37 | P a g e  
 

PENGUKURAN MATURITY LEVEL CONTROL OBJECTIVE KE-5 

DOMAIN DELIVERY AND SUPPORT : ENSURING SYSTEM 

SECURITY MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 
 

 

Andhy Permadi 
 

Prodi Sistem Informasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 

Jl. Ahmad Yani 117 Surabaya 

andhy@uinsby.ac.id 
 

 

 
Abstrak 

Penelitian ini berfokus pada tata usaha sebagai pusat pengolahan data elektronik (PDE) di SMKN 24 

dengan tujuan untuk menilai pengendalian umum apakah mampu memenuhi tujuannya dan 

melakukan pemetaan terhadap tahap audit TI beserta keamanannya yang kemudian diaplikasikan 

pada sebuah organisasi yang bergerak dibidang pendidikan, yaitu SMKN 24 Jakarta untuk melihat 
kinerja TI yang ada. Kerangka kerja yang digunakan sebagai acuan adalah framework CobIT 4.1 

pada Control Objective ke-5 dari Domain Delivery and Support (DS), Ensuring System Security 

(Memastikan Keamanan Sistem) untuk menjamin integritas informasi di PDE. Bukti (evidence) 

digunakan untuk menentukan apakah data yang diaudit sesuai dengan kriteria dan tujuan audit 
dengan cara : peninjauan terhadap struktur organisasi, wawancara kepada personel yang tepat dan 

pengisian kuesioner. Penentuan Maturity  level (tingkat kedewasaan), merupakan bagian dari 

pengujian kepatutan terhadap aktivitas yang ada atau dilakukan di tiap proses TI berdasarkan 

kerangka kerja COBIT sesuai dengan tingkatan levelnya. 

 

Kata Kunci: audit TI, CobIT 4.1, Domain Delivery and Support (DS), Ensuring System Security. 

 
Abstract 

This research is focused on Administration as electronic data processing centerat SMKN 24 Jakarta, 

in order to assess whether it is able to meet its goals and to perform mapping toward IT audit and its 

security.Framework used as a reference is Cobit 4.1 on Control Objective no.5 from DomainDelivery 
and Support (DS), Ensuring Security System to ensure the integrity of information at PDE. Evidence 

is used to determine whether the data to be audited is in accordance with the criteria and the purpose 

of audit by: organizational structurereview, appropriate personnel interview and questionnaire 

filling.The determination of maturity level is part of proprietytesting on the existing activitiesor 
executed in each of IT process, based on COBIT framework inaptly its level. 

 

Keywords: audit TI, CobIT 4.1, Domain Delivery and Support (DS), Ensuring System Security. 

 

 

 

1. PENDAHULUAN 
 

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 24 

Jakarta beralamat di jalan bambu hitam, kelurahan 

bambu apus, kecamatan cipayung, Jakarta timur. 

Memiliki dua kelompok keahlian yaitu, Pariwisata 

(Akomodasi Perhotelan, Jasa Boga, Busana 

Butik), dan Teknologi Informasi & Komunikasi 

(Rekayasa Perangkat Lunak). 

 Berdirinya program keahlian RPL pada 

tahun 2004 memberikan banyak pengaruh 

terhadap penerapan ICT bagi proses kegiatan 

belajar mengajar (KBM), diantaranya : 

 Pengisian perangkat pembelajaran seperti, 
Silabus dan rencana pelaksanaan 

pembelajaran (RPP) sudah ada softcopy-nya, 

sehingga setiap guru mengisi perangkat 

pembelajaran sesuai dengan jurusannya dari 

masing-masing kelas dikomputer sekolah 

atau notebook pribadi. 

 penggunaan media pembelajaran berbasis IT, 
dengan menggunakan notebook yang berisi 

modul mata pelajaran, dan dengan 

menggunakan proyektor untuk 

menampilkannya dilayar, sehingga bisa 

dilihat seluruh siswa dikelas. 

 Semua manajemen sekolah di tata usaha 
(TU) sudah meninggalkan mesin tik 

(manual), menjadi pengolahan data 

elektronik (PDE) yang terintegrasi. 

Saat ini SMKN 24 memiliki dua lab. Komputer, 

satu lab. KKPI, dan sebuah server yang berisi 



   
         

38 | P a g e  
 

beberapa database sekolah. Meningkatnya 

pengelolaan teknologi informasi (TI) pada 

kegiatan sekolah, maka harus ada audit sistem 

informasi atau teknologi informasi, yang berfokus 

pada keamanan sistem dan manajemen data di TU 

bidang PDE, untuk menilai apakah pengendalian 

umum mampu memenuhi tujuannya. 

Metodologi yang digunakan diantaranya adalah  

wawancara dan pengisian kuesioner terhadap user  

yang kesehariannya mengelola PDE di SMKN 24 

ini dan dengan menggunakan framework COBIT 

4.1 diharapkan mendapatkan evidence, namun 

tidak semua langkah yang ada didalam framework 

tersebut dilaksanakan keseluruhannya, dengan 

alasan mengurangi pengulangan aktivitas, maka 

tetap berpegang pada aturan-aturan yang bersifat 

umum yang telah ditetapkan oleh IT Assurance 

Guide [3]. 

 

2. METODE PENELITIAN 
CobIT dianggap sebagai kerangka kerja yang 

tepat untuk dipakai dalam melakukan proses audit 

pengelolaan TI yang ada di PDE tata usaha (TU) 

SMKN 24, karena CobIT menyediakan standar 

dalam kerangka kerja domain yang terdiri dari 

sekumpulan proses TI yang merepresentasikan 

aktivitas yang dapat dikendalikan dan terstruktur. 

Sehingga cocok diterapkan di TU yang berfokus 

pada tata kelola TI-nya, saat ini masih sebagai 

kontrol dari proses bisnis. 

Aktivitas teknologi informasi dalam CobIT 

didefinisikan kedalam model proses yang generik 

dan dikelompokkan dalam 4 Domain dan 34 High 

Level Control Objectives. Framework CobIT 

secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 

berikut. Melalui gambar tersebut dapat dilihat 

model proses CobIT yang terdiri dari 4 Domain 

dan 34 macam proses [1]. 

 

 

 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.1. Ilustrasi Konsep CobIT Framework 

[2] 

 

2.1 Teknik Pengumpulan Data 
Dengan mengimplementasikan framework 

CobIT 4.1 pada Control Objective ke-5 dari 

Domain Delivery and Support (DS), Ensuring 

System Security (Memastikan Keamanan Sistem) 

[5] untuk menjamin integritas informasi di PDE 

TU SMKN 24 dan dengan beberapa metode 

sebagai berikut : 

a) Wawancara dan diskusi 
Wawancara dilakukan dengan 

mengadakan tanya jawab secara 

langsung kepada pihak yang berwenang 

yaitu Ibu Sri Nuryani, BA, selaku Kabag. 

tata usaha (TU) Sekolah Menengah 

Kejuruan Negeri 24 Jakarta. 

b) Observasi 
Observasi dilakukan dengan mengamati 

keseharian para pegawai di lingkungan 

TU bidang PDE Sekolah Menengah 

Kejuruan Negeri 24 Jakarta. 

c) Dokumentasi 
Dokumentasi merupakan pengumpulan 

data dan pencarian data yang mendukung 

permasalahan dengan jalan menyalin 

laporan-laporan, dan catatan-catatan 

yang berkaitan dengan masalah yang 

dibahas termasuk mengisi checklist  

berdasarkan hasil wawancara. 

 

2.2 Identifikasi Resiko Keamanan 
 

Identifikasi resiko keamanan dibuat dalam 

bentuk tabel yakni tabel 1.1. 

 

Tabel 1.1 

Identifikasi Resiko Keamanan 

 

 



 

39 | P a g e  
 

 

 
 

 

Tabel 1.2 

Checklist yang digunakan dalam Wawancara 

 

 

 

 

 

 



   
         

40 | P a g e  
 

 
 

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 
 

Hasil observasi lapangan dan wawancara 

yang dilakukan oleh peneliti adalah pengelolaan 

teknologi informasi pada aspek DS 5 terkait 

dengan memastikan system keamanan TI yaitu: 

 

3.1 Penerapan sistem keamanan pada sistem 
informasi manajemen sekolah dilakukan 

dengan cara, user  dalam menggunakan hak 

aksesnya dibatasi dengan security matrix 

dimana semua pengguna komputer 

menerima otorisasinya berdasarkan role. 

Role yang diberikan disesuaikan dengan 

kebutuhan pengguna sesuai dengan job 

description tiap-tiap pengguna komputer. 

Role ini dimaksudkan untuk membatasi apa 

saja yang dapat dilakukan oleh program-

program tersebut. Pengaksesan Sistem 

Aplikasihanya dapat dilakukan oleh orang-

orang yang terotorisasi dan diberi wewenang 

untuk mengakses. Misalnya, data apa yang 

dapat diakses, data mana yang hanya dapat 

dilihat, ditambah, diubah atau dihapus, 

apabila pengaturan role ini tidak tepat, maka 

akan banyak pihak-pihak yang tidak 

berwenang dapat mengakses data tertentu, 

sehingga jika itu terjadi maka keyakinan 

akan integritas data akan menjadi berkurang 

dan juga akan terjadi banyak perubahan-

perubahan data yang tidak diinginkan. 

3.2 Setiap user  login  menggunakan password, 
dengan kombinasi angka dan huruf, 

password yang dimasukan tidak terlihat dan 

secara otomatisakan lock  user  apabila 

terjadi 3 kali kesalahan login  yang 

dilakukan oleh user , sistem aplikasi 

menampilkan pesan jika verifikasi login  

tidak valid dan yang dapat membuka 

kembali lock  user  adalah Administrator 

sehingga dengan adanya pembatasan sistem 

kesalahan dalam penginputan login  akses ini 

akan mempersulit bagi orang-orang yang 

tidak memiliki otoritas untuk mengakses ke 

sistem aplikasi. Penggunaan password 

bertujuan untuk mencegah kepada pihak-

pihak yang tidak mempunyai hak akses atas 

aplikasi dan data-data dalam PDE. 

3.3 Untuk melindungi akses dari luar, digunakan 
VPN (virtual private network), dimana untuk 

login  lewat internet, maka user  akan 

memasukkan password untuk melakukan 

akses. 

3.4 Untuk mengantisipasi perkembangan virus 
telah dipasanganti virus pada setiap 

komputer yang update  signature nya setiap 

ada virus baru, virus internasional 

dipergunakan antivirus Kespersky 2010 yang 

update  secara otomatis dan virus lokal 

dipergunakan antivirus Smadav Pro yang 

update  secara otomatis ketikat erhubung 

internet. 

3.5 Untuk keamanan aset-aset fisik, dalam tata 
usaha (TU) disediakan 2 buah pemadam 

kebakaran yang diletakkan masing-masing 

pada bagian PDE dan bagian Kepegawaian, 

hal ini dilakukan jika sewaktu-waktu ada 

kebakaran yang mungkin disebabkan oleh 

hubungan arus listrik pendek atau akibat 

yang lain. 

3.6 Bidang PDE beroperasi 8 jam setiap harinya 
(kecuali hari minggu/hari libur), 

dimonitoring seorang administrator yang 

memiliki staff TI sebanyak tiga orang yang 

kompeten dibidangnya, sehingga komputer 

PDE selalu ada pengawasan. 

3.7 PDE menggunakan Uninterupable Power 
Supply (UPS) yang digunakan untuk 

menstabilkan tegangan listrik, UPS ini juga 

berfungsi sebagai pengamanan data apabila 

listrik mati mendadak, UPS dapat bertahan 

kurang lebih 3 jam, sehingga dalam jangka 

waktu tersebut Administrator dapat 

melakukan back up data sekolah untuk 

disimpan di tempat yang lebih aman dan 

melakukan shut down sesuai dengan 

prosedur. 

3.8 Untuk pencegahan kerusakan perangkat 
keras, PDE melakukan kontrak pemeliharaan 

dengan pihak ketiga dimana pekerjaan 

pemeliharaan dilakukan oleh pihak ketiga 2 

kali setahun yaitu bulan November dan 

bulan April yang pelaksanaannya ditetapkan 

oleh sekolah, apabila hardware  ada masalah 



 

41 | P a g e  
 

pihak ketiga menyediakan pelayanan 24 jam 

dan pihak ketiga menjamin dapat 

menyelesaikan perbaikan masing-masing 

hardware  dalam jangka waktu paling lama     

3x24 jam, sedangkan untuk software, 

perusahaan membeli software yang 

berlisensi sehingga jelas legalitasnya. 

 

Berikut tabel hasil kuesioner DS5-Menjamin 

Keamanan Sistem. 

 

Tabel 1.3 

Level 0 – Non Existent 

 
 

 

 

 

 

 

 

Tabel 1.4 

Level 1 – Initial Ad-hoc 

 
 

Tabel 1.5 

Level 2 – Repeatable but Intuitive 

 

 

Tabel 1.6 

Level 3 – Define Process 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 1.7 

Level 4 – Manage and Measurable 

 
 

 

Tabel 1.8 

Level 5 – Optimised  

 



   
         

42 | P a g e  
 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
Tabel 1.9 

Penentuan Maturity  Level (Tingkat Kedewasaan) 

 

 
 

Dari hasil perhitungan checklist  seperti yang 

terlihat dari tabel diatas. Sekolah Menengah 

Kejuruan Negeri 24 Jakarta termasuk dalam 

kategori Maturity  Level 2 yaitu Repeatable but 

Intuitive. 

Level 2 (Repeatable but Intuitive) adalah ketika 

tanggung jawab dan penanggung jawab keamanan 

TI ditentukan dalam koordinator keamanan TI, 

walaupun manajemen otoritasnya terbatas. 

Kesadaran akan kebutuhan keamanan terpecah 

dan terbatas. Walaupun informasi terkait dengan 

keamanan diproduksi oleh sistem, namun tidak 

dianalisis. Layanan dari pihak ketiga mungkin 

tidak memenuhi kebutuhan keamanan perusahaan 

secara spesifik. Kebijakan keamanan sedang 

dikembangkan tetapi keahlian dan perakatan tidak 

mencukupi. Pelaporan keamanan TI tidak 

lengkap, cenderung membingungkan atau tidak 

berhubungan. Pelatihan keamanan tersedia namun 

dilakukan umumnya karena inisiatif individu.  

Keamanan TI terutama terlihat sebagai tanggung 

jawab dan area TI sementara bisnis tidak melihat 

keamanan TI dalam areanya. 

 

 

4. KESIMPULAAN  
Keamanan Teknologi Informasi di 

Pengolahan Data Elektronik (PDE) SMK Negeri 

24 Jakarta berdasarkan domain Delivery and 

Support (DS) Control Objective Ensuring System 

Security telah mencapai Maturity  Level 2 

(Repeatable but Intuitive). 

Untuk level Sekolah, ini sudah cukup 

termasuk kategori cukup optimal, hal ini dapat 

dilihat dari adanya pembatasan hak akses user  

yang didasarkan pada job description masing-

masing pegawai, setiap user  login  menggunakan 

password dengan kombinasi angka dan huruf, 

password yang dimasukan tidak terlihat dan 

secara otomatis akan lock  user  apabila terjadi 3 

kali kesalahan login  yang dilakukan oleh user 

[4]. 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA 

 
[1] Sarno, Riyanarto. 2009. Audit Sistem & 

Teknologi Informasi. Edisi Pertama. 

Surabaya: ITS Press. 

[2] IT Governance Institute. 2007. COBIT 4.1. 
USA: IT Governance Institute. 

[3] IT Assurance Guide: Using COBIT, Chicago, 
2007. 

[4] Mcleod, R dan Schell, G.P.2007. 
Management Information System. Prentice 

Hall. 

[5] IT Governance Institute. COBIT 4.0: 
Chicago, 2007. 
 

 

 



 

43 | P a g e