192 

 

GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA SEKOLAH SETELAH 

MENGIKUTI PELATIHAN DOKTER KECIL  

 (Description Of School Age Children Knowledge 

After Following The Small Doctor Training) 
 

Kurnia Rizki Rahayu  
Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar ijen No 77C Malang 

e-mail: j.nersbidan@gmail.com 

 

 

Abstract : Small doctor who meet the criteria and have been trained in part participate in the 

establishment and maintenance activities improve the health of self, friends, family, and the 

environment. Method: The research design was descriptive design. The research sample 48 

small doctor in the District Kepanjen region of South Blitar. It was choosen using total 

sampling. The data was collected using questionnaire. Result : The results showed that the 

description of the knowledge of school-age children after small physician training based 

category scores have good knowledge of 70.8% respondents, quite as much as 27.1% 

respondents and lack only 2.1% respondent. Discussion : Expected this study can be input to 

increase the quality of doctor training small in Blitar City to make it better again.  

Keywords : small doctors training, school age children, knowledge 

 

 

Anak sekolah dasar merupakan 

Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat 

potensial bagi pembangunan bangsa. Pada 

usia ini merupakan peralihan dari anak 

menjadi remaja awal. Masalah kesehatan pada 

kelompok ini terutama yang berhubungan 

dengan kebersihan pribadi dan lingkungan, 

seperti mengosok gigi, kebiasaan cuci tangan 

pakai sabun, potong kuku dan lain-lain. 

Berdasarkan SKRT tahun 2001 karies gigi dan 

penyakit Periodontal pada anak usia 12 tahun 

mencapai 74,4% dan menduduki urutan 1 

sanpai 5 dari 10 penyakit terbanyak di 

puskesmas. Prevalensi kecacingan perut pada 

anak SD sebesar 60-80%. Dari beberapa 

penelitian, Hasil penelitian kegiatan Tinggi 

Badan Anak Usia Sekolah Baru Masuk 

(TBASS)  tahun 1998 menunjukan bahwa 

37%  anak SD dan MI yang baru masuk 

sekolah menderita Kurang Energi Protein 

(KEP). Gangguan Akibat Kurang Yodium 

(GAKY) yang di tandai dengan adanya  

pembesaran kelenjar gondok masih di derita 

11,1%  anak SD dan MI (2002). Hasil (SKRT) 

tahun 1995 menunjukkan bahwa 47,3% anak 

usia sekolah menderita anemia gizi, dan hasil 

(Riskesdas) 2007 menunjukan, kurang dari 

10% orang-orang Indonesia yang menggosok 

gigi dengan benar.   Pelayanan kesehatan 

untuk anak usia sekolah difokuskan pada 

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu upaya 

terpadu lintas program dan lintas sektor dalam 

upaya membentuk perilaku hidup sehat pada 

anak usia sekolah. Tujuan UKS secara umum 

adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat 

serta menciptakan lingkungan sekolah yang 

sehat sehingga tercapai pertumbuhan dan 

perkembangan yang optimal dalam upaya 

membentuk manusia Indonesia. Program UKS 

yang dikenal dengan Trias UKS meliputi 

pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan 

dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.  

    Menyikapi hal tersebut, bidang 

kesehatan melaksanakan upaya strategi dalam 

memperlibatkan peran serta aktif masyarakat 

sekolah melalui pengetahuan dan 

keterampilan yang cukup agar dapat berperan 

sesuai yang diharapkan. Untuk mencapai hasil 

yang optimal, perlu dilakukan pelatihan bagi 

siswa sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah 

menjadi kader kesehatan sekolah yang dikenal 

dengan “Dokter Kecil”. Dokter kecil adalah 

siswa yang memenuhi kriteria dan telah 

dilatih ikut melaksanakan sebagaian usaha 

ACER
Typewritten text
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 3, Nopember 2014 
DOI: 10.26699/jnk.v1i3.ART.p222-224

IT
Typewritten text
© 2014 Jurnal Ners dan Kebidanan

IT
Typewritten text
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/


193  Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1,Nomor 3, Nopember 2014, hlm.192-195 

pemeliharaan dan meningkatkan kesehatan 

terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan 

lingkunganya (Direktorat Pendidikan Taman 

Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, 2002). 

       Hasil studi pendahuluan di kota Blitar 

SDN Sentul 4 Kecamatan Kepanjen Kidul 

Kota Blitar dengan jumlah 228 siswa, 

didapatkan data siswa yang pernah izin sakit 

dalam bulan Juli sampai Oktober 2013 

berjumlah 21% (47 siswa), peran dokter kecil 

di sekolah tersebut belum berjalan seperti apa 

yang di harapkan, belum di adakan program 

apapun untuk meningkatkan kualitas dokter 

kecil dan UKS di sekolahnya. Kemudian di 

SDN Sentul 2 Kecamatan Kepanjen Kidul 

dari sejumlah 467 siswa yang pernah izin 

sakit pada bulan Juli sampai September 2013 

adalah 16% (74 siswa). Dari hasil kuesioner  

mengenai materi pelatihan dokter kecil pada 

tanggal 15 Januari 2014 yang telah di lakukan 

di 5 SD dengan jumlah 10 respoden, 

didapatkan dapatkan hasil sebesar 100% siswa 

belum mengerti tentang pelaksanaan P3K, 

80% siswa belum memahami mengenai 

kebersihan perorangan, dan  50%  kurang 

mengerti tentang NAPZA. 

Rumusan masalahnya adalah 

bagaimanakah gambaran pengetahuan anak 

usia sekolah setelah mengikuti pelatihan 

dokter kecil di Wilayah Kecamatan Kepanjen 

Kidul Kota Blitar.   

Tujuannya adalah mengetahui 

gambaran pengetahuan anak usia sekolah 

setelah mengikuti pelatihan dokter kecil di 

Wilayah Kecamatan Kepanjen Kidul Kota 

Blitar. 

Manfaat penelitian bagi puskesmas 

adalah dapat digunakan sebagai bahan 

masukan untuk menyusun kebijakan dan 

strategi dalam upaya peningkatan mutu 

pelatihan  dokter kecil, mengetahui 

kekurangan dalam pelaksanaan pelatihan  

dokter kecil. Manfaat bagi responden Sebagai 

masukan mengetahui  gambaran pengetahuan 

anak usia sekolah setelah mengikuti pelatihan 

dokter kecil di wilayah Kecamatan Kepanjen 

Kidul. 

 

BAHAN DAN METODE 

Desain penelitian menggunakan 

deskriptif untuk mengetahui gambaran 

pengetahuan anak usia sekolah setelah 

mengikuti pelatihan dokter kecil. Subyek 

penelitian ini sebanyak 48  siswa. Subyek 

penelitian ini dipilih secara total sampling. 

Dalam penelitian ini, pengumpulan data 

dilakukan dengan menggunakan kuesioner.       

 

HASIL PENELITIAN 

Dalam pelatihan ini peserta didik di 

berikan pelatihan dengan materi Kesehatan 

lingkungan, Kesehatan Perorangan, Gizi, 

Warung Sekolah, Pemantauan pertumbuhan 

anak usia sekolah, Kesehatan mata, Kesehatan 

gigi dan mulut, Pertolongan pertama pada 

kecelakaan, Napza. 

 

Tabel 1. Pengetahuan anak usia sekolah 

setelah mengikuti pelatihan Dokter kecil di 

Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar 

No Tingkat Pengetahuan f % 

1 Baik 34 70,8 

2 Cukup 13 27,1 

3 Kurang 1 2.1 

 Total 48 100 

 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui 

gambaran pengetahuan anak usia sekolah 

setelah mengikuti pelatihan Dokter kecil, 

terbanyak adalah berpengetahuan baik 70,8 % 

(34 dokter kecil), dan kurang hanya 2,1 % (1 

dokter kecil). Menurut peneliti dalam hal ini 

kemampuaan siswa dalam mengingat suatu 

materi, menyimpulkan, dan menyebutkan 

contoh terhadap objek yang di pelajari saat 

pelatihan dokter kecil dapat di terima dengan 

baik (n= 48). 

 

PEMBAHASAN 

  Berdasarkan hasil penelitian dapat 

diketahui bahwa anak usia setelah mengikuti 

Dokter kecil memiliki tingkat pengetahuan 

baik 70,8% (34 Dokter kecil) dan 27,1% (13 

dokter kecil) memiliki pengetahuan cukup. 

      Dokter kecil adalah siswa yang 

memenuhi kriteria dan telah dilatih 

melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan 

dan meningkatkan kesehatan terhadap diri 

sendiri, teman, keluarga dan lingkungan, 

tujuan pelatihan dokter kecil ini untuk 

menikatkan pengetahuan, sikap positif dan 

keterampilan siswa berkaitan dengan 

pelaksanaan program UKS. Dari hasil 

penelitian di atas, angka tertinggi memiliki 

pengetahuan baik 70,8% (34 Dokter kecil) 

dan terrendah 2,1% (1 responden) memiliki 

penegtahuan kurang ini berasal dari SDLBN. 



Rahayu, Gambaran Pengetahuan Anak Usia Sekolah…194 

Berdasarakan hasil penelitian, umur 

dokter kecil terbanyak usia 10 tahun. Umur 

termuda 9 tahun dan umur tertua 15 tahun. 1 

Dokter kecil berumur 15 tahun bersal dari 

SDLBN. Direktorat Pendidikan Taman 

Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar (2002) 

mencantumkan bahwa kriteria calon Dokter 

kecil adalah siswa kelas 4 atau kelas 5, 

berprestasi di sekolah, berbadan sehat, 

berwatak pemimpin dan tanggung jawab. 

Menurut peneliti berapapun usia calon Dokter 

kecil tidak di tentukan, yang terpenting 

memenuhi kriteria, masih duduk di kelas 4 

atau 5 dan mampu mengikuti pelatihan Dokter 

kecil. 

Berdasarkan hasil penelitian pada 

data umum dapat diketahuai jenis kelamin 

perempuan tertinggi yaitu (63%) atau 30 

siswa dari total responden. Menurut (JICA, 

1981) mengemukakan bahwa biasanya anak 

laki- laki mengalami lebih banyak persoalan 

di sekolah dari pada anak perempuan. Anak 

laki- laki biasanya perkembangannya lamban 

perkembanganya terutama dalam kepandaian. 

Anak perempuan umur 6 tahun umumnya 

lebih pandai berbicara dari pada anak lelaki 

yang sebaya, ini juga menyebabkan ia lebih 

mudah membaca dan menulis. Menurut 

peneliti anak perempuan lebih berperan aktif 

saat di sekolah mereka memiliki rasa ingin 

tahu dan bertanya lebih tinggi dari pada 

lelaki,biasanya saat di sekolah lelaki selalu 

merasa dirinya kurang (minder) dan ini 

menyebabkan dari beberapa siswa terhambat 

dalam proses belajarnya di sekolah 

(Cahyaningsih, 2011). 

Pengetahuan anak usia sekolah 

setelah mengikuti pelatihan Dokter kecil 

dalam katagori ini baik, di pengaruhi oleh 

kemampuan seseorang dalam memahami 

suatu objek. Hanya saja mengenai kesehatan 

perorangan dan kesehatan lingkungan, 

responden memiliki jawaban paling banyak 

yaitu masing- masing 62,5% (30 responden) 

dan 41,7% (20 responden). Memehami di 

artikan sebagai suatu kemampuan untuk 

menjelaskan secara benar tentang objek yang 

diketahui dan dapat menginterprestasikan 

materi tersebut secara benar. Orang yang telah 

paham terhadap objek atau materi tersebut 

harus dapat menjelaskan, menyebutkan 

contoh, menyimpulkan, meramalkan dan 

sebagaian terhadap objek yang dipelajari 

(Notoatmodjo, 2003). Hal yang 

mempengaruhi responden dalam memahami 

suatu objek di pengaruhi oleh responden sulit 

memahami tentang pernyataan negatif yang di 

buat peneliti tentang kesehatan lingkungan 

dan kesehatan perorangan   

Berdasarkan hasil penelitian, dokter 

kecil belum memahami mengenai kebersihan 

perorangan responden menjawab salah 

sebanyak 62,5% (30 responden). Menurut 

pendapat peneliti salah satu kebersihan 

perorangan adalah cuci tangan, terdapat 6 

langkah cuci tangan dengan benar. Dalam hal 

ini responden kurang mengaplikasikan. 

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk 

menggunakan materi yang telah di pelajari 

pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 

Diartikan aplikasi atau pengguanaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan 

sebagainya dalam konteks atau situasi yang 

lain. Misalnya dapat menggunakan rumus 

statistik dalam perhitungaan- perhitungan 

hasil penelitian (Notoatmodjo,2003).  

 

SIMPULAN DAN SARAN 

Simpulan 

 Dari 48 Dokter kecil  yaitu  34 Dokter 

kecil (70,8)% memiliki pengetahuan baik, 13 

Dokter kecil (27,1%) memiliki pengetahuan 

cukup dan 1 Dokter kecil (2,1%) 

berpengetahuan kurang. Namun sampai saat 

ini ada beberapa sekolah yang program 

Dokter kecilnya belum berjalan, belum bisa 

mengaplikasikan kepada masyarakat dan 

lingkungan sekolahnya. Tugas Dokter kecil 

selalu bersikap dan berperilaku sehat, dapat 

menggerakkan sesama teman untuk bersama-

sama menjalankan usaha kesehatan terhadap 

dirinya masing-masing, berusaha agar 

tercapainya kesehatan lingkungan yang baik 

di sekolah  maupun dirumah, berperan aktif 

dalam rangka peningkatan kesehatan. 

 

Saran 

 Diharapkan pada lahan penelitian 

untuk lebih meningkatkan kemampuan dan 

ketrampilan dalam program dokter kecil yang 

lebih baik lagi. 

 Diharapkan hasil penelitian ini dapat 

dimanfaatkan sebagai referensi penelitian 

selanjutnya sehingga penelitian dalam bidang 

kebidanan dapat semakin berkembang. 

 

DAFTAR RUJUKAN 



195  Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1,Nomor 3, Nopember 2014, hlm.192-195 

Cahyaningsih, Dwi.  S. 2011. Pertumbuhan 

Perkembangan Anak dan Remaja. 

Jakarta: Trans Info Media  

Direktorat Pendidikan Taman Kanak – Kanak 

dan Sekolah Dasar. 2002. Pedoman 

Teknis Pelatihan Dokter kecil: Jakarta 

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan 

Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta