Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 94 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas GAYA MENGAJAR OTORITER DAN DEMOKRATIS TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS Muchamad Ishak, Yahya Ripki Puad STKIP Pasundan Cimahi1 email: muchamadishak11@gmail.com Abstrak Permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah : 1) apakah ada pengaruh signifikan gaya mengajar otoriter terhadap hasil belajar renang gaya bebas. 2) apakah ada pengaruh signifikan gaya mengajar demokratis terhadap hasil belajar renang gaya bebas. 3) manakah gaya mengajar yang signifikan antara gaya mengajar otoriter dan gaya mengajar demokratis terhadap hasil belajar renang gaya bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap apabila ada pengaruh gaya mengajar otoriter dan gaya mengajar demokratis terhadap hasil belajar renang gaya bebas di klub RYC Cicalengka Kabupaten Bandung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota klub renang RYC yang berjumlah 30 orang, dengan teknik total sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu gaya mengajar otoriter dan gaya mengajar demokratis, serta satu variabel terikat yaitu renang gaya bebas. Instrumen dalam penelitian ini yaitu tes renang gaya bebas dengan jarak 25 meter. Metode penelitian adalah metode eksperimen. Analisis data menggunakan uji-t dengan diperoleh : 1) t hitung = 11,67 dan t tabel = 2,145 dimana t hitung > t tabel, Ho : ditolak dan H1 : diterima. Jadi : terdapat pengaruh yang signifikan gaya mengajar otoriter terhadap hasil belajar renang gaya bebas di klub RYC Cicalengka Kabupaten Bandung. 2) t hitung = 12,00 dan t tabel = 2,145 dimana t hitung > t tabel, Ho : ditolak dan H1 : diterima. Jadi : terdapat pengaruh yang signifikan gaya mengajar demokratis terhadap hasil belajar renang gaya bebas di klub RYC Cicalengka Kabupaten Bandung. 3) t hitung gaya mengajar demokratis > t hitung gaya mengajar otoriter, Ho : ditolak dan Hi : diterima. Jadi : gaya mengajar demokratis lebih signifikan dibandingkan dengan gaya mengajar otoriter terhadap hasil belajar renang gaya bebas di klub RYC Cicalengka Kabupaten Bandung. Kata Kunci : Gaya mengajar otoriter, Gaya mengajar demokratis, Renang gaya bebas PENDAHULUAN Mengajar pada hakikatnya bermaksud mengantarkan siswa mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam praktek, perilaku mengajar yang dipertunjukkan guru sangat beraneka ragam, meskipun maksudnya sama. Aneka ragam perilaku guru mengajar ini bila ditelusuri akan diperoleh gambaran tentang pola umum interaksi antara guru, isi atau bahan pelajaran dan siswa. Pola umum ini oleh Dianne Lapp dan kawan-kawan diistilahkan “Gaya Mengajar” atau teaching style (Lapp, dkk. 1975:1). http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas mailto:muchamadishak11@gmail.com Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 95 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Dalam proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen tersebut adalah guru, isi atau materi pengajaran dan siswa. Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses belajar mengajar baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar yang bersifat kurikuler, adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan mata pelajaran tertentu. Sedangkan gaya mengajar yang bersifat psikologis adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar mengajar. Gaya mengajar seorang guru berbeda antara yang satu dengan yang lain pada saat proses belajar mengajar walaupun mempunyai tujuan sama, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, membentuk sikap siswa, dan menjadikan siswa terampil dalam berkarya. Gaya mengajar guru juga mencerminkan kepribadian guru itu sendiri dan sulit untuk diubah karena sudah menjadi pembawaan sejak kecil atau sejak lahir. Dengan demikian, gaya mengajar guru menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan prestasi siswa. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu: “Menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi- tingginya”. Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Dalam menjalankan tugasnya guru mempunyai style atau gaya yang berbeda-beda. Gaya seorang guru dipengaruhi oleh karakter guru yang terbentuk dari pengalamn hidup yang ia alami. Tidak jarang guru dalam mengajar terpengaruh oleh gaya mengajar guru saat yang bersangkutan duduk di bangku sekolah. Bahkan tak jarang dari ungkapan, hardikan atau gaya berpakaianpun sering terpengaruh oleh guru idolanya. Hal ini tidak menjadi masalah jika guru yang ditiru adalah guru dengan karakter mengajar positif namun jika guru yang dijadikan model peniruan adalah guru dengan karakter negatif tentunya sangat merugikan siswa. Sebagai orang tua kedua di sekolah, guru tentunya mempunyai andil yang tidak sedikit terhadap perkembangan kepribadian peserta didik. Untuk itu sudah selayaknya guru selalu melakukan instropeksi guna meningkatkan komptensi dan karakter positif. Dan tidak ada salahnya untuk terbuka terhadap kritik baik dari sesama guru atau bahkan dari peserta didik. Tentunya untuk menjadi guru dengan karakter positif bukanlah sesuatu yang mudah, perlu membuka diri untuk selalu meningkatkan potensi . Usaha terus menerus dengan selalu meningkatkan komptensi baik melalui berbagi bacaan, pelatihan ,ataupun sharing dengan teman sejawat tentunya sangat dibutuhkan. Guru yang menerapkan gaya mengajar otoriter cenderung memperlihatkan kekuasaan yang mutlak atas peserta didik. Guru tipe ini menganggap bahwa ruang kelas adalah wilayah kekuasaannya yang tidak dapat diusik oleh siapapun khususnya http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 96 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas oleh siswa. Bagi siswa, diajar oleh guru dengan gaya mengajar seperti ini seperti sedang “mimpi buruk” dan jam pelajaran terasa panjang. Menurut Ibrahim (2007 : 35) Kelebihan gaya otoritas (authoritarian) ialah (1) dapat efektif bila pemimpin berstatus lebih tinggi dibanding pengikutnya, (2) cocok untuk situasi yang memerlukan keseriusan dan kedisplinan, (3) cocok untuk situasi dimana pengikutnya kurang memiliki percaya diri dan merasa perlu perlindungan dari pelatihnya. Sedangkan kelemahannya (1) banyak peserta yang merasa tertekan, (2) tidak dapat memperoleh saran dan masukan dari pengikut yang sebenarnya bermanfaat. Tipe guru yang selanjutnya adalah tipe guru dengan gaya mengajar Demokratis, Menurut Ibrahim (2007 : 35) Kelebihan gaya demokratis, (1) kebanyakan pengikut merasa dihargai, (2) dapat meningkatkan kekompakan dan persatuan, (3) berpeluang lebih besar untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan. Sedangkan kekuarangnya ialah : (1) tidak cocok untuk situasi yang mengharuskan pengambilan keputusan secara cepat, (2) penggunaan waktu tidak efektif. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan suatu pola interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Seorang siswa dikatakan belajar apabila dapat mengetahui sesuatu yang dipahami sebelumnya, dapat melakukan atau menggunakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat digunakannya termasuk sikap tertentu yang mereka miliki. Sebaliknya seorang guru yang dikatakan telah mengajar apabila dia telah membantu siswa untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki. Meningkatkan kualitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan tanggung jawab guru, karena guru dengan kegiatan mengajarnya adalah membimbing aktivitas belajar siswa secara optimal. Hasil dari pengajaran guru yang dilakukan secara optimal adalah tingkat prestasi siswa. Walaupun guru bukan satu-satunya syarat penunjang tercapainya prestasi siswa. Namun, tidak dapat ditampik bahwa gurulah yang mempunyai peranan sangat besar dalam peningkatan mutu siswa, karena guru lebih banyak berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan. Di samping bimbingan guru dalam aktivitas belajar, sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan, faktor lain yang juga menentukan adalah sikap siswa dalam belajar. Sikap siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung bergantung pada kepiawaian guru dalam mengelola kelas, termasuk di dalamnya adalah menciptakan suasana yang nyaman, menarik dan berkreativitas dalam menyampaikan muatan dari materi pelajaran. Hal-hal tersebut merupakan stimulus bagi siswa untuk mengembangkan minat belajarnya, sehingga yang terjadi kemudian adalah siswa merespon stimulus tersebut dengan sikap yang positif dan respon sikap negatif siswa seperti tidak suka, tidak nyaman, tidak menarik, tidak kreatif dan membosankan dapat dihindari dan pada akhirnya semua itu mempengaruhi tingkat prestasi siswa. Dari deskripsi di atas, menumbuhkan ketertarikan penulis untuk mencermati dan meneliti lebih lanjut pengaruh antara keterampilan gaya mengajar guru yang dilandasi oleh kualifikasi kompetensinya dalam mengajar yang berpengaruh langsung pada hasil belajar siswa dalam belajar. Apakah guru dan kualitas yang dimilikinya mampu untuk menciptakan nilai positif siswa terhadap proses pembelajaran bidang studi olahraga renang, apakah dengan keterampilan gaya mengajarnya, guru olahraga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman, menggunakan strategi dan metode yang menarik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 97 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Dengan latar belakang pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Mengajar Otoriter Dan Gaya Mengajar Demokratis Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Bebas Di Klub Renang RYC Cicalengka Kab. Bandung.” METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Disamping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Atas dasar pertimbangan tentang tujuan dari penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar otoriter dan gaya mengajar demokratis terhadap hasil belajar renang gaya bebas siswa di klub renang RYC Cicalengka Kab. Bandung . Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, maka dalam eksperimen ini dipakai pola unit pararel. Eksperimen dilaksanakan selama dua bulan dengan pelaksanaan antara bulan September - Oktober. Setelah sampel ditentukan, kemudian diadakan pengetesan pertama. Pengetesan ini dimaksudkan untuk memperoleh data renang gaya bebas sebelum eksperimen. Dengan Penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini ada dua hal yang sama, yaitu pada tes awal (pre test) dan terakhir dua kelompok tersebut diberikan tes yang sama yaitu tes kecepatan renang gaya bebas. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 1998 : 115). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa atau peserta didik di klub renang RYC Cicalengka Kab. Bandung. Populasi di klub renang ini sebanyak 30 (tiga puluh) orang. Menurut Arikunto (2010:92) “sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sample apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sample”. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 30 orang siswa klub renang RYC Cicalengka Kab. Bandung, dengan menggunakan teknik total sampling. Desain dan Prosedur Desain penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kasus. Menurut Arikunto (2003 : 131) penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Sesuai dengan penjelasan di atas maka secara garis besar desain penelitian ini dapat penulis gambarkan sebagai berikut : http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 98 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas X1 X2 Bagan 1 (Desain Penelitian) Keterangan : T1 = Tes Awal T2 = Tes Akhir X1 = Gaya otoritas X2 = Gaya Demokratis Instrumen Data yang dijadikan kajian diperoleh melalui beberapa teknik dan alat pengumpul data. Alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dilakukan dengan menolak dari dinding kolam dan melakukan renang gaya bebas dengan menempuh jarak 25 meter. Skor adalah waktu yang ditempuh oleh naracoba atau pelaku dalam teknik dasar gaya bebas dari mulai peluit start sampai finish. HASIL Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut: Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku Langkah pertama pengolahan data adalah mencari rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing peningkatan hasil latihan ke dua kelompok. Hasilnya adalah seperti pada tabel berikut : T2 T1 T2 T1 http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 99 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Tabel 1: Penghitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku Tes Awal Dan Tes Akhir KELOMPOK RATA-RATA SIMPANGAN BAKU N T1 T2 S1 S2 Latihan Gaya Mengajar Otoriter 26.84 26.49 0.32 0.37 15 Latihan Gaya Mengajar Demokrasi 26.82 26.58 0.32 0.31 15 Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dan simpangan baku didapatkan hasil latihan gaya mengajar otoriter terhadap hasil belajar renang gaya bebas untuk tes awal rata-rata sebesar 26.84 detik dengan simpangan baku 0,32 dan untuk tes akhir rata-rata sebesar 26.49 detik dengan simpangan baku sebesar 0,37. Sedangkan untuk latihan gaya mengajar demokratis terhadap hasil belajar renang gaya bebas untuk tes awal rata-rata sebesar 26.82 detik dengan simpangan baku sebesar 0,32 dan untuk tes akhir rata-rata sebesar 26.58 detik dengan simpangan baku sebesar 0,31. Uji Normalitas Untuk menganalisis data dengan pendekatan uji t, setiap data harus berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Nilai rata-rata dan simpangan baku telah didapat, maka selanjutnya dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan pendekatan uji Liliefors, pengujian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2: Penghitungan Uji Normalitas Tes Awal Dan Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir Variabel L Hitung L tabel (0.05:15) Hasil L Hitung L tabel (0.05:15) Hasil Gaya Mengajar Otoriter 0,1853 0,220 Normal 0,1464 0,220 Normal Gaya Mengajar Demokratis 0,1779 0,220 Normal 0,1859 0,220 Normal Dari tabel di atas, dapat dikemukakan, dari kelompok yang mendapat perlakuan gaya otoriter diperoleh Lo hitung sebesar 0,1853 dan 0,1464 dibandingkan dengan L tabel (0.05 : 15) sebesar 0.220, berarti Lo hitung lebih kecil daripada L tabel dan untuk gaya mengajar demokratis diperoleh Lo hitung sebesar 0,1779 dan 0,1859, berarti Lo hitung lebih kecil dari L tabel. dengan demikian dapat dikemukakan bahwa distribusi data kelompok tersebut adalah normal. http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 100 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Uji Homogenitas Seperti telah dijelaskan bahwa untuk menguji hipotesis selain data harus normal juga variansi ke dua data harus homogen. Maka untuk menguji homogen tidaknya ke dua variansi digunakan pendekatan uji homogenitas. Hasil penghitungan homogenitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3: Penghitungan Uji Homogenitas Ke Dua Variansi Kriteria pengujian homogenitas ialah : Terima Ho jika F (1 – ½ ) (n1 –1) < F < F ½  (n1 – 1 ; n2 – 1) untuk taraf nyata  0.05 dan dk pembilang = n1 –1 dan dk penyebutnya = n2 – 1. Dari hasil penghitungan ternyata F hitung latihan gaya mengajar otoriter diperoleh = 1.40. pada latihan gaya mengajar demokratis diperoleh 1.11, selanjutnya dibandingkan dengan F hitung, ternyata nilai F hitung lebih kecil dari pada F tabel 0.05 (14 : 14) = 2.48 maka hipotesis diterima, dengan kata lain dapat penulis kemukakan bahwa distribusi data tes awal dan tes akhir mempunyai variansi yang homogen. Setelah diketahui bahwa data kedua variable tersebut normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan statistik parametrik yang akan digunakan yaitu uji – t (uji kesamaan dua rata-rata). Hasil penghitungan dan analisis data dikemukakan pada tabel berikut : Pengaruh latihan gaya mengajar otoriter terhadap hasil belajar renang gaya bebas Ho = t hitung < t tabel adalah signifikan. Ini terlihat dari nilai t hitung (11,67) < t tabel (2,145). Sehingga hipotesis diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Penghitungan Uji – t Kesamaan Dua Rata-Rata Kelompok t Hitung t tabel Hasil Latihan Gaya Otoriter 11,67 2,145 Signifikan Hasil latihan gaya mengajar demokratis terhadap hasil belajar renang gaya bebas juga didapat Ho = t hitung > t tabel adalah signifikan. Hal ini terlihat dari nilai t hitung (12,00) > t tabel (2,145) sehingga hipotesis diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Variabel F hitung F tabel 0.05 : (14 : 14) Hasil Latihan Gaya Mengajar Otoriter 1.40 2.48 Homogen Latihan Gaya Mengajar Demokrasi 1.11 2.48 Homogen http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 101 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Tabel 5. Penghitungan Uji – t Kesamaan Rata-Rata Kelompok t Hitung t tabel Hasil Latihan Gaya Demokrasi 12,00 2,145 Signifikan Dari hasil penghitungan dan analisis data diperoleh t hitung latihan gaya mengajar otoriter sebesar 11,67, t hitung latihan gaya mengajar demokrasi sebesar 12,00 sedangkan t tabel 0.975 (14) = 2,145. Dengan demikian dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai berikut:  Gaya mengajar otoriter memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar renang gaya bebas  Gaya mengajar demokratis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar renang gaya bebas  Gaya mengajar demokratis lebih signifikan pengaruhnya dibandingkan dengan gaya mengajar otoriter terhadap hasil belajar renang gaya bebas. Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan oleh penulis, didapat bahwa gaya mengajar otoriter berpengaruh terhadap hasil belajar renang gaya bebas, ini terlihat dari nilai signifikansi data penelitiannya yaitu, t hitung > t tabel = 11,67 > 2,145. Hal tersebut seiring dengan yang dikemukakan oleh Ibrahim (2007 : 35) Kelebihan gaya mengajar otoriter atau otoritas ialah (1) dapat efektif bila pemimpin berstatus lebih tinggi dibanding pengikutnya, (2) cocok untuk situasi yang memerlukan keseriusan dan kedisplinan, (3) cocok untuk situasi dimana pengikutnya kurang memiliki percaya diri dan merasa perlu perlindungan dari pelatihnya. Sedangkan kelemahannya (1) banyak peserta yang merasa tertekan, (2) tidak dapat memperoleh saran dan masukan dari pengikut. Dan hasil analisis data penelitian juga menunjukan bahwa gaya mengajar demokratis berpengaruh terhadap hasil belajar renang gaya bebas siswa, ini terlihat juga dari signifikansi data penelitiannya yaitu t hitung > t tabel = 12,00 > 2,145. Hal tersebut seiring dengan yang dikemukakan oleh Elizabeth B. Hurlock (2006 : 93) mengemukakan bahwa Guru dengan gaya mengajar demokratis ialah “guru yang menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran dalam mendidik siswa. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya”. Serta hasil analisis data penelitian ini menunjukan bahwa gaya mengajar demokratis lebih signifikan pengaruhnya dibandingkan dengan gaya mengajar otoriter terhadap hasil belajar renang gaya bebas. Menurut Kahfi (2012:17) “Renang adalah salah satu cabang olahraga yang bisa diajarkan pada semua umur, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. bayi yang berumur beberapa bulan juga sudah bisa di ajarkan renang”. Gaya bebas adalah gaya yang paling cepat. Didalam gaya bebas, satu tangan melewati kepala perenang itu dan yang lainnya mendorong melalui air. Pada waktu http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 102 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas bersamaan, kaki perenang bergerak keatas dan kebawah dengan cepat (www.akademi-renang.com, 2008). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data pada bab IV, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Gaya mengajar otoriter memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan renang gaya bebas di klub renang RYC Cicalengka Kab. Bandung; (2) Gaya mengajar demokrasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan renang gaya bebas di klub renang RYC Cicalengka Kab. Bandung; dan (3) Hasil latihan kelompok B (kelompok yang diberikan perlakukan dengan gaya demokrasi) lebih seginifikan peningkatannya daripada kelompok A (kelompok yang diberikan perlakukan dengan gaya otoriter) terhadap peningkatan kemampuan renang gaya bebas di RYC Cicalengka Kab. Bandung. http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas http://www.akademi-renang.com/ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1. april 2017 Page 103 JPJO http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas REFERENSI Arikunto, Suharsimi. (2010). ProsedurPenelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: RinekaCipta Aurela D. (2013). Pengertian Renang. (Online). Tersedia : http://littlerincessaurel.blogspot.com/ (03 juni 2015). Kahf M.A. (2012). Pedoman Mengajar Dan Melatih Renang :Stkip Pasundan Cimahi Kurniawan A.J. (2013). Upaya Meningkatkan Keberanian Siswa Dalam Pembelajaran Aktivitas Air Melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas I C Sd Muhammadiyah Bodon, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta [Online]Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/13913/1/SKRIPSI%20JIAN%20ANDRI%20K URNIAWAN-NIM%2009601241078.pdf (07 juni 2015) Mulyana. B (2012) Aktivitas Aquatik [Online]. Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/196210231989031- R._BOYKE_MULYANA/11.pdf [27 Mei2015] Nurhasan. (2013). Modul Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung. Nisfianoor, M. (2009) Pendekatan Statistika Modernuntuk Ilmu Social. Jakarta: Salemba Humanika Rudi. A. (2015) Olahraga Air [Online].Tersedia:http://blog-nya newbie.blogspot.co.id/2015/01/dalam- sejarahnya-olahraga-renang-masuk.html (30 mei 2015) Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Stkip Pasundan Cimahi (2010) Pedoman Penulisan Skripsi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi : tidak diterbitkan. http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas http://littlerincessaurel.blogspot.com/ http://eprints.uny.ac.id/13913/1/SKRIPSI%20JIAN%20ANDRI%20KURNIAWAN-NIM%2009601241078.pdf http://eprints.uny.ac.id/13913/1/SKRIPSI%20JIAN%20ANDRI%20KURNIAWAN-NIM%2009601241078.pdf http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/196210231989031-R._BOYKE_MULYANA/11.pdf%20%5b27 http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/196210231989031-R._BOYKE_MULYANA/11.pdf%20%5b27 http://blog-nya/