E:\Tita\D\Tita\April 15\Jurnal 15Nisa, Gambaran Risiko Penyakit Hipertensi ... 15 GAMBARAN RISIKO PENYAKIT HIPERTENSI PADA MAHASISWA (Description of Hypertension Disease Risk on Student) Uswatun Nisa Poltekkes Kemenkes Malang e-mail: nisa_u@gmail.com Abstract: Hypertension is the condition of blood pressure more than 120/80 mmHg in rest position. The purpose of this study illustrate the risk of hypertension at student Scienntific 3 Nursing Program Blitar Method: The research design was description design. The population are all students who study at Scienntific 3 Polytechnic Campus Health Ministry of Health Malang by 294 students, the total of samples this study were 224 student and using quota sampling technique. The data was collected by Risk Score for Predicting Near-Term Incidence of Hipertension. Result: The result showed that risk 1 years ago 100% have low risk, risk 2 years ago 99,1% have low risk, 9% have midle risk, and risk 4 years ago 93,8% have low risk, 5,4% have midle risk, 9% have high risk. Discussion: Recomendation from this study are expected to be used as as consideration to create a new program in of healthy prevent hypertension on students. Keywords: hypertension, students Abstrak: Hipertensi adalah suatu keadaan seseorang dengan tekanan darah diatas 120/80 mmHg pada saat istirahat. Tujuan dari penelitian ini menggambarkan risiko penyakit hipertensi pada mahasiswa pro- gram studi D3 Keperawatan Blitar. Metode penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini mahasiswa program studi D3 Keperawatan Blitar sebanyak 294 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 224 orang dan menggunakan quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan Risk Score for Predicting Near-Term Incidence of Hipertension. Waktu pengambilan data dilakukan pada tanggal 20 Februari–28 Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko 1 tahun kedepan rendah 100% (224), risiko 2 tahun kedepan rendah 99,1 % (222 mahasiswa), sedang 0,9 % (2 mahasiswa), dan risiko hipertensi 4 tahun kedepan rendah 93,8 (210 mahasiswa), sedang 5,4% (12 mahasiswa), tinggi 0,9% (2 mahasiswa). Rekomendasi dari penelitian ini adalah diharapkan dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk membuat program baru untuk meningkatkan pencegahan penyakit hipertensi. Kata Kunci: risiko, penyakit hipertensi, mahasiswa Penyakit Tidak Menular merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius) antara lain penyakit kardiovaskuler, stroke, diabetes, kanker, penyakit paru obstruktif kronik. Setiap tahun, PTM menyebabkan hampir 60% kematian di Indonesia, dan sebagian besar berusia di bawah 60 tahun (Buletin Penyakit Tidak Menular, 2012). Di Indonesia, survei kesehatan rumah tangga (SKRT) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi faktor risiko dari tahun 2001 ke tahun 2004, di antaranya hipertensi (8,3%–27,5%), hiperglikemia (12,7–18,3%), hiperkolesterol (6,5%– 12,9%) dan obesitas (12,7%–18,3). Dari angka tersebut menunjukkan prevalensi hipertensi tinggi sehingga perlu dilakukan deteksi dini risiko hipertensi. Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda maupun tua, entah orang kaya maupun miskin (Indriyani, 2009: 37). Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi. Gejalanya terkadang tidak terasa, maka hipertensi menjadi salah satu ACER Typewritten text Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 2, No. 1, April 2015 DOI: 10.26699/jnk.v2i1.ART.p015-019 IT Typewritten text © 2015 Jurnal Ners dan Kebidanan IT Typewritten text This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 16 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hlm. 15–19 penyakit yang disebut sebagai silent killer, karena penyakit hipertensi mengakibatkan berbagai kom- plikasi pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, ginjal, dan stroke di kemudian hari (Palmer, 2007). Faktor-faktor risiko pemicu timbulnya hiper- tensi, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat dikontrol, Faktor yang tidak dapat diubah antara lain keturunan, jenis kelamin, dan umur (Setiawan, 2008). Apabila riwayat hipertensi dida- patkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Hipertensi esensial primer 90% dimungkinkan karena faktor genetik atau keturunan. Pada umumnya pria memi- liki kemungkinan lebih besar terserang hipertensi dibanding wanita, Hipertensi berdasarkan gender ini dipengaruhi oleh faktor psikologi. Hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah ketika bertambah usia, jadi semakin tua usianya kemung- kinan seseorang menderita hipertensi semakin besar (Indriyani, 2009). Faktor yang dapat dikontrol adalah kegemukan, konsumsi garam berlebih, kurang olahraga, merokok, dan konsumsi alkohol (Setiawan, 2008). Makanan di era sekarang ini banyak lemak, tinggi kadar garam dapur seperti MSG atau vetsin serta kadar gula yang tidak terkontrol sudah menjadi bagian dari makanan cepat saji dengan cita rasa yang enak dan penam- pilan yang menarik serta kepraktisan mengkon- sumsinya membuat makan tersebut seakan menjadi kecenderungan global pada dewasa muda saat ini (Adib, 2009:73). Gaya hidup modern orang dewasa muda yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolahraga, dan berusaha mengatasi stres- nya dengan merokok, minum alcohol, atau kopi yang semua termasuk dalam daftar penyebab risiko hiper- tensi (Vitahealth, 2004). Usia dewasa muda yang merokok dan semakin besar jumlah rokok yang di- konsumsi per hari, maka risiko terserang hipertensi, termasuk stroke semakin besar (Indriyani, 2009). Hipertensi dapat menyerang berbagai usia, mu- lai usia muda sampai usia tua merupakan musibah apabila seseorang yang tergolong produktif justru terserang hipertensi, karena hipertensi dapat meng- akibatkan terganggunya fungsi ginjal, otak, jantung sehingga dapat menurunkan vitalitas tubuh yang berujung pada menurunnya produktivitas seseorang (Ridwan, 2009). Menurut Tedja tahun 2012 angka kejadian Hipertensi di Indonesia untuk usia dewasa muda pada laki-laki 48,2% dan pada perempuan 42,1%. Yang termasuk dalam usia muda adalah mahasiswa (Sarwono, 2012). Sebagian besar maha- siswa yang berasal dari luar daerah tempat pergu- ruan tinggi tersebut berada. Mereka jauh dari rumah dan biasanya mereka tinggal di kos-kosan maupun di asrama, mahasiswa merupakan sosok remaja yang paling banyak mendapatkan stressor dari lingkungan sekitar (Rahmawati, 2006). Menurut Aris (2007) sebagian besar mahasiswa mengkonsumsi makanan siap saji karena murah dan rasanya enak, sehingga ini dapat memicu terjadinya Hipertensi, sehingga 2 faktor ini dapat memicu terjadinya hipertensi. Berdasarkan data presensi Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Blitar tanggal 06 Januari 2014 Mahasiswa dengan jumlah mahasiswa adalah 294. Dari hasil studi pendahuluan setelah dilakukan wawancara pada 15 Mahasiswa program studi DIII Keperawatan Blitar didapat 5 orang mempunyai keturunan Hipertensi, 5 orang IMTnya >30 dalam kategori obesitas, dan 5 orang dalam pengendalian stressor dengan merokok. Keadaan ini merupakan fenomena bahwa mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Blitar mempunyai risiko menderita penyakit hipertensi, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti ”gambaran risiko penyakit hipertensi pada mahasiswa prodi D3 Keperawatan Blitar”. Rumusan masalahnya adalah bagaimanakah gambaran resiko penyakit hipertensi pada mahasis- wa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meng- gambarkan resiko penyakit hipertensi pada maha- siswa. Manfaat bagi instansi pendidikan adalah dapat menambah dan diintegrasikan dalam pembelajaran khususnya tentang resiko hipertensi. Manfaat bagi penelitian keperawatan adalah diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pendidik maupun mahasiswa tentang resiko hipertensi. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kampus 3 program studi D3 Keperawatan Blitar Polttekkes Kemenkes Malang dengan desain penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa program studi D3 keperawatan blitar pada tanggal 20–21 Februari 2014. Sampel dalam penelitian ini maha- siswa program studi D3 keperawatan blitar sejumlah 224 orang dan bersedia untuk menjadi responden. Penelitian ini menggunakan teknik sampling quota sampling. Pengolahan dan analisa data secara des- kriptif dan disajikan dalam bentuk tabel, dan gambar. Da ta diana lisa menggunaka n Risk Score for 17Nisa, Gambaran Risiko Penyakit Hipertensi ... Predicting Near-Term Incidence of Hipertension untuk mengetahui hasilnya yang sudah terprogram dalam Microsoft Excel. Hasil pengukuran Risk Score for Predicting Near-Term Incidence of Hipertension dalam bentuk persen (%). HASIL PENELITIAN Karakteristik responden tertera pada tabel di bawah. Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan bahwa resiko hipertensi mahasiswa prodi D3 keperawatan Blitar adalah risiko 1 tahun kedepan rendah 100% (224), risiko 2 tahun ke depan rendah 99,1 % (222 mahasiswa), sedang 0,9 % (2 mahasiswa), dan risiko hipertensi 4 tahun ke depan rendah 93,8 (210 maha- siswa), sedang 5,4% (12 mahasiswa), tinggi 0,9% (2 mahasiswa). PEMBAHASAN Pada risiko tinggi hipertensi 4 tahun kedepan 0,9% (2 mahasiswa), risiko tinggi penyakit hiper- tensi, dibuktikan bahwa tekanan darah sistol 135 mmHg, tekanan darah sistol 85 mmHg, merokok, dan mempunyai keturunan hipertensi. Peningkatan diastolik dianggap faktor risiko yang lebih penting daripada sistolik, namun pada usia lebih dari 50 tahun peningkatan angka sistolik menggambarkan risiko yang lebih besar (Sotomo, 2009). Selain tekanan darah sistol dan diastol, merokok merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Menurut Depkes (2010) merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah. Zat-zat kimia beracun sepertin nikotin dan karbonmonoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan bagian dalam pembuluh darah arteri dan meng- akibatkan proses kelenturan pembuluh darah serta tekanan darah tinggi. Selain itu keturunan merupa- kan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi me- nurut Adib (2009) Terjadi kecenderungan mengidap hipertensi didapat dari riwayat hipertensi didalam keluarga. Jika salah satu orang tua terkena hiper- tensi, maka kecenderungan anak menderita hiper- tensi juga lebih besar daripada mereka yang tidak Tabel 1. Usia No Usia F % 1 20 tahun 162 72,3 2 21 tahun 58 25,9 3 22 tahun 3 1,3 4 24 tahun 1 0,4 Tabel 2. Jenis Kelamin No Jenis Kelamin f % 1 Laki - Laki 73 32,6 2 Perempuan 151 67,4 Tabel 3. Makan Asin No Makan Asin F % 1 Ya 118 52,7 2 T idak 106 47,3 Tabel 4. Makan Makanan yang Mengandung MSG No Makanan MSG f % 1 Y a 160 71,4 2 T idak 64 28,6 Tabel 5. Makanan Berbahan Pengawet No Pengawet f % 1 Ya 62 27,7 2 Tidak 162 72,3 Tabel 6. Rutin Olahraga No Rutin Olahraga f % 1 Ya 100 44,6 2 T idak 124 55,4 Tabel 7. Konsumsi Alkohol No Konsumsi A lkohol f % 1 Y a 1 0,4 2 T idak 223 99,6 Tabel 8. Resiko Hipertensi mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Blitar berdasarkan Risk Score for Pre- dicting Near-Term Incidence of Hipertension Risiko hipertensi Kategori Jumlah Tinggi Sedang Rendah f % f % f % f % Risiko Hipertensi 1 tahun kedepan 0 0 0 0 224 100 224 1 00 Risiko Hipertensi 2 tahun kedepan 0 0 2 0,9 222 99,1 224 1 00 Risiko Hipertensi 4 tahun kedepan 2 0,9 12 5,4 210 93,8 224 1 00 18 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hlm. 15–19 memiliki orang tua penderita hipertensi. Menurut peneliti tekanan darah, merokok dan keturunan sangat berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi dikarenkan faktor ini mempunyai pengaruh terhadap pembuluh darah arteri sehingga dapat menyebabkan hipertensi Pada risiko sedang hipertensi 4 tahun kedepan sedang 5,4% (12 mahasiswa) sebesar 4% (1 maha- siswa) dan 1,8% (4 mahasiswa) termasuk dalam IMT termasuk dalam kategori berat badan berlebih tingkat berat. Adib (2009) penderita obesitas berisiko dua sampai enam kali lebih besar untuk terserang hipertensi dibandingkan orang-orang dengan berat badan yang normal. Menurut soetomo (2009) berat badan yang berlebih membuat aktivitas fisik jadi berkurang akibatnya pompa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Menurut peneliti sese- orang yang obesitas akan berisiko terserang penyakit hipertensi dikarenakan pompa jantung dan volume darah lebih tinggi sehingga risiko penyakit hipertensi pada seseorang yang obesitas lebih tinggi. Selain itu mahasiswa yang memiliki risiko 4 tahun kedepan yang memiliki risiko tinggi sebesar 0,4% (1 mahasiswa) suka makanan asin atau suka mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam. Menurut Ridwan (2009) konsumsi garam yang tinggi dapat mengakibatkan ion natrium di dalam bahan makanan akan diserap kedalam pem- buluh darah. Adanya ion natrium didalam darah akan mengakibatkan rentensi air, sehingga volume darah menjadi semakin meningkat dan kondisi dapat me- nimbulkan hipertensi. Peneliti berpedapat bahwa garam dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah sehingga faktor ini dapat me- nyebabkan hipertensi. Pada risiko tinggi 4 tahun kedepan sebesar 0,4% (1 mahasiswa) suka mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG. Menurut Indriyani (2009) monosodium glutamat (MSG) atau vetsin merupa- kan unsur yang menyebabkan hipertensi, salah satu sistem yang berperan dalam pengaturan tekanan darah adalah sistem Renin-angiotensin-aldosterone. Renin dihasilkan ginjal yang akan mengubah angio- tensin hati menjadi angiotensin I. Zat ini dengan ban- tuan Angiotensin Converting Enzyme (ACE) akan diubah menjadi Angiotensin II dan akan menggertak otak untuk merangsang sistem saraf simpatikus. Angiotensin II juga menyebabkan retensi natrium (sodium) dan merangsang sekresi aldosteron, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Peneliti berpendapat jika seseorang tersebut sering mengkonsumsi maka- nan yang mengandung MSG maka risiko hiperten- sinya akan tinggi. Pada risiko tinggi 4 tahun ke depan sebesar 0,4% (1 mahasiswa) suka mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG. Menurut Indriyani (2009) monosodium glutamat (MSG) atau vetsin merupa- kan unsur yang menyebabkan hipertensi, salah satu sistem yang berperan dalam pengaturan tekanan darah adalah sistem Renin-angiotensin-aldosterone. Renin dihasilkan ginjal yang akan mengubah angio- tensin hati menjadi angiotensin I. Zat ini dengan ban- tuan Angiotensin Converting Enzyme (ACE) akan diubah menjadi Angiotensin II dan akan menggertak otak untuk merangsang sistem saraf simpatikus. Angiotensin II juga menyebabkan retensi natrium (sodium) dan merangsang sekresi aldosteron, se- hingga terjadi kenaikan tekanan darah. Peneliti ber- pendapat jika seseorang tersebut sering mengkon- sumsi makanan yang mengandung MSG maka risiko hipertensinya akan tinggi. Pada risiko tinggi 4 tahun kedepan sebesar 0,9% (2 mahasiswa) tidak suka makan makanan yang berbahan pengawet, namun sebesar 25,9% (58 mahasiswa) yang memiliki risiko rendah suka mengkonsumsi makanan yang berbahan pengawet. Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga ke- seimbangan cairan dan mengatur tekanan darah. Tetapi asupannya yang berlebih tekanan darah akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan bertam- bahnya volume darah. Kelebihan natrium diakibat- kan dari kebiasaan menyantap makanan instan yang telah menggantikan bahan makanan segar. Gaya hidup serba cepat menuntut segala sesua- tunya serba instan, termasuk konsumsi makanan, padahal makanan instan cenderung menggunakan zat pengawet seperti natrium benzoat dan penyedap rasa seperti monosodium glutamat (MSG) (Sutomo, 2009). Peneliti berpendapat walaupun seseorang tersebut memiliki risiko rendah tetapi memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berbahan pengawet maka seseorang tersebut juga akan mem- punyai risiko yang tinggi karena zat yang berbahan pengawet dapat meningkat retensi air yang akan meningkatkan volume darah sehingga terjadi teka- nan darah yang tinggi. Pada risiko tinggi 4 tahun kedepan sebesar 0,9% (2 mahasiswa) tidak rutin melakukan olah raga. Menurut Sutomo (2009) Jika seseorang ku- rang gerak, frekuensi denyut jantung menjadi lebih 19Nisa, Gambaran Risiko Penyakit Hipertensi ... tinggi sehingga memaksa jantung bekerja lebih keras setiap kontraksi. Peneliti berpendapat bahwa orang yang tidak aktif cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jan- tungnya harus bekerja keras pada setiap kontraksi makin keras dan sering otot jantung harus memom- pa makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri sehingga mahasiswa yang tidak rutin berolah raga memicu risiko hipertensi. Dari hasil data yang memiliki risiko tinggi sebe- sar 0,9% (2 mahasiswa) tidak suka minum minuman yang berakohol, namun sebesar 0,4%(1 mahasiswa) yang memiliki risiko rendah suka minum minuman yang berakohol. Penelitian Sugiharto (2007) kebiasa- an sering minum alkohol tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi. Namun pendapat ini bertentangan dengan Palmer (2007) minum alkohol terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko kom- plikasi kardiovaskuler, panduan terbaru diinggris menyarankan agar pria dengan tekanan darah tinggi membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 21 unit per minggu (sekitar 10 pint bir berkadar alkohol sedang atau ringan per minggu), dan wanita tidak lebih dari 14 unit per minggu. Sehingga peneliti ber- pendapat bahwa mengkonsumsi alkohol dapat me- ningkatkan plasma katekolamin yang dapat meng- akibatkan hipertensi jika seseorang tersebut memiliki risiko rendah akan tetapi suka minum minuman yang berakohol akan terjadi kecenderungan terkena penyakit hipertensi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Risiko penyakit hipertensi mahasiswa prodi D3 keperawatan Blitar, risiko 1 tahun ke depan rendah 100% (224), risiko 2 tahun kedepan rendah 99,1% (222 mahasiswa), sedang 0,9% (2 mahasiswa), dan risiko hipertensi 4 tahun kedepan rendah 93,8 (210 mahasiswa), sedang 5,4% (12 mahasiswa), tinggi 0,9% (2 mahasiswa). Saran Kepada tempat penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan data tentang penyakit hipertensi terkait dengan risiko hipertensi di prodi D3 Keperawatan Blitar, serta ada- nya kesadaran mahasiswa terkait dengan pence- gahan penyakit hipertensi dengan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat di kontrol. Sebagai mahasiswa yang memiliki risiko rendah untuk mempertahankan gaya hidupnya agar tetap pada risiko rendah, untuk mahasiswa yang memiliki risiko sedang dan tinggi agar mengubah pola hidupnya agar risikonya rendah. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil pene- litian ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan risiko dan faktor-faktor risiko hipertensi. Peneliti menya- rankan kepada peneliti lain untuk meneliti gambaran pola makan mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Blitar. DAFTAR RUJUKAN Indriyani, W.N. 2009. Deteksi Dini Kolesterol, Hipertensi, dan Stroke. Jakarta: Millestone. Kementrian Kesehatan RI. 2012. Buletin Penyakit tidak Menular. Jakarta:Bakti Husada. M. Adib. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jan tung, dan Stroke Edisi II. Yogyakarta: Diantaloka. Muh. Ridwan. 2009. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Hipertensi. Bandung: Pustaka Widyamara. Palmer, A., dkk. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga. Rahmawati. 2006. Definisi Mahasiswa http://library. binus.ac.id/eColls/eThesis//2011-2-00013- PL%202.pdf, (diakses pada tanggal 10 Januari 2014) Sarwono, S.W. 2012. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Setiawan, D. 2008. Care Your Self, Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus. Sutomo, B. 2009. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta: PT Agromedia Pustaka. Sugiharto, A. 2007. Tesis Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat. Semarang. Vitahealth. 2004. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia.