213Wantini, Indrayani, Kesediaan Vaksinasi HPV pada Remaja Putri Ditinjau dari Faktor Orang Tua 213 Kesediaan Vaksinasi HPV pada Remaja Putri Ditinjau dari Faktor Orang Tua Nonik Ayu Wantini1, Novi Indrayani2 1,2Faculty of Health Science, Universitas Respati Yogyakarta, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima, 29/04/2020 Disetujui, 07/07/2020 Dipublikasi, 05/08/2020 Kata Kunci: HPV, adolescent, Support, attitude, belief Abstrak Infeksi HPV dan pre kanker serviks (sel-sel abnormal pada leher rahim yang dapat menyebabkan kanker) telah menurun secara signifikan sejak vaksin HPV digunakan.Cakupan vaksinasi HPV masih rendah di Indonesia.Orang tua adalah pemegang tanggung jawab dan kewajiban utama di dalam penjaminan pemenuhan hak dasar anak untuk mendapatkan vaksinasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan (sikap, kepercayaan, dukungan orang tua) dengan kesediaan vaksinasi pada remaja putri. Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sec- tional. Penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah Macanan, Ngemplak dan SMPN 1 Berbah, Sleman pada Mei-Juli 2019. Jumlah sampel 127 remaja putri beserta orang tuanya dipilih dengan accidental sampling. Instrumen kuesioner dan telah dilakukan uji validitas. Analisis bivariat dengan uji chi square (dukungan instrumen, emosional, kepercayaan orang tua) dan uji fisher exact (dukungan informasi dan sikap). Hasil penelitian menunjukkan 92,9% orang tua tidak memberikan dukungan informasi, 85% tidak memberikan dukungan instrumen, 75,6% memberikan dukungan emosional kepada putrinya terkait vaksinasi. Faktor yang berhubungan dengan kesediaan vaksinasi adalah dukungan instrumen (p-value = 0,048). Faktor yang menjadi pertimbangan terbanyak orang tua untuk mengijinkan anaknya di vaksinasi adalah keamanan vaksin (81,1%). Kesimpulan: Ada hubungan dukungan instrumen orang tua dengan kesediaan vaksinasi HPV pada remaja putri. History Article: Received, 29/04/2020 Accepted, 07/07/2020 Published, 05/08/2020 Keywords: HPV, adolescent, Support, attitude, belief Article Information Abstract HPV infections and cervical precancers (abnormal cells on the cervix that can lead to cancer) have dropped significantly since HPV vaccine has been in use. HPV vaccination coverage is still low in Indonesia. Parents are the main responsibility and obligation in guaranteeing the fulfillment of the child’s basic rights to get a vaccination. The purpose of this study was to determine the related factors (attitudes, beliefs, parental support) with the willingness to participate in HPV vaccination among adolescent girls. This type of the study was analytic survey with cross sectional ap- proach. The study was conducted at SD Muhammadiyah Macanan, HPV Vaccination Willingness among Adolescent Girls in Terms of Parental Factors JURNAL NERS DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF NERS AND MIDWIFERY) http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk JNK https://crossmark.crossref.org/dialog/?doi=10.26699/jnk.v7i2.ART.p213-222&domain=pdf&date_stamp=05-08-2020 214 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 213–222 Correspondence Address: Universitas Respati Yogyakarta, Special District of Yogyakarta, Indonesia P-ISSN : 2355-052X Email: nonik_respati@yahoo.co.id E-ISSN : 2548-3811 DOI: 10.26699/jnk.v7i2.ART.p213–222 This is an Open Access article under The CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) yang dilakukan di beberapa benua menunjukkan ketiga vaksin aman (WHO, 2018). Dari Juni 2006 sampai Oktober 2014, 64 negara secara nasional, empat negara secara subnasional, dan 12 negara overseas territories (wilayah sebe- rang laut) telah menerapkan program imunisasi HPV. Diperkirakan 118 juta wanita menjadi sasaran melalui program-program ini, tetapi hanya 1% ber- asal dari negara-negara berpenghasilan rendah atau menengah ke bawah. 47 juta wanita (95% CI 39- 55 juta) menerima program vaksin lengkap, mewa- kili cakupan populasi total 1,4% (95% CI 1,1–1,6), dan 59 juta wanita (48–71 juta) telah menerima setidaknya satu dosis, mewakili cakupan total popu- lasi dari 1,7% (1,4–2,1). Di daerah yang lebih maju, 33,6% (95% CI 25,9-41,7) perempuan berusia 10- 20 tahun menerima vaksin penuh, dibandingkan dengan hanya 2,7% (1,8–3,6) perempuan di daerah yang kurang berkembang (Bruni et al., 2016). Vaksinasi HPV termasuk dalam imunisasi pilih- an (imunisasi lain yang tidak termasuk dalam imu- nisasi program, namun dapat diberikan sesuai dengan kebutuhannya dan pelaksanaannya juga dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-un- dangan. Vaksin HPV mempunyai efikasi 96–98% untuk mencegah kanker leher rahim yang disebab- kan oleh HPV tipe 16/18. Imunisasi vaksin HPV PENDAHULUAN Vaksin HPV bekerja sangat baik. Dalam 10 tahun setelah vaksin direkomendasikan pada tahun 2006 di Amerika Serikat, infeksi HPV tipe kuadri- valen menurun 86% pada remaja perempuan ber- usia 14 hingga 19 tahun dan 71% pada perempuan di usia awal 20-an. Penelitian juga telah menun- jukkan bahwa semakin sedikit remaja dan dewasa muda yang mengalami kutil kelamin dan kejadian kanker serviks berkurang karena vaksin HPV telah digunakan di Amerika Serikat. Penurunan prevalensi pada tipe vaksin, kutil kelamin, dan pre kanker serviks juga telah diamati di negara lain dengan program vaksinasi HPV (CDC, 2020). Tiga vaksin HPV (vaksin bivalen, quadrivalent, dan nonavalent) saat ini dipasarkan di banyak negara seluruh dunia. Ketiga vaksin ini sangat efektif dalam mencegah infeksi virus tipe 16 dan 18, yang secara bersama-sama bertanggung jawab atas sekitar 70% kasus kanker serviks secara global. Vaksin ini juga sangat efektif dalam mencegah lesi pra kanker serviks yang disebabkan oleh jenis virus ini. Vaksin quadrivalen juga sangat efektif dalam mencegah kutil anogenital, penyakit genital umum yang hampir selalu disebabkan oleh infeksi HPV tipe 6 dan 11. Nonavalent memberikan perlindungan tambahan terhadap HPV tipe 31, 33, 45, 52, dan 58. Data dari uji klinis dan pengawasan awal pasca pemasaran Ngemplak and SMPN 1 Berbah, Sleman in May-July 2019. The sample was 127 adolescent girl and their parents selected by accidental sampling. The instrument used questionnaire and already undergone validity test. The bi- variate analysis used chi square test (instrument and emotional support, pa- rental trust) and fisher exact test (information support and attitude).The re- sults showed 92.9% of parents did not provide information support, 85% did not provide instrument support, 75.6% provided emotional support to their daughters related to vaccination. Factors related to the willingness of vacci- nations were instrument support (p-value = 0.048). The factor that was con- sidered by most parents to allow their children to be vaccinated was vaccine safety (81.1%). Conclusion: There was a correlation between parental instru- ment support and HPV vaccination willingness of adolescent girls. © 2020 Jurnal Ners dan Kebidanan https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.ART.p213-222 215Wantini, Indrayani, Kesediaan Vaksinasi HPV pada Remaja Putri Ditinjau dari Faktor Orang Tua diperuntukkan pada anak perempuan sejak usia >9 tahun (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indo- nesia Nomor 12 Tahun 2017). Kementerian Kesehatan saat ini mengedepan- kan Pendekatan Keluarga dalam pelaksanaan selu- ruh program demi mewujudkan Indonesia Sehat. Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan imu- nisasi yang lengkap. Imunisasi merupakan investasi yang sangat berharga bagi masa depan anak. Peme- nuhan hak dasar anak adalah kewajiban orang tua. Orang tua adalah pemegang tanggung jawab dan kewajiban pertama dan utama di dalam penjaminan pemenuhannya (Rokom, 2017). Hasil penelitian di Yogyakarta menyatakan ke- sediaan mendapatkan vaksinasi HPV pada remaja putri masih rendah yaitu 9,9%, dan 78,4% remaja beralasan perlu mendiskusikan dengan orang tua/ wali (Arifah et al., 2017). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dike- tahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan anta- ra pendapatan keluarga, dukungan keluarga dengan perilaku vaksinasi HPV. Perilaku vaksinasi HPV berhubungan dengan pendapatan keluarga (OR= 5,32; CI 95% 1,57-18,07; p=0,007), dukungan keluarga (OR=6,86; CI 95%1,55-30,36; p=0,011). Pendapatan keluarga yang tinggi (  Rp 5.000.000) akan meningkatkan perilaku vaksinasi HPV sebesar 5,32 kali daripada pendapatan keluarga yang rendah. Dukungan keluarga yang kuat akan meningkatkan perilaku vaksinasi HPV sebesar 6,86 kali daripada dukungan keluarga yang lemah (Fitriani et al., 2018). Efek samping, perlindungan terhadap kanker serviks, durasi perlindungan, dan biaya adalah faktor yang signifikan ketika ibu membuat keputusan apa- kah akan memberikan vaksinasi HPV pada anaknya. Studi ini menyediakan data tentang bagaimana aspek HPV vaksin dilihat dan dinilai oleh ibu dengan menentukan persepsi mereka terkait teknologi vak- sin yang ideal dan terkini(Wong et al., 2018). Sebuah studi baru dari data survei menemukan bahwa hanya sebagian kecil orang tua memilih untuk tidak mengimunisasi anak-anak mereka terhadap human papillomavirus (HPV) yang ditularkan seca- ra seksual karena kekhawatiran bahwa vaksinasi akan mendorong atau mendukung aktivitas seksual remaja, sebuah alasan yang sering dikutip oleh dokter sebagai penghalang untuk mengadvokasi vaksin ini. Penelitian menemukan bahwa untuk anak perempuan, empat alasan utama yang diberikan orang tua untuk tidak melakukan vaksinasi pada anaknya adalah masalah persepsi keamanan, per- sepsi tentang kurangnya kebutuhan, kurang pengeta- huan, tidak ada rekomendasi dokter. (Anna, B et al, 2018). Studi survey di Amerika Serikat yang melibat- kan peserta dari anggota panel nasional yang ada di AS yang tidak dilembagakan, menemukan bahwa hampir seperempat (23%) dari 1501 orang tua dari anak 11 hingga 17 tahun menyelesaikan survei ber- basis web antara November 2014 dan Januari 2015 berpendapat bahwa vaksin HPV dapat menyebab- kan masalah kesehatan yang berkelanjutan dan sekitar sepertiga (32%) berpikir bahwa vaksin HPV didorong untuk bisnis (menghasilkan uang untuk perusahaan tertentu). 32% orang tua mengatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi yang cukup tentang vaksin HPV untuk memutuskan apakah akan memvaksinasi anak-anak mereka dan hanya 40% yang setuju vaksin itu efektif dalam mencegah kanker serviks (Calo et al., 2016). Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah, program imunisasi HPV belum pernah dilakukan dan tidak pernah ada sosialisasi terkait pentingnya vaksinasi HPV. Padahal jumlah pende- rita kanker serviks di Daerah Istimewa Yogyakarta tertinggi di Indonesia. Rendahnya kesediaan vaksi- nasi HPV pada remaja tentunya dapat disebabkan faktor orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor orang tua (dukungan, sikap, kepercayaan) yang berhubungan dengan kesediaan vaksinasi HPV pada remaja putri sehingga diha- rapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat strategi untuk meningkatkan cakupan vaksinasi HPV pada remaja. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian survei ana- litik dengan pendekatan atau desain cross sectional. Adapun lokasi penelitian ini adalah SD Muhamma- diyah Macanan, Ngemplak dan SMPN 1 Berbah. Waktu penelitian adalah Mei sd Juli 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua siswi dan siswi kelas 4, 5, 7, 8. Jumlah sampel adalah 127 orang yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode angket. Uji validitas isi telah dilaku- kan dengan 2 orang ahli di bidang Kesehatan Repro- duksi dan nilai validitas insrumen adalah 0,9 (tinggi) yang artinya instrumen memberikan hasil yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan. Analisis data univariat dan bivariat dengan chi square (variabel dukungan instrumen, dukungan emosional, keperca- 216 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 213–222 yaan orang tua), fisher exact test (variabel dukung- an informasi dan sikap). Penelitian ini telah sesuai dengan prinsip-prinsip etik, dinyatakan telah memenuhi persyaratan etik protokol oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogya ka r ta ber da sa r ka n Sur a t Keter a nga n Kelaikan Etik No: 082.3/FIKES/PL/IV/2019. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Pernah/tidaknya orang tua memberikan informasi dan mengantarkan anak mencari informasi terkait vaksinasi HPV Kesediaan orang tua membiayai vaksinasi HPV secara mandiri Pernah/tidaknya orang tua menenangkan anak ketika anak takut terhadap suntikan vaksin dan mendampingi anak saat vaksinasi. Perasaan, pikiran dan kecenderungan orang tua terkait program vaksinasi HPV yang diberikan sejak usia 9 tahun untuk mencegah kanker leher rahim dan diberikan walaupun anak dalam keadaan sehat Keyakinan orang tua akan manfaat, keamanan, dan efek samping vaksinasi HPV Kesanggupan remaja putri untuk vaksinasi HPV dalam waktu 2 tahun kedepan Variabel Dukungan Informasi Dukungan Instrumen Dukungan Emosional Sikap Orang Tua Kepercayaan Orang Tua Kesediaan Vaksinasi HPV Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa 59,1% orang tua remaja putri pada kategori usia dewasa tengah (41-65 tahun), mayoritas pendidikan mene- ngah (55,1%), 91,3% beragama islam, jumlah anak 2 sebesar 51,2%, 85,8% telah memiliki asuransi kesehatan, dan 59,1% memiliki penghasilan diatas UMR Sleman (  1.701.000). Karakteristik Frekuensi % Usia 29-40 tahun 52 40,9 41-60 tahun 75 59,1 Pendidikan Dasar 19 15 Menengah 70 55,1 Tinggi 38 29,9 Agama Islam 116 91,3 Katolik 8 6,3 Kristen 3 2,4 Jumlah Anak 1 anak 21 16,5 2 anak 65 51,2 3 anak 32 25,2 4-8 anak 9 7,1 Penghasilan Dibawah UMR (< 1.701.000) 52 40,9 Diatas UMR( 1.701.000) 75 59,1 Asuransi Kesehatan Tidak Memiliki 18 14,2 Memiliki 109 85,8 Total responden 127 100 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang Tua Tabel 2 Distribusi Frekuensi Dukungan, Sikap, dan Kepercayaan Orang Tua Aspek Frekuensi % Dukungan Informasi Tidak Mendukung 118 92,9 Mendukung 9 7,1 Dukungan Instrumen Tidak Mendukung 108 85,0 Mendukung 19 15,0 Dukungan Emosional Tidak Mendukung 31 24,4 Mendukung 96 75,6 Sikap Negatif 8 6,3 Positif 119 93,7 Kepercayaan Tidak Yakin 47 37,0 Yakin 80 63,0 Total responden 127 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar orang tua tidak memberikan dukungan infor- masi (92,9%), dukungan instrumen (85%), sedang- kan orang tua yang mendukung secara emosional sejumlah 75,6%. Sikap orang tua mayoritas positif (93,7%), dan yakin akan manfaat, keamanan, dan efek samping vaksinasi sebanyak 63%. 217Wantini, Indrayani, Kesediaan Vaksinasi HPV pada Remaja Putri Ditinjau dari Faktor Orang Tua Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa pertim- bangan orang tua untuk menginjinkan anaknya di- vaksinasi HPV adalah sebagian besar keamanan vaksin (81,1%). tengah, mayoritas pendidikan menengah (55,1%), 91,3% beragama islam, mayoritas memiliki anak 2 orang (51,2%), 85,8% telah memiliki asuransi kese- hatan, dan 59,1% memiliki penghasilan diatas UMR Sleman. Orangtua dengan kategori usia dewasa tengah, tentunya akan sangat berperan dalam menentukan sikap remaja putri dalam penerimaan terhadap vak- sinasi HPV. Pengalaman hidup yang bertambah menjadi salah satu faktor pendorong bertambahnya kebijaksanaan orang tua dalam mengambil kepu- tusan. Hal ini sesuai dengan teori Diane, E dkk (2009), tahap perkembangan psikososial pada usia dewasa tengah adalah mengembangkan suatu kepe- dulian untuk membangun, membimbing, dan mempe- ngaruhi generasi berikutnya. Peran orang tua adalah membimbing dan mempengaruhi anaknya untuk melakukan vaksinasi HPV. Pendidikan orang tua dalam kategori pendidikan menengah akan sangat membantu dalam kemam- puan menerima informasi baru terkait vaksinasi HPV sehingga diharapkan orang tua nantinya akan mem- berikan dukungan informasi kepada anaknya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan ayah ibu berdampak pada penge- tahuan HPV siswa sekolah menengah (Tang, S.Y, et al, 2014) Hasil penelitian ini menunjukkan 91,3% orang tua remaja beragama Islam, sehingga kehalalan vaksin menjadi penting. Hal ini sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 ten- tang Imunisasi yang menetapkan ketentuan hukum bahwa imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu. Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan 68,5% orang tua mempertimbangkan kehalalan vaksin untuk vaksinasi HPV. 85,8% orang tua menyatakan telah memiliki asuransi kesehatan program JKN (Jaminan Kese- hatan Nasional) yang diselenggarakan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan, namun sayangnya sampai saat ini vaksinasi HPV belum ditanggung oleh BPJS. Walaupun hanya 34,6% orang tua yang mempertimbangkan biaya vaksinasi ditanggung oleh BPJS. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor HK.02.02/Menkes/489/2016, pelaksana- an pemberian Imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) di Provinsi Daerah Khusus Istimewa Jakarta Aspek Frekuensi % Keamanan Vaksin 103 81,1 Gratis/dibiayai pemerintah 89 70,1 Kehalalan Vaksin 87 68,5 Keaslian Vaksin 76 59,8 Informasi yang jelas dan mudah didapat 63 49,6 Kemudahan memperoleh pelayanan vaksin 46 36,2 Ditanggung oleh BPJS 44 34,6 Diwajibkan Sekolah 25 19,7 Tabel 3 Pertimbangan Orang Tua terkait Vaksinasi HPV Kesediaan Frekuensi % Tidak Bersedia Vaksinasi HPV 73 57,5 Bersedia Vaksinasi HPV 54 42,5 Total responden 127 100 Tabel 4 Kesediaan Remaja Putri untuk Vaksinasi HPV Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa 57,5% remaja putri tidak bersedia untuk vaksinasi HPV. Aspek p-value Keterangan Dukungan informasi 0,168 Tidak ada hubungan* Dukungan instrumen 0,048 Ada hubungan Dukungan emosional 0,184 Tidak ada hubungan Sikap 0,137 Tidak ada hubungan* Kepercayaan 0,454 Tidak ada hubungan cat: *uji fisher exact sebagai alternatif uji dikarenakan syarat chi square tidak terpenuhi. Tabel 5 Kesediaan Vaksinasi HPV pada Remaja ditinjau dari Faktor Orang Tua Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa faktor orang tua yang berhubungan dengan kesediaan vaksinasi HPV pada remaja putri adalah dukungan instrumen. PEMBAHASAN Karakteristik Orang Tua Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa 59,1% orang tua remaja putri pada kategori usia dewasa 218 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 213–222 dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan tahapan demonstrasi Pemberian Imunisasi HPV sebagai dasar pengembangan dan introduksi ke dalam program imunisasi nasional. Dalam penelitian ini 40,9% penghasilan orang tua dibawah UMR, sehingga dirasa sangat sulit untuk mengeluarkan biaya vaksinasi walaupun 51,2% memiliki anak 2. Selain itu 70,1% orang tua juga mempertimbangkan untuk memvaksinasi anaknya jika gratis/dibiayai pemerintah. Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Kesediaan Remaja untuk Vaksinasi HPV Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan antara dukungan instrumen (p-value=0,048), tidak ada hubungan dukungan emosional (p-value= 0,184) dengan kesediaan remaja untuk vaksinasi HPV. Sedangkan hasil uji fisher exact menunjukkan tidak ada hubungan antara dukungan informasi (p-value 0,168) dengan kesediaan remaja untuk vaksinasi HPV. Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi terus menerus disepanjang masa kehidupan manu- sia. Dukungan keluarga berfokus pada interaksi yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh individu. Dukung- an keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 2013). Persetujuan orang tua adalah hal yang sangat penting. Masa remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa, salah satu aspek kemampuan kognitif adalah dalam pengambilan keputusan, keputusan yang diambil pada fase awal usia remaja umumnya masih bergantung pada orang tua (Santrock, 2013). Menurut pandangan peneliti, dukungan orang tua baik dukungan informasi, dukungan emosional, dan dukungan instrumen perlu diberikan untuk mening- katkan kesediaan remaja vaksinasi HPV karena remaja masih sangat bergantung orang tua dalam mengambil keputusan.Dukungan informasi dan instrumen orang tua masih rendah, mungkin dise- babkan oleh faktor kepercayaan orang tua terkait manfaat, keamanan, dan efek samping vaksin, hanya 63% yang memiliki keyakinan terkait hal tersebut. Penelitian ini menunjukkan orang tua yang telah memberikan dukungan informasi dengan berdiskusi atau bersama-sama mencari informasi terkait vaksinasi HPV masih rendah yaitu hanya sebesar 7,1%. Hal ini akan berdampak pada kurangnya infor- masi yang tepat tentang vaksinasi HPV dan tentunya akan berpengaruh pada ijin untuk melakukan vaksinasi HPV. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya menyebutkan kurang dari setengah (44,9%) bersedia memvaksinasi anak-anak mereka. Wanita dengan pengetahuan baik tentang HPV dan kanker serviks lebih bersedia untuk memvaksinasi anak-anak mereka dibandingkan wanita dengan pengetahuan buruk (P <0,001) (Adesina, Saka, Isiaka-lawal, et al., 2018). Dalam penelitian ini 40,9% penghasilan orang tua dibawah UMR, sehingga dirasa sangat sulit untuk mengeluarkan biaya vaksinasi, walaupun sebagian besar jumlah anak 2 orang (51,2%). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, dikatakan bahwa dalam populasi berpenghasilan rendah, mayoritas dari 219 orang tua yang disurvei mendu- kung anaknya (usia di atas 13 tahun) ke dalam program vaksinasi HPV, dukungan untuk vaksinasi tinggi terutama jika dapat diakses secara finansial. (Gattegno et al., 2019). Hasil penelitian lainnya menunjukan semakin baik persepsi tentang risiko terserang kanker servik yang menyerang diri maupun keluarga, maka semakin tinggi kesediaan orang tua untuk membayar vaksinasi (RP=1,31; 95%CI 1,31– 1,67; p=0,032). semakin baik persepsi tentang manfaat serta keuntungan vaksinasi kanker serviks maka semakin tinggi kesediaan orang tua untuk membayar vaksinasi di Kabupaten Badung (RP 1,84; 95% CI 1,39– 2,45; p=0,000) (Karneli et al., 2013). Kesediaan remaja untuk vaksinasi juga pastinya akan mempertimbangkan kemampuan ekonomi orang tua. Jika untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makan, pendidikan saja susah, apalagi untuk kebutuhan seperti vaksinasi yang tidak masuk program kesehatan yang wajib dilakukan (vaksinasi HPV termasuk dalam imunisasi pilihan). Hasil penelitian ini didukung juga dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa sebesar 71,43% responden tidak setuju jika mela- kukan vaksinasi HPV memerlukan biaya yang ma- hal. Sebesar 76,62% responden masih bergantung pada persetujuan orang tua untuk melakukan vaksi- nasi. (Dethan et al., 2017) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Surakarta, yang menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan perilaku vaksinasi HPV. Dukungan keluarga yang kuat akan meningkatkan perilaku 219Wantini, Indrayani, Kesediaan Vaksinasi HPV pada Remaja Putri Ditinjau dari Faktor Orang Tua vaksinasi HPV sebesar 6,86 kali daripada dukungan keluarga yang lemah (Fitriani et al., 2018). Hal ini juga sesuai dengan penelitian Rachmani, yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara du- kungan keluarga dengan sikap remaja perempuan dalam melakukan pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV (Rachmani et al., 2012). Hubungan Sikap Orang Tua dengan Kesediaan Remaja Putri untuk Vaksinasi HPV Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa hasil uji fisher exact menunjukkan sikap orang tua tidak behubungan dengan kesediaan vaksinasi HPV pada remaja putri (p-value= 0,137). Dalam teori Perilaku Terencana (Ajzen, 1991), faktor sentral dari perilaku individu adalah bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh niat individu (behavior intention) terhadap perilaku tertentu tersebut. Niat untuk berperilaku dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu (1) sikap (attitude), (2) norma subjektif (subjective norm) dan (3) persepsi kontrol keperi- lakuan (perceived behavior control). Sikap adalah evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah pera- saan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (Berkowitz dalam Azwar, 2013). Menurut pandangan peneliti sikap orang tua yang positif tentang vaksinasi HPV akan menunjang perilaku untuk melakukan vaksinasi HPV kepada anaknya. Hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelum- nya yang menunjukkan bahwa kepedulian akan HPV dilaporkan oleh 55,3% dari 450 orang tua (usia rata-rata 42 tahun, 70,9% perempuan), 85,1% menyatakan kesediaan untuk memvaksinasi anak- anak mereka terhadap HPV. Analisis dengan regresi logistik menunjukkan bahwa sikap positif terhadap vaksin (OR 3,02; 95% CI: 1,34-6,49), dan kekha- watiran tentang efek samping dari vaksin HPV (OR 0,60; 95% CI: 0,35-0,99) menjadi faktor prediktor kesediaan orang tua untuk melakukan vaksinasi HPV pada anaknya(Ganczak et al., 2018). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan dari 470 ibu, 35,1% menyadari pentingnya vaksinasi HPV dan 33,8% mengetahui bahwa vaksin itu tersedia di negaranya. Sementara 55,8% ibu meyakini semua anak perempuan harus divaksinasi, sedangkan 19,5% menjawab bahwa hanya anak perempuan yang aktif secara seksual yang boleh vaksinasi (Adesina et al, 2018).Di antara responden yang menunjukkan sikap negatif, 50% khawatir tentang efek samping vaksinasi. Semakin banyak responden yang mengetahui tentang infeksi HPV dan HPV sebagai penyebab kanker serviks, maka akan lebih positif sikap mereka (p = 0,002, p <0,001) (Lee et al., 2017). Pada penelitian ini diketahui orang tua yang memiliki sikap positif lebih dominan yaitu 93,7%. Orang tua yang masih memiliki sikap negatif mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang vaksin tersebut, sehingga kepercayaan akan manfaat vaksinasi masih kurang. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa sebesar 93,8% siswi SMA menyatakan bah- wa anjuran dari orang tua sangat mempengaruhi pengambilan keputusan mereka dalam melakukan vaksinasi (Christine & Putra, 2013). Sikap orang tua yang positif tentunya akan berdampak pada dukungan orang tua kepada anaknya untuk vaksinasi HPV. Sikap merupakan perilaku yang tertutup, dan jika sikap orang tua yang positif tersebut tidak ditin- daklanjuti dalam bentuk dukungan untuk vaksinasi HPV, maka sikap positif tesebut akan menjadi suatu hal yang sia-sia saja. Dalam penelitian ini, sikap orang tua tidak ber- hubungan dengan kesediaan remaja untuk vaksinasi HPV dikarenakan masih ada pertimbangan lain dari remaja di dalam pengambilan keputusan vaksinasi. Seperti dalam penelitian Arifah di Kota Yogyakarta menunjukkan kesediaan mendapat vaksinasi sebesar 9,9%. Kehalalan dan keamanan vaksin adalah hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan vaksinasi pada remaja (Arifah et al., 2017). Sebanyak 25% siswi merasa terpaksa untuk vaksi- nasi HPV, keterpaksaan tersebut didasari bebe- rapa alasan, antara lain: siswi merasa tidak akan terkena kanker serviks pada usianya saat ini karena belum aktif secara seksual, siswi takut apabila vaksinasi tersebut tidak aman, takut efek samping dari vaksinasi, dan merasa belum siap divaksinasi karena masih perlu informasi yang lebih banyak mengenai vaksinasi (Christine & Putra, 2013). Hubungan Kepercayaan Orang Tua dengan Kesediaan Remaja Putri untuk Vaksinasi HPV Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa hasil uji chi square menunjukkan kepercayaan orang tua tidak berhubungan dengan kesediaan vaksinasi HPV pada remaja putri (p-value= 0,454). Hasil penelitian menunjukkan kepercayaan akan manfaat, keamanan dan efek samping vaksi- nasi masih cukup rendah (63%). Seperti yang ditemukan dalam penelitian sebelumnya, diketahui 220 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 213–222 bahwa ibu-ibu dari anak perempuan yang divaksi- nasi khawatir bahwa vaksin akan membuat anak perempuan mereka mandul atau menyebabkan pe- nyakit lain. Kekhawatiran akan efek samping yang tidak diketahui, tingkat keamanan yang tidak dike- tahui, dan ketakutan akan hal itu dikarenakan vaksin belum cukup diteliti (Fernández et al., 2014). Hasil penelitian juga menunjukkan pertim- bangan orang tua untuk menginjinkan anaknya di- vaksinasi HPV adalah sebagian besar keamanan vaksin (81,1%). Vaksin HPV tidak perlu diragukan lagi terkait keamanan, karena tidak ada efek sam- ping serius yang ditimbulkan pasca vaksinasi. Sejak lisensi pada tahun 2006, lebih dari 270 juta dosis vaksin HPV telah didistribusikan.Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) pertama kali meninjau data keselamatan pada tahun 2007, dan kemudian pada tahun 2008, 2009, 2013, 2014, dan 2015. Risiko anafilaksis terjadi sekitar 1,7 kasus per juta dosis, dan sinkop (pingsan) ditetapkan seba- gai kecemasan umum atau reaksi yang berhubungan dengan stres terhadap injeksi. Tidak ada reaksi merugikan lainnya yang telah diidentifikasi dan GACVS menganggap vaksin HPV sangat aman (WHO, 2017). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan di antara alasan menentang vaksinasi pada anak-anak, yang paling sering dikutip oleh ayah adalah kekha- watiran keamanan (67,9%), anak-anak terlalu muda untuk memiliki risiko kanker serviks (44,6%), kha- watir tentang efektivitas (39,6%), dan vaksin tidak banyak digunakan (39,3%). Ibu merespons dengan cara yang sama, tetapi menunjukkan tingkat respons yang lebih tinggi untuk masing-masing alasan yang dinyatakan terhadap vaksinasi. Pengetahuan sebe- lumnya tentang HPV, kanker serviks, kutil kelamin, dan vaksin HPV meningkatkan secara signifikan penerimaan orang tua atas vaksinasi HPV untuk anak mereka, dan tren peningkatan diamati dalam kaitannya dengan skor pengetahuan (Ptrend = 0,003). (Zhang et al., 2013). Hasil systematic review dan meta analisis me- nunjukkan bahwa dari 79 studi pada 840.838 orang tua di 15 negara dimasukkan, proporsi orang tua yang memberikan vaksinasi HPV pada a nak mereka adalah 41,5% (kisaran: 0,7%–92,8%), pada anak perempuan (46,5%) dua kali lipat lebih tinggi daripada anak laki-laki (20,3%). Dalam meta-analisis dari 62 studi, faktor yang mempengaruhi orang tua untuk memberikan vaksinasi pada anaknya dari yang paling kuat berturut-turut adalah rekomendasi dokter (r = 0,46 (95% CI 0,34 hingga 0,56), keamanan vaksin HPV (r = –0.31 (95% CI –0,41 hingga – 0,16), pemeriksaan rutin untuk pencegahan anak dalam 12 bulan terakhir (r = 0,22 (95% CI 0,11 hingga 0,33) dan kepercayaan orang tua akan manfaat vaksin secara umum (r = 0,19 (95% CI 0,08-0,29). (Newman et al., 2018). Kepercayaan orang tua tidak berhubungan dengan kesediaan remaja untuk vaksinasi HPV dikarenakan masih ada faktor lain yaitu kepercayaan remaja itu sendiri. Seperti dalam penelitian sebe- lumnya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara persepsi manfaat dengan perilaku vaksinasi HPV. Persepsi manfaat yang besar akan meningkatkan perilaku vaksinasi HPV sebesar 6,57 kali daripada persepsi manfaat yang kecil (Fitriani et al., 2018). Teori Health Belief Model yang dikembangkan oleh Rosenstock, I.M. (1974) menyatakan bahwa efektivitas tingkat kepercayaan terhadap strategi yang dirancang untuk mengurangi ancaman suatu penyakit semakin tinggi maka dengan sendirinya akan melakukan tindakan pence- gahan tersebut dalam hal ini melakukan vaksinasi HPV untuk pencegahan primer kanker serviks. Hasil penelitian (Arifah et al., 2017) menye- butkan bahwa pertimbangan remaja untuk vaksinasi HPV kaitannya dengan kepercayaan akan manfaat vaksinasi melindungi dari infeksi HPV dan (24,5%), dan keamanan vaksin (45,9%). Selain itu hasil penelitian lain menyebutkan be- berapa responden merasa enggan untuk melakukan vaksinasi karena belum pernah berhubungan seksual sehingga merasa tidak ada faktor risiko (Sari & Syahrul, 2014). Penelitian lain juga menyebutkan dari 223 re- maja yang disurvei, 33% menyatakan bahwa mere- ka telah menerima vaksin HPV, 64% tidak mene- rima vaksin, dan 3% di mana tidak yakin. Di antara 143 remaja yang belum divaksinasi, 52% bersedia untuk mendapatkan vaksin HPV, 12% tidak mau, dan 36% tidak yakin. Dari 143 remaja yang belum divaksinasi, hanya 4% percaya bahwa mereka berisiko terkena HPV (Blumenthal et al., 2012). Menurut pandangan peneliti, kepercayaan orang tua terkait vaksinasi HPV dapat menjadi pendorong orang tua dalam memberikan dukungan informasi kepada anaknya, namun untuk kesediaan remaja melakukan vaksinasi HPV sendiri dapat dipengaruhi oleh kepercayaan remaja akan manfaat, efek sam- ping, dan keamanan vaksin HPV. 221Wantini, Indrayani, Kesediaan Vaksinasi HPV pada Remaja Putri Ditinjau dari Faktor Orang Tua KESIMPULAN Sebagian besar orang tua tidak memberikan dukungan informasi (92,9%), instrumen (85%), namun memberikan dukungan emosional (75,6%). Sikap orang tua mayoritas positif (93,7%), dan yakin akan manfaat, keamanan, dan efek samping vaksi- nasi sebanyak 63%. Kesediaan vaksinasi HPV pada remaja putri masih tergolong rendah. Faktor orang tua yang berhubungan dengan kesediaan vaksinasi HPV pada remaja putri adalah dukungan instrumen. Pertimbangan orang tua setelah keamanan vaksin untuk melakukan vaksinasi HPV pada anaknya adalah vaksinasi gratis/dibiayai oleh pemerintah sebesar 70,1%, didukung dengan data 40,9% peng- hasilan orang tua dibawah UMR, dan 85,8% orang tua menyatakan telah memiliki asuransi kesehatan program JKN. SARAN Perlu adanya studi lebih lanjut terkait model pendekatan orang tua dalam upaya peningkatan dukungan orang tua untuk vaksinasi HPV pada anaknya. Pengetahuan orang tua perlu ditingkatkan kembali terkait manfaat, keamanan dan efek sam- ping vaksin. Perlu adanya kebijakan oleh pihak-pihak terkait untuk pengembangan program vaksinasi HPV terutama masalah pembiayaan vaksin sehing- ga dapat dijangkau oleh masyarakat sehingga kese- diaan remaja untuk vaksinasi HPV meningkat. DAFTAR PUSTAKA Adesina, K. T., Saka, A., Isiaka-lawal, S. A., Omotayo, O., Gobir, A., Olarinoye, A. O., & Ezeoke, G. G. (2018). Knowledge , Practice and Acceptability of HPV Vaccine by Mothers of Adolescent Girls in. Sudan Journal of Medical Sciences, 13(1), 33–49. https:// doi.org/10.18502/sjms.v13i1.1687 Adesina, K. T., Saka, A., Lawal, S. A. I., Adesiyun, O. O., Gobir, A., Olarinoye, A. O., & Ezeoke, G. G. (2018). Parental perception of human papillomavirus vaccination of prepubertal girls in Ilorin , Nigeria. Saudi Journal for Health Sciences, 7(1), 65–70. https://doi.org/10.4103/sjhs.sjhs Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Process, 50, 179–211. Anna B, Melinda K, Kimberly L, Anne F. Rositch. (2018). Reasons for Lack of HPV Vaccine Initiation in NIS- Teen Over Time: Shifting the Focus From Gender and Sexuality to Necessity and Safety. Journal of Adolescent Health, 63(5):652.doi: 10.1016/ j.jadohealth.2018.06.024 Arifah, K., Damayanti, W., & Sitaresmi, M. N. (2017). Kesediaan Mendapat Vaksinasi Human Papilloma Virus pada Remaja Putri Di Yogyakarta. Sari Pediatri, 18(6), 430–435. Azwa r S (2013). Si kap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Blumenthal, J., Frey, M. K., Jr, M. J. W., Tchabo, N. E., Soren, K., & Slomovitz, B. M. (2012). Adolescent Underst anding and Acceptance of the HPV Vaccination in an Underserved Population in New York City. Journal of Oncology, 1–8. https://doi.org/ 10.1155/2012/904034 Bruni, L., Diaz, M., Barrionuevo-rosas, L., Herrero, R., Bra y, F. , Bosch , F. X. , Sa n josé, S. De, & Castellsagué, X. (2016). Articles Global estimates of human papillomavirus vaccination coverage by region and income level/ : a pooled analysis. THE LANCET Global Health, 4(July), 453–463. https:// doi.org/10.1016/S2214-109X(16)30099-7 Calo, W. A., Gilkey, M. B., Shah, P. D., Moss, J. L., Noel, T., Hill, C., Pilgrim, H., Care, H., Hill, C., & Hill, C. (2016). Par en ts’ Support for Sch ool-En tr y Requi rem ent s for Hum a n Pa pi l l om a vir us Vaccination: A National Study. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev, 25(9), 1317–1325. https://doi.org/ 10.1158/1055-9965.EPI-15-1159.Parents CDC (2020). HPV Vaccine Safety and Effectiveness. Internet: https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/hpv/ hcp/safety-effectiveness.html. Diakses pada 17 Maret 2020 Christine, A; Putra, A. E. (2013). Penerimaan Vaksinasi Kanker Serviks Pada Siswi SMA Di Kabupaten Badung Tahun 2012. Community Health, I(2), 54– 64. Dethan, C. M., Luh, N., & Suariyani, P. (2017). Penge- tahuan dan Sikap tentang Perilaku Vaksinasi HPV pada Siswi SMA Swasta. MKMI, 13(2), 167–175. Diane, E, dkk (2009). Human Development, Perkembang- an Manusia edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tentang Imunisasi Fernández, M. E., Le, Y. L., Fernández-espada, N., Aragon, A. P., & Colón-lópez, V. (2014). Knowledge , Attitudes , and Beliefs About Human Papillomavirus ( HPV ) Vaccination Among Puerto Rican Mothers and Daughters , 2010/ : A Qualitative Study. Preventing Chronic Disease Public Health Research, Practice and Policy, 11(E212), 1–8. Fitriani, Y., Mudigdo, A., & Andriani, R. B. (2018). Health Belief Model on the Determinants of Human Papil loma Vir us Vaccin at ion in Wom en of Reproductive Age in Surakarta , Central Java. Journal of Health Promotion and Behavior, 3, 16– 26. https://doi.org/htt ps://doi.org/10.26911/ thejhpb.2018.03.01.02 Friedman. (2013). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing 222 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020, hlm. 213–222 Ganczak, M., Owsianka, B., & Korze, M. (2018). Factors that Predict Parental Willingness to Have Their Children Vaccinated against HPV in a Country with Low HPV Vaccination Coverage. International Journal of Environmental Research and Public He al th, 15, 1–13. h t tps:/ / doi . or g/10.3390/ ijerph15040645 Gattegno, M. V, Vertamatti, M. A. F., Bednarczyk, R. A., & Evans, D. P. (2019). A cross-sectional survey of parental attitudes towards Human papillomavirus vaccination exclusion categories in Brazil. BMC International Health and Human Rights, 19(6), 1– 9. Karneli, N. K., Suwiyoga, K., Sudibya, A., (2013). Kesediaan membayar vaksinasi kanker serviks di sekolah menengah umum Kabupaten Badung. Public Health and Preventive Medicine Archive, 1(1), 70–77. Kepmenkes RI Nomor HK.02.02/Menkes/489/2016 Tentang Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Human Papilloma Virus di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta Lee, K., Chang, K. H., Cho, S., Park, S., & Park, S. T. (2017). Attitudes Regarding HPV Vaccinations of Ch il dr en a mon g Mot her s wi t h Adol escen t Daughters in Korea. The Korean Academy of Medical Sciences, 32, 130–134. Newman, P. A., Logie, C. H., Lacombe-duncan, A., Baiden, P., Tepjan, S., Rubincam, C., Doukas, N., & Asey, F. (2018). Parents ’ uptake of human papillomavirus vaccines for their children/ : a systematic review and meta- analysis of observational studies. BMJ Open, 1–15. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2017- 019206 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi Rachmani, B., Shaluhiyah, Z., & Cahyo, K. (2012). Sikap Remaja Perempuan Terhadap Pencegahan Kanker Serviks Melalui Vaksinasi HPV di kota Semarang. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 11(1), 34–41. Rokom (2017). Peran Keluarga Sangat Dibutuhkan untuk Penuhi Hak Imunisasi bagi Anak. Internet:http:// sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/ 20170426/ 1620675/ per an -kel ua r ga-san gat - dibutuhkan-penuhi-hak-imunisasi-bagi-anak-2/. Diakses pada Februari 2020 Rosenstock, I. M. (1974). The Health Belief Model and Preventive Health Behavior. Health Education Monographs, 2(4), 354–386. https://doi.org/10.1177/ 109019817400200405 Santrock, J (2013). Life Span Development: Perkem- bangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga Sari, A. P., & Syahrul, F. (2014). Faktor yang berhubungan dengan tindakan vaksinasi hpv pada wanita usia dewasa. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2(3), 321– 330. Tang, S. Y., Liu, Z. H., Li, L., Cai, H. L., & Wan, Y. P. (2014). Awar en ess an d kn owl edge a bout h um a n papillomavirus among high school students in China. The Journal of reproductive medicine, 59(1- 2), 44–50. WHO (2017). Sa fet y upda te of HPV va cci n es. Internet:https://www.who.int/vaccine_safety/ committee/topics/hpv/June_2017/en/ diakses tanggal 1 September 2019 WHO (2018). Human papi ll omavi rus (HPV). Internet:https://www. who.int/immuni zation/ diseases/hpv/en/. Diakses pada Januari 2020. Wong, C. K. H., Man, K. K. C., Ip, P., Paed, F., Paed, F., Kwan, M., Paed, F., Paed, F., & Mcghee, S. M. (2018). Mothers ’ Preferences and Willingness to Pay for Human Papillomavirus Vaccination for Their Daughters/ : A Discrete Choice Experiment in Hong Kong. Value in Health, 21(5), 622–629. https:// doi.org/10.1016/j.jval.2017.10.012 Zhang, S., Pan, X., Wang, S., Yang, C., & Gao, X. (2013). Perceptions and acceptability of HPV vaccination among parents of young adolescents/ : A multicenter national survey in China. Vaccine, 31(32), 3244– 3249. https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2013.05.046