389Rahmawati, Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Orangtua tentang... JNK JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Orangtua tentang Stunting pada Balita Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 18/09/2019 Disetujui, 13/11/2019 Dipublikasi, 05/12/2019 Kata Kunci: Pengetahuan, Orangtua, Stunting, Balita Abstrak Stunting masih menjadi masalah gizi anak yang utama yang dapat menimbulkan dampak besar, namun masyarakat khususnya orangtua banyak yang belum memahami stunting dengan benar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dan yang mempunyai pengaruh pal- ing dominan terhadap pengetahuan orang tua tentang stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional dengan populasi yaitu orangtua yang memiliki anak balita usia 0-3 tahun di Posyandu Dusun Plosoarang, Sanankulon, Kabupaten Blitar. Sampel diambil dengan purpo- sive sampling sebanyak 20 orang dengan kriteria inklusi orang tua yang mengantar ke posyandu dan minimal berpendidikan SMP. Pengukuran data menggunakan kuesioner meliputi data pengetahuan, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan informasi yang pernah diperoleh. Analisis bivariat meng- gunakan koefisien kontingensi. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda dengan nilai signifikan á=0,05. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang stunting yaitu usia (p=0,017), pendidikan (p=0,043), informasi (p=0,002). Analisis uji regresi logistik menunjukkan informasi menjadi faktor yang paling dominan terhadap pengetahuan (p=0,025). Faktor yang tidak berhubungan yaitu pekerjaan (p=0,078) dan pengalaman (p=0,822). Petugas posyandu agar memberikan informasi tentang stunting saat kegiatan posyandu misalnya melalui penyu- luhan atau konseling. Orang tua diharapkan agar meningkatkan pengetahuan tentang stunting dengan mencari informasi melalui berbagai media yang ada. 389 Article Information History Article: Received, 18/09/2019 Accepted, 13/11/2019 Published, 05/12/2019 Related Factors of Parental Knowledge about Stunting in Toddler Abstract Stunting is still a major child nutrition problem that can have a big im- pact. But many people especially parents do not understand about stunt- ing correctly. The aim of this study was to analyze the factors that are related and which have the most dominant influence on parental knowl- Anita Rahmawati, Thatit Nurmawati, Liliani Permata Sari Prodi Keperawatan, STIKes Patria Husada Blitar, Indonesia http://crossmark.crossref.org/dialog/?doi=10.26699/jnk.v6i3.ART.p389-395&domain=pdf&date_stamp=2019-12-05 390 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 389–395 Keywords: Parental, Knowledge, Stunting, Toddler Correspondence Address: STIKes Patria Husada Blitar, East Java - Indonesia P-ISSN : 2355-052X PENDAHULUAN Kejadian balita pendek (stunting) masih men- jadi masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia, tetapi informasi tentang stunting yang kurang me- madai menimbulkan cukup banyak kesalahpahaman di masyarakat seperti menganggap stunting hanya- lah sekedar kondisi wajar tentang tinggi badan ku- rang bahkan beberapa orang tua belum mengetahui tentang stunting (Harmoko, 2017). Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara (Ke- mentrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, 2017). Prevalensi stunting di Indonesia menurut data Riskesdas 2018 pada balita masih 30,8 % dan pada Baduta 29,9%. Sedangkan di Jawa Timur mempunyai prevalensi lebih tinggi dari angka nasional yaitu 32,81 %. Di kabupaten Blitar selama pendataan pada anak usia 0-5 tahun sepanjang bentang Februari sampai Agustus 2019 didapatkan data dari 55.885 hasilnya 18,06 % atau lebih dari 10.000 anak dinyatakan stunting (Alivia & Yuantoro, 2019). Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linear yang dapat ditunjukan melalui pengukuran z- score tinggi badan menurut umur (TB/U). Stunting diakibatkan karena malnutrisi asupan gizi kronis atau penyakit infeksi kronis. Faktor pendorong dari terjadinya stunting seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi dan kurang- nya asupan gizi pada bayi (Pusat Data dan Infor- masi, Kementrian Kesehatan RI, 2018). Stunting dapat menimbulkan dampak buruk baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak buruk stunting diantaranya gangguan perkembangan otak, kemampuan kognitif berkurang, gangguan pertum- buhan fisik, penurunan imunitas tubuh sehingga mudah sakit, fungsi tubuh tidak seimbang. Anak stunting juga beresiko terkena penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, kanker. Secara makro, stunting dapat menu- runkan kualitas sumber daya manusia, produktivitas dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar (Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Terting- gal, dan Transmigrasi, 2017). Pengetahuan orang tua tentang gejala, dampak dan cara pencegahan stunting dapat menentukan sikap dan perilaku orang tua dalam pemeliharaan kesehatan pencegahan stunting sehingga kejadian stunting dapat ditekan. Penelitian Kusumawati, et al. (2015) menunjukkan pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor resiko kejadian stunting, anak yang edge about stunting in toddler. This study uses cross sectional design with a population that is parents who have children aged 0-3 years old at Posyandu of Plosoarang village, Sanankulon, Blitar. Sampel were taken bu purposive sampling of 20 people with the inclusion criteria of parent who took to posyandu and at least junior high school education. Data measurement using a questionnaire includes data on knowledge, age, edu- cation, employment, and information ever obtained. Bivariate analysis uses contingency coefficients. Multivariate analysis using multiple logis- tic regression test. The Result showed factors related to knowledge about stunting are age (p=0,017), education (p=0,043), information (p=0,002). Logistic regression analysis showed that information was the most domi- nant factor in knowledge (p=0,0025). Unrelated factors were work (p=0,078) and experience (p=0,822). Posyandu officers are expectedto provide information about stunting during posyandu activities and par- ents are expected to increase knowledge about stunting by finding infor- mation through various media. © 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan Email: anitarahmawati2017@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v6i3.ART.p389-395 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://doi.org/10.26699/jnk.v6i3.ART.p389-395 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 391Rahmawati, Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Orangtua tentang... termasuk dalam kategori stunting cenderung terjadi pada ibu yang mempunyai pengetahuan kurang. Upaya pencegahan stunting tidak bisa lepas dari pengetahuan orang tua tentang stunting. Dengan pengetahuan yang baik, dapat memunculkan kesadaran orang tua akan pentingnya pencegahan stunting. Kesadaran orang tua akan membentuk pola atau perilaku kesehatan terutama dalam pence- gahan stunting seperti dalam pemenuhan gizi mulai dari ibu hamil, gizi anak, menjaga lingkungan dan sanitasi rumah yang baik, dan perilaku hidup bersih dan sehat (Harmoko, 2017) Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan April 2019 dengan metode wawancara kepada orang tua balita di posyandu desa Plosoarang, me- nunjukkan 5 dari 6 orangtua belum pernah mendapat informasi dan tidak mengetahui tentang pengertian, penyebab, dampak dan cara pencegahan stunting, 1 orang mengatakan pernah mendengar informasi tentang stunting dari televisi. Kader posyandu mengatakan belum pernah diberikan edukasi tentang stunting di posyandu tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi pengeta- huan baik internal maupun eksternal. Pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, informasi dan budaya lingkungan merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan (Mubarak, 2012), namun dari ketujuh faktor tersebut belum diketahui faktor yang paling berhubungan atau paling dominan dalam membentuk pengetahuan orang tua tentang stunting. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan desain crosssectio- nal dengan populasi yaitu orangtua yang memiliki anak balita usia 0–3 tahun di Posyandu Dusun Plosoarang Desa Plosoarang Kabupaten Blitar. Populasi berjumlah 37 orang yang selanjutnya diam- bil dengan purposive sampling menjadi sampel penelitian sebanyak 20 orang. Kriteria inklusi orang tua yang mengantar ke posyandu dan minimal berpendidikan SMP. Pengukuran data dilakukan saat kegiatan posyandu balita menggunakan kuesioner meliputi data pengetahuan, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan informasi yang pernah diperoleh. Kuesioner pengetahuan tentang stunting berupa 10 pertanyaan pilihan ganda yang disusun berdasarkan buku sumber Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2018) dan Pusat data Informasi dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2018). Analisis bivariat mengguna- kan koefisien kontingensi. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda dengan nilai signifikan  = 0,05. HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni tahun 2019. Semua orang tua dalam penelitian ini terdiri dari ibu kandung yang sehari-hari mengasuh balita tersebut dan mempunyai karakteristik sebagai berikut: Hubungan Usia dengan Pengetahuan tentang Stunting Pengetahuan Usia (tahun) < 25  25 Total f % f % f % Kurang 7 35 4 20 11 55 Baik 1 5 8 40 9 45 Total 8 40 12 60 20 100 Sumber : data primer Tabel 1 Distribusi Frekuensi Hubungan Usia dengan Pengetahuan tentang stunting di Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar Tabel 1 menunjukkan lebih banyak orangtua masih mempunyai pengetahuan kurang yaitu 11 orang (55 %). Orang tua yang berusia lebih dari 25 tahun jumlahnya lebih banyak (60 %), namun orang tua dengan pengetahuan kurang lebih banyak pada orangtua yang berusia kurang dari 25 tahun. Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan tentang Stunting Pengetahuan Pendidikan SMP SMA Total f % f % f % Kurang 6 30 5 25 11 55 Baik 1 5 8 40 9 45 Total 7 35 13 65 20 100 Sumber: data primer Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan tentang stunting di Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar Berdasarkan Tabel 2 terlihat 65% Ibu berpen- didikan SMA. Ibu yang memiliki pengetahuan baik 392 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 389–395 lebih banyak berpendidikan SMA dan sebaliknya ya ng masih mempunyai pengetahuan kura ng berpendidikan SMP. Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan tentang Stunting Pengetahuan Pekerjaan IRT Swasta Total f % f % f % Kurang 9 45 2 10 11 55 Baik 7 35 2 10 9 45 Total 16 80 4 20 20 100 Sumber: data primer Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan tentang stunting di Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan Tabel 3 terlihat kurang ada perbedaan pengetahuan antara ibu yang bekerja swasta dan ibu rumah tangga. Sebagian besar (80 %) ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) sehingga ibu yang memiliki pengetahuan kurang maupun baik lebih banyak terlihat pada ibu rumah tangga. Hubungan Pengalaman dengan Pengetahuan tentang Stunting Pengetahuan Pengalaman Tidak Ya Total f % f % f % Kurang 8 40 3 15 11 55 Baik 3 15 6 30 9 45 Total 11 55 9 45 20 100 Sumber: data primer Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengalaman dengan Pengetahuan tentang stunting di Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar Pengalaman ditunjukkan melalui jumlah anak. Orang tua yang memiliki lebih dari 1 anak dimasuk- kan dalam kategori telah mempunyai pengalaman dalam menerapkan pola asuh (“ya”) dan sebaliknya. Tabel 4 menunjukkan orang tua yang tidak memiliki pengalaman (“tidak”) mempunyai pengetahuan kurang dibandingkan orangtua yang telah memiliki pengalaman dalam mengasuh anak. Hubungan Informasi dengan Pengetahuan tentang Stunting Pengetahuan Informasi Tidak Pernah Total f % f % f % Kurang 10 50 1 5 11 55 Baik 2 10 7 35 9 45 Total 12 60 8 40 20 100 Sumber: data primer Tabel 5 Distribusi Frekuensi Hubungan Informasi dengan Pengetahuan tentang stunting di Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar Orang tua yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang stunting cenderung memiliki pengetahuan kurang dibandingkan dengan orangtua yang pernah mendapatkan infor masi tentang stunting baik melalui media social, radio, tv, maupun baliho di jalan. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan tentang Stunting Dari Hasil analisis bivariat menggunakan uji koefisien kontingensi didapatkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan usia, pendidikan, dan pernah tidaknya mendapatkan informasi tentang stunting (p<0,05). Tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan pekerjaan dan penga- laman orangtua (ibu) dalam mengasuh balita (p> 0,05). Berdasarkan nilai odd-ratio (OR) dari analisis multivariate menggunakan uji regresi logistik ber- ganda dapat diketahui bahwa dari semua faktor yang mempengaruhi pengetahuan orangtua (ibu) Faktor Uji koefisien kontingensi Approx. Sig. value Usia 0,017 0,471 Pendidikan 0,043 0,413 Pekerjaan 0,822 0,050 Pengalaman 0,078 0,367 Informasi 0,002 0,572 Sumber : data primer Tabel 6 Hasil Analisis Bivariat Faktor yang berhu- bungan dengan Pengetahuan tentang Stunting di Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar 393Rahmawati, Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Orangtua tentang... tentang stunting, terdapat satu faktor yaitu informasi yang paling berpengaruh membentuk pengetahuan ibu tentang stunting dengan p-value 0,025 < 0,05. Nilai OR terbesar yang diperoleh yaitu 30,988 arti- nya informasi yang pernah diterima orangtua mem- punyai peluang 30,998 kali dalam membentuk pengetahuan orangtua tentang stunting. PEMBAHASAN Pengetahuan orang tua tentang stunting ter- nyata masih kurang, ditunjukkan dari hasil penelitian ini yaitu sebanyak 11 (55 %) orang tua memiliki pengetahuan kurang tentang stunting. Berdasarkan uji bivariat (tabel 6) terlihat bahwa faktor yang berhubungan signifikan dengan pengetahuan tentang stunting adalah usia, pendidikan dan informasi. Dalam penelitian ini orangtua yang berusia lebih dari 25 tahun lebih banyak memiliki pengetahuan baik daripada yang masih berusia kurang dari 25 tahun. Klasifikasi usia dewasa awal menurut Depkes RI mulai 26-35 tahun. Dibandingkan dengan usia remaja, pada usia dewasa awal memungkinkan orang tua lebih peduli dengan perkembangan anak- nya sehingga lebih tertarik dan lebih mampu menye- rap informasi tentang stunting. Menurut Fujiyanto (2016) mengatakan bahwa memori atau daya ingat seseorang salah satunya dipengaruhi oleh usia, dimana daya tangkap dan pola pikir seseorang sema- kin matang seiring dengan usia sehingga pengeta- huan yang diperoleh juga semakin membaik. Pada usia dewasa awal, individu sudah mulai berfikir dan berperan aktif dalam kehidupannya serta keluarga- nya, orang dewasa awal akan lebih banyak waktu untuk mensejahterakan kesehatan anak dan anggota keluarga lainnya (Notoatmodjo, 2012). Sesuai dengan penelitian Widyaningrum et al. (2016) me- nunjukkan bahwa ibu usia dewasa mempunyai pe- ngetahuan pemberian makan balita lebih baik diban- dingkan usia remaja. Pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang turut membentuk pengetahuan orang tua tentang stunting. Orang tua yang berpendidikan SMA lebih mudah dalam memahami informasi yang didapat dibandingkan dengan orang tua berpendidikan SMP, seperti terlihat dalam penelitian ini orang tua berpen- didikan SMA lebih banyak yang memiliki pengeta- huan baik dibandingkan dengan orang tua yang berpendidikan SMP. Pengetahuan tentang stunting yang diukur dalam penelitian ini meliputi definisi, dampak, ciri-ciri, penyebab, upaya pencegahan dan faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting. Untuk membentuk pengetahuan dengan indikator tersebut tentunya membutuhkan kemampuan pene- rimaan dan pemahaman yang baik. Kemampuan dalam menerima dan memahami informasi umum- nya lebih dimiliki oleh orang yang berpendidikan tinggi. Penelitian Corneles & Losu (2015) menyim- pulkan adanya hubungan signifikan tingkat penge- tahuan dan pendidikan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi. Stunting bukan istilah yang umum sehingga tidak semua orang tahu, meskipun Indonesia telah lama terdeteksi banyak anak stunting tetapi kam- paye nasional pencegahan stunting belum lama dicanangkan. Dalam penelitian ini 11 (55%) ibu mempunyai pengetahuan kurang tentang stunting dan sebagian besar karena belum pernah mendapat informasi tentang stunting. Sebaliknya ibu yang per- nah mendapatkan informasi dari berbagai jenis media, hanya 1 orang yang tetap mempunyai penge- tahuan kurang dan diduga karena tingkat pendidik- annya yang rendah. Informasi yang diterima orang- tua umumnya diperoleh melalui berita di media dan hanya sebatas definisi dan dampak tentang stunting, sehingga pengetahuan tentang stunting yang kurang banyak ditunjukkan pada indikator dampak, ciri-ciri dan upaya pencegahan stunting. Menurut Nurha- sanah (2014), pemberian informasi atau pendidikan kesehatan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan. Dalam penelitian ini, pekerjaan tidak menjadi faktor yang berhubungan signifikan dengan penge- tahuan. Pekerjaan orang tua disini dibedakan men- jadi dua yaitu swasta dan ibu rumah tangga (IRT). Dulu sebagai ibu rumah tangga dianggap suatu kon- disi ibu yang kurang informasi dan banyak mengha- biskan waktu hanya didalam rumah dengan akses informasi yang terbatas, tetapi saat ini banyak media yang dapat dengan mudah diakses dimanapun dan kapanpun. Sebagai ibu rumah tangga justru mempu- nyai banyak waktu luang untuk mengakses informasi Faktor Uji Regresi Logistik Berganda p-value OR Usia 0,258 12,784 Pendidikan 0,665 2,365 Pengalaman 0,492 0,282 Informasi 0,025 30,988 Sumber : data primer Tabel 7 Hasil Analisis Multivariat Faktor yang berhu- bungan dengan Pengetahuan tentang Stunting di Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar 394 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 389–395 atau mengikuti berbagai kegiatan perkumpulan yang memungkinkan untuk saling bertukar informasi sehingga antara kedua jenis pekerjaan dalam pene- litian ini dapat diartikan mempunyai kondisi yang hampir sama. Pengalaman yang diukur dalam penelitian ini berupa jumlah anak yang telah dimiliki atau diasuh. Orang tua yang masih memiliki 1 anak dianggap belum memiliki pengalaman khususnya dalam meng- asuh anak, namun dalam penelitian ini orang tua (ibu) yang belum punya pengalaman masih tinggal bersama atau didekat rumah orang tuanya (kakek nenek anaknya) sehingga dalam pengasuhan anak masih sangat bergantung kepada kakek neneknya yang secara tidak langsung orang tua juga menda- patkan informasi yang berkaitan dengan gizi anak, perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengeta- huan orang tua yang mendapatkan informasi lebih baik daripada pengetahuan orang tua yang belum pernah mendapatkan informasi (Nurhasanah, 2014) Faktor yang berhubungan signifikan dengan pengetahuan orang tua tentang stunting menurut hasil uji bivariat adalah faktor usia, pendidikan dan informasi, tetapi hasil uji multivariat dengan regresi logistik berganda menunjukkan hanya faktor infor- masi yang paling dominan memberikan pengaruh dalam membentuk pengetahuan orang tua (ibu) tentang stunting dengan p-value 0,025 < 0,05 (tabel 7). Berdasarkan nilai odd-ratio (OR), faktor informasi juga memiliki nilai terbesar yaitu 30,988 artinya faktor informasi yang pernah diterima orangtua mempunyai peluang 30,998 kali dalam membentuk pengetahuan orangtua tentang stunting. Orang tua yang telah mendapatkan informasi tentang stunting tentunya telah memahami, menaf- sirkan, dan mengingat pesan yang tersampaikan dari informa si yang didapa t sehingga membentuk pengetahuan yang baik. Faktor informasi adalah faktor yang paling dominan sehingga dapat meng- ubah pengetahuan seseorang meskipun faktor- faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan tidak diubah. Pemberian informasi tentang stunting dapat menjadi pilihan solusi utama untuk meningkatkan pengetahuan orang tua. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Iftika (2017), menyatakan bahwa setelah di berikan pendidikan kesehatan sebagian besar responden memiliki pengetahuan dan sikap yang baik. KESIMPULAN Faktor yang berhubungan signifikan dengan pengetahuan orang tua tentang stunting adalah usia, pendidikan dan informasi yang pernah diperolah. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan signifikan adalah pekerjaan dan pengalaman orangtua. Dari semua faktor yang berhubungan dengan pengeta- huan tersebut, faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pengetahuan orangtua adalah faktor informasi. SARAN Petugas kesehatan di posyandu atau kader posyandu diharapkan dapat memberikan informasi tentang stunting secara rutin kepada orang tua saat kegiatan posyandu misalnya melalui penyuluhan atau konseling. Orang tua juga diharapkan agar mening- katkan pengetahuan tentang stunting dengan mencari informasi melalui berbagai media yang ada. DAFTAR PUSTAKA Alivia & Yuantoro. (2019, Agustus 28). 10 Ribu Balita di Kabupaten Blitar Menderita Stunting. diakses dari https://www.petaportal.com/detail/10-ribu-balita-di- kabupaten-blitar-menderita-stunting/ Corneles, S.A. & Losu, F. N. (2015). ‘Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi’, Jurnal Ilmiah Bidan, 3(2), 51-55. Diakses dari https://media.neliti.com/ media/publications/91532-ID-hubungan-tingkat- pendidikan-dengan-penge.pdf/ Fujiyanto, A. (2016). Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Ma- teri Hubungan Antar makhluk Hidup. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1), 841-850. Diakses dari https:// ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/ viewFile/3576/pdf Harmoko, O. (2017, November 30). Menuju Masyarakat Sadar Stunting. Diakses dari https://beritaagar.id/ artikel/gaya-hidup/menuju-masyarakat-sadar- stunting/ Iftika, N. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Status Gizi Balita Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dalam Memberikan Gizi Balita di Kelompok Bermain Sendanggadi, Melati Sleman Yogyakarta, Diakses dari http://digilib.unisayogya. ac.id/2468/1/naskah%20publikasi%20NUR% 20IFTIKA%20PDF.pdf/ Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. (2017). Buku Saku Desa Dalam 395Rahmawati, Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Orangtua tentang... Penanganan Stunting, Jakarta, diakses dari http:// siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Buku_Saku_ Stunting_Desa.pdf/ Kusumawati, E., Rahardjo, S., & Sari, H.P. (2015). Model Pengendalian Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia di Bawah Tiga Tahun. Jurnal Kesehatan Ma- syarakat, 9(3), 249-256. doi: http://dx.doi.org/ 10.21109/kesmas.v9i3.572 Mubarak, W.I. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Konsep dan Aplikasi Dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo. (2012). Ilmu Kesehatan Mayarakat. Jakarta: Rineka Cipta Nurhasanah. dkk (2014). Pengaruh Pendidikan Kese- hatan Tehadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Jajanan Sehat Para Murid Sekolah Dasar, JEKP, 2(3), 108-117 Persatuan Ahli Gizi Indonesia. (2018). Stop Stunting dengan Konseling Gizi. Jakata: Penebar Plus Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indo- nesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Widyaningrum, R. Nurdiati, D.S., & Gamayanti, I.L. (2016). Perbedaan Pengetahuan dan Praktik Pemberian Makan serta Perkembangan Anak 6-24 bulan pada Ibu Usia Remaja dan Dewasa. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 13(1), 27-33. doi: https://doi.org/ 10.22146/ijcn.22455/