E:\Tita\D\Tita\April 16\Jurnal 28 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 28–31 28 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN STATUS EKONOMI DENGAN KEJADIAN MENARCHE (The Correlation Nutritional Status And Economic Status With Menarche) Uliyatul Laili dan Fanty A’in Noer Malitasari Program Studi DIII Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya email: uliyatul.laili@yahoo.com Abstract: Menarche is the first menstruation occurs in someone women, and usually occurs at age 11– 13 years. Incident of menarche in adolescents is influenced by several factors, such as nutritional status, economic, genetic, and environmental. This study aimed to analyze the correlation of nutritional status and economic status with the incidence of menarche. This study used an analytical method with cross sectional prospective design. The sampling used stratified random sampling technique. The indepen- dent variable was the nutritional status and economic status, while the dependent variable was the incidence of menarche. The data were analyzed using chi square.The results showed an association between nutritional status and the incidence of menarche with significant value 0.000<, and also there was a correlation between economic status with the incidence of menarche with significant value 0.002 < , by significant value it was known that nutritional status was more dominant factor than economic status on the incidence of menarche. Conclusions from this research was getting better nutri- tional status and economic status possessed child would affect the occurrence of menarche in children. Keywords: nutritional status, economic status, incidence of menarche Abstrak: Menarche adalah haid yang pertama kali terjadi pada seseorang wanita, dan biasanya terjadi pada usia 11–13 tahun. Kejadian menarche pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah status gizi, ekonomi, genetik, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi dan status ekonomi dengan kejadian menarche. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancang bangun cross sectional prospective. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Variabel independent adalah status gizi dan status ekonomi, sedangkan variabel depen- dent adalah kejadian menarche. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian menarche dengan nilai signifikansi 0,000 < , dan juga terdapat hubungan antara status ekonomi dengan kejadian menarche dengan nilai signifikansi 0,002 < , berdasarkan nila signikan tersebut dapat diketahui bahwa faktor status gizi lebih dominan dibandingkan status ekonomi terhadap kejadian menarche. Simpulan dari penelitian ini adalah semakin baik status gizi dan status ekonomi yang dimiliki seorang anak akan mempengaruhi kejadian menarche pada anak tersebut. Kata Kunci: status gizi, status ekonomi, kejadian menarche Lebih dari setengah abad ini rata-rata kejadian menarche mengalami perubahan dari usia 17 tahun menjadi 13 tahun, secara normal menstruasi awal terjadi pada usia 11–13 tahun (Kartono, 2006). Menarche adalah haid yang pertama kali terjadi (Rustam, 1998). Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche antara lain keturunan, lingkungan dan status gizi (Sarwono, 2007). Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan tubuh dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, dkk., 2001). Penelitian Burhanuddin (2007) menemukan bahwa dari 400 orang pelajar putri Bugis Kota dan Desa di Sulawesi Selatan yang sudah menarche berusia antara 10 tahun sampai 15 tahun. Hal ini meliputi kelompok ACER Typewritten text Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, No. 1, April 2016 DOI: 10.26699/jnk.v3i1.ART.p028-031 IT Typewritten text © 2016 Jurnal Ners dan Kebidanan IT Typewritten text This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 29Laili dan Malitasari, Hubungan antara Status Gizi ... Kota 200 orang dengan usia rata-rata 12 tahun dan kelompok Desa 200 orang dengan usia rata-rata 13 tahun pada pelajar putri Bugis. Disimpulkan bahwa ditemukan perbedaan berat badan, status gizi, status sosial ekonomi dan aktivitas fisik responden terhadap pencapaian usia menarche pada pelajar putri Bugis Kota dan Desa di Sulawesi Selatan. Faktor lain yang dianggap berhubungan yaitu faktor sosial ekonomi. Keadaan sosial ekonomi berhubungan dengan kemampuan daya beli keluarga, baik itu daya beli makanan maupun dalam hal pemenuhan kebutuhan material seorang gadis remaja. Dalam menggambarkan peningkatan kesehatan umum, terutama peningkatan nutrisi dianggap seba- gai faktor kesehatan umum yang terpenting, dan waktu pubertas tergantung pada pencapaian berat badan kritis. Pada remaja putri yang mengalami obesitas sedang, menarche terjadi lebih awal dan perjalanan pubertas menjadi lebih. Banyak diuraikan di beberapa literatur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian menarche yang terdiri dari status gizi, genetik, lingkungan dan perkembangan teknologi, yang menyatakan bahwa status gizi merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian menarche. Maka perlu diketahui sejauh mana pengaruh status gizi tersebut terhadap kejadian menarche. Faktor lain yang juga banyak diteliti yaitu faktor status sosial ekonomi, penelitian yang dilakukan Pacarada mengungkapkan status sosial ekonomi yang lebih tinggi berkaitan dengan kejadian menarche yang lebih cepat. Dalam melihat masalah di atas petugas kese- hatan dapat memasyarakatkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) dan kiat cara memilih ma- kanan sehat, serta pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja perlu diberikan sedini mungkin, dimana sasarannya adalah orang tua dan remaja yang bekerjasama dengan Guru dari pihak sekolah. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini menggunakan metode Ana- litik yang mana rancangan penelitian disusun untuk menganalisa, menjelaskan suatu hubungan, menguji berdasarkan teori yang ada. Rancang bangun yang digunakan dalam pene- litian ini adalah cross sectional prospective yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pe- ngukuran atau observasi data variabel independent (status gizi dan status ekonomi) dan variabel depen- dent (kejadian menarche) hanya satu kali dalam waktu yang sama, akan tetapi pengukuran dilakukan selama 3 kali. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswi SDN Wonokromo yang sudah mengalami menarche dalam 2 bulan terakhir. Peng- anbilan sampel menggunakan teknik stratified ran- dom sampling. Data dianalisis dengan mengguna- kan uji statistic chi square dengan menggunakan SPSS dengan tingkat signifikansi 0,05. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian menarche No Kejadian menarche F rekuensi (%) 1 Sudah menarche 23 39,7 2 Belum menarche 35 60,3 Jumlah 58 100 Tabel 5. Tabulasi silang antara Status Gizi dengan Kejadian Menarche Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi responden No Status gizi F rekuensi (%) 1 Gizi kurang 29 50 2 Gizi baik 15 43,1 3 Gizi lebih 4 6,9 Jumlah 58 100 Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan status ekonomi responden N o Status ekonomi Frekuensi (%) 1 Status eko nomi rendah 30 51,7 2 Status eko nomi tinggi 28 48,3 Jumlah 58 100 Tabel 4. Tabulasi silang antara Status Gizi dengan Sta- tus Ekonomi No Sta tus Gizi Status ekonomi Jumlah Rendah Tinggi n % n % n % 1 Gizi Kurang 19 65,5 10 34,5 29 100 2 Gizi Ba ik 9 36 16 64 25 100 3 Gizi Lebih 2 50 2 50 4 100 J umlah 30 28 58 No Status Gizi Kejadian Menarche Jum lah Sudah Belum n % n % n % 1 Gizi Kurang 2 6,9 27 9 3,1 29 100 2 Gizi Baik 18 72 7 28 25 100 3 Gizi Lebih 3 75 1 25 4 100 Jumlah 23 35 58 30 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 28–31 PEMBAHASAN Hubungan Antara Status Gizi dengan Status Ekonomi Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa 29 responden berstatus gizi kurang, sebagian besar siswa yaitu sebanyak 19 responden dengan status ekonomi rendah. Dari analisis dengan uji chi square dengan tingkat kemaknaan  =0,05 menunjukkan nilai signifikansi 0,096 >  sehingga H0 diterima berarti tidak ada hubungan antara status gizi dengan status ekonomi di SDN I Wonokromo. Status gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan. Pada anak dengan status gizi kurang dapat dilihat pola konsumsi makanan yang tidak dapat memenuhi kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Asupan gizi yang diperoleh anak sangat mempengaruhi proses per- kembangan fisik. Asupan gizi yang diperoleh anak adalah untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tersebut juga berperan dalam kematangan seks anak (Arisman, 2009). Hubungan Antara Status Gizi dengan Kejadian Menarche Dari tabel 5.5 menunjukkan hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 29 responden dengan status gizi kurang, sebagian besar siswa yaitu sebanyak 27 responden (93,1)% belum mengalami menarche. Dari 25 responden dengan status gizi baik, sebagian besar siswa yaitu sebanyak 18 responden (72%) sudah mengalami menarche. Sedangkan dari 4 res- ponden dengan status gizi lebih, sebagian besar yaitu sebanyak 3 responden (75%) sudah mengalami me- ngalami menarche. Dari hasil tabel diatas kemudian dilakukan analisis dengan uji dengan tingkat kemak- naan  =0,05 menunjukkan nilai signifikansi 0,000 <  sehingga H0 ditolak berarti ada hubungan antara status gizi dengan kejadian menarche di SDN I Wonokromo. Keadaan tubuh anak dengan status gizi yang baik dapat mempengaruhi terjadinya menarche. Sesuai kemajuan zaman saat ini, proses pertum- buhan fisik pada anak usia SD yang akan memasuki masa pubertas mengalami percepatan. Faktor yang mempengaruhi adalah pola makan yang baik dan jenis bahan pangan yang dikonsumsi. Sehingga asupan nutrisi pada tubuh dapat dipenuhi dengan tercukupinya zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Asupan nutrisi yang berlebihan dan ditunjang dengan gaya hidup anak menyebabkan obesitas. Usia menarche pada remaja putri yang mengalami obesitas sedang biasanya terjadi lebih awal . Secara langsung mempercepat pula perjalanan pubertas seorang anak. Pola kebiasaan dan gaya hidup sehari- hari pada anak yang ditunjang dengan tersedianya fasilitas yang memadai di lingkungan sekitarnya dapat mempengaruhi psikologi anak (Kartono, 2006). Hubungan antara Status Ekonomi dengan Kejadian Menarche Dari tabel 6 menunjukkan bahwa hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 30 responden dengan status ekonomi rendah, sebagian besar siswa yaitu sebanyak 24 responden (80%) belum mengalami menarche. Sedangkan dari 28 responden dengan status ekonomi tinggi, sebagian besar siswa yaitu sebanyak 17 responden (60,7%) sudah mengalami menarche. Dari hasil tabel di atas kemudian dilaku- kan analisis dengan uji dengan tingkat kemaknaan  = 0,05 menunjukkan nilai signifikansi 0,002 <  sehingga H0 ditolak berarti ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian menarche di SDN I Wonokromo. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian menarche pada remaja sangat bervariasi, diantaranya adalah faktor lingkungan, status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi serta faktor ketu- runan dan hormonal. Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang dilakukan Pacarada mengungkapkan status sosial ekonomi yang lebih tinggi berkaitan dengan kejadian menarche yang lebih cepat (Pacarada, 2008). Penelitian yang lain juga menunjukkan me- narche dari anak yang berasal dari sosial ekonomi tinggi mendapat usia menarche lebih muda dibanding anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi ren- dah. Hal ini dikarenakan pendapatan orangtua yang lebih tinggi meningkatkan daya beli keluarga baik itu daya beli makanan maupun akses ke pelayanan kesehatan. (Agustin ID, 2010). Status ekonomi menunjukkan kemampuan sebuah keluarga dalam memenuhi kebutuhan, baik yang meliputi kebutuhan dasar seperti nutrisi dan pelayanan kesehatan. Pada Tabel 6. Tabulasi silang antara Status Ekonomi dengan Kejadian Menarche No Status Ekonomi Kejadian Menarche Jumlah Sudah Belum n % N % n % 1 Rendah 6 20 24 80 30 100 2 Tinggi 17 60,7 11 39,3 28 100 Jumlah 23 35 58 31Laili dan Malitasari, Hubungan antara Status Gizi ... penelitian ini, keluarga yang memiliki status ekonomi tinggi sebagian besar adalah keluarga yang kedua orang tuanya memiliki pekerjaan, sedangkan seba- gian besar orang tua responden yang berstatus ekonomi rendah yang bekerja hanya salah satu dari orang tuanya da nada juga yang memang karena orang tua responden adalah single parent. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SDN I Wonokromo dapat disimpulkan: Tidak ada hubungan antara status gizi dengan status ekonomi siswi di SDN I Wonokromo. Ada hubungan antara status gizi dengan keja- dian menarche di SDN I Wonokromo. Ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian menarche di SDN I Wonokromo. Saran Bagi tempat penelitian khususnya bagi petugas UKS agar meningkatkan pemberian penyuluhan kepada remaja putri tentang kejadian menarche (menstruasi yang pertama kali terjadi) dan mening- katkan mutu kesehatan khusnya pada status gizi serta cara memilih dan mengkonsumsi makanan yang bergizi dimulai sejak dini dan memantau per- tumbuhan siswi karena akan memasuki masa puber- tas yang ditandai dengan datangnya menarche (menstruasi yang pertama kali terjadi). DAFTAR RUJUKAN Agustin, I.D. 2010. Hubungan antara status gizi, aktivitas fisik dan tingkat sosial ekonomi terhadap kejadian menarche pada remaja putri di SMPN 17. Depok: Universitas Indonesia. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Kartono, K. 2006. Psikologi Wanita 1. Bandung: Mandar Maju. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid I. Jakarta: EGC. Pacarada, M., Lulaj, S., Kongjeli, G., Obertinca, B. 2008 Impact of socio economic factors on onset of me- narche in kosovar girls. JCCM [online] [diunduh pada Sabtu, 26 Februari 2011 jam 13.00 WIB]; 3(10): 541–7. Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP- SP.