*) Praktisi Bidan, **) STIKes Patria Husada Blitar 42 PENGARUH JARAK USIA KELAHIRAN DENGAN TERJADINYA RESPON SIBLING PADA ANAK USIA 2-4 TAHUN (The Effect Of Age Distance of Birth to the Sibling Responses In 2-4 Years Old Children) Noviari Triwijayanti* ) , Levi Tina Sari** ) STIKes Patria Husada Blitar e-mail: viemuaniez@yahoo.com ABSTRACT Introduction : Sibling response is competition in order to get love and care of one or both parents. The birth distance of a child is an important factor in the emergence of sibling response, because short spacing births of child tends to rise sibling negatif response. The puspose of this study was to identify the effect of age distance of birth to the sibling responses in 2-4 years old children. Method : Research design wascross sectional. Research sample was 26 respondent at BPS Mutiah Bendo Village Ponggok District of Blitar, at July 9 th to July 20, 2012, its choosed with tota sampling. Data collected by using a structured interview and observation statements in the questionnaire. Analysis using T-Test, with ≤0.05 significant level. Result :The result showed that most of the respondents gave negativ responses for the short spacing of births, with p = 0,023. Discussion : There was an effect of space of birth with the sibling responses in children age of 2 – 4 years by 61,5% of the respondents, and sibling negative response in children age of 2 – 4 years by 71,4 % of the respondents. Key words : distance ages birth, sibling child’s response PENDAHULUAN Pada dasarnya anak yang satu dengan lainnya berbeda ketika dilahirkan, meskipun mereka merupakan saudara kandung. Sibling adalah adik- beradik, adik kakak (beberapa orang) yang mempunyai hubungan kekeluargaan (karena seayah atau seayah dan seibu) atau bersaudara. Respon sibling anak adalah suatu reaksi yang dilakukan oleh saudara laki-laki atau perempuan dengan saudara atau dalam kelahiran seorang bayi. Terjadinya respon sibling dapat diakibatkan karena beberapa faktor antara lain faktor internal yaitu faktor yang tumbuh dan berkembang dalam diri anak itu sendiri seperti temperamen, ambisi anak mengalahkan orang lain dan faktor eksternal yaitu faktor yang disebabkan karena orang tua yang salah dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan dari orang tua kepada anak (Woolfson, 2004). Respon Sibling biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat dan kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak. Jarak usia yang lazim memicu munculnya respon sibling adalah jarak usia antara 2-4 tahun kemudian muncul kembali pada usia 8- 12 tahun. Pada umumnya respon sibling negatif lebih sering terjadi pada anak yang berjenis kelamin sama dan khususnya perempuan (Woolfson, 2004). Pada umumnya anak berusia 2-4 tahun merasa dirinya paling penting. Dia menganggap dirinya adalah pusat perhatian dan kemarahannya sering meluap saat dia tahu bahwa dia tidak menjadi pusat perhatian. Bayangan akan kehadiran bayi baru akan mengganggu kestabilan emosinya dan memicu rasa cemburu dengan kedatangan adiknya. Seorang kakak akan menganggap adiknya adalah seseorang yang sangat Jurnal Ners dan Kebidanan Volume 1, No. 1, Maret 2014 DOI: 10.26699/jnk.v1i1.ART.p034-040 mailto:viemuaniez@yahoo.com IT Typewritten text © 2014 Jurnal Ners dan Kebidanan IT Typewritten text This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ Noviary Triwijayanti, Levi Tina Sari Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 43 menganggu keberadaanya. Orang tua seharusnya lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Upaya untuk mengatasi respon sibling ini antara lain mengikutsertakan anak dengan memperbolehkan anak untuk ambil bagian pada setiap persiapan calon adiknya. Membuat perencanaan sehingga kehadiran seorang adik merubah kehidupan kakak seminimal mungkin mendorong kakak untuk membantu adik. Respon sibling biasa terjadi pada anak berusia 2-4 tahun apalagi jarak usia kelahiran dengan adiknya terlalu dekat karena ia mengangap bahwa perhatian orang tuanya akan berkurang karena kelahiran adiknya (Woolfson, 2004). Data di Indonesia menunjukan 36% kelahiran memiliki jarak yang kurang dari 3 tahun dan 15% yang memiliki jarak kelahiran kurang dari 24 bulan. Dan setiap tahun di Indonesia 600 wanita mengalami kegagalan KB (Soemarjati, 2004). Hampir 75% anak mengalami reaksi sibling negatif, reaksi yang sering di tampakkan adalah secara langsung yaitu biasanya berupa perilaku agresif seperti memukul, mencubit, atau pura-pura sakit bahkan menendang. Reaksi lainnya adalah yang sulit dikenali yaitu reaksi yang tidak langsung misalnya, munculnya kenakalan, rewel, mengompol atau pura- pura sakit untuk mendapatkan perhatian orang tuanya (Thompson, 2003). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, pada tahun 2011 jumlah ibu hamil sampai K4 sebesar 1180 bumil dimana 505 (42,8%) merupakan kehamilan multipara. Sedangkan disurvey pada tanggal 18 April 2011 di beberapa daerah Ponggok telah diperoleh data ada 8 ibu yang mempunyai anak balita dengan adik yang masih bayi, 5 ibu (62,5%) diantaranya mengaku bahwa tingkah laku anaknya berubah saat kelahiran adiknya misalnya kemunduran tingkah laku ke tahap sebelumnya seperti mengompol, minum susu dengan botol, anti sosial, melawan, cengeng, penolakan, biasanya ia akan menularkan kasih sayang bukan pada ibunya melainkan pada ayah atau neneknya. Menurut observasi yang dilakukan selama ini, orang tua menanggapi respon sibling tidak mau tahu, pasrah dan masa bodoh, padahal respon sibling apabila tidak ditangani lebih lawal akan berpengaruh pada masa pubertasnya. Menurut Yani Widyastuti, dkk (2009), masa pubertas adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Seiring dengan perkembangan anak peran orang tua sangat penting dan dibutuhkan karena orang tua merupakan kunci dalam munculnya respon sibling negatif dan berperan memperkecil munculnya hal tersebut. Beberapa peran yang dapat dilakukan adalah memberikan kasih sayang dan cinta yang adil bagi anak (Setiowati, 2008). Tanggapan atau respon anak yang dihubungkan dengan jarak usia kelahiran menurut penulis sangat menarik untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut. Penulis ingin meneliti pengaruh jarak usia kelahiran dengan terjadinya respon sibling pada anak usia 2-4 tahun di BPS Mutiah Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar tahun 2012. Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan penelitian adakah pengaruh jarak usia kelahiran dengan terjadinya respon sibling pada anak usia 2-4 tahun di BPS Mutiah Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar tahun 2012. Tujuan umum dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh jarak usia kelahiran dengan terjadinya respon sibling pada anak usia 2-4 tahun di BPS Mutiah Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar tahun 2012. Sedangkan tujuan khususnya adalah (1) Mengidentifikasi jarak usia kelahiran anak usia 2-4 tahun, (2) Mengidentifikasi respon sibling pada anak usia 2-4 tahun, (3) Menganalisa pengaruh jarak usia kelahiran dengan Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 Pengaruh jarak usia kelahiran dengan terjadinya respon sibling pada anak usia 2- 4 tahun 44 terjadinya respon sibling pada anak usia 2-4 tahun. Manfaat Penelitian secara teoritis adalah penelitian ini dapat menjadi acuan referensi bahwa jarak kelahiran akan mempengaruhi psikologi anak yang disebut dengan respon sibling. Sedangkan manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi yang benar tentang sibling rivalry (persaingan antara saudara kandung) bagi para ibu, keluarga dan masyarakat sehingga dapat meminimalisasi terjadinya sibling rivalry dengan meningkatkan kesiapan untuk menghadapinya dan dapat mengantisipasi timbulnya sibling rivalry bagi para orang tua maupun calon orang tua. Serta Bahan pertimbangan/acuan untuk pengambilan kebijakan dalam mengikuti program KB (Keluarga Berencana). BAHAN dan METODE Desain penelitiannya cross sectional. Subyek penelitian sebanyak 26 orang yang memiliki anak usia 2-4 tahun. Subyek penelitian ini dipilih secara total sampling, dengan melakukan observasi langsung kepada anak serta proses wawancara kepada orang tua atau pengasuh anak tersebut, subyek penelitian berada atau di wilayang BPS Muntiah Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Variabel penelitian ini terdiri dari jarak kelahiran serta respon sibling pada anak usia 2-4 tahun. Analisa data menggunakan T test dengan tingkat kemaknaan 0,05 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian sebagai berikut: Tabel. 1. Karakteristik Responden di BPS Muntiah Ponggok Blitar bulan Juli 2012 No. Karakteristik Subyek f % 1. Usia anak : - 2 tahun - 3 tahun - 4 tahun 7 15 4 26,9 57,7 15,4 2. Berdasarkan urutan kelahiran - Pertama - Kedua 18 8 69 31 Tabel. 1. Karakteristik Responden di BPS Muntiah Ponggok Blitar bulan Juli 2012 No. Karakteristik Subyek f % 3 Berdasarkan jumlah anak - Dua - Tiga - Empat 1 17 8 3,8 65,4 30,8 4. Berdasarkan pengasuh - Orang tua - Nenek 22 4 84,6 15,4 Usia anak terbanyak adalah 2 tahun dan terbanyak merupakan anak pertama Tabel.2.Karakteristik Responden berdasarkan jarak kelahiran dan respon sibling di BPS Muntiah Ponggok Blitar Bulan Juli 2012 Karakteristik berdasarkan Jarak kelahiran Karakteristik berdasarkan respon sibling Usia f % Respon Sibling f % 2 tahun 3 11,5 Positif 7 26,9 3 tahun 16 61,5 Negatif 19 73,1 4 tahun 7 26,9 Noviary Triwijayanti, Levi Tina Sari Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 45 Tabel 3. Analisis T-test pengaruh jarak kelahiran dengan respon sibling bulan Juli 2012 Levene’s test for quality of variance t-test for Equality of Means 95% confidence interval of difference Jarak usia kelahiran Equal variant assumed Equal variant not assumed F Sig. T Df 24 (2- tailed) Mean difference Std Error Lower Upper 2.924 .100 -2.428 24 .023 -.60150 .24772 1.11278 -.09023 -1.966 7.838 .86 -.60150 .30600 1.30989 .10668 Dari data tabel 3, menunjukkan bahwa selisih poin antara jarak usia kelahiran dengan respon sibling sebesar 0,6 poin. Kemudian, thitung 2.428 > ttabel 2,069 dengan tingkat kemaknaan 0,05 sehingga terjadi perbedaan antara jarak kehamilan dengan respon sibling. PEMBAHASAN Jarak usia Kelahiran anak usia 2-4 tahun. Jarak usia kelahiran mempengaruhi hubungan antar anak. Menurut Woolfson (2004), bila jarak usia jauh, keuntungannya adalah kecemburuan biasanya tidak ada karena tahapan perkembangan mereka begitu jauh terpisah. Hubungan mereka biasanya ditandai dengan kepedulian dan minat yang sungguh- sungguh terhadap satu sama lain. Sedangkan kerugian adalah Jarak mereka begitu jauh sehinga mereka tidak bisa membangun suatu persahabatan yang sering berkembang. Sedangkan bila jarak usia kecil (misalnya antara 1-2 tahun) dan keduanya bertumbuh, dinamika hubungan mereka berubah. Ada berbagai keuntungan antara lain Mereka bisa pergi keluar bersama, mereka bisa memiliki teman- teman yang sama, ada peluang baik bagi mereka untuk bisa menjadi sahabat yang sangat dekat.Sedangkan kerugiannya antara lain, mereka mungkin bersaing satu sama lain , mereka mungkin merasa terhambat oleh satu sama lain , mereka mungkin membenci satu sama lain , anak yang lebih tua mungkin merasa bahwa dia selalu di harapkan untuk selalu bertanggung jawab terhadap adiknya bila mereka berada di luar. Berdasarkan hasil penelitian meunjukkan bahwa jarak usia kelahiran terbanyak adalah 3 tahun sebesar 61,5 % , 4 tahun 26,9 % , 2 tahun 11,5 % , ini terbukti bahwa jarak usia kelahiran kurang dari lima tahun lebih banyak dan cenderung akan terjadi respon sibling lebih besar pada anak. Kedekatan usia mereka dapat berarti mereka merasa bahwa mereka tidak pernah bisa menjauh satu sama lain. Mereka bisa membenci satu sama lain , anak yang lebih tua mungkin merasa bahwa dia selalu di harapkan untuk selalu bertanggung jawab terhadap adiknya bila mereka berada di luar. Dengan jarak usia 3 tahun faktor persaingan bisa lebih besar dari pada jarak yang usia terpaut lima tahun, ( Thompson, 2004). Kepribadian seorang anak banyak berkembang selama 5 tahun pertama. Berbagai ketegangan dan tekanan dalam hubungan antar saudara berubah disaat, anak-anak tumbuh. Persaingan antar saudara diungkapkan secara berbeda, tergantung pada usia dan tahapan perkembangan anak (Woolfson, 2004). Perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun merupakan usia yang paling mengancam terutama bila kakak masih sangat muda dan belum memahami situasi . Pada umumnya anak berusia 2-4 tahun merasa dirinya paling penting. Dia menganggap dirinya adalah pusat perhatian dan kemarahannya sering meluap saat dia tahu bahwa dia tidak menjadi pusat perhatian. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa usia paling banyak adalah pada usia 3 tahun sebesar 57,7 % , pada anak berusia 2 tahun 26,9 % dan pada 4 tahun sebesar 15,4 %. Hal ini terbukti akan berdampak mengakibatkan respon sibling yang besar pada anak. Karena pada usia ini bayangan akan kehadiran bayi baru akan mengganggu kestabilan emosinya dan memicu rasa cemburu terhadap kedatangan adik. Di usia ini juga , anak akan memiliki pendapatnya sendiri, apa yang dia suka dan apa yang tidak dia suka. Dia tidak mau orang mencampuri rencananya. Karena itu, dia merasa adiknya sangat mengganggu dan mengancamnya. Urutan kelahiran sibling (anak) merupakan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi anak dalam Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 Pengaruh jarak usia kelahiran dengan terjadinya respon sibling pada anak usia 2- 4 tahun 46 terjadinya respon sibling. Anak pertama mendapatkan perhatian orang tua sepenuhnya, hingga sampai kelahiran anak berikutnya.Perhatian yang tidak terbagi dari kedua orang tua selama tahun-tahun pertama (Thompson, 2004). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa paling banyak pada urutan kelahiran anak pertama sebanyak 69,2 % . anak kedua sebanyak 30,8% anak ke tiga sebanyak 0 %.Responden paling banyak pada urutan kelahiran anak pertama. Jadi anak pertama cenderung menjadi anak yang paling cerdas di dalam keluarganya.Dia mencapai prestasi tertinggi dalam pendidikan dan biasanya cenderung sangat serius. Sedangkan anak kedua Cenderung santai dan anak ketiga cenderung percaya diri dan mampu menangani berbagai kecemasan sendiri tanpa meminta bantuan. Dia juga tahu bagaimana mengambil manfaat terbesar dari suatu keadaan di tempat dia berada. Sehingga respon sibling negatif lebih banyak terjadi pada anak urutan kelahiran pertama. Berdasarkan hasil penelitian jumlah saudara kandung terbanyak adalah 3 orang sebesar 65,4 % , 4 orang sebesar 30,8 %, sedangkan 2 orang sebesar 3,8 %. Menurut peneliti jumlah saudara kandung lebih dari 2 orang cenderung mengalami respon sibling lebih besar apalagi jika jarak usia kelahiran mereka terlalu dekat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keinginan orang tua terhadap jenis kelamin anak menginginkan jenis kelamin perempuan. Anak perempuan cenderung lebih sayang terhadap orang tuanya dari pada anak laki- laki. Selain itu anak perempuan mempunyai jiwa penyayang dan tanggung jawab dari pada anak laki- laki. Respon sibling anak usia 2-4 tahun Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. Bila salah satu anak tidak mendapatkan respon orang tua atau perlakuan yang berbeda antara saudaranya maka akan timbul kecemburuan yang berunjung pada perselisihan (Suherni, 2009). Menurut Lasnsky (2003), Respon Sibling dibagi menjadi dua yaitu positif dan negative. Respon positif Bentuk dari respon positif yang di berikan anak adalah merasa senang dan bahagia karena mendapat teman baru, bercerita pada orang lain tentang adiknya, memeluk bayi, mengambilkan pakaian atau popok untuk bayi, anak mau berbagi kasih sayang, tempat, mainan, sering bercanda dengan bayi ataupun membantu tugas– tugas kecil yang bisa di lakukan, marah jika dalam pandangan anak jika dalam pandangan anak adik di rasa akan merasa terganggu, dan bersikap senang seperti biasanya (Samalin, 2003). Dari hasil penelitian dari 26 responden yang di teliti hanya ada 7 ( 26,9) responden yang mengalami sibling positif. Respon positif ini terjadi jika orang tuanya memberikan perhatian penuh pada anaknya . Menurut hasil peneliti di dapatkan bahwa respon sibling positif dapat terbentuk jika orang tuanya memberikan kasih sayang yang penuh pada masing- masing anak, tidak membeda- bedakan anak yang satu dengan anak yang lainnya. Memberikan perhatian dan pengertian tentang adik baru yang akan menjadi bagian dari keluarganya sebelum adiknya lahir. Sehingga ia tahu dan bisa mempersiapkan diri dengan kehadiran adiknya tersebut di dalam keluarganya dan ia tidak merasa cemburu pada adiknya. Respon negative Menurut Hurlock dalam Setiowati (2008). Respon negative ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Bersifat Langsung dimunculkan dalam bentuk perilaku agresif mengarah kefisik seperti usaha yang dapat diterima secara sosial untuk mengalahkan saingannya. Anak biasanya mengekspresikan dengan berbagai macam cara antara lain yaitu anak menjadi suka memukul, mudah marah, mudah kaget, melukai adik, tiba-tiba suka menggigit, mencakar, menendang atau melempar barang, juga didapati perubahan pola makan dan tidur. Penolakan anak terhadap bayi baru lahir dapat juga berupa Noviary Triwijayanti, Levi Tina Sari Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 47 mengganggu ataupun melarang ibu saat sedang menyusui bayi, mengucapkan kata benci kepada bayi. Sedangkan yang bersifat Bersifat Tidak Langsung, dimunculkan dalam reaksi regresi (kembali keperilaku lama) yang lebih halus sehingga sulit untuk dikenali yaitu anak seperti menghisap ibu jari, ingin menghisap dot, ingin makan dari botol, suka ngompol, menjadi manja/rewel, berekspresi memandangi adiknya dengan tajam, acuh tak acuh terhadap adik, sebal terhadap adik, pura-pura sakit, merasa sedih bahkan suka menangis, menjadi pendiam dan nakal (Setyawati, 2007). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 26 responden yang mengalami respon sibling negative sebesar 19 (73,1 %). Dari hasil observasi yang peneliti lakukan , responden sering melempar barang terhadap adiknya, menggigit bahkan mencakar adiknya ada juga responden yang kembali keperilaku lama misalnya ia meminum susu melalui dot, masih sering ngompol, menghisap ibu jari, memandangi adiknya dengan tajam, suka menangis jika ibu menyusui adiknya atau mengajak adiknya bermain. Perilaku orang tua dalam melerai anaknya yang bertengkar dengan cara melerainya dan memarahi kakaknya ,dengan demikian akan menambah dari sikap / perilaku negative dari anak tersebut. Ada berbagai faktor yang berperan dalam kejadian respon sibling negatif yaitu : Adanya keinginan anak untuk menggambarkan siapa dirinya, bakat, aktifitas, dan minat. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka berbeda dari saudara kandungnya. Perhatian, disiplin, dan kemampuan reaksi orang tua yang berkurang terhadap dirinya. Adanya anggapan bahwa kedatangan adik baru merupakan ancaman bagi mereka.Tahap perkembangan dari anak itu sendiri dihubungkan dengan perhatian orang tua yang terbagi serta bagaimana mereka mendapat perhatian itu dengan adil satu dengan yang lain.Kekurang pahaman dari anak bagaimana cara mendapatkan perhatian dari saudara kandungnya sehingga mereka menggunakan perkelahian untuk mendapatkan perhatiannya. Perlakuan orang tua terhadap anak. Kurangnya peran dari orang tua untuk memberikan penjelasan bahwa perkelahian bukan salah satu cara yang baik yang bisa diterima untuk menyelesaikan masalah. Tidak adanya waktu yang cukup dari orang tua untuk bersama-sama dengan anak. Bagaimana orang tua memperlakukan anak dan bereaksi terhadap persaingan yang terjadi. Sehingga dari semua factor yang ada tersebut bisa menjadikan respon negatif pada anak. Menurut (Thompson , 2004) Respon negative ini apabila terjadi terus menerus akan mengakibatkan anak menjadi pribadi yang temperamen, egois , acuh tak acuh pada adiknya bahkan pada orang tuanya sendiri , menarik diri bahkan yang lebih menakutkan lagi adalah permusuhan antara dua saudara kandung tersebut bahkan sampai kedua orang tuanya meninggal. Berdasarkan hasil penelitian pola asuh terbanyak di didik oleh orang tua sendiri dengan presentase % 84,6 , nenek 15,4 % dan pembantu 0 % , hal ini bisa mempengaruhi kepribadian pada anak jika jumlah saudara banyak dan diasuh oleh orang tua sendiri , secara tidak langsung kasih sayangnya akan terbagi sehingga anak bisa bersikap iri hati / cemburu satu sama lain. Apalagi jika orang tuanya membedakan antara anak yang satu dengan yang lain terlebih jika cara mengasuh orang tua terhadap anaknya otoriter. Anak tersebut dipaksa untuk mengikuti perhatian orang tuanya sehinga dia akan cenderung menjadi anak yang temperamen, minder, ketakutan / bahkan menarik diri dari keluarganya atau teman- temannya. Jika diasuh oleh neneknya rasa cemburu antara anak juga besar terjadi.karena dia merasa cemburu karena tidak di asuh oleh orang tuanya sendiri melainkan di asuh oleh neneknya dan akan timbul kepribadian yang temperamen dan egois pada diri anak tersebut. Respon sibling yang negatif tidak akan terjadi apabila sibling merasa dihargai oleh orang tuanya, maka mereka tidak akan merasa terancam dengan kehadiran anak lain dalam keluarga. Jenis kelamin antar anak merupakan faktor internal yang mempengaruhi perkembangan respon Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 Pengaruh jarak usia kelahiran dengan terjadinya respon sibling pada anak usia 2- 4 tahun 48 sibling pada diri seorang anak. Menurut (Woolfson, 2004) pada umumnya respon sibling negatif lebih sering terjadi pada anak yang berjenis kelamin sama dan khususnya perempuan. jika jenis kelamin berbeda antar anak maka akan bereaksi berbeda, hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebagian responden menunjukkan respon negatif dengan jenis kelamin yang sama. Jadi respon sibling negatif lebih tinggi pada pasangan kakak beradik dengan jenis kelamin yang sama di bandingkan dengan kakak beradik dengan jenis kelamin berbeda (Setiawati dan Zulkaida,2007). Sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin saudara sekandung perempuan semua sebesar 53,8 % , laki-laki semua sebesar 15,4 % , sedangkan laki-laki dan perempuan sebesar 30,8 %.Pada kakak beradik dengan jenis kelamin yang sama, respon sibling negatif cenderung tinggi pada pasangan kakak beradik perempuan . Hal ini di sebabkan oleh faktor budaya yang lebih memacu anak perempuan untuk bersaing. Berdasarkan hasil penelitian jumlah saudara kandung terbanyak adalah 3 orang sebesar 65,4 % , 4 orang sebesar 30,8 %, sedangkan 2 orang sebesar 3,8 %. Menurut peneliti jumlah saudara kandung lebih dari 2 orang cenderung mengalami respon sibling lebih besar apalagi jika jarak usia kelahiran mereka terlalu dekat. Pengaruh jarak usia kelahiran dengan terjadinya respon sibling pada anak usia 2-4 tahun Respon sibling pada anak usia 2-4 tahun di Bps Mutia’ah desa bendo kecamatan ponggok kabupaten blitar di dapatkan bahwa respon sibling terbesar menunjukkan respon negative sebesar 19 (73,1 %) sedangkan respon positif sebesar 7 ( 26,9 %) responden . Dari hasil analisis menggunakan software SPSS 16 dengan uji T – Test dengan α = 0,05 di dapatkan bahwa ρ value = 0,023. Sehingga dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh jarak usia kelahiran dengan terjadinya respon sibling pada anak usia 2-4 tahun di BPS Muti’ah, desa bendo kecamatan ponggok kabupaten blitar. Respon Sibling negative ini di sebabkan karena Tidak adanya waktu yang cukup dari orang tua untuk bersama- sama dengan anak, Adanya keinginan anak untuk menggambarkan siapa dirinya, bakat, aktifitas, dan minat. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka berbeda dari saudara kandungnya. Adanya anggapan bahwa kedatangan adik baru merupakan ancaman bagi mereka, Perhatian, disiplin, dan kemampuan reaksi orang tua yang berkurang terhadap dirinya. Sehingga terjadilah respon negatif dari diri anak tersebut dan kepribadian anak akan terganggu ketika ia dewasa misalnya ia akan menjadi pribadi yang temperamen , egois, menarik diri dari keluarga bahkan dari pergaulan, suka mencuri bahkan akan terjadi permusuhan sampai orang tuanya meninggal. SIMPULAN dan SARAN SIMPULAN Simpulan dalam penelitian ini adalah jarak usia kelahiran anak di BPS Mutiah Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar tahun 2012 sebanyak 61,5% (15 responden) adalah 3 tahun, respon sibling pada anak usia 2-4 tahun di BPS Mutiah Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar tahun 2012 sebanyak 71,4% (17 responden) adalah egative, ada pengaruh jarak usia kelahiran dengan terjadinya respon sibling pada anak usia 2-4 tahun di BPS Mutiah Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar tahun 2012 dengan ρ value = 0,023 (kurang dari α = 0,05). SARAN Saran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut bagi tempat penelitian: petugas kesehatan hendaknya lebih sering memberikan perhatian, konseling atau penyuluhan terhadap keluarga yang memiliki jarak kelahiran dekat dengan tentang cara meminimalkan terjadinya respon negatif pada sibling sehingga kemungkinan terjadinya sibling rivalry bisa dihindari, bagi orang tua atau pengasuh, bagi para orang tua ataupun pengasuh di harapkan Noviary Triwijayanti, Levi Tina Sari Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 49 dapat meminimalisasi terjadinya sibling rivalry dengan meningkatkan kesiapan untuk menghadapinya dan dapat mengantisipasi timbulnya sibling rivalry bagi para orang tua maupun calon orang tua. Serta Bahan pertimbangan/acuan untuk pengambilan kebijakan dalam mengikuti program KB (Keluarga Berencana ). Dengan berKb maka jarak usia kelahiran dapat terencana sehingga meminimalkan terjadinya respon sibling pada anak. Dengan jarak usia kelahiran yang jauh / terpaut minimal 5 tahun maka respon sibling biasanya tidak akan terjadi karena tahapan perkembangan mereka begitu jauh terpisah. Hubungan mereka biasanya ditandai dengan kepedulian dan minat yang sungguh-sungguh terhadap satu sama lain. REFERENSI Hurlock, EB 2006, Perkembangan Anak, Erlangga, Jakarta. Lansky, V 2003, Tips Praktis Untuk Orang Tua (1500 Untuk Mengasuh Balita), Arcan, Jakarta. Mansur, H 2009, Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta. Mulyadi, S 2003, Membantu Anak Balita Mengelola Amrahnya, Erlangga, Jakarta. Priyatna, N 2006, Tata Laksana Ibu dan Bayi Paska Melahirkan Prestasi Pustakaraya, Jakarta. Samalin 2003, 123 Sayang Semuanya, Kaifa, Bandung. Setiowati, OR 2008, Mengapa Mereka Cemburu, Kabar Indonesia. Suherni 2009, Perawatan Masa Nifas, Fitramaya, Yogyakarta. Thompson, J 2003, Toddle Care, Erlangga Jakarta. Widyastuti, dkk 2009, Kesehatan Reproduksi, Fitramaya, Yogyakarta Woolfon, CR 2004, Persaingan Saudara Kandung, Erlangga, Jakarta. Richard, C 2005, Mengapa Anakku Begitu, Erlangga, Jakarta