211Sunarianto, Wulandari, Darmawan, Faktor yang Berhubungan... 211 JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Anggota Club Motor PSFRB (Putra Sogok Family Racing Blitar) Achmad Gatot Sunarianto1, Ning Arti Wulandari2, Andri Darmawan3 1,2,3Prodi Keperawatan, STIKes Patria Husada Blitar, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 23/07/2019 Disetujui, 02/08/2019 Dipublikasi, 15/08/2019 Kata Kunci: Merokok, Remaja, Usia, Pendidikan Abstrak Perilaku merokok mempunyai dampak yang negatif bagi diri sendiri dan lingkungan, jenis kelamin, usia, pengalaman, pengetahuan dan sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok remaja. Berdasarkan survey pendahuluan pada komunitas klub motor PSFRB (Putra Sogok Fam- ily Racing Blitar) didapatkan data 80% mempunyai perilaku merokok. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok anggota club motor PSFRB (Putra Sogok Family Racing Blitar). Desain penelitian yang digunakan adalah cross secctional. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 16 yang diambil secara accidental sam- pling dari 25 anggota club motor PSFRB. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 April 2017 dibengkel Putra Sogok Blitar. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Spearman Rho dan Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia dengan perilaku merokok berdasarkan uji korelasi Spearman Rho (p=0,004), tidak ada hubungan antara pendidikan terakhir dengan perilaku merokok berdasarkan uji korelasi Spearman Rho (p=0,506) dan dari uji korelasi Kruscall Wallis menunjukan tidak ada hubungan antara riwayat mendapatkan informasi dengan perilaku merokok (P=0,197). Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada petugas kesehatan setempat dan perguruan tinggi dalam melakukan pengabdian masyarakat berupa pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok pada anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) © 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan Correspondence Address: STIKes Patria Husada Blitar- Jawa Timur, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: achmadgatotsunarianto12@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v6i2.ART.p211–217 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 212 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 211–217 Abstract Smoking behavior has a negative impact on oneself and the environment, gender, age, experience, knowledge and attitude have a significant rela- tionship with teenage smoking behavior. Based on preliminary surveys on the PSFRB motorcycle club community (Putra Sogok Family Racing Blitar), it was found that 80% had smoking behavior. The purpose of this study was to determine factors related to smoking behavior of PSFRB motorcycle club members (Putra Sogok Family Racing Blitar). The research design used is cross-sectional. The number of samples in the study were 16 taken by accidental sampling from 25 members of the PSFRB motorcycle club. The study was conducted on April 23, 2017 at the Putra Sogok Blitar workshop. Data collection using a questionnaire. Data analysis using the Spearman Rho test and Kruskal Wallis. The results showed there was a relationship between age and smoking behavior based on the Spearman Rho correlation test (p = 0.004), there was no relationship between recent education and smoking behavior based on the Spearman Rho correlation test (p = 0.506) and from the Kruscall Wallis correlation test showed there was no relationship between history of getting information with smoking behavior (P = 0.197). The results of this study are expected to provide input to local health officials and universities in conducting community service in the form of health education about the dangers of smoking to PSRFB members (Putra Sogok Rancing Family Blitar). Factors Related to Smoking Behavior of PSFRB (Putra Sogok Family Racing Blitar) Motor Club Members Article Information History Article: Received, 23/07/2019 Accepted, 02/08/2019 Published, 10/08/2019 Keywords: Smoking, Adolescents, Age, Educa- tion 213Sunarianto, Wulandari, Darmawan, Faktor yang Berhubungan... PENDAHULUAN Merokok merupakan kegiatan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. WHO (World Health Orga- nization) menguraikan bahwa dalam rokok me- ngandung kurang lebih 4000 elemen, dimana 200 elemen di dalamnya berbahaya bagi kesehatan tubuh. Merokok menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas serta jaringan paru. Kandungan nikotin dari rokok dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian. Perilaku merokok adalah perilaku yang di nilai sangat merugikan dilihat dari berbagai sudut pandang baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya (Abadi, 2005, dalam Kumboyono, 2010). Kategori perokok di bedakan menjadi perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma satu batang dalam sehari, dan perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam suatu ruangan tertutup dengan orang yang merokok (Proverawati, dan Rahmawati, 2012). Indonesia memiliki jumlah perokok yang cukup besar yaitu 1,634 triliun batang Banyaknya konsumsi rokok di Indonesia berdampak pada prosentase perokok. Prevelensi perokok di Jawa Timur saat ini, adalah 30,6 persen dimana 23,9 persen berusia  10 tahun, dengan jumlah rata-rata rokok yang di hisap 8,9 batang per hari (Depkes RI, 2013). Namun pada dasarnya perokok berasal dari berbagai kelompok usia, salah satunya adalah kelompok usia remaja. Remaja merupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikisnya (Arwani, 2012). Perkem- bangan aspek psikis remaja di tunjukkan dengan cenderung untuk mencari identitas diri. Berbagai kegiatan di gunakan oleh remaja untuk mencari identitas diri yang salah satunya masuk dalam club motor. Komunitas motor atau club motor merupakan wadah untuk berkumpul dan berinteraksi bagi seseorang yang memiliki ketertarikan hobi dalam bidang otomotif. Orang-orang yang tergabung atau menjadi anggota dalam suatu komunitas motor sering disebut dengan bikers. Saat ini stigma masya- rakat tentang bikers adalah perilaku negative semisal ugal-ugalan, kebut-kebutan dijalan, minuman keras, narkoba, dan merokok (Purnomo, 2007). Berdasarkan survey pendahuluan pada komu- nitas klub motor PSFRB (Putra Sogok Family Racing Blitar) didapatkan data 80% mempunyai perilaku merokok. Teori lawrence green dalam Notoadmodjo (2012) mengatakan bahwa perilaku di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain; (1) faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, sikap, tradisi dan kepercayaan dalam masyarakat tertentu, (2) faktor pemungkin antara lain sarana dan pra- sarana dan (3) faktor penguat yang meliputi tokoh agama, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku, sedangkan penge- tahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, pengalaman dan sosial budaya (Noto- admojo, 2010). Namun hasil penelitian Wijayanti., dkk (2017) menunjukan bahwa analisa bivariat dari jenis kelamin, usia, pengalaman, pengetahuan dan sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok remaja. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menganalisa faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok yang di lakukan oleh anggota di PSFRB (Putra Sogok Family Racing Blitar). BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini mengidentifikasi faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok. Adapun faktor yang di maksud dalam penelitian ini antara lain usia, pendidikan terakir dan berdasarkan informasi tentang bahaya merokok yang pernah di terima. Sedangkan perilaku merokok dalam pene- litian ini adalah rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap setiap harinya selama 1 minggu terakhir. Penelitian ini dilakukan pada populasi sebanyak 25 yang merupakan anggota dari PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar), kemudian 16 orang diambil sebagai sampel secara acidental sampling dengan kriteria inklusi anggota club PSRFB (Putra sogok rancing family Blitar) yang hadir pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 23 April 2017 di bengkel Putra Sogok Blitar. Pengumpulan data dilakukan dengan meng- gunakan kuesioner. Selanjutnya data yang didapat dari penelitian ini akan diolah dan dianalisis menggu- nakan Sperman’s Rho dan Kruskal’s Wallis. 214 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 211–217 HASIL PENELITIAN Karakteristik anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Karakteristik Responden f % Usia 12-16 tahun 3 18 17-25 tahun 13 82 Pendidikan SD 7 44 SMP 7 44 SMA 2 12 Riwayat mendapatkan informasi tentang bahaya merokok Pernah 14 88 Tidak Pernah 2 12 Tabel 1 Karakteristik anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Rata-rata Jumlah rokok yang dihisap per hari f % 6-14 batang/hari 9 56  15 batang/hari 7 44 Tabel 2 Distribusi Perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa 56% dari 16 responden mempunyai rata-rata merokok 6- 14 batang/hari selama satu minggu terakhir. Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa 82% dari 16 responden berusia antara 17-25 tahun yang merupakan usia remaja akhir 44% responden memiliki pendidikan terakhir SD dan 88% pernah mendapatkan informasi tentang bahaya merokok dari berbagai media masa, media sosial seperti facebook dan dari bungkus rokok yang dihisapnya. Perilaku merokok Usia Total 12-16 th 17-25 th f % f % f % 6-14 batang/hari 2 13 7 43 9 56  15 batang/hari 1 6 6 38 7 44 Total 3 19 13 81 16 100 Uji Spearman Rho: P-value= 0,004 Tabel 3 Hubungan faktor usia dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji korelasi dengan Spearman rho diperoleh nilai P- value = 0,004 yang berarti bahwa ada hubungan antara usia dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar). Tabel 4 Hubungan faktor pendidikan terakhir dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Perilaku merokok Pendidikan terakhir Total SD SMP SMK f % % f % f % 6-14 batang/hari 3 19 5 31 1 6 9 56  15 batang/hari 4 25 2 13 1 6 7 34 Total 7 44 7 44 2 12 16 100 Uji Spearman Rho: P-value= 0,506 215Sunarianto, Wulandari, Darmawan, Faktor yang Berhubungan... Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa hasil uji korelasi dengan kruskal wallis diperoleh nilai p- value = 0,197 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara riwayat memdapatkan informasi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar). PEMBAHASAN Hubungan faktor usia dengan perilaku mero- kok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji korelasi Kruskall Wallis p-value=0,004 yang dapat dimaknai bahwa ada hubungan antara usia dengan perilaku merokok pada anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar). Seluruh responden dalam penelitian ini berusia remaja. Putro Zarkasih.K (2017) dalam hasil penelitiannya menga- takan bahwa remaja memiliki tubuh yang tampak seperti dewasa, namun apabila diperlakukan seperti orang dewasa remaja gagal menunjukan kedewasa- annya. Semua responden dalam penelitian ini berada pada usia remaja, dimana pada masa ini seseorang berupaya untuk menemukan jatidiri dengan berak- tualisasi di depan orang lain, terutama teman seba- yanya. Dalam proses tersebut tidak semua berjalan sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya. Seperti perilaku merokok, yang merupakan perilaku dari hasil belajar dari lingkungan disekitarnya. Jika teman sebayanya merokok maka remaja juga akan terdorong melakukan perilaku merokok, walaupun mereka tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehat- annya. Mereka tidak dapat berfikir dewasa, karena ingin mendapatkan pengakuan dari teman sebaya atau kelompoknya. Dari 13 responden (82%) berusia 17-25 tahun. Menurut Depkes RI da lam Guna rsa Y.D dan Gunarsa Y.S (2001) usia 17-25 tahun merupakan usia remaja akhir, pada usia tersebut mempunyai aspek psikis dan fisik yang mulai stabil, dapat berfikir realistis dan cara pandangnya baik sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Perilaku merokok pada usia remaja akhir ini merupakan perilaku yang kemungkinan sudah terbentuk disaat mereka masih berusia remaja awal dimana perkem- bangan psikologisnya h labil, setelah masuk usia remaja akhir dapat berfikir realistis, mereka masih terus merokok dengan jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap setiap harinya tergolong banyak dari 13 responden 6 orang berperilaku merokok  10 batang/hari dalam satu minggu terakhir, sehingga dapat disimpulkan perilaku merokok yang dilakukan oleh responden adalah perilaku yang menetap. Berdasarkan tabel 1, 3 responden (18%) ber- usia 12-16 tahun. Dari 3 responden tersebut 2 orang merokok 5-9 batang/hari dalam satu minggu terakhir. Menurut Depkes RI da lam Guna rsa Y.D dan Gunarsa Y.S (2001) usia 12-26 tahun merupakan usia remaja awal, pada usia tersebut mempunyai aspek psikis yang masih labil. Pada usia tersebut remaja masih cenderung mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Perilaku merokok pada 2 orang respon- den ini dipengaruhi oleh lingkungan, karena dalam komunitas PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) sebagian besar anggotanya berusia remaja akhir dan memiliki perilaku merokok. Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa hasil uji korelasi dengan Spearman rho diperoleh nilai p- value = 0,506 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan terakhir dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar). Perilaku merokok Mendapatkan informasi Total Pernah Tidak f % f % f % 6-14 batang/hari 7 43 2 13 9 56  15 batang/hari 7 43 0 0 7 43 Total 14 87 2 13 16 100 Uji Kruskal Wallis: P-value= 0,197 Tabel 5 Hubungan faktor riwayat pernah mendapatkan informasi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) 216 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 211–217 Hubungan faktor pendidikan terakhir dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Tabel 4 menunjukkan hasil uji korelasi Spearman rho p-value=0,506 yang dapat dimaknai bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan terakhir dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Hijriyah A (2016) yang menunjukan bahwa ada hu- bungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku merokok mahasiswa fakultas kedokteran universitas Unisyah. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain penge- tahuan, sikap, kepercayaan dan orang penting seba- gai referensi. Beberapa hal yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, pengalaman, keyakinan dan sosial budaya (Noto- atmodjo, 2012). Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi. Tetapi dalam penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan terakhir tidak mempengaruhi perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar), kemungkinan perilaku merokok mereka dipengaruhi oleh orang penting sebagai referensi. Orang penting tersebut adalah anggota lain yang berusia lebih tua. Menurut Bandura dalam Priyoto (2014) belajar melalui observasi jauh lebih efisien dibandingkan belajar melalui pengalaman langsung. Melalui observasi orang dapat menda- patkan respon yang tidak terhingga banyaknya, dan mungkin saja dikuti dengan hubungan dan pe- nguatan. Setiap malam minggu anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) berkumpul di bengkel putra sogok yang berada di daerah Ba- kung kabupaten Blitar, anggotanya memiliki banyak variasi usia, mulai usia 12 tahun sampai dengan 25 tahun, dalam kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan yang usia nya lebih muda menirukan perilaku yang lebih tua usianya, karena yang usia muda mengganggap mereka yang lebih tua memiliki banyak pengalaman dalam hidupnya dan dapat dijadikan role model. Temasuk model dalam berpe- rilaku merokok. Dari 7 responden yang berpendidikan terakhir SD, 3 responden merokok 6-15 batang/har i sedangkan 4 responden  15 batang/hari. Sedang- kan 7 responden yang berpendidikan terakhir SMP 5 responden merokok 6-14 batang/hari, dan 2 responden  15 batang/hari. Menurut Nasution (2007) ada tiga tipe perokok sesuai dengan banyak- nya batang yang dirokok antara lain: perokok berat menghisap  15 batang/hari, perokok sedang 6-14 batang/hari dan perokok ringan 5 batang/hari. Pada anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) yang mempunyai pendidikan terakhir SD mempunyai perilaku merokok berat, sedangkan yang berpendidikan terakhir SMP, 5 orang sebagai pelaku merokok sedang. Dalam teori TRH (Theory of reasoned Actionngan ) yang mengatakan bah- wa dengan adanya keyakinan maka akan mempe- ngaruhi sikap dan dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku (Priyoto,2014). Hal ini juga dapat disebabkan terbentuknya keyakinan yang kuat bahwa merokok merupakan perilaku yang tidak akan membahayakan kesehatan. Persepsi tersebut dapat terbentuk dari lingkungan, banyak orang yang ditemui responden mempunyai perilaku merokok sejak usia remaja namun tidak jatuh sakit. Hubungan riwayat mendapat informasi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji korelasi dengan kruskal wallis diperoleh nilai p- value = 0,197 yang berarti bahwa tidak ada hubung- an antara riwayat mendapatkan informasi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok anggota Putra Sogok Rancing Family Blitar. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku dalam pendapat antara lain; menggunakan kekuatan atau kekuasaan dan dorongan, pemberian informasi dan diskusi partisipasi. Pemberian informasi tentang cara hidup sehat, cara memelihara kesehatan dan cara menghindari penyakit akan meningkatkan pengetahuan seseorang tentang informasi yang diberikan. Pengetahuan akan mempengaruhi keya- kinan seseorang dan akan membentuk sikap. Sikap seseorang tentang suatu hal akan mendorong orang tersebut dalam berperilaku Notoatmodjo (2012). Penerimaan seseorang terhadap sebuah informasi dipengaruhi oleh banyak faktor, yang salah satunya adalah sumber informasi. Dalam penelitian ini menunjukan 86% respon- den pernah mendapatkan informasi dari berbagai sumber baik media sosial maupun media massa dan bahkan bungkus rokok merk tertentu mencantum- kan bahaya merokok. Tetapi sebagian responden yang pernah mendapatkan informasi tentang bahaya merokok berperilaku merokok berat (menghabiskan  15 batang/hari), sehingga dapat disimpulkan 217Sunarianto, Wulandari, Darmawan, Faktor yang Berhubungan... bahwah sumber informasi di media massa, media sosial atau bungkus rokok tidak efektif dalam mem- berikan informasi tentang bahaya merokok. Pembe- rian informasi dapat dilakukan dengan tehnik yang sesuai dengan anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar), misalkan penyuluhan dengan metode yang menyenangkan. Ada faktor lain yang mempengaruhi perilaku seseorang selain pemberian informasi yaitu diskusi partisipasi, yang merupakan cara untuk meningkatkan pemberian informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah. Artinya masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga harus aktif berpartisifasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya Notoatmodjo (2012). Setiap malam minggu anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) berkumpul dan melakukan diskusi tentang banyak hal, selain ten- tang otomotif juga tentang kesenangan lain salah satunya merokok, kesempatan ini dapat dimanfaat- kan untuk memberikan informasi dan melakukan diskusi tentang bahaya merokok KESIMPULAN Ada hubungan antara usia dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Tidak ada hubungan antara pendidikan terakhir dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Tidak ada hubungan antara riwayat menda- patkan informasi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) SARAN Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada petugas kesehatan setempat tentang perilaku merokok anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya untuk mengurangi dan mencegah perilaku merokok pada remaja khususnya anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan kepada perguruan tinggi untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan penyu- luhan bahaya merokok kepada anggota PSRFB (Putra Sogok Rancing Family Blitar) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan penelitian berikutnya DAFTAR PUSTAKA Arwani, P. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Bahaya Merokok Terhadap Perilaku Mengurangi Konsumsi Rokok Pada Remaja. Jurnal Semarang : STIKES Telogorejo Semarang.http://ejournal. st i ke st e l ogor ej o. a c. i d/ e jou r n a l / i n dex . ph p/ ilmukeperawatan/article/viewFile/121/146 Depkes RI.(2013). RISKESDAS. http://www.depkes.go.id/ resources/download /general/Hasil%20Riskesdas %202013 Gunarsa,S.D dan Gunarsa Y.S. (2001). Psikologi praktis:anak, remaja dan keluarga.Jakarta: BPK Gunung Mulia Hijriyah A. (2016). Hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku merokok mahasiswa fakultas kedokteran universitas Unsiyah setelah diberlakukan daerah bebas rokok. Electronic Theses and Dissertations (ETD): http://etd.unsyiah. ac.id/index.php?p= show_detail&id=27522 Kumboyono. (2010). Hubungan Perilaku Merokok dengan Motivasi Belajar Anak Usia Remaja. Jurnal komunitas.http://www.jurnalkomunitas.com. Nasution, K. I. (2007). Perilaku Merokok Pada Remaja. Universitas Sumatra Utara Medan. http://library.usu. ac.id Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Peri- laku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Purnomo, T.J. (2007). Intervensi Komunitas Untuk Menghentikan perilaku Merokok Remaja. Jurnal komunitas. http://www.jurnal komunitas.com. Priyoto.(2014). Teori sikap dan perilaku dalam kese- hatan. Jogjakarta: Nuha Medika Proverawati, Atika, & Eni R. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika Wijayanti,Citra, Rifqatussa’adah. .(2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja Kampung Bojong Rawalele Jati Makmur Bekasi. Global Medical Health Communication. Volume 5 nomor 3: http//:ejournal.Unisba.ac.id/ Index.phpo/gmhe Zarkasih.K .(2017). Memahami ciri dan tugas perkem- bangan masa remaja. Jurnal aplikasi ilmu-ilmu Agama volume 17. Nomor ejournal.uin-suka.ac.id/ pusat/aplikasi.