan sebanyak 22 responden (40,7%), dimana dengan tidak perdarahan sebanyak 16 responden (29,6%) dan dengan perda rahan seba nyak 6 responden (11,1%). Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi Ibu Hamil dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2018, dari riwayat abortus mayoritas pada riwayat tidak abortus sebanyak 29 responden (53,7%), dimana dengan tidak perdarahan sebanyak 20 responden (37,0%) dan dengan perda rahan seba nyak 9 responden (16,7%), dan minoritas dengan riwayat abortus sebanyak 25 responden (46,3%), dimana dengan perdarahan sebanyak 16 responden (29,6%) da n tida k perdara han sebanyak 9 r esponden (16,7%). Hasil Uji Chi-Square pada tingkat keperca- yaan 95% dengan  = 0,05 didapatkan nilai P Value 0,041 (PQ), Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik medan Periode Tahun 2018 No Usia Ibu Plasenta Previa Jumlah PDengan Perdarahan Tidak Perdarahan f % f % f % 1 < 20 Tahun 16 29,6 9 16,7 25 46,3 0,032 2 20-35 Tahun 9 16,7 20 37,0 29 53,7 Total 25 46,3 29 53,7 54 100 sehingga memperlihatkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara faktor riwayat persalinan ibu hamil dengan plasenta previa. Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil pene- litian Ayu Putri Satrianingrum, Atika yang dilakukan pada Tahun 2012, tentang Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Terjadinya Plasenta Previa di Kamar Bersalin IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan hasil penelitian Riwayat Persalinan memiliki p value Q), sehingga memperlihatkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara faktor riwayat abortus ibu hamil dengan plasenta previa. Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil pene- litian Siti Maesaroh, Yeni Oktarina yang dilakukan pada tahun 2014 tentang Faktor-faktor yang Berhu- bungan Kejadian Plasenta Previa di Ruang Bersalin RSUD Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keguguran ibu bersalin dengan kejadian plasenta previa (P-value = 0,015 < : 0,05). Hal ini menun- jukkan bahwa ada hubungan Faktor Riwayat Abortus dengan Plasenta Previa. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa Frekuensi Plasenta Previa meningkat pada bekas abortus, bekas seksio sesarea, kelainan janin, leioma uteri. Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa pendapat para ahli penyebab plasenta previa yaitu: Plasenta previa merupakan implantasi di segmen bawah rahim dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi, endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin, dan vili korelasi pada chorion leave yang persisten. (Imron, 2016) Menurut asumsi penelitian Faktor Riwayat Abortus yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa faktor riwayat abortus ibu hamil yang mengalami plasenta previa dengan perdarahan di RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 16 orang (29,6%), dikarenakan abortus akan dilakukan kuretage yang mengakibatkan perlukaan pada dinding endometrium uterus (rahim) sehingga dapat mengganggu vaskularisasi pada desidua sehingga kesuburan pada dinding endometrium semakin berkurang, sedangkan dalam kehamilan plasenta akan berusaha mencukupi kebutuhan janin sehingga pada dinding endometrium yang kurang subur plasenta akan memperluas diri menjadi menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Riwayat abortus yang tidak perdarahan 9 orang (16,7%), dikarenakan kemungkinan tempa t implantasi plasenta previa tidak terlalu menutupi ostium uteri dan diselingi dengan istirahat total. Faktor riwayat tidak abortus ibu hamil yang mengalami plasenta previa dengan perdara han sebanya k 9 or ang (16,7%), karena ibu hamil yang memiliki usia dan paritas juga akan beresiko terkena plasenta previa. Riwayat tidak abortus yang tidak perdarahan 20 orang (37,0). Dikarenakan tidak adanya riwayat abortus sekalipun faktor riwayat lain dapat meng- akibatkan plasenta previa seperti persalinan yang berulang, pola hidup yang tidak baik, pola aktivitas, bahkan usia dan paritas, yang dapat memicu terja- dinya plasenta previa walaupun menurut beberapa buku belum diketahui pasti akibat pasti dari terjadinya plasenta previa tersebut. Hasil Uji Statistik dengan Chi-Square pada Q = 0,05 didapatkan nilai P value 0,032 (p>Q), sehingga memperlihatkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara faktor usia ibu hamil dengan plasenta previa. Hal ini sesuai dengan Penelitian yang di laporkan oleh Diana Metti, dari 96 respon- den sebanyak 27 dari 64 orang (42,2%) ibu dengan umur resiko (<20 / >35 tahun) mengalami plasenta previa, sedangkan umur tidak beresiko (20-35 tahun), ada 5 dari 32 (15,6%) mengalami plasenta previa. Salah satu penyebab plasenta previa yaitu umur kehamilan yang beresiko <20 atau >35 tahun. Umur menikah <20 tahun dapat membahayakan nyawa ibu maupun janinnya karena endometrium masih belum matang, sedangkan umur yang me- nikah >35 tahun harus kemudian hamil harus berhati-hati karena terjadi penurunan fungsi organ 189Syafitri, Suwardi, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa di ... reproduksi, salah satu akibatnya adalah jaringan rahim tidak lagi subur, sedangkan dinding rahim tempat menempelnya plasenta, ini yang menye- babkan terjadinya plasenta previa. Berdasarkan teori yang ada pada Usia >35 tahun di anggap fungsi fisik dan organ reproduksi sudah menurun atau berkurang. Menurut asumsi peneliti umur berhubungan dengan terjadinya plasenta previa, ini dikarenakan semakin tuanya umur wanita yang hamil yaitu >35 tahun maka kesehatan dan fungsi alat reproduksinya menurun, dan skleorosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriolmiometrium menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh lebih besar dengan luas permukaan yang lebih lebar, untuk mendapatkan aliran darah adekuat. Usia ibu hamil >35 tahun akan lebih sering berpotensi mengalami plasenta previa, karena ibu sering mengalami komplikasi dalam kehamilan termasuk plasenta previa, semakin tinggi paritas semakin tinggi usia ibu. Pada usia ini endometrium tidak dapat bekerja dengan maksimal akibat kesuburan tempat implantasinya plasenta sudah menurun. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat di tarik kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara faktor riwayat persalinan ibu hamil dengan plasenta previa. Dan ada hubungan yang signifikan antara faktor riwayat abortus ibu hamil dengan plasenta previa. Serta ada hubungan yang signifikan antara faktor usia ibu hamil dengan plasenta previa. SARAN Disarankan Kepada tenaga kesehatan untuk selalu memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada Ibu Hamil yang melakukan Rawat Jalan Antenatal Care di RSUP H. Adam Malik Medan tentang Perdarahan Antepartum seperti Plasenta Previa sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin. DAFTAR PUSTAKA Iswara R. (2017).Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Plasenta Previa Periode 2015-2016 di RSU Sundari. Wibowo EP.(2012).Hubungan Umur, Jarak Persalinan dan Riwayat Abortus dengan Kejadian Plasenta Previa di RSU Provinsi NTB. 2014;8(1978):5–10. Satrianingrum AP, Atika.(2012). Analisis Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Terjadinya Plasenta Previa. 2012;789:41–9. Junita E.(2012).Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Plasenta Previa di RSUD Rokan Hulu. 2013;1(3):122–32. Sujiyatini M, Asri H. (2016).Asuhan patologi kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Wiknjosastro H.(2014).Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Putri D.(2014).Asuhan Kebidanan Patologi. Tanggerang Selatan. Trianingsih I, Mardhiyah D, Budi A, Kunci K. (2015). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Timbulnya Kejadian Placenta Previa. 2015;23(2):103–13. Astuti S. (2016). Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Bandung. Erlangga. Kurniawan H.(2015). Hubungan antara Usia Ibu dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa di Rumah Sakit Cut Metia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012- 2013. Maesaroh S. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan Kejadian Plsaenta Previa. Metti D.(2016). Hubungan Umur dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa pada Ibu Bersalin. J Keperawatan; XII(1):112. Ruqoiyah S. (2017). Asuhan Kebidanan Kegawatdarurat- an Kehamilan Pada Ny. M dengan Plasenta Previa Totalis di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang. 2016–7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013. 2013;1–384. Depkes. (2014). Profil kesehatan provinsi sumatera utara tahun 2014. Maesaroh S, Oktarina Y. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan Kejadian Plasenta Previa. J Aisyah J Ilmu Kesehat.1(1):87–92. Trianingsih I, Mardhiyah D, Budi A, Kunci K. (2015). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Timbulnya Kejadian Placenta Previa Factors.23(2): 103–13. Muhammad I. (2016). Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan Menggunakan Metode Ilmiah. Suroyo RB, editor. Bandung: Cipta pustaka Media Printis. Norma N, Dwi M. (2015). Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan dan Tinjauan kasus. Yogyakarta: Nuha Medika. Nirwana AB. (2014). asi susu dan formula. yogyakarta: medika nuha; 125-126 p.