170 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 170–176

170

Peran Keluarga dalam Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) melalui Pelaksanaan Program
Keluarga Berencana (KB)

Titik Sumiatin1, Wahyu Tri Ningsih2
1,2Prodi Keperawatan Tuban, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia

Info Artikel

Sejarah Artikel:
Diterima, 08/11/2019
Disetujui, 10/06/2020
Dipublikasi, 05/08/2020

Kata Kunci:
Program Indonesia Sehat, Peran
Keluarga, Keluarga Berencana

Abstrak

Program Indonesia Sehat yang diluncurkan Kementerian Kesehatan tahun
2016, disebabkan oleh masih belum tercapainya misi “Indonesia Sehat” sesuai
target yang telah ditetapkan. Berbagai masalah kesehatan yang belumtercapai
salah satunya adalah Pencapaian Program Keluarga Berencana.Tujuan
penelitan ini adalah mengetahui bagaimana peran keluarga dalam Program
Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) dalam Program
Keluarga Berencana.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh keluarga di wilayah Puskesmas Sumurgung Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban, yaitu sebanyak 9570 keluarga, dengan tehnik pengambilan
sampel secara Cluster diperoleh sampel sebanyak 384 keluarga. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang diambil dari materi
lembar balik dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) dari Kementerian Kesehatan. Data yang terkumpul dianalisa dengan
prosentase dan disajikan dalam bentuk tabel.
Hasil penelitian menunjukkan peran keluarga dalam mengikuti Program
Keluarga Berencana, mengacu dari pelaksanaan 5 tugas keluarga yaitu
Mayoritas keluarga (99,22%) Mengenal tentang Keluarga Berencana, Lebih
dari separoh keluarga (68,23%)  mampu mengambil Keputusan untuk mela-
kukan Keluarga Berencana, Lebih dari separoh keluarga (51,82%)  mengikuti
program Keluarga Berencana, Lebih dari separoh keluarga (56,25%)  mampu
memodifikasi Lingkungan bagi keluarga yang mengikuti Kb, dan Mayoritas
keluarga (99,22%)  mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk
ikut program keluarga Berencana.
Untuk tetap meningkatkan peran keluarga yang belum optimal kerjasama
petugas kesehatan/pelayanan kesehatan terdekat, kader kesehatan dan ke-
luarga sangat dibutuhkan, agar program ini tetap bisa berjalan secara
berkesinambungan, dan mencapai hasil yang diharapkan.

JURNAL NERS DAN KEBIDANAN
(JOURNAL OF NERS AND MIDWIFERY)
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk

JNK

https://crossmark.crossref.org/dialog/?doi=10.26699/jnk.v7i2.ART.p170-176&domain=pdf&date_stamp=05-08-2020


    171Sumiatin, Ningsih,Peran Keluarga dalam Program Indonesia Sehat dengan ...

Correspondence Address:
Poltekkes Kemenkes Surabaya – East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X
Email: bojoneahsan@yahoo.com E-ISSN : 2548-3811
DOI: 10.26699/jnk.v7i2.ART.p170–176
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

History Article:
Received, 08/11/2019
Accepted, 10/06/2020
Published, 05/08/2020

Keywords:
Health Indonesia Program, Family
Role, Family Planning

Article Information Abstract

The Healthy Indonesia Program launched by the Ministry of Health in
2016 was the consequence of the “Healthy Indonesia” mission which was
not achieved the targets set. One of achievement which was not achieved
the target set was the Birth Control Program. The purpose of this study was
to find out the way how to improve the role of families in the healthy
Indonesia Program with the family approach (PIS-PK) in the Birth Con-
trol Program.
The study used descriptive with Cross Sectional approach. The population
in this study was the whole family in the area of the Puskesmas in Sumurgung
District in Palang District in Tuba, as many as 9570 families. The sample
was 384 families taken by cluster sampling technique. The data was col-
lected by questionnaire, taken from the flipchart material from the Healthy
Indonesia Program with the Family Approach (PIS-PK) from the Ministry
of Health. The collected data was analyzed with a percentage and pre-
sented in tabular form.
The results of the study showed that family behavior follows the Birth Con-
trol Program, referring to the implementation of 5 family tasks. The major-
ity of families (99.22%) were familiar with birth control program, more
than half of families (68, 23%) are able to make decisions to do birth
control program, more than half of families (51.82%) follow the family
birth control program, more than half of families (56.25%) were able to
modify the environment for families following the Kb, and the majority of
families (99.22%) were able to utilize the nearest health facility to partici-
pate in the birth control program.
In order to increase the role of the family that was not optimal the coopera-
tion of health workers / closest health services, health cadres and families
are needed, so that this program can continue to run continuously, and
achieve the expected results.

© 2020 Jurnal Ners dan Kebidanan

The Role of Families in the Healthy Indonesia Program with the Family Approach (PIS-PK)
through Implementation of Birth Control Programs (KB)

PENDAHULUAN
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu

program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Program ini didukung oleh program sektoral lainnya
yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera selanjutnya
menjadi program utama Pembangunan Kesehatan
yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun

2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan R.I Nomor HK.02/Menkes/52/
2015.

Mengutip dari sambutan Menteri kesehatan
Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, SpM (K) pada
saat meluncurkan program Indonesia Sehat tahun
2016 bahwa telah banyak dicapai keberhasilan
dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan,
namun bangsa Indonesia masih belum berhasil
mencapai “Indonesia Sehat” sebagaimana yang

https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.ART.p170-176


172 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 170–176

dikehendaki dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional. Hal yang belum tercapai antara
lain, Angka Kematian Ibu masih tinggi, Angka
Kematian Bayi juga masih tinggi, sementara itu
masih banyak dijumpai anak balita yang pendek
(stunting), dan berbagai masalah gizi. Di bidang
pengendalian penyakit, kita dihadapkan pada beban
ganda, yaitu penyakit menular seperti AIDS,
Tuberkulosis dan Malaria masih tinggi prevalen-
sinya, sementara penyakit tidak menular seperti
Hipertensi, Diabetes, Kanker, dan Gangguan Jiwa
terus bertambah.

Dalam 5 tahun terakhir, Angka Kematian
Neonatal (AKN) tetap sama yakni 19/1000 kela-
hiran, sementara untuk Angka Kematian Paska
Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari 15/1000
menjadi 13/1000 kelahiran hidup, dan angka
kematian anak balita juga turun dari 44/1000 menjadi
40/1000 kelahiran hidup. Hasil Riskesdas tahun
2007 dan tahun 2013 menunjukkan fakta yang mem-
prihatinkan di mana underwight meningkat dari
18,4% menjadi 19,6%, stunting juga meningkat dari
36,8% menjadi 37,2%, sementara  wasting (kurus)
menurun dari 13,6% menjadi 12,1%. Riskesdas
tahun 2010 dan 2013 menunjukkan bahwa kelahiran
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) < 2500
gram menurun dari 11,1 % menjadi 10,2%. Kecen-
derungan prevalensi kasus HIV pada penduduk usia
15-49 tahun meningkat. Pada awal tahun 2009,
prevalensi kasus HIV pada penduduk usia 15-49
tahun hanya 0,16% dan meningkat menjadi 0,30%
pada tahun 2011, meningkat lagi menjadi 0,32% pada
2012 dan terus meningkat lagi menjadi 0,43% pada
2013. Namun angka Case Fatality Rate (CFR)
AIDS menurun dari 13,65% pada tahun 2004
menjadi 0,85% pada tahun 2013. Data Riskesdas
tahun 2013 menunjukkan prevalensi gangguan
mental emosional sebesar 6% untuk usia 15 tahun
ke atas, hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa menderita
gangguan mental emosional di Indonesia. Sedangkan
untuk gangguan jiwa berat seperti ganguan psikosis,
prevalensinya adalah 1,7 per 1000 penduduk. Ini
berarti lebih dari 400.000 orang menderita gangguan
jiwa berat (psikosis). Gangguan jiwa dan penyalah-
gunaan NAPZA juga berkaitan dengan masalah
perilaku membahayakan diri, seperti bunuh diri.
Berdasarkan laporan dari Mabes Polri pada tahun
2012 ditemukan bahwa angka bunuh diri  sekitar
0,5% dari 100.000 populasi yang berarti ada sekitar
1.170 kasus bunuh diri yang dilaporkan dalam satu
tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2016)

Kabupaten Tuban sebagai salah satu kabupaten
dipropinsi Jawa Timur memiliki 33 Puskesmas, terdiri
dari 328 Desa dan 20 Kecamatan mulai menerapkan
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat Sejak tahun
2016, melalui uji coba di 2 Puskesmas yang memiliki
data kasus kematian Ibu melahirkan di tahun 2015.
Dari 2 Puskesmas tersebut Puskesmas Sumurgung
memiliki Jumlah cakupan keluarga terbanyak yaitu
9570 keluarga. Dan Pelaksanaan progran Indonesia
Sehat telah tunta s dila ksanakan pada bula n
November 2018.

Walaupun sumber dana untuk sektor kesehatan
terus bertambah dan peningkatan sumber daya
manusia (SDM) kesehatan baik dalam hal jumlah,
jenis, mutu, maupun pemerataannya terus dilakukan,
ternyata peningkatan sumber daya tersebut belum
da pat sepenuhnya mengimbangi peningkatan
kebutuhan. Menyadari permasalahan yang demikian
itu, mau tidak mau kementerian kesehatan harus
membuat skala prioritas. Untuk mencapai Indonesia
Sehat, dalam kurun waktu 2015 – 2019, sektor kese-
hatan diarahkan untuk memfokuskan upaya guna
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Ke-
matian Bayi, menurunkan prevalensi balita pendek
(stunting), menanggulangi penyakit menular HIV-
AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria, menanggulangi
penyakit tidak menular hipertensi, diabetes, obesitas,
kanker, dan gangguan jiwa.

Sebagai tindak lanjut dari program tersebut,
agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efisien, sasaran pun difokuskan
kepada keluarga, melalui “Pendekatan Keluarga”.
Melalui pendekatan keluarga Puskesmas akan
memiliki database keluarga sehat yang meliputi
seluruh keluarga yang tinggal di wilayah kerjanya.
Berbasis database inilah kemudian Puskesmas

merancang kegiatan promotif-preventif yang
efektif dan effisien, sehingga terjadi percepatan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bila
masyar aka t seha t,  pr oporsi yang sa kit a ta u
keparahan penyakitnya akan berkurang, sehingga
memperbaiki implementasi Jaminan Kesehatan
Nasional di Indonesia.

Implementasi langsung sebagai pelaksanaan
“Pendekatan Keluarga” melalui Program Indonesia
sehat yaitu optimalisasi pelaksanaan 5 tugas keluarag
yang meliputi Mengena l ma sa lah keseha ta n
keluarga, Merawat keluarga yang mengalami gang-
guan kesehatan, Memodifikasi lingkungan keluarga
untuk menjamin kesehatan keluarga dan meman-
faatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya



    173Sumiatin, Ningsih,Peran Keluarga dalam Program Indonesia Sehat dengan ...

bagi keluarga. Diharapkan 12 indikatorkeluargasehat
yang menjadi criteria pencapaian program Indonesia
sehat akan tercapai melalui optimalisasi pendekatan
keluarga.

BAHAN DAN METODE
Desain penelitian yang digunakan dalam pene-

litian ini adalah Diskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh keluarga di wilayah Puskesmas Sumurgung
Kabupaten Tuban dengan jumlah 9570 keluarga.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
keluarga di wilayah Puskesmas Sumurgung Kabu-
paten Tuban yaitu sebanyak 384 keluarga.

Teknik sampling yang digunakan adalah cluster
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner, yang diambil dari materi
lembar balik dari Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dari Kementerian
Kesehatan, diantaranya tentang Pengetahuan ke-
luarga mengaenai Program KB, Pengetahuan ke-
luarga tentang alat-alat kontrasepsi dan dalam me-
mutuskan jenis kontrasepsi yang dipilih, Pengetahuan
keluarga mengenal fasilitas terdekat untuk meng-
ikuti program KB dan Kemampuan keluarga memo-
difikasi lingkungan yang mendukung anggota
keluarga yang mengikuti program KB. Selanjutnya

Karakteristik Jumlah %

Pasangan Usia Subur
Ya 251 65,36
Tidak 133 34,64

Akseptor KB
Ya 201 52,34
Tidak 183 47,66

Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Keluarga
di Wilayah Puskesmas Sumugung, Kec. Palang
Tuban

Tabel 2 menunjukkan hampir seluruh keluarga
mengenal program KB dan tahu fasilitas kesehatan
yang melayani program KB (99.22%). Keluarga
yang melaksanakan program KB adalah keluarga
pasangan usia subur sebanyak 199 keluarga dari
251 keluarga pasangan usia subur

Berdasarkan data hasil penelitian peran ke-
luarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga

data yang terkumpul diolah dan diprosentase untuk
dapat disimpulkan.

Hasil kesimpulan selanjutnya dipergunakan
sebagai bahan kegiatan Focus Group Discussion
(FGD) dengan pihak terkait dari Puskesmas di
wilayah penelitian terutama para tim penanggung
jawab Program Indonesia Sehat (PIS-PK). FGD
bertujuan untuk memperoleh solusi dari hasil
penelitian yang ditemukan di lapangan.

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan Tabel 1 Keluarga yang menjadi

responden, 65,36% merupakan pasangan usia subur
dan 52,34% menjadi akseptor KB.

No Pernyataan
Ya Tidak Total

Jml % Jml % Jml %

1 Kemampuan keluarga mengenal Program KB 381 99.22 3 0.78 384 100
2 Kemampuan keluarga mengambil keputusan dalam

Program KB 262 68.23 122 31.77 384 100
3 Kemampuan keluarga melaksanakan program KB 199 51.82 185 48.18 384 100
4 Kemampuankeluarga memodifikasi lingkungan

sosial yang baik untuk pelaksanaan program KB 216 56.25 168 43.75 384 100
5 Kemampuan keluarga mengenal fasilitas kesehatan

yang melayani program KB 381 99.22 3 0.78 384 100

Tabel 2 Peran keluarga dalam mengikuti Program Keluarga Berencana (KB)

ber hubunga n denga n pela ksa na a n Pr ogr a m
Keluarga Berencana (KB), kemudian dilakukan
Focus Group Discussion dengan pihak Puskesmas
sebagai ujung tombak pelaksaan Program Keluarga
Sehat dan disepakati hasil diantaranya terkait
Program keluarga Berencana Dipertahankan dan
ditingkatkan PUS yang belum mengikuti program



174 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 170–176

KB dan sedang tidak memprogramkan untuk hamil,
dihimbau untuk mengikuti program KB.

PEMBAHASAN
Peran Kelurga dalam mengikuti Program
Keluarga Berencana

Mayoritas Peran keluarga dalam mengikuti
program KB, dalam pelaksanaan Program Indo-
nesia sehat di wilayah Puskesmas Sumurgung
Kecamatan Palang sudah baik. Berdasarkan pelak-
sanaan lima tugas keluarga seluruh keluarga mayo-
ritas mengenal Program Keluarga Berencana, seba-
gian besar keluarga mampu mengambil keputusan
dalam Program Keluarga Berencana, Separuh
keluarga ikut Program Keluarga Berencana, Lebih
separuh keluarga mampu memodifikasi lingkungan
sosial yang baik untuk pelaksanaan program Ke-
luarga Berencana dan mayoritas keluarga mampu
mengenal fasilitas kesehatan yang melayani Program
Keluarga Berencana.

Kemampuan Keluarga mengenal program
Keluarga Berencana, didapatkan dengan meng-
ajukan pertanyaan dalam kuesioner yaitu Keluarga
mengetahui KB dapat mencegah kehamilan yang
tidak direncanakan dan Keluarga mengethaui KB
terutama ditujukan untuk Pasangan Usia Subur.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
dalam Program Keluarga Berencana didapatkan
dengan mengajukan pertanyaan dalam kuesioner
yaitu Keluarga dapat memilih alat kontrasepsi yang
tepat melalui konsultasi dengan tenaga kesehatan
(KB MKJP=Metode Kontasepsi Jangka Panjang),
Ibu bersalin menggunakan KB setelah melahirkan
(KB Paska bersalin), dan Keluarga ikut program
KB di bidan/dokter/rumah sa kit. Pertanyaan

kuesioner yang berhubungan dengan kemampuan
keluarga melaksankan program Keluarga Beren-
cana yaitu Keluarga mendukung anggota keluarga
yang beresiko hamil (PUS) untuk ikut program KB.
Sedangkan Kemampuan keluarga memodifikasi
lingkungan sosial yang baik untuk pelaksanaan
program KB dan mengenal fasilitas kesehatan yang
melayani program KB, didapatkan melalui kemam-
puan menjawab pertanyaan dalam kuesioner yaitu
Keluarga tahu fasilitas kesehatan yang bisa dikunjungi
jika ingin ikut KB dan Keluarga tahu bahwa Ada
fasilitas kesehatan untuk ber KB disekitar tempat
tinggal yang jaraknya terjangkau (bidan/dokter/
Puskesmas/Rumah sakit).

Program Indonesia sehat yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan tahun 2016 memiliki solusi
untuk masalah Keluarga Berencana di indonesia
melalui kegiatan Konseling KB pranikah, Pelayanan
KB paska bersalin, Penyuluhan dan pelayanan KB.
Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Pus-
kesmas untuk meningkatkan sasaran dan mende-
katkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan
di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga
(Kemenkes RI, 2016).

Seluruh keluarga mayoritas mengenal Program
Keluarga Berencana. Menurut Perry (2005) Pence-
gahan primer dapat dilakukan sebelum sistem
bereaksi terhadap stressor yang meliputi promosi
kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Inter-
vensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah
diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi, melalui
strategi berupa pendidikan kesehatan, imunisasi, dan
perubahan gaya hidup. Sesuai pendapat Ahmad, Z,et
al (2014) fungsi keluarga klien yang berada pada
tingkat sedang, akan menyebabkan distorsi kognitif
klien berada pada tingkat yang rendah, dan ketahan-

Tabel 3 Hasil Kegiatan Focus Group Discussion

Keluarga
mengikuti
Program
Keluarga
Berencana

No Variabel Data Isu Strategis Hasil FGD

Mengenal
Merawat
Memutuskan
Memodifikasi
lingkungan
Memanfaatkan
fasilitas kesehatan

- Semua keluarga mengetahui Manfaat KB
- Mayoritas keluarga mengetahui sasaran

KB, memilih alat kontrasepsi, mengetahui
fasilitas kesehatan untuk ber-KB

- Sebagian besar ibu menggunakan KB
setelah bersalin

- Sebagian besar ibu merupakan akseptor KB
dan mengetahui fasilitas kesehatan bila
ingin ikut KB

- Lebih dari separuh mendukung anggota
keluarga ber-KB

- Dipertahankan dan
ditingkatkan

- PUS yang belum
mengikuti program KB
dan sedang tidak
memprogramkan
untuk hamil, dihimbau
untuk mengikuti
program KB



    175Sumiatin, Ningsih,Peran Keluarga dalam Program Indonesia Sehat dengan ...

an mereka berada pada tingkat yang lebih tinggi
dan pendapat lain menurut Erlinda (2015), Pene-
rapan family centered nursing dapat mempengaruhi
kemandirian keluarga dalam pelaksanaan tugas
kesehatankeluarga dalam pencegahan ISPA. Pema-
haman dan pengetahuan yang baik dari keluarga
tentang Keluarga Berencana merupakan hasil kerja
keras petugas kesehatan yang ada di Puskesmas,
melalui kunjungan kesetiap keluarga dan mem-
berikan pendidikan kesehatan tentang KB sesuai
panduan yang sudah disiapkan oleh kementerian
kesehatan, sehingga fokus tenaga kesehatan pada
tiap keluarga betul-betul terarah dan menghasilkan
apa yang ditargetkan oleh pemerintah.

Sebagian besar keluarga mampu mengambil
keputusan untuk mengikuti program keluarga beren-
cana. Menurut Dorrel (2016) berpartisipasi dalam
konseling mediasi Family Health Conversations,
dengan menggunakan interaksi komunikatif yang
bebas, anggota keluarga merasa terlihat sebagai
orang yang dihargai. Menurut Friedman (2017) salah
satu tugas keluarga adalah mengambil keputusan
tindakan kesehatan yang tepat untuk keluarga. Pe-
mahaman yang baik tentang program Indonesia
Sehat sangat menentukan dan mempengaruhi ba-
gaimana keluarga mengambil keputusan. Meskipun
hal tersebut hanya sebuah pernyataan sikap, setidak-
nya sudah menggambarkan bagaimana pemahaman
keluarga tentang Program Keluarga berencana yang
telah disampaikan oleh petugas kesehatan.

Separuh keluarga ikut program Keluarga Be-
rencana. Pencapaian ini secara kuantitas termasuk
rendah, mengingat pemahaman dan pengetahuan
mereka tentang KB mayoritas baik, namun menga-
pa justru keluarga yang ikut program tergolong
rendah. Menurut Lola Illona Elfani Kausar (2015),
yang meneliti tentang Tugas Kesehatan keluarga
pada anggota keluarga yang menderita TB Paru,
menyimpulka n pelaksa na an tuga s keseha ta n
keluarga pada anggota keluarga yang menderita TB
paru di wilayahkerja Puskesmas Astambul periode
Februari-Agustus 2014 sebagian besar dalam kate-
gori cukup dan kurang. Hal ini membuktikan bahwa
Program yang baik tidak selamanya hasilnya sesuai
yang diharapkan. Meskipun secara pengetahuan
sudah baik, belum tentu keluarga bersedia merung-
ubah perilaku seperti apa yang diketahui, dan hal
itu hak sepenuhnya keluarga. Masih kurangnya
peran keluarga dalam mengikuti program KB dise-
babkan karena mayoritas responden merupakan
Pasangan Usia Subur, sehingga mereka masih ingin

memiliki anak/keturunan. Hal ini masih bisa
dimaklumi, karena mereka masih memerankan
sebagai keluarga baru. Sesuai pendapat Fatma
(2017) bahwa karakteristik keluarga (lama menikah)
memiliki pengaruh langsung positif signifikan
terhadap tugas perkembangan keluarga. Tetapi
untuk selanjutnya motivasi tetap di butuhkan, agar
pemahaman keluarga tentang pentingnya ikut
program KB lebih baik lagi.

Lebih dari separuh keluarga mampu memodi-
fikasi lingkungan sosial yang baik untuk pelaksanaan
program Keluarga Berencana dan mampu menge-
nal fasilitas kesehatan yang melayani Program
Keluarga Berencana. Menurut Priasmoro, e.al,
(2016) faktor fungsi, dukungan, dan lingkungan
keluarga berhubungan secara bermakna dengan
perilaku agresif pada remaja. Peningkatan faktor
fungsi, dukungan dan lingkungan keluarga akan
menurunkan perilaku agresif. Dan faktor fungsi
keluarga adalah yang paling berkontribusi atau
berhubungan dengan perilaku agresif. Banovcinova
(2014) menyimpulkn a da  hubunga n a nta r a
kemiskinan dan gangguan fungsi keluarga. Fungsi
keluarga dalam berbagai dimensi berada dalam
kisaran “tidak sehat”, terutama dalam komunikasi,
kontrol perilaku, dan peran keluarga. Stres keluarga
yang disebabkan oleh masalah dengan pemenuhan
fungsi ekonomi keluarga, mempengaruhi cara
orangtua memenuhi peran orangtua mereka. Dari
uraian tersebut jelas bahwa dukungan kenyamanan
lingkungan dari keluarga mempengaruhi perilaku
keluarga dan faktor ekonomi juga memegang peran
penting, karena untuk memodifikasi dan menyiapkan
lingkungan yang nyaman bagi selruh anggota
keluarga memerlukan persiapan fisik, mental,
ekonomi dan lain sebagainya.

KESIMPULAN
Peran Keluarga dalam Pelaksaan Program

Keluarga Berencana melalui Program Indonesia
Indonesia dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
sudah baik.

SARAN
Perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan

Peran keluarga dalam mengikuti Program Keluarga
Berencana, terutama dalam meningkatkan kesa-
daran bagi Pasangan Usia Subur untuk ikut dalam
Program Keluarga Berencana.



176 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 170–176

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z. et al. (2014) ‘Family Functioning , Cognitive

Distortion and Resilience among Clients under
Treatment in Drug Rehabilitation Centres in
Malaysia’, Procedia - Social and Behavioral
Sciences. Elsevier B.V., 140, pp. 150–154. doi:
10.1016/j.sbspro.2014.04.401.

Banovcinova, A., Levicka, J. and Veres, M. (2014) ‘The
Im pa ct  of Povert y on  t he Fam i l y Syst em
Functioning’, Procedia - Social and Behavioral
Sciences. Elsevier B.V., 132, pp. 148–153. doi:
10.1016/j.sbspro.2014.04.291.

Dorell, Å. and Sundin, K. (2016) ‘Becoming visible e
Experiences from families participating in Family
Health Conversations at residential homes for older
people’, Geriatric Nursing. Elsevier Inc, 37(4), pp.
260–265. doi: 10.1016/j.gerinurse.2016.02.015.

Erlinda, V. (2015) ‘Penerapan Model Family-Centered
Nursing Terhadap Pelaksanaan Tugas Kesehatan
Keluarga Dalam Pencegahan ISPA Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten
Aceh Besar Application Of Family-Centered Nursing
Model On The Execution Of Family He’, Jurnal
Kedokteran Yarsi, 23(November 2014), pp. 165–186.
Available at: http://academicjournal.yarsi.ac.id/
index.php/jurnal-fk-yarsi/article/view/231/167.

Fatma Putri Sekaring Tyas, Tin Herawati, E. S. (2017)
‘TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DAN
KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN
MENIKAH USIA MUDA’, Jurnal Ilmu Keluarga
dan Konsumen, 10(2), pp. 83–94. Available at: http:/
/dx.doi.org/10.24156/jikk.2017.10.2.83.

Friedman (2017) Buku Ajar Keperawatan Keluarga:
Riset Teori Dan Praktik. 5th edn. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Kementerian Kesehatan RI (2016) Program Indonesia
Sehat dengan pendekatan Keluarga. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

Lola Illona Elfani Kausar, Herawati, E. P. (2015) ‘Tugas
Kesehatan Keluarga pada Anggota Keluarga yang
Menderita TB Paru’, Dunia Keperawatan, 3(2), pp.
34–45. Available at: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/
index.php/JDK/article/view/718/623.

Perry, P. & (2005) Fundamental Keperawatan. I. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Priasmoro, D. P. et al. (2016) ‘ANALISIS FAKTOR-
FAKTOR KELUARGA YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA
DI KOTA MALANG (DENGAN PENDEKATAN
T E ORI ST RUKT URAL FUNGSIONAL
KELUARGA)’, Jurnal Ilmu Keperawatan, 4(2), pp.
114–126. Available at: http://jik.ub.ac.id/index.php/
jik/article/view/100/113.