241Agustiningsih, Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping... 241 JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping pada Mahasiswa Keperawatan Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 12/08/2019 Disetujui, 29/08/2019 Dipublikasi, 30/08/2019 Kata Kunci: Stres Akademik, Strategi Koping, Mahasiswa Keperawatan Abstrak Stres akademik pada mahasiswa keperawatan merupakan hal yang biasa terjadi karena mahasiswa keperawatan harus memenuhi kompetensinya dari perkuliahan dan praktek di rumah sakit. Untuk mengatasi stres akademik mahasiswa bisa menggunakan strategi koping. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran stres akademik dan strategi koping pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan (DIII Kepe- rawatan dan S1 Keperawatan) yang memenuhi kriteria penelitian dengan pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 18 – 20 April 2018. Pengumpulan data tentang stres akademik dan strategi koping menggunakan kuesioner Student Nursing Stres Index (SNSI) dan kuesioner Way Of Coping. Data hasil penelitian dianalisa secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami stres tingkat sedang yaitu 24 orang (47,06%). Sedang- kan untuk strategi koping didapatkan data bahwa seluruh mahasiswa dalam menghadapi stres akademik menggunakan strategi koping yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Pemilihan strategi koping yang tepat oleh mahasiswa dalam menghadapi stres akademik akan mempengaruhi keberhasilan akademik. Oleh karena itu diperlukan peran dari pembimbing akademik, orang tua / keluarga, teman, dan motivasi dari dalam diri mahasiswa sendiri serta pentingnya peran lembaga bimbingan konseling yang ada di perguruan tinggi. © 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan Nia Agustiningsih Prodi Keperawatan, STIKes Kepanjen Malang Correspondence Address: STIKes Kepanjen Malang- Jawa Timur, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: anisa.hanifa1115@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI:10.26699/jnk.v6i2.ART.p241–250 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 242 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 241–250 Abstract Academic stres on nursing students is a common thing because nursing students must fulfill their competence from lectures and practice at the hospital. To overcome academic stres students can use coping strategies. The purpose of this study was to determine the description of academic stres and coping strategies for nursing students. This research is a descrip- tive research. The population in this study were nursing students (DIII Nursing and S1 Nursing) who met the criteria of the study with sampling, namely purposive sampling. Data collection was conducted on April 18- 20 2018. Data collection about academic stres and coping strategies us- ing the Student Nursing Stres Index (SNSI) questionnaire and Way of Cop- ing questionnaire. The results of the research were analyzed descriptively and displayed in the form of frequency distribution and narrative tables. Based on the results of the study, it was found that most students experi- enced moderate levels of stres that is 24 people (47.06%). Whereas for coping strategies, acquired that all students in the coping academic stres using coping strategies problem focused coping and emotion focused cop- ing. Choosing the right coping strategies by students in dealing with aca- demic stres will affect academic success. Therefore, the role of academic mentors, parents or family, friends, and motivation from within the stu- dents themselves is needed as well as the importance of the role of counsel- ing institutions in universities. The Description ff Academic Stres and Coping Strategy of Nursing Students Article Information History Article: Received, 12/08/2019 Accepted, 29/08/2019 Published, 30/08/2019 Keywords: Academic Stres, Coping Strategy, Nursing Student 243Agustiningsih, Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping... PENDAHULUAN Mahasiswa sebagai individu yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dalam kegiatannya tidak terlepas dari stres. Menurut Kumar (2011) stres merupakan bagian dari faktor yang mempengaruhi proses dalam pendidikan dan kesejahteraan maha- siswa. Waghachavare et al (2013) menyampaikan berdasarkan hasil penelitiannya bahwa stres aka- demik merupakan salah satu hal penting yang menjadi salah satu penyebab stres. Stres akademik adalah stres yang berhubungan dengan proses men- jalani kegiatan pendidikan yang terjadi dalam masa pendidikan yang disebabkan karena tuntutan yang timbul selama seseorang dalam masa pendidikan dan terjadi bila mengalami ketegangan emosi ketika terjadi kegagalan dalam memenuhi tuntutan tersebut (Thawabieh and Naour, 2012). Menurut Szalavitz (2011) angka kejadian stres pada mahasiswa di dunia sebesar 38-71%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Labrague (2018) dihasilkan data bahwa mahasiswa keperawatan mengalami stres akademik dan stres eksternal yang lebih tinggi dari pada mahasiswa fisioterapi, farmasi, kedokter a n gigi dan kedoktera n. Sedangka n menurut Morita (2014) pada penelitiannya terhadap mahasiswa DIII keperawatan didapatkan data bah- wa salah satu faktor yang menjadi stressor maha- siswa adalah kondisi lingkungan fisik, lingkungan sosial dan beban belajar. Berdasarkan studi penda- huluan yang dilakukan di STIKes Kepanjen pada tanggal 4 April 2016 pada 10 mahasiswa yaitu 5 mahasiswa program studi DIII keperawatan dan 5 mahasiswa program studi S1 keperawatan yang memiliki nilai IPK  2,50 didapatkan data bahwa 5 mahasiswa menyampaikan sering absen dan masuk di keperawatan adalah karena dorongan orang tua sehingga sebenarnya kurang menyukai jurusan keperawatan, 3 orang menyampaikan sulit mengikuti pelajaran di kelas dan 2 orang menyampaikan tidak bisa mengatur waktu untuk belajar. Menurut Kumar (2011) bahwa mahasiswa yang mengalami stres dapat menjadi mudah marah, menunjukkan kurangnya konsentrasi, penurunan prestasi akademik, hubungan interpersonal yang buruk, insomnia dan sering absen dalam proses pendidikan. Menurut Pulido et al (2012) mahasiswa keperawatan juga mengalami stres akademik dengan proses pendidikan yang dijalaninya. Menurut Pulido et al (2012) yang menyebabkan stres pada mahasiswa adalah bersumber dari kehidupan akade- miknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tun- tutan internal. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua, kompetensi perkuliahan dan mening- katnya kompleksitas materi perkuliahan yang sema- kin lama semakin sulit. Tuntutan internal bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan menurut Waghacha vare et al (2013) masalah yang biasa ditemui mahasiswa adalah permasalahan akademik diantaranya yaitu materi pembelajaran yang cukup banyak dan rumit, tekanan dalam menghadapi ujian, nilai IPK yang rendah, terancam drop out dan masalah akademik lainnya. Sedangkan masalah nonakademik dianta- ranya yaitu masalah keuangan, masalah keluarga, masalah akomodasi, masalah interpersonal maupun intrapersonal, dan masalah-masalah sosial lainnya. Menurut Lal and Rohtak (2014) bahwa beban belajar mahasiswa keperawatan cukup berat karena mahasiswa dituntut tidak hanya harus melakukan kegiatan akademik dan praktek klinik tetapi juga menjaga keseimbangan dalam kehidupannya seba- gai seseorang yang menuju dewasa. Beberapa kon- disi yang menyebabkan mahasiswa perawat stres antara lain: merasa tidak mampu merawat pasien yang sakit berat, kesulitan berinteraksi dengan fakultas, waktu belajar yang lama, penugasan yang banyak sehingga hari liburnya yang singkat, fre- kuensi ujian, laporan klinik dan penugasan lainnya (Lal and Rohtak, 2014). Pengalaman klinik di rumah sakit juga menyebabkan stres karena mereka harus melakukan persiapan yang cukup banyak dan lama sebelum praktek klinik agar tidak terjadi kekeliruan saat melakuan prosedur keperawatan yang dapat membahayakan pasien (Waghachavare et al, 2013). Pulido et al (2012) menambahkan bahwa beban akademik, masalah klinik dan masalah pribadi juga menjadi faktor penyebab stres. Sebenarnya penyebab stres akademik meru- pakan hal yang normal terjadi karena stres akade- mik merupakan bagian dari perkembangan diri seperti menyesuaikan diri dengan tatanan sosial baru, mendapatkan peran dan tanggungjawab baru sebagai mahasiswa, mempunyai beban belajar dan konsep-konsep pendidikan yang berbeda dengan masa sekolah sebelumnya, kegiatan/beban akade- mik yang tinggi, belajar mengatur masalah keuangan, ketidakmampuan dalam manajemen waktu, harapan dan tantangan terhadap pencapaian akademik, perubahan gaya hidup dari masa yang sebelumnya dan perkembangan konsep diri (Regehr, Glancy and Pitts, 2013). 244 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 241–250 Respon stres dari setiap mahasiswa berbeda, tergantung pada kondisi kesehatan, kepribadian, pe- ngalaman sebelumnya terhadap stres, mekanisme koping, jenis kelamin, dan usia, besarnya stressor, dan kemampuan pengelolaan emosi dari masing- masing individu (Potter & Perry, 2012). Menurut Alazayyat dan Algamal (2014) bahwa stres dapat memicu seseorang untuk berperilaku negatif dan berperilaku positif. Dalam hal ini penilaian seseorang terhadap stressor akan menentukan upaya dalam menghadapi stressor. Menurut Stuart dan Sundeen (2016), bahwa semua upaya yang diarahkan untuk mengelola stres baik itu yang konstruktif maupun yang destruktif disebut dengan koping. Ada dua strategi koping yang biasanya digu- nakan oleh individu dalam menghadapi stres, yaitu: problem solving focused coping yaitu individu bertindak aktif melakukan alternatif penyelesaian masalah yaitu dengan menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres dan emotion focused coping yaitu individu berupaya untuk mengatur emosinya untuk menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Berdasarkan penelitian Kumar (2011) dijelaskan bahwa pada umumnya mahasiswa keperawatan melakukan strategi koping yaitu dengan penyimpangan dan mencari dukungan sosial. Sedangkan menurut Hakim dan Rahmawati (2015), menjelaskan bahwa individu menggunakan kedua cara yaitu problem solving focused coping dan emotion focused coping untuk mengatasi ber- bagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari (Hakim dan Rahma- wati, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 4 april 2016 pada 10 mahasiswa yaitu 5 mahasiswa program studi DIII keperawatan dan 5 mahasiswa program studi S1 keperawatan yang memiliki nilai IPK  2,50 tentang cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perma- salahan di pendidikan adalah 5 mahasiswa lebih sering menghindar yaitu sering tidak masuk kuliah dan 5 orang menyampaikan tetap mengikuti kuliah tapi tidak memperhatikan penjelasan dosen ketika di kelas. Dalam jangka panjang, stres akademik dapat memberikan dampak secara fisik dan mental pada mahasiswa sehingga kemampuan dalam mengatasi stres atau yang disebut dengan koping merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa (Kumar, 2011). Oleh karena itu penting bagi sebuah institusi pendidikan tinggi untuk bisa mengidentifikasi adanya stres pada mahasiswa dan strategi koping yang digunakan dengan melakukan kordinasi dan komunikasi melalui pembimbing akademik dan bim- bingan konseling. Denagn adanya identfikasi terse- but diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mahasiswa sehingga mahasiswa bisa menyelesaikan tugas akademiknya. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan studi tentang gambaran stres aka- demik dan strategi koping pada mahasiswa kepe- rawatan di STIKes Kepanjen. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan pada tanggal 18 – 20 april 2018. Variabel dalam penelitian ini adalah stres akademik dan strategi koping. Populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa DIII Keperawatan dan S1 Keperawatan. Penga mbila n sa mpel dila kuka n tehnik purposive sampling dengan kriteria penelitian yang sudah ditentukan oleh peneliti yaitu mahasiswa DIII dan S1 keperawatan yang aktif, mahasiswa S1 Ke- perawatan Tingkat III, mahasiswa DIII Kepera- watan Tingkat II dan mahasiswa DIII dan S1 kepe- rawatan yang bersedia menjadi responden. Instrumen yang digunakan untuk mengum- pulkan data adalah kuesioner Student Nursing Stres Index (SNSI) yang terdiri dari 22 pernyataan dan kuesioner Way Of Coping yang terdiri dari 49 pernyataan. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. Dalam penelitian ini memperhatikan etika penelitian yaitu Informed consent, Anonymity, Confidentiality, justice, beneficience, non maleficience. HASIL PENELITIAN Hasil yang diperoleh dari penelitian ditampilkan dalam Tabel 1 distribusi frekuensi dan narasi sebagai berikut: 245Agustiningsih, Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping... Variabel Kategori Jumlah N % Jenis Kelamin Laki-Laki 18 35,30% Perempuan 33 64,70% Total 51 100% Usia Usia 18 – 20 tahun 29 56,86% Usia 21 – 23 tahun 22 43,14% Total 51 100% Program Studi DIII Keperawatan 30 58,82% S1 Keperawatan 21 41,18% Total 51 100% Tingkat II 30 58,82% III 21 41,18% Total 51 100% Tinggal Bersama Kost 14 27,45% Saudara 1 1,96% Orang Tua 35 68,63% Pondok Pesantren 1 1,96% Total 51 100% Tabel 1 Karakteristik Responden Variabel Kategori Jumlah N % Stres Ringan 16 31,37% Sedang 24 47,06% Berat 10 19,61% Sangat Berat 1 1,96% Total 51 100% Tabel 2 Tingkat Stres Akademik Variabel Stres Kategori Jumlah N % Beban akademis Tinggi 13 25,49% Sedang 24 47,06% Rendah 14 27,45% Total 51 100% Masalah klinik Tinggi 22 43,14% Sedang 18 35,29% Rendah 11 21,57% Total 51 100% Masalah personal Tinggi 35 68,63% Sedang 15 29,41% Rendah 1 1,96% Total 51 100% Konflik kepentingan Tinggi 29 56,86% (Interface worries) Sedang 22 43,14% Total 51 100% Tabel 3 Komponen Penyebab Stres Akademik 246 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 241–250 PEMBAHASAN Tingkat stres mahasiswa Berdasarkan Tabel 2 bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami stres tingkat sedang yaitu 24 orang (47,06%). Menurut Zhang et al (2017) bahwa stres akademik sering terjadi pada maha- siswa keperawatan. Stres akademik yang tidak teratasi bisa menyebabkan depresi pada mahasiswa. Menurut Bahadir (2016) bahwa stres sering terjadi pada mahasiswa perempuan dari pada laki- laki. Berdasarkan Tabel 1, sebagian besar responden Problem Focused Coping Kategori Jumlah N % Seeking Informational Support Tinggi 12 23,53% Sedang 33 64,71% Rendah 6 11,76% Total 51 100% Seeking Social Support Tinggi 10 19,61% Sedang 30 58,82% Rendah 11 21,57% Total 51 100% Confrontatif Tinggi 16 31,38% Sedang 31 60,78% Rendah 4 7,84% Total 51 100% Tabel 4 Penggunaan Problem Focused Coping Emotional Focused Coping Kategori Jumlah N % Distancing Tinggi 5 9,80% Sedang 32 62,75% Rendah 14 27,45% Total 51 100% Self Control Tinggi 11 21,57% Sedang 32 62,75% Rendah 8 15,68% Total 51 100% Escape Avoidance Tinggi 5 9,80% Sedang 37 72,55% Rendah 9 17,65% Total 51 100% Reappraisal Positip Tinggi 21 41,18% Sedang 26 50,98% Rendah 4 7,84% Total 51 100% Tabel 5 Penggunaan Emotional Focused Coping adalah perempuan yaitu 33 orang (64,70%). Namun hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilaku- kan oleh suwartika dkk (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara jenis kelamin dnegan tingkat stres. Dari beberapa hasil penelitian tersebut bahwa dalam menghadapi stres dan me- milih strategi koping dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing individu dalam mempersepsikan sebuah stressor. Keluarga memiliki peran penting bagi maha- siswa dalam menghadapi stres akademik. Dari Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa 247Agustiningsih, Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping... tinggal bersama dengan orang tua yaitu 35 orang (65,63%). Menurut Wolf et al (2015) bahwa adanya dukungan sosial dari keluarga dan teman akan membantu mahasiswa dalam menghadapi stres akademik. Dengan adanya keluarga maka maha- siswa bisa menceritakan permasalahan yang diha- dapi selama belajar di perkuliahan maupun di praktik klinik. Namun Wolf et al (2015) menjelaskan bahwa beberapa mahasiswa lebih memilih untuk meme- cahkan permasalahannya sendiri dari pada berbagi dengan keluarga dan teman. Dari Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa adalah DIII Keperawatan yang mendu- duki tingkat II yaitu sejumlah 30 orang (58,82%) dan mahasiswa S1 Keperawatan yang menduduki tingkat III yaitu 21 orang (41,18%). Dari data tersebut diketahui bahwa mahasiswa di atas masih baru pertama kali praktek di klinik sehingga penga- laman pertama dalam menghadapi praktek klinik akan menimbulkan situasi yang tidak nyaman yang menyebabkan stres. Menurut Turner and Mccarthy (2016) menjelaskan bahwa mahasiswa yang baru pertama kali praktek di klinik dengan mahasiswa yang sudah memiliki ketrampilan klinik yang ahli (sering praktek di klinik) memiliki stressor yang berbeda. Mahasiswa yang baru pertama kali praktik di klinik akan mengalami kondisi yang penuh dengan stres dan mengalami perasaan yang negatif (Bahadir, 2016). Berdasarkan Tabel 1 bahwa 29 orang (56,86%) berusia 18 – 20 tahun. Usia 18 – 20 merupakan usia memasuki tahap usia remaja akhir (Suwartika dkk, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suwartika (2014) didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara usia dengan stres akademik yaitu bahwa semakin tinggi usia maka tingkat stres sema- kin ringan. Hal ini disebabkan karena semakin ber- tambah usia maka pengalaman individu menghadapi stressor semakin bertambah. Faktor yang menyebabkan stres akademik Menurut Yang and smith (2016) bahwa stres yang terjadi pada mahasiswa keperawatan lebih tinggi dari pada mahasiswa lain. Faktor yang menye- babkan stres akademik meliputi masalah akademik, masalah personal, masalah klinik dan konflik kepentingan (Yildirim et al, 2016; Yang and Smith 2016). Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki beban akademik tinggkat sedang yaitu berjumlah 24 orang (47,06%). Menurut Yang and Smith (2016) salah satu yang menjadi masalah akademik adalah ketakutan kegagalan, lingkungan yang kompetitif dan beban yang berat. Sumber stres pada bida ng a kademik a da la h banyaknya tugas yang harus dikerjakan, kurikulum dengan beban yang tinggi, persaingan antar teman untuk mendapatkan nilai yang tinggi dan banyaknya bahan materi yang harus dipelajari dan dikuasai oleh mahasiswa perawat (Bahadir, 2016; Zhang et al, 2017). Kurikulum profesi keper awa tan berbeda dengan kurikulum profesi yang lain yaitu pada kurikulum perawat merupakan gabungan antara pra ktek klinik dengan pengetahuan sehingga mahasiswa perawat untuk menjadi mahasiswa yang berkompeten harus menguasai kedua hal tersebut. Banyaknya materi yang harus dipelajari oleh maha- siswa keperawatan mendorong mahasiswa kepera- watan untuk mampu membagi waktu sehingga bisa mengerjakan tugas, melakukan praktikum sesuai jadwal dan mempelajari materi sebagai bahan ujian. Bahadir (2017) menjelaskan bahwa kesulitan meng- atur waktu merupakan salah satu sumber stres dari beban akademik yang tinggi. Penyebab stressor akademik yang selanjutnya adalah masalah personal. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki masalah personal tinggi yaitu 35 orang (68,63%). Masalah personal yang menjadi sumber stres pada mahasiswa keperawatan adalah kondisi keuangan yang kurang (Turner and Mccarthy, 2016; Watson et al, 2018) dan kurangnya waktu untuk bersama kekuarga dan teman (Turner and Mccarthy, 2016; Yang and Smith, 2016). Turner and Mccarthy (2016) menjelaskan bahwa kurangnya waktu bersama keluarga akan menyebabkan mahasiswa kurang mendapatkan dukungan sosial dari keluarga. Karakteristik individu merupakan masalah personal yang berkontribusi terhadap stres akade- mik. Karakteristik individu terdiri dari jenis kelamin, kondisi psikologis, ketahanan atau kekuatan diri, tingkat spiritual serta kecerdasan emosional dan ketahanan (Bahadir, 2016). Mahasiswa yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang baru yaitu klinik akan bisa menyesuaikan diri dan ber- tahan terhadap lingkungan klinik. Mahasiswa yang tertarik terhadap lingkungan klinik juga akan mem- pengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa. Maha- siswa keperawatan yang memiliki pribadi yang kuat akan mampu bertahan dalam menghadapi ling- kungan praktek di klinik meskipun mengalami sedikit stres. Interpretasi setiap mahasiswa keperawatan 248 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 241–250 dalam menanggapi stressor akan menentukan tindakan dalam memecahkan masalah. Menurut Bahadir (2016) masalah personal lain yang mem- pengaruhi keberhasilan di lingkungan klinik adalah karakteristik individu yang terdiri dari kemampuan komunikasi, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan beradaptasi. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa merasakan masalah klinik tingkat tinggi yaitu sejumlah 22 orang (43,14%). Menurut Wolf et al (2015) praktek klinik merupakan sumber stres utama pada mahasiswa keperawatan. Maha- siswa keperawatan yang praktek klinik tidak hanya stres karena hubungan interpersonal dengan pem- bimbing klinik dan staf namun mahasiswa juga stres karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki, ketrampilan klinis yang tidak aman, merawat pasien yang sekarat, takut gagal, penempatan klinik, ku- rangnya kompetensi klinik, ketakutan membuat kesalahan, konflik interpersonal dengan pasien, staf dan beberapa relasi lain yang ada di lingkungan praktek, perbedaan antara teori dengan praktek serta kurangnya supervisi klinik (Gibbons, 2010; Wolf et al, 2015; Turner and Mccarthy, 2016; Yang and Smith, 2016; Bahadir, 2016). Faktor selanjutnya yang menyebabkan stres akademik adalah adanya konflik kepentingan (Yildirim et al, 2016; Yang and Smith 2016). Ber- dasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa yang mengalami konflik kepentingan yang tinggi yaitu sejumlah 29 orang (56,86%). Dalam konflik kepentingan (interface worries) mahasiswa sering dihadapkan pada masalah seperti kurang mempunyai waktu luang bersama keluarga atau teman, kurang bisa membagi waktu atau karena masalah keuangan. Menurut Reeve et al (2013) menjelaskan bah- wa pada waktu mahasiswa praktek di klinik maha- siswa harus membagi waktu antara menyelesaikan tugas dengan menyelesaikan tanggung jawab mahasiswa kepada pasien sebagai kompetensi mahasiswa yang sudah ditetapkan dari kampus dan mengikuti shift yang ada di tempat praktek. Aktivitas tersebut yang pada akhirnya akan merubah aktivitas normal mahasiswa keperawatan dengan mahasiswa lain dengan kelompok umur yang sama. Strategi Koping Mahasiswa dalam menghadapi stres akademik Interpretasi setiap mahasiswa keperawatan terhadap situasi dan kondisi yang terjadi selama praktek klinik akan mempengaruhi pemilihan stra- tegi koping. Koping adalah upaya kognitif dan perilaku yang digunakan untuk menghadapi stressor. Mahasiswa yang memiliki respon koping yang adaptif dalam menghadapi stres akademik akan memiliki ketahanan atau mampu bertahan, sebalik- nya dengan mahasiswa yang memiliki respon koping yang maladaptif (Zhang et al, 2017). Menurut Yildiz et al (2014) bahwa untuk menghadapi stres diperlukan koping. Koping aktif (koping yang berorientasi terhadap masalah) berfungsi untuk merubah atau mengatur situasi yang menyebabkan stres sedangkan koping pasif (koping yang berorientasi terhadap emosi) adalah respon emosi untuk mengahadapi stressor (Yildiz et al, 2014). Dalam menghadapi stressor diperlukan ke- percayaan diri pada seorang mahasiswa. Maha- siswa yang aktif akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan menggunakan pemecahan masalah sebagai koping dalam mneghadapi stressor (Yildiz et al, 2014). Lazarus and Folkman dalam Liu, et al (2015) menjelaskan bahwa koping yang berorientasi terhadap masalah terdiri dari seeking informational support, seeking social support dan confrontatif. Berdasarkan Tabel 4 sebagian besar maha- siswa yang menggunakan problem focused coping yaitu seeking informational support dengan kategori sedang terdiri dari 33 orang (64,71%), social seeking support dengan kategori sedang terdiri dari 30 orang (58,82%) dan confrontatif dengan kategori sedang yaitu 31 orang (60,78%). Yildiz et al (2014) menjelaskan bahwa maha- siswa yang mengalami tingkat stres yang rendah cenderung memilih menggunakan koping yang aktif (koping yang berorientasi pada masalah). Selain tingkat stres, pemilihan terhadap koping yang aktif (koping yang berorientasi pada masalah) dipenga- ruhi oleh adanya dukungan antar teman, dukungan keluarga, rasa optimis dan rasa percaya diri yang dimiliki oleh masing-masing individu mahasiswa. Mahasiswa denga n tingka t stres yang tinggi cenderung memilih koping yang pasif (koping yang berorientasi terhadap emosi) yang dilakukan dengan menghindar sehingga tidak mneyelesaikan masalah dan bisa menyebabkan depresi (Yildiz et al, 2014; Wolf et al, 2015). Mahasiswa yang masih muda cenderung menggunakan koping yang beorientasi pada emosi dari pada mahasiswa yang sudah tua. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang sudah tua sudah memiliki pengalaman yang lebih banyak dari pada mahasiswa yang masih muda (Yildiz et al, 2014). 249Agustiningsih, Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping... Dalam menghadapi stressor mahasiswa kepe- rawatan masih banyak yang menggunakan koping yang berorientasi pada emosi (Zhang et al, 2017; Labrague et al, 2018). Koping yang berorientasi terhadap emosi menurut Lazarus and Folkman dalam Liu et al (2015) meliputi distancing, self control, escape avoidance dan Reappraisal Po- sitip. Berdasarkan tabel 5 bahwa mahasiswa yang menggunakan Emotional Focused Coping yaitu distancing sebagian besar kategori sedang berjumlah 32 orang (62,75%), escape avoidance sebagian besar kategori sedang yaitu 37 orang (72,55%). Me- nurut Yildiz et al (2014) bahwa mahasiswa dengan tingkat stres yang tinggi cenderung menggunakan koping yang berorientasi terhadap emosi salah satunya yaitu dengan menghindari stressor atau lari dari stressor. Menghindari stressor atau lari dari stressor adalah koping yang bersifat hanya semen- tara karena stressor tidak diselesaikan namun hanya dihindari atau dijauhi. Dengan adanya kemampuan manajemen emosi yang baik maka dalam menghadapi stressor individu akan memiliki kontrol diri. Berdasarkan hasil pene- litian bahwa mahasiswa yang menggunakan emo- tional focused coping yaitu self control sebagian besar kategori sedang yaitu 32 orang (62,75%). Mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosi yang baik akan bisa memilih koping yang tepat dalam menghadapi stressor (Alconero, 2018). Alconero et al (2018) menjelaskan bahwa Reappraisal Positip adalah koping yang berfokus pada emosional yang menggunakan kognitif sebagai dasar dalam mempersepsikan suatu kejadian atau peristiwa. Dalam menghadapi sebuah stressor setiap individu akan menggunakan kognitif sebagai dasar untuk mempersepsikan stressor sehingga kan mem- pengaruhi sikap dan tindakan dalam menghadapi stressor. Berpikir positip terhadap stressor merupa- kan bentuk dari Reappraisal Positip. Berpikir positip merupakan cara yang efektif dalam meng- hadapi stressor, selain itu dengan berpikir positip akan mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis sebagai konsekuensi dari stressor (Wolf et al, 2015). Berdasarkan hasil penelitian bahwa mahasiswa yang menggunakan emotional focused coping yaitu Reappraisal Positip sebagian besar dengan kategori sedang yaitu 26 orang (50,98%). KESIMPULAN Sebagian besar mahasiswa mengalami stres tingkat sedang yaitu 24 orang (47,06%). Sedangkan untuk strategi koping seluruh mahasiswa dalam menghadapi stres akademik menggunakan strategi koping yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. SARAN Diharapkan peran institusi melalui proses bim- bingan dan konseling yang bisa dilakukan dalam pembimbingan akademik oleh dosen PA atau melalui proses bimbingan konseling untuk memberikan alternatif strategi koping yang tepat dalam penye- lesaian stres akademik. DAFTAR PUSTAKA Alconero-camarero, A. R., Sarabia-cobo, C. M., González- gómez, S., Ibáñez-rementería, I., Lavín-alconero, L., & Sarabia-cobo, A. B. (2018). Nurse Education Today Nursing students â€TM emotional intelligence, coping styles and learning satisfaction in clinically sim ul at ed pa l li a t ive ca r e scena r i os/ : An observational study. Nurse Education Today, 61(February 2017), 94–100. http://doi.org/10.1016/ j.nedt.2017.11.013 Alzayyat, A., & Al, E. (2014). A review of the literature regarding stres among nursing students during their clinical education, (1976), 406–416 Bahadir, E. (2016). ScienceDirect Academic and clinical stres , stres resources and ways of coping among Turkish first-year nursing students in their first clinical practice, 8, 2–8. http://doi.org/10.1016/ j.kontakt.2016.08.001 Gibbons, C. (2010). International Journal of Nursing Studies Stres , coping and burn-out in nursing students. International Journal of Nursing Studies, 47(10), 1299–1309. htt p:// doi .org/10.1016/ j.ijnurstu.2010.02.015 Hakim, S. N., & Rahmawati, B. A. (2015). Strategi Coping dalam Menghadapi Permasalahan Akademik pada Remaja yang Orang Tuanya mengalami Perceraian, 978–979 Kumar, R. (2011). Stres and Coping Strategies among Nursing Students. Nursing and Midwifery Research Journal, 7(4), 141–151. Labrague, L. J., Mcenroe, D. M., Alexis, J., Santos, A. D. L., & Edet, O. B. (2018). Nurse Education Today Examining stres perceptions and coping strategies among Saudi nursing students/: A systematic review. Nurse Education Today, 65(February), 192– 200. http://doi.org/10.1016/j.nedt.2018.03.012 Lal, K., & Rohtak, D. R. (2014). Academic Stres Among Adolescent In Relation To, 123–129 Liu, M., Gu, K., Wong, T. K. S., Luo, M. Z., & Chan, M. Y. (2015). ScienceDirect Perceived stres among Macao n ur si ng student s in t he cli n i ca l lea r ni n g environment. International Journal of Nursing 250 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 241–250 Sciences, 2(2), 128–133. http://doi.org/10.1016/ j.ijnss.2015.04.013 Morita, K. M.(2014). Stres Pada Mahasiswa Di Stikes Yarsi Sumbar Bukittinggi Tahun 2014, I(I). Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC Pulido-Marto, M., Augusto Linda, J. M., & Lopez-Zafra, E. (2012). Sources of stres in nursing students/ : a syst em at i c r eview of qua n t it a t ive st udies. International Nursing Review Regehr, C., Glancy, D., & Pitts, A. (2013). Interventions to reduce stres in university students: a review and meta-analysis. Journal of Affective Disorders. http:/ /doi.org/10.1016/j.jad.2012.11.026 Reeve, K. L., Shumaker, C. J., Yearwood, E. L., Crowell, N. A., & Riley, J. B. (2013). Nurse Education Today Perceived stres and social support in undergraduate nursing students â€TM educational experiences. YNEDT, 33(4), 419–424. http://doi.org/10.1016/ j.nedt.2012.11.009 Stuart, Gail Wiscarz. (2016). Prinsip dan Praktek: Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart.Singapore: Elsevier Thawabieh, A. M., & Naour, A. (2012). Assessing Stres a mong Un iversit y Studen t s Depar tm ent of Educational psychology Department of Educational psychology, 2(2), 110–116. Turner, K., & Mccarthy, V. L. (2016). Stres and anxiety among nursing students: A review of intervention strategies in literature between 2009 and 2015. Nurse Education in Practice. http://doi.org/10.1016/ j.nepr.2016.11.002 Waghachavare, V. B., Chavan, V. M., Dhumale, G. B., & Gore, a D. (2013). A Cross-Sectional Study of Stres Among Junior College Students in a Rural Area of Sangli District of Maharashtra . Innovative Journal of Medical and Health Science, 3(6), 294–297. Watson, R., Watanabe, K., Yamashita, A., Yamaguchi, M., Bradbury-jones, C., & Irvine, F. (2018). International Journal of Nursing Sciences Orignal Article A Japanese version of the stressors in nursing students ( SINS ) scale. International Journal of Nursing Sciences, 4–8. http://doi.org/ 10.1016/j.ijnss.2018.04.005 Wolf, L., Warner, A., & Ross, R. (2015). Nurse Education Today Predictors of Stres and Coping Strategies of US Accelerated vs . Generic Baccalaureate Nursing Students/ : An Embedded Mixed Methods Study. YNEDT, 35(1), 201–205. http://doi.org/10.1016/ j.nedt.2014.07.005 Yang, F., & Smith, G. D. (2016). PT SC. YNEDT. http:// doi.org/10.1016/j.nedt.2016.10.004 Yýldýrým, N., Karaca, A., Cangur, S., Acýkgoz, F., & Akkus, D. (2016). NU SC. YNEDT. http://doi.org/ 10.1016/j.nedt.2016.09.014 Yildiz, U., Ozbas, A., Cavdar, I., Yildizeli, S., & Onler, E. (2014). Nurse Education in Practice Assessment of nursing students â€TM stres levels and coping strategies in operating room practice. Nurse Education in Practice, 1–4. http://doi.org/10.1016/ j.nepr.2014.11.008 Zhang, Y., Peters, A., & Bradstreet, J. (2017). Journal of Professional Nursing Relationships among sleep quality , coping styles , and depressive symptoms among college nursing students/ : A multiple mediator model. Journal of Professional Nursing, 6–11. http://doi.org/10.1016/j.profnurs.2017.12.004