247Setyaningsih, Sutiyarsih, Faktor-Faktor Determinan yang Melatar Belakangi Kehamilan Remaja di ... 247 Faktor-Faktor Determinan yang Melatar Belakangi Kehamilan Remaja di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Maria Magdalena Setyaningsih1, Emy Sutiyarsih2 1,2Prodi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 30/01/2020 Disetujui, 07/07/2020 Dipublikasi, 05/08/2020 Kata Kunci: Kehamilan, Remaja, Faktor Determinan Abstrak Kehamilan remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada remaja berusia kurang dari 20 tahun. Kehamilan remaja memberikan banyak kerugian bagi kesehatan, mental dan psikologis, kesejahteraan ekonomi dan peluang karier, kemiskinan dan prospek kehidupan masa depan remaja. Tujuan penelitian mengidentifikasi faktor determinan yang melatarbelakangi terjadinya keha- milan remaja. Design penelitian adalah penelitian analitik kategorik jenis survei kuantitatif dengan desain case control. Populasi semua perempuan yang bertempat tinggal di wilayah dusun Wonosari, Sukosari, dan Krajan Pandan- sari dan pernah/sedang hamil pertama kali pada usia kurang dari 20 tahun. Sampel Kelompok kasus adalah perempuan yang sedang atau pernah hamil pertama kali pada usia remaja yaitu (kurang dari 20 tahun) dan anaknya saat ini berusia  1 tahun. Kelompok kontrol adalah perempuan yang hamil perta- ma kali pada usia > 20 tahun. Teknik pengambilan sampel cluster random sampling besar sampel 73. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil model akhir analisis multivariat, diketahui bahwa variabel pendidikan, riwayat kehamilan remaja pada keluarga dan usia menikah merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian kehamilan remaja setelah dikontrol oleh variabel akses informasi, responden berpendidikan rendah memiliki peluang 20,8 kali lebih tinggi; responden yang memiliki riwayat kehamilan remaja pada keluarga memiliki peluang 14,9 kali lebih tinggi; responden yang menikah pada usia < 20 tahun memiliki peluang 12,1 kali lebih tinggi; responden dengan pemahaman yang kurang baik terkait penggu- naan kondom memiliki peluang 5,9 kali lebih tinggi untuk terjadi kehamilan remaja. Oleh karena itu dianjurkan untuk membangun interaksi yang baik dalam keluarga yang dilandasi dengan pendidikan dan pemahaman yang baik tentang Pendidikan seksualitas. JURNAL NERS DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF NERS AND MIDWIFERY) http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk JNK https://crossmark.crossref.org/dialog/?doi=10.26699/jnk.v7i2.ART.p247-255&domain=pdf&date_stamp=05-08-2020 248 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 247–255 Correspondence Address: STIKes Panti Waluya Malang – Jawa Timur, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: emymlg23@yahoo.com E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v7i2.ART.p247–255 This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) History Article: Received, 30/01/2020 Accepted, 07/07/2020 Published, 05/08/2020 Keywords: Pregnancy, Teen, Determinants’ Factors Article Information Abstract Teen pregnancy is a pregnancy that occurs in adolescents aged less than 20 years old. Teen pregnancy has many disadvantages for health, mental, psychological, economic well-being, career opportunities, poverty, and the future life. The aim of the study was to identify the determinants factors underlying teen pregnancy incidence. This study was a quantitative study with categorical analytic method. The study design used a case control with two comparison groups. The groups were control group and case group. The population in this study was all women who lived in the Wonosari, Sukosari, and Krajan Pandansari district and had or were preg- nant for the first time at the age of less than 20 years old. Seventy three respondents were recruited using cluster sampling technique. The case group consisted of women who were or had pregnant for the first time at the age of less than 20 years old and their children were currently aged d” 1 years old. The control group consisted of women who were pregnant for the first time at the age of > 20 years old. The data was collected by ques- tionnaire. The findings showed that education, history of teen pregnancy in family and the age of marriage were correlated with the incidence of teen pregnancy after being controlled by information access. Low-edu- cated respondents had 20.8 times higher chance of experiencing teen preg- nancy; respondents with a history of teen pregnancy in the family had 4.9 times higher chance of experiencing teen pregnancy; respondents who were married at the age of < 20 years old had 12.1 times higher chance of experiencing teen pregnancy; respondents with poor understanding of condom use had 5.9 times higher chance of teenage pregnancy. In conclu- sion, the findings suggest to build good interactions in the family based on education and a good understanding of sex education. © 2020 Jurnal Ners dan Kebidanan The Determinant Factors Underlying Teen Pregnancy in Pandansari Village PENDAHULUAN Kehamilan remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada remaja wanita berusia kurang dari 20 tahun, kehamilan ini terjadi akibat perilaku seksual baik sengaja maupun tidak sengaja (Pujiastuti, 2012). Kehamilan remaja masih menjadi perhatian dan masalah kesehatan masyarakat di dunia hingga saat ini. Negara berkembang mempunyai resiko keha- milan pada remaja lebih tinggi, setiap tahun banyak remaja di dunia melahirkan di usia remaja dan melakukan aborsi (Gennari, 2013; Ngum Chi Watts et al, 2015). Secara global, diperkirakan bahwa 16 juta remaja berusia 15-19 tahun dan 2 juta remaja di bawah usia 15 tahun melahirkan setiap tahunnya sebesar 11% kelahiran (Ngum Chi Watts et all, 2015; Bandhari and Joshi, 2016; Ayele, 2018). Sembilan puluh lima persen dari kelahiran tersebut ter ja di di nega ra ber pendapatan r enda h da n menengah (Bandhari & Joshi, 2016). Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) tahun 2012 menunjukkan data Age Spesific Fertility Rate (ASFR) sebesar 48 kelahiran per 1000 remaja usia 15-19 tahun, hal ini memberikan makna bahwa jumlah kelahiran pada perempuan usia 15-19 tahun https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.ART.p247-255 249Setyaningsih, Sutiyarsih, Faktor-Faktor Determinan yang Melatar Belakangi Kehamilan Remaja di ... masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan target sasaran RPJMN 2014 yang menetapkan bahwa kelahiran hidup pada remaja usia 15-19 tahun adalah sebesar 30 kelahiran per 1000 remaja usia 15-19 ta hun. The Indonesian Planned Parenthood Association di Jawa tengah menunjukkan bahwa dalam sebulan sekitar 8-10 rata-rata datang untuk konsultasi kehamilan yang tidak diinginkan (Utomo et al, 2013). Beberapa penelitian internasional telah mene- tapkan bahwa kehamilan remaja memberikan banyak kerugian bagi kesehatan, mental dan psiko- logis, kesejahteraan ekonomi dan peluang karier, kemiskinan dan prospek kehidupan masa depan remaja (Gray et al, 2013). Kehamilan remaja memberikan konsekuensi yang sangat tinggi bagi resiko kesehatan, resiko fisiologis, fistula obstetric dan penurunan nutrisi kehamilan terutama pada remaja yang berasal dari latar belakang yang buruk (Chandra-Mouli, Camacho & Michaud, 2013). Rendahnya berat bayi yang dilahirkan, lahir hidup hingga resiko kematian ibu bersalin juga merupakan konsekuensi kehamilan pada remaja (Ayele et al, 2018). Kehamilan remaja yang sampai melahirkan beresiko terputusnya masa sekolah pada remaja, sehingga remaja memiliki pendidikan dan ketram- pilan yang rendah (Sarah & Muthoni, 2012; Ngum Chi Watts et al, 2015). Kehamilan remaja hingga melahirkan dapat menimbulkan dampak remaja memiliki konflik pada peran baru sebagai seorang ibu dan kebutuhan masa remaja (Ngum Chi Watts et al, 2015). Kurang lengkapnya akses pada pela- yanan kesehatan terutama akses pelayanan ante- natal care akan meningkatkan resiko kesehatan bagi bayi (Ayele, et al, 2018). Beberapa penelitian menunjukkan banyak faktor yang berkontribusi pada terjadinya kehamilan remaja. Hasil penelitian Ayele et al (2018) tentang Determinants of Teenage Pregnancy in Degua Tembien District, Togray, Northern Ethiopia menunjukkan bahwa stigma sosial, rendahnya pen- dapatan keluarga, menikah pada usia 18-19 tahun, rendahnya komunikasi dengan orang tua tentang issue kesehatan reproduksi dan adanya maternal history memiliki keterkaitan dengan terjadinya kehamilan remaja. Hal ini didukung oleh penelitian Ngum Chi Watts et al (2015) tentang Qualitative Study Exploring The Experiences of African Australian Teenage Mothers in Greater Melbourne, Australia yang menyatakan bahwa ras, usia, gender, pengalaman migrasi, lingkungan keluarga, status sosial ekonomi, latar belakang pen- didikan, dan jejaring sosial remaja sebelum terjadinya kehamilan memberikan kontribusi bagi terjadinya kehamilan remaja. Penelitian Ginting & Wantania (2012) di Manado memberikan hasil bahwa sumber informasi yaitu media massa berkaitan dengan rendahnya pengetahuan di antara ibu remaja yang hamil tentang kesehatan reproduksi, kehamilan dan kesehatan anak. Studi kuantitatif pada remaja yang hamil di Indonesia menunjukkan rendahnya pengeta- huan tentang kesehatan reproduksi dan adanya perilaku seksual yang tidak aman merupakan predisposing faktor terjadinya kehamilan remaja dan aborsi terencana. Undang-Undang Nasional Ke- pendudukan dan Pengembangan Keluarga No.52 tahun 2009 hanya mengijinkan pasangan yang sudah menikah yang diperkenankan mengakses layanan keluarga berencana, kebijakan ini ternyata memiliki kontribusi tambahan bagi pencegahan kehamilan remaja yang tidak menikah (Utomo et al, 2013). BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik kategorik jenis survei kuantitatif dengan desain case control. Berdasarkan desain yang digunakan, penelitian ini membagi responden menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Setiap responden pada masing- masing kelompok akan diberikan kuesioner pene- litian. Estimasi waktu untuk mengisi kuesioner tersebut kira-kira 30 menit . Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Desa Pandansari terdiri atas tiga dusun yaitu dusun Wonosari, dusun Sukosari dan dusun Krajan Pandansari. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2018 s/d Agustus 2019. Populasi dalam penelitian adalah semua perem- puan yang bertempat tinggal di wilayah dusun Wono- sari, Sukosari, dan Krajan Pandansari dan pernah/ sedang hamil pertama kali pada usia kurang dari 20 tahun. Sampel Kelompok kasus adalah perempuan yang sedang atau pernah hamil pertama kali pada usia remaja yaitu (kurang dari 20 tahun) dan anak- nya saat ini berusia  1 tahun. Kelompok kontrol adalah perempuan yang hamil pertama kali pada usia > 20 tahun yang bertempat tinggal di wilayah dusun Wonosari, Sukosari, dan Pandansari. Menurut Dahlan (2016), besar sampel yang digunakan dihitung berdasarkan rumus besar sampel untuk penelitian case control dengan menggunakan 250 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 247–255 rumus berikut: 2 21 2211 )( 2 PP )QPQPZPQ(Z nn 2 21     Dimana, Z = kesalahan tipe I, hipotesis satu arah = 1,64 Z = kesalahan tipe II = 0,84 P2 = proporsi pajanan pada kelompok control = 50% Q 2 = 1– P2 P1 = P2+ 0,2 = 0,5 + 0,5 = 0,7 Q 1 = 1- P1 = 1 – 0,7 = 0,3 P1 – P2 = 0,2 P = 6,0 2 21   PP Q = 1– P = 0,4 Sehingga diperoleh besar sampel sejumlah 72,755871505 ~ 73, seharusnya masing-masing ke- lompok kasus dan kontrol sebesar 36, tetapi berda- sarkan rsponden yang sesuai dan karena keter- batasan waktu sehingga masing-masing kelompok kasus dan kontrol didapatkan sebesar 30 respon- den. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling, Proses pengumpulan data didapatkan melalui kuesioner diisi oleh responden tanpa bantuan dari siapapun sehingga mendapatkan data yang valid sesuai responden. Analisa data menggunakan software yaitu STATA, tahapan analisa data adalah sebagai berikut: 1) Analisa Univariat, menggambarkan distri- busi dari karakteristik responden yang meliputi sosio demografi, kesehatan reproduksi, pengetahuan responden, dan pesan sosial yang diterima oleh responden. 2) Analisa Bivariat, mengidentifikasi ke- terkaitan masing-masing faktor determinan dengan kejadian kehamilan remaja. Analisa menggunakan uji regresi logistic ganda. 3) Analisa Multivariat, uji ini dilakukan untuk memperoleh model yang terdiri dari beberapa variabel independen yang dianggap terbaik untuk memprediksi kejadian variabel de- penden. Pada pemodelan ini semua variabel diang- gap penting sehingga dapat dilakukan estimasi pada beberapa koefisien regresi logistik sekaligus. Karena variabel dependen dan independen berskala katego- rik dimana variabel independennya terdiri dari beberapa variabel maka analisis yang digunakan adalah regresi logistik ganda model pr ediksi (Hastono, 2017). HASIL PENELITIAN Kelompok kasus yang kami temukan ada 30 sehingga kelompok kontrol menjadi 30 sehingga pe- nelitian ini melibatkan 60 responden yang dianalisis. Riw. Kehamilan remaja pada keluarga Ada Riwayat Tidak ada Riwayat Riw. Penggunaan Kontrasepsi Tidak ada riwayat Ada riwayat Komunikasi dengan orang tua tentang kespro Tidak Pernah Pernah Pemahaman tentang Menarche Kurang Baik Usia Menarche < 14 tahun  14 tahun Informasi tentang Menstruasi Tidak pernah Pernah Tabel 1 Hubungan Variabel Independen Kesehatan Reproduksi dengan Kehamilan Remaja 2,4 – 24,2 0,4 – 3,2 0,5 – 4,1 0,1 – 1,6 0,2 – 1,6 0,2 – 2,5 0,2 – 1,6 0,7 – 1,5 23 7 18 12 18 12 7 23 13 17 9 21 13 17 0 0 76,7 23,3 60,0 40,0 60,0 40,0 23,3 76,7 43,3 56,7 30,0 70,0 43,3 56,7 0 0 Karakteristik Variabel Kontrol Kasus Pvalue OR CI 95%N (%) N (%) 9 21 17 13 15 15 11 19 17 13 10 20 17 13 1 1 30,0 70,0 56,7 43,3 50,0 50,0 36,7 63,3 56,7 43,3 33,3 66,7 56,7 43,3 3,3 3,3 reff 0,001 reff 0,793 reff 0,437 reff 0,263 reff 0,303 reff 0,781 reff 0,303 reff 0,770 7,6 1,1 1,5 0,5 0,5 0,8 0,5 1,0 Hubungan Kesehatan Reproduksi dengan Kehamilan Remaja 251Setyaningsih, Sutiyarsih, Faktor-Faktor Determinan yang Melatar Belakangi Kehamilan Remaja di ... Waktu menerima informasi tentang menstruasi Setelah Menstruasi Sebelum Menstruasi Usia pertama kali berhubungan seksual 13 tahun 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun Pendidikan Seks di Sekolah Tidak pernah Pernah Usia Menikah < 20 tahun  20 tahun Perencanaan Kehamilan tidak terencana terencana 0,2 – 2,5 0,7 – 1,5 0,2 – 1,8 0,5 – 5,1 0,5 – 5,1 13 17 0 0 4 5 10 9 2 16 14 10 20 10 20 43,3 56,7 0 0 13,3 16,7 33,33 0,0 6,7 53,3 46,7 33,3 66,7 33,3 66,7 17 13 1 1 1 6 10 4 7 19 11 2 28 7 23 56,7 43,3 3,3 3,3 3,3 20,0 33,4 23,3 13,3 63,3 36,7 6,7 93,3 23,3 76,7 reff 0,303 reff 0,770 reff 0,433 reff 0,019 reff 0,392 0,8 1,0 0,6 1,6 1,6 0,5 – 5,1 0,1 – 1,6 0,5 – 5,1 0,5 – 5,1 0,2 – 1,8 1,3 – 11,8 0,2 – 1,8 10 20 7 23 10 20 10 20 16 14 19 11 15 15 33,3 66,7 23,3 76,7 33,3 66,7 33,3 66,7 53,3 46,7 63,3 36,7 50,0 50,0 Karakteristik Variabel Kontrol Kasus Pvalue OR CI 95%N (%) N (%) 7 23 11 19 7 23 7 23 19 11 9 21 18 12 23,3 76,7 36,7 63,3 23,3 76,7 23,3 76,7 63,3 36,7 30,0 70,0 60,0 40,0 reff 0,392 reff 0,263 reff 0,392 reff 0,392 reff 0,433 reff 0,011 reff 0,437 1,6 0,5 1,6 1,6 0,6 4,0 0,6 Pemahaman tentang Fertilitas Kurang Baik Pehamaman tentang dampak kehamilan remaja Kurang Baik Pemahaman tentang pencegahan kehamilan Kurang Baik Pemahaman tentang kontrasepsi modern Kurang Baik Pemahaman tentang jenis kontrasepsi Kurang Baik Pemahaman tentang penggunaan kondom Kurang Baik Pemahaman tentang penyedia kondom Kurang Baik Tabel 2 Hubungan Variabel Independen Pengetahuan Responden dengan Kehamilan Remaja Berdasarkan Tabel 1, hasil analisis hubungan kehamilan remaja menunjukkan bahwa hanya va- riabel riwayat kehamilan remaja pada keluarga dan usia menikah yang berhubungan dengan kehamilan remaja. Responden dengan riwayat kehamilan remaja pada keluarga memiliki odds 7,6 kali untuk terjadi kehamilan remaja dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat. Responden yang menikah pada usia < 20 tahun memiliki odds 1,6 kali untuk terjadi kehamilan remaja dibandingkan dengan responden yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan Pengetahuan Responden dengan Kehamilan Remaja 252 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 247–255 Berdasarkan Tabel 2, hasil analisis hubungan kehamilan remaja menunjukkan bahwa hanya variabel pemahaman tentang penggunaan kondom yang berhubungan dengan kehamilan remaja. Res- ponden dengan pemahaman penggunaan kondom kurang memiliki odds 4,0 kali untuk terjadi kehamilan remaja dibandingkan dengan responden yang memiliki pemahaman tentang penggunaan kondom. Hubungan variabel pesan sosial dengan kehamilan remaja 0,3 – 3,410 20 33,3 66,7 Karakteristik Variabel Kontrol Kasus Pvalue OR CI 95%N (%) N (%) 9 21 30,0 70,0 reff 0,781 1,1 Pesan Sosial yang diterima Mendukung Tidak Mendukung Tabel 3 Hubungan Variabel Pesan Sosial dengan Kehamilan Remaja Berdasarkan Tabel 3, hasil analisis hubungan kehamilan remaja menunjukkan bahwa variabel pesan sosial tidak memiliki hubungan yang bermak- na dengan kehamilan remaja. Analisis Multivariat Indentifikasi Kovariat Potensial Tahap pertama dalam pemodelan untuk mencari faktor determinan adalah identifikasi kovariat potensial yang dilakukan dengan membuat analisis regresi logistik dari masing-masing kovariat terhadap variabel dependennya. Kovariat dengan p value < 0,25 merupakan kandidat kovariat yang dapat masuk ke dalam model multivariat. Setelah dilakukan analisis, terlihat bahwa variabel pendidikan, akses informasi, riwayat keha- Variabel B P value OR 95% CI Pendidikan 3,036 0,002 20,8 2,9 – 147,1 Akses informasi -1,788 0,112 0,1 0,1 – 1,5 Riwayat kehamilan remaja pada keluarga 2,704 0,005 14,9 2,2 – 97,7 Usia menikah 2,497 0,029 12,1 1,2 – 114,0 Pemahaman tentang penggunaan kondom 1,778 0,025 5,9 1,2 – 27,8 milan keluarga, usia menikah, dan pemahaman ten- tang penggunaan kondom memiliki p value < 0,25 sehingga va riabel-variabel tersebut lah yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam model mutivariate. Penilaian Variabel Perancu Uji variabel perancu dilakukan dengan menge- luarkan kandidat variabel perancu satu per satu dimulai dari variabel perancu yang memiliki p value terbesar. Bila terdapat perubahan OR  10% pada masing-masing variabel independen maka variabel tersebut dikatakan variabel perancu dan harus tetap berada di dalam model. Hasil pemodelan awal dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Pemodelan Awal Determinan Kehamilan Remaja Setelah variabel perancu dikeluarkan dari pemodelan satu persatu, ternyata variabel akses informasi harus tetap berada dalam model. Hal ini disebabkan karena setelah variabel akses informasi dikeluarkan dari model menyebabkan perubahan nilai OR >10%, sehingga model akhir yang dihasilkan adalah seperti pada tabel 5. Uji Interaksi Uji interaksi dilakukan pada variabel yang diduga secara substansi ada interaksi, namun bila tidak ada maka tidak perlu dilakukan uji interaksi. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji interaksi. Model akhir 253Setyaningsih, Sutiyarsih, Faktor-Faktor Determinan yang Melatar Belakangi Kehamilan Remaja di ... Tabel 5. Hasil akhir dari analisis multivariat Variabel B P value OR 95% CI PendidikanAkses informasiRiwayat kehamilan remaja pada keluargaUsia menikahPemahaman tentang penggunaan kondom 3 , 0 3 6 - 1,7882,7042,4971,778 0,0020,1120,0050,0290,025 20,80,114,912,15,9 2,9 – 147,10,1 – 1,52,2 – 97,71,2 – 114,01,2 – 27,8 Ber da sa r ka n ha sil model a khir a na lisis multivariat, diketahui bahwa variabel pendidikan, riwayat kehamilan remaja pada keluarga dan usia menikah merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian kehamilan remaja setelah dikontrol oleh variabel akses informasi. Artinya, setelah dikontrol oleh akses informasi, responden yang berpendidikan rendah memiliki peluang 20,8 kali lebih tinggi untuk ter ja di keha mila n r emaja dibandingkan dengan responden yang berpendidikan tingkat menengah. Setelah dikontrol oleh akses infor masi, r esponden yang memiliki riwayat kehamilan remaja pada keluarga memiliki peluang 14,9 kali lebih tinggi untuk terjadi kehamilan remaja dibandingkan responden yang tidak memiliki riwayat kehamilan remaja pada keluarga. Setelah dikontrol oleh akses informasi, responden yang menikah pada usia <20 tahun memiliki peluang 12,1 kali lebih tinggi untuk terjadi kehamilan remaja dibandingkan responden yang menikah pada usia e” 20 tahun. Selanjutnya, Setelah dikontrol oleh akses informasi, responden dengan pemahaman yang kurang baik terkait penggunaan kondom memiliki peluang 5,9 kali lebih tinggi untuk terjadi kehamilan remaja dibandingkan responden dengan pemahaman yang baik terkait penggunaan kondom. PEMBAHASAN Mengidentifikasi determinan faktor yang melatarbelakangi kehamilan remaja Berdasarkan hasil penelitian dan analisis multivariat, diketahui bahwa variabel pendidikan, riwayat kehamilan remaja pada keluarga dan usia menikah merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian kehamilan remaja setelah dikontrol oleh variabel akses informasi. Responden yang berpendidikan rendah memiliki peluang 20,8 kali lebih tinggi untuk ter ja di keha mila n r emaja Responden yang memiliki riwayat kehamilan remaja pada keluarga memiliki peluang 14,9 kali lebih tinggi untuk terjadi kehamilan remaja Responden yang menikah pada usia <20 tahun memiliki peluang 12,1 kali lebih tinggi untuk terjadi kehamilan remaja. Responden dengan pemahaman yang kurang baik terkait penggunaan kondom memiliki peluang 5,9 kali lebih tinggi untuk terjadi kehamilan remaja Hal ini sesuai dengan hasil beberapa penelitian yang menunjukkan banyak faktor yang berkontribusi pada terjadinya kehamilan remaja, seperti hasil penelitian Ayele et al (2018) tentang Determinants of Teenage Pregnancy in Degua Tembien District, Togray, Northern Ethiopia menunjukkan bahwa stigma sosial, rendahnya pendapatan keluarga, menika h pa da usia 18-19 ta hun, r enda hnya komunikasi denga n ora ng tua tentang issue kesehatan reproduksi dan adanya maternal history memiliki keterkaitan dengan terjadinya kehamilan remaja. Hal ini didukung oleh penelitian Ngum Chi Watts et al (2015) tentang Qualitative Study Exploring the Experiences of African Australian Teenage Mothers in Greater Melbourne, Australia yang menyatakan bahwa ras, usia, gender, pengalaman migrasi, lingkungan keluarga, status sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, dan jejaring sosial remaja sebelum terjadinya kehamilan memberikan kontribusi bagi terjadinya kehamilan remaja. Penelitian Ginting & Wantania (2012) di Manado memberikan hasil bahwa sumber informasi yaitu media massa berkaitan dengan rendahnya pengetahuan diantara ibu remaja yang hamil tentang kesehatan reproduksi, kehamilan dan kesehatan anak. Studi kuantitatif pada remaja yang hamil di Indonesia menunjukkan rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan adanya perilaku seksual yang tidak aman merupakan predisposing faktor terjadinya kehamilan remaja dan aborsi terencana. Ha l ini juga sesua i denga n ha sil r iset Mohammadi, et all (2015) menyatakan bahwa kehamilan remaja dipengaruhi oleh siklus menstruasi, pernikahan dan tanggung jawab sebagai ibu dan pemberi layanan sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan proses kehamilan dan persalinan. Sta pleton (2010) juga menya ta ka n ba hwa pengetahuan yang dimiliki oleh ibu dan remaja sangat berperan dalam interaksi antara ibu dan anak terutama dalam diskusi. hubungan ibu dan anak r ema ja nya sa nga t mempenga r uhi ter ja dinya kehamilan remaja. Hubungan ibu dan anak ini lebih ke arah diskusi tentang pemahaman mengenai Pendidikan seksual hingga kesehatan reproduksi dan 254 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 247–255 dampak dari aborsi. Kehidupan dinamika dalam keluarga hingga interaksi di dalamnya sangat diperlukan untuk perkembangan dari rema ja tersebut. Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini ternyata didapatkan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian dari hasil penelitian Lauren Summers, Young Me Lee, Hyeonkyeong Lee Tentang Contributing Factors of Teenage Pregnancy Among African American Females Living in Economically Disadvantaged Commu- nities (2017) menunjukkan bahwa berdasarkan hasil identifikasi terdapat lima faktor yang mendukung risiko terjadinya kehamilan remaja di Afrika Ame- rika, yaitu pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, pesan sosial, penggunaan alcohol, dan keinginan untuk hamil. Orang tua adalah garis terdepan bagi kehidupan anak-anak mereka. Orang tua memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif maupun negative bagi pendidikan dan kesehatan reproduksi. Orang tua memberikan pengaruh bagi remaja dalam memutuskan hubungan dan kehidupan seksual mereka (The National Campaign to Prevent Teen Unplanned Preg- nancy, 2016). Orang tua yang otoriter dan protective berkorelasi kuat bagi penurunan perilaku seksual yang beresiko dan angka kehamilan remaja (Hoskins & Simons, 2014). Teman sebaya memiliki pengaruh yang significant bagi cara berpikir dan pengambilan keputusan pada remaja, khususnya yang berkaitan dengan perilaku seksua l yang berisiko ya ng mendukung terjadinya kehamilan remaja. Hoskins dan Simons (2014) menyampaikan bahwa remaja perempuan African American yang berhubungan dengan teman sebaya yang memiliki perilaku sek- sual yang berisiko berpeluang untuk berpartisipasi dan terlibat dalam perilaku seksual yang beresiko yang pada akhirnya berujung pada kehamilan remaja. Remaja yang memiliki riwayat kehamilan sebelumnya memiliki sejumlah besar teman yang juga memiliki riwayat kehamilan sebelumnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa variabel pendidikan, riwayat kehamilan remaja pada keluarga dan usia menikah merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian kehamilan remaja. Responden yang berpendidikan rendah memiliki peluang 20,8 kali dan riwayat kehamilan remaja pada keluarga memiliki peluang 14,9 kali, responden yang menikah pada usia < 20 tahun memiliki peluang 12,1 kali lebih tinggi untuk terjadi kehamilan remaja dan responden dengan pemahaman yang kurang baik terkait penggunaan kondom memiliki peluang 5,9 kali lebih tinggi untuk terjadi kehamilan remaja. SARAN Perlunya dibangun interaksi yang baik dalam keluarga yang dilandasi dengan pendidikan dan pemahaman yang baik tentang Pendidikan sek- sualitas. DAFTAR PUSTAKA Achoka, Judith, Sarah dan Njeru, Frida, Muthoni. (2012). De Stigmatizing Teenage Motherhood: Towards Achievement of Universal Basic Education in Kenya. JETERAPS Ayele, B.G, Gebregzabher, T., Hailu T.T, Asefa, B.A. (2018). Determinants of teenage pregnancy in degua tembien district, Tigray, Northern Ethiopia: A community-based-case control study. Journal of PLOS One. doi.org/10.1371/journal.pone.0200898 Bhandari, Devi Sushila, & Sarala Joshi. (2016). Perception and perceived experiences about prevention and consequences of teenage pregnancy and childbirth amoung teenage mothers: A qualitative study. Journal Of Advances Academic Research (JAAR). Vol.3. No.1 Dahlan, M. S. (2016). Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Edisi 4. Epidemiologi Indonesia, Jakarta. ISBN:978-602-18408-8-7. Gennari PJ. (2013). Adolescent pregnancy in developing countries. International Journal of Childbirth Education; 28 :57-62 Ginting, F & Wantania, J. Pengetahuan. (2011). Sikap dan Perilaku Remaja yang Hamil Tentang Kehamilan Remaja di Manado. Buletin Idi Manado; 47-59 Helen Stapleton. (2010). Surviving Teenage Motherhood. UK: Palgrave Macmillan Hoskins, D. H. 2014. Consequences of Parenting on Adolescent Outcomes, 506–531. https://doi.org/ 10.3390/soc4030506 Iwu Dwisetyani Utomo and Ariane Utomo.(2013). Adolescent pregnancy in indonesia: A Literature Revi ew. E x ec ut iv e Summary . h t t ps: / / indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub pdf/ Executive_Summary_WPD_%28English%29_0.pdf Lauren Summers, Young Me Lee, Hyeonkyeong Lee. (2017). Contributing factors of teenage pregnancy a mong afr ican -am er i ca n fem a les l ivi ng i n economically disadvantaged communities. Applied Nursing Research Volume 37, Pages 44-49. doi.org/10.1016/j.apnr.07.006 255Setyaningsih, Sutiyarsih, Faktor-Faktor Determinan yang Melatar Belakangi Kehamilan Remaja di ... N. Mohammadi et al. (2015). Women and Birth. Australian College of Midwives. Elsevier Australia Ngum Chi Watts et al. (2015). Early motherhood: A qualitative study exploring the experiences of african australian teenage mothers in greater melbourne, Australia. Journal Of BMC Public Health.15:873. doi 10.1186/s!2889-015-2215-2 Pujiastuti, E., & Retnowati, S. (2012). Kepuasan Pernikahan dengan Depresi pada Kelompok Wanita Menikah yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja. Humanitas: Indonesian Psychologycal Journal 1 (2), 17-33.