197Nurmawati, Sari, Hidayat, Hubungan antara Lama Pengobatan... 197 JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Hubungan antara Lama Pengobatan dengan Jumlah CD4 pada Penderita HIV/AIDS yang menjalankan Program Pengobatan Antiretrovial (ARV) Thatit Nurmawati1, Yeni Kartika Sari2, Aprilia Putri Hidayat3 1,2,3Prodi Keperawatan, STIKes Patria Husada Blitar, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 23/07/2019 Disetujui, 12/08/2019 Dipublikasi, 15/08/2019 Kata Kunci: HIV; CD4; Lama Pengobatan Abstrak HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Desain penelitian yang digunakan adalah metode Cross-Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita yang menjalankan program pengobatan antiretrovial HIV/AIDS di Poli Cendana RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar. dengan rata-rata kunjungan pasien adalah 40 orang perminggu. Peneliti menetapkan jumlah sampel yaitu 30 orang sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis menggunakan Spearman untuk mengetahui hubungan lama pengobatan dengan jumlah CD4. Hasil penelitian menunjukkan responden berada pada usia dalam rentang 20-30 dengan prosentase terbesar sebanyak 33,3%. Berdasarkan jenis kelamin mayoritas laki-laki sebanyak 53,3%. Hasil pendataan juga menunjukkan sebagian besar menjalakan terapi dengan pemberian Duviral dan Nevirapine pada prosentase 76,7. Responden dalam penelitian ini juga mendapat dukung- an keluarga yang baik (36,6%) meskipun terdapat juga dukungan keluarga yang buruk (3,3%). Tingkat kepatuhan tinggi juga terlihat dari distribusi responden yang menunjukkan prosentase sebesar 43,3% dan masih ada responden yang memiliki kepatuhan rendah. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara lama pengobatan dengan CD4 (p=0.007). Perlu evaluasi perhitungan jumlah CD4 sebelum pemberian ARV. © 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan Correspondence Address: Universitas Airlangga Surabaya- Jawa Timur, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: thatitnurmawati4@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v6i2.ART.p197–202 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 198 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 197–202 Abstract HIV is a health problem that threatens Indonesia and many countries around the world. The research design used is the Cross-Sectional method. The population in this study were patients who were carrying out the HIV / AIDS antiretrovial treatment program at the Ngudi Waluyo Hospital, with an average patient visit of 40 people a week. Researchers set a sample size of 30 people according to the inclusion and exclusion criteria. The analysis uses Spearman to find out the long-term relationship between CD4 counts. The results showed that the respondents were of the age range of 20-30 with the largest percentage being 33.3%. By the majority of men were 53.3% of men. The results of the data also show that most of the therapy with Duviral and Nevirapine was given at 76.7 percent. The re- spondents in this study also had good family support (36.6%) despite hav- ing poor family support (3.3%). The high compliance rate was also re- flected in the distribution of respondents showing a high percentage of 43.3% and still some respondents with low compliance. The results showed that there was no association between treatment duration and CD4 (p = 0.007). It is necessary to evaluate the calculation of CD4 counts before ARV is given. Relationship Between Duration of Treatment with CD4 Counts in People with HIV/AIDS Who are Running an Antiretroviral Treatment Program Article Information History Article: Received, 23/07/2019 Accepted, 12/08/2019 Published, 15/08/2019 Keywords: HIV, CD4, Treatment Duration 199Nurmawati, Sari, Hidayat, Hubungan antara Lama Pengobatan... PENDAHULUAN Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kese- hatan yang mengancam Indonesia dan banyak nega- ra di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2012). HIV memiliki jumlah kematian yang tinggi, yang dapat mengancam hidup penderita HIV tidak hanya melalui virus namun juga infeksi oportunistik (IO) dan komplikasi-komplikasi yang ditimbulkan- nya. Bahkan IO dapat menyerang berbagai macam organ, seperti saluran napas, saluran pencernaan, neurologis, kulit, dan lain sebagainya. IO terjadi aki- bat penurunan kekebelan tubuh. Jumlah CD4 (cluster of differentiation) menjadi metode untuk menilai status imunitas ODHA (orang dengan HIV/ AIDS). Diperkirakan jumlah penderita HIV di Indo- nesia secara kumulatif HIV & AIDS sampai dengan 2017 penderita HIVsebanyak 48.300 dan penderita AIDS 9.280. Provinsi Jawa Timur menduduki posisi pertama dengan jumlah kumulatif penderita 8.204 (Info datin, 2017). HIV (Human Immunodeficiency Virus) belum dapat disembuhkan namun infeksi dan replikasi HIV masih bisa dicegah dengan terapi pengobatan antiretroviral. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia virus. HIV diklasi- fikasikan ke da lam golonga n lentivirus atau retroviridae yang secara material genetik termasuk virus RNA yang tergantung pada enzim reverse transcriptase untuk dapat menginfeksi manusia dan menimbulkan kelainan patologi secara lambat. AIDS (Acquired Immuno Deficiency syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia dengan menginfekai sel limfosit T-helper (Zein, 2007). Virus HIV menginfeksi sel limfosit T helper melalui reseptor permukaan CD4 (Cluster of differentiation 4). CD4 merupakan rantai tunggal sebagai penanda status kesehatan sistem imun. CD4 akan berikatan dengan MHC II membentuk ikatan selanjutnya akan berikatan dengan virus HIV sehing- ga materi RNA virus akan masuk ke dalam sel limfosit T –helper. Virus HIV mampu mengubah RNA menjadi DNA sehingga sel limfdosit T helper menjadi rusak yang berakibat turunnya CD4 dan sistem imun menjadi lemah. Maka pemeriksaan CD4 dapat digunakan untuk menentukan pasien yang memerlukan pengobatan profilaksis IO dan terapi ARV. Rata rata penurunan CD4 adalah seki- tar 70-100 sel/mm3/tahun, dengan peningkatan sete- lah pemberian ARV antara 50 – 100 sel/mm3/tahun. Antiretroviral (ARV) dapat menurunkan ang- ka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyara- kat (Kemenkes RI, 2011). ARV memiliki 2 golongan yaitu NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) da n ARV golonga n NNRT I (Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) yang berperan menghambat proses perubahan kode genetik virus HIV dari RNA menjadi DNA. ARV yang tidak tepat dan rutin berdampak pada penurununan CD4 secara perlahan. HIV tanpa ARV mempunyai rata-rata CD4 kurang dari 200 sel/mm3 sehingga membutuhkan waktu 3,7 tahun untuk berkembang menjadi stadium AIDS. CD4 (cluster of differentiation) menjadi metode untuk menilai status imunitas ODHA (orang dengan HIV/ AIDS). CD4 adalah semacam darah putih atau limfosit. Pemeriksaan CD4 melengkapi pemeriksaan klinis untuk menentukan pasien yang memerlukan pengobatan profilaksis IO dan terapi ARV. Rata rata penurunan CD4 adalah sekitar 70-100 sel/mm3/ tahun, dengan peningkatan setelah pemberian ARV antara 50 – 100 sel/mm3/tahun. Suatu hasil penelitian menunjukan bahwa untuk mencapai tingkat supresi virus yang optimal setidak- nya 95% dari semua dosis tidak boleh terlupakan (Kemenkes RI, 2012). Hasil penelitian yang dilaku- kan oleh Donell (2010) menunjukkan keberhasilan pengobatan ARV dimana 77,2% ODHA yang minum ARV menunjukkan hasil yang positif dengan meningkatnya CD4 hingga diatas 200. Pada 88,7% ODHA kadar virus HIV dalam darah tidak terde- teksi lagi. Sementara yang memiliki kualitas hidup dan kondisi psikologis baik masing-masing lebih dari 70%. Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan kajian untuk mengetahui hubungan lama pengobatan ARV dengan jumlah CD4 pada penderita HIV positif. BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan adalah meto- de Cross-Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita yang menjalankan program peng- obatan antiretrovial HIV/AIDS di Poli Cendana RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar. Sampel dalam penelitian yaitu 30 orang sesuai kriteria inklusi dan ekslusi dengan teknik sampling menggunakan metode purposive sampling. Dengan kriteria inklusi: Responden berusia 20 – 60 tahun, dapat membaca 200 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 197–202 Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,07) antara lama pengobatan dengan jumlah CD4 pasien HIV Tingkat korelasi menunjukkan nilai 0,335 PEMBAHASAN Pada umumnya penderita HIV/AIDS berusia antara 20-30 tahun. Hal tersebut kemungkinan aki- bat aktivitas seksual yang tinggi pada usia produktif. Berdasarkan temuan pada 30 pasien menunjukkan bahwa sebagian besar sudah menjalankan peng- obatan selama 2-5 tahun dengan prosentase sebesar 90%. Hasil penelitian ini sejalan dengan Laporan ber- skala Nasional yang dilakukan Yayasan Spiritia, bahwa jumlah penderita laki-laki lebih banyak dari- pada penderita perempuan (Yayasan Spiritia, 2017). Kemungkinan terjadi akibat penularan melalui pe- kerja seks komersial (PSK) (Yuliandra dkk, 2017). Tren tersebut juga berlaku untuk tingkat regional maupun nasional (Yayasan Spiritia, 2017). dan menulis. Kriteria ekslusi : responden yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap. Penambilan informasi dengan melihat data pada rekam medik untuk mendapatkan informasi CD4 dan ARV. Analisis data dengan uji Spearman HASIL PENELITIAN Karakteristik f % Usia (tahun) 20-30 14 46,7 34-46 10 33,3 47-60 6 20 Jenis Kelamin Laki-laki 16 53,3 Perempuan 14 46,7 Jenis Obat Duviral, Nevirapine. 23 76,7 Duviral, Evapirenz. 2 6,7 FDC 4 13.3 TDF, 3TC, Nevirapine 1 3,3 Dukungan Keluarga Baik 11 36,6 Cukup 9 30,0 Kurang 9 30,0 Buruk 1 3,3 Kepatuhan Rendah 8 26,7 Sedang 9 30 Tinggi 13 43,3 Tabel 1 Karakteristik Responden Distribusi responden menggambarkan usia dalam rentang 20-30 dengan jumlah prosentase terbesar sebanyak 33,3%. Berdasarkan jenis kela- min mayoritas laki-laki sebanyak 53,3%. Hasil pen- dataan juga menunjukkan sebagian besar menjalan- ka n ter a pi denga n pember ia n Duvir a l da n Nevirapine pada prosentase 76,7. Responden dalam penelitian ini juga mendapat dukungan keluarga yang baik, terlihat dari jumlah prosentasenya mencapai 36,6% meskipun terdapat juga dukungan keluarga yang buruk sebesar 3,3%. Tingkat kepatuhan tinggi juga terlihat dari distribusi responden yang menunjuk- kan prosentase sebesar 43,3% dan masih ada res- ponden yang memiliki kepatuhan rendah. Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi pasien sebagian besar menjalankan pengobatan kurang dari 2 tahun dengan prosentase 43,3%. Kemudian sebesar 36,7 % pasien yang sudah menjalankan pengobatan selama 2-5 tahun. Lama Pengobatan HIV (tahun) f % < 2 13 43,3 2-5 11 36,7 >5 6 20 Tabel 2 Lama Pengobatan Distribusi responden berdasarkan Tabel 3 me- nunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki jumlah CD4 sebanyak 200-499 sebanyak 90%. Res- ponden tidak ada yang memiliki jumlah CD4 lebih dari 500 sel/mm3. CD4 f % <200 3 10 200-499 27 90 >500 0 0 Tabel 3 Jumlah CD4 Pada Penderita HIV/AIDS yang M e njal ank an Pr ogr am Pe ngobatan Antiretrovial (ARV) Lama Pengobatan N P (Value) Jumlah CD 40,335 30 0,07 Tabel 4 Hubungan lama pengobatan dengan jumlah CD4 penderita HIV AIDS 201Nurmawati, Sari, Hidayat, Hubungan antara Lama Pengobatan... Lama pengobatan berdasarkan distribusi seba- gian besar antara 2-5 tahun sebanyak 36,7%. Jenis ter api sebagian besar diberikan Duviral dan Nevirapine. Efek samping yang muncul pada peng- gunaan nevirapine adalah hepatotoksis, Steven- Johnson syndrome. Selain itu efek samping yang sering muncul adalah alegi terutama pada wanita dengan CD4 >250 dan pria dengan CD4 > 400 (Kemenkes RI, 2011). Jumlah CD4 sebagian besar dalam sebaran 200-499 sel/mm3 sebanyak 90%. Dijumpai juga responden dengan jumlah CD4 kurang dari 200 sel/mm3 sebanyak 10%. CD4 secara per- lahan turun sebelum pasien masuk pada tahap AIDS, jumlah virus HIV dalam darah meningkat sangat cepat (Pinsky L dan Douglas PH. 2009). Berdasarkan hasil penelitian ini juga menunjukkan sebagian besar lama pengobatan masih kurang dari 2 tahun. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara lama pengobatan ARV dengan jumlah CD4 (p=0,07) meskipun tingkat kepaturan responden yang tergolong tinggi sebanyak 43,3%. Sejalan dengan hasil penelitian Hutapean dkk pada tahun 2017. Berbeda dengan hasil penelitian yang menyatakan ada perubahan jumlah CD4 seiring dengan lama terapi ARV dari 6 bulan, 12 bulan, 24 bulan (Yasin dkk, 2011) Pada hasil penelitian ini diduga a kibat responden mengalami anemia. Menurut hasil penelitian Tesfaye pada 2014 menun- jukkan sebanyak 11,5% responden akan mengalami anemia setelah pemberian ARV. Meskipun ARV dirancang untuk tidak menyebabkan anemia namun pada dosis tertentu diketahui dapat menghambat proliferasi sel progeni sel darah dan dapat meng- akibatkan anemia. Anemia akan mempercepat pro- gresifitas infeksi HIV menjadi AIDS dan menye- babkan kematian meskipun sudah berikan ARV (Dash dkk, 2012 ). Pada hasil penelitian ini terdapat 10% responden dengan jumlah CD4 kurang dari 200 sel/mm3 (imunodefisiensi berat) meskipun sudah diberikan ARV. Kombinasi ARV dengan obat lain yang sering digunakan oleh penderita HIV beresiko interaksi yang kuat, terutama bagi pasien yang menderita penyakit infeksi oprtunistik. Interaksi obat tersebut dapat mengakibatkan penurunan efektifitas obat, kegagalan terapi bahkan bisa menyebabkan resis- tensi terhadap ARV (Kredo dkk, 2016, Tseng dkkm 2013). ARV tidak berhubungan dengan jumlah CD4 juga terjadi pada negara lain, kebanyakan terjadi pada responden yang menjalani pengobatan jangka panjang setelah 4 tahun terapi ARV (Kelley dkk, 2009). Hal tersebut juga sejalan dengan hasil pene- litian ini yang menunjukkan 20% responden sudah menjalani terapi lebih dari 5 tahun KESIMPULAN Tidak ada hubungan antara lama pengobatan dengan jumlah CD4 dengan p= 0.007. SARAN Perlu penelitian lebih lanjut mengenai peng- hitungan jumlah CD4 sebelum pengobatan. DAFTAR PUSTAKA Dash KR, Meher LK, Hui PK, Mohanty SP, Nayak SN. High Incidence of Zidovudine Induced Anaemia in HIV Infected Patients in Southern Odisha. Indian J Hematol Blood Transfus. 2012;28 (4)(October):242 Kelly CF, Kitchen CMR, Hunt PW, et al. Incomplete Peripheral CD4(+) Cell Count Restoration in HIV- Infected Pa t i en t s Recei vi ng Lon g-Ter m Ant ir etr ovi ra l T rea tm en t . Cl i n Infect Dis. 2009;48(6):787-794) Kredo, T., Mauff, K., Workman, L., Van der Walt, J. S., Wiesner, L., Smith, P. J., Barnes, K. I. (2015). The interaction between artemetherlumefantrine and lopinavir/ritonavir-based antiretroviral therapy in HIV-1 infected patients. BMC Infectious Diseases, 16(1), 30. Nasruddin, E. (2010). Psikologi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Pinsky L, Douglas P.H. (2009).The Columbia University Handbook on HIV and AIDS. Columbia: Columbia University. Sugiharti., Yuyun, Y., dan Lestari, H. (2014). Gambaran Kepatuhan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Dalam Minum Obat ARV di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (online), http://ejournal.litbang.depkes. go.id/index.php/kespro/article/dowmload /3888/ 3733). Tesfaye Z, Enawgaw B. Prevalence of Anemia Before and After Initiation of Highly Active Antiretroviral Therapy Among HIV Positive Patients in Northwest Ethiopia: A Retrospective Study. BMC Res Notes. 2014;7:1-5 Tseng, A. L., la Porte, C., & Salit, I. E. (2013). Significant int eraction bet ween act ivat ed charcoal and antiretroviral therapy leading to subtherapeutic drug concentrations, virological breakthrough and development of resistance. Antiviral Therapy, 18(5), 735–738 202 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 197–202 UNAIDS, WHO. (2008). AIDS Epidemic Update 2008. Online. http://www.who.int World Health Organization. (2006). The Stop HIV Strategy. Zein, Umar, dkk. (2007). 100 Pertanyaan Seputar HIV/ AIDS Yang Perlu Anda Ketahui. Medan: USU press; 1-44. Yassin NM, Maranty H, Ningsih R.( 2011) Analisis respon terapi antiretroviral pada pasien 40 HIV / AIDS. Maj Farm Indones. 2011;22(3):212–22.). Yayasan Spiritia. (2017). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia.Retrieved September 25, 2017, from http:/ /spiritia.or.id/Stats/