301Septina, Hubungan Upaya Ibu dalam Mempersiapkan Masa Pubertas dengan ... 301 Hubungan Upaya Ibu dalam Mempersiapkan Masa Pubertas dengan Perilaku Seksual Remaja Yona Septina Prodi Kebidanan, STIKes Kuningan, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 17/01/2020 Disetujui, 10/06/2020 Dipublikasi, 05/08/2020 Kata Kunci: Upaya Ibu, Masa Pubertas, Perilaku Seksual Remaja Abstrak Rendahnya kontrol orang tua terhadap prilaku seksual remaja dapat menyebabkan remaja melakukan prilaku seksual yang beresiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan upaya ibu dalam mempersiapkan masa pubertas dengan perilaku seksual remaja di Desa Sukamantri Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja awal usia 12 sampai 15 di Desa Sukamantri Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis tahun 2016 sebanyak 1.113 orang. Ukuran sampel yang digunakan adalah sebanyak 92 orang dengan cara random sampling dan menggunakan rumus slovin. Instrumen penelitian menggunakan angket dengan skala Guttman. Uji hipotesis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya ibu dalam mempersiapkan masa pubertas di di Desa Sukamantri Kabupaten Ciamis termasuk kategori baik 53,3% dan kurang 46,7%. Perilaku seksual remaja di Desa Sukamantri Kabupaten Ciamis termasuk kategori baik 56,5% dan buruk 43,5%. Hubungan upaya ibu mempersiapkan masa pubertas dengan perilaku seksual remaja di Desa Sukamantri Kabupaten Ciamis dengan nilai c2 = 80,644 dengan derajat kebebasan (df) 1 dan p-value atau Sig 0,000, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara upaya ibu dalam mempersiapkan pubertas dengan dengan prilaku seksual remaja sehingga peran ibu dalam mempersiapkan masa remaja sangat penting untuk dilakukan. JURNAL NERS DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF NERS AND MIDWIFERY) http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk JNK History Article: Received, 17/01/2020 Accepted, 10/06/2020 Published, 05/08/2020 Keywords: Mother Efforts, For Puberty, Teen- age Sexual Behavior Article Information Abstract Low parental control over adolescent sexual behavior can cause teens to engage in risky sexual behavior. This study aims to determine the relation- ship of maternal efforts in preparing for puberty with adolescent sexual behavior in Sukamantri Village, Sukamantri District, Ciamis Regency in 2016. This research is a descriptive analytic study. The population in this study were all early teens aged 12 to 15 in Sukamantri Village, Sukamantri District, Ciamis Regency in 2016 as many as 1,113 people. The sample size used was as many as 92 people by random sampling and using the Slovin Relationship between Mother’s Efforts in Preparing Puberty with Teenage Sexual Behavior https://crossmark.crossref.org/dialog/?doi=10.26699/jnk.v7i2.ART.p301-306&domain=pdf&date_stamp=05-08-2020 302 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 301–306 Correspondence Address: STIKes Kuningan – West Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: yonaseptina1993@gmail.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v7i2.ART.p301–306 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa transisi yang unik, banyak perubahan yang dapat terjadi, dianta- ranya fisik, psikologi dan sosial, pada masa ini hor- mon seksual sudah mulai berfungsi hal ini dapat men- dorong remaja melakukan prilaku seksual (Mah- mudah et al., 2016). Menurut CDC (center of disease control) dalam penelitian yang dilakukan pada beberapa orang pelajar SMA di US tahun 2011, sekitar 47,4% pelajar pernah melakukan hubungan seksual (Georgia, 2013). Di Indonesia hasil survey Kesehatan Repro- duksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2012 didapatkan hasil bahwa 29,5% remaja laki laki 6,2% remaja perempuan pernah meraba atau merangsang pa- sangannya, 48,1% remaja laki-laki dan 29,3% remaja perempuan pernah mencium bibir, serta 79,6% remaja laki-laki dan 71,6% remaja perempuan pernah berpegangan tangan dengan pasangannya (Mahmudah et al., 2016). Ada beberapa faktor-faktor yang dapat menye- babkan terjadinya prilaku seksual pada remaja yaitu diantaranya harapan untuk menikah diusia yang relative kecil (20 tahun) dan semakin banyaknya informasi yang dapat menimbulkan hasrat seksual pada remaja (Wahyuni & Fahmi, 2019), faktor lain yang berpengaruh adalah usia pubertas, jenis kelamin, pengawasan orang tua, tingkat pengetahuan tentang reproduksi, dan sikap terhadap berbagai prilaku seksual (Mahmudah et al., 2016). Orang tua adalah panutan dan tauladan yang sela lu dijumpai anak pada setia p waktu dan kesempatan dalam keluarga maka orang tua harus melakukan upaya untuk mempersiapkan masa pubertas (Dewi et al., 2012). Dan orang tua meru- pakan kunci strategi dalam mengatasi segala masa- lah yang dihadapi oleh sang anak. mengatakan bahwa mendidik, mendewasakan anak dan membe- rikan upaya-upaya dalam menghadapi pubertas adalah tugas dan tanggung jawab orang tua yang sudah menjadi suatu naluri atau instink (animal instinc), karena proses keberadaan sang anak serta pembentukka n sifa t da n ka r akternya semua terpulang pada orang tua (Rifai, 2018). Pada studi pendahuluan yang dilakukan penulis dengan cara wawancara pada 20 remaja di Desa Sukamantri Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis pada tanggal 30 Agustus 2016 diketahui bahwa hampir 50 % nya dari remaja putra dan putri telah melakukan perilaku seksual remaja. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan tentang keadaan tertentu dari setiap variabel penelitian secara objektif kemudian dilan- formula. The research instrument used a Guttman scale questionnaire. Hypothesis testing uses the Chi-Square test. The results showed that mater- nal efforts in preparing for puberty in Sukamantri Village, Ciamis Regency were in the good category of 53.3% and less than 46.7%. Adolescent sexual behavior in Sukamantri Village, Ciamis Regency is included in the good category 56.5% and 43.5% bad. The relationship between maternal efforts to prepare for puberty with adolescent sexual behavior in Sukamantri Village, Ciamis Regency with a value of c2 = 80,644 with degrees of free- dom (df) 1 and p-value or Sig 0,000, it can be concluded that there is a significant relationship between maternal efforts in preparing puberty with adolescent sexual behavior so that the role of mothers in preparing for adolescence is very important to do. © 2020 Jurnal Ners dan Kebidanan https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.ART.p301-306 303Septina, Hubungan Upaya Ibu dalam Mempersiapkan Masa Pubertas dengan ... jutkan dengan uji statistic untuk menguji hipotesis penelitian (Prof. Dr. Suryana, 2012). Pendekatan penelitianya adalah cross sectional karena diambil dalam waktu yang bersamaan dan hanya diambil satu kali, untuk variable dalam penelitian ini ada variable bebas dan terikat, variable bebasnya adalah upaya ibu dalam mempersiapkan pubertas dan terikatnya adalah prilaku seksual remaja. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh remaja awal usia 12-15 tahun sebanyak 1.113, sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling, adapun besar sampel yang diambil yaitu menggunakan rumus slovin dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis bivariat karena analisis ini digunakan pada dua variable yang diduga berhubungan atau berkorelasi. HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Univarit Data variabel Upaya Ibu mempersiapkan masa pubertas didapat berdasarkan instrumen angket terhadap pada 92 responden remaja awal yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian didapat data statistik dari nilai variabel Upaya Ibu Mempersiapkan Masa Pubertas sebagai berikut: Tabel diatas menjelaskan bahwa dari 49 orang ibu yang mempersiapkan masa pubertas kategori baik, semua perilaku seksual remaja termasuk kategori baik. Sedangkan dari 43 ibu yang memper- siapkan masa pubertasnya kategori kurang, 3 orang remaja mempunya perilaku seksual remaja baik dan 40 orang perilaku seksual remajanya buruk. PEMBAHASAN Upaya Ibu Mempersiapkan Masa Pubertas Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ibu orang tua remaja awal di Desa Sukamantri sebagian besar (53,3%) memiliki upaya yang baik dalam mem- persiapkan masa pubertas, sedangkan 46,7% memi- liki upaya yang kurang. Bagi ibu yang memiliki upaya baik, beberapa hal yang dapat diamati telah dilakukan oleh ibu tersebut untuk mempersiapkan anak dalam meng- hadapi masa pubertas ada 8 upaya yang bisa ibu lakukan yang pertama yaitu pembinaan moral religi- us, pembinaan religius sangat diperlukan dalam hal mempersiapkan anak memasuki masa pubertas (Diananda, 2019). Ibu-ibu di Desa Sukamantri dapat menjelaskan kepada anak mengenai kesehatan No Kategori f % 1. Baik 49 53.3 2. Kurang 43 46.7 Total 92 100.0 Tabel 1 Kategorisasi Hasil Ukur Variabel Upaya Ibu Mempersiapkan Masa Pubertas Diketahui bahwa tingkat upaya ibu memper- siapkan masa pubertas yang termasuk kategori Baik ada 49 orang (53,3%) sedang sisanya yaitu 43 orang (46,7%) tingkat upaya ibu mempersiapkan masa pubertas termasuk kategori Kurang. Hasil ukur variabel Perilaku Seksual Remaja ditampilkan dalam tabel sebagai berikut: No Kategori f % 1. Baik 52 56.5 2. Kurang 40 43.5 Total 92 100.0 Tabel 2 Hasil Ukur Variabel Perilaku Seksual Remaja No Ketegori Kategori Variabel X Total Variabel Y Baik Kurang 1. Baik 49 3 52 2. 53.3% 3.3% 56.5% 3. Buruk 0 40 40 4. .0% 43.5% 43.5% Total 49 43 92 53.3% 46.7% 100.0% Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Upaya Ibu Mem- persiapkan Masa Pubertas dengan Perilaku Seksual Remaja Diketahui bahwa remaja awal usia 12 sampai 15 tahun yang melakukan perilaku seksual remaja kategori baik ada 56,5% dan yang kategori kurang ada 43,5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar remaja awal usia 12 sampai 15 tahun terma- suk baik dalam perilaku seksual remaja. Hasil Analisis Bivariat Hasil analisis untuk mendeskripsikan hubungan upaya ibu dalam mempersiapkan masa pubertas dengan perilaku seksual remaja dapat disajikan pada tabel di bawah ini. 304 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 301–306 reproduksi yang senantiasa dibingkai dalam nuansa moral dan keagamaan, karena pada dasarnya jika seseorang diberikan pendidikan atau pengajaran maka pengetahuan seseorang akan lebih baik (Hida- yah et al., 2018). dan jika ada upaya ibu dalam mem- berikan pengetahuan atau pendidikan maka menye- butkan bahwa dalam mempersiapkan diri jalan teraman bagi orang tua adalah berpegang pada lan- dasan agama, kemudian ada juga meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (Dewi et al., 2012). Menanamkan konsep diri yang positif juga me- rupakan salah satu upaya ibu dalam mempersiapkan masa pubertas, konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri (Nathan & Scobell, 2012). Hal itu meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya sendiri meliputi penilaian diri dan penilaian sosial (Bariyyah Hidayati et al., 2016). Mengkondisikan lingkungan keluarga yang harmonis dan kondusif juga salah satu upaya dalam mempersiapkan masa pubertas adalah menciptakan hubunga n ha rmonis dalam keluarga. Hal ini mempermudah interaksi antar anggota keluarga (Wulandari, 2014). Dari berbagai studi dan pendapat para ahli memperlihatkan bahwa sikap keterbukaan, perhatian, cinta, dan rasa persahabatan yang dibe- rikan oleh orang tua kepada remaja mampu mem- bina pendidikan reproduksi dalam keluarga (Dewi et al., 2012). Sedangkan sebanyak 46,7% ibu di Desa Suka- mantri memiliki upaya yang kurang dalam memper- siapkan masa pubertas. Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu remaja (Dewi et al., 2012). Menurut data pada angket, bah- wa 62% ibu remaja merupakan tamatan Sekolah Dasar (SD). Tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir ibu remaja dan usahanya dalam mempersiap- kan masa pubertas anaknya, (Dewi et al., 2012) maka penulis berasumsi bahwa kurangnya upaya ibu dalam mempersiapkan pubertas dikarenakan masih rendahnya tingkat pendidikan ibu diwilayah tersebut. Perilaku Seksual Remaja Perilaku Seksual Remaja di Desa Sukamantri Kabupaten Ciamis sebagian besar (56,5%) tergo- long baik, sedangkan sisanya (43,5%) tergolong kurang. Remaja yang tergolong baik dalam perilaku seksualnya didasarkan pada data angket yakni belum pernah melakukan batasan perilaku seksual, aktivi- tas seksual, hubungan seksual dan perilaku seksual pra nikah. Sedangkan yang tergolong perilaku seksualnya kurang, mereka pernah melakukan salah satu perilaku seksual remaja. Klasifikasi perilaku seksual remaja yang didapat di atas tak terlepas dari pembentukan perilaku yang terjadi sampai saat mereka remaja (Afritayeni et al., 2018). Menerangkan beberapa cara terbentuk- nya sebuah perilaku seseorang yaitu “(1) kebiasaan, (2) pengertian, dan (3) penggunaan model (pa- nutan)”. Ketiga cara yang membentuk perilaku remaja di Desa Sukamantri kaitannya dengan perilaku seksual remaja dapat terjadi karena ber- bagai faktor (Mahmudah et al., 2016). Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: (1) Faktor predis- posisi, (2) Faktor pemungkin, dan (3) Faktor penguat (Diananda, 2019). Remaja yang mempunyai perilaku seksual re- maja baik, mendapatkan faktor-faktor tersebut dengan baik sehingga mereka mempunyai kebiasa- an, memiliki pengertian, dan mempunyai panutan yang baik pula. Sedangkan remaja yang perilaku seksualnya kurang baik, kurang pula dalam menda- patkan faktor-faktor tersebut (Diananda, 2019). Faktor predisposisi, faktor faktor ini mencakup tentang pengetahuan dan sikap seseorang terhadap sebuah rangsangan atau stimulus yang ia dapatkan. Faktor pemungkin, faktor faktor ini mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas sebagai penunjang terjadinya sebuah perilaku yang terjadi pada seseorang tersebut. Faktor penguat, faktor-faktor penguat ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku dari peran role dari seseorang yang mem- buatnya menirukan apa yang mereka lakukan semuanya (Mahmudah et al., 2016). Ada hubungan antara pengetahuan sikap terhadap prilaku seksual pra nikah (Pawestri et al., 2013), sehingga peneliti berasumsi remaja yang mempunyai pengatahuan dan sikap yang baik dapat membentuk prilaku seksual yang baik pula (Pawestri et al., 2013). Hubungan Upaya Ibu Mempersiapkan Masa Pubertas dengan Perilaku Seksual Remaja Berdasarkan data statistik hasil penelitian skor variabel Upaya Ibu Mempersiapkan Masa Pubertas berada pada rentang minimum 1 sampai maksimum 15. Sedangkan nilai rata-rata variabel Upaya Ibu Mempersiapkan Masa Pubertas adalah 9,0000, median 9,0000, modus 11,00 dan standar deviasi 305Septina, Hubungan Upaya Ibu dalam Mempersiapkan Masa Pubertas dengan ... 3,29168. Hal ini menunjukkan bahwa Upaya Ibu Mempersiapkan Masa Pubertas masih jauh dari skor maksimum secara teori yaitu 15. Diketahui bahwa tingkat upaya ibu mempersiapkan masa pubertas yang termasuk kategori Baik ada 49 orang (53,3%) sedang sisanya yaitu 43 orang (46,7%) tingkat upaya ibu mempersiapkan masa pubertas termasuk kate- gori Kurang. Berdasarkan data hasil penelitian, secara sta- tistik nilai variabel Perilaku Seksual Remaja berada pada rentang nilai minimum 0,00 sampai maksimum 4. Sedangkan nilai rata-ratanya 2,2500, median 2,00, modus 2,00 dan standar deviasi 0,72058. Diketahui bahwa remaja awal usia 12 sampai 15 tahun yang melakukan perilaku seksual remaja kategori baik ada 56,5% dan yang kategori buruk ada 43,5%. Dari 49 orang ibu yang mempersiapkan masa pubertas kategori baik, semua perilaku seksual remaja remaja termasuk kategori baik. Sedangkan dari 43 ibu yang mempersiapkan masa pubertasnya kategori kurang, 3 orang remaja mempunya perilaku seksual remaja baik dan 40 orang perilaku seksual remajanya buruk. Hasil uji Chi Kuadrat untuk Kebebasan yang menghasilkan c2 = 80,644 dengan derajat kebebasan (df) 1 dan p-value dengan Sig 0,000, karena p-value lebih kecil dari  0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi terbukti ada hubungan upaya ibu mempersiapkan masa pubertas dengan perilaku seksual remaja di Desa Sukamantri Kabupaten Ciamis. Fakta di atas menunjukkan bahwa peran ke- luarga terutama orang tua yaitu ibu sangtlah penting (Ainemer et al., 1990). Terutama pemberitahuan remaja tentang seksualitas dan memberikan upaya menghadapi masa pubertas pada remaja diantaranya dengan membimbing dan memberikan pemahaman religius (Setiati, 2015). Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi perkembangan anaknya ke arah yang lebih baik (Rahim, 2013). Penjelasan kepada seorang anak tentang peru- bahan yang terjadi pada saat pubertas juga menja- dikan mereka untuk berpikir bahwa mereka harus bisa menjaga diri karena jika sudah puber maka mereka sudah bisa berkembang biak. Dari situ peran orang tua untuk menjelaskan semuanya karena perubahan pada masa pubertas juga membuat perkembangan pemikiran mereka pesat. Seorang ibu sebaiknya sudah membekali anak dengan pengetahuan tentang masalah dan bagaimana untuk menghadapi fase remaja yaitu pubertas dengan penyampaian dan penjelasan sederhana serta sesuai dengan pemahaman anak-anak (Marlina & Pransis- ka, 2018), serta memberitahu mengenai kewajiban- kewajiban anak ketika sudah puber. (Rahim, 2013), (Dewi et al., 2012). Berkaitan dengan hasil penelitian ini, penelitian yang relevan telah dilakukan (Siregar, 2014) dengan hasil bahwa morma-norma moral, larangan, conto- conto, pengajaran, saran-saran dan nilai agama yang diberikan orang tua menjadi pegangan remaja untuk tidak melanggar prilaku seks menyimpang (Siregar, 2014). KESIMPULAN Upaya ibu mempersiapkan masa pubertas di di Desa Sukamantri Kabupaten Ciamis termasuk kategori baik 53,3% dan kurang 46,7%. Perilaku seksual remaja di Desa Sukamantri Kabupaten Ciamis termasuk kategori baik 56,5% dan buruk 43,5% kemudian terdapat hubungan signifikan upaya ibu mempersiapkan masa pubertas dengan perilaku seksual remaja di Desa Sukamantri Kabupaten Ciamis dengan nilai c2 = 80,644 dengan derajat kebebasan (df) 1 dan p-value atau Sig 0,000. SARAN Para orang tua diharapkan dapat melakukan upaya dalam mempersiapkan pubertas diantaranya yaitu bimbingan spiritual atau agama, dan untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan cara online misalnya menggunakan google form agar tidak mengganggu jadwal ektrakulikuler sekolah. DAFTAR PUSTAKA Afritayeni, A., Yanti, P. D., & Angrainy, R. (2018). Analisis Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Terinfeksi Hiv Dan Aids. Jurnal Endurance, 3(1), 69. https:// doi.org/10.22216/jen.v3i1.2717 Ainemer, A. I., Krasnov, S. G., Popoy, V. E., Romm, E. S., Sudarikov, S. M., & Cherkashov, G. A. (1990). Hydrothermal systems of the Pacific Ocean. Marine Mining, 9(1), 105–115. Bariyyah Hidayati, K., & . M. F. (2016). Konsep Diri, Adversity Quotient dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 5(02), 137–144. https://doi.org/10.30996/persona.v5i02.730 Dewi, A. C., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Surakarta, A. (2012). Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu 306 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 301–306 kesehatan reproduksi remaja. 9(2), 17–25. http:// jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/ view/36/33. Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja Dan Permasalahan- nya. Journal ISTIGHNA, 1(1), 116–133. https:// doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20 Georgia. (2013). Centers for Disease Control and Prevention Sexual risk behavior HIV,STD and teen pregnanc y pre vention. htt p:/ /www. cdc.gov/ healthyyouth/sexualbehaviors/ Hidayah, U., Sari, P., & Susanti, A. I. (2018). Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai HIV / AIDS Sete- lah Mengikuti Program Hebat di Smp Negeri Kota Bandung Description of Adolescent Knowledge on HIV / AIDS After Attending Hebat Program in Public Junior High Schools in Bandung City. 3(3), 111–115. Mahmudah, M., Yaunin, Y., & Lestari, Y. (2016). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), 448–455. https://doi.org/10.25077/jka.v5i2.538 Marlina, S., & Pransiska, R. (2018). Pengembangan Pendidikan Seks di Taman Kanak-kanak. Yaa Bunayya Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2, 1– 12. Nathan, A. J., & Scobell, A. (2012). How China sees America. Foreign Affairs, 91(5), 1689–1699. https:/ /doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Pawestri, Wardani, R. S., & Sonna. (2013). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja tentang Seks Pra Nikah. Keperawatan Maternitas, 1(1), 46–54. Prof. Dr. Suryana, Ms. (2012). Metodologi Penelitian/ : Metodologi Penelitian Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia, 1–243. https://doi.org/10.1007/s13398- 014-0173-7.2 Rahim, A. (2013). Peranan Orang Tua Terhadap Pen- didikan Karakter Remaja Putri Menurut Islam. Al- Ulum, 13(1), 87–102. Rifai, A. (2018). Dalam membina kecerdasan spiritual. Kajian Ilmu Dan Budaya Islam, 1, 257–291. Setiati, D. retno. (2015). Peran Pendidikan Keluarga Dalam PembentukanSikap Sosial Dan Kemandirian Anak. Seminar Nasional. Siregar, A. A. (2014). Pendidikan seks oleh orang tua pada remaja akhir. Wahyuni, S., & Fahmi, I. (2019). Determinan Perilaku Seksual Pra Nikah Remaja Pria di Indonesia Hasil SDKI. Euclid, 6(2), 177. https://doi.org/10.33603/ e.v6i2.2201 Wulandari, A. (2014). Karakteristik Pertumbuhan Perkem- bangan Remaja dan Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan dan Keperawatannya. Jurnal Kepera- watan Anak, 2, 39–43. https://jurnal.unimus. ac.id/ index.php/JKA/article/view/3954