E:\Tita\D\Tita\Des 15\Jurnal bl


    263Wulandari, Fanani dan Prayogi, Peningkatan dan Pelayanan  ...

263

PENINGKATAN PELAYANAN PAUD MELALUI PELATIHAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA BAYI DAN ANAK SAKIT

KEPADA GURU PAUD DI WILAYAH BLITAR
(Improving The Services Early Childhood Education Teachers Through

First Aid Training At Babies And Sick Children To Early Childhood
Education Teachers In Blitar Area)

Ning Arti Wulandari1, Zaenal Fanani2, Bisepta Prayogi3
1,3Program Studi Pendidikan Ners, STIKes Patria Husada Blitar

2Program Studi D3 Kebidanan, STIKes Patria Husada Blitar
email: ningarti83@gmail.com

Abstract: first aid treatment is given to the person who got the accident or sudden pain that comes
before getting help from medical personnel (Haryanto, 2013). The culture of women working in the
public sphere encourages moms to find a replacement for his role in a while to nurture and educate her
child for Working Moms (Ariani, 2013). Infant and preschool child had an accident prone (Short and
Gray, 2009). Some of the things that encourages authors to perform community services through first aid
training in infants and the sick children to early childhood education Teachers. The partners in this
activity was PGTK Yaa Bunayya Kalipang Lodoyo;10 people and all of the early childhood education
teacher ABA 2 add up to 17 people. The method of this activity was to do a pre test, applications training
through lectures and demonstrations continued with the post test and evaluation skills. After it was
done an evaluation of the satisfaction of caregivers against first aid on sick children conducted by the
teacher. The results were of 80 71% caregivers said satisfied with the first aid on babies and sick
children, 71% of teachers have a good skill in providing first aid on babies and sick children. Based on
statistical tests with Wilcoxone signed rank test p = 0.000 showed any change of teacher knowledge
about first aid on babies and sick children. Therefore, health and education should be create a new
program in providing health services especially in early childhood education level.

Keywords: early childhood education teacher, first aid, baby and sick children

Abstrak: Pertolongan Pertama adalah perawatan yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan
atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis (Haryanto, 2013).
Budaya wanita bekerja di ranah publik mendorong ibu untuk mencari pengganti perannya secara sementara
untuk mengasuh dan mendidik anaknya selama ibu bekerja (Ariani, 2013). Bayi dan anak prasekolah rentan
mengalami kecelakaan (Short dan Gray, 2009). Beberapa hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan pertolongan pertama pada bayi dan anak sakit
kepada Guru PAUD. Mitra dalam kegiatan ini PGTK Yaa Bunayya Kalipang Lodoyo sebanyak 10 orang
dan seluruh guru PAUD ABA 2 yang berjumlah 17 orang. Metode kegiatan ini adalah dengan melakukan
pre test, aplikasi pelatihan melalui ceramah dan demonstrasi dilanjutkan dengan post test dan evaluasi
skill. Setelah itu dilakukan evaluasi kepuasan wali murid terhadap pelayanan pertolongan pertama pada
anak sakit yang dilakukan oleh guru. Dari kegiatan ini mendapatkan hasil antara lain, dari 80 wali murid 71%
mengatakan puas terhadap pelayanan pertolongan pertama pada bayi dan anak sakit, 71% guru mempunyai
keterampilan yang baik dalam memberikan pertolongan pertama pada bayi dan anak sakit. Berdasarkan uji
statistik dengan Wilcoxone signed rank test p=0,000 menunjukan adanya perubahan pengetahuan guru
tentang pertolongan pertama pada bayi dan anak sakit. Oleh sebab itu hendaknya dinas pendidikan dan

ACER
Typewritten text
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 2, No. 3, Desember 2015
DOI: 10.26699/jnk.v2i3.ART.p263-269

IT
Typewritten text
© 2015 Jurnal Ners dan Kebidanan

IT
Typewritten text
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/about/submissions#copyrightNotice


264 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015, hlm. 263–269

kesehatan untuk membuat program baru dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya di tingkat
pendidikan PAUD.

Kata Kunci: guru PAUD, Pertolongan Pertama, bayi dan anak sakit

Masyarakat lebih mengenal pertolongan pertama
hanya terkait dengan masalah kecelakaan semata,
pemahaman ini mungkin dikarenakan kecelakaan
merupakan salah satu yang banyak terjadi di masya-
rakat, sehingga masyarakat lebih mengenal bahwa
pertolongan pertama merupakan pencegahan angka
kematian akibat tidak mendapatkan penanganan
yang seharusnya ketika terjadi kecelakaan. Perto-
longan Pertama (PP) adalah perawatan pertama
yang diberikan kepada orang yang mendapat kece-
lakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum
menda pa tka n per tolongan da ri tenaga medis
(Haryanto, 2013). Proses pertolongan pertama
merupakan tindakan awal, untuk mencegah terjadi-
nya dampak yang lebih fatal pada sebuah peristiwa.
Diharapkan dengan adanya pertolongan pertama,
dapat menyelamatkan kondisi seseorang dari hal
yang tidak diinginkan. Bayi dan balita sangat rentan
terhadap kecelakaan dan penyakit.Hal ini disebab-
kan oleh karena imunitas mereka yang masih ren-
dah. Bayi dan anak prasekolah rentan mengalami
kecelakaan karena perkembangan kemampuan
motorik, rasa ingin tahu yang besar khususnya pada
balita, seringkali membawa mereka pada bahaya
yang tidak mereka sadari (Short dan Gray, 2009),

Masa globalisasi sekarang ini, yang lebih meng-
arah pada bidang ekonomi. Penampilan perempuan
yang berbeda dalam hal status dan peran serta
fungsinya sebagai penyelenggara rumah tangga dan
pendidik anak. Lahirnya budaya wanita bekerja di
ranah publik dan atau berkegiatan di luar rumah
menjadi warna kehidupan wanita saat ini. Sehingga
fenomena tersebut mendorong ibu-ibu untuk men-
cari pengganti perannya secara sementara untuk
mengasuh serta mendidik anaknya selama ibu terse-
but bekerja (Ariani, 2013). Di Blitar sudah banyak
ibu-ibu yang bekerja setengah hari, misalkan profesi
guru, perawat, dokter, karyawan pabrik dan seba-
gainya. Mereka lebih memilih untuk memasukkan
anak-anaknya yang masih balita ke sekolah PAUD
(pendidikan anak usia dini) dari pada di asuh oleh
pembantu di rumah. Menurut mereka sekolah
PAUD merupakan sarana yang tepat untuk anaknya
selama mereka bekerja, selain mengasuh guru PAUD
juga melakukan stimulasi tumbuh kembang anak
sekaligus menyiapkan anak ke jenjang pendidikan

selanjutnya. Menurut Ngastiyah (2005) beberapa
faktor yang dapat memepengaruhi tingkat tercapai-
nya pertumbuhan dan perkembangan anak faktor
genetik, perilaku dan lingkungan bio-psiko-sosial.
Sekolah PAUD di Blitar pada umumnya melakukan
pengasuhan dan pendidikan anak selama 8–7 jam
(mulai jam 07.00 sampai dengan 14.00).

Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional khusus nya Bab 1,
Pasal 1 Butir ke 14 menyatakan pengertian dari
pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah ” suatu
upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut” Pendidikan anak usia dini
terdiri dari jalur formal, non formal dan informal.
Jalur formal terdiri dari taman kanak-kanak (TK),
RA atau bentuk lain sederajatnya. Sedangkan jalur
non formal terdiri dari kelompok bermain, tempat
penitipan anak dan bentuk lain yang sederajat dan
jalur informal pendidikan keluarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan, misalkan
sekolah minggu dan PAUD (Tempat pendidikan Al-
Quran) (Gutama, 2012).

Begitu juga pada anak yang aktif pasti senang
melakukan aktivitas, melompat dan memanjat,
sehingga anak-anak juga sering mengalami luka
memar atau luka berdarah akibat terjatuh.Sehingga
tindakan yang utama adalah mencegah anak tidak
mengalami kecelakaan. Namun, kadang kala ada
saja hal-hal yang tidak bisa kita hindarkan terjadi.
Sering kita temui di rumah sakit maupun puskesmas
ibu/bapak guru Paud maupun baby sister di tempat
penitipan anak membawa anak didiknya yang
mengalami sakit maupun luka akibat jatuh dengan
panik. Dengan durasi waktu mengasuh dan mendidik
anak selama ± 7-8 jam tidak menutup kemungkinan
bagi guru PAUD akan menemukan kejadian sakit
maupun kecelakaan/jatuh pada anak didiknya.
Sehingga sangat penting bagi guru PAUD untuk
mempunyai keterampilan khusus dalam memberi-
kan pertolongan pertama merupakan tindakan awal,
untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih fatal.



    265Wulandari, Fanani dan Prayogi, Peningkatan dan Pelayanan  ...

PGTK Yaa Bunayaa Kalipang berada 16 km
dari kampus STIKes Patria Husada Blitar, mem-
punyai 9 pengajar dan 1 kepala sekolah, namun
kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai sekolah
tetapi juga membantu langsung dalam kegiatan
belajar mengajar mengingat jumlah siswa 107.
Kualifikasi pendidikan guru di PGTK tersebut
beragam antara lain S1 paud 2 orang, S1 Pendidikan
Islam 4 orang dan S1 pendidikan 1 orang sisanya
masih SMA dan Diploma. Sebagian guru di PGTK
tersebut relative masih muda dan 50% belum
mempunyai anak sehingga untuk menangani anak
sakit belum mempunyai pengalaman, sedangkan
50% yang mempunyai anak sudah mempunyai
pengalaman namun terbatas pengalaman mereka
dalam merawat anaknya. 2 orang guru di PGTK
Yaa Bunayaa Kalipang pernah mengikuti pelatihan
deteksi dini tumbuh kembang yang diadakan oleh
dinas pendidikan namun belum di sosialisasikan ke
guru yang lain karena keterbatasan pengetahuan
yang didapat. PGTK Yaa Bunayaa Kalipang sudah
berdiri sejak 2013 mempunyai jam mengajar ± 7
jam perhari. 80% dari orang tua siswa adalah
pekerja kantoran seperti guru, perawat, karyawan
toko dan sebagainya. Menurut kepala sekolah selain
mendidik PGTK ini juga tempat menitipkan anak
selama orang tuanya bekerja, sehingga sering
ditemukan walaupun anaknya sakit tetap saja masuk
sekolah dengan dibawakan obat-obatanya. Tak
jarang pula di temukan anak yang pagi sehat
menjelang siang kesehatannya menurun dengan
munculnya demam, diare, mimisan dan bahkan
muntah hal ini memerlukan keterampilan khusus bagi
seorang guru PAUD untuk meningkatkan mutu
layanan tidak hanya mendidik tetapi juga menjaga
kesehatan siswanya tidak pernah mereka dapatkan
saat menenpuh pendidikan formal. PGTK Yaa
Bunayaa Kalipang sangat tepat untuk diberikan
pelatihan pertolongan pertama pada anak sakit selain
mempunyai tenaga guru yang muda mempunyai
motivasi yang tinggi dalam meningkatkan pelayanan
untuk bersaing dengan sekolah-sekolah PAUD
yang lain, juga mempunyai anak didik yang cukup
banyak.

Kelompok mitra dua yaitu PAUD ABA 2.
PAUD ABA 2 berada di tengah kota Blitar, mem-
punyai 6 pengajar dan 1 kepala sekolah, namun
kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai sekolah
tetapi juga membantu langsung dalam kegiatan
belajar mengajar mengingat jumlah anak asuh 25,
dengan usia 2–3 tahun 60% dan < 2 tahun 40% .

Kualifikasi pendidikan pengasuh di PAUD tersebut
beragam antara lain diploma 2 orang, dan sisanya
SMA. Pengasuh PAUD tersebut masih muda dan
belum menikah. Pengasuh PAUD hanya pernah
dilatih pemeriksaan tumbuh kembang oleh yayasan
guna mengisi laporan pertumbuhan dan perkem-
bangan anak.PAUD ABA 2 ini telah berdiri selama
2 tahun. Waktu 2 tahun tersebut merupakan waktu
yang singkat untuk belajar mengasuh anak, ditambah
keluar masuknya pengasuh ini akan sangat mem-
pengaruhi pelayanan.

Langkah awal dari kegiatan ini adalah melaku-
kan survey ke lokasi dan melakukan wawancara
dengan kepala sekolah dan beberapa guru serta
pengasuh. Hasil wawancara yang didapat adalah
sebagai berikut; di PGTK Yaa Bunayaa Kalipang
selama ini jika mendapatkan anak mimisan selama
ini hanya diberi gulungan daun sirih yang di masuk-
kan ke hidung dan si anak di minta menghadap atas
terus supaya darahnya tidak keluar. Dan di PGTK
Yaa Bunayaa maupun PAUD ABA jika menemukan
kasus jatuh yang mengakibatkan luka dan hal
tersebut hampir terjadi setiap hari, kalau luka gores
biasanya hanya di beri betadine saja, tapi kalau luka
tersebut robek sehingga darah yang keluar banyak
yang sering mereka alami adalah panic dan langsung
menggendong si anak ke pelayanan kesehatan
terdekat. Jika anak panas, muntah, gatal-gatal
mereka hanya mamberikan minyak kayu putih saja.
Karena kelompok mitra belum mempunyai penge-
tahuan dan keterampilan yang cukup dalam perto-
longan pertama pada kecelakaan. Hal itu karena
para guru dan pengasuh masih belum mempunyai
keterampilan yang baik tentang pertolongan pertama
pada anak sakit baik trauma maupun non trauma.

Oleh sebab itu kami ingin melakukan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan
Pelatihan Pertolongan Pertama pada Bayi dan Anak
Sakit Kepada Guru PAUD di Wilayah Blitar guna
meningkatkan pelayanan PAUD.

BAHAN DAN METODE
Sasaran kegiatan ini adalah guru PAUD yang

berjumlah 17 orang, yang terdiri dari seluruh guru
PAUD di PGTK Yaa Bunayya Kalipang Lodoyo
sebanyak 10 orang dan seluruh guru PAUD ABA
2 Kota Blitar sebanyak 7 orang. Metode kegiatan
ini adalah dengan melakukan pre test terlebih dahulu
kepada guru PAUD untuk mengidentifikasi sejauh
mana pengetahuan para guru PAUD dalam mem-
berikan pertolongan pertama pada bayi dan anak



266 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015, hlm. 263–269

sakit. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan
pelatihan dengan metode ceramah dan juga demon-
strasi. Adapun materi yang telah diberikan antara
lain pertolongan pertama pada bayi dan anak demam,
mimisan, diare, muntah dan gatal-gatal, pertolongan
pertama pada bayi dan anak kecelakaan dan kera-
cunan, pertolongan pertama pada bayi dan anak
tersedak dan cara memberikan minuman yang tepat
pada bayi supaya tidak tersedak. Setelah pemberian
materi selesai, kami melakukan post test untuk
mengetahui pengetahuan dan skill para guru dalam
memberikan pertolongan pertama pada bayi dan
anak sakit. Evaluasi pengetahuan dilakukan dengan
menggunakan kuesioner, sedangkan evaluasi skill
mengunakan ceklist. Kegiatan pelatihan ini dilakukan
mulai bulan April sampai dengan bulan Agustus
2015. Hasil pre test dan post test pengetahuan
dianalisa menggunakan Wilcoxon signed rank test.

Setelah satu bulan kegiatan pelatihan perto-
longan pertama pada bayi dan anak sakit kepada
guru PAUD tersebut berakhir, kami melakukan
evaluasi kepuasan wali murid terhadap penanganan
pertama pada anak sakit yang telah dilakukan oleh
guru. Penilaian kepuasan wali murid dilaksanakan
mulai tanggal 19 sampai dengan 31 Oktober 2015
dengan accidental sampling. Dari populasi 120 wali
murid didapatkan sampel sejumlah 80. Kepuasan
wali murid dinilai dengan menggunakan kuesioner.

HASIL KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYA-
RAKAT
Hasil

Berdasarkan tabel 1 didapatkan guru PAUD
ABA 2 Kota Blitar 100% berjenis kelamin perem-
puan, 71% berusia 21–30 tahun, 71% berpendidikan
SMA, dan 86% belum pernah mendapatkan infor-
masi tentang pertolongan pada bayi dan anak sakit.
Sedangkan 90% guru PGTK Yaa Bunayya berjenis
kelamin perempuan, 50% berusia antara 31–40
tahun, 80% berpendidikan terakhir sarjana dan 100%
belum pernah mendapatkan informasi tentang
pertolongan pada bayi dan anak sakit.

Tabel 2 menunjukkan bahwa ada perbedaan
pengetahuan guru sebelum dan sesudah di beri pela-
tihan pertolongan pertama pada bayi dan anak sakit.

Tabel 3 menunjukkan bahwa 71% dari 17 guru
mempunyai kemampuan skill yang baik.

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan ba hwa
sebagian 57% wali murid dari siswa PAUD puas
terhadap pelayanan guru dalam memberikan perto-
longan pertama pada anak sakit.

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik guru di
PGTK Yaa Bunayya Kalipang Sutojayan dan
PAUD ABA 2 kota Blitar

Karakteristik Respo nden Yaa 
Bunayya 

ABA 2 

f % f % 
Usia 
21-30 tahun 
31-40 tahun 
41-50 tahun 

 
3 
5 
2 

 
30 
50 
20 

 
5 
2 
0 

 
71 
29 
0 

Jenis Kelamin 
Laki-laki 
Perempuan 

 
1 
9 

 
10 
90 

 
0 
7 

 
0 
100 

Pendidikan 
SMA 
DIII 
SARJANA  

 
1 
1 
8 

 
10 
10 
80 

 
5 
2 
0 

 
71 
29 
0 

Berdasarka n informasi 
yang pernah didapat 
tentang pertolongan 
pertama pada bayi dan 
anak sakit 
Pernah 
Belu m Pernah 

 
 
 
 
 
0 
10 

 
 
 
 
 
0 
100 

 
 
 
 
 
1 
6 

 
 
 
 
 
14 
86 

Tabel 2. Analisa hasil perbedaan pengetahuan guru
tentang pertolongan pertama pada bayi dan anak
sakit

Pengetahuan 
 
 
 

Yaa Bunayya ABA 2 
Pre Post Pre Post 

f % f % f % f % 

Sangat Baik 
Baik 
Tidak Baik 

0 
6 
4 

0 
60 
40 

9 
1 
0 

90 
10 
0 

0 
4 
3 

0 
57 
43 

3 
4 
0 

43 
57 
0 

Uji Wilcoxone signed rank test p=0,000 

Tabel 3. Distribusi frekuensi kemampuan skill guru
dalam memberikan pertolongan pertama pada
bayi dan anak sakit

Kemampuan 
skill 

Yaa 
Bunayya 

ABA 2 Total 

f % f % f % 
Sangat Bai k 
Baik 
Tidak Baik 

2 
7 
1 

20 
70 
10 

2 
5 
0 

29 
71 
0 

4 
12 
1 

24 
71 
5 

Tabel 4. Distribusi frekuensi kepuasan wali murid
terhadap kemampuan guru dalam memberikan
pertolongan pertama pada anak sakit.

kepua san Frekuensi Prosentase 
(%) 

Sangat Puas 
Puas 

23 
57 

29 
71 

Tota l 80 100 
 



    267Wulandari, Fanani dan Prayogi, Peningkatan dan Pelayanan  ...

Pembahasan
Pengetahuan guru tentang pertolongan pertama
pada anak sakit

Berdasarkan hasil uji Wilcoxone signed rank
didapatkan p=0,00. Karena nilai p < 0,05 dapat
disimpulkan bahwa ada perubahan pengetahuan
guru setelah menikuti pelatihan pertolongan pertama
pada bayi dan anak sakit. Peningkatan pengetahuann
guru tentang pertolongan pertama pada bayi dan
anak sakit sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini.

Pengetahuan seseorang menurut Notoadmodjo
(2010) dapat dipengaruhi oleh beberapa factor eks-
ternal yaitu, pendidikan, informasi dan pengalaman.
Hasil dari kegiatan ini telah menjawab teori tersebut.
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 17 guru
yang mengikuti pelatihan ini, hanya 1 orang yang
sebelumnya pernah mendapatkan informasi tentang
pertolongan pertama pada bayi dan anak sakit. Pada
tabel 2 menunjukan bahwa dari hasil pre test tidak
ada guru yang memiliki pengetahuan sangat baik
tentang pertolongan pertama pada bayi dan anak
sakit. Setelah dilakukan pelatihan didapatkan 12 guru
dari 17 mempunyai pengetahuan sangat baik. Ini
menunjukan bahwa kegiatan pelatihan pertolongan
pertama pada anak sakit ini merupakan pendidikan
non formal yang diikuti oleh para guru.

Tehnik da n media  da la m menya mpa ikan
sebuah informasi akan memberikan pengaruh pada
pengetahuan seseorang (Anwar, 2007). Tehnik yang
digunakan dalam memberikan pelatihan ini juga
dapat mempengaruhi adanya peningkatan pengeta-
huan guru tentang pertolongan pertama pada bayi
dan anak sakit. Pelatihan ini dilakukan mulai bulan
April sampai dengan Agustus sebanyak 28 kali
pertemuan. Sebelum materi inti, kami memberikan
materi dasar berupa anatomi tubuh manusia dan
konsep tentang pertolongan pertama dan perlin-
dungan diri yang benar dalam memberikan perto-
longan pertama. Kemudian dilanjutkan dengan
materi inti antara lain pertolongan pertama pada bayi
dan anak demam, mimisan, diare, muntah dan gatal-
gatal, pertolongan pertama pada bayi dan anak
kecelakaan dan keracunan, pertolongan pertama
pada bayi dan anak tersedak dan cara memberikan
minuman yang tepat pada bayi supaya tidak terse-
dak. Tehnik dalam pelatihan ini selain ceramah
diikuti dengan demonstrasi. Demonstrasi terlebih
dahuluhu dilakukan oleh pelatih dan kemudian diikuti
oleh masing-masing peserta secara bergantian.
Selain itu media dalam melakukan demonstrasi juga

mempengaruhi peningkatan pengetahuan para guru.
Media yang kami gunakan untuk melakukan demon-
strasi pada keterampilan pertolongan pertama pada
bayi dan anak demam, mimisan, diare, muntah dan
gatal-gatal, pertolongan pertama pada bayi dan
anak, pertolongan pertama pada bayi dan anak
tersedak dan cara memberikan minuman yang tepat
pada bayi supaya tidak tersedak adalah phantom
bayi yang standart untuk melakukan pelatihan.
Sedangkan khusus untuk pertolongan pertama pada
bayi dan anak yang mengalami kecelakaan kami
menggunakan klien standart (anak yang berusia pre
school). Untuk memberikan gambaran luka yang
akan dirawat kami melakukan modifikasi dengan
menempelkan lilin mainan yang diberi cat cair serta
beberapa make up kepada klien standart. Dari upaya
memberikan gambaran yang mendekati kenyataan
yang telah kami lakukan menghasilkan nilai skill para
peserta yang ada pada tabel 3. Pada tabel 3. Dapat
dilihat bahwa 71% dari 17 guru mempunyai kemam-
puan skill yang baik.

Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa peserta
yang berumur lebih dari 30 tahun sebanyak 53%
dari 17 orang. Sesuai dengan teori Notoadmodjo
(2010) dapat dipengaruhi oleh beberapa factor eks-
ternal yang salah satunya adalah pengalaman.
Semakin banyak usia seseorang maka pengalaman-
nya akan semakin banyak pula.

Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin
mudah menerima atau menyesuaikan dengan hal
yang baru. Karena pendidikan mempengaruhi pro-
ses belajar sehingga dengan memiliki pengetahuan
yang lebih tinggi akan cenderung memperoleh lebih
banyak informasi baik dari orang lain maupun dari
media masa. Hal ini sesuai dengan tabel 2. Di PGTK
Yaa Bunayya Kalipang Sutojayan 80% dari 10 orang
guru mempunyai pendidikan terakhir sarjana, dan
yang memiliki pengetahuan sangat baik tentang
pertolongan pertama pada anak sakit sebanyak 90%
dari 10 guru. Sedangkan di PAUD ABA 2 Kota
Blitar yang mempunyai pendidikan terakhir SMA
sebanyak 71% dari 7 orang dan yang memiliki
pengetahuan sangat baik setelah dilakukan pelatihan
sebanyak 43% dari 7 orang. Hal ini membuktikan
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin mudah menerima informasi yang diberikan.

Berdasarkan tabel 1 yang mengatakan bahwa
94% peserta belum pernah mendapatkan informasi
tentang pertolongan pertama pada bayi dan anak
sakit sebelum pelatihan ini. Dan belum adanya



268 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015, hlm. 263–269

program yang mengarah pada pembinaan program
pelayanan kesehatan khususnya di tingkat sekolah
PAUD, seperti halnya program UKS. UKS dilaksa-
nakan mulai di tingkat sekolah dasar (Kementrian
dan kebudayaan, 2012). Kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini mempunyai banyak manfaat
khususnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
di tingkat sekolah PAUD. Berdasarkan hasil dari
kegiatan ini kami sangat berharap kepada dinas
kesehatan dan dinas pendidikan setempat untuk
membuat sebuah kebijakan baru dalam peningkatan
pelayanan di tingkat sekolah PAUD. Salah satu
luaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat
ini adalah buku ajar bagi ibu dan kader balita dalam
memberikan pertolongan pertama pada bayi dan
anak sakit.

Kepuasan wali murid terhadap tindakan guru
dalam memberikan pertolongan pertama pada
anak sakit

Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa dari 80
wali murid yang mengisi kuesioner, 71% mengatakan
puas dan 29% mengatakan sangat puas terhadap
tindakan guru dalam memberikan pertolongan
pertama pada bayi dan anak sakit. Menurut Irawan
(2002) kepuasan dicapai apabila persepsi konsumen
sama atau lebih dari yang diharapkan. Konsumen
merasa puas apabila harapannya terpenuhi atau
sangat puas jika harapan konsumen terpenuhi. Ber-
dasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa
harapan wali murid terhadap tindakan guru dalam
memberikan pertolongan pertama pada anak sakit
telah terpenuhi dan bahkan terlampaui.

Kepuasan wali murid yang dievaluasi dalam ke-
giatan ini adalah kepuasan dalam kualitas pelaya-
nan. PAUD adalah sebuah unit pelayanan yang
bekerja di bidang jasa. Hal ini sesuai dengan teori
Zeithaml dan Bitner (1996) dalam Irawan (2002)
yang mengatakan bahwa perusahaan yang berge-
rak dibidang jasa sangat bergantung pada kualitas
jasa yang diberikan. Kualitas pelayanan memiliki
lima dimensi yaitu, keandalan (reliability), responsif
(responsiveness), keyakinan (assurance), berwu-
jud (tangibles), dan empati (empathy).

Zeithaml dan Bitner (1996) dalam Irawan
(2002) juga mengatakan bahwa kepuasan dalam
kualitas pelayanan sangat bergantung pada tiga hal,
yaitu sistem, teknologi dan manusia. Kepuasan wali
murid yang tinggi ini didukung dengan kegiatan pe-
ngabdian kepada masyarakat dalam meningkatkan
sumberdaya manusia dan peningkatan sistem, serta

dukungan sarana dan prasarana dalam melakukan
pertolongan pertama pada bayi dan anak sakit.
Peningkatan sumberdaya manusia melalui pelatihan
pertolongan pertama pada bayi dan anak sakit yang
diberikan guru, sedangkan peningkatan sistem
dengan terbentuknya SOP (Standart Operating
Procedure) dalam memberikan pertolongan perta-
ma pada bayi dan anak sakit di tingkat sekolah
PAUD. Kami juga telah membantu tersediannya
sarana dan prasarana dalam melakukan pertolongan
pertama pada bayi dan anak sakit.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

Hasil uji statistik dengan Wilcoxon signed rank
test didapatkan nilai P=0,000, sehingga dapat disim-
pulkan bahwa adanya perubahan pengetahuan guru
PGTK Yaa Bunayya Kalipang dan PAUD ABA 2
Kota Blitar setelah mengikuti pelatihan pertolongan
pertama pada bayi dan anak sakit

Berdasarkan evaluasi kemampuan skill guru
PGTK Yaa Bunayya Kalipang dan PAUD ABA 2
Kota Blitar didapatkan 71% dari 17 mempunyai
kemampuan skill baik dalam memberikan perto-
longan pertama pada bayi dan anak sakit.

Berdasarkan evaluasi kepuasan wali murid dari
80 wali murid yang mengisi kuesioner, 71% mengatakan
puas dan 29% mengatakan sangat puas terhadap
tindakan guru dalam memberikan pertolongan perta-
ma pada bayi dan anak sakit.

Saran
Saran untuk dinas pendidikan dan kesehatan

untuk membuat program baru dalam memberikan
pelayanan kesehatan khususnya di tingkat pendi-
dikan PAUD.

DAFTAR RUJUKAN
Azwar, S. 2007 Sikap Manusia, Teori Dan Pengu-

kurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar Haryanto,
Rudy (2013) Pertolongan Pertama. http://
r udi h a rya n to8. bl ogspot . com/ 2013/ 03/ 1-
pertolongan-pertama.html dibuka tanggal 23 April
2014.

Haryanto, R. 2013. Pertolongan Pertama. http://
r udi h a rya n to8. bl ogspot . com/ 2013/ 03/ 1-
pertolongan-pertama.html dibuka tanggal 23 April
2014.

Ira wan. 2002. 10 Pri nsip kepuasan pel anggan,
paradigma baru merebut hati pelanggan untuk



    269Wulandari, Fanani dan Prayogi, Peningkatan dan Pelayanan  ...

memenangkan persaingan. Jakarta: PT Elex Me-
dia Komputindo.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi kesehatan teori dan

aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur, I.A. 2013. Taman Penitipan Anak Sebagai Agen

Sosial. Universitas sebelas maret. Psikologi. http://
www.academia.edu/4526580/Taman_ Penitipan_
Anak_Sebagai_Agen_Sosialisasi. dibuka tanggal
23 April 2014.

Kementrian pendidikan dan kebudayaan. 2012.  Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kese-
hatan  Sekolah. http://www.scribd.com/doc/
141185942/Pedoman-UKS#scribd

PMI. 2009. Pedoman Pertolongan Pertama. PT Avatar
Arkam Publising.

Rapi, Mujahidah (2012) Pendidikan Anak Usia Dini.
http://www.google.com url?sa= t&rct=j&q= &
esrc=s&source=web &cd=2&ved=0C DMQFjAB
&url=http% 3A%2F%2Fsulsel.kem enag. go.
id%2Ffile%2Ffile%2FArtike lTulisan%2Foklv138
3112871.PDF&e i=H5hMU4GnPKfziAf_ goCQDQ
&usg=AFQjCNGK7ZDgXr4FofVFjjFTNSS-
EnzidA &sig2 = P27z_ 3yxrv WUUzbdD9zrvw &
bvm =bv.64764171,d.aGc dibuka tanggal 23 April
2014.

Short, G., dan Dodge. 2012. Sinopsis Pediatri. Bandung:
Binarupa Aksara.